• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Mikrobiologi - KEJU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Mikrobiologi - KEJU"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty

uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd

fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx

cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

vbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg

hjklzxcvbnmrtyuiopasdfghjklzxcvbn

mqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwert

yuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopas

dfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklz

Makalah Mikrobiologi

“KEJU”

[Pick the date]

Fajar A.

Febi Annora

Helmiono S.

Tio Fajarini

Sekolah Menengah Analis Kimia Bogor

Jl. Binamarga, Baranagsiang, Bogor Timur

(2)

ii | P a g e

Kata Pengantar

Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan petunjuk, kesehatan, dan kesabaran kepada kami sehingga pembuatan tugas Mikrobiologi yaitu makalah dengan topic keju dapat terselesaikan.

Makalah ini disusun dengan tujuan untuk melengkapi nilai mikrobiologi kami dan sebagai mediator pembejaran kami tentang peranan mikrobiologi dalam industry. Dan untuk menambah pemahaman murid – murid yang lain dalam pembelajaran tentang peranan mikrobiologi dalam industri.

Sehubungan dengan terselesaikannya makalah ini kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang memberikan dukungan selama proses pembuatannya.

Kami menyadari bahwa isi dari makalah ini memiliki kekurangan – kekurangan. Kritik dan saran sangat kami harapkan untuk perbaikan di kemudian hari. Semoga isi dari makalah ini dapat bermanfaat bagi pembelajaran murid – murid dalam memehami peranan – peranan mikrobiologi dalam industry, khususnya pada keju.

(3)

iii | P a g e

Daftar Isi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Definisi Produk ... 1

Macam – Macam Keju ... 1

1. Berdasarkan tekstur ... 2

2. Berdasarkan proses pematangan ... 2

3. Berdasarkan kulit ... 3

4. Berdasarkan jenis susu yang digunakan ... 4

5. Keju proses ... 4

6. Keju segar ... 5

7. Pasta filata ... 5

8. Keju krim asam ... 5

9. Keju vegetarian ... 5

Substrat / Bahan Dasar ... 6

Organisme yang Digunakan ... 7

1. Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus ... 8

2. Streptococcus ... 9

Reaksi ... 10

Cara Pembuatan... 10

1. Pembuatan Starter Keju ... 10

2. Penentuan Dosis Rennet ... 11

3. Cara Pembuatan Keju ... 12

Manfaat ... 18

Kandungan gizi yang terdapat dalam keju antara lain : ... 18

Berikut beberapa manfaatnya dari keju: ... 19

Kata Penutup ... 21

(4)

1 | P a g e

Definisi Produk

Keju (dipinjam dari bahasa Portugis, queijo) adalah sebuah makanan yang

dihasilkan dengan memisahkan zat-zat padat dalam susu melalui proses pengentalan atau koagulasi. Proses pengentalan ini dilakukan dengan bantuan bakteri atau enzim tertentu yang disebut rennet. Hasil dari proses tersebut nantinya akan dikeringkan, diproses, dan diawetkan dengan berbagai macam cara. Dari sebuah susu dapat diproduksi berbagai variasi produk keju. Produk-produk keju bervariasi ditentukan dari tipe susu, metode pengentalan, temperatur, metode pemotongan, pengeringan, pemanasan, juga proses pematangan keju dan pengawetan. Umumnya, hewan yang dijadikan sumber air susu adalah sapi. Air susu unta, kambing, domba, kuda, atau kerbau digunakan pada beberapa tipe keju lokal.

Makanan ini dikenal di seluruh dunia, namun diduga pertama kali dikenal di daerah sekitar Timur Tengah. Meskipun tidak dapat dipastikan kapan keju pertama kali ditemukan, menurut legenda keju pertama kali ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang pengembara dari Arab.

