• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA GOA MBAH SURO DI KOTA SAWAHLUNTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA GOA MBAH SURO DI KOTA SAWAHLUNTO"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

1

ANALISIS PENGEMBANGAN OBJEK WISATA

GOA MBAH SURO DI KOTA SAWAHLUNTO

Andan Pramudhya Rachman1, Helmawati1, Evi Susanti Tasri2

1Jurusan Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta E-mail: andanpramudhya16@gmail.com, helmapadang@yahoo.co.id, evi.tasri74@yahoo.com

Abstract

Attractions Goa Mbah Suro is a famous historical tourist attraction in West Sumatra. But the development of this attraction is still stalled. The purpose of this study is to formulate appropriate development strategies to be implemented in Goa Mbah Suro attraction with a SWOT analysis. By analyzing the internal factors are the strengths and weakness, as well as external factors which consist of opportunities and threats. Data collection method is to use primary and secondary data. The results of this study the main potential possessed this attraction is the scenery beautiful, the air is cool and still beautiful. the weakness of this attraction is really the lack of promotion of Goa Mbah Suro travel. Opportunities this attraction which is one of the most visited tourist destinations in Sawahlunto people. However, the threat of this attraction is the presence of harmful gas content in Goa Mbah Suro. It can be concluded that the appropriate strategy for the development of this attraction is that strategies WO strategies to minimize weaknesses and seize opportunities.

Keywords : Internal , External , SWOT , Tourism

PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang kaya akan ragam sumber daya alam, lingkungan dan budaya. Indonesia juga sangat berpotensi dalam mengembangkan pariwisata sebagai sektor andalan masa depan. kekayaan potensi kepariwisataan Indonesia tidak saja mencakup unsur keindahan alam, keaslian, kelangkaan dan keutuhan, juga termasuk semua kekayaan budaya, flora, fauna, ekosistem, dan kondisi alam, yang jika dikelola dan dikembangkan secara profesional akan dapat menempatkan Indonesia sebagai negara tujuan utama wisata dunia.

Salah satu kota di Sumatera Barat yang cukup menawarkan objek wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi adalah Kota Sawahlunto yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Sumatera Barat yang telah berkembang menjadi kota wisata tambang sehingga dikenal dengan kota tua terbaik yang multietnik di Indonesia. Kota yang terletak 95 km sebelah timur laut Kota Padang ini, dikelilingi oleh 3 Kabupaten di Sumatra Barat, yaitu. Tanah Datar, Kabupaten Solok, dan Kabupaten Sijunjung. Riwayat sejarah Kota Sawahlunto tidak terlepas dari aktifitas pertambangan, yang sudah dimulai akhir abad ke-19. Aktifitas

(2)

2 pertambangan tersebut telah meninggalkan berbagai warisan sejarah dan kebudayaan.

Salah satu cagar budaya berupa peninggalan tambang yang diharapkan menjadi pendukung wisata adalah Goa Mbah Suro. Wisata sejarah ini memberikan aktraksi wisata berupa napak tilas pada areal bekas penambangan yang dibangun pada masa pemerintah kolonial Belanda. Lokasinya terletak di Tangsi Baru,

Kelurahan Tanah Lapang, Kecamatan Lembah Segar, Kota Sawahlunto. Goa Mbah Suro menjadi salah satu objek wisata yang terkenal di Sawahlunto karena merupakan bekas tambang terbesar di Sumatera Barat. Lubang tambang ini resmi dibuka oleh pemerintah Kota Sawahlunto pada tahun 2007 lalu yang dijadikan sebagai wisata tambang andalan di Kota Sawahlunto.

Tabel 1.1

Jumlah Pengunjung Wisata Goa Mbah Suro

Tahun Jumlah Pengunjung

2010 2.801

2011 3.891

2012 6.560

2013 10.279

Jumlah 23.531

Sumber: Dinas Pariwisata dan Kebudayaan, BPS Sumatera Barat, 2014

Berdasarkan data jumlah pengunjung diatas, dapat dilihat bahwa kunjungan wisatawan ke Goa Mbah Suro meningkat secara signifikan, mulai dari tahun 2010 terdapat sebanyak 2.801 orang pengunjung, dan pada tahun 2011 meningkat yaitu sebanyak 3.891 orang pengunjung, begitu pula dengan tahun 2012 juga ada peningkatan kembali sebanyak 6.560 orang pengunjung, lalu hingga tahun 2013 selalu terjadi

peningkatan jumlah kunjungan sebanyak 10.279 orang pengunjung. Maka objek wisata Goa Mbah Suro merupakan tempat wisata yang berpotensi baik untuk di kembangkan. Kualitas objek wisata disuatu kawasan merupakan salah satu unsur penentu dalam menarik wisatawan untuk datang ke suatu lokasi. Untuk itu persepsi pengunjung terhadap objek wisata Goa Mbah Suro perlu diketahui sebagai

(3)

3 masukan untuk pihak pengelola dan dinas pariwisata Kota Sawahlunto.

Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah potensi dan kelemahan pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro di Kota Sawah Lunto.

2. Apa sajakah faktor penghambat dan cara mengatasi hambatan dalam pengelolaan pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro di Kota Sawah Lunto.

Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui potensi dan kelemahan pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro di Kota Sawah Lunto.

2. Untuk mengetahui faktor penghambat dan cara mengatasi hambatan dalam pengelolaan pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro di Kota Sawah Lunto.

Manfaat Penelitian

1. Untuk bahan masukan bagi pemerintah Kota Sawah Lunto dalam melaksanakan pengelolaan pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro di Kota Sawah Lunto. 2. Untuk informasi dan referensi bagi

daerah lainnya khususnya dalam pengembangan potensi daerah dan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan serta sebagai lahan

landasan bagi penulis lain yang membahas yang sama.

TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Pariwisata

Dalam pengembangan kepariwisataan peranan pemerintah daerah sesuai dengan kewenangan otonominya berfungsi sebagai pelaksanaan pembangunan dan pengembangan daerahnya sesuai dengan ketentuan dan peraturan pemerintah. (UU RI No. 10 tahun 2009 pasal 1) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, pemerintah daerah.

Menurut R.G Soekadijo (2000: 2) dituliskan bahwa “pariwisata itu ialah segala kegiatan yang berhubungan dengan wisatawan”. Dengan kepariwisataan diartikan keseluruhan hubungan antara manusia yang hanya berada sementara waktu dalam suatu tempat bukan kediamannya dan berhubungan dengan manusia-manusia yang tinggal di tempat itu.

Objek wisata yaitu segala objek yang dapat menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk dapat mengunjunginya. Misalnya, keadaan alam, bangunan bersejarah, kebudayaan, dan pusat-pusat rekreasi modern. Kamus istilah

(4)

4 pariwisata menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan dengan objek wisata, antara lain sebagai berikut. Menurut A. Hari Karyono (1997: 28) :

1. Objek Wisata

Perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk dikunjungi wisatawan.

2. Objek Wisata Alam

Objek wisata dan daya tariknya bersumber pada keindahan dan kekayaan alam.

3. Objek Wisata Budaya

Objek wisata yang daya tariknya bersumber pada kebudayaan, seperti peninggalan sejarah, museum, atraksi kesenian, dan objek lain yang berkaitan dengan budaya.

Penelitian Terdahulu

Triska Gusriani, Erni Febrina Harahap, Evi Susanti Tasri, 2014 melakukan penelitian dengan variabel faktor internal dan eksternal, hasil dari penelitian yaitu potensi utama objek wisata ini adalah pemandangannya yang indah, berhawa sejuk dan masih asri, kelemahan dari objek wisata ini adalah sangat kurangnya pengadaan event-event tertentu dilokasi.

Soebagyo, 2012 melakukan penelitian dengan menggunakan variabel faktor internal dan eksternal Strategi Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Hasil dari penelitian ini adalah pariwisata di indonesia memiliki kekuatan serta peluang yaitu dalam pariwisata daerah tempat wisata yang masih tradisional dan alami,sementara kendala yang di miliki masih rendahnya kualitas sumber daya manusia dan gangguan keamanan yang sering timbul serta jaminan perlindungan dan keamanan bagi para wisatawan yang masih kurang.

Dewi Kusuma Sari, 2011 melakukan penelitian Pengembangan Pariwisata Objek Wisata Pantai Sigandu Kabupaten Batang dengan variabel yaitu biaya perjalanan pantai Sigandu, biaya perjalanan objek wisata lain (Pantai Widuri), penghasilan, pendidikan, umur, dan jarak. Hasil penelitian yang berpengaruh secara signifikan pada frekuensi kunjungan ke Pantai Sigandu ialah variabel biaya perjalanan pantai sigandu, biaya perjalanan objek wisata lain (Widuri), penghasilan, dan jarak pada tingkat signifikan 5%.

