• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Analisis Prospektif

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Analisis Prospektif"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PROSPEKTIF

ANALISIS PROSPEKTIF

MAKALAH

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas

Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan

Oleh : Oleh :

R

Raanni i YYuuaanniitta a ((11440022115500116677)) S

Saasskkhhiia a IIrrvviinng g M M ((11440022115500118833)) Ra

Ratntna a DeDewwi i AgAgusustitina na ((14140202151542422323)) D

Dhheea a VViioolliin n RR..WW..R R ((11440022115544223311)) IIsrsroommi i RRiizzkki i NNeessttiitti i ((11404022115454331111))

AK-39-07 AK-39-07 UNIVERSITAS TELKOM UNIVERSITAS TELKOM 2017 2017

(2)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL...ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI...iiii KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR ...iiii BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN...11 1.1 1.1 Latar Latar Belakang Belakang Masalah...Masalah... 11 1.2 Rumusan Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Makalah...1

1.3 Tujuan Makalah...1

1.4 1.4 Kegunaan Kegunaan Makalah...Makalah... 22 BAB II BAB II PEMBAHPEMBAHASANASAN... 3 3 2.1 Proses Proyeksi...3

2.1 Proses Proyeksi...3

2.1.1 Proyeksi 2.1.1 Proyeksi Laporan Laba Laporan Laba Rugi...Rugi... ... 44 2.1.2 Proyeksi Neraca...7

2.1.2 Proyeksi Neraca...7

2.1.3 Proyeksi Laporan Arus Kas...16

2.1.3 Proyeksi Laporan Arus Kas...16

2.1.4 Analisis Sensitivitas...17

2.1.4 Analisis Sensitivitas...17

2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa... 19

2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa... 19

2.3 Tren Penggerak Nilai...24

2.3 Tren Penggerak Nilai...24

2.4 Peramalan Jangka Pendek... 24

2.4 Peramalan Jangka Pendek... 24

2.4.1 2.4.1 Pola Pola Arus Arus Kas...Kas... ... 2525 2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan...26

2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan...26

2.4.3 Peramalan Arus Kas Dengan Analisis Pro Forma...27

2.4.3 Peramalan Arus Kas Dengan Analisis Pro Forma...27

BAB III PENUTUP BAB III PENUTUP... 29 29 3.1 Kesimpulan...29

3.1 Kesimpulan...29

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA... 30... 30

(3)

DAFTAR ISI DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN JUDUL...ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI...iiii KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR ...iiii BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN...11 1.1 1.1 Latar Latar Belakang Belakang Masalah...Masalah... 11 1.2 Rumusan Masalah...1

1.2 Rumusan Masalah...1

1.3 Tujuan Makalah...1

1.3 Tujuan Makalah...1

1.4 1.4 Kegunaan Kegunaan Makalah...Makalah... 22 BAB II BAB II PEMBAHPEMBAHASANASAN... 3 3 2.1 Proses Proyeksi...3

2.1 Proses Proyeksi...3

2.1.1 Proyeksi 2.1.1 Proyeksi Laporan Laba Laporan Laba Rugi...Rugi... ... 44 2.1.2 Proyeksi Neraca...7

2.1.2 Proyeksi Neraca...7

2.1.3 Proyeksi Laporan Arus Kas...16

2.1.3 Proyeksi Laporan Arus Kas...16

2.1.4 Analisis Sensitivitas...17

2.1.4 Analisis Sensitivitas...17

2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa... 19

2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa... 19

2.3 Tren Penggerak Nilai...24

2.3 Tren Penggerak Nilai...24

2.4 Peramalan Jangka Pendek... 24

2.4 Peramalan Jangka Pendek... 24

2.4.1 2.4.1 Pola Pola Arus Arus Kas...Kas... ... 2525 2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan...26

