• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3. 1. Deskripsi Lokasi Penelitian

3. 1. 1. Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara merupakan fakultas kesembilan di lingkungan Universitas Sumatera Utara. Prakarsa pendirian FISIP USU berasal dari beberapa dosen dalam bidang Ilmu Sosial, Administrasi, dan Manajemen yang berada di Fakultas Ekonomi, dan Fakultas Hukum pada tahun 1979.

Persiapan proposal pendirian dilakukan oleh Drs. Adham Nasution, Asma Affan MPA, Dr. AP. Parlindungan,SH. M.Solly Lubis, SH. dan beberapa dosen lainnya. Berdasarkan proposal tersebut, Rektor USU Dr. AP Parlindungan, SH memperjuangkan agar di USU didirikan FISIP. Pada tahun 1980, mulanya FISIP USU merupakan Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat di Fakultas Hukum USU. Para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengangkat Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 1181/PT05/C.80 tertanggal 1 Juli 1980.

Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat ini pertama kali menerima mahasiswa melalui ujian SIPENMARU pada tahun ajaran 1980/1981 dengan jumlah mahasiswa sebanyak 75 orang. Kegiatan perkuliahan pertama kali dimulai tanggal 18 Agustus 1980 yang pembukaannya diresmikan oleh Rektor USU yaitu Prof. Dr. AP Parlindungan, SH di gedung perkuliahan Fakultas Kedokteran Gigi USU, dan perkuliahan selanjutnya dilaksanakan sore hari di gedung tersebut.

(2)

Walaupun Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan salah satu jurusan di Fakultas Hukum USU, namun kegiatan perkuliahan dan kegiatan administrasi jurusan tidak dilaksanakan di Fakultas Hukum USU. Kegiatan administrasi dilaksanakan di salah satu ruangan BAAK USU yang sekarang merupakan gedung Fakultas Sastra USU. Selanjutnya pada tanggal 7 April 1983 kegiatan administrasi jurusan dipindahkan ke gedung Biro Rektor yang sekarang merupakan gedung Pusat Komputer. Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat merupakan “embrio” (cikal bakal) berdirinya FISIP USU.

Berkat perjuangan dan usaha yang dilakukan pendiri FISIP USU, maka dua tahun kemudian, yaitu tahun 1982, keluarlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1982 tanggal 7 September 1982. dalam Surat Keputusan tersebut dicantumkan Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara yang merupakan fakultas ke-9 di USU. Semua mahasiswa yang terdaftar pada Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat tersebut menjadi mahasiswa FISIP USU.

Pada tahun ajaran pertama ini para pendiri FISIP ini sepakat untuk mengusulkan Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan. Pada tahun 1982, terbitlah Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 36 tahun 1982, tanggal 7 September 1982 tentang Susunan Organisasi Universitas Sumatera Utara, dimana dalam surat keputusan tersebut dicantumkan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu politik Sumatera Utara merupaka fakultas ke sembilan atau Fakultas yang terakhir di USU. Sehubungan dengan itu, maka Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat yang berada di bawah Fakultas Hukum USU berubah statusnya menjadi fakultas. Semua mahasiswa yang terdaftar pada jurusan tersebut

(3)

otomatis menjadi mahasiswa FISIP USU, belum dibagi ke dalam jurusan-jurusan karena ketentuan jurusan yang akan dibuka di FISIP USU belum ada.

Saat ini FISIP USU berada di Jl. Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU. Bersebelahan dengan Fakultas Ekonomi, dan berseberangan dengan Fakultas Pertanian USU.

Setelah Jurusan Ilmu Pengetahuan Masyarakat fakultas Hukum USU ditetapkan menjadi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, maka secara otomatis pula Drs. M. Adham Nasution sebagai Ketua Jurusan sudah habis masa jabatannya dan FISIP USU yang baru berdiri belum mempunyai dekan. Dalam rangka pengembangan FISIP USU tersebut, maka dibentuklah satu panitia persiapan pemilihan Dekan FISIP USU dengan Surat Keputusan Rektor USU Nomor 573/PT05/C.82 tertanggal 19 Oktober 1982. Tujuan dari pembentukan panitia tersebut adalah untuk memilih dekan yang akan memimpin FISIP USU. Dalam rapat tersebut dengan suara bulat menyetujui Drs. M. Adham Nasution sebagai Pejabat Sementara Dekan FISIP USU.

Kemudian pada tanggal 1 Maret 1983 terbitlah Surat Keputusan Rektor tentang Pengangkatan Drs. M. Adham Nasution sebagai pejabat sementara Dekan FISIP USU dengan Nomor 64/PT05/SK/C.83, sedangkan Pejabat Sementara para Pembantu Dekan yang diangkat sebagai pejabatnya adalah :

1. Pembantu Dekan I : T. Daoed Ahmad, SH 2. Pembantu Dekan II : Drs. Haniful Chair Nasution 3. Pembantu Dekan III : Dra. Nurlela Ketaren

Pada bulan Oktober 1983 FISIP USU yang untuk pertama kalinya melantik sebanyak 24 orang sarjana muda dari mahasiswa angkatan 1980/1981,

(4)

sedangkan pelantikannya diadakan di Gelanggang Mahasiswa Jalan Universitas kampus USU Medan.

Sesuai dengan perkembangannya sebagai suatu Fakultas, FISIP USU mengusulkan agar dapat membuka beberapa jurusan. Pada tahun 1983 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 0535/0/83 tentang jenis dan jumlah fakultas di lingkungan USU, disebutkan bahwa FISIP USU terdiri dari lima jurusan, yaitu:

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan ILmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Namun demikian, pembukaan kelima jurusan tersebut dilakukan secara bertahap, hal ini disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat dan pemerintah Provinsi Sumatera Utara. Mengingat juga terbatasnya jumlah tenaga pengajar (dosen) yang ada, dan terbatasnya disiplin ilmu yang dimiliki dosen pada masing-masing jurusan, maka jurusan yang pertama dibuka adalah Jurusan Ilmu Administrasi dan Ilmu Komunikasi.

Dalam perkembangan selanjutnya, pada tahun 2001/2002 FISIP USU mengusulkan kembali agar menambah jurusan yang baru yaitu Jurusan Ilmu Politik. Berdasarkan Surat Izin Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Nomor 2809/D/T/2001 tanggal 31 Agustus 2001 dibukalah jurusan tersebut.

Melalui rapat senat tanggal 25 April 2001 FIFIP USU kembali mengusulkan ke Rektor USU agar FISIP USU membuka Program baru yaitu

(5)

Program Extention yang berada di bawah naungan masing-masing jurusan yang ada di FISIP USU.

3. 1. 2. Program Studi

Pada tahun 1983 dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 0535/0/83 tentang Jenis dan Jumlah pada Fakultas-Fakultas di lingkungan Universitas Sumatera Utara, disebutkan bahwa FISIP USU mempunyai lima jurusan dengan urutan sebagai berikut.

1. Jurusan Ilmu Administrasi Negara 2. Jurusan Ilmu Komunikasi

3. Jurusan Ilmu Kesejahteraan Sosial 4. Jurusan Sosiologi

5. Jurusan Antropologi

Pada tahun Akademik 1995/ 1996, FISIP USU membuka Program Diploma I (D-I) dan Program Diploma III (D-III), bekerjasama dengan direktorat Jenderal Pajak. Pada tahun ajaran 2000/2001 program D-I Administrasi Perpajakan tidak menerima mahasiswa baru lagi, dengan jumlah alumni D-I seluruhnya adalah 153 orang.

Pada tahun akademik 2001/2002 telah dibuka Program Studi Ilmu Politik berdasarkan SK No. 616/J05/SK/PP/2002 dan telah menerima sejumlah 60 mahasiswa.

(6)

3. 1. 3. 1. Visi yang diemban FISIP USU adalah menjadi pusat pendidikan

dan rujukan bidang ilmu sosial di Asia Tenggara.

3. 1. 3. 2 Misi yang diemban FISIP USU adalah menghasilkan alumni

yang mampu bersaing dalam skala global, menjadi pusat riset, dan studi ilmu-ilmu sosial.

3. 1. 4. Tujuan, Tugas, dan Fungsi FISIP USU

3. 1. 4. 1 Tujuan:

Sebagai lembaga pendidikan tinggi yang bernaung di bawah Universitas Sumatera Utara mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademika dan atau professional yang mampu menerapkan, mengembangkan, dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan dan keterampilan tinggi, disertai budi yang luhur, mencintai bangsa dan sesama yang sesuai dengan falsafah.

2. Mengembangkan dan menebarkan ilmu pengetahuan serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional sesuai dengan Pancasila.

3. 1. 4. 2. Tugas:

Menyelenggarakan kegiatan untuk mencapai tujuan sebagaimana tersebut di atas dengan berpedoman pada :

III. Tujuan pendidikan nasional.

(7)

V. Kepentingan masyarakat serta memperhatikan minat, kemampuan, dan prakarsa pribadi.

4. Fungsi:

III. Melaksanakan pengembangan pendidikan dan pengajaran

IV. Melaksanakan penelitian dalam rangka pengembangan kebudayaan, khususnya ilmu pengetahuan sosial.

V. Melaksanakan pengabdian pada masyarakat

VI. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan administratif.

