i
IMPLEMENTASI MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI
PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB
PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA MAKASSAR UTARA
SKRIPSI
Oleh
ZURLIANA QORI SUMANTRI
105730542215
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2019
ii
IMPLEMENTASI MODERNISASI SISTEM ADMINISTRASI
TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK PADA
KANTOR PELAYANAN WAJIB PAJAK
PRATAMA MAKASSAR UTARA
ZURLIANA QORI SUMANTRI
105730542215
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Dan Bisnis (S1) Pada Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Jurusan Akunansi Universitas Muhammadiyah Makassar
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
iii
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah, atas rahmat dan hidayah-Nya, saya dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Skrisi ini ku persembahkan untuk kedua orang tua
atas limpahan kasih sayangnya yang tak pernah surut semasa hidup dan
selalu berjuang dan tidak pernah menyerah membimbing anaknya sampai
ke depan pintu kesuksesan. dan untuk semua saudara dan keluarga
besar yang telah mendukungku, motivasi dalam segala hal yang selalu
membantu saya dalam melangkah mencapai impian saya.
MOTTO
“When you focus on problems, you will have more problems, when you focus on possibility, you will have
more opportunity”
“sebangai obat justru menjadi penyebab datangnya penyakit,
sebagaimana sesuatu yang menyakitkan adakalanya menjadi obat
penyembuh ”
(Ali bin Abi Thalib)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai (dari suatu urusan), kerjakanlah dengan
sungguh-sungguh (urusan yang lain)
(Q.S Al-insyirah 6-7)
“Ketika kau memutuskan pada semua impian maka fokuslah,
karena impian bukan hanya di dapat dari rencana tapi butuh
perjuagan dan pengorban”
(Zurliana Qori S)
vii
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah saya panjatkan ke hadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah yang tiada henti diberikan kepada hamba-Nya. Shalawat
dan salam tak lupa sayakirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW beserta
para keluarga, sahabat dan para pengikutnya. Merupakan nikmat yang tiada
ternilai manakala penulisan skripsi yang berjudul “Implementasi Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib pajak Pada Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan unutk memenuhi syarat dalam
menyelesaikan Program Sarjana (S1) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
Teristimewa dan terutama saya sampaikan ucapan terima kasih yang
sebesarnya kepada kedua orang tua bapak Sumantri dan ibu Nurlina yang
senantiasa memberi harapan, semangat, dorongan, perhatian, kasih sayang, dan
doa tulus tak pamrih. Dan saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa
mendukung dan memberikan semangat hingga akhir studi ini. Dan seluruh
keluarga besar atas segala pengorbanan,dukungan dan doa restu yang telah
diberikan demi keberhasilan penulis dalam menuntut ilmu. Semoga apa yang
telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
viii
Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud
tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Begitu pula yang
setinggi-tingginya dan terima kasih banyak disampaikan dengan hormat kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim, SE.,MM., Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasullong, SE.,MM, Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.SI.,AK.,CA.CSP, selaku Ketua Program Studi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Dr. H. Andi Rustam, SE.,MM.AK.CA.CPA. ,selaku Pembimbing I yang senantiasa meluangkan waktunya membimbing dan mengarahkan
penulis, sehingga Skripsi selesai dengan baik.
5. Bapak Faidhul Adziem, SE,.M.Si. selaku pembimbing II yang telah berkenan membantu selama dalam penyusunan skripsi hingga ujian
skripsi.
6. Bapak/ Ibu dan asisten Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang tak kenal lelah banyak menuangkan
ilmunya kepada penulis selama mengikuti kuliah.
7. Segenap Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
8. Rekan- rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Program Studi
Akuntansi Angkatan 2015 khususnya kepada Akuntansi 15.G dan
Akuntansi 15.D yang selalu belajar bersama yang tidak sedikit bantuannya dan dorongan dalam aktivitas studi penulis.
ix
9. Terima kasih terkhusus kepada Wahyuni, Nurhidayah, firdayanti Srisuhanwar, dan ermi yang selalu membantu dan memberikan semangat dan dalam belajar dan dorongan kepada saya dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
10. Terima kasih untuk teman- teman tercinta yang lain yang tidak bisa saya
sebutkan satu persatu yang telah memberi semangat, kesabaran,
motivasi, dan dukungannya sehingga penulis dapat merampungkan penulis
Skripsi ini.
Akhirnya, sungguh penulis sangat menyadari bahwa Skripsi ini masih
sangat jauh dari kesempurnaan oleh karena itu, kepada semua pihak utamanya
para pembaca yang budiman, penulis senantiasa ,mengharapkan saran dan
keritikannya demi kesempuranan Skripsi ini.
Mudah-mudahan Skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak utamanya kepada Almamater Kampus Biru Universitas Muhammadiyah
Makassar.
Billahi fii Sabili Haq, Fastabiqul Khairat, Wassalamu’alaikum Wr.Wb
Makassar, 2019
Zurliana Qori Sumantri
x ABSTRAK
ZURLIANA QORI SUMANTRI, 2019. Implementasi Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makkassar Utara. Skripsi Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I H. Andi Rustam dan Pembimbing II Faidhul Adziem.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Data penelitian ini diperoleh dari kuesioner (Primer) dan beberapa studi kepustakaan dan koesioner dengan pihak terkait di KPP Pratama Makassar Utara. Kuesioner, dalam penelitian ini dibagikan ke wajib pajak orang pribadi dengan metode sampel incidental. Analisis data yang digunakan yaitu analisis korelasi, analisis regresi sedehana, dan dan uji-T.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modernisasi sistem administrasi perpajakan dan kepatuhan wajib pajak memiliki korelasi positif dan signifikan yaitu sebesar 0,212. berdasarkan uji hipotesis dengan T-hitung dibanding T-tabel yaitu sebesar 4,397 yang bearti T-hitung>T-tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara modernisasi sIstem administrasi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak.
xi ABSTRACT
ZURLIANA QORI SUMANTRI, 2019. Implementasi Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makkassar Utara. Skripsi Program Studi Akutansi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing Oleh Pembimbing I H. Andi Rustam Dan Pembimbing II Faidhul Adziem
This study aims to analyze the application of the modernization of the tax administration system to taxpayer compliance at the North Makassar Primary Tax Service Office. The data of this study were obtained from a questionnaire (Primary) and several literature studies and questionnaires with related parties in the North Makassar KPP. The questionnaire, in this study, was distributed to individual taxpayers using the incidental sample method. Analysis of the data used is correlation analysis, simple regression analysis, and and T-test.
The results of this study indicate that the modernization of the tax administration system and taxpayer compliance has a positive and significant correlation that is equal to 0.212. based on hypothesis testing with T-count compared to T-table which is equal to 4.397 which means T-count> T-table then H0 is rejected and Ha is accepted. This shows that there is a positive and significant influence between the modernization of the tax administration system on tax compliance.