2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan...26

2.4.3 Peramalan Arus Kas Dengan Analisis Pro Forma...27

2.4.3 Peramalan Arus Kas Dengan Analisis Pro Forma...27

BAB III PENUTUP BAB III PENUTUP... 29 29 3.1 Kesimpulan...29

3.1 Kesimpulan...29

DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA... 30... 30

(4)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

De

Dengngan an memenynyebebut ut nanama ma AlAllalah h SWSWT T yayang ng MaMaha ha PePengngasasih ih lalagi gi MaMahaha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah

menyelesaikan makalah Analisis Laporan Keuangan meAnalisis Laporan Keuangan mengenai Analisis Prosngenai Analisis Prospektif.pektif. Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat

dari berbagai pihak sehingga dapat mempermemperlancar pembuatalancar pembuatan n makalmakalah ah ini. Untuk ituini. Untuk itu ka

kami mi memenynyamampapaikikan an babanynyak ak teteririma ma kakasisih h kekepapada da sesemumua a pipihahak k yyanang g tetelalahh  berkontribusi dalam

 berkontribusi dalam pembuatan pembuatan makalah makalah ini.ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik  Terlepas dari semua itu, Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan baik  dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan te

terbrbuka uka kamkami i memeneneririma ma sesegagala la sasararan n dadan n krkrititik ik dadari ri pepembmbacaca a agagar ar kakami mi dapdapatat memperbaiki makalah mengenai Analisis Prospektif ini.

memperbaiki makalah mengenai Analisis Prospektif ini. Ak

Akhihir r kakata ta kamkami i berberhahararap p sesemomoga ga mamakakalalah h ililmimiah ah tetentntanang g lilimbmbah ah dandan man

manfaafaatnytnya a untuntuk uk masmasyaryarakan akan ini ini dapadapat t memmemberberikaikan n manmanfaafaat t maumaupun pun inpiinpirasrasii terhadap pembaca. terhadap pembaca. Bandung, 15 November 2017 Bandung, 15 November 2017 Penyusun Penyusun

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Adanya efek atau investasi dalam perusahaan menyebabkan  perusahaan memerlukan adanya cara yang tepat dalam penilaian kelayakan rencana-rencana strategis. Dalam penilaian efek dan ketepatan rencana strategis perusahaan, diperlukan adanya analisis prospektif. Analisis ini diperlukan dalam menentukan keputusan baik bagi investasi pemegang saham maupun pinjaman. Bab ini memberi perhatian khusus proses proyeksi,  penilaian laba dan penggerak nilai.

Dengan adanya hal tersebut kami bermaksud membuat makalah Analisis Laporan Keuangan dengan sub judul “Analisis Prospektif.”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang diuraikan dalam latar belakang masalah diatas, penulis merumuskan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana proses proyeksi berlangsung?

2. Bagaimana aplikasi analisis prospektif dalam model penilaian laba? 3. Bagaimana proses tren penggerak nilai?

1.3 Tujuan Makalah

Sejalan dengan rumusan masalah, makalah ini disusun dengan tujuan untuk mengetahui:

1. Proses proyeksi

2. Aplikasi analisis prospektif dalam model penilaian laba 3. Tren penggerak nilai

(6)

1.4 Kegunaan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan dapat memberikan kegunaan,  bagi:

1. Bidang Keilmuan

Diharapkan akan menambah pengembangan ilmu dan pengetahuan serta pendalaman terhadap ilmu yang di peroleh selama waktu kuliah dalam kaitannya dengan kenyataan dilapangan.

2. Guna Laksana

Bagi perusahaan diharapkan akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan evaluasi dan mengambil kebijakan dalam hal pelaksanaan kerja  para karyawan.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Analisis Prospektif 

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis  perusahaan secara akurat.Analisis prospektif berguna untuk menguji ketepatan rencana strategis perusahaan. Untuk itu, perlu dianalisis apakah perusahaan mampu menghasilkan arus kas operasi yang cukup untuk mendanai  pertumbuhan yang diharapkan, atau apakah perusahaan memerlukan  pendanaan utang atau ekuitas di masa depan. Perlu dianalisis juga apakah rencana strategis kini akan menghasilkan manfaat seperti yang diramalkan oleh manajemen perusahaan. Dengan demikian, analisis prospektif berguna  bagi kreditor untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi

kewajibannya.