3. 2. Metodologi Penelitian

Metode dalam pembuatan penelitian ini menggambarkan tentang tata cara pengumpulan data yang diperlukan guna menjawab permasalahan yang ada dalam kegiatan ilmiah. Metodologi merupakan hal yang penting untuk menentukan secara teoritis tentang teknik operasional yang dipakai sebagai pegangan dalam mengambil langkah-langkah sehingga diketahui tentang:

3. 2.1. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode korelasional. Penelitian korelasional bertujuan untuk mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi. Penelitian korelasi mempelajari hubungan dua variabel atau lebih, yakni sejaumana variasi dalam satu variabel behubungan dengan variasi dalam variabel lain. Derajat hubungan variabel-variabel dinyatakan dalam satu indeks yang dinamakan koefisien korelasi. Korelasi dapat menghasilkan dan menguji suatu

(8)

hipotesis mengenai hubungan antara variabel atau untuk menyatakan besar kecilnya hubungan antara dua variabel.

Penelitian korelasional memiliki ciri-ciri sebagai berikut :

1. Penelitian ini cocok dilakukan bila variabel-variabel yang diteliti rumit dan tidak dapat dimanipulasikan.

2. Studi ini memungkinkan pengukuran beberapa variabel dan saling hubungannya secara serentak dalam keadaan realistiknya.

3. Apa yang diperoleh adalah taraf atau tinggi-rendahnya saling hubungan dan bukan ada atau tidaknya hubungan tersebut.

3. 2. 2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara, yang berada di Jalan Dr. A. Sofian No. 1 Kampus USU Medan.

3. 2. 3. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2010.

3. 2. 4. Populasi dan Sampel

3. 2. 4. 1. Populasi

Populasi adalah totalitas semua nilai yang mungkin, hasil menghitung ataupun pengukuran, kuantitatif maupun kualitatif mengenai karakteristik tertentu

(9)

dari semua anggota kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat – sifatnya.40

Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari objek penelitian yang dapat beripa manusia, hewan, tumbuh – tumbuhan, udara, gejala, nilai, peristiwa, sikap hidup, dan sebagainya, sehingga objek – objek ini dapat menjadi sumber data penelitian.

41

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2007-2008 Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa regular FISIP USU angkatan 2007-2008.

Dalam penelitian ini, yang menjadi populasi adalah mahasiswa program regular S-1 angkatan 2007-2008 yang masih terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Departemen Adm.

Negara

Antro Pologi

Kes. Sosial Il.Komuni kasi Il. Politik Sosiologi Angkatan 2007 87 51 60 107 69 70 Angkatan 2008 84 50 57 123 77 65 Jumlah 171 101 117 230 146 135 Jlh Total 900

Sumber: Bagian Pendidikan FISIP USU

40

Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Penerbit Tarsito, 2002) h. 6

41

(10)

3. 2. 4. 1. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi, yang memiliki ciri – ciri seperti yang dimiliki oleh populasinya. Sampel adalah bagian populasi yang diambil menggunakan cara – cara tertentu. Bruce W. Tuckman 42

1 ) ( × 2 + = d N N n menjabarkan sampel sebagai kelompok yang mewakili populasi dan berperan sebagai responden.

Untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% yaitu sebagai berikut:

Untuk menentukan ukuran sampel dari populasi, maka peneliti menggunakan rumus Taro Yamane dengan presisi 10 % dan dengan tingkat kepercayaan 90 % (Rakhmat, 2004: 82). Adapun rumus tersebut adalah :

Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi

d = nilai presisi yang ditetapkan sebesar 10% atau d=0,1

Berdasarkan rumus di atas maka jumlah sampel yang dibutuhkan adalah:

1 ] ) 1 , 0 ( 900 [ 900 2 + × = n 1 9 900 + = n = 90 orang 42

Andi Bulaeng, Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer, (Yogyakarta: ANDI, 2004), h. 156.

(11)

3. 5. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah Stratifikasi Proporsional. Sampling ini digunakan apabila populasi homogen. Cara melakukan sampel stratifikasi proporsional ini dimulai dengan membuat daftar kerangka sampel lalu responden dibagi berdasarkan stratanya. Proporsi terbesar tentu saja mendapat sampel terbesar, proporsi terkecil mendapat sampel yang kecil juga.43

Dalam penelitian ini, untuk menghimpun data hasil penelitian, peneliti menggunakan kueinoner. Pertanyaan melalui kuesioner disusun secara lebih sistematis. Adapun model pertanyaan yang digunakan adalah dalam bentuk Dalam penelitian ini sampel di stratifikasi berdasarkan jenis kelaminnya.

Selanjutnya dalam menentukan responden penelitian akan dilakukan simple random sampling dengan cara undian.

3. 6. Teknik Pengumpulan Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 3. 6. 1. Penelitian kepustakaan (Library Research)

Penelitian kepustakaan yaitu penelitian yang digunakan dengan mengumpulkan data-data dan literatur serta bacaan yang relevan dan mendukung penelitian ini. Dapat juga didapat dari buku-buku, jurnal, majalah, surat kabar dan internet yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

3. 6. 2. Penelitian Lapangan (Field Research)

43

Eriyanto, Metodologi Polling: Memberdayakan Suara Rakyat, (Jakarta: Grasindo, 2001), h. 97 & 107.

(12)

“projective questionaire”. Projective questionaire adalah suatu model pertanyaan yang mengajukan pilihan jawaban kepada responden.

3. 7. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan dipresentasikan44

Kegunaan tabel frekuensi satu variabel ini bukan hanya untuk menegtahui penyebaran data. Selain itu analisis dengan tabel ini juga dapat menggambarkan karakteristik sampel penelitian dan untuk mengecek konsistensi variabel satu dengan yang lain, terutama untuk pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan

. Data yang diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis, yaitu:

3. 7. 1. Analisis Tabel Tunggal

Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisa yang dilakukan dengan membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar freksuensi. Tabel tunggal atau tabel frekuensi satu variabel biasanya digunakan untuk penelitian yang bersifat deskriptif.

45

3. 7. 2. Analisis Tabel Silang

.

Analisis tabel silang teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel yang lainnya, sehingga dapat diketahui apakah variabel tersebut positif atau negatif. Analisis dengan menggunakan tabel silang merupakan metode analisis paling

44

Masri Singarimbun, Metode Penelitian Survey, (Jakarta: PT.Pustaka LP3ES Indonesia, 1995), h. 263.

45

Bagong Suyanto dan Sutinah, Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif

(13)

sederhana tapi memiliki kemampuan yang kuat untuk menjelaskan hubungan antar variabel46

Pada umumnya penggunaan tabel silang ditujukan untuk penelitian yang bersifat menerangkan (analitis), yaitu suatu penelitian yang mengarah pada suatu usaha menemukan ada tidaknya antara dua atau lebih variabel. Disamping itu tabel silang dapat pula digunakan untuk mengetahui arah/bentuk hubungan variabel-variabel tersebut jika memang ada hubungan antara variabel-variabel tersebut

.

47

3. 7. 3. Uji Hipotesis .

Hipotesis adalah pernyataan yang dirumuskan dalam bentuk yang dapat diuji dan menggambarkan atau memprediksikan suatu hubungan tertentu antara dua atau lebih varaibel. Oleh karena itu kebenaran atau keberlakuan suatu hipotesis harus diuji terlebih dahulu secara empiris.

Uji Hipotesis adalah pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis yang diajukan dapat diterima atau ditolak.untuk menguji hubungan diantara kedua variabel atau lebih. Uji hipotesis merupakan pengujian data statistik untuk mengetahui data hipotesis dapat diterima atau ditolak. Untuk menguji hubungan di antara kedua variabel yang dikorelasikan, maka peneliti menggunakan rumus Koefisien korelasi tata jenjang oleh Spearman (Spearman’s Rho Rank – Order Correlations). Dalam teknik ini setiap data dari variabel – variabel yang diteliti harus ditetapka peringkatnya dari yang terkecil sampai yang terbesar.

46

Ibid., h. 102.

47

(14)

Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner akan langsung dilakukan pengolahan dalam SPSS Seri 13.0 for Windows. Apabila Korelasi Rank Spearman diolah dalam SPSS, maka ada beberapa tahapan yang harus dilalui yaitu sebagai berikut48

1. Membuat desain variabel. :

2. Memasukkan data dari Tabel FC ke SPSS Seri 13.0 for Windows. 3. Menganalisis data di SPSS Seri 13.0 for Windows dengan

menggunakan analisis Rank Spearman sebagai Correlation Coefficient. 4. Melakukan penafsiran untuk menjawab rumusan masalah. Tahapan ini

terbagi kedalam beberapa tahapan, yaitu:

1) Setelah angka korelasi diperoleh dari hasil pengolahan dalam SPSS Seri 13.0 for Windows, langkah selanjutnya adalah menentukan kuat atau lemahnya hubungan kedua variabel yang diteliti. Patokan angka yang digunakan adalah berdasarkan pada Skala Guilford, yaitu:

< 0,20 : hubungan rendah sekali 0,20 – 0,40 : hubungan rendah tetapi pasti 0,40 – 0,70 : hubungan yang cukup berarti 0,70 – 0,90 : hubungan yang tinggi, kuat

> 0,90 : hubungan yang sangat tinggi, kuat, dapat diandalkan

2) Signifikansi hubungan dua variabel dapat dianalisis dengan ketentuan sebagai berikut:

• Jika probabilitas < 0.05, maka hubungan signifikan. • Jika probabilitas > 0.05, maka hubungan tidak signifikan.