Keywords: Modernization, tax administration, taxpayer compliance.
xii DAFTAR ISI Halaman SAMPUL ... ... i HALAMAN JUDUL ... ii
PERSEMBAHAN DAN MOTTO ... iii
HALAMAN PERSETUJUAN ... iv
KATA PENGANTAR ... v
ABSTRAK ... ... vi
ABSTRACK ... ... vii
DAFTAR ISI ... ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix DAFTAR TABEL ... ... ... .x BAB I PENDAHULUAN ... 1 A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
A. Pajak ... 6
B. Implementasi Modernisasi sistem administrasi perpajakan ... 12
xiii
D. Peneliti Terdahulu. ... 20
E. Kerangka Pikir ... 22
F. Hipotetis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN ... 25
A. Pendekataan Penelitian ... 25
B. Lokasi dan Waktu ... 25
C. Populasi dan Sampel ... 26
D. Jenis dan Sumber Data ... 27
E. Metode Pengumpulan Data ... 27
F. Metode Analisis Data ... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAAN... 32
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 32
B. Visi Misi ... 34
C. Stuktur Organisasi dan Pembangian Tugas ... 35
D. Hasil Penelitian ... 38
E. Analisis Jawaban Responden ... 42
F. Uji Kualitas Data ... 48
G. Pembahasaan ... 57
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
A. Kesimpulan ... 60
B. Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu 20
Tabel 3.1 Time schudule Peneliti 25
Tabel 4.2 Presentase Usia Responde 38
Tabel 4.3 Presentase Jenis Kelamin Responden 39
Tabel 4.4 Presentase Pengalaman Kerja 39
Tabel 4.5 Presentase Pendidikan Terakhir Responden 40
Tabel 4.6 Presentase Pendidikan Terakhir 40
Tabel 4.7 Sistem Admitrasi Perpajakan (X) 42
Tabel 4.8 Kepatuhan Wajib Pajak (Y) 44
Tabel 4.9 Hasil uji Validitas 47
Tabel 4.10 Hasil Uji Reabilitas 48
Tabel 4.11 Hasil Uji Regresi Linear Sederhana 49
Tabel 4.12 Hasil Uji Autokorelasi 53
Tabel 4.13 Hasil Uji t (parsial) 54
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian 22
Gambar 4.1 Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas 34
Gambar 4.2 Hitogram 52
Gambar 4.3 Normal P-P Plot 53
1
Pajak memiliki peranan yang sangat penting bagi penerimaan kas
negara, di mana pajak merupakan iuran yang berasal dari rakyat untuk
kas negara yang sifatnya memaksa tanpa ada imbalan secara langsung,
dengan tujuan untuk kesejahteraan rakyat itu sendiri. Sehubungan
dengan itu perkembangan mengenai perpajakan terus berlangsung
hingga sekarang ini disamping itu terus dilakukan perubahan-perubahan
untuk memaksimalkan pendapatan negara melalui pajak. Oleh karena itu,
perlu diadakan reformasi perpajakan di Indonesia.Dari awal berdiri sampai
saat ini Direktorat Jendral Pajak (DJP) telah beberapa kali menjalankan
agenda perubahan. Perubahan pertama yang cukup besar terjadi pada
tahun 1983 di mana beberapa Undang–undang baru dibidang perpajakan disahkan untuk mengganti Undang-undang lama peninggalan Belanda.
Sistem pemungutan pajak diubah dari Official Assessment menjadi Self
Assessment. Mardiasmo (2011:7) mengatakan Self Assessment adalah
suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada wajib
pajak untuk menentukan sendiri besarnya pajak yang terutang.
Seiring dengan berjalannya waktu terlihat bahwa perubahan itu belum
cukup baik, sehingga Direktorat Jendral Pajak (DJP) merasa perlu untuk
mengembangkan dan menyempurnakan struktur organisasi, pembentukan
kantor, dan penerapan sistem modern. Modernisasi lebih lanjut ditandai
dengan penerapan teknologi informasi yang baru dalam pelayanan
dan sistem informasi DJP.Selain itu Direktorat Jendral Pajak (DJP) juga
melakukan sosialisasi peduli pajak, pengembangan bank data dan Single
Identification Number serta langkah-langkah lainnya yang terus
dikembangkan dan disempurnakan.
Ada beberapa tujuan dari pelaksanaan modernisasi sistem
administrasi perpajakan, pertama mengoptimalkan penerimaan
berdasarkan data base, minimalisasi tax group, dan stimulus fiskal. Kedua
meningkatkan kesadaran dan kepatuhan wajib pajak. Ketiga efisiensi
administrasi, yaitu penerapan sistem administrasi yang handal dan
pemanfaatan teknologi informasi dan yang terakhir, membentuk citra dan
kepercayaan yang baik dari masyarakat untuk mencapai masyarakat yang
memiliki sumber daya manusia yang profesional, budaya organisasi yang
kondusif, dan pelaksanaan good governance.
Hal mendasar dalam modernisasi pajak adalah terjadinya perubahan
paradigma perpajakan dari semula berbasis jenis pajak, sehingga terkesan
ada dikotomi, menjadi berbasis fungsi yang lebih mengedepankan aspek
pelayanan kepada masyarakat dan didukung oleh fungsi pengawasaan,
pemeriksaaan, maupun penagihan pajak Paradigma berbasis fungsi dalam
kerangka good governance, meliputi tiga hal. Pertama, restrukturisasi
organisasi Kantor pusat tidak melaksanakan kegiatan operasional,
sehingga fungsi pengawasan kepada unit vertikal dan pegawai lebih focus
Kedua, perbaikan business process dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi terkini Juga mengembangkan manajemen
penanganan keluhan, sistem dan prosedur kerja yang sekaligus berfungsi
pelaporan Ketiga, penyempurnaan sistem manajemen sumber daya
manusia dengan melakukan mapping terhadap seluruh pegawai, untuk
mengetahui karakteristik dari tiap pegawai. Sehingga dapat diterapkan "the
right man on the right place". Juga adanya Kode Etik Pegawai sebagai
acuan perilaku melaksanakan tugas.
Modernisasi administrasi perpajakan diharapkan mampu
meningkatkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak. Kepatuhan Wajib Pajak (tax
complience) dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak dalam
mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali surat
pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan pembayaran
tunggakan.
Berdasarkan uraian di atas peneliti tertarik untuk mengetahui lebih
lanjut mengenai Sistem Administrasi Perpajakan Modern, dengan
mengambil judul: “Implementasi Modernisasi Sistem Administrasi
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dikemukakan diatas,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini, adalah : ”Apakah terdapat pengaruh antara implementasi modernisasi sistem administrasi perpajakan
terhadap kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh
antara implementasi modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap
kepatuhan wajib pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar
Utara
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dilakukan sebagai pemenuhan syarat dalam menempuh
ujian Sarjana Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Makassar
Makassar, Sulawesi Selatan. Hal penting dari sebuah penelitian adalah
manfaat yang dapat dirasakan atau diterapkan setelah terungkapnya hasil
penelitian. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan peneliti dan mengembangkan ilmu yang
telah diperoleh diperoleh dibangku kuliah.
b. Memberikan manfaat dan wawasan yang lebih luas kepada penulis
dalam memahami, menganalisis permasalahan yang lebih dalam
mengenai perpajakan.
