• Tidak ada hasil yang ditemukan

Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Disusun oleh : Kelompok 1. Kelas : IIIB KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA PADA LANSIA

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Gerontik Dosen Pengampu : Rahayu Wijayanti, S Kep, Ns, M Kep, Sp Kom

Disusun oleh : Kelompok 1

1. Inayatul Mufidhah NIM : P1337420214017 2. Fajar Rahmawati NIM : P1337420214023 3. Sapto Dwi Saputro NIM : P1337420214035 4. Rini Yuliyani NIM : P1337420214046 5. Alma Untara Agnesia M. NIM : P1337420214052 6. Yanuar Bagus SantosaNIM : P1337420214102

7. Tri Utami NIM : P1337420214108 8. Novi Suryani NIM : P1337420214111 9. Rizqi Ajeng Pambudiarti NIM : P1337420214117

Kelas : IIIB

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG

PRODI DIII KEPERAWATAN PURWOKERTO 2016

(2)

A. Dasar Pemikiran

Lanjut usia merupakan siklus terakhir perkembangan manusia. Masa lansia adalah masa dimana semua orang berharap akan menjalani hidup dengan tenang, damai serta menikmati masa pensiun bersama anak dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya sering kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia. Lanjut usia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok orang yang sakitsakitan. Persepsi ini muncul karena memandang lanjut usia hanya dari kasus lanjut usia yang sangat ketergantungan dan sakitsakitan (Nugroho, 2008: hal. 2).

Kondisi lansia mengalami berbagai penurunan atau kemunduran baik fungsi biologis, mental maupun psikis. Lansia mengalami kemunduran secara biologis diantaranya yaitu jumlah sel menjadi sedikit dan lebih besar ukurannya, daya pendengaran mengalami penurunan, menurunnya penglihatan, kemampuan jantung dalam memompa darah menurun, temperatur tubuh menurun, otot-otot pernafasan kehilangan kekuatan, banyak gigi yang tanggal, indra pengecap menurun, sensitifitas lapar menurun, kulit mengerut atau keriput dan sebagainya. Lansia juga mengalami perubahan mental yaitu penurunan daya ingat atau memori yang sering disebut dengan dimensia (Azizah, 2011: hal. 8).

Masalah dimensia atau gangguan intelektual dan daya ingat pada lansia tentunya perlu segera diatasi. Salah satu cara atau metode untuk mengatasi dimensia adalah dengan terapi modalitas orientasi realita.

B. Definisi Terapi Aktifitas Kelompok

Terapi aktivitas kelompok adalah suatu upaya untuk memfasilitasi psikoterapis terhadap sejumlah lansia pada waktu yang sama untuk memantau dan meningkatkan hubungan interpersonal antar anggota. Terapi kelompok merupakan suatu psikoterapi yang dilakukan sekelompok

(3)

klien bersama-sama dengan jalan berdiskusi satu sama lain yang dipimpin atau diarahkan oleh seorang therapist (Yosep, 2009). Macam – macam dari terapi aktivitas kelompok adalah Orientasi realita, stimulasi persepsi, stimulasi kognitif, sosialisasi. Menurut Purwaningsih dan Karlina (2009) pengertian Terapi Aktifitas Kelompok adalah pendekatan untuk mengorientasikan klien terhadap situasi nyata (realitas). Pengertian yang lain menurut Keliat dan Akemat (2005), TAK orientasi realitas adalah upaya untuk mengorientasikan keadaan nyata kepada klien, yaitu diri sendiri, orang lain, lingkungan atau tempat, dan waktu.

Pada lansia biasa terjadi penurunan daya ingat tentang kenangan masa lalu, hal ini dapat mengakibatkan lansia merasa kehilagan jati diri untuk menanggulangi kendala ini maka perlu ada aktivitas yang memberi stimulus secara konsisten pada klien tentang orientasi realita. Stimulus tersebut meliputi stimulus tentang mengengang kenangan masa lalu yang meliputi mengenal kejadian, situasi, waktu, dan perasaan klien. Pemberian stimulus pada lansia dapat dilakukan dengan cara melakukan kegiatan mengajak klien mengenang kenangan masa lalu dan Tanya jawab tentang kejadian masa lalu.

C. Topik

Terapi aktivitas Orientasi realita pada lansia dengan Disorientasi Realita.