48

Jonathan Sarwono, Metode Penelitian Kuantitatif Dan Kualitatif, (Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu, 2006), h. 110.

(15)

3) Menentukan keputusan uji hipotesis dilakukan dengan langkah-langkah:

• Jika probabilitas < 0.05, maka H0 ditolak dan Ha diterima. • Jika probabilitas > 0.05, maka H0 diterima dan Ha ditolak. 5. Membuat kesimpulan hasil uji hipotesis.

6. Menghitung besarnya sumbangan atau peranan variabel bebas dan variabel tergantung dapat dihitung dengan rumus koefisien determinasi. Rumusnya adalah sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

Dimana: KD = Koefisien Determinasi r = koefisien korelasi rank-order

(16)

BAB IV

PEMBAHASAN

4. 1. ANALISIS TABEL TUNGGAL

Analisis deskriptif merupakan analisis yang dilakukan peneliti dengan membagi variabel kedalam kategori-kategori yang dilakukan atas dasar frekuensi. Analisis data ini terdiri dari kolom frekuensi, persentase kumulatif persentase, dari masing-masing jawaban dalam kuesioner penelitian.

Data yang disajikan dan dibahas dalam tabel tunggal penelitian ini masing-masing sebagai berikut:

4. 1. 1. Karakteristik Responden

Tabel 4.1

JENIS KELAMIN

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent Valid LAKI-LAKI 42 46.7 46.7 46.7 PEREMPUAN 48 53.3 53.3 100.0 Total 90 100.0 100.0 Sumber: P.1/FC.3

Dari tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah responden (sampel) dalam penelitian ini mayoritas perempuan yang berstatus sebagai mahasiswi FISIP USU. Berdasarkan tabel frekuensi “Jenis Kelamin” dapat diberikan analisis sebagai berikut: dari jumlah total sampel 90 mahasiswa (100%) diketahui responden laki-laki berjumlah 42 orang atau sebesar 46,7% dan responden perempuan berjumlah 48 orang atau 53,3%.

(17)

DEPARTEMEN NO DEPARTEMEN LAKI-LAKI PEREMPUAN F % F % 1 ILMU KOMUNIKASI 16 38.1 14 29.2 2 SOSIOLOGI 3 7.1 8 16.7 3 ILMU POLITIK 5 11.9 6 12.5

4 ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL 4 9.5 6 12.5

5 ILMU ADM. NEGARA 5 11.9 4 8.3

6 ANTROPOLOGI 5 11.9 6 12.5

7 ILMU ADM. PAJAK 4 9.5 4 8.3

TOTAL 42 100 48 100

Sumber: P.2/FC.4

Dari tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden diwakili oleh mahasiswa Ilmu komunikasi. Pada responden laki-laki terdapat 16 orang mahasiswa Ilmu Komunikasi atau 38,1%. Selanjutnya dengan porsi berimbang, masing-masing 5 orang responden (11,9%) diwailiki oleh mahasiswa Ilmu Politik, Ilmu Adm.Negara dan Antropologi. Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Ilmu Adm.Pajak masing-masing diwakili oleh 4 orang responden (9,5%). Sedangkan Sosiologi diwakili oleh 3 orang responden (7,1%)

Disisi responden perempuan, 14 orang (29,2%) diwakili oleh mahasiswi Ilmu Komunikasi, diikuti 8 orang responden (16,7%) dari Sosiologi. Sebanyak 6 orang responden (12,5%) diwakili oleh masing-masing mahasiswi Ilmu Politik, Ilmu Kesejahteraan Sosial dan Antropologi. Sedangkan Ilmu Adm.Negara dan Ilmu Adm.Pajak masing-masing diwakili oleh 4 orang responden (8,3%).

Dari tabel 4.2 dapat dilihat secara umum mayoritas responden berasal dari Ilmu Komunikasi dengan persentase antara responden laki-laki dan perempuan sebesar 38,1% dan 29,2%.

(18)

Tabel 4.3

RCTI

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 2 4.8 0 0 2 Jarang 11 26.2 12 25.0 3 Netral 12 28.6 11 22.9 4 Sering 16 38.1 20 41.7 5 Sangat Sering 1 2.4 5 10.4 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.3/FC.5

Dari tabel 4.3 dapat dilihat bahwa mayoritas responden laki-laki menyatakan sering menonton RCTI yang diwakili oleh 16 orang responden (38,1%). Sebanyak 12 orang responden (28,6%) menyatakan netral, 11 orang responden (26,2%) menyatakan jarang, 2 orang responden (4,8%) menyatakan tidak pernah dan 1 orang responden (2,4%) menyatakan sangat sering menonton RCTI.

Disisi responden permpuan mayoritas juga menyatakan sering menonton RCTI sebanyak 20 orang (41,7%). Kemudian 12 orang responden (25%) menyatakan jarang, 11 orang (22,9%) memilih netral, dan 5 orang (10,4%) mengaku sangat sering menonton RCTI. Tidak ada responden perempuan yang tidak pernah menonton RCTI.

Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 4.3 mayoritas baik responden laki-laki maupun perempuan sering menonton RCTI dengan persentase masing-masing 38,1% dan 41,7%.

(19)

TRANS TV

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 2 4.8 2 4.2 2 Jarang 8 19.0 9 18.8 3 Netral 11 26.2 12 25.0 4 Sering 15 35.7 18 37.5 5 Sangat Sering 6 14.3 7 14.6 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.4/FC.6

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa mayoritas responden laik-laki sering melihat Trans TV dengan 15 orang responden (35,7%). Selanjutnya 11 orang responden (26,2%) menyatakan netral, 8 orang responden (19%) mengaku jarang, 6 orang responden (14,3%) mengatakan sangat sering, sedangkan 2 orang responden (4,8%) menyatakan tidak pernah menonton stasiun televisi Trans TV.

Sama seperti responden laki-laki, mayoritas responden perempuan juga menyatakan sering menonton Trans TV yang diwakilim oleh 18 orang responden (37,5%). Pernyataan netral diutarakan oleh 12 orang responden (25%), 9 orang responden ( 18,8%) mengaku jarang, 7 orang responden (14,6%) sangat sering menonton Trans TV. Sama seperti responden laki-laki, 2 orang responden (4,2%) perempuan juga menyatakan tidak pernah menonton Trans TV.

Berdasarkan hasil analisis diatas dapat disimpulkan baik responden laki-laki maupun perempuan sering menonton Trans TV dengan jumlah persentase 35,7% dan 37,5%.

(20)

GLOBAL TV

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 2 4.8 0 0 2 Jarang 16 38.1 12 25.0 3 Netral 17 40.5 18 37.5 4 Sering 5 11.9 14 29.2 5 Sangat Sering 2 4.8 4 8.3 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.5/FC.7

Dari tabel 4.5 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki memilih netral dengan 17 orang (40,5%). Sebanyak 16 orang responden (38,1%) menyatakan jarang, 5 orang responden (11,9%) menyatakan sering, dan masing-masing 2 orang responden (4,8%) menyatakan tidak pernah dan sangat sering menonton Global TV.

Sebanyak 18 orang responden (37,5%) perempuan juga memilih netral seperti mayoritas responden laki-laki. Kemudian 14 orang responden (29,2) mengaku sering, 12 orang responden (25%) menyatakan jarang menonton Global TV. Responden perempuan yang sangat sering menonton Global TV diwakili oleh 4 orang (8,3%) dan tidak ada responden yang tidak pernah menonton Global TV.

Berdasarkan uraian tabel 4.3 mayoritas responden laki-laki dan perempuan memilih netral dalam hal menonton Global TV dengan jumlah persentase yang diwakili oleh masing-masing 40,5% dan 37,5%.

(21)

SCTV

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 0 0 0 0 2 Jarang 11 26.2 16 33.3 3 Netral 19 45.2 10 20.8 4 Sering 12 28.6 16 33.3 5 Sangat Sering 0 0 6 12.5 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.6/FC.8

Dari tabel 4.6 dilihat dengan jumlah responden 19 orang (45,2%) mayoritas responden laki-laki memilih netral dalm menonton SCTV. Selanjutnya 12 orang responden (28,6%) menyatakan sering, 11 orang (26,2%) jarang menonton SCTV. Tidak ada responden laki-laki yang tidak pernah ataupun sangat sering menonton SCTV.

Berbeda dengan responden laki-laki, mayoritas responden perempuan yang menyatakan jarang dan sering menonton SCTV sangat berimbang dengan jumlah 16 orang (33,3%). Sebanyak 10 orang responden (20,8%) memilih netral dan 6 orang responden (12,5%) mengaku sangat sering menonton SCTV. Dalam hal ini tdak ada responden perempuan yang yang tidak pernah menonton SCTV.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan mayoritas responden laki-laki netral terhadap SCTV (45,2%), sedangkan mayoritas responden perempuan jarang dan sering menonton SCTV (33,3%).