Keju memiliki hampir semua kandungan nutrisi pada susu, seperti protein, vitamin, mineral, kalsium, dan fosfor namun juga lemak dan kolesterol yang dapat menyebabkan masalah kesehatan apabila dikonsumsi secara berlebihan. Besaran kandungan lemak dalam keju tergantung pada jenis susu yang digunakan. Keju yang dibuat dengan susu murni atau yang sudah ditambah dengan krim memiliki kandungan lemak, kolesterol dan kalori yang tinggi. Keju sangat bermanfaat karena kaya akan protein, terutama bagi anak kecil karena mereka membutuhkan protein yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa.

Macam – Macam Keju

Saat ini diperkirakan ada lebih dari 400 macam keju di berbagai negara di dunia. Variasi jenis keju ini didapatkan dari penggunaan susu dan bakteri yang berbeda juga lamanya proses pematangan. Selain itu, makanan yang dimakan oleh

(5)

2 | P a g e

binatang yang akan diambil susunya pun berpengaruh terhadap keju yang akan dihasilkan.

1. Berdasarkan tekstur

Keju Camembert dari Perancis adalah keju lunak dengan kulit berwarna putih.

 Keju keras: Maksimum kadar air pada keju tipe ini adalah 56%, semakin sedikit kadar air dalam keju maka keju akan semakin keras. Walaupun begitu, tidak semua keju tipe ini memiliki tekstur yang keras, sebagai contoh keju Edam lebih lunak dari keju Parmesan dan bisa dengan mudah diiris sedangkan Parmesan harus diparut. Keju keras umumnya menjadi matang dalam tiga bulan, namun proses pematangan dapat berlangsung hingga satu tahun dan membuat keju kehilangan lebih banyak air dan menjadi lebih keras.

 Keju iris: Maksimum kadar air pada keju iris berkisar antara 54-63% dan karenanya menjadi matang lebih cepat dan lebih mudah diiris dibandingkan keju keras.

 Keju iris semi keras: Kadar air pada keju jenis ini berkisar antara 61-69%, dan sebagian besar keju ini diproduksi dengan krim rendah kalori. Lama pematangan pada keju-keju tipe ini berbeda-beda, sebagai contoh keju iris semi keras adalah Roquefort, Tetilla, dan Weisslacker.

 Keju lunak: Keju lunak memiliki kadar air lebih dari 67%. Karena banyaknya air pada keju ini, maka kadar lemak yang terdapat pada keju ini pun lebih rendah dibandingkan dengan keju yang lebih keras.

2. Berdasarkan proses pematangan

Keju dapat dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan proses pematangannya. Kelima kelompok tersebut adalah:

(6)

3 | P a g e

 Bakteri yang dimatangkan dari dalam: Contoh keju dari kelompok ini adalah Cheddar, keju Gouda, dan Parmesan. Keju-keju dalam kategori ini menjadi lebih keras ketika matang. Kematangannya akan terjadi seragam di seluruh bagian luar keju. Keju yang dicuci kulitnya: Contoh keju dari kelompok ini adalah Limburger dan Liederkranz. Keju-keju ini secara periodik dicuci bagian permukaannya dengan air asin pada tahap pertama pematangan. Keju tipe ini memiliki kulit yang berwarna oranye atau kemerah-merahan. Biasanya, keju ini akan menjadi lebih lunak ketika matang dan memiliki aroma yang tajam.

 Keju bercoreng biru: Contoh keju dari kelompok ini adalah Roquefort dan Stilton. Keju-keju ini mengandung biakan kapang atau jamur yang menyebar ke seluruh bagian dalam keju.

 Keju berlapis kapang: Contoh keju dari kelompok ini adalah Brie, Camembert, dan St. Andre. Keju-keju jenis ini memiliki lapisan kulit yang berbulu akibat kapang. Lapisan tersebut berwarna putih ketika keju masih muda tetapi dapat menjadi lebih gelap atau coreng-coreng ketika keju mengalami proses pematangan.

 Keju yang tidak dimatangkan: Contoh keju dari kelompok ini adalah cottage cheese, keju krim, dan baker's cheese. Keju jenis ini tidak mengalami proses pematangan.

