DIREKTORAT JENDERAL DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN PEMBINAAN PENGAWASAN KETENAGAKERJAAN
KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I. KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.
GIZI KERJA
GIZI KERJA
PENYELENGGARAAN MAKANAN
PENYELENGGARAAN MAKANAN
DI TEMPAT KERJA
DI TEMPAT KERJA
Untuk meningkatkan produktifitas kerjaUntuk meningkatkan produktifitas kerja diperlukan perlindungan kesehatan kerja diperlukan perlindungan kesehatan kerja
Salah satu bentuk perlindungan Salah satu bentuk perlindungan kesehatan kerjakesehatan kerja adalah program gizi
adalah program gizi kerja & penyelenggaraankerja & penyelenggaraan makanan di tempat kerja (GK & PMTK)
makanan di tempat kerja (GK & PMTK)
GK merupakan salah satu penentu kapasitasGK merupakan salah satu penentu kapasitas
kerja yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan kerja yang mempengaruhi tingkat kesehatan dan produktivitas tenaga kerja
produktivitas tenaga kerja
Permasalahan terkait :Permasalahan terkait :
a)
a) KuraKurangnyngnya pa pemaemahamhaman & an & perperhatihatian pan pengengusahusaha ma maupuaupunn
tenaga kerja
tenaga kerja
b)
b) MaMakankanan sean seriring ding dibeberirikan dakan dalam blam benentuk utuk uangang
c)
c) SerSering ing terjterjadiadinya nya kasukasus ks keraeracunacunan n makmakanan anan di di temtempatpat
kerja
kerja
Pendahuluan
Penyelenggaraan makan di tempat kerja Penyelenggaraan makan di tempat kerja menentukanmenentukan
tingkat
tingkat kecukupan kecukupan kebutuhan kebutuhan makan makan bagi bagi tenagatenaga
kerja.
kerja.
Secara langsung, apabila tenaga kerja mendapatkanSecara langsung, apabila tenaga kerja mendapatkan
konsumsi makan yang sesuai dengan jenis atau
konsumsi makan yang sesuai dengan jenis atau
beban kerjanya maka produktivitas kerjanya akan
beban kerjanya maka produktivitas kerjanya akan
optimal.
optimal.
Secara tidak langsung apabila Secara tidak langsung apabila kebutuhan makankebutuhan makan
tenaga kerja sehari-hari terpenuhi sesuai beban
tenaga kerja sehari-hari terpenuhi sesuai beban
kerjanya, maka kesehatannya akan terpelihara
kerjanya, maka kesehatannya akan terpelihara
sehingga tingkat produktivitas kerjanya juga dapat
sehingga tingkat produktivitas kerjanya juga dapat
dipertahankan.
dipertahankan.
Prevalensi dari gejala-gejala kelelahan, pusing-Prevalensi dari gejala-gejala kelelahan,
pusing-pusing serta sakit kepala
pusing serta sakit kepala cukup banyak dijumpaicukup banyak dijumpai
pada perusahaan yang
pada perusahaan yang tidak menyediakan makanantidak menyediakan makanan
bagi tenaga kerjanya, utuk itu
bagi tenaga kerjanya, utuk itu pemberian makanan dipemberian makanan di
tempat kerja sangat penting untuk melindungi tenaga
tempat kerja sangat penting untuk melindungi tenaga
kerja dari berbagai penyakit sehinga t
kerja dari berbagai penyakit sehinga tingkatingkat
kesehatan tenaga kerja dapat ditingkatkan
Ruang Lingkup
Ruang Lingkup
Definisi/IstilahDefinisi/Istilah
Spesifikasi Zat GiziSpesifikasi Zat Gizi
Faktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi tenagaFaktor-faktor yang mempengaruhi keadaan gizi tenaga
kerja
kerja
Kebutuhan dan kecukupan zat gizi bagi tenaga kerjaKebutuhan dan kecukupan zat gizi bagi tenaga kerja
Perhitungan kebutuhan energi yang diperlukan untukPerhitungan kebutuhan energi yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan
melaksanakan pekerjaan
Prinsip-prinsip penyelenggaraan makanan bagi tenagaPrinsip-prinsip penyelenggaraan makanan bagi tenaga
kerja di tempat kerja
kerja di tempat kerja
Mekanisme Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerjaMekanisme Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja
Rekomendasi perusahaan katering pengelola makanan bagiRekomendasi perusahaan katering pengelola makanan bagi
tenaga kerja.