(5)

5

METODOLOGI PENELITIAN Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang penulis gunakan dalam penelitian ini, adalah menggunakan data Primer dan Sekunder. Data primer diperoleh melalui survey ke lapangan dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk kuisioner kepada masyarakat setempat, wisatawan dan pengelola objek wisata. Dan data sekunder yang diperoleh melalui dinas-dinas terkait.

Populasi dan Sampel Populasi

Populasi merupakan jumlah seluruh objek yang ditulis, diamati atau diwawancarai, dimana akan menarik suatu kesimpulan dari objek tersebut sesuai dengan tujuan penelitiannya (Abdurrahmat Fathoni. 2006). Dan yang menjadi populasi adalah masyarakat yang berada disekitar lokasi objek wisata Goa Mbah Suro dan Pengunjung objek wisata Goa Mbah Suro.

Sampel

Sampel merupakan sebagian unit populasi. Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel adalah ditarik secara proporsional ( propotional random sampling ) yaitu teknik pengambilan

sampel yang dilakukan dengan menyeleksi setiap unit sampling sesuai dengan ukuran atau proporsi unit sampling. Untuk menentukan besar sampel yang digunakan

rumus Slovin (Uma, 2006) Sebagai berikut : N n = 1+ N (e)2 Dimana : n = ukuran sampel N = ukuran populasi

E = persentase kelonggaran karena

kesalahan pengambilan sampel (10%)

Metode Analisis SWOT

Secara umum metode SWOT adalah metode perencanaan yang mempelajari langkah-langkah dalam analisis situasi internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan ancaman) dalam penyusunan strategi atau program pembangunan.

Dalam analisis SWOT ini penulis akan mengidentifikasikan faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan Objek Wisata baik dari sisi internal maupun eksternal. Analisis SWOT dapat menganalisis faktor-faktor yang termasuk di dalamnya adalah kekuatan atau potensi dan kelemahan (Strenghts dan Weakness), faktor-faktor eksternal yang didalamnya adalah peluang dan ancaman (Opportunity

(6)

6

GAMBARAN UMUM WILAYAH, HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran Umum Kawasan Objek Penelitian

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumaatera Barat : Kota Sawahlunto Dalam Angka (2014), Kota Sawahlunto merupakan salah satu kota di Propinsi Sumatera Barat dengan ibukota Lembah Segar, terletak antara 00 33’ 40”- 00 48’ 33” Lintang Selatan dan 1000 41’ 59” – 1000 49’ 60” Bujur Timur mempunyai luas 27.345 Ha atau sekitar 0,65 persen dari luas Propinsi Sumatera Barat. Wilayah administrasi Kota

Sawahlunto terdiri dari 4 Kecamatan, 10 Kelurahan, dan 2 Desa.

Kota Sawahlunto adalah salah satu kota di Sumatera Barat yang cukup menawarkan Objek Wisata yang cukup menarik untuk dikunjungi adalah Kota Sawahlunto yang merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Provinsi Sumatera Barat yang telah berkembang menjadi kota wisata tambang sehingga dikenal dengan kota tua terbaik yang multietnik di Indonesia. Riwayat sejarah Kota Sawahlunto tidak terlepas dari aktifitas pertambangan, yang sudah dimulai akhir abad ke-19. Aktifitas pertambangan tersebut telah meninggalkan berbagai warisan sejarah dan kebudayaan.

Hasil Penelitian Dan Pembahasan Distribusi Frekuensi Variabel Strenght Objek Wisata Goa Mbah Suro Di Kota Sawahlunto No Indikator Item

Rata-Rata

TCR (%)

Keterangaa n

1 Pemandangan di objek wisata Goa Mbah Suro indah, berhawa sejuk dan masih asri.

S1 4,31 86,2% BAIK

2 Lokasi objek wisata Goa Mbah Suro mudah dijangkau.

S2 4,25 85% BAIK

3 Objek wisata Goa Mbah Suro kelihatan unik dengan banyak peninggalan sejarah pada zaman penjajahan dahulu.

S3 4,33 86,6% BAIK

4 Pengelolaan objek wisata Goa Mbah Suro mendapatkan dukungan yang baik dari pemerintah daerah Kota Sawahlunto

S4 4,41 88,2% BAIK

Rata-rata TCR Variabel 4,325 86,5% BAIK

Sumber : Data Lapangan Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.6 diperoleh

informasi bahwa rata-rata indikator variabel Strenghts/Potensi objek wisata

Goa Mbah Suro, dimana secara keseluruhan hasil perhitungan tingkat capaian jawaban responden menemukan

(7)

7 nilai rata-rata sebesar 4,325 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 86,5 %, pada kategori penilaian baik. (Arikunto,

2002). Penelitian ini menunjukkan bahwa strenghts/potensi yang dimiliki objek wisata Goa Mbah Suro besar.