3. Berdasarkan kulit

 Keju berkulit keras: Ciri-ciri dari keju ini adalah bentuknya yang besar, memerlukan waktu lebih lama untuk matang, dan melalui proses penekanan untuk menghilangkan kelembaban. Contoh keju jenis ini adalah Raclette, Gruyere, dan Gouda.

 Keju yang tertutup dengan bulu halus: Keju jenis ini kulitnya halus dan berbulu. Contoh keju jenis ini adalah Brie.

 Keju berkulit alami: Bagian dalam dari keju ini memiliki tekstur yang lembut dan kulitnya berwarna abu-abu atau biru yang berubah-ubah ketika keju mulai menua. Contoh keju tipe ini antara lain Sainte Maure dan Pouligny St. Pierre.

(7)

4 | P a g e

 Keju yang kulitnya dicuci dengan air asin: Keju-keju kategori ini dimandikan di dalam air asin ketika matang. Contohnya adalah keju Munster dan Feta.

 Keju biru: Keju biru memiliki coreng-coreng yang berwarna biru atau hijau. Warna tersebut didapat dari membiakkan bakteri pada keju. Contoh keju biru adalah Stilton,Roquefort dan Gorgonzola.

 Keju segar: Ciri-ciri dari keju segar adalah tidak memiliki kulit, memiliki kandungan air yang tinggi dan tidak melalui proses pematangan. Contohnya antara lain adalah Demi-sel,Ricotta dan Mascarpone.

4. Berdasarkan jenis susu yang digunakan

 Keju dari susu kambing: Banyak orang yang lebih memilih untuk menggunakan susu kambing karena kandungan lemak dan laktosa yang rendah dan mengandung banyak nutrisi.

 Keju dari susu domba atau biri-biri: Karena pada umumnya domba menghasilkan susu yang lebih sedikit dibandingkan sapi dan kambing maka keju jenis ini pun sulit ditemukan dan lebih mahal harganya.

 Keju dari susu campuran: Keju tipe ini dibuat dari kombinasi dua jenis susu atau lebih.

 Keju dari susu mentah: Banyak yang berpendapat bahwa proses pasteurasi dapat menghilangkan rasa keju sehingga mereka menggunakan susu mentah.

5. Keju proses

Keju proses berbeda dengan keju-keju kategori lainnya karena keju ini tidak diproduksi langsung dari susu segar tetapi dibuat dari keju yang sudah matang. Sisa-sisa dari berbagai macam keju dicampur menjadi satu kemudian digiling, diberi garam dan dipanaskan. Keju proses tersedia dalam berbagai macam bentuk.

(8)

5 | P a g e

6. Keju segar

Keju segar tidak melalui proses pematangan seperti keju-keju lainnya. Bagian padat dari keju ini mencapai 20%.

7. Pasta filata

Pasta filata merupakan nama untuk sekelompok keju yang dadihnya

dipanaskan dengan air panas, diadoni dan dibuat menjadi untaian tali setelah diasamkan. Keju tipe ini berasal dari Italia dan kemudian ditambahkan kepada Daftar Keju Resmi Jerman pada tahun 1999. Kelompok keju ini bervariasi dari keju segar hingga keju keras. Beberapa keju jenis pasta filata adalah Mozzarella, Provolone, dan Scamorza. Kandungan air pada keju jenis ini berkisar antara 62-76%.

8. Keju krim asam

Kandungan air pada keju krim asam berkisar antar 60-73%. Keju tipe ini diproduksi dari keju asam rendah lemak, karena itulah keju ini memiliki kandungan kalori yang rendah danprotein yang tinggi.

9. Keju vegetarian

Sebagian besar keju diproduksi dengan menggunakan rennet yang berasal dari binatang, yang diambil dari perut sapi atau domba. Saat ini, ada banyak alternatif pengganti rennet yang berasal dari binatang.