D. Tujuan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan fungsi kognitif dan afektif.

2. Tujuan Khusus

a. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya dengan tepat.

(4)

b. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada. c. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.

E. Jenis Kegiatan

Permainan dan Tanya jawab

F. Tempat dan Waktu Kegiatan

Terapi Aktivitas Kelompok ini dilaksanakan pada : hari, tanggal : Rabu, 07 September 2016

waktu : 30 menit

tempat : Balai Pertemuan RT 04 RW 01 Desa Mersi G. Alat yang Digunakan

1. Gambar 2. Dadu 3. Jam dinding

4.

Kalender

H. Peserta

Peserta yang mengikuti kegiatan TAK adalah lansia dengan kriteria : 1. Lansia memiliki kemauan untuk mengikuti TAK

2. Lansia berumur 60 tahun atau lebih

3. Lansia mengetahui cara berbahasa Indonesia. Nama lansia dan keadaan yang bersangkutan : 1. Tn.A

Sering salah dalam mengenal seseorang, sering lupa waktunya sholat, dan kadang lupa letak kamar mandi.

2. Ny.D

Kadang lupa nama keluarganya, sering lupa waktu makan, dan kadang lupa dimana tempat tinggalnya.

3. Ny.B

Kadang lupa namanya, sering lupa tanggal, dan kadang lupa dimana kamarnya.

4. Ny.Y

Sering lupa dan tidak mengenali orang disekitarnya, sering lupa hari, dan kadang lupa dimana tempat tinggalnya.

5. Ny.F

Kadang lupa nama-nama keluarganya, sering lupa waktu sholat dan kadang lupa rumahnya.

(5)

Kadang lupa nama orang-orang disekitarnya, sudah lupa tanggal lahir, dan kadang lupa letak tempat-tempat dirumahnya.

I. Pengorganisasian

1. Leader : Sapto Dwi Saputro 2. Co. Leader : Tri Utami

Fajar Rahmawati 3. Fasilitator 1 : Inayatul Mufidhah 4. Fasilitator 2 : Rini Yuliyani 5. Fasilitator 3 : Novi Suryani

6. Fasilitator 4 : Alma Untara Agnesia M 7. Observer 1 : Yanuar Bagus Santosa 8. Observer 2 : Rizqi Ajeng Pambudiarti Tugas masing masing pengorganisasian :

1. Leader : merupakan pimpinan dalam suatu tim dimana jalannya kegiatan dipimpin oleh seorang leader. Adapun tugas-tugas leader dalam TAK ini meliputi :

a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas kelompok sebelum kegiatan dimulai

b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan memperkenalkan dirinya

c. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan tertib

d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok e. Menjelaskan permainan.

2. Co leader : merupakan seseorang yang membantu leader saat jalannya TAK, apabila leader mengalami bloking ataupun hal lain yang bersangkutan terhadap leader. Adapaun tugas co leader dalam TAK ini meliputi :

a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas lansia

b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang

3. Observasi : merupakan seseorang yang mengobservasi kepada peserta dalam kegiatan TAK

4. Fasilitator : merupakan seseorang yang dapat memberikan motivasi kepada peserta dalam kegiatan untuk kesuksesan jalannya kegiatan tersebut. Adapun tugas-tugas fasilitator dalam kegiatan TAK ini meliputi

a. Memfasilitasi lansia yang kurang aktif

(6)

J. Denah TAK

K. Program Antisipasi

1. Penanganan lansia yang tidak aktif saat TAK a. Memanggil lansia

b. Memberi kesempatan kepada lansia tersebut untuk menjawab sapaan perawat atau lansia yang lain.

2. Bila lansia meninggalkan TAK a. Panggil nama lansia

b. Tanya alasan lansia meninggalkan atau tidak mengikuti TAK c. Berikan penjelasan tentang tujuan TAK dan berikan penjelasan

pada lansia bahwa lansia dapat melaksanakan keperluannya setelah itu lansia boleh kembali lagi

d. Berikan sangsi kepada lansia jika lansia keluar dari TAK tanpa seijin perawat.

3. Bila ada lansia yang ingin ikut

Beri penjelasan bahwa TAK ini ditujukan pada lansia yang dipilih, jika lansia memaksa beri kesempatan untuk masuk dengan tidak mengikuti permainan pada TAK tersebut.