Distribusi Frekuensi Variabel Weaknesses Objek Wisata Goa Mbah Suro Di Kota Sawahlunto

No Indikator Item Rata-rata TCR (%) Keterangan

1 Promosi terhadap objek wisata Goa Mbah Suro masih kurang.

W1 3,59 71,8 % Cukup

2 Pengadaan event-event tertentu dilokasi objek wisata Goa Mbah Suro masih kurang.

W2 3,73 74,6 % Cukup

3 Sambungan jaringan Wifi

dilokasi Goa Mbah Suro masih kurang.

W3 3,69 73,8 % Cukup

4 Hubungan kerja sama antara pengelola objek wisata dengan dinas-dinas terkait masih kurang.

W4 3,37 67,4 % Kurang

Rata-rata TCR Variabel 3,595 71,9 % Cukup

Sumber : Data Lapangan Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.7 diperoleh informasi bahwa rata-rata indikator variabel Weaknesses/Kelemahan objek wisata Goa Mbah Suro, dimana secara keseluruhan hasil perhitungan tingkat capaian jawaban responden menemukan nilai rata-rata sebesar 3,595 dengan tingkat capaian responden (TCR) sebesar 71,9 %,

pada kategori penilaian baik. (Arikunto, 2002). Penelitian ini menunjukkan bahwa

Weaknesses/Kelemahan yang dimiliki

objek wisata Goa Mbah Suro perlu di waspadai karena bisa menjadi penghambat pengembangan wisata Goa Mbah Suro.

(8)

8

Distribusi Frekuensi Variabel Opportunities Objek Wisata Goa Mbah Suro Di Kota Sawahlunto

No Indikator Item Rata-rata TCR (%) Keterangan

1 Keberadaan objek wisata Goa Mbah Suro dapat meningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).

O1 4,2 84 % Baik

2 Objek wisata Goa Mbah Suro menjadi daerah tujuan wisata.

O2 4,37 87,4 % Baik

3 Objek wisata Goa Mbah Suro dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

O3 4,1 82 % Baik

4 Keberadaan objek wisata Goa Mbah Suro menjadi salah satu lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat sekitar.

O4 3,89 77,8 % Cukup Baik

Rata-rata TCR Variabel 4,14 82,8 % Baik

Sumber : Data Lapangan Diolah, 2016

Berdasarkan tabel 4.8 diperoleh informasi bahwa rata-rata indikator variabel Opportunities/Peluang objek wisata Goa Mbah Suro, dimana secara keseluruhan hasil perhitungan tingkat capaian jawaban responden menemukan nilai rata-rata sebesar 4,14 dengan tingkat

capaian responden (TCR) sebesar 82,8 %, pada kategori penilaian baik. (Arikunto, 2002). Penelitian ini menunjukkan bahwa

Opportunities/Peluang yang besar dimiliki

objek wisata Goa Mbah Suro untuk berkembang.

Distribusi Frekuensi Variabel Threats Objek Wisata Goa Mbah Suro Di Kota Sawahlunto

No Indikator Item Rata-rata TCR (%) Keterangan

1 Adanya pengembangan objek wisata lain yang menjadi ancaman dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro.

T1 3,18 63,6 % Kurang

Mengancam

2 Adanya kandungan gas yang berbahaya yang terdapat didalam Goa Mbah Suro.

T2 2,99 59,8 % Tidak

Mengancam

3 Terjadinya bencana alam seperti gempa bumi atau longsor yang menjadi ancaman.

T3 3,44 68,8 % Kurang

Mengancam

4 Adanya hewan berbisa yang dapat mengancam pengunjung.

T4 2,71 54,2 % Tidak

Mengancam

Rata-rata TCR Variabel 3,08 61,6 % Kurang Mengancam

(9)

9 Hasil penilain indikator

Threats/Ancaman objek wisata Goa Mbah

Suro mempunyai 4 item pertanyaan. Penilaian item pertanyaan 1 (pertama) berkaitan dengan perkembangan berbagai objek wisata lain, dan hasil perhitungan tingkat capaian jawaban responden menemukan nilai rata-rata sebesar 3,18 dengan TCR 63,6 % pada kategori penilaian kurang mengancam. Hal ini menunjukkan bahwa perkembangan berbagai objek wisata lain kurang mengancam bagi objek wisata Goa Mbah Suro, karena objek wisata Goa Mbah Suro sendiri mempunyai daya tarik sendiri, seperti setiap pengunjung yang selesai menelusuri Goa Mbah Suro akan mendapatkan sertifikat. Sertifikat tersebut

bukti bahwa telah berhasil menjelajahi Goa Mbah Suro.