2.2 Proses Proyeksi

Proses proyeksi dimulai dari laporan laba rugi, diikuti dengan neraca dan laporan arus kas.

Analisis Prospektif 

(8)

Proyeksi Laporan Keuangan

2.2.1 Proyeksi Laporan Laba-Rugi

Proses proyeksi dimulai dengan pertumbuhan penjualan yang diharapkan. Dalam contoh ini digunakan tren historis untuk memprediksi tingkat  penjualan dimasa depan. Analisis lebih rinci melibatkan informasi eksternal

seperti :

 Tingkat aktivitas ekonomi makro yang diharapkan. Karena pembelian

 pelanggan dipengaruhi oleh tingkat penghasilan pribadi yang bisa dibelanjakan (personal disposable income), analisis mengikut sertakan estimasi yang terkait dengan pertumbuhan ekonomi pada umumnya dan  pertumbuhan penjualan eceran pada khususnya. Sebagai contoh, bila ekonomi membaik, dapat diproyeksikan adanya kenaikan penjualan dibandingkan  penjualan tahun lalu.

 Peta Persaingan, apakah jumlah pesaing bertambah atau apakah pesaing yang

lebih lemah menghentikan operasinya. Perubahan peta persaingan akan mempengaruhi proyeksi atas unit penjualan maupun kemampuan perusahaan untuk menaikan harga. Kedua hal tersebut akan berdampak pada pertumbuhan.

 Bauran Toko baru dan toko lama. Toko baru umumnya menikmati kenaikan

 penjualan yang lebih besar dibandingkan dengan toko lama karena toko baru dapat meraih pasar yang tidak tertangani dengan baik atau menyediakan komposisi barang terkini dibandingkan dengan pesaing yang ada. Toko lama umumnya tumbuh seiring dengan tingkat pertumbuhan ekonomi lokal secara keseluruhan. Karenanya analisis harus mempertimbangkan rencana ekspansi yang diumumkan oleh manajemen.

Dimulai dengan asumsi bahwa penjualan akan tumbuh sebesar 11,566% di tahun 2006, tingkat pertumbuhan yang sama dengan tahun 2005. Setelah  proyeksi selesai, analisis sensitivitas akan mempelajari tingkat implikasi

(9)

Margin laba kotor   Target   mengalami sedikit kenaikan menjadi 32,866% terhadap penjualan.Untuk tujuan proyeksi, margin laba kotor  terakhir diasumsikan sebesar 32,866%. Pada praktiknya, estimasi margin laba kotor sebagian akan dipengaruhi oleh kekuatan ekonomi, dan tingkat kompetisi dalam pasar  Target . Misalnya, kompetisi yang meningkat membuat kita mempertanyakan kemampuan perusahaan untuk meningkatkan margin laba kotor karena akan sulit untuk menaikkan harga lebih dari 22% terhadap  penjualan. Proyeksi beban penjualan, umum, dan administrasi adalah 22,49% terhadap penjualan, sama dengan persentase yang terakhir. Pada praktiknya,  pos beban dapat diuji dan diestimasi secara terpisah dengan menyertakan  pemahaman yang didapat dari bagian Management Discussion and Analysis-MDA dalam laporan keuangan atau dari sumber eksternal.Bagi perusahaan ritel seperti Target , tren gaji dan biaya okupansi serta beban iklan memerlukan  penelitian lebih lanjut.