Beberapa tanaman memiliki enzim yang dibutuhkan untuk mengentalkan susu. Tanaman tersebut antara lain adalah kulit pohon ara, mallow, dan thistle. Beberapa keju tradisional dari Portugal dan Timur Tengah dibuat dengan rennet tumbuhan karena faktor agama dan budaya. Rennet juga bisa didapat dari enzim yang berasal dari jamur atau bakteri. Rennet jenis ini dikembangkan pada akhir 1980an karena adanya kelangkaan rennet yang berasal dari binatang.

(9)

6 | P a g e

Substrat / Bahan Dasar

 Susu

Susu adalah cairan bergizi berwarn aputih yang di hasilkan oleh kelenjar susu maamlia betina. Susu banyak mengandung vitamin dan protein, kalsium, dan lemak.

Dalam pembuatan keju dapat digunakan beberapa jenis susu, yaitu : 1. Keju dari susu kambing

2. Keju dari susu domba atau biri-biri 3. Keju dari susu campuran

4. Keju dari susu mentah

 Mikroorganisme

Mikroorganisme yang digunakan biasanya streptococcus dan bacillus yang termasuk ke dalam Bakteri Asam Laktat (BAL).

Contohnya saja pada pembuatan keju cheddar digunakan bakteri jenis

Sterptococcus sp. Pada pembuatan keju swiss biasanya digunakan bakteri

jenis Sterptococcus thermophillus, Lactobacillus bulgaricus, Lactobacillus

(10)

7 | P a g e

Organisme yang Digunakan

Pada pembuatan keju ini di gunakan bakteri yang tidak jauh berbeda dengan pembuatan yogurt yaitu streptococcus dan bacillus. Kedua jenis bakteri ini termasuk ke dalam Bakteri Asam Laktat (BAL).

Bakteri asam laktat (BAL) adalah kelompok bakteri gram-positif yang

tidak membentuk spora dan dapat memfermentasikan karbohidratuntuk menghasilkan asam laktat. Berdasarkan taksonomi, terdapat sekitar 20 genus bakteri yang termasuk BAL. Beberapa BAL yang sering digunakan dalam pengolahan pangan adalah Aerococcus, Bifidobacterium, Carnobacterium, Enterococcus, Lactobacillus, Lactococcus,Leuconostoc, Oenoco ccus, Pediococcus, Streptococcus, Tetragenococcus, Vagococcus,

dan Weissella. Contoh produk makanan yang dibuat menggunakan bantuan BAL adalah yogurt, keju, mentega, sour cream (susu asam), dan produk fermentasi lainnya. Dalam pengolahan makanan, BAL dapat melindungi dari pencemaran bakteri patogen, meningkatkan nutrisi, dan berpotensi memberikan dampak positif bagi kesehatan manusia.

Sebagian besar BAL dapat tumbuh sama baiknya di lingkungan yang memiliki dan tidak memiliki O2 (tidak sensitif terhadap O2), sehingga termasuk

anaerob aerotoleran. Bakteri yang tergolong dalam BAL memiliki beberapa karakteristik tertentu yang meliputi:

 tidak memiliki porfirin dan sitokrom,

 katalase negatif,

 tidak melakukan fosforilasi transpor elektron,

 dan hanya mendapatkan energi dari fosforilasi substrat.

Hampir semua BAL hanya memperoleh energi dari metabolisme gula sehingga habitat pertumbuhannya hanya terbatas pada lingkungan yang menyediakan cukup gula atau bisa disebut dengan lingkungan yang kaya nutrisi. Kemampuan mereka untuk mengasilkan senyawa (biosintesis) juga terbatas dan kebutuhan nutrisi kompleks BAL meliputi asam amino, vitamin, purin, dan pirimidin.

(11)

8 | P a g e

1. Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus

Lactobacillus bulgaricus adalah sejenis bakteri yang berperan dalam

pembentukan yogurt. Bakteri ini pertama kali diidentifikasikan oleh seorang dokter asal Bulgaria bernama Stamen Grigorov, pada tahun 1905.[1] Oleh karena itu dinamakan menurut Bulgaria.