L. Langkah Kegiatan TAK 1. Persiapan

a. Membuat kontrak dengan lansia

b. Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan

Simbol Keterangan Leader CO leader Observer Peserta TAK Fasilitator

(7)

2. Orientasi

a. Salam terapeutik

b. Salam dari terapis kepada lansia c. Menjelaskan tujuan TAK

d. Menanyakan perasaan lansia saat ini e. Menanyakan masalah yang dirasakan

f. Menanyakan penerapan TAK yang telah dilakukan 3. Kontrak

a. Waktu : 30 menit

b. Tempat : Balai Pertemuan RT 04 RW 01 Desa Mersi c. Jumlah lansia : 6

d. Jumlah perawat : 9

e. Perilaku yang diharapkan dari anggota : Lansia kooperatif f. Menjelaskan peraturan TAK :

1) Lansia mengikuti kegiatan dari awal sampai akhir, Jika ada lansia yang ingin meninggalkan kelompok, harus meminta izin kepada terapis

2) Kegiatannya yaitu melakukan gerakan permainan sesuai yang dicontohkan

3) Apabila lansia ingin bertanya, dengan cara mengajukan tangan terlebih dahulu

4) Lansia tidak boleh membuat kegaduhan. 4. Tahap Kerja

1) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara berurutan searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.

2) Terapis menjelaskan langkah berikutnya yaitu : Sesi ke I

a) Fasilitator membagikan potongan gambar kepada klien.

b) Klien mencari potongan gambar yang sama dengan klien lain, lalu klien yang memegang potongan gambar yang sesuai berkumpul menjadi satu. Lalu memperkenalkan nama lengkap, nama panggilan, dan hobi.

c) Ulangi langkah (b) sampai semua klien mendapatkan giliran. d) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien

dengan mengajak klien lain bertepuk tangan. Sesi ke II

a) Klien memilih nomor secara acak dari 1-6.

b) Dadu akan dikocok, lalu angka dadu yang muncul menunjukan klien yang akan menyebutkan alamat dan dimana sekarang

(8)

berada. Misalnya, angka dadu yang muncul adalah 2, maka klien yang pegang nomor 2 menyebutkan alamat dan dimana sekarang berada.

c) Ulangi langkah (b) sampai semua klien mendapatkan giliran. d) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien

dengan mengajak klien lain bertepuk tangan. Sesi ke III

a) Klien memilih nomor secara acak dari 1-6.

b) Dadu akan dikocok, lalu angka dadu yang muncul menunjukan klien yang akan menyebutkan hari, tanggal dan jam. Misalnya, angka dadu yang muncul adalah 2, maka klien yang pegang nomor 2 diperkenankan menyebutkan hari, tanggal dan jam. c) Ulangi langkah (b) sampai semua klien mendapatkan giliran. d) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien

dengan mengajak klien lain bertepuk tangan. 5. Rincian Kegiatan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta 1. 5 menit Pembukaan :

1 Memberi salam

2 Menjelaskan tujuan penyuluhan

3 Menyebutkan materi/pokok bahasan yang akan disampaikan

Menjawab salam Mendengarkan Memperhatikan

2. 15 menit Pelaksanaan :

Melakukan terapi aktivitas kelompok orientasi realita : 1. Orang 2. Tempat 3. Waktu 4. Menyimak Memperhatikan Bertanya 3. 5 menit Evaluasi :

1. Klien mampu meningkatkan kognitifnya

2. Klien mampu memperbaiki afektifnya

3. Klien mampu merubah psikomotoriknya

Merespon Bertanya

Menjawab pertanyaan

4. 5 menit Penutup :

(9)

telah dilakukan

2 Menyampaikan terimakasih atas perhatian dan waktu yang telah diberikan kepada peserta

3 Mengucapkan salam

Menjawab salam

6. Tahap Terminasi a. Evaluasi

1) Terapis menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK 2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok

3) Terapis memberikan kesempatan kepada lansia untuk bertanya apabila belum mengerti.

b. Tindak lanjut

1) Terapis menganjurkan lansia untuk belajar mengendalikanDisorientasi Realitanya dengan melakukan hal-hal positif.

2) Kontrak yang akan datang

3) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang 4) Menyepakati waktu dan tempat.