2. Bagi Universitas
a. Hasil peelitian ini dapat digunakan utnuk menambah perbendaharaan
kepustakaan Universitas Muhammadiyah Makassar, khususnya
Fakultas Ekonomi sehingga dapat digunakan sebagai referensi bagi
b. Sebagai rujukan yang bermanfaat untuk memberikan pengenalan
pengetahuan serta pemahaman kepada mahasiswa akan pentingnya
6 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Pajak
1. Definisi Pajak
Pengertian pajak menurut pasal 1 ayat 1 undang-undang nomor 28
tahun 2007 tentang perubahan Ketiga atas Undang-undang Nomor 6
tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
adalah sebagai berikut : Pajak adalah Kontribusi wajib pajak kepada
Negara terutang oleh orang pribadi , atau badan yang bersifat memaksa
berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan
secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi
sebesar-besarnyakemakmuran rakyat
Beberapa pendapat dari para ahli tentang perpajakan yang dikutip
dari buku Hukum Pajak, Ilyas dan Burton (2014:6-7) antara lain
a. Prof.Dr P.J A Andriani
Pajak adalah iuran kepada Negara (yang dapat dipaksakan)
yang terutang oleh yang wajib membayar menurut
peraturan-peraturan, dengan tidak memndapat prestasi kembali, langsung
dapat ditunjuk, dan berguna untuk membiayai berbagai
pengeluaran umum terkait dengan tugas Negara untuk
menyelenggarakan pemerintahan.
b. Dr. Soeparman Soemahamidjaja
Menyatakan pajak ialah uiran wajib berupa uang atau
hukum guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa
kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat ditarik
kesimpulan bahwa unsur-unsur pajak adalah sebagai berikut.
1) Pajak peralihan kekayaan dari orang atau badan ke
pemerintah.
2) Berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)
dimana mempunyai kekuatan hukum.
3) Pajak dipungut berdasarkan dengan kekuatan
undang-undang serta aturan pelaksanaannya, sehingga dapat
dipaksakan.
4) Pajak digunakan untuk kepentingan umum berdasarkan
peraturan untuk mencapai kesejahteran umum
5) Pajak dipungut oleh negara baik oleh pemerintah pusat
maupun pemerintah Daerah.
2. Jenis-jenis Pajak
Menurut Waluyo (2016:12) pajak dapat dikelompokkan ke dalam tiga
kelompok, adalah sebagai berikut:
a. Menurut golongan atau pembebanan, dibagi menjadi berikut ini.
1) Pajak langsung, adalah pajak yang pembebanannya tidak dapat
dilimpahkan pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung wajib
pajak yang bersangkutan. Contoh: Pajak Pertambahan Nilai
2) Pajak tidak langsung, adalah pajak yang pembebanannya dapat
b. Menurut Sifat Pembagian pajak menurut sifat dimaksudkan
pembedaan dan pembagiannya berdasarkan ciri-ciri prinsip adalah
sebagai berikut.
1) Pajak subjektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada subjeknya yang selanjutnya dicari syarat objektifnya, dalam
arti memperhatikan keadaan dari Wajib Pajak. Contoh: Pajak
Penghasilan
2) Pajak objektif, adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan
pada objeknya, tanpa memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.
Contoh: Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah
c. Menurut pemungut dan pengelolanya, adalah sebagai berikut.
1) Pajak Pusat, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat
dan digunakan untuk membiayai Nilai, dan Pajak Penjualan atas
Barang Mewah, Pajak Bumi dan Bangunan, dan Bea Materai
2) Pajak daerah, adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah
daerah dan digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.
Contoh: pajak reklame, pajak hiburan, Bea perolehan atas Tanah
dan Bangunan (BPHTB), Pajak Bumi dan Bangunan sector
perkotaan dan pedesaan.
3. Fungsi Pajak
Sebagimana telah diketahui cirri-ciri yang melekat pada
pengertian pajak dari berbagai definisi, Berdasarkan hal diatas maka
pajak mempunyai beberapa fungsi menurut Sumarsan (2017:5-6),
a. Fungsi Penerimaan (Budgetair)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi
pemerintah untuk membiayai pengeluaran- pengelurannya. Sebagi
contoh: dimasukannya pajak dalam APBN sebagai penerimaan dalam
negeri.
b. Fungsi Mengatur (Regulerend)
Pajak sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijaksanaan
pemerintah dalam bidang social dan ekonomi.
Contohnya:
1) Pajak yang tinggi dikenakan terhadap minuman keras untuk
mengurangi konsumsi minuman keras.
2) Pajak yang tinggi dikenakan terhadp barang-barang mewah
untuk mengurangi gaya hidup konsumtif.
3) Tarif pajak untuk ekspor sebesar 0%, untuk mendorong ekspor
produksi Indonesia di pasar dunia.
4. Sistem Pemungutan Pajak
Hingga saat ini ada 3 sistem yang diaplikasikan dalam pemungutan
pajak Harry Purwono (2010: 12), yaitu sebagi berikut:
a. Official Assesment System
Adalah suatu system pungutan ditentukan oleh fiskus untuk
menentukan besarnya pajak terutang oleh wajib pajak
b. Self Assesment System
Adalah suatu system pemungutan yang memberikan
dengan melalui sisterm menghitung, memperhitungkan,
membayar, dan melaporkan sendiri besarnya pajak yang terutang.
c. Withholding Tax System
Adalah suatu system pungutan dan pemotongan pajak yang
dilakukan pihak ketiga(bukan fiskus dan bukan wajib pajak
bersangkutan) untuk menentukan besarnya pajak yang terutang
oleh wajib pajak.
5. Asas Pemungutan Pajak
Adapun asas pemungutan pajak yang diungkapakan Harry Purwono
(2010:13) sebagai berikut:
a. Asas Domisili, yaitu bahwa pajak yang dibebankan pada pihak
tinggal dan berada di wilayah suatu Negara tanpa memperhayikan
sumber atau asal objek pajak yang diperoleh atau diterima Wajib
Pajak.
b. Asas Sumber, yaitu bahwa pembebanan pajak oleh Negara hanya
terdapat objek pajak yang bersumber atau berasal dari wilayah
territorialnya tanpa memperhatikan tempat tinggal Wajib Pajak.
c. Asas Kebangsaan, yaitu bahwa status kewarganegaraan
seseoarang menentukan pembebenan pajak terhadapnya.
Perlakuan perpajakn antara Warga Negara Indonesia dan Warga
Negara Asing itu berbeda.
6. Cara Pemungutan Pajak
Menurut Harry Purwono (2010:13) mengemukakan tentang cara
pemungutan pajak dilakukan berdasarkan tiga stelsel adalah sebagai
a. Stelsel Riil atau Nyata (Riele Stelsel)
Merupakan cara pengenaan pajak yang didasarkan pada objek
yang sesunggunya, yang benar-benar ada, dan dapat ditunjuk.
Sebagai contoh, dalam Pajak Penghasilan, yang dimaksud
Penghasilan disini adalah penghasilan sesunggunya yang diperoleh
atau diterima dalam satu tahun baru diketahui pada akhir tahun
sehingga pengenaan pajaknya baru dapat dilakukan pada akhir
tahun tersebut.
b. Stelsel Fiktif ( Fictieve Stelsel)
Merupakan cara pemungutan pajak yang didasarkan pada suatu
anggapan yang dilegalkan oleh undang-undang. Sebagai contoh,
penetapan besarnya angsuran pajak di awal tahun yang didasarkan
pada angagpan bahwa pendapatan tahun ini adalah sama dengan
pendapatan tahun lalu.
c. Steksel Campuran
Merupakan gabungan dari dua stelsel yang ada yaitu stelsel riil
dan stelsel fiktif. Pada awal tahun pajak menggunakan stelsel fiktif
dan setelah akhir tahun menggunakan stelsel riil. Contohnya adalah
Pajak Penghasilan.