(22)

TRANS 7 NO Tanggapan LAKI-LAKI PEREMPUAN F % F % 1 Tidak Pernah 1 2.4 0 0 2 Jarang 13 31.0 7 14.6 3 Netral 10 23.8 10 20.8 4 Sering 16 38.1 24 50.0 5 Sangat Sering 2 4.8 7 14.6 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.7/FC.9

Dari tabel 4.7 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki sering menonton TRANS 7 dengan jumlah responden 16 orang (38,1%). Berbeda dengan 13 orang responden (31%) yang mengaku jarang menonton TRANS TV. Selanjutnya 10 orang responden (23,8%) menyatakan netral, 2 orang responden (4,8%) mengaku sangat sering dan 1 orang responden (2,4%) mengaku tidak pernah menonton TRANS 7.

Secara mayoritas responden perempuan juga sering menonton TRANS 7 dengan jumlah responden sebanyak 24 orang (50%). Kemudian 10 orang responden (20,8%) menyatakan netral, dan masing-masing 7 orang responden (14,6%) menyatakan jarang dan sangat sering menonton TRANS 7. Tidak ada responden perempuan yang tidak pernah menonton TRANS 7.

Berdasarkan data yang ditampilkan pada tabel 4.7 mayoritas responden laki-laki dan perempuan sama-sama sering menonton TRANS 7 dengan jumlah persentase sebesar 38,1% dan 50%.

(23)

INDOSIAR

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 8 19.0 9 18.8 2 Jarang 20 47.6 26 54.2 3 Netral 9 21.4 6 12.5 4 Sering 5 11.9 4 8.3 5 Sangat Sering 0 0 3 6.3 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.8/FC.10

Dari tabel 4.8 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki jarang menonton Indosiar dengan jumlah responden 20 orang (47,6%). Sebanayak 9 orang responden (21,4%) memilih netral, 8 orang responden (19%) menyatakan tidak pernah, sedangkan 5 orang responden (11,9%) menyatakan sering menonton Indosiar.

Begitupun 26 orang responden perempuan (54,2%) juga menyatakan jarang menonton Indosiar. Bahkan 9 orang responden (18,8%) tidak pernah menonton Indosiar. Selanjutnya 6 orang responden (12,5%) memilih netral, 4 orang responden (8,3%) menyatakan sering dan 3 orang responden (6,3%) menyatakan sangat sering menonton Indosiar.

Berdasarkan uraian dari tabel 4.8, dapat disimpulkan bahwa Indosiar jarang ditonton oleh responden laki-laki maupun perempuan. Hal ini dibuktikan dengan jumlah persentase 47,6% dan 54,2%.

(24)

ANTV

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 6 14.3 9 18.8 2 Jarang 24 57.1 26 54.2 3 Netral 8 19.0 8 16.7 4 Sering 4 9.5 3 6.3 5 Sangat Sering 0 0 2 4.2 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.9/FC.11

Dari tabel 4.9 dapat dilihat mayoritas responden laki-laki jarang menonton ANTV yang diwakili oleh 24 orang responden (57,1%). Responden yang memilih untik netral terdiri dari 8 orang (19%), 6 orang responden (14,3%) mengaku tidak pernah dan 4 orang responden (9,5%) menyatakan sering menonton ANTV. Tidak ada responden laki-laki yang sangat sering menonton stasiun televisi ANTV.

Hal yang sama juga ditunjukkan oleh 26 orang responden perempuan (54,2%) yang juga menyatakan jarang menonton ANTV. Kemudian 9 orang responden (18,8%) menyatakan tidak pernah menonton ANTV. Sebanyak 8 orang responden (16,7%) memilih netral, sedangkan 3 orang responden (6,3%) dan 2 orang responden (4,2%) menyatakan sering dan sangat sering menonton ANTV.

Berdasarkan uraian diatas, mayoritas responen laki-laki dan perempuan sama-sama jarang menonton ANTV dengan jumlah persentase 57,1% dan 54,2%.

(25)

Tabel 4.10

Istirahat Dari Rutinitas

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 4 9.5 6 12.5 2 Kurang Setuju 7 16.7 12 25.0 3 Netral 13 31.0 5 10.4 4 Setuju 16 38.1 23 47.9 5 Sangat Setuju 2 4.8 2 4.2 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.10/FC.12

Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat

beristirahat dari rutinitas sehari-hari, mayoritas responden laki-laki setuju

dengan pernyataan tersebut. Hal ini dinyatakan oleh 16 orang responden (38,1%). Selanjutnya 13 orang responden (31%) menyatakan netral, 7 orang responden (16,7%) menyatakan kurang setuju, dan 4 orang responden (9,5%) menyatakan tidak setuju dengan penyataan tersebut. Namun, 2 orang responden (4,8%) menyatakan sangat setuju dengan hal itu.

Responden perempuan secara mayoritas juga menyatakan setuju dengan pernyataan tersebut yang diwakili oleh 23 orang responden (47,9%). Namun 12 orang responden (25%) menyatakan kurang setuju dan 6 orang responden (12,5%) bahkan sama sekali tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 5 orang responden (10,4%) memilih netral dan 2 orang responden (4,2%) sangat setuju.

Berdasarkan data pada tabel 4.10, terlihat mayoritas responden laki-laki dan perempuan setuju dengan pernyataan menonton televisi dapat beristirahat

dari rutinitas sehari-hari dengan persentase 38,1% dan 47,9%.

(26)

Lupa Masalah

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 7 16.7 7 14.6 2 Kurang Setuju 12 28.6 15 31.3 3 Netral 13 31.0 6 12.5 4 Setuju 9 21.4 18 37.5 5 Sangat Setuju 1 2.4 2 4.2 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.11/FC.13

Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat

melupakan permasalahan yang dihadapi, mayoritas responden laki-laki

menanggapinya dengan netral. Tanggapan ini diwakili oleh 13 orang responden (31%). Sebanyak 12 orang responden (28,6%) menyatakan kurang setuju dan 7 orang responden (16,7%) sama sekali tidak setuju. Sedangkan 9 orang responden (21,4%) dan 1 orang responden (2,4%) menyatakan setuju dan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Pada responden perempuan sebanyak 18 orang reponden (37,5%) atau mayoritas menyetujui pernyataan tersebut. Selanjutnya 15 orang responden (31,3%) kurang setuju dan 7 orang responden (14,6%) menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan 6 orang responden (12,5%) memilih netral dan 2 orang responden (4,2%) sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa mayoritas responden laki-laki netral terhadap pernyataan menonton televisi dapat melupakan permasalahan

yang dihadapi. Sedangkan mayoritas responden perempuan menyetujuinya.

(27)

Pelepasan Emosi

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 5 11.9 4 8.3 2 Kurang Setuju 13 31.0 19 39.6 3 Netral 18 42.9 8 16.7 4 Setuju 5 11.9 15 31.3 5 Sangat Setuju 1 2.4 2 4.2 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.12/FC.14

Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat

melepas perasaan emosi yang dirasakan, mayoritas responden laki-laki

menyatakan netral sejumlah 18 orang (42,9%). Kemudian 13 orang responden (31%) menyatakan kurang setuju, masing-masing 5 orang responden (11,9%) menyatakan setuju dan tidak setuju. Sedangkan 1 orang responden (2,4%) menyatakan tidak setuju.

Sedangkan mayoritas responden perempuan kurang setuju pada pernyataan menonton televisi dapat melepas perasaan emosi yang dirasakan dengan jumlah 19 orang responden (39,6%). Namun sebaliknya 15 orang responden (31,3%) menyatakan setuju. Sebanyak 8 orang responden (16,7%) menyatakan netral, 4 orang responden (8,3%) tidak menyetujui pernyataan tersebut, dan 2 orang responden (4,2%) terakhir menyatakan sangat setuju.

(28)

Isi Waktu Luang

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 3 7.1 2 4.2 2 Kurang Setuju 5 11.9 3 6.3 3 Netral 13 31.0 7 14.6 4 Setuju 18 42.9 31 64.6 5 Sangat Setuju 3 7.1 5 10.4 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.13/FC.15

Berdasarkan penyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat

mengisi waktu luang, sebanyak 18 orang responden laki-laki menyatakan setuju

ataun 42,9%. Kemudian diikuti oleh responden yang menyatakan netral sebanyak 13 orang atau 31%. Responden yang menyatakan tidak setuju dan sangat setuju sebanyak 3 orang (7,1%). Sementara 11,9% responden laki-laki menytakan kurang setuju atau sebanyak 5 orang.

Hampir sama dengan responden laki-laki, mayoritas responden perempuan menyetujui pernyataan dengan menonton televisi dapat mengisi waktu luang sebanyak 31 orang responden (64,6%). Sebanyak 7 orang responden (14,6%) menyatakan netral, 5 orang responden sangat setuju (10,4%) dengan pernyataan tersebut. Namun, 3 orang (6,3%) dan 2 orang (4,2%) responden masing menyatakan kurang setuju dan tidak setuju.