Apa yang saudara ketahui tentanApa yang saudara ketahui tentang gizi ? Apa g gizi ? Apa macam zat gizi ?macam zat gizi ?
Apa yang saudara ketahui tentang gizi kerja ?Apa yang saudara ketahui tentang gizi kerja ?
Berapa kebutuhan kalori tenaga kerja ?Berapa kebutuhan kalori tenaga kerja ?
a) a) BaBagagaimimanana caa cara mra menenyeyedidiakakan man makakanananan b) b) BeBerarapa pa yayang ng haharurus ds dibibererikikanan c) c) ApApa da dan an kakapapan mn makakananan an didibeberirikakann
Apa yang saudara ketahui tentang penyelenggaraan Apa yang saudara ketahui tentang penyelenggaraan makananmakanan
bagi tenaga kerja ?
bagi tenaga kerja ?
Apa yang saudara ketahui tentang Perusahaan kateringApa yang saudara ketahui tentang Perusahaan katering
pengelola makanan bagi tenaga kerja ?
pengelola makanan bagi tenaga kerja ?
Bagaimana penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja harusBagaimana penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja harus
dilakukan ?
dilakukan ?
Apa syarat2 yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraanApa syarat2 yang harus dipenuhi dalam penyelenggaraan
makanan bagi tenaga kerja ?
makanan bagi tenaga kerja ?
Keracunan makan di tempat kerja, bagaimanaKeracunan makan di tempat kerja, bagaimana
menanggulanginya ?
menanggulanginya ?
GK & PMTK
Zat Gizi (Nutrient)
Unsur Gizi :
–
Hidrat arang/karbohidrat–
Lemak–
Protein–
Vitamin, Mineral dan air Unsur Non Gizi :
–
Penyedap rasa (MSG)–
Pewarna–
Pengawet dll. Fungsi Zat Gizi :
–
Tenaga (karbohidrat, lemak, protein)–
Pembangun (protein)–
Pengatur (Vitamin, mineral)–
Pelarut (air)Pengertian
Kerja adalah gerak daripada badan dan pikiran seseorang
untuk menghasilkan barang atau jasa guna memelihara
kelangsungan hidup dan memuaskan kebutuhan.
Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian zat gizi
kepada tenaga kerja sesuai dengan pekerjaan yang
dilakukan selama berada di tempat kerja guna
mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja
setinggi-tingginya.
Penyelenggaraan makanan bagi tenaga kerja :
Rangkaian kegiatan yang meliputi
– penyusunan anggaran belanja makanan, – perencanaan menu,
– penagadaan atau pembuatan bahan makanan, – penerimaan dan penyimpanan bahan makanan, – persiapan dan pemasakan makanan,
– penilaian,
– pengemasan,
– distribusi atau penyajian makanan di tempat kerja.
1. Meningkatkan dan mempertahankan kemampuan kerja
2. Mengatasi kelelahan dan persiapan tenaga untuk kerja kembali
3. Meningkatkan derajat kesehatan 4. Menurunkan absenteisme
6. Terciptanya hubungan timbal balik pengusaha dan pekerja maupun antar pekerja
7. Suasana kerja menyenangkan dan meningkatkan motivasi dan gairah kerja
5. Meningkatkan produktivita
KEUNTUNGAN MEMBERIKAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA
GIZI KERJA DAN PRODUKTIVITAS
1. Haggard & Greenberg :
– Setelah 3 – 4 jam kerja terus menerus --- kadar gula darah mencapai
titik terendah
– Pemberian makanan tambahan setiap 2 jam, kadar gula dan
efisiensi kerja tetap dalam tingkat opimal.