7. Syarat Pemungutan Pajak
Agar pengumutan pajak tidak menimbulkan hambatan atau
perlawanan, maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat menurut
a. Pemungutan pajak harus adil (Syarat Keadilan)
Pemungutan pajak dilakukan secara adil baik dalam peraturan
maupun realisasi pelaksanaannya.
b. Pemungutan pajak harus berdasarkan undang-undang (Syarat
Yuridis)
Pemungutan pajak harus berdasrkan undang-undang yang
ditunjukan untuk menjamin adanya hokum yang menyatakn
keadilan yang tegas, baik untuk Negara maupun untuk warganya.
c. Tidak menganggu perekonomian (Syarat Ekonomis)
Pemungutan pajak tidak boleh menghambat ekonomi rakyat,
artinya pajak tidak boleh dipungut apabila justru menimbulkan
kelesuan perekonomian masyarakat.
d. Pemungutan pajak harus efesiensi (Syarat Finansiil)
Pemungutan pajak dilaksanakan dengan pedoman bahwa biaya
pemungutan tidak boleh melebihi hasil pemungutannya.
e. Syarat Sederhana
System pemungutan pajak harus dirancang sesederhana mungkin
untuk memudahkan pelaksanaannya hak dan kewajiban Wajib
Pajak.
B. Implementasi Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
1. Pengertian Implementasi
Menurut Guntur Setiawan dalam bukunya yang berjudul
Implementasi Dalam Birokrasi Pembangunan mengemukakan
pendapatnya mengenai implementasi atau pelaksanaan sebagai
“Implementasi adalah perluasan aktivitas yang saling menyesuaikan proses interaksi antara tujuan dan tindakan untuk
mencapainya serta memerlukan jaringan pelaksana, birokrasi yang
efektif” (Setiawan, 2011:39).
Pengertian implementasi yang dikemukakan di atas, dapat
dikatakan bahwa implementasi yaitu merupakan proses untuk
melaksanakan ide, proses atau seperangkat aktivitas baru dengan
harapan orang lain dapat menerima dan melakukan penyesuaian
dalam tubuh birokrasi demi terciptanya suatu tujuan yang bisa tercapai
dengan jaringan pelaksana yang bisa dipercaya.
2. Sistem Modernisasi Administrasi Perpajakan
Administrasi menurut Rahayu (2017:91) adalah proses yang
bergerak secara dinamis dan terus menerus yang dilaksanakan untuk
mencapai tujuan dengan menggunakan sumber daya manusia yang
bekerja sama secara harmonis untuk mencapai tujuan dengan
berdasarkan aturan yang jelas.
Rahayu (2017:91) mengatakan bahwa Administrasi perpajakan
merupakan proses yang dilakukan secara dinamis dan terus menerus
dalam kegiatan pemungutan pajak dengan melibatkan kerja sama
sumber daya manusia yang tersedia baik fiskus maupun Wajib Pajak.
Administrasi perpajakan berperan penting dalam sistem
perpajakan disuatu negara.Suatu negara dapat dengan sukses
mencapai sasaran yang diharapkan dalam menghasilkan penerimaan
pajak yang optimal karena administrasi perpajakannya mampu dengan
Sistem administrasi pajak modern menurut Liberti Pandiangan (2008)
dalam jurnal Sri Rahayu dan Ita Salsalina (2009) adalah:
a) Maksimalisasi penerimaan pajak
b) Kualitas pelayanan yang mendukung kepatuhan wajib pajak
c) Memberikan jaminan kepada publik bahwa Direktorat Jendral Pajak
memiliki integritas dan keadilan yang tinggi
d) Menjaga rasa keadilan dan persamaan perlakuan dalam proses
pemungutan pajak
e) Pegawai Pajak dianggap sebagai karyawan yang bermotivasi tinggi,
kompeten, dan profesional
f) Peningkatan produktivitas yang berkesinambungan
g) Wajib Pajak mempunyai alat dan mekanisme untuk mengakses
informasi yang diperlukan, dan
h) Optimalisasi pencegahan penggelapan pajak.
3. Konsep dan Tujuan Modernisasi Perpajakan
Konsep dan tujuan modernisasi menurut Pandiangan (2008:7)
adalah sebagai berikut:
a. Konsep Umum
Modernisasi Administrasi Perpajakan yang dilakukan pada
dasarnya meliputi:
1) Dalam hal restrukturisasi organisasi, konsepnya adalah:
a) Debirokratisasi,
b) Struktur organisasi berbasis fungsi terkait dengan perpajakan,
c) Dilakukan pemisahan antara fungsi pemeriksaan dengan
d) Adanya segmentasi Wajib Pajak (level operasional) yang
dikelola dengan KPP,
e) Adanya “internal audit” dan “change program” unit, dan f) Lebih efisien dan “customer oriented”.
2) Dalam hal penyempurnaan proses bisnis, hal ini dilakukan dengan
konsep:
a) Berbasis teknologi komunikasi dan informasi,
b) Efisien dan “customer oriented”,
c) Sederhana dan mudah dimengerti, dan
d) Adanya built-in control
3) Penyempurnaan atas sistem manajemen sumber daya manusia,
konsepnya adalah:
a) Berbasis kompetensi,
b) Optimalisasi teknologi komunikasi dan informasi,
c) Customer driven, dan
d) Continous improvement
4. Tujuan Modernisasi Perpajakan
Adapun tujuan modernisasi perpajakan adalah untuk menjawab latar
belakang dilakukannya modernisasi perpajakan, yaitu:
1) Tercapainya tingkat kepatuhan pajak yang tinggi
2) Tercapainya tingkat kepercayaan terhadap administrasi
perpajakan yang tinggi
3) Tercapainya tingkat produktivitas pegawai pajak yang tinggi.
Adanya modernisasi administrasi perpajakan ini diharapkan
pajak (tax compliance) dapat diidentifikasi dari kepatuhan wajib pajak
dalam mendaftarkan diri, kepatuhan untuk menyetorkan kembali Surat
Pemberitahuan (SPT), kepatuhan dalam penghitungan dan
pembayaran pajak terutang, serta kepatuhan dalam pembayaran
tunggakan. Isu kepatuhan menjadi penting karena ketidakpatuhan
secara bersamaan akan menimbulkan upaya menghindarkan pajak,
seperti tax evasion dan tax avoidance, yang mengakibatkan
berkurangnya penyetoran dana pajak ke kas negara. Pada hakekatnya
kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh kondisi sistem administrasi
perpajakan yang meliputi tax service dan tax enforcement.
C. Kepatuhan Wajib Pajak
1. Kepatuhan Pajak (Tax Compliance)
Rahayu (2010:139) mengatakan bahwa “pada prinsipnya kepatuhan perpajakan adalah tindakan wajib pajak dalam pemenuhan kewajiban
perpajakannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
dan peraturan pelaksanaan perpajakan yang berlaku dalam suatu
negara”.
Terdapat dua macam kepatuhan menurut Rahayu (2010:138), yakni:
a.
Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalamundang-undang perpajakan.
b.
Kepatuhan material adalah suatu keadaan dimana wajib pajak secara substantive atau hakekatnya memenuhi semua ketentuan materialperpajakan, yakni sesuai isi dan jiwa undang-undang perpajakan.