7. Evaluasi

a. Evaluasi Proses 1) Subyektif

Menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK orientasi realita

2) Objektif

a) Lansia terlihat senang b) Lansia tampak rileks

c) Lansia mengikuti TAK sampai selesai d) Leader berperan dengan baik

e) Co leader aktif mengingatkan leader jika ada yang lupa f) Fasilitator berperan aktif membantu lansia melakukan

kegiatan

g) Observer menyampaikan hasil penilaiannya kepada masing-masing lansia.

b. Evaluasi Hasil

TAK orientasi realita dengan lansia gangguan Halusianasi, kemampuan lansia yang diharapkan adalah lansia mampu mengerti orientasi kognitif, sensori, dan realita dengan benar.

(10)

LEMBAR OBSERVASI TIM

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

No Kegiatan Rentan Kegiatan

Ya Tidak

1. Kegiatan terapi aktivitas di mulai tepat waktu 2. Leader membuka Kegiatan terapi aktivitas

3. Leader meberikan Salam pembuka Kegiatan terapi aktivitas di mulai tepat waktu

4. Leader memperkenalkan diri dan rekan – rekannya 5. Leader menjelaskan aturan Kegiatan terapi

aktivitas di mulai tepat waktu 6. Leader melakukan kontrak waktu

7. Leader memimpin Kegiatan terapi aktivitas dengan baik

8. Fasilitator memberikan informasi kepada peserta agar lebih aktif dalam Kegiatan terapi aktivitas 9. Fasilitator sebagai role play pada Kegiatan terapi

aktivitas

10. Tim memberikan apresiasi atau pujian pada peserta Kegiatan terapi aktivitas

11. Kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dari Kegiatan terapi aktivitas

LEMBAR OBSERVASI PESERTA

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA

No Nama Peserta Kooperatif Menyebutkan nama dengan benar Keaktifan peserta dalam mengikuti kegiatan Ket

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1. 2. 3.

(11)

4

DAFTAR PUSTAKA

Azizah. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Yogyakarta : Graha Ilmu Keliat dan Akemat. 2005. Terapi Aktifitas Kelompok. Jakarta : EGC

M., Atun. 2010. LANSIA sehat dan bugar pedoman merawat dan mendampingi orang lanjut usia. Bantul: Kreasi Wacana.

Nugroho, W. 2008. Keperawatan gerontik dan geriatrik Edisi 3. Jakarta: EGC. Purwaningsih, Wahyu dan Ina Karlina. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa

dilengkapi Terapi Modalitas dan Standart Operating Prosedur (SOP). Yogyakarta : Nuha Medika Press

(12)

Setyoadi & Kusharyadi. 2011. Terapi Modalitas Keperawatan pada Klien Psikogeriatrik. Jakarta : Salemba Medika

Stanley, M. 2007. Buku ajar keperawatan gerontik, Ed. 2. Jakarta: EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh Angkutan Becak Mesin Terhadap Kinerja Jalan – Hamzani, Adzuha Desmi 37 Derajat kejenuhan yang diperoleh sebesar 0,42 dengan adanya pengaruh angkutan becak mesin

Luas tanah yang digali dapat diperoleh dari perkalian antara beda tinggi dengan lebar daerah manfaat jalan, ditambah dengan luasan galian untuk membuat

20 juli 2018, saya mulai memasuki jajaran isi semua Polres yang ada di Yogyakarta dan sekitarnya, dari situ saya menganalisis dan mengganti semua konten dengan data yang seharusnya

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa remaja putri di Sekolah Putri Darul Istiqamah Kabupaten Maros yang memiliki kebiasaan minum teh setelah makan

Jika Penyedia terlambat atau gagal untuk melaksanakan salah satu bagian atau seluruh pekerjaan jasa, tanpa mengurangi hak Pemberi Kerja untuk menggunakan solusi

Salinan Akte Pendirian Perusahaan yang telah disahkan Menkumham bagi yang berbadan hukum untuk PT (untuk pengajuan Baru lampirkan menkumham asli dan foto copy rangkap 5)

Terjadi ketika produsen menentukan dua atau lebih saluran yang menjual ke pasar yang sama. Konflik ini terutama sangat kuat ketika anggota salah satu saluran

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil daya psikologis siswa dan implikasinya terhadap program bimbingan dan konseling pribadi.. Metode penelitian