Beban penyusutan merupakan pos material dan harus diproyeksikan secara terpisah.Penyusutan merupakan beban tetap dan merupakan fungsi dari  jumlah aset yang dapat disusutkan.Pada tahun-tahun sebelumnya, Target telah

(10)

melaporkan beban penyusutan kira-kira 6% dari saldo aset tetap di awal tahun. Proyeksi mengasumsikan beban penyusutan sebesar 6,333% dari saldo aset tetap tahun 2005, presentase yang terakhir.

Dengan cara yang sama, dihitung pula rasio historis beban bunga terhadap saldo awal tahun yang berbunga. Selama dua tahun terakhir, rasio ini mengalami sedikit kenaikan dari 4,982% menjadi 5,173%.Proyeksi mengasumsikan 5,173% dari saldo awal tahun yang berbunga. Pada  praktiknya, estimasi harus menyertakan proyeksi tingkat bunga jangka  panjang di masa depan. Akhirnya, angka yang digunakan untuk proyeksi atas  beban pajak adalah sebagai persentase terhadap laba sebelum pajak tetap

(11)

Berdasarkan asumsi-asumsi di atas, proyeksi laporan laba rugi   Target  tahun 2006 disajikan di tampilan 9.2. berikut langkah-langkah dalam memproyeksikan laporan tersebut.

1. Penjualan: $52.204 = $46.839 x 1,11455. 2. Laba kotor: $17.157 = $52.204 x 32,866%. 3. HPP: $35.047 = $52.204 - $17.157.

4. Penjualan, umum, dan administrasi: $11.741 = $52.204 x 22,49%.

5. Penyusutan dan amortisasi: $1.410 = $22.272 (aset tetap kotor awal periode) x6333%.

6. Bunga: $493 = $9.538 (utang berbunga awal periode) x 5,173%. 7. Laba sebelum pajak: $3.513 = $17.517 - $11.741 - $1.410 - $493. 8. Beban pajak: $1.328 = $3.513 x 37,809%.

9. Pos luar biasa dan dihentikan: tidak ada. 10. Laba bersih: $2.185 = $3.513 -$1.328.

2.2.2 Proyeksi Neraca

 Neraca   Target   2003-2005 berikut beberapa rasio terpilih disajikan pada tampilan 9.3.ramalan neraca tahun 2006 meliputi langkah-langkah berikut ini.

(12)

1. Buatlah proyeksi aset lancar selain kas dengan menggunakan  proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio  perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.

2. Buatlah proyeksi kenaikan aset tetap dengan estimasi pengeluaran modalyang didasarkan pada tren historis atau informasi dalam  bagian MD&A di laporan tahunan.

3. Buatlah proyeksi kewajiban lancar selain utang dengan menggunakan proyeksi penjualan atau harga pokok penjualan dan rasio perputaran yang relevan seperti dijelaskan di bawah ini.

(13)

4. Hitunglah bagian lancar utang jangka panjang (bagian yang jatuh tempo) dari catatan utang jangka panjang.

5. Utang jangka pendek lainnya diasumsikan tidak berubah dari tahun-tahun sebelumnya kecuali menunjukkan tren yang jelas  berbeda.

6. Saldo awal utang jangka panjang diasumsikan sama dengan utang  jangka panjang tahun lalu dikurangi bagian yang jatuh tempo dari  butir (4) di atas.

7. Asumsikan kewajiban jangka panjang lainnya sama dengan saldo tahun lalu, kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.

8. Saham biasa awal diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu.

9. Laba ditahan diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu ditambah (dikurangi) dengan laba (rugi) bersih dan dikurang dividen yang diperkirakan.

10. Pos ekuitas lainnya diasumsikan sama dengan saldo tahun lalu, kecuali menunjukkan tren yang jelas berbeda.

Jumlah langkah (3)-(10) menghasilkan total kewajiban dan ekuitas.karena itu, total aset sama dengan jumlah tersebut dan angka kas yang dihasilkan dihitung dari total aset dikurangi (1) dan (2). Pada titik ini, kas akan terlalu tinggi atau terlalu rendah. Selanjutnya, utang jangka panjang dan saham disesuaikan untuk penerbitan (pembelian kembali) yang diperlukan untuk mencapai tingkat kas yang diinginkan dan untuk mempertahankan leverage   keuangan historis.Penyesuaian tersebut mengindikasikan tingkat  pendanaan yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan perusahaan.