Menurut Rahayu (2010:140) kepatuhan wajib pajak dipengaruhi oleh
beberapa faktor yaitu kondisi sistem administrasi perpajakan suatu
negara, pelayanan pada Wajib Pajak, penegakan hukum perpajakan,
pemeriksaan pajak, dan tarif pajak.
Ada dua macam kepatuhan yaitu kepatuhan formal dan kepatuhan
material. Kepatuhan formal adalah suatu keadaan dimana wajib pajak
memenuhi kewajiban secara formal sesuai dengan ketentuan dalam
undang-undang perpajakan. Kepatuhan material adalah suatu keadaan
dimana wajib pajak memenuhi semua ketentuan material perpajakan.
Kepatuhan material dapat juga meliputi kepatuhan formal.
Kepatuhan wajib pajak yang dikemukakan oleh D. Nowak sebagai
“suatu ilmu” kepatuhan dan kesadaran pemenuhan kewajiban perpajakan tercermin dalam situasi (Devano,2010:110) sebagai berikut:
1) Wajib pajak paham dan berusaha untuk memahami suatu ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.
2) Mengisi formulir pajak dengan lengkap dan jelas.
3) Menghitung jumlah pajak yang terutang dengan benar.
4) Membayar pajak yang terutang tepat pada waktunya.
Adapun kriteria wajib pajak berdasarkan peraturan menteri
keuangan nomor:74/PMK.03/2012 :
a. Tepat waktu dalam menyampaikan SPT untuk semua jenis pajak
b. Tidak mempunyai tunggakan pajak atau untuk semua jenis pajak,
kecuali telah memeroleh izin untuk mengangsur atau menunda
pembayaran pajak.
c. Laporan keuangan diaudit oleh akuntan publik atau lembaga
pengawasan kuangan pemerintahaan dengan pendapat wajar
tanpa pengecualian selama 3 tahun berturut-turut
d. Tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana di
dibidang perpajakan dalam jangka waktu 5 tahun terakhir.
2. Wajib Pajak
Menurut UU No.28 Pasal 1 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum
dan Tata Cara Perpajakan:
“Wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundangundangan perpajakan.jadi dapat disimpulkan bahwa wajib
pajak dapat di bagi menjadi dua, yaitu wajib pajak orang pribadi dan
wajib pajak badan.”
Namun sasaran dalam penelitian ini ditujukan pada Wajib Pajak
orang pribadi dalam negeri.
Wajib Pajak orang pribadi Menurut UU No.28 Pasal 1 Tahun 2007,
adalah: “Wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang
pekerjaan.Wajib pajak yang telah memenuhi persyaratan wajib
mendaftarkan diri pada KPP yang wilayah kerjanya meliputi tempat
diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).Tempat tinggal atau
tempat kedudukan merupakan tempat tinggal atau tempat kedudukan
menurut keadaan yang sebenarnya.” 3. Kewajiban dan Hak Wajib Pajak
Menurut Mardiasmo (2011:56), Kewajiban dan Hak Wajib Pajak adalah:
a. Kewajiban Wajib Pajak
1) Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP.
2) Melaporkan usahanya untuk dikukuhkan sebagai PKP.
3) Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar.
4) Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri),
danmemasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas
waktu yang telah ditentukan.
5) Menyelenggrakan pembukuan/pencatatan
6) Jika diperiksa wajib:
a) Memperlihatkan dan atau meminjamkan buku atau
catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen
lain yang berhubungan dengan penghasilan yang
diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak,
atau objek yang terutang pajak.
b) Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau
ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna
kelancaran pemeriksaan.
7) Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan,
atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak
kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan
untuk keperluan pemeriksaan.
b. Hak-Hak Wajib Pajak
1) Mengajukan surat keberatan dan surat banding.
2) Menerima tanda bukti pemasukan SPT.
3) Melakukan pembetulan SPT yang telah dimasukkan.
4) Mengajukan permohonan penundaan penyampaian SPT.
5) Mengajukan permohonan penundaan atau pengangsuran
pembayaran pajak.
6) Mengajukan permohonan perhitungan pajak yang dikenakan
dalam surat ketetapan pajak.
7) Meminta pengembalian kelebihan pembayaran pajak.
8) Mengajukan permohonan penghapusan dan pengurangan
sanksi, serta pembetulan surat ketetapan pajak yang salah.
9) Memberi kuasa kepada orang untuk melaksanakan kewajiban
pajaknya.
10) Meminta bukti pemotongan atau pemungutan pajak.
11) Mengajukan keberatan dan banding
D. Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian terdahulu menganalisis tentang pengaruh
modernisasi sistem administrasi perpajakan terhadap tingkat kepatuhan
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu
No Nama
Peneliti Judul Peneiti
Metode
Penelitian Hasil Penelitian
1 Ni Luh Junia Purnami, Edy Sujana, Nyoman Putra Yasa (2017 Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gianyar Penelitian Kuantitatif
Secara Individu Dan Bersama-Sama Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (Struktur Organisasi, Business Process Dan Teknologi Informasi Dan Komunikasi, Manajemen Sumber Daya Manusia, Dan Pelaksanaan Good Governance)
Berpengaruh
Signifikan Dan Positif Terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak. 2 Widya K Sarunan (2015) Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasif Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang
Pribadi Dan Wajib
Pajak Badan Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Manado Penelitian Kuantitatif Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Memiliki Pengaruh Yang Positif Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Dan Wajib
Pajak Badan. Pimpinan KPP Pratama Manado Sebaiknya Meningkatkan Pelayanan Prima Terhadap Wajib Pajak, Agar Berdampak Positif Terhadap Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak. 3 Gede Darmayasa, Putu Ery Setiawan(20 16) Pengaruh Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan Pada Kepatuhan Wajib Teknik Cluster Sampling Variabel Struktur Organisasi, Manajemen Sumber
Daya Manusia Dan Good Governance
No Nama Peneliti
Judul Peneliti Metode
Penelitian Hasil Penelitian Pajak Orang Pribadi Signifikan Pada Kepatuhan Wajib Pajak. Variabel Proses Bisnis Dan Teknologi Informasi Serta Komunikasi Tidak Berpengaruh
Pada Kepatuhan
Wajib Pajak Di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Badung Utara. 4 Wayan Sugi Astana, Ni Ketut Lely Aryani Merkusiwati Pengaruh Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Kesadaran Wajib Pajak Pada Kepatuhan Wajib Pajak Analisis Regresi Linier Terdapat Pengaruh Positif Penerapan Sistem Administrasi Perpajakan Modern Dan Kesadaran Wajib Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Di KPP Pratama Gianyar. 5 Sisilia Abdurrohman ,Tjahjanulin Domai, Muhammad Shobaruddin (2017) Implementasi Program E-Filing Dalam Upaya Peningkatan Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi Penelitian Kualitatif Langkah-langkah Implementasi e-filing di KKP Ratama Bojomegoro miliki konsisten dengan teori pendekatan prosodur alat atau manajerial untuk implementasi. Namun penerapan e-filing belum optimal untuk meningkatkan
kepatuhan wajib
pajak. Sumber: Peneliti Tahun 2015 - Tahun 2017
E. Kerangka Pikir
Menurut Siti Kurnia Rahayu (2010:109) Modernisasi sistem perpajakan di
lingkungan
Direktorat Jendral Pajak (DJP)
bertujuan untuk menerapkanGood Governance dan pelayanan prima kepada masyarkat. Good
transparan dan akuntabel, dengan memanfaatkan sistem informasi teknologi
yang handal dan terkini. Strategi yang ditempuh adalah pemberian
pelayanan prima sekaligus pengawasan intensif kepada para wajib
pajak.selain itu untuk mencapai tingkat kepatuhan pajak yang tinggi,
meningkatkan kepercayaan administrasi perpajakna dan mencapai tingkat
produktivitas pegawai pajak yang tinggi. Pengelolaan pajak mengalami
perubahan besar yang terus dikembangkan ke arah modernisasi.Dengan
demikian optimalisasi penerimaan pajak dapat terlaksana dengan baik,
efektif dan efisien.