(29)

Usir Bosan

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 4 9.5 3 6.3 2 Kurang Setuju 7 16.7 4 8.3 3 Netral 13 31.0 8 16.7 4 Setuju 16 38.1 27 56.3 5 Sangat Setuju 2 4.8 6 12.5 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.14/FC.16

Berdasarkan pernyataan pada kuesioner dengan menonton televisi dapat

mengusir rasa bosan, mayoritas responden menyetujui pernyataan tersebut. Hal

ini dapat terlihat pada tabel 4.14 bahwa sebanyak 16 orang (38,1%) responden laki-laki menyetujui pernyataan tersebut. Sebanyak 13 orang (31%) menyatakan netral terhadap pernyataan tersebut. Namun begitu tetap ada responden yang menyatakan kurang setuju bahkan tidak setuju yang masing-masing diwakili oleh 7 orang dan 4 orang responden atau sebesar 16,7% dan 9,5%. Selebihnya sebesar 4,8% atau 2 orang responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut bahwa dengan menonton televisi dapat mengusir rasa bosan.

Mayoritas responden perempuan juga menyatakan persetujuan dengan pernyataan tersebut. Dari total 48 orang responden, 27 orang responden (56,3%) menyatakan setuju. Selanjutnya 8 orang responden (16,7%) menyatakan netral, 6 orang responden (12,5%) menyatakan sangat setuju. Selanjutnya 4 orang (8,3%) dan 3 orang (6,3%) responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju terhadap pernyataan menonton televisi dapat mengusir rasa bosan.

(30)

Hiburan Utama

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 5 11.9 3 6.3 2 Kurang Setuju 8 19.0 6 12.5 3 Netral 14 33.3 11 22.9 4 Setuju 13 31.0 24 50.0 5 Sangat Setuju 2 4.8 4 8.3 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.15/FC.17

Berdasarkan pernyataan kuesioner bahwa televisi adalah sarana utama

memperoleh hiburan, mayoritas responden laki-laki menyatakan netral sebesar

33.3% atau 14 orang responden. Kemudian 13 orang (31%) menyatakan setuju dan 2 orang (4,8%) sangat setuju. Namun demikian tetap ada responden yang kurang setuju maupun tidak setuju. Pendapat ini diwakili oleh masing-masing 8 orang (19%) dan 5 orang (11,9%) responden laki-laki.

Pada sisi responden perempuan, 24 orang (50%) responden setuju jika televisi merupakan sarana hiburan utama, yang diperkuat oleh 4 orang (8,3%) responden yang sangat setuju. Selanjutnya 11 orang (22,9%) responden menyatakan netral. Kendatai demikian, tetap ada responden yang kurang setuju. Pendapat ini dinyatakan oleh 6 orang (12,5%) responden. Sedangkan persentase terkecil adalah responden yang tidak setuju yang diwakili oleh 3 orang responden perempuan saja.

(31)

Tabel 4.16

Infotainment Tayangan Menarik

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 13 31.0 4 8.3 2 Kurang Setuju 12 28.6 11 22.9 3 Netral 13 31.0 14 29.2 4 Setuju 2 4.8 17 35.4 5 Sangat Setuju 2 4.8 2 4.2 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.16/FC.18

Pada responden laki-laki pernyataan pada kuesioner mengenai

infotainment adalah tayangan yang menarik untuk ditonton, direspon kurang

setuju dan netral oleh masing-masing 13 orang (31%) responden. Responden laki-laki yang menyatakan kurang setuju berjumlah 12 orang (28,6%). Selebihnya sebanyak 4 orang responden menyatakan setuju dan sangat setuju terhadap pernyataan itu yang ditunjukkan oleh masing-masing 2 orang (4,8%) responden.

Pada responden perempuan, 17 orang (35,4%) responden menyatakan setuju dengan bahwa infotainment adalah tayangan yang menarik. Selanjutnya 14 orang (29,2%) responden menyatakan netral. Reponden yang menyatakan kurang setju dan tidak setuju masing-masing diwakili oleh 11 orang (22.9%) dan 4 orang (8,3%) responden. Persentase terkecil adalah pendapat sangat setuju bahwa infotainment tayangan yang menarik dengan jumlah 2 orang responden atau 4,2%.

(32)

Infotainment Menyajikan Berita Yang Menghibur

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 14 33.3 8 16.7 2 Kurang Setuju 13 31.0 12 25.0 3 Netral 10 23.8 14 29.2 4 Setuju 4 9.5 13 27.1 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.17/FC.19

Pada pernyataan kuesioner mengenai infotainment menyajikan berita yang

menghibur, ditanggapi dengan sangat beragam terbukti dengan persentase yang

cukup merata dan tidak ada yang signifikan. Sebanyak 14 orang responden laki-laki mengaku tidak setuju yang diikuti oleh 13 orang (31%) responden yang menyatakan kurang setuju. Responden laki-laki yang menytakan netral berjumlah 10 orang (23,8%). Sedangkan yang menyatakan setuju diwakili oleh 4 orang (9,5%) dan sangat setuju oleh 1 orang (2,4%) responden laki-laki.

Pendapat yang ditunjukkan oleh responden perempuan mayoritas adalah netral dengan persentase 29,2% atau 14 orang responden. Selanjutnya 13 orang (27,1%) responden menyatakan setuju, 12 orang (25%) responden menyatakan kurang setuju dan 8 orang (16,7%) responden menyatakan tidak setuju. Sisanya 2, 1% menyatakan sangat setju yang diwakili oleh 1 orang responden.

(33)

Usir rasa bosan

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 12 28.6 6 12.5 2 Kurang Setuju 13 31.0 9 18.8 3 Netral 11 26.2 16 33.3 4 Setuju 4 9.5 16 33.3 5 Sangat Setuju 2 4.8 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.18/FC.20

Isi berita infotainment dapat menghilangkan rasa bosan seperti yang

terdapat didalam pertanyaan kuesioner yang dibagikan ditanggapi kurang setuju oleh 13 orang (31%) responden laki-laki yang diperkuat lagi oleh 12 orang (28,6%) responden lainnya yang menyatakan tidak setuju. Selanjutnya 11 orang (26,2%) responden menyatakan untuk netral. Namun demikian, terdapat 4 orang (9,5%) yang setuju akan pernyataan tersebut. Sejalan dengan itu, 2 orang responden lainnya menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut.

Pendapat yang ditunjukkan oleh mayoritas responden perempuan adalah setuju dan netral yang diwakili masing-masing 16 orang (33,3%) responden. Kemudian 9 orang (18,8%) responden menyatakan kurang setuju, 6 orang (12,5%) responden menyatakan tidak setuju. Sedangkan 1 orang (2,1%) lainnya menyatakan sangat setuju.

(34)

Solusi Masalah

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 16 38.1 14 29.2 2 Kurang Setuju 18 42.9 17 35.4 3 Netral 3 7.1 11 22.9 4 Setuju 4 9.5 6 12.5 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.19/FC.21

Pernyataan pada kuesioner tentang isi berita infotainment dapat menjadi

solusi permasalahan yang dihadapi, secara mayoritas menanggapinya dengan

kurang setuju dan tidak setuju. Sebanyak 18 orang responden laki-laki menyatakan kurang setuju dengan jumlah persentase sebesar 42,9% dann yang tidak setuju diwakili oleh 16 orang responden atau 38,1%. Kemudian 3 orang responden memilih bersikap netral dengan persentase 7,1%. Selebihnya diwakili oleh responden yang menyatakan setuju dengan persentase 9,5% atau 4 orang responden. Sedangkan 1 orang responden menyatakan sangat setuju dengan pernyataan tersebut atau sebesar 2,4% dari jumlah seluruh reponden laki-laki.

Hal yang hampir sama juga ditunjukkan oleh responden perempuan. Sebanyak 17 orang (35,4%) responden perempuan menyatakan kurang setuju dan 14 orang (29,2%) responden menyatakan tidak setuju. Kendati demikian, 11 orang (22,9%) menunjukkan sikap netral sedangkan 6 orang (12,5%) responden lainnya menyatakan setuju. Tidak ada responden perempuan yang benar-benar sangat setuju dengan pernyataan berita infotainment dapat memberikan solusi permasalahan yang sedang dihadapi.

(35)

Lepas Ketegangan Emosi

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 15 35.7 10 20.8 2 Kurang Setuju 15 35.7 13 27.1 3 Netral 8 19.0 17 35.4 4 Setuju 3 7.1 8 16.7 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.20/FC.22

Pernyataan bahwa isi berita infotainment dapat mengurangi ketegangan, secara mayoritas responden laki-laki menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Sebanyak 15 orang (35,7%) responden memberikan tanggapan kurang setuju. Jumlah responden yang sama juga menyatakan tidak setuju. Berbeda dengan 3 orang (7,1%) responden yang menyatakan setuju, bahakan 1 orang (2,4%) responden menyatakan sangat setuju. Sisanya sebanyak 19% atau 8 orang responden menyatakan netral terhadap hal tersebut.

Responden perempuan memberikan tanggapan yang agak berbeda. Sebanyak 17 orang (35,4%) responden memilih untuk netral. Selanjutnya 13 orang (27,1%) menyatakan tidak setuju dan 10 orang (20,8%) responden memilih untuk tidak setuju. Sedangkan 8 orang (16,7%) responden perempuan lainnya menyatakan setuju dengan penyataan bahwa berita infotainment dapat mengurangi ketegangan emosi.