Bakteri ini hidup dari "memakan" laktosa (gula susu) dan mengeluarkan asam laktat. Asam ini sekaligus mengawetkan susu dan mendegradasi laktosa (gula susu) sehingga orang yang tidak toleran terhadap susu murni dapat mengonsumsi yogurt tanpa mendapat masalah kesehatan.

Nama trinomial

Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus

(Orla-Jensen 1919) Rogosa & Hansen 1971 Weiss et al. 1984 (subspecies status) ? Lactobacillus delbrueckii subsp. bulgaricus Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Bacteria Divisi: Firmicutes Kelas: Bacilli Ordo: Lactobacillales Famili: Lactobacillaceae Genus: Lactobacillus Spesies: L. delbrueckii Upaspesies: L. d. bulgaricus

(12)

9 | P a g e

2. Streptococcus

Streptococcus salivarius sebuah subsp. Thermophilus (umum nama

Streptococcus thermophilus) adalah Gram-positif bakteri dan bersifat homofermentatif anaerob fakultatif , dari viridans kelompok. Ini tes negative untuk sitokrom , oksidase dan katalase , dan positif untuk alfa-hemolitik kegiatan. Ini adalah non-motil dan tidak merupakan endospora .

Hal ini juga diklasifikasikan sebagai bakteri asam laktat (LAB).

S. thermophilus ditemukan dalam produk susu fermentasi. Ini bukan probiotik(tidak bertahan dalam perut pada manusia sehat) dan umumnya digunakan dalam produksi yoghurt , bersama Lactobacillus bulgaricus .Dua spesies yang sinergis, dan S. thermophilus mungkin menyediakan L. bulgaricus dengan asam folat dan asam format yang digunakan untuk purin sintesis.

Keluarga: Streptococcaceae Genus: Streptococcus Spesies: S. salivarius Subspesies: S. subsp salivarius.thermophilus Nama Binomial Streptococcus salivarius subsp.thermophilus (Ex Orla-Jensen 1919) Schleifer et al.1995 Streptococcus thermophilus Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Bakteri Filum: Firmicutes Kelas: Cocci Order: Lactobacillales

(13)

10 | P a g e

Reaksi

Cara Pembuatan

Keju memiliki gaya dan rasa yang berbeda-beda, tergantung jenis air susu yang digunakan, jenis bakteri atau jamur yang dipakai dalam fermentasi, lama proses fermentasi maupun penyimpanan ("pematangan"). Faktor lain misalnya jenis makanan yang dikonsumsi oleh mamalia penghasil susu dan proses pemanasan susu. Walaupun ada ratusan jenis keju yang diproduksi di seluruh dunia, namun keju secara mendasar dibuat dengan cara yang sama.

Tahap – tahap pembuatan keju dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Pembuatan Starter Keju

a. Masukkan 500 ml susu segar ke dalam gelas Erlenmeyer, lalu tutup rapat dengan kapas.

b. Dipanaskan susu tersebut pada autoclave pada suhu 2500F (1210C) selama 15 menit.

c. Setelah dingin tambahkan bubuk kultur starter keju sebanyak 0.1% berat per volum, lalu aduk dengan pengaduk steril sampai homogen.

d. Peram dalam incubator pada suhu 300C selama 24 jam sampai dengan 48 jam.

e. Starter yang dihasilkan setelah pemeraman disebut starter induk yang harus disimpan dalam leamri pendingin pada suhu 300C. f. Apabila akan digunakan untuk pembuatan keju, starter induk harus

diperbaharui kembali dengan cara yang sama seperti cara pembuatan starter induk.