Bobot dan Skor SWOT Objek Wisata Goa Mbah Suro

S (Strenghts)

S (Strenghts/potensi) adalah sumberdaya dan tatanan yang dimiliki objek wisata baik yang sudah maupun yang belum dimanfaatkan sehingga apabila diberdayakan akan memberikan kontribusi yang cukup besar untuk objek wisata itu sendiri.

Berikut hasil dalam bentuk bobot dan skor terhadap variabel

strenghts/potensi yang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini:

Bobot Skor Strenghts Pengembangan Objek Goa Mbah Suro

Strenghts Bobot Skor B × S

S1 25 4 100

S2 25 4 100

S3 25 4 100

S4 25 4 100

Total 100 400

Sumber : Data Lapangan diolah, 2016

Dari hasil perhitungan tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa Strengths/potensi terletak pada keseluruhan Strengths/potensi yang ada di objek wisata Goa Mbah Suro (S1,S2,S3,S4).

Keindahan cagar alam yang ada didalam objek wisata Goa Mbah Suro bisa

dijadikan potensi, karena 47% responden mengatakan sangat setuju bahwa objek wisata Goa Mbah Suro memiliki pemandangan yang indah.

Lokasi objek wisata Goa Mbah Suro mudah dijangkau dijadikan potensi, karena 51% responden mengatakan sangat

(10)

10 setuju bahwa objek wisata Goa Mbah Suro terletak di dekat pusat Kota Sawahlunto.

Keunikan peninggalan sejarah yang ada di objek wisata Goa Mbah Suro dijadikan potensi, karena 52% responden mengatakan sangat setuju bahwa objek wisata Goa Mbah Suro merupakan tempat peninggalan sejarah bekas tambang pada Zaman Belanda dan di dalam Goa Mbah Suro terdapat batu bara berwarna hitam yang khas.

Dukungan yang baik dari Pemerintah daerah Kota Sawahlunto dijadikan potensi, karena 57% responden mengatakan sangat setuju bahwa objek

wisata Goa Mbah Suro mendapat dukungan yang baik dari Pemerintah Kota Sawahlunto dalam pengelolaannya.

W (Weaknesses)

W (Weaknesses/kelemahan) adalah sumber daya yang dimiliki objek yang masih belum memberikan kontribusi strategis yang diharapkan bahkan berpotensi menjadi penghambat pengembangannya.

Berikut hasil dalam bentuk bobot dan skor terhadap variabel

weaknesses/kelemahan yang dapat dilihat

pada tabel dibawah ini:

Bobot Skor Weaknesses Pengembangan Objek Goa Mbah Suro

Weaknesses Bobot Skor B × S

W1 25 4 100

W2 26 4 104

W3 26 4 104

W4 23 3 69

Total 100 377

Sumber : Data Lapangan diolah, 2016

Dari hasil perhitungan tabel 4.8 di

atas dapat dilihat bahwa

weaknesses/kelemahan terbesar terletak

pada W2 dan W3 artinya pengadaan

event-event dan pengelolaan objek wisata Goa

Mbah Suro masih kurang, hasil penelitian 39% responden mengatakan setuju bahwa

event-event di objek wisata Goa Mbah

Suro masih kurang dan 30% responden mengatakan setuju bahwa pengelolaan

objek wisata Goa Mbah Suro masih kurang.

Kelemahan selanjutnya terletak pada W1, karena 41% responden mengatakan setuju bahwa promosi objek wisata Goa Mbah Suro masih kurang. Kelemahan yang terakhir terletak pada W4, karena 37% responden mengatakan netral bahwa kerjasama antara pengelola dengan dinas-dinas terkait masih kurang.

(11)

11

O (Opportunities)

O (Opportunities/Peluang) adalah unsur-unsur diluar objek kajian yang apabila dimanfaatkan akan berpengaruh positif

Berikut hasil dalam bentuk bobot dan skor terhadap variabel

Opportunities/Peluang yang dapat dilihat

pada tabel 4.9 dibawah ini :

Tabel 4.12

Bobot Skor Opportunities Pengembangan Objek Goa Mbah Suro

Opportunities Bobot Skor B × S

O1 25 4 100

O2 26 4 104

O3 25 4 100

O4 23 4 92

Total 100 396

Sumber : Data Lapangan diolah, 2016

Dari hasil perhitungan tabel 4.9 di

atas dapat dilihat bahwa

Opportunities/peluang terbesar terletak

pada O2, karena 50% responden mengatakan sangat setuju bahwa objek wisata Goa Mbah Suro mempunyai peluang yang besar untuk menjadi daerah tujuan wisata.