2. Kraunt & Muller :
– Pemberian makanan dengan kalori ditingkatkan == produktivitas
meningkat
3. Darwin Karyadi :
– Kebiasaan tidak makan pagi sebelum kerja menyebabkan konsumsi
kalori, protein, lemak dan vitamin serta mineral rendah.
– Pekerja yang makan 2 x sehari banyak menderita anemia dibanding
yang makan 3 x sehari
4. FAO :
– Energi mempengaruhi produktivitas
PEMBERIAN MAKANAN DAN KEMAMPUAN KERJA
(Semenov, V.I., 1974) Jam Kerja 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 A 100 80 60 40 20 B1 B A1 C1 C % Penggunaan Energi Kalori cadangan dalam tubuh
Ukuran tubuh (tinggi, berat)
Usia
Jenis kelamin
Kondisi tubuh
Iklim dan kondisi lingkungan
Tingkat aktivitas
Peraturan Perundangan Yang Terkait
1. U.U. No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. Kepmendagri No. 130-67 tahun 2002 tentang Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota
3. Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
4. PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat kesehatan, Kebersihan, serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
5. Instruksi Mennaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang
Pengawasan Terhadap Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja 6. SE. Mennakertrans No. SE. 01/Men/1979 tentang Pengadaan
Kantin dan Ruang Makan
7. SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Catering Yang Mengelola Makanan bagi Tenaga Kerja.
Pasal 3, syarat-syarat Keselamatan Kerja :
Mencegah timbulnya peracunan, infeksi dan penularan
penyakit
Memelihara kebersihan, kesehatan dan ketertiban di tempat
kerja
Pasal 5, Pengawasan :
Direktur, pegawai pengawas, Ahli K3
Pasal 9, Pembinaan :
Pengurus wajib mentaati syarat dan ketentuan yang berlaku
U.U. No. 1 Tahun 1970
tentang Keselamatan Kerja
Kewenangan Bidang Ketenagakerjaan
khususnya perlindungan tenaga kerja :
Bimbingan pencegahan kecelakaan kerja
Bimbingan kesehatan kerja
Bimbingan pembentukan P2K3
Pengawasan Norma K3
Pemeriksaan Kecelakaan kerja
Pemberdayaan pelaksanaan kegiatan Ahli K3
Pemberdayaan pelaksaan kegiatan PJK3
Kepmendagri No. 130-67 tahun 2002 tentang
Pengakuan Kewenangan Kabupaten dan Kota
Ps. 2 Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja :
– Memberikan nasehat mengenai gizi serta penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
Pasal 5, Penyelenggaraan pelayanan kesehatan kerja :
– Dipimpin dan dijalankan oleh dokter yang disetujui oleh
Direktur
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
1.
Syarat-syarat tempat kerja meliputi :
Bangunan, halaman,
dapur, penerangan, air minum,
wc, tempat duduk, ventilasi dll.
2.
Syarat penyelenggaraan makan di tempat kerja
(Pasal 8)
PMP No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan,
Kebersihan, serta Penerangan Dalam Tempat Kerja
Syarat penyelenggaaan makan di tempat kerja
(
Psl. 8 PMP No. 7 tahun 1964) Dapur, kamar makan dan alat keperluan makan harus selalu bersih
dan rapih
Dapur dan kamar makan tidak boleh berhubungan langsung dengan
tempat kerja
Makanan & minuman yang disediakan harus memenuhi syarat2
kesehatan.
Majikan harus menyediakan pakaian/schort & tutup kepala yang
bersih bagi pegawai penjamah makanan untuk dipakai sewaktu melayani makan/minum.