→ →

(14)

11 | P a g e

2. Penentuan Dosis Rennet

a. Apabila rennet berbentuk tepung atau tablet, larutkan dalam sejumlah tertentu air destilasi sesuai petunjuk. Apabila rennet berbentuk cairan dilakukan pengenceran seperlunya.

b. Masukan 100 ml susu ke dalam piala gelas.

c. Panaskan dengan api kecil hingga suhu mencapai 350C.

d. Tambahkan 1 ml larutan rennet yang telah dipersiapkan ke dalamnya lalu aduk hingga homogen. Catat waktunya pada waktu menambahan rennet.

e. Gerakan sepotong lidi halus secara perlahan - lahan dalam larutan susu tersebut.

f. Apabila terasa mulai adanya kesukaran untuk menggerakan llidi dalan susu tersebut, catat waktunya pertama kali terasa kesukaran menggerakan lidi tersebut.

g. Hitung lamanya antara waktu penambahan larutan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama sekali terasa kesukaran menggerakan lidi dalam susu.

h. Hitung dosis penambahan larutan rennet sebagai berikut :

Keterangan :

100 = volume susu yang digunakan

10 = lamanya waktu yang diharapkan terjadinya koagulasi atau penggumpalan protein kasein susu.

1 = adalah volume larutan rennet yang ditambahkan.

t = lamanya waktu penambahan rennet ke dalam susu dengan waktu pertama kali terasanya kesukaran menggerakan lidi dalam susu.

(15)

12 | P a g e

X = volume susu (ml) yang dapat dikoagulasi atau digumpalkan olek 1 ml larutan rennet dalam 10 menit.

3. Cara Pembuatan Keju

a. Pasteurisasi keju yang akan diolah pada suhu 650C selama 15 menit

b. Setelah pasteurisasi dinginkan pada suh 400C.

c. Tambahkan kalsium klorida 25% sebanyak 2 mlper liter susu yang diolah dan larutan rennet sebanyak sesuai dengan hasil pengujian aktivitas rennet, aduk dan diamkan sampai terjadi koagulasi tahu susu dengan sempurna dalam waktu 10 – 15 menit.

d. Setelah pemberian rennet proses selanjutnya berbeda – beda. Beberapa keju lunak dipindahkan dengan hati – hati ke dalam cetakan , sebaliknya pada keju lainnya dadih diiris kecil kecil agar mengeluarkan lebih banyak air dadih (whey). Atau setelah dipotong – potong dapat dipanaskan sampai suhu 400C agar cairan whey keluar sempurna.

e. Persiapkan alat cetakan keju , lapisi dengan kai penyaring, lalu tuangkan tahu susu ke dalam cetakan keju tersebut dan kemudian tekan sesuai dengan tingkat kekerasan yag diinginkan.

f. Pengasinan

Setelah keju dibentuk,dilakukan penambahan garam agar keju tidak terasa tawar. Keju dapat diasinkan dengan empat cara yang berbeda. Bagi beberapa keju, garam ditambahkan langsung ke dalam dadih. Cara yang kedua adalah dengan menggosokkan atau menaburkan garam pada bagian kulit keju. Hal ini menyebabkan kulit keju terbentuk dan melindungi bagian dalam keju agar tidak matang terlalu cepat. Beberapa keju-keju yang berukuran besar diasinkan dengan cara direndam dalam air garam. Perendaman keju bisa menghabiskan waktu berjam-jam hingga berhari-hari. Cara yang terakhir adalah dengan mencuci bagian permukaan keju dengan larutan garam. Selain memberikan rasa, garam juga membantu menghilangkan air berlebih, mengeraskan permukaan,

(16)

13 | P a g e

melindungi keju agar tidak mengering serta mengawetkan dan memurnikan keju ketika memasuki proses maturasi.

g. Setelah pengasinan angin – anginkan pada suhu kamar selama 1 hari sampai terbentuk kulit pada permukaan.

h. Setelah kulit terbentuk, lapisi permukaan dengan paraffin dengan cara mencelupkan ke dalam paraffin cair.

i. Kemudian peram keju tersebut mulai dari 3 bulan sampai 6 bulan. j. Beberapa teknik khusus

Beberapa teknik dapat dilakukan sebelum proses pematangan untuk memengaruhi tekstur dan rasa akhir keju:

Peregangan (Stretching)

Dadih diusung dan lalu diadoni dalam air panas untuk menghasilkan tekstur yang berserabut. Contoh keju yang melewati proses ini adalah keju Mozzarella dan Provolone.