Peluang berikutnya terletak pada O1 dan O3, karena 42% responden mengatakan sangat setuju bahwa keberadaan objek wisata Goa Mbah Suro memberikan kontribusi yang besar bagi Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Sawahlunto dan 41 % responden mengatakan setuju bahwa keberadaan objek wisata Goa Mbah Suro

dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar.

Peluang yang terakhir terletak pada O4, karena 42% responden mengatakan setuju bahwa objek wisata Goa Mbah Suro bisa membuka lapangan pekerjaan yang baru bagi masyarakat sekitar.

T (Threats)

T (Threats/Ancaman) unsur-unsur diluar objek kajian yang bersiat kontra/produkti (merusak) pada gilirannya akan menjadi penghambat-penghambat pengembangannya.

Berikut hasil dalam bentuk bobot dan skor terhadap variabel

Threats/Ancaman yang dapat dilihat pada

(12)

12

Tabel 4.13 Bobot Skor Threats Pengembangan Objek Goa Mbah Suro

Threats Bobot Skor B × S

T1 26 3 78

T2 24 3 72

T3 28 3 84

T4 22 3 66

Total 100 300

Sumber : Data Lapangan diolah, 2016

Dari hasil perhitungan tabel 4.13 di atas dapat dilihat bahwa Threats/Ancaman terbesar terletak pada T3, karena 32 % responden mengatakan setuju bahwa ancaman yang terbesar pada objek wisata Goa Mbah Suro adalah bencana alam.

Ancaman kedua terletak pada T1, karena 30 % responden mengatakan netral bahwa ancaman dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro adalah perkembangan dari objek wisata lain.

Ancaman ketiga terletak pada T2, karena 30 % responden mengatakan netral bahwa ancaman dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro adalah adanya kandungan gas yang berbahaya terdapat di dalam Goa Mbah Suro.

Ancaman yang terakhir terletak pada T4, karena 26 % responden mengatakan sangat tidak setuju bahwa ancaman dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro adalah adanya hewan berbisa di dalam Goa Mbah Suro.

Penetapan Skala Prioritas Pengembangan Objek Wisata Goa

Mbah Suro Di Kota Sawahlunto

Membaca hasil penelitian pendekatan SWOT dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro, maka dapat ditetapkan skala prioritas strategi pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro :

1. Strenghts Oppotunities (SO) merupakan aplikasi dari mengurangi strategi S dengan O, dimana 400 – 396 = + 4, berarti strategi untuk mengembangkan potensi lebih diprioritaskan dibanding peluang yang ada (S lebih urgen dari pada O) dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro. Kesimpulannya memaksimalkan potensi objek wisata Goa Mbah Suro untuk meraih peluang mengembangkan objek wisata tersebut.

2. Strenghts Threats (ST) merupakan aplikasi dari mengurangi Strategi S dengan T, di mana 400 – 300 = +

(13)

13 100, berarti strategi untuk memaksimalkan potensi merupakan hal yang lebih diprioritaskan dari pada ancaman yang ada (S lebih urgen dari pada T) dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro. Kesimpulannya, memaksimalkan potensi objek wisata Goa Mbah Suro dan

meminimalkan ancaman

(menghindari ancaman).

3. Weaknesess Opportunities (WO) merupakan aplikasi dari mengurangi strategi W dengan O, dimana 300 – 396 = - 96 berarti strategi untuk minimalkan kelemahan merupakan hal yang lebih diprioritaskan dari pada peluang yang ada (O lebih urgen dari pada W) dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro. Kesimpulannya, meminimalkan kelemahan yang ada pada objek wisata Goa Mbah Suro dapat meraih peluang yang ada dalam mengembangkan objek wisata tersebut.

4. Weaknesess Threat (WT) merupakan aplikasi dari mengurangi strategi W dengan T, dimana 377 – 300 = + 77 berarti strategi untuk meminimalkan kelemahan merupakan hal yang

lebih diprioritaskan dari pada ancaman yang ada (W lebih urgen dari pada T) dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro. Kesimpulannya, meminimalkan kelemahan dapat mengurangi ancaman yang dapat menghambat perkembangan objek wisata Goa Mbah Suro.