(14)

Untuk memulai, proyeksi piutang, persediaan, aset tetap, utang usaha, dan beban yang masih harus dibayar menggunakan proyeksi penjualan dan harga pokok penjualan serta tingkat perputarannya. Misalnya, tingkat  perputaran piutang didasarkan pada penjualan tahun berjalan adalah:

Tingkat perputaran piutang usaha =

Berikutnya, proyeksi piutang usaha dihitung sebagai berikut:

Proyeksi piutang usaha =

Proyeksi piutang usaha diasumsikan dengan menggunakan tingkat  perputaran terakhir sebesar 9,24.

Tingkat perputaran persediaan juga menggunakan tingkat perputaran yang terakhir (didasarkan pada saldo akhir persediaan) sebesar 5,84, berikut dengan harga pokok penjualan untuk memproyeksikan persediaan. Analisis yang lebih mendalam akan membandingkan tingkat perputaran persediaan toko lama dengan toko baru, serta mengantisipasi pertumbuhan toko baru. Persediaan saat ini dapat diproyeksikan tumbuh seiring dengan tingkat  pertumbuhan penjualan yang diperkirakan. Persediaan tambahan yang

diperlukan untuk toko baru akan ditambahkan pada jumlah tersebut.

Aset tetap diestimasi berbagai saldo aset tetap kotor tahun lalu ditambah persentase pengeluaran modal terhadap penjualan historis.Pengeluaran modal historis diperoleh dari laporan arus kas. Selama tiga tahun terakhir, persentase pengeluaran modal terhadap penjualan telah stabil sekitar 6,4% terhadap penjualan. Persentase 6,43% digunakan untuk  mengestimasi pengeluaran modal tahun 2006. Setelah proyeksi

(15)

selesai,persentase tersebut dapat disesuaikan untuk melihat implikasi keuangan atas pengeluaran modal yang lebih tinggi (rendah).

Estimasi utang usaha didasarkan pada perputaran utang dan harga  pokok penjualan historis.Rasio perputaran terakhir (didasarkan atas saldo utang usaha) sebesar 5.441 digunakan untuk mengestimasi utang than 2006. Persentase beban yang masih harus dibayar terhadap penjuaan juga diestimasikan menggunakan tingkat perputaran akrual terakhir sebesar  28.683.terakhir uang pajak diestimasi berdasarkan hubungan utang terhadap  beban pajak historis, dnfignakan tingkat terakhir sebesar 26,527% untuk 

memproyeksikan utang pajak tahun 2006.

Jadwal jatuh tempo hutang jangka panjang diberikan dalam catatan atas laporan keuangan. Kita menggunakan angka tahun 2006 dalam jadwal tersebut. Utang jangka panjang awalnya diestimasi sebagai saldo utang jangka  panjang tahun sebelumnya dikurangi estimasi utang yang jatuh tempo (bagian lancar). Kemudian tigkat utang ini disesuaikan untuk mendapatkan saldo kas dan leverage keuangan yang diinginkan setelah neraca awal tersusun. Saham  biasa dan saham yang diperoleh kembali diasumsikan sama dengan saldo

tahun lalu.