Pegawai penjamah makanan & minuman :
– harus bebas penyakit menular dan harus selalu menjaga kebersihan badannya
– mendapat pendidikan kebersihan & kesehatan
– sebelum bekerja hrs diperiksa kesehatan badannya disertai pemeriksaan rontgen paru-paru
– Pemeriksaan kesehatan berkala setiap 1 tahun sekali
– tidak boleh melayani makanan selama menderita suatu penyakit sampai dinyatakan sehat kembali oleh dokter
Ketentuan dapur dan ruang makan :
1. Letak dapur tidak jauh dari ruang makan dan tidak berhubungan langsung dengan tempat kerja.
2. Fasilitas dapur dan ruang makan cukup memadai
3. Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan :
mudah dibersihkan, penerangan cukup,
ventilasi memadai, tidak menyebarkan
panas/bau/uap,
lantai tidak licin,
ruangan cukup dan bebas dari serangga dan
Ketentuan Petugas Penyelenggara Makanan
(
Food Handler)
1.
Bebas Penyakit menular
(
TBC paru, thypus, Cacingan),
dinyatakan dg surat keterangan dokter
2.
Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan, kesehatan diri
& cara mengelola makanan
3.
Tidak mempunyai kebiasaan buruk yg tidak sehat
4.
Disiplin memakai alat pelindung pakaian kerja, celemek,
sarung tangan, tutup kepala, masker dll) & tidak
merokok sewaktu bekerja
5.
Sebaiknya tidak mengunakan perhiasan
6.
Pekerja yang muntah dan diare di tempat kerja, di
rumah atau di tempat lain dan menderita infeksi segera
melapor kepada supervisor
Bebas Penyakit menular :
TBC paru >>> Foto Ro Paru2
Thypus >>> Periksa Lab darah (Widal test)
Cacingan >>> Periksa Tinja (cacing & telor
Pengawasan oleh pegawai pengawas KTK
Pemeriksaan dengan formulir Pemeriksaan
Perusahaan Jasa Boga :
Persyaratan tenaga kerja
Persyaratan kesehatan bahan dan penyimpanan
makanan
Persyaratan sanitasi lingkungan dan fasilitas
pengelolaan makanan
Ins. Menaker No. Ins. 03/M/BW/1999 tentang Pengawasan
Terhadap Pengelolaan Makanan di Tempat Kerja :
Perusahaan dengan Tk 50
–
200 : menyediakan tempat
ruang makan di perusahaan
Perusahaan dengan TK > 200 : menyediakan kantin
di perusahaan
SE Mennaker No. SE. 01/Men/1979 tentang
Pengadaan Kantin dan Ruang Makan:
Harus terlibih dahulu mendapatkan rekomendasi dari
Depnaker (Disnaker setempat)
Kandepnaker (Disnaker) melaksanakan pembinaan
dan monitoring
SE. Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 tentang
Perusahaan Katering yang Mengelola Makanan Bagi
Penyelenggaraan makanan
Petugas penyelenggara
Sistem pelayanan
Susunan menu
Dapur dan Ruang makan
Higiene sanitasi
Penyelenggaraan Makan
di Tempat Kerja
1. Arus Kerja :
•Penerimaan bahan
•Penyimpanan bahan
•Pemasakan
•Penghidangan
•Pembersihan
•Pembuangan sampah
Penyelenggaraan Makan
2. Cara penyelenggaraan :
•
Perusahaan sendiri
•
Kerjasama dengan perusahaan lain
•
Perusahaan jasa boga dengan sistem borongan
1.
Bebas Penyakit menular (Pemeriksaan Kesehatan)
2.Mempunyai pengetahuan ttg kebersihan,
kesehatan, cara mmengelola makanan
3.
Tidak mempunyai kebiasaan buruk
4.