(36)

Hiburan

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 11 26.2 5 10.4 2 Kurang Setuju 18 42.9 13 27.1 3 Netral 6 14.3 12 25.0 4 Setuju 6 14.3 17 35.4 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.21/FC.23

Pernyataan isi berita infotainment memberikan hiburan saat istirahat, sebanyak 18 orang (42,9%) responden laki-laki kurang menyetujuinya. Selanjutnya 11 orang (26,2%) menyatakan tidak setuju. Masing-masing 6 orang (14,3%) responden menganggapi dengan netral dan setuju. Sedangkan 1 orang (2,4%) responden lainnya sangat menyetujuinya.

Berbeda dengan responden laki-laki, sebagian besar responden perempuan menyetujui bahwa berita infotainment bisa memberikan hiburan saat istirahat. Hal ini dinyatakan oleh 17 orang (35,4%) responden. Kebalikannya, 13 orang (27,1%) responden kurang menyetujuinya, yang dipertegas lagi oleh 5 orang (10,4%) responden yang tidak setuju. Selanjutnya 12 orang (25%) responden menanggapi hal tersebut dengan netral. Sedangkan 1 orang (2,1%) responden lainnya malah sangat setuju jika berita infotainment memberikan hiburan.

(37)

Rasa Santai

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 13 31.0 7 14.6 2 Kurang Setuju 16 38.1 10 20.8 3 Netral 6 14.3 10 20.8 4 Setuju 6 14.3 21 43.8 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.22/FC.24

Melalui pernyataan dengan menonton infotainment memberikan rasa

santai, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden kurang setuju dengan

persentase 38,1% atau 16 orang responden laki-laki. Selanjutnya 13 orang (31%) responden menyatakan tidak setuju. Sedangkan 6 orang (14,3%) responden menyatakan setuju dan 1 orang (2,4%) responden menyatakan sangat setuju dan 6 orang responden lainnya menaggapinya dengan netral.

Bagi responden perempuan, menonton infotainment dapat memberikan rasa santai disetujui oleh 21 orang (43,8%) responden. Masing-masing 10 orang (20,8%) responden menanggapinya secara netral dan kurang setuju. Sedangkan 7 orang (14,6%) responden menunjukkan sikap tidak setujunya terhadap pernyataan jika infotainment itu memberikan rasa santai.

(38)

Jam Tayang Sesuai

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 13 31.0 6 12.5 2 Kurang Setuju 15 35.7 8 16.7 3 Netral 8 19.0 16 33.3 4 Setuju 4 9.5 17 35.4 5 Sangat Setuju 2 4.8 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.23/FC.25

Sebagai tayangan hiburan jam tayang infotainment sudah sesuai ditanggapi kurang setuju oleh 15 orang responden laki-laki atau 35,7%. Selanjutnya 13 orang (31%) responden juga tidak setuju dengan pernyataan itu. Sedangkan responden yang setuju berjumlah 4 orang (9,5%) dan sangat setuju berjumlah 2 orang (4,8%). Selebihnya 8 orang responden bersikap netral menanggapi pernyataan tersebut.

Hal sebaliknya ditunjukkan oleh responden perempuan yang setuju jam tayang infotainment sudah sesuai dengan persentase 35,4% atau berjumlah 17 orang. Tanggapan netral diberikan oleh 16 orang (33,3%) responden. Sebaliknya 8 orang (16,7%) responden menanggapi kurang setuju yang diikuti oleh 6 orang responden yang tidak setuju. Sedangkan 1 orang responden malah sangat setuju dengan penyataan tersebut.

(39)

Tidak Mengganggu Acara Lain

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 12 28.6 7 14.6 2 Kurang Setuju 12 28.6 8 16.7 3 Netral 8 19.0 12 25.0 4 Setuju 7 16.7 20 41.7 5 Sangat Setuju 3 7.1 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.24/FC.26

Jam tayang infotainment tidak mengganggu penayangan acara favorit lainnya, ditanggapi kurang setuju dan tidak setuju oleh masing-masing 12 orang

(28,6%) responden laki-laki. Selanjutnya 8 orang (19%) responden menyatakan netral. Sebanyak 7 orang (16,7%) responden menyatakan setuju bahkan 3 orang (7,1%) menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan bahwa jam tayang infotainment tidak mengganggu acara lainnya.

Disisi responden perempuan, mayoritas menyatakan setuju terhadap pernyataan jika jam tayang infotainment tidak mengganggu penayangan acara favorit lainnya, yang ditunjukkan 20 orang (41,7%) responden. Selanjutnya 12 orang (25%) responden menanggapi secara netral. Namun, 8 orang (16,7%) responden menyatakan kurang setuju dan 7 orang (14,6%) responden malah langsung menyatakan tidak setuju. Sisanya 1 orang (2,1%) responden menyatakan sangat setuju.

(40)

Frekuensi Tayang Sehari

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 14 33.3 7 14.6 2 Kurang Setuju 11 26.2 8 16.7 3 Netral 6 14.3 16 33.3 4 Setuju 9 21.4 16 33.3 5 Sangat Setuju 2 4.8 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.25/FC.27

Sebanyak 14 orang responden laki-laki atau sebesar 33,3% menyatakan tidak setuju bahwa durasi penanyangan infotainment dalam sekali tayang tidak

berlebihan. Hal ini turut didukung oleh 11 orang (26,2%) responden Kemudian

22 orang responden lebih memilih netral menanggapi hal tersebut dengan yang tidak meyetujui pernyataan tersebut. Namun, 9 orang (21,4%) responden menyatakan setuju dan 2 orang (4,8%) responden menyatakan sangat setuju. Sisanya 6 orang (14,3%) responden laki-laki menunjukkan sikap netral.

Mayoritas responden perempuan setuju durasi penayangan infotainment dalam sekali tayang tidak berlebihan dengan persentase 33,3% atau 16 orang responden. Dengan persentase yang sama 16 orang responden lainnya memilih netral. Selanjutnya 8 orang (16,7%) responden menyatakan kurang setuju dan 7 orang (14,6%) responden menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut.

(41)

Frekuensi Tayang Seminggu

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 14 33.3 6 12.5 2 Kurang Setuju 12 28.6 11 22.9 3 Netral 10 23.8 15 31.3 4 Setuju 5 11.9 15 31.3 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.26/FC.28

Frekuensi tayang infotainment dalam seminggu tidak berlebihan, direspon

tidak setuju oleh 14 orang (33,3%) responden laki-laki. Selanjutnya 12 orang responden atau 28,6% menyatakan kurang setuju dengan pernyataan tersebut. Sebanyak 10 orang (23,8%) responden menyatakan netral. Jumlah repnden yang setuju adalah 5 orang (11,9%) dan yang sangat setuju 1 orang (2,4%) responden.

Tanggapan dari responden perempuan, dengan persentase masing-masing 31,3% tampak pada responden yang menyatakan netral dan setuju dengan jumlah 15 orang responden. Kemudian 11 orang (22,9%) menyatakan kurang setuju dan 6 orang (12,5%) menyatakan tidak setuju. Sedangkan 2,1 % atau 1 orang responden sisanya sangat setuju dengan pernyataan frekuensi tayang infotainmet dalam seminggu tidak berlebihan.

(42)

Insert Pagi

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 15 35.7 5 10.4 2 Jarang 18 42.9 19 39.6 3 Netral 4 9.5 8 16.7 4 Sering 4 9.5 13 27.1 5 Sangat Sering 1 2.4 3 6.3 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.27/FC.29

Insert pagi adalah infotainment yang ditayangkan setiap pagi hari di Trans TV. Berdasarkan tabel 4.27, mayoritas responden baik laki-laki maupun perempuan jarang menonton Insert Pagi. Persentase menunjukkan 42,9% atau 18 orang untuk reponden laki-laki, dan 39,6% atau 19 orang untuk responden perempuan. Sedangkan jumlah responden yang sering menonton adalah 4 orang (9,5%) untuk responden laki-laki dan 13 orang (27,1%) untuk responden perempuan. Untuk responden yang tidak pernha menonton diwakili oleh 15 orang (35,7%) responden laki-laki serta 5 orang (10,4%) respnden perempuan. Selebihnya adalah responden yang menanggapi netral dan sangat sering dengan persentase yang tidak signifikan.

(43)

WAS-WAS

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 15 35.7 7 14.6 2 Jarang 20 47.6 24 50.0 3 Netral 5 11.9 7 14.6 4 Sering 2 4.8 9 18.8 5 Sangat Sering 0 0 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.28/FC.30

Was-Was adalah infotainment yang ditayangkan di SCTV setiap pagi pukul 06.30 wib. Mayoritas responden jarang menonton infotainment ini yang dinyatakan oleh 20 orang (47,6%) responden laki-laki dan 24 orang (50%) responden perempuan. Selanjutnya, responden yang tidak pernah menonton Was-Was berjumlah 15 orang (35,7%) responden laki-laki dan 7 orang (14,6%) responden perempuan. Sedangkan responden yang sering menonton Was-Was sebanyak 2 orang responden laki-laki dan 9 orang responden perempuan.