KESIMPULAN, SARAN DAN KEBIJAKAN

Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro dengan menggunakan pendekatan SWOT pada akhirnya penulis dapat menarik kesimpulan dalam aspek positif potensi dan peluang serta kelemahan dan ancaman terhadap pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro ini ke depan.

1. STRENGHTS

(KEKUATAN/POTENSI)

Dari hasil analisis deskriptif potensi dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro ini terletak pada pemandangan yang indah dan kesejukan udara di sekitar lokasi objek wisata Goa Mbah Suro, lokasi objek wisata Goa Mbah Suro terletak dekat dengan pusat Kota Sawahlunto, objek wisata Goa Mbah Suro merupakan tempat peninggalan sejarah bekas

(14)

14 tambang pada Zaman Belanda dan di dalamnya terdapat batu bara berwarna hitam yang khas. Objek Wisata Goa Mbah Suro mendapat dukungan yang baik dari pemerintah daerah Kota Sawahlunto dalam pengelolaaannya. Sehingga agar tidak terjadinya penurunan jumlah kunjungan ke lokasi Goa Mbah Suro pemerintah harus bisa lagi untuk meningkatkan fasilitas yang ada di objek wisata Goa Mbah Suro. 2. WEAKNESSES (KELEMAHAN) Dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro juga terdapat kelemahan yang sangat dominan, baik dengan menggunakan analisis deskriptif maupun SWOT yang menjadi kelemahan utama objek wisata Goa Mbah Suro yaitu sangat kurangnya pengadaan event-event tertentu dan kurangnya sambungan wifi dilokasi objek wisata Goa Mbah Suro, Oleh karena itu dinas pariwisata Kota Sawahlunto mampu dalam memberikan pelayananyang baik dan fasilitas yang memadai agar semakin bertambahnya jumlah kunjungan ke lokasi Goa Mbah Suro.

3. OPPORTUNITIES (PELUANG) Pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro mempunyai peluang yang begitu besar, baik dengan menggunakan analisis deskriptif maupun dengan

menggunakan analisis SWOT pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro memiliki peluang yang sangat besar untuk menjadi daerah tujuan wisata. Agar peluang di objek wisata Goa Mbah Suro tetap terjaga dengan baik, pemerintah juga ikut membantu dalam meningkatkan fasilitas yang ada di lokasi Goa Mbah Suro.

4. THREATS (ANCAMAN)

Dari hasil analisis deskriptif maupun analisis SWOT yang menjadi ancaman terbesar dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro adalah terjadinya bencana alam.

Saran

Agar tercapainya tujuan-tujuan dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro perlu diusahakan hal-hal sebagai berikut :

1. Kepada pemerintah disarankan, agar memperhatikan dan mengidentifikasi serta mengatasi kelemahan dan ancaman yang mungkin muncul, serta memanfaatkan potensi dan peluang besar dalam proses pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro diikuti dengan penguatan kebijakan, sosialisasi dalam pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro.

(15)

15 2. Kepada stakeholder, pakar

perguruan tinggi di bidangnya, pihak swasta dan masyarakat agar memberikan dukungan dalam upaya pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro. Disamping memberikan kontrol yang sehat sehingga pemerintah dapat memfasilitasi pengembangannya kearah yang di inginkan yaitu menjadi daerah tujuan wisata. Salah satu peninggalan sejarah bekas yang merupakan bekas tambang terbesar di Sumatera Barat.

Implikasi Kebijakan

Setelah ditetapkan strategi-strategi yang akan dilaksanakan maka diperlukan adanya suatu kebijakan sebagai pendukung bagi upaya program pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro. Adapun kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mendukung rencana pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro ini yaitu :

1. Dinas Pariwisata

Kebijakan pemerintah dalam rencana pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro dengan cara menjalin kerjasama yang baik di tingkat nasional maupun internasional dan menangkap peluang-peluang yang ada serta meminimalisasi tantanga-tantangan yang dapat menghambat atau

bahkan mengganggu jalannya

program perencanaan

pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro.

Adapun kebijakan yang disarankan kepada Dinas Parawisata yaitu dengan mengadakan berbagai event-event tertentu di lokasi wisata. Karena dengan diadakannya berbagai event-event di lokasi wisata maka dapat menjadi faktor penarik wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata Goa Mbah Suro. Di samping itu ancaman objek wisata Goa Mbah Suro juga cukup besar yaitu terjadinya bencana alam, oleh karena itu disarankan kepada Dinas Parawisata agar menerapkan berbagai strategi yang dapat meminimalkan kelemahan, serta meminimalkan ancaman untuk meraih peluang.

2. Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto

Kebijakan pemerintah dalam rencana pengembangan objek wisata Goa Mbah Suro dengan cara memanfaatkan potensi yang dimiliki dan berusaha meraih peluang.peluang yang ada. Pemerintah Daerah Kota Sawahlunto juga disarankan agar

(16)

16 bisa memfasilitasi objek wisata Goa Mbah Suro.

DAFTAR PUSTAKA

2014. Kota Sawahlunto Dalam Angka, Badan Pusat Statistik : Padang Arikunto, Suharsimi., 2002, Metodologi

Penelitian. PT. Rineka Cipta:

Jakarta.

Baridwan Z., 1992, Intermediate Acounting, Yogyakarta: BPFE.

Direktorat Jenderal Pariwisata. 1987.

Pariwisata Indonesia. Jakarta.

Direktorat Jenderal Pariwisata. Fathoni, Abdurrahmat., 2006. Metodologi

dan Teknik Penyusunan Skripsi Penelitian, Rineka Cipta: Jakarta..

Happy, Marpaung. 2002. Pengetahuan

Kepariwisataan. Yogyakarta.

Alfabet.

Huda, Nurul., 2007. Teknik Perencanaan

Pembangunan. Bung Hatta

University Press: Padang.

Markus., 2008. Analisis Pengembangan

Sektor Pariwisata Di Kabupaten

Kepulauan Mentawai. Fakultas

Ekonomi Universitas Bung Hatta (tidak di publikasikan): Padang. Rangkuti, Freddy., 2006. Analisis SWOT

Teknik Membedah Kasus Bisnis. PT

Gramedia Utama: Jakarta.

Sari, Dewi Kusuma., 2011. Pengembangan

Pariwisata Objek Wisata Pantai

Sigandu Kabupaten Batang,

(http://eprints.undip.ac.id/28512/1/ Full_Text.pdf) di unduh tanggal 22 September 2015.

https://baktiwaluyo.wordpress.com/2010/0

5/09/cerita-di-balik-lubang-tambang-mbah-suro/ di akses tanggal 22 September 2015.

Triska dkk., 2014. Analisis Pengembangan

Objek Wisata Istana Basa

Pagaruyung Di Kabupaten Tanah Datar, Vol 4 No 3

http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?jo urnal=JFEK&page=article&op=vie w&path[]=2566) di unduh tanggal 22 September 2015.

Undang – Undang RI No 10 Tahun 2009, Bab I Pasal I, Tentang Kepariwisataan,Citra Umbara: Bandung.

Yunusiyah, Emilia EI., 2008. Kajian

Pengembangan Kawasan

Pariwisata Mandeh Di Kabupaten Pesisir Selatan. Fakultas Ekonomi

Universitas Bung Hatta (tidak di publikasikan): Padang.

http://sawahluntotourism.com/index.php/D estinationTujuanWisataSawahlunto/Luban g-Mbah-Suro-Terowongan-Panjang-di-Bawah-Kota-Sawahlunto diakses tanggal 5 Januari 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Indonesia sebagai Negara yang sedang berkembang mempunyai potensi alam, seni dan budaya yang cukup besar yang dapat dijadikan sebagai modal untuk mengembangkan industri

Berdasarkan analisa tersebut, strategi utama untuk pengembangan objek wisata Lubang Mbah Suro adalah dengan pembenahan diri yaitu melakukan pengembangan terowongan dengan

Selain potensi alam, kawasan Batu Hoda juga memiliki Sumber Daya Budaya. yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata,

Adanya perhatian pemerintah yang mengedepankan sektor pariwisata perlu difokuskan pada pengembangan potensi DTW alam sehingga dapat menarik sektor lain untuk terlibat

Pariwisata merupakan salah satu alternatif dalam meningkatkan ekonomi di Provinsi Kepulauan Riau, karena dengan mengembangkan sektor ini diharapkan banyak wisatawan

Kota Wisata Batu merupakan salah satu kota di Indonesia yang mulai berbenah dengan menjadikan pariwisata sebagai suatu industri untuk mengembangkan sektor

3 Sebagai Negara yang mempunyai potensi alam serta budaya yang kaya dan beragam, pemerintah Indonesia bertekad untuk mengembangkan pariwisata, hal ini dapat dibuktikan dengan

Kemudian dari hasil analisis SWOT diperoleh konsep pengembangan objek wisata Danau Tendetung yaitu memadukan konsep pengembangan pariwisata alam, pariwisata budaya, dan pariwisata