Cheddaring

Dadih yang sudah dipotong kemudian ditumpuk untuk menghilangkan kelembaban. Dadih tersebut lalu digiling untuk waktu yang cukup lama. Contoh keju yang

mengalami proses ini adalahkeju Cheddar dan Keju Inggris lainnya.

Pencucian

Dadih dicuci dalam air hangat untuk menurunkan tingkat keasamannya dan menjadikannya keju yang rasanya lembut. Contoh keju melewati proses pencucian adalah keju Edam,Gouda, dan Colby.

Pembakaran

Bagi beberapa keju keras, dadih dipanaskan hingga suhu 35 °C(95 °F)-56 °C(133 °F) yang kemudian mengakibatkan butiran dadih kehilangan air dan membuat keju menjadi lebih keras teksturnya. Proses ini sering disebut dengan istilah pembakaran (burning). Contoh keju yang dipanaskan ulang adalah Emmental, Appenzell dan Gruyère.

(17)

1 | P a g e

Produksi keju secara modern

(18)

18 | P a g e

Manfaat

Keju merupakan makanan yang penuh dengan nutrisi. Keju memiliki banyak elemen yang sama dengan susu, yaitu protein, lemak, kalsiumdan vitamin. Satu pon keju memiliki protein dan lemak yang sama jumlahnya dengan satu galon susu. Keju dengan tingkat kelembaban yang tinggi memiliki konsentrasi nutrisi yang lebih rendah dibandingkan dengan keju yang tingkat kelembabannya rendah.

Kandungan gizi yang terdapat dalam keju antara lain :

Lemak

Lemak memberikan rasa dan tekstur yang unik pada keju. Kandungan lemak pada keju berbeda-beda pada satu jenis keju dengan yang lainnya. Keju segar memiliki kandungan lemak hingga 12%. Sedangkan kandungan lemak pada keju yang sudah dimatangkan berkisar antara 40-50%.

Protein

Keju memiliki kandungan protein sebesar 10-30%. Protein ini didapatkan dari kasein yang dimodifikasi. Saat proses pematangan, protein dipecah menjadi oligopeptide dan asam amino. Proses ini berpengaruh terhadap struktur dan rasa dari keju. Proses degradasi protein disebut proteolisis dan karena proses inilah maka protein menjadi mudah dicerna.

Mineral

Keju sangat kaya akan kalsium, fosfor dan seng. Satu ons keju mengandung sekitar 200ml kalsium Kandungan kalsium pada keju akan berbeda, tergantung pada apakah keju tersebut dikoagulasi menggunakan enzim atau asam. Keju yang dikoagulasi menggunakan enzim mengandung kalsium dua kali lebih banyak dibandingkan dengan yang

(19)

19 | P a g e

menggunakan asam. Keju juga kaya akan sodium, karena penambahan garam saat proses pembuatannya.

Vitamin

Saat susu murni digunakan untuk membuat keju, vitamin A dan D yang larut dalam lemak tinggal pada dadih. Namun, banyak vitamin yang larut dalam air yang hilang terbawa air dadih. Hanya sekitar seperempat dari riboflavin (vitamin B2) dan seperenam dari tiamina (vitamin B1) yang tinggal pada keju Cheddar, sedangkan niasin, vitamin B6, vitamin B12,biotin, asam pantothenic, dan folat terbawa bersama air dadih.

Laktosa

Kandungan laktosa pada keju sangatlah kecil, yaitu berkisar 4.5-4.7%. Hal ini dikarenakan dalam prosesnya sebagian besar laktosa dalam susu keluar bersama air dadih dan yang tersisa diubah menjadi asam laktat saat proses pematangan. Karena itu, keju merupakan makanan yang aman dikonsumsi oleh orang yang memiliki intoleransi laktosa dan penderitadiabetes.