Tabel 4.29

OBSESI

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 15 35.7 5 10.4 2 Jarang 20 47.6 29 60.4 3 Netral 5 11.9 11 22.9 4 Sering 2 4.8 3 6.3 5 Sangat Sering 0 0 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.29/FC.31

Salah satu infotainment andalan Global TV adalah Obsesi yang tayang setiap hari mulai pukul 09.00 wib. Sama seperti dua infotainment sebelumnya, mayoritas responden juga menyatakan jarang menonton Obsesi yang dapat dilihat dari tabel 4.29 sebanyak 20 orang (47,6%) responden laki-laki dan 29 orang (60,4%) responden perempuan. Sedangkan 5 orang (11,9%) responden laki-laki

(44)

memilih untuk netral. Tanggapan yang sama juga ditunjukkan oleh 11 orang (22,9%) responden perempuan.

Tabel 4.30

ESPRESSO

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 18 42.9 2 4.2 2 Jarang 14 33.3 32 66.7 3 Netral 9 21.4 11 22.9 4 Sering 1 2.4 2 4.2 5 Sangat Sering 0 0 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.30/FC.32

Espresso adalah infotainment yang ditayangkan di ANTV setiap hari mulai pukul 09.30 wib. Sebanyak 18 orang (42,9%) responden laki-laki menyatakan tidak pernah menonton Espresso, begitupun 32 orang (66,7%) responden perempuan jarang melihat Espresso. Selanjutnya 9 orang (21,4%) responden laki-laki menyatakan netral dan 11 orang (22,9%) responden perempuan juga menyatakan hal yang sama.

(45)

Insert Siang

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 10 23.8 1 2.1 2 Jarang 14 33.3 8 16.7 3 Netral 10 23.8 15 31.3 4 Sering 6 14.3 19 39.6 5 Sangat Sering 2 4.8 5 10.4 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.31/FC.33

Persentase yang cukup berimbang tampak pada Insert Siang yang merupakan infotainment andalan Trans TV yang juga menduduki mendapatkan rating tinggi sebagai infotainment favorit pemirsa. Persentase tertinggi untuk infotainment ini adalah sering dan netral. Sebesar 10 orang (23,8%) responden laki-laki menyatakan netral dan yang sering menonton infotainment ini 6 orang (14,3%) responden lak-laki. Sedangkan pada reponden perempuan, 19 orang (39,6%) responden mengaku sering menonton Insert Siang dan 15 orang (31,3%) lainnya menyatakan netral.

Tabel 4.32

SILET

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 6 14.3 0 0 2 Jarang 15 35.7 10 20.8 3 Netral 13 31.0 13 27.1 4 Sering 8 19.0 21 43.8 5 Sangat Sering 0 0 4 8.3 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.32/FC.34

Silet menghadirkan gaya infotainment yang berbeda dari infotainment lainnya. Silet disajikan dalam bentuk investigasi mendalam yang dapat disaksikan di RCTI setiap hari puklu 11.00 wib. Mayoritas responden laki-laki menyatakan jarang menonton SILET dengan persentase terbesar yaitu 35,7% atau 15 orang

(46)

responden. Kemudian 13 orang (31%) responden laki-laki menyatakan netral. Sedangkan disisi responden perempuan, 21 orang (43.8%) responden menyatakan serin menonton SILET dan 13 orang (27,1%) responden lainnya memilih untuk netral.s

Tabel 4.33

KISS

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 21 50.0 11 22.9 2 Jarang 14 33.3 27 56.3 3 Netral 5 11.9 6 12.5 4 Sering 2 4.8 4 8.3 5 Sangat Sering 0 0 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.33/FC.35

Indosiar menghadirkan KISS sebagai infotainment andalannya. Inftainment yang khas dengan kecupan ”Kiss-nya” beserta sofa dan pernak-pernik berbentuk bibir denga warna merah menyala tayang setiap hari pukul 15.30 wib. Mayoritas responden laki-laki dan perempuan tidak pernah dan jaang menonton infotainment ini. Sebanyak 21 orang (50%) responden lai-laki mengaku tidak pernah melihat infotainment ini, dan 14 orang (33,3%) lainnya mengaku jarang menonton KISS. Dipihak responden perempuan, 27 orang (56,3%) menyatakan jarang menonton KISS. Begitupun 11 orang (22.9%) responden menyatakan jarang menonton KISS.

(47)

Tabel 4.34

Frekuensi Menonton

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Pernah 13 31.0 7 14.6 2 Jarang 17 40.5 12 25.0 3 Netral 7 16.7 16 33.3 4 Sering 5 11.9 13 27.1 5 Sangat Sering 0 0 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.34/FC.36

Mayoritas reponden laki-laki jarang menonton infotainment. Hal ini ditunjukkan oleh 17 orang (40,5%) responden, bahkan 13 orang (31%) responden laki-laki menyatakan tidak pernah menonton infotainment. Namun, pendapat berbeda ditunjukkan oleh 5 orang (11,9%) responden yang menyatakan sering menonton infotainment. Sedang 7 orang (16,7%) responden lainnya memilih untuk netral.

Disisi responden perempuan, sebanyak 16 orang (33,3%) responden menyatakan netral, 13 orang (27,1%) responden menyatakan sering menonton infotainment. Namun, 12 orang (25%) dan 7 orang (14,6%) responden perempuan lainnya menyatakan jarang bahkan tidak pernah menonton infotainment.

(48)

Tabel 4.35

Terhibur

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 12 28.6 2 4.2 2 Kurang Setuju 12 28.6 20 41.7 3 Netral 14 33.3 14 29.2 4 Setuju 3 7.1 12 25.0 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.35/FC.37

Pendapat yang beragam tampak ketika menanggapi pernyataan setelah

menonton infotainment dapat merasa terhibur. Sebanyak 14 orang (33,3%)

responden laki-laki menanggapinya secara netral. Selanjutnya masing-masing 12 orang (28,6%) responden menyatakan kurang setuju dan tidak setuju. Sedangkan sisanya sebanyak 4 orang responden menyatakan setuju dan sangat setuju dengan persentase 7,1% dan 2,4%.

Pada responden perempuan mayoritas menyatakan tidak setuju dengan persentase 41,7% atau sebanyak 20 rang responden perempuan. Kemudian 14 orang (29,2%) menyatakan netral, 12 orang (25%) menyatakan setuju, sedangkan sisanya 2 orang responden menyatakan tidak setuju.

(49)

Tabel 4.36

Mengisi Waktu Luang

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 11 26.2 4 8.3 2 Kurang Setuju 14 33.3 14 29.2 3 Netral 12 28.6 9 18.8 4 Setuju 4 9.5 20 41.7 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.36/FC.38

Pernyataan setelah menonton infotainment dapat mengisi waktu luang, persentase terbesar menunjukkan kurang setuju oleh 14 orang (33,3%) responden laki-laki dan tidak setuju oleh 11 orang (26,2%) responden. Selanjutnya 12 orang (28,6%) menanggapi pernyataan tersebut secara netral. Sedangkan 4 orang (9,5%) responden menyatakan setuju bahkan 1 orang (2,4%) responden menyatakan sangat setuju.

Pendapat berbeda ditunjukkan oleh mayoritas responden perempuan yang menyatakan setuju dengan pernyataan menonton infotainment dapat mengisi waktu luang dengan jumlah responden yang setuju sebanyak 20 orang (41,7%) dan 1 orang (2,1%) responden sangat setuju. Selanjutnya 14 orang (29,2%) responden menyatakan kurang setuju dan 4 orang (8,3%) menyatakan tidak setuju terhadap pernyataan tersebut. sedangkan sebanyak 9 orang (18,8%) responden menyatakan netral terhadap pernyataan menonton infotainment dapat mengisi waktu luang.

(50)

Usir Rasa Bosan

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 11 26.2 3 6.3 2 Kurang Setuju 15 35.7 15 31.3 3 Netral 11 26.2 10 20.8 4 Setuju 4 9.5 18 37.5 5 Sangat Setuju 1 2.4 2 4.2 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.37/FC.39

Pernyataan setelah menonton infotainment dapat mengusir rasa bosan

dari rutinitas sehari-hari, ditanggapi kurang setuju oleh 15 orang (35,7%)

responden laki-laki. Pendapat ini dipertegaskan lagi oleh 11 orang (26,2%) responden yang menyatakan tidak setuju, walaupun 11 orang responden lainnya memilih untuk netral dalam menanggapi pernyataan tersebut. Pendapat berbeda ditunjukkan oleh 5 orang responden, 4 orang (9,5%) diantaranya menyatakan setuju dan 1 orang sisanya menyatakan sangat setuju dengan pernyataan itu.

Berbeda dengan responden perempuan yang mayoritas menyetujui pernyataan bahwa menonton infotainment dapat mengusir rasa bosan. 18 orang (37,5%) mendukung setuju pernyataan itu. Walaupun 15 orang (31,3%) responden menyatakan kurang setuju, diikuti oleh 3 orang (6,3%) responden yang tidak setuju. Selanjutnya pendapat netral ditunjukkan oleh 10 orang responden dan sangat setuju oleh 2 orang responden atau 4,2%.

(51)

Lepas Ketengangan Emosi

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 10 23.8 6 12.5 2 Kurang Setuju 19 45.2 18 37.5 3 Netral 10 23.8 11 22.9 4 Setuju 2 4.8 13 27.1 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.38/FC.40

Setelah menonton infotainment dapat melepaskan ketegangan emosi yang dirasakan, kurang disetujui oleh 19 orang responden laki-laki atau sebesar 45,2%.