Langkah-Langkah dalam memproyeksikan Neraca Target tahun 2006 1. Piutang = Penjualan / Perputaan Piutang

$5.650 = $52.204 / 9,24

2. Persediaan = HPP/ Perputaran Persediaan $6.601 = $35.047/5,84

3. Aset Lancar Lain : Tidak ada perubahan

4. Aset Tetap = Saldo Tahun Lalu + Estimasi Pengeluaran Modal x Persentase CAPEX (Penjualan)

$25.629 = $22.272 + $3.357 $3.357 = $52.204 x 6,431%

(16)

5.   Akumulasi Penyusutan = Saldo Tahun Lalu + Estimasi Penyusutan

$6.822 = $5.412 + $1.410

6. Aset Tetap Bersih = Aset Tetap - Akumulasi penyusutan $18.807 = $25.629 - $6.882

7. Aset Jangka Panjang Lainnya : Tidak ada Perubahan 8. Utang Usaha = HPP/Perputaran Utang

$6.441 = $35.047 / $5.441

9. Bagian Lancar Utang Jangka panjang : jumlah yang dilaporkan dalam catatan kaki utang jangka panjang sebagai bagian yang  jatuh tempo ditahun 2006.

10.  Beban yang masih harus dibayar = Penjualan/perputaran beban yang masih harus dibayar 

$1.820= $52.204 / $28.683

11. Utang Pajak = beban pajak x ( utang pajak / beban pajak) $352 = $1.328 x 26,527%

12. Pajak Tangguhan dan Kewajiban Lain : tidak ada perubahan

13. Utang jangka Pnjang = Utang jangka panjang tahun lalu – bagian utang yang jatuh tempo (langkah 9)

$8.283 = $9.034 - $751

14. Saham biasa : Tidak ada perubahan.

15. Tambahan Modal disetor : Tidak ada perubahan

16.  Laba Ditahan $13.054 = $11.145 (Laba ditahan tahun lalu) + $2.185 (Proyeksi Laba bersih)- $276 (Estimasi dividen sebesar  $0,31 perlembar saham x 891 juta lembar saham)

17. Kas: Jumlah yang diibutuhkan untuk menyeimbangkan total kewajiban dan ekuitas dikurangi langkah (1)-(7).

(17)

 Neraca awal memperkirakan saldo kas sebesar $1.402 juta. Jumlah ini mencerminkan 4,1% dari proyeksi total aset . meskipun lebih rendah dari tingkat tahun 2005 sebesar 7% dari total asset, saldo kas ini masih sejalan dengan persentase sebelumnya direntang 2-3%. Jika estimasi saldo kas lebih tinggi atau lebih rendah, penyesuaian lebih lanjut dapat dilakukan untuk:

(18)

1. Menginvestasikelebihan kas dalam efek yang diperdagangkan 2. Mengurangi utang jangka panjang dan/atau ekuitas secara

 proporsional sehingga tetap menjaga tingkat leverage keuangan yang konsisten dengan tahun-tahun sebelumnya.

2.2.3 Proyeksi Laporan Arus Kas

Proyeksi ini dihitung dari proyeksi laba rugi dan proyeksi neraca (tampilam 9.5)

Proyeksi arus kas bersih dari operasi sebesar $3.295 juta mendanai sebagian dari pengeluaran modal sebesar $3.357, pengurangan utang jangka  panjang sebesar $504 dan dividen sebesar $276.Kekurangan mengakibatkan  penurunan kas sebesar $843.

2.2.4 Analisis Sensitivitas

(19)

Jika diasumsikan rasio pengeluaran Modal terhadap penjualan naik  menjadi 7,5 %, maka pengeluaran modal akan naik menjadi $3,9 miliar, saldo kas akan turun sebesar $845 juta, 2,4% dari total asset dan dibawah tingkat tahun- tahun sebelumnya. Dalam hal ini, pendanaan eksternal dalam bentuk  utang (ekuitas) akan dibutuhkan. Kenaikan yang sama dalam kebutuhan  pendanaan juga akan mengakibatkan penurunan perputaran piutang atau  persediaan. Analis seringkali menyiapkan beberapa proyeksi untuk melihat scenario terbaik/terburuk sebagai tambahan atas scenario yang paling mungkin terjadi.Analisis ini menunjukan asumsi yang memiliki dampak  terbesar pada hasil keuangan sehingg membantu mengidentifikasi area yang membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut.