Berikut beberapa manfaatnya dari keju:

 Keju mengandung kalsium, protein, dan fosfor dalam jumlah banyak karena keju merupakan konsentrat dari susu.

 Profil asam aminonya juga lengkap sehingga berperan dalam sintesis protein untuk pembangun jaringan otot, metabolisme sel-sel tubuh, dan tulang.

 Kaya riboflavin yang bermanfaat membantu metabolisme karbohidrat dan menjaga kesehatan membran mukosa.

 Kaya vitamin B12 dan asam folat dalam keju yang bermanfaat membantu sintesa DNA, pematangan sel-sel darah merah, dan menjaga fungsi syaraf.

 Kaya vitamin B6 yang membantu metabolisme asam amino dan lemak, menjaga sistem syaraf dan kesehatan kulit.

 Kaya vitamin A yang penting bagi indra penglihatan, kesehatan kulit, jaringan permukaan, dan perlindungan terhadap infeksi.

(20)

20 | P a g e

 Kaya fosfor yang bermanfaat sebagai pembentuk ATP untuk produksi energi, pembentuk tulang dan gigi, dan keseimbangan asam basa.

 Kaya kalsium yang penting untuk pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah pada luka, menjaga fungsi syaraf, otot, dan irama jantung.

 Beberapa studi juga membuktikan jika konsumsi keju dapat mencegah kerusakan gigi.

 Keju juga mengandung tryptophan, sejenis asam amino yang mampu meredakan stress dan membantu tidur.

 Kandungan kalori dan karbohidratnya juga sangat rendah sehingga cocok sebagai makanan diet.

(21)

21 | P a g e

Kata Penutup

Puji syukur mari kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNya serta pertolonganNya sehingga makalah dengn topic keju in dapat terselesaikan.

Dengan terselesaikannya makalah ini maka tugas kami dalam pelajaran mikrobiologi dapat terpenuhi.

Penysun menyadari dalam pembuatan akalah ini masih belum sempurna dan masih ada kekurangan. Namun berkat semua pihak yang membantu kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Semoga apa yang terdapat dalam makalah ini dapat bermanfaat dan dapat memberikan wawasan yang lebih bagi para pembacanya.

(22)

22 | P a g e

Daftar Pustaka

 www.wikipedia.org  http://www.warintek.ristek.go.idpangan_kesehatanpanganipbPembuatan%20k eju.pdf  http://masenchipz.com/manfaat-keju  http://webcache.googleusercontent.com

Referensi

Dokumen terkait

Proses pembuatan keju dari campuran air susu sapi dan susu kedelai diawali dengan proses persiapan bahan yaitu air susu sapi dan susu kedelai, pembentukan dadih, pemisahan dadih

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kualitas susu segar dari para peternak sapi perah pemasok industri keju yang ditinjau dari keberadaan jumlah sel somatis,

Untuk mengetahui kualitas susu segar yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan keju pada industri tersebut, dilakukan pengujian terhadap komposisi, kesegaran, dan dugaan

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi susu kedelai sebagai alternatif pengganti susu hewani terhadap keju segar dengan kombinasi inokulum Lactobacillus bulgaricus (LB) -

Pematangan ( ripening ) seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.1 adalah proses yang mengubah dadih-dadih (keju mentah) segar menjadi keju yang penuh dengan

Fungsi perlakuan pada pembuatan keju mozarella diantaranya proses pencampuran asam sitrat ke dalam susu yang berguna agar suasana menjadi asam sehingga enzim

Penelitian dilakukan untuk mengetahui kualitas susu segar dari para peternak sapi perah pemasok industri keju yang ditinjau dari keberadaan jumlah sel somatis,

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Komposisi, Kesegaran, dan Dugaan Pemalsuan Susu Segar sebagai Bahan Dasar Keju