Selanjutnya masing-masing 10 orang (23,8%) responden menyatakan netral dan tidak setuju terhadap hal tersebut. Sedangkan responden yang menyatakan setuju sebanyak 2 orang atau 4,8% dan sangat setuju oleh 1 orang responden atau dengan persentase sebesar 2,4%.

Kemudian dipihak responden perempuan secara umum juga hampir sama dengan responden laki-laki. Mayoritas responden perempuan juga kurang setuju dengan pernyataan tersebut yang diwakili oleh 18 orang (37,5%) responden. Pendapat berbeda ditunjukkan oleh 13 orang (27,1%) responden yang menyatakan setuju. Selanjutnya 11 orang (22,9%) responden memilih untuk netral berbeda dengan 6 orang (12,5%) responden lainnya yang menyatakan tidak setuju dengan penyataan menonton infotainment dapat melepaskan ketegangan.

(52)

Lupa Masalah

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 12 28.6 9 18.8 2 Kurang Setuju 15 35.7 16 33.3 3 Netral 12 28.6 10 20.8 4 Setuju 2 4.8 12 25.0 5 Sangat Setuju 1 2.4 1 2.1 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.39/FC.41

Pernyataan pada kuesioner bahwa setelah menonton infotainment dapat

sejenak melupakan beban permasalahan, secara umum ditanggapi kurang setuju

oleh mayoritas responden. Pada responden laki-laki tanggapan seperti itu ditunjukkan oleh 15 orang (35,7%) dan didukung oleh 12 orang responden (28,6%) yang tidak setuju dengan peryataan tersebut. sebanyak 12 orang (28,6%) responden lainnya menanggapi dengan netral. Sedangkan 2 orang (4,8%) responden dan 1 orang ( 2,4%) responden menyatakan setuju dan sangat setuju.

Hal serupa juga ditunjukkan oleh 16 orang (33,3%) responden perempuan yang menyatakan kurang setuju bahwa menonton infotainment dapat melupakan permasalahan. Hal ini diperkuat dengan 9 orang (18,8%) responden yang menyatakan tidak setuju. Namun, 12 orang (25%) responden menyetujui pernyataan tersebut, yang didukung oleh 1 orang (2,1%) responden lainnya yang sangat setuju dengan pernyataan tersebut. Selebihnya sebanyak 10 orang (20,8%) responden menyatakan netralitasnya terhadap pernyataan tersebut.

(53)

Santai

NO Tanggapan LAKI-LAKI F % PEREMPUAN F %

1 Tidak Setuju 11 26.2 7 14.6 2 Kurang Setuju 16 38.1 16 33.3 3 Netral 13 31.0 10 20.8 4 Setuju 1 2.4 15 31.3 5 Sangat Setuju 1 2.4 0 0 TOTAL 42 100 48 100 Sumber: P.40/FC.42

Sebanyak 16 orang responden laki-laki (38,1%) menyatakan kurang setuju dengan pernyataan setelah menonton infotainment perasaan menjadi santai. Kemudian 13 orang responden (31%) menyatakan netral dan 11 orang responden (26,2%) menyatakan tidak setuju dengan pernyataan tersebut. Namun, masing-masing 1 orang responden (2,4%) menyatakan setuju dan sangat setuju.

Begitupun pada responden perempuan yang mayoritas juga kurang setuju dengan jumlah yang sama seperti responden laki-laki yaitu 16 orang responden (33,3%). Namun, tanggapan berbeda ditunjukkan oleh 15 orang responden (31,3%) yang menyatakan setuju, 10 orang responden (20,8%) menyatakan netral, dan responden yang menyatakan tidak setuju sebanyak 7 orang responden (14,6%).

Dari uraian tabel 4.40 tersebut, dapat disimpulkan bahwa baik responden laki-laki dan perempuan tidak merasa santai setelah menonton infotainment yang ditunjukkan oleh masing-masing 16 orang responden dengan persentase 38,1% dan 33,3%.

(54)

Analisis tabel silang dilakukan untuk melihat variabel yang satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya. Dengan menganalisis hubungan ini, peneliti dapat menghubungkan seberapa jauh keterkaitan antara dua variabel. Variabel antara (Z) yang dianggap penting untuk disilangkan dan diamati fenomenanya adalah jenis kelamin dengan motif diversi. Variabel bebas (X) yang dipilih dalam penelitian ini untuk disilangkan dengan variabel terikat (Y) diantaranya adalah:

1. Hubungan antara jenis kelamin dengan frekuensi menonton infotainment dalam sehari.

2. Hubungan antara menonton televisi dapat beristirahat dari rutinitas dengan isi berita infotainment dapat memberikan hiburan.

3. Hubungan antara menonton televisi dapat mengisi waktu luang dengan jam tayang infotainment sesuai sebagai tayangan hiburan.

Hasil analisis yang diperoleh setelah melakukan proses tabel silang antara dua variabel dapat dilihat dan diamati dalam Tabel 4.41 s.d. Tabel 4.45, yaitu sebagai berikut:

Tabel 4.41

Hubungan Antara Jenis Kelamin (Z) dan Frekuensi Menonton Infotainment

di Televisi (X)

Frekuensi Menonton Infotainment di Televisi Total

Tidak

Pernah Jarang Netral Sering

Jenis Kelamin Laki-Laki 13 17 7 5 42

31.0% 40.5% 16.7% 11.9% 100.0% Perempuan 7 12 16 13 48 14.6% 25.0% 33.3% 27.1% 100.0% Total 20 29 23 18 90 22.2% 32.2% 25.6% 20.0% 100.0% Sumber: P.2/FC.4 – P.34/FC.36

(55)

Tabel 4.41 memperlihatkan hubungan antara jenis kelamis responden terhadap frekuensinya menonton infotainment di televisi. Mayoritas responden laki-laki yaitu sebanyak 17 orang atau 40,5% menyatakan jarang menonton infotainment. Disisi responden wanita mayoritas memilih netral dengan diwakili oleh 16 orang atau 33,3%. Selanjutnya 13 orang responden laki-laki atau 31% menyatakan tidak pernah menonton infotainment, 7 orang menyatakan netral atau 16,7% dan 5 orang responden atau 11,9% menyatakan sering menonton infotainment. Sedangkan 13 orang responden wanita atau 27,1% mengaku sering menonton infotainment, 12 orang atau 25% menyatakan jarang dan 7 orang atau 14,6% menyatakan tidak pernah menonton infotainment.

Dari tabel tersebut dapat dilihat bahwa mahasiswa perempuan cenderung lebih sering menonton infotainment dibandingkan mahasiswa laki-laki.

Tabel 4.42

Hubungan Antara Menonton Televisi Dapat Beristirahat dari Rutinitas (X)

dan Infotainment Memberikan Hiburan Saat Beristirahat (Y)

Responden Laki-laki Infotainment Memberikan Hiburan Saat Istirahat Total Tidak

Setuju

Kurang

Setuju Netral Setuju

Sangat Setuju

Menonton Tidak Setuju 1 3 0 0 0 4

Televisi 25.0% 75.0% .0% .0% .0% 100.0% Kurang Setuju 2 3 0 2 0 7 28.6% 42.9% .0% 28.6% .0% 100.0% Netral 5 4 4 0 0 13 38.5% 30.8% 30.8% .0% .0% 100.0% Setuju 3 7 2 4 0 16 18.8% 43.8% 12.5% 25.0% .0% 100.0% Sangat Setuju 0 1 0 0 1 2 .0% 50.0% .0% .0% 50.0% 100.0% Total 11 18 6 6 1 42 26.2% 42.9% 14.3% 14.3% 2.4% 100.0% Sumber: P.10/FC.12 – P.21/FC.25

Gambar

Tabel 3.1 Jumlah Mahasiswa Program S-1 FISIP USU Angkatan 2007-2008    Dalam penelitian ini populasinya adalah mahasiswa regular FISIP USU angkatan 2007-2008
Tabel 4.1  JENIS KELAMIN
Tabel 4.3  RCTI
Tabel 4.29  OBSESI
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menganalisis pengaruh Structural Capital Value Added (STVA) terhadap Kinerja Perusahaan pada Perusahaan Indeks LQ 45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

Konsep ini diharapkan dapat menjawab keprihatinan atas survei tingkat literasi masyarakat dunia pada tahun 2012, yang terlihat masih ada beberapa negara yang

Pak Menteri, Menteri Perhubungan, Menteri PUPR dan pejabat dari Basarnas. Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan pada kesempatan ini Pak Ketua. Yang pertama yang

Sutajaya &amp; Gunamantha (2014) melaporkan bahwa melalui pemberdayaan pedagang kuliner mengakibatkan: (a) munculnya semangat baru bagi pedagang kuliner yang sebelumnya sempat

1) Distribusi adalah kegiatan atau usaha menyampaikan dokumen kepada unit upaya atau pelaksana yang memerlukan dokumen tersebut agar dapat digunakan sebagai panduan

Lokasi budidaya rumput laut yang baik adalah lokasi yang memiliki pergerakan air yang cukup yaitu 20cm-30cm/detik, tidak memiliki gelombang yang kuat, bebas

[r]

Maka dapat disimpulkan bahwa diantara tiga variabel kompensasi tersebut yang memiliki pengaruh yang paling tinggi terhadap kinerja karyawan merupakan Base Pay (dengan