Berdasarkan konsep teori di atas maka peneliti mencoba menguraikan
dalam bentuk kerangka penelitian sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangka Pikir
Penelitian ini menggunakan tingkat kepatuhan wajib pajak sebagai
variabel dependen, sedangkan sistem administrasi perpajakan yang
berupa Sistem Administrasi Perpajakan sebagai variabel independen.
Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan
(X)
Indikator :
Penerapan pajak Modern 1. Online Payment 2. E-registration 3. E-filing/e-SPT 4. E-Billing
Sumber : Direktorat Jendral Pajak (DJP)
Kepatuhan Wajib Pajak (Y) Indikator : 1. Kepatuhan mendaftarkan diri 2. Kepatuhan menyetor kembali SPT 3. Kepatuhan dalam perhitungan dan
pembayaran utang pajak 4. Kepatuhan dalam
membayar tunggakan
Sumber :Undang-undang No.16 Tahun 2009
F. Hipotesis
Menurut Sugiyono (2012:99) Perumusan hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. menjelaskan
tentang hipotesis sebagai berikut:
“Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan
pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi
hipotesis juga dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan
masalah penelitian, belum jawaban yang empirik”
Berdasarkan kerangka pikiran yang menjelaskan diatas maka penulis
menarik hipotetis penelitian sebangai berikut : ”Diduga implementasi modernisasi system adminidtrasi perpajakan berpengaruh signifikan
terhadap kepatuhan wajib pajak pada kantor pelayanan pajak pratama
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan bentuk penelitian
survei. Menurut Sugiyono (2012:8) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti
pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrument
penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik, dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi
Penelitian ini dilaksanakan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara,
Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan
Alamat :Jalan Urip Sumoharjo Km. 4 GKN I Lt. 1, Makassar, 90232
No. Telepon : 0411-456954, 456135
No. Fax : 0411-456954, 0411-456132
Jam Kerja KPP Pratama Makassar Utara : 08.00 – 16.00 2. Waktu
Penelitianakan telah dilaksanakan kurang lebih dari 2 (Dua) bulan yang dimulai dari
bulan Juni 2019 sampai dengan bulan Juli 2019
No
Rancangan Penelitian
Bulan Juni Bulan Juli
I II III IV I II III IV 1 Persiapan Penelitian 2 Survey lokasi penelitian 3 Pengumpulan data 4 Pengelolahaan dan Analisis Data
5 Penyelesaian laporan
Sumber : Penelitian 2019
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2011:80). Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012:81).
1. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak orang pribadi yang tercatatat di
KPP Pratama Makassar Utara. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi penelitian
adalah wajib pajak badan di KKP Pratama Makassar Utara untuk WP yang terdapat
wajib SPT pada tahun 2019 sebanyak 69.366 untuk badan sebanyak 804, OP Non
karyawan 4.608 dan OP karyawan 28.765.
2. Teknik sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel incidental, sampel
dalam penelitian ini sebanyak 80. Sampel insidental adalah teknik penentuan sampel
ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2012:85).
D. Jenis dan Sumber Data
b. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabungan antara data subyek
dan data dokumenter.
1) Data Subyek
Data subyek yang diperoleh dalam penelitian ini adalah hasil kuesioner sebanyak 50
yang dibagikan kepada responden
2) Data Dokumenter
Data dokumenter yang digunakan yaitu data-data mengenai KPP Pratama Makassar
Utara
c. Sumber data
Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yaitu data yang
diperoleh langsung dari obyek penelitian dalam hal ini Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Bantaeng yang belum diolah dan perlu.
E. Metode pengumpulan data
Penelitian ini Penulis memperoleh data yang diperlukan dengan menggunakan cara
sebagai berikut:
a. Tinjauan kepustakaan (library research), metode ini dilakukan dengan mempelajari
teori-teori dan konsep-konsep yang sehubungan dengan masalah yang diteliti Penulis
pada buku-buku, makalah, dan jurnal guna memperoleh landasan teoretis yang
memadai untuk melakukan pembahasan.
b. Kuesioner (angket), menurut Hariwijaya dan Triton (2011:61) merupakan alat
KPP Pratama Makassar Utara.
c. Dokumentasi ini berupa data tertulis yang dapat mendukung hasil penelitian.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tertulis tentang penerapan sistem
administrasi perpajakan terhadapkepatuhan wajib pajak di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Makassar Utara
F. Metode Analisi Data
Analisis data adalah cara mengelola data yang terkumpul kemudian dapat memberikan
interprestasi. Hasil pengelolaan data ini digunakan untuk menunjukkan masalah yang telah
dirumuskan. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Analisis deskriftif
Menurut Sugiyono (2012:206) metode analisis deskritif adalah statistik yang
digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul
2. Uji Kualitas Data
a.
Uji ValiditasValiditas merupakan ukuran yang benar-benar mengukur apa yang akan diukur.
Semakin tinggi validitas suatu alat tes, maka alat tes tersebut semakin mengenai
pada sasarannya, atau semakin menunjukkan apa yang seharusnya diukur. Jadi,
validitas menunjuk kepada ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi
pengukurannya (Rochaety, Tresnati dan Latief, 2009:57)
Menurut Sugiyono (2011:126) bila harga korelasi di bawah 0,30, maka dapat
disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki
atau dibuang. Pengujian validitas instrumen dalam penelitian ini menggunakan
software statistik berupa SPSS 20.0 (Statistical Product and Service Solutions).
bila digunakan beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan
data yang sama.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur.
Pada penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan pendekatan
internal consistency reliability yang menggunakan cronbach alpha dengan alasan
perhitungan dengan teknik ini akan memberikan harga yang lebih kecil atau sama
besar dengan reliabilitas yang sebenarnya. Jadi ada kemungkinan dengan
menggunakan teknik ini akan lebih cermat karena dapat mendeteksi hasil yang
sebenarnya.
c.
Analisis Regresi SederhanaMenurut Sugiyono (2010,270): “Regresi sederhana didasarkan pada hubungan fungsional ataupun kausal satu variabel independen dengan satu variabel
dependen”. Persamaan Umum regresi linier sederhana adalah
Rumus :
Keterangan :
Y = Kepatuhan wajib pajak
a = Nilai intercept (konstanta)
b = Koefisien regresi
X = Modernisasi sistem administrasi perpajakan
e = Kesalahan pengganggu (standard error)
3. Asumsi Klasik
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel
terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal ataukah
tidak.Model regresi yang baik adalah model regresi yang berdistribusi normal
(Wijaya, 2012:132).
b.
Uji HeterokedastisitasHeterokedastisitas menunjukkan bahwa variansi variabel tidak sama untuk
semua pengamatan. Jika variansi dari residual satu pengamatan ke pengamatan
yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas.
c.