Disiplin (memakai Alat pelindung, topi, pakaian,
tidak merokok dll)
Sistem Pelayanan
•
Sistem Kafetaria (porsi diatur)
•
Sistem catu (lauk pauk diporsikan, nasi dan
sayur ambil sendiri)
•
Sistem prasmanan (ambil sesuai kebutuhan
dan selera)
Susunan Menu
•
Menu bervariasi
•
Kandungan gizi seimbang
•Menarik dan rasa enak
•
Dapat mencukupi kebutuhan kalori dengan
porsi yang dapat dihabiskan
Dapur dan Ruang Makan
•
Letak dapur (tidak jauh ruang makan, tdk
berhub. langsung dg tempat Kerja)
•
Fasilitas dan ruang makan cukup memadai
•Keadaan/kondisi dapur dan ruang makan
(mudah dibersihkan, penerangan cukup,
ventilasi, lantai tidak licin, tidak panas, tidak bau,
ruangan cukup, bebas serangga)
Higiene Dan Sanitasi
Bahan makanan dan lingkungan (sumber, keadaan, cara
mengangkut/mengepak)
Tenaga penjamah (sertifikat sehat, pemeriksaan kes.
Berkala, kebiasaan menjaga higiene perorangan)
Pemasakan/pengolahan (peralatan, sarung tangan,
pakaian kerja)
Distribusi (wadah bersih dan tertutup, alat pemanas) Transportasi (alat angkut bersih)
Menyimpan (rapi dan terjaga kebersihannya)
Konsumsi (cuci tangan, cuci muka & kumur-kumur)
1. SUMBER BAHAYA SPESIFIK.
Listrik
Gas bertekanan
Api dan bahan-bahan mudah terbakar
Radiasi elektromagnetik seperti microwave. Cara kerja.
Bahan kimia berbahaya. Peralatan.
Pengelolaan limbah. Lingkungan kerja.
K3 SPESIFIK DALAM PENYELENGGARAAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA
2. PENCEGAHAN KECELAKAAN LISTRIK
Ground Fault Circuit Interupters (GFCI’s) harus dipasang
apabila daerah tersebut basah. Dengan pemasangan
graunding yang merupakan alat proteksi arus lebih sehingga tidak menyebabkan tersentuh arus listrik.
Exposed Receptable Boxs (kotak kontak) harus dibuat dari
bahan tidak konduktif.
Plug dab receptacles (tusuk kontak) harus di design secara
baik
Panel-panel listrik harus diberi label agar jelas setiap circuit
breaker.
Pekerja harus mengetahui SOP agar tidak kontak dengan arus Pelatihan pekerja dalam penggunaan peralatan pengamanan
dan cara mencari bantuan pada keadaan darurat.
Perawatan perlengkapan listrik untuk penyelenggaraan
3. PENCEGAHAN KECELAKAAN DI LOKASI PENYIAPAN MAKANAN
Lantai basah dan berminyak ditutup dengan
bahan yang anti slip.
Tumpahan makanan dan cairan, pecahan
piring/gelas harus segera dibersihkan.
Di tempat permukaan yang licin, harus
menggunakan sepatu anti slip.
Jangan berdiri di kursi, bangku atau boks-boks
untuk mengambil sesuatu di tempat yang tinggi, gunakanlah tangga untuk mencapai tempat
tersebut.
Kereta/ lorry, boks-boks dan sampah jangan
sampai menggangu tempat lalu lalang di tempat kerja.
4. PENCEGAHAN KECELAKAAN DARI PERALATAN DAPUR
Peralatan dapur kondisi baik, disimpan dengan
rapi dan tertata, agar dalam penggunaannya mudah diambil dan tidak terjadi kecelakaan.
Peralatan makan ditata baik, jangan ada yang
rusak, cacat, retak/pecah yang dapat mengakibatkan luka.
Penggunaan oven microwave, stoves, dll. harus
memperhatikan petunjuk yang ada agar terhindar dari bahaya radiasi elektromagnetik.
Penggunaan bahan pembersih, deterjen,
desinfektan, dan larutan-larutan kimia lainnya harus sesuai dengan petunjuk pemakaian.
Pekerja harus memakai alat pelindung diri yang
5. ALAT PEMADAM API RINGAN (APAR)
Pekerja di dapur harus mendapat pelatihan
bagaimana menggunakan APAR.
Pekerja di dapur harus mengetahui prosedur
evakuasi dan pelaporan apabila terjadi kebakaran.
APAR harus ditempatkan pada tempat yang
mudah dicapai secara cepat dan harus diperiksa secara rutin.
REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING PENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
Surat Edaran Dirjen Bina Hubungan Ketenagakerjaan dan
Pengawasan Norma Kerja No. SE. 86/BW/1989 tentang Perusahaan Katering Yang Mengelola Makanan Bagi Tenaga Kerja :
– Setiap perusahaan katering yang mengelola makanan pada
perusahaan-perusahaan harus terlebih dahulu mendapatkan rekomendasi dari Depnaker.(dalam hal ini adalah Disnaker setempat).
– Rekomendasi diberikan berdasarkan persyaratan-persyaratan
kesehatan, hygiene dan sanitasi
– Setiap Kantor Depnaker agar melaksanakan
pembinaan/penataan kepada perusahaan-perusahaan catering yang beroperasi di daerahnya, khususnya mengenai hygiene, sanitasi dan penanggulangan keracunan makanan.
– Setiap Kantor Depnaker agar memonitor tindak lanjut
1. mengajukan permohonan kepada Bupati/Walikota c.q. Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi setempat. 2. Permohonan dibuat rangkap 2 (dua) disertai lampiran:
– Salinan akte perusahaan
– Salinan Surat Ijin Usaha Perusahaan (SIUP) – Salinan surat keterangan domisili perusahaan – Salinan bukti NPWP perusahaan
– Salinan wajib lapor ketenagakerjaan
– Daftar peralatan yang dimiliki sesuai jenis usahanya – Struktur organisasi perusahaan
– Pernyataan pengelola catering untuk mentaati peraturan
perundangan ketenagakerjaan
– Salinan surat keterangan sehat bagi petugas penjamah
makanan, untuk penyakit menular; infeksi kulit, thypoid, TBC, Cacing.
– Salinan bukti telah mengikuti pelatihan pengelolaan makanan
bagi tenaga kerja untuk pengelola dan petugas penjamah makanan.
Pas foto
REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING PENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
Pemeriksaan ke lokasi perusahaan dengan formulir
pemeriksaan sesuai dengan lampiran Surat Edaran Dirjen Binawas No. SE. 86/BW/1989 yang menyangkut masalah:
–
Persyaratan tenaga kerja–
Persyaratan pimpinan perusahaan–
Persyaratan kesehatan makanan–
Persyaratan kesehatan pengelolaan makanan(sanitasi lingkungan dan fasilitas pengelolaan makanan).
REKOMENDASI PERUSAHAAN KATERING PENGELOLA MAKANAN BAGI TENAGA KERJA
Jenis Kegiatan Kebutuhan Kalori (Per Kg BB/Jam) Tidur Duduk istirahat Membaca keras Berdiri
Berdiri dengan perhatian Menyulam
Menyanyi Jahit dengan mesin
Mengetik cepat Menyeterika Cuci piring Menyapu Menjilit buku Latihan ringan Membuat sepatu Menggergaji kayu Jalan cepat Jalan naik tangga
0,95 1,10 1,50 1,50 1,63 1,66 1,74 1,94 2,00 2,05 2,06 2,41 2,43 2,43 2,57 6,86 9,25 15,80
Tingkat Aktivitas Laki-laki (55 kg) Wanita (47 kg) (Kalori 24 Jam) (Kalori 24 Jam)
Kerja ringan 2.400 1.900
Kerja sedang 3.200 2.200
Kerja Berat 3.900 3.100
KEBUTUHAN KALORI UNTUK TINGKAT AKTIVITAS YANG DILAKUKAN
(Sumber : Standar Gizi Kerja Depnakertrans 1994/1995)
Usia 25 tahun
BB Laki-laki 55 Kg dan Wanita 47 kg Suhu lingkungan kerja 25
Tingkat Kebutuhan Laki-laki Wanita