AutokorelasiTujuan uji autokorelasi adalah menguji tentang ada tidaknya korelasi antara
kesalahan pengganggu pada periode t dengan periode t-1 pada persamaan regresi
linier.Apabila terjadi korelasi maka menunjukkan adanya problem autokorelasi.Model
regresi yang baik adalah model regresi yang bebas dari autokorelasi. Salah satu
cara untuk mendeteksi autokorelasi adalah dengan Uji Durbin-Watson (Wijaya,
2012:127).
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji Parsial (Uji t)
Menurut Ghozali (2012:98), Uji t digunakan untuk menguji seberapa jauh
pengaruh variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini secara
individual dalam menerapkan variabel dependen secara parsial.
Uji t dilakukan dengan membandingakan antara dengan untuk
menentukan nilai ditentukan dengan tingkat signifikasi 5% dengan derajat
kebebasan df = (n-k-1) diman n adalah jumlah responden dan k adalah jumlah
Jika (n-k-1) maka H1 ditolak b. Determinasi
Dalam uji regresi linear sederhana koefisien determinasi digunakan untuk
mengetahui presentase sumbangan pengaruh serentak variabel-variabel bebas
terhadap variabel terikat untuk itu digunakan angka-angka pada tabel model
summary. Dasar pengambilan keputusannya yaitu apabila < 0,10 buruk
ketepatannya, 0,11-0,30 rendah ketepatannya, 0,31-0,50 cukup ketepatannya,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat KPP Pratama Makassar Utara
KPP Makassar Utara merupakan salah satu KPP Pratama yang berada dibawah
koordinasi Kantor Wilayah DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara. Wilayah
kerjanya tersebar di enam kecamatan yang mencakup 63 kelurahan di kota Makassar.
Jumlah wajib pajak yang terdaftar saat ini mencapai 130 ribu Wajib Pajak. Sektor
perekonomian yang dominan adalah perdagangan dan industri mengingat di Makassar
ada pelabuhan dan kawasan industri.
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994, di Makassar
hanya terdapat satu kantor pajak di kota Makassar yaitu Kantor Pelayanan Pajak
Ujung Pandang yang berada dibawah Kantor Wilayah XII Sulawesi Selatan dan
Sulawesi Tenggara. Karena laju perekonomian Kota Makassar yang sangat tinggi,
maka pada tahun 2001 KKP Ujung Pandang dipecahkan menjadi KKP Makassar Utara
dan KKP Makassar Selatan melalui keputusan Menteri Keuangan Nomor
443/KM.01/2001.
KPP Makassar Utara ini kemudian bertransformasi menjadi KPP Pratama
Makassar Utara sesuai dengan peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006
tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak.
Perubahan ini merupakan bagian dari reformasi dan modernisasi perpajakan yang
dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.
Semangat reformasi dan modernisasi ini yang kemudian membawa KPP Pratama
Makassar Utara senantiasa memberikan kontribusi positif bagi penerimaan negara
berbagai prestasi termasuk menjadi Kantor Pelayanan Pajak Percontohan di
Lingkungan Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara.
2. Pelayanan Perpajakan
Pemberian pelayanan terhadap wajib pajak antara lain di fokuskan agar dapat
meningkatkan kepatuhan wajib pajak, membina hubungan baik dengan wajib pajak,
meningkatkan eksistensi DJP dimata masyarakat, mengurangi hubungan langsung
antara Wajib Pajak dengan fiskus, menyediakan beragam pilihan pelayanan, dan
memberikan informasi yang akurat dan tepat waktu. Dalam memberikan pelayanan,
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara mengacu pada prinsip-prinsip
pelayanan publik yang ditetapkan dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
Negara Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003 tanggal 10 Juli 2003, yang mencakup
kesederhanaan, kejelasan, kepastian, akurat, keselamatan, bertanggung jawab,
fasilitas lengkap, dapat diakses, petugas yang menyenangkan dan tempat
menyenangkan.
3. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Makassar Utara
Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Makassar Utara
menyelenggarakan tugas dan fungsi sebagai berikut:
a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data pengamatan potensi perpajakan,
penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian
objek Pajak Bumi dan Bangunan:
b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan;
c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya;
d. Penyuluhan perpajakan;
g. Pelaksanaan pemeriksaan pajak;
h. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakanWajib Pajak;
i. Pelaksanaan konsultasi perpajakan;
j. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan/atau Bangunan;
k. Pelaksanaan administrasi kantor.
B. Visi dan Misi
a. Visi KPP Pratama Makassar Utara yaitu menjadi institusi pemerintah yang
menyelenggarakan sistem administrasi perpajakan yang menyelenggaraan sistem
administrasi perpajakan yang efektif, efisien dan dipercaya masyarakat dengan
integritas dan profesionalisme yang tinggi.
b. Misi KPP Pratama Makassar Utara yaitu menghimpun penerimaan pajak Negara
berdasarkan Undang-Undang Perpajakan yang mampu mewujudkan kemandirian
pembiayaan anggaran pendapatan dan belanja Negara melalui sistem
administrasi perpajakan yang efektif dan efisien.
C. Struktur Organisasi dan Pembagian Tugas
1. Struktur Organisasi
Gambar 4.1
Struktur Organisasi KPP Pratama Makassar Utara
KEPALA KANTOR
SUBAG UMUM
SEKSI PELAYANAN SEKSI EKSTENSIFIKASI
2. Pembagian Tugas
a) Kepala Kantor
Mengingat KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP, KPBB, dan
Karipka, maka Kepala Kantor KPP Pratama mempunyai tugas
mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan, pelayanan, dan pengawasan wajib
pajak di bidang pajak penghasilan, pajak tidak langsung lainnya dan pajak bumi
dan bangunan dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan dalam wilayah
wewenangnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
b) Sub. Bagian Umum
Sub Bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha,
kepegawaian, keuangan dan rumah tangga.
SEKSI PENAGIHAN SEKSI PDI
SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI I SEKSI PEMERIKSAAN SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI II SEKSI PENGAWASAN DAN KONSULTASI IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PENGAWASAN
Seksi pengolahan data dan informasi mempunyai tugas melakukan,
urusan, pengolahan data dan informasi, pembuatan monografi pajak, penggalian
potensi perpajakan serta ekstensifikasi wajib pajak.
d) Seksi Pelayanan
Seksi pelayanan mempunyai tugas melakukan penetapan dan
penerbitan produk hukum perpajakan, pengadministrasian dokumen dan berkas
perpajakan, penerimaan dan pengolahan surat pemberitahuan, serta
penerimaan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan registrasi wajib
pajak, serta melakukan kerja sama perpajakan.
e) Seksi Pemeriksaan
1. Melakukan evaluasi terhadap kebenaran dan kelengkapan formal SPT;
2. Melakukan analisa angka-angka yang tersaji pada SPT dan Laporan
Keuangan;
3. Melacak angka-angka yang tersaji pada SPT dan Laporan Keuangan ke bukti
pendukung;
4. Melakukan pengujian kaitan yang dalam hal ini meliputi pengujian atas
dokumen dasar dan pengujian atas jumlah-jumlah fisik;
5. Pengujian atas mutasi setelah tanggal neraca;
6. Pemanfaatan informasi pihak ketiga;
7. Melakukan pengujian fisik;
8. Melakukan inspeksi;
9. Rekonsiliasi / Equlisasi;
10. Melakukan konfirmasi.
pengamatan potensi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak,
pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam menunjang
ekstensifikasi.
g) Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Seksi Pengawasan dan Konsultasi I, II, III dan IV masing-masing
mempunyai tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan
wajib pajak, bimbingan/ himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan, penyusunan profil wajib pajak, analisis kinerja wajib pajak,
melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan intensifikasi,
usulan pembetulan ketetapan pajak, usulan pengurangan pajak bumi dan
bangunan serta bea perolehan hak atas tanah atau bangunan dan melakukan
evaluasi hasil banding.
h) Seksi Penagihan
Seksi Penagihan mempunyai tugas melakukan urusan penatausahaan
piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak, penagihan aktif,
usulan penghapusan piutang pajak, serta penyimpanan dokumen-dokumen
penagihan.
i) Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok jabatan fungsional terdiri dari sejumlah jabatan fungsional
masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan. Setiap kelompok
tersebut dikoordinasikan oleh pejabat fungsional senior yang ditunjuk oleh kepala
kantor wilayah dan kepala KPP Pratama yang bersangkutan. Adapun jumlah
jabatan fungsional tersebut ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
Jenis dan jenjang jabatan fungsional diatur sesuai dengan peraturan
1. Deskripsi Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada responden yaitu wajib pajak orang pribadi dan badan yang
terdaftar pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara dengan
mendatangi langsung kantor KPP Pratama Makassar utara dan memberikan
kuesioner kepada wajib pajak orang pribadi dan badan yang berada di KPP
Pratama Makassar utara. Proses pendistribusian hingga pengumpulan data
dilakukan selama 2 bulan yaitu mulai tanggal 20 Juli sampai dengan tanggal 12
agustus 2019.
Kuesioner yang disebar sejumlah 50 kuesioner dan kuesioner yang dapat
diolah yaitu sejumlah 50 kuesioner dengan jumlah pertanyaan 16 item. Pertanyaan
untuk variabel modernisasi sistem administrasi perpajakan sejumlah 8 pertanyaan
dan 8 pertanyaan untuk variabel kepatuhan wajib pajak.
Tabel 4.2 Sampel Penelitian
No Keterangan Penerimaan
pajak Presentase (%)
1 Jumlah kuesioner yang disebar 50 100%
2 Jumlah kuesioner yang dapat
diolah 50 100%
3 Jumlah kuesioner yang rusak - -
Sumber: data primer yang diolah (2019
2. Karakteristik Responden
Responden terdiri dari wajib pajak badan dan pribadi yang terdaftar di KPP
Pratama Makassar Utara. Sebanyak 50 kuesioner telah dibagikan kepada
bekerja dan pendidikan terakhir. Untuk memperjelas karakteristik responden yang
dimaksud, maka disajikan tabel mengenai responden seperti dijelaskan berikut ini.
a. Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 4.3
Presentase Usia Responden
Usia Frekuensi (Orang) Presentase (%)
<25 tahun 15 30 %
26-35 tahun 22 44 %
36-55 tahun 11 22 %
> 55tahun 2 4 %
Total 50 100 %
Sumber: data primer diolah (2019)
Dari data karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel 4.3 di atas, maka
jumlah responden terbesar adalah responden yang berusia 26-35 tahun sebanyak 22
responden atau 44%.
b. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.4
Presentase Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin Frekuensi (orang) Presentase (%)
Laki-laki 29 58%
Perempuan 21 42%
Total 50 100%
Sumber data primer diolah (2019)
Dari data karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada tabel 4.4
diatas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang berjenis kelamin
laki-laki yaitu sebanyak 29 orang atau 58% sedangkan jumlah responden yang
pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara adalah berjenis kelamin
laki-laki.
c. Karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja
Tabel 4.5
Presentase Pengalaman Kerja Responden
Lama kerja Frekuensi (orang) Presentase(%)
< 1 tahun 9 18%
1-5 tahun 20 40%
6-10 tahun 17 34%
> 10 tahun 4 8 %
Total 50 100%
Sumber: data primer diolah (2019)
Dari data karakteristik responden berdasarkan pengalaman kerja pada tabel 4.5
diatas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang memiliki
pengalaman kerja selama 1-5 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau 40%. sedangkan
jumlah responden yang terendah adalah responden yang memiliki pengalaman kerja
selama > 10 tahun yaitu sebanyak 4 orang atau 8%.
d. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.6
Presentase Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan terakhir Frekuensi (Orang) Presentase (%)
D3 12 24%
S1 28 56%
S2 9 18%
S3 1 2%
Total 50 100%
diatas, maka jumlah responden terbesar adalah responden yang sarjana S1 yaitu
sebanyak 28 orang atau 56%. sedangkan jumlah responden terendah adalah responden
yang S3 yaitu sebanyak 1 orang atau 2%. Maka dapat disimpulkan bahwa sebagian
besar wajib pajak orang pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Makassar Utara adalah
sarjana.
E. Analisis jawaban responden
Untuk menganalisis jawaban responden tentang variabel literasi Adminitrasi
perpajakan dan kepatuhanwajib pajak, peneliti menggunakan skala interval untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait dengan variabel dependen maupun variabel
independen dalam kosioner yaitu:
1 = Sangat Tidak Setuju
2 = Tidak Setuju
3 = Kurang Setuju
4 = Setuju
5 = Sangat Setuju
1. Analisis Deskriptif Variabel Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X)
Analisis deskriptif jawaban respon den tentang variabel modernisasi sistem
administrasi perpajakan didasarkan pada jawaban responden atas
pernyataan-pernyataan seperti yang terdapat dalam kuesioner yang disebarkan pada responden.
Variasi jawaban responden untuk variabel modernisasi sistem administrasi
perpajakan dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Modernisasi Sistem Administrasi Perpajakan (X)
1 X.1 0 0 5 29 16 50 2 X.2 0 0 3 30 17 50 3 X.3 0 0 3 29 18 50 4 X.4 0 0 1 29 20 50 5 X.5 0 0 2 31 17 50 6 X.6 0 0 4 39 12 50 7 X. 7 0 0 5 31 14 50 8 X.8 0 0 5 24 21 50
Sumber : Hasil olah data 2019
Berdasarkan tabel di atas, di mana pernyataan X.1 bahwa pengetahuan tentang
Aparat pajak memberikan pelayanan yang sama terhadap semua Wajib Pajak (tanpa
memandang besar kecilnya pajak terutang responden menjawab) Berdasarkan
pernyataan tersebut Responden Menjawab sangat setuju (SS) yaitu sebanyak 16
responden dan jawaban Setuju (S) sebanayak 29 responden dan jawaban responden
kurang setuju (KS) sebanyak 5 responden.
Tanggapan responden terhadap pernyataan X.2 bahwa Kemudahan pelayanan
dengan adanya Account Representative yang melayani dan memberikan konsultasi
kepada wajib pajak mengenai kewajiban perpajakannya menjawab sangat setuju
(SS) sebanyak 17 responden dan jawaban Setuju (S) sebanyak 30 responden dan
jawaban responden kurang setuju (KS) sebanyak 3 responden.
Tanggapan responden terhadap pernyataan X.3 bahwa pengetahuan
perundang-undangan perpajakan akan berdampak pada ketaatan dan kepatuhan