Aktivitas Kalori Per Kg (Kalori) (Kalori) BB/Jam 8 Jam Kerja 8 Jam Kerja
Kerja ringan
1,7
750
650
Kerja sedang
2,5
1100
950
Kerja Berat
5,0
2200
1900
KEBUTUHAN KALORI UNTUK TINGKAT AKTIVITAS YANG DILAKUKAN
(Sumber : Standar Gizi Kerja – Depnakertrans 1994/1995)
Usia 25 tahun
BB Laki-laki 55 Kg dan Wanita 47 kg
Suhu lingkungan kerja 25
Tingkat Aktivitas Laki-laki Protein Wanita Protein (Kalori 24 Jam) (Kalori 24 Jam)
Kerja ringan 2.800 55 2.050 48
Kerja sedang 3.000 55 2.250 48
Kerja Berat 3.600 55 2.600 48
KEBUTUHAN KALORI UNTUK TINGKAT AKTIVITAS YANG DILAKUKAN
(Sumber : Standar Gizi Kerja – Depnakertrans 1994/1995)
Usia 20 - 59 tahun
PENANGANAN KASUS
KERACUNAN MAKANAN DI TEMPAT KERJA
1. Memeriksa data umum perusahaan yang meliputi; a) Identitas perusahaan
b) Informasi kasus keracunan makanan (tempat, tanggal, sumber laporan),
c) Lain-lain (P2K3, program Jamsostek) 2. Memeriksa data korban;
a) Identitas korban (Jumlah korban, Nama, NIP, jenis kelamin, unit kerja)
b) Riwayat penyakit dan keluhan korban
c) Pemeriksaan kesehatan kerja sebelumnya d) Pemeriksaan kesehatan sekarang
3. Memeriksa hasil laboratorium sample makanan a) Sumber keracunan
b) Adanya sample makanan c) Hasil laboratorium
4. Upaya yang telah dilakukan pengurus/pengusaha a) Pendataan
b) Pemeriksaan dan pengobatan
Sumber Kontaminasi Makanan
Bakteri & Zat Beracun
–
Kuman–
Parasit–
Racun–
Bahan Kimia
Perantara Kontaminasi :
–
Serangga : lalat, kecoa–
Batuk, bersin, kebersihan diri–
Peralatan tidak bersih–
Bahan makana tdk mmnuhi syarat kesehatan–
Cara penyiapan, pengolahan, penyimpanan &Beberapa Penyebab Kontaminan
Makanan
1. Penyebab (racun) Biologis :
Clostridium perfringens & batulinum : bbp menit
–
2 jam ssdh makan Salmonella Thyposa : 4-5 hr ssd makan Kuman Koli
2. Penyebab (racun) non biologis
Bahan organik : pestisida, herbisida, insektisida
Bahan non organik : timah hitam, air raksa, kadmium, phospor dsb.
Faktor Penyebab Keracunan Makanan
1. Makanan disiapkan di tempat yg cukup jauh 2. Makanan disimpan dalam suhu ruang tanpa
pendingin
3. Lambatnya menyimpan dalam pendingin
4. Temperatur pemanasan makanan tidak cukup untuk mematikan bakteri
5. Pemakaian makanan masak yg terkontaminasi
6. Daging & produk daging tidak dimasak sempurna 7. Daging beku tidak mencair dalam waktu yg cukup 8. Kontaminasi dari makanan mentah ke makanan
matang
9. Pekerja pengolah makanan mengidap penyakit infeksi
Pembinaan dan Pengawasan
1.
Tujuan :
Menciptakan kontinuitas terhadap
• Pelaksanaan norma & peraturan perundangan • Upaya perbaikan & peningkatan Gizi Kerja &
Penyelenggaraan Makan di Tempat Kerja
• Evaluasi
2.
Pelaksana :
Pengawas Ketenagakerjaan Ahli K3
Pembinaan dan Pengawasan
3.
Jenis kegiatan
pembinaan dan pengawasan
Besar porsi, nilai gizi, kebersihan
Petugas/pengelola (kebiasaan buruk, syarat petugas) Tempat dan alat
Evaluasi perubahan menu makanan Keadaan kesehatan dan gizi TK
Pemenuhan ketentuan peraturan perundangan Pemberian rekomendasi