2.2 Aplikasi Analisis Prospektif dalam Model Penilaian Laba Sisa

Analisis Prospektif merupakan inti analisis efek. Model penilaian Laba sisa, misalnya menentukan nilai ekuitas pada waktu t sebagai jumlah nilai  buku kini dan nilai sekarang laba sisa yang diperkirakan dimasa depan :

Vt = BVt+

Keterangan:

BVt : Nilai buku pada akhir periode t RIt+n : Laba sisa di periode t+n

Laba Residu / laba sisa pada waktu t didefinisikan sebagai laba bersih komprehensif – Pembebanan pada nilai buku awal RIt = Nit- (k x BVt-1)

K: biaya modal

Proses penilaian memerlukan estimasi laba bersih dimasa depan dan nilai buku ekuitas pemegang saham. Tampilan 9.6 menyajikan sebuah contoh  penilaian untuk saham biasa Syminex Corp di tahun 2005.

(20)

Dalam bentuk yang relative sederhana ini, model penilaian memerlukan estimasi atas 6 parameter, yaitu:

 Pertumbuhan penjualan

 Margin laba bersih (laba bersih/penjualan)

 Perputaran modal kerja bersih (penjualan/model kerja bersih)  Perputaran asset tetap (penjualan/asset tetap)

 Leverage keuangan (asset operasi/ekuitas)  Biaya modal ekuitas

(21)

Penjualan diharapkan tumbuh sebesar 8,9% ditahun 2006 dan 9,1% ditahun 2007, kemudian menurun pada tingkat pertumbuhan 8%, 7% dan 6% untuk tiga tahun berikutnya. Periode lima tahun ini merupakan horizon  peramalan, periode waktu dimana ketika memiliki keyakinan tertinggi atas estimasi kita. Selanjutnya, penjualan diasumsikan terus bertumbuh pada tingkat inflasi jangka panjang sekitar 3,5%.

(22)

Margin laba bersih diharapkan naik menjadi 9,2% dan 9,4% selama 2 tahun berikutnya, kemudian bertahan pada persentase tersebut. Tingkat  perputaran modal kerja bersih dan asset tetap diharapkan tetap pada tingkat 11,8271 dan 1,9878 kali. Leverage keuangan diharapkan juga konstan pada tingkat sekarang sebesar2,5186. Terakhir, biaya modal ekuitas diperkirakan sebesar12,5%

Laba bersih diestimasikan dengan menggunakan proyeksi penjualan dan proyeksi margin laba bersih ( Penjualan x margin laba bersih). Modal kerja bersih dan asset tetap diestimasikan dengan menggunakan proyeksi  penjualan dan estimasi tingkat perputaran untuk modal kerja bersih dan asset

tetap (Penjualan / tingkat perputaran).

Terakhir, ekuitas diproyeksikan menggunakan rasio asset operasiterhadap ekuitas (asset operasi = modal kerja bersih + asset tetap).

Berdasarkan estimasi diatas,  laba sisa  tahun 2006 diestimasikan sebagai:

Laba Bersih - (ekuitas awal tahun x biaya modal ekuitas) $6.278 = $8.856 – ($20.624 x 12,5%)

Tahun-tahun setelahnya dalam horizon peramalan dihitung dengan cara yang sama. Setiap tahun selama horizon pelamaran selanjutnya didiskontokan pada biaya modal ekuitas (12,5%). Misalnya, factor diskonto untuk tahun kedua (2007) dihitung sebagai berikut:

Faktor diskonto = 1/(1+Biaya modal ekuitas)2

0,7901 =

1125 , 1

(23)

 Nilai sekarang tiap-tiap tahun dalam horizon peramaln dijumlahkan untuk mendapatkan nilai sekarang kumulatif sampai tahun 2010 sebesar  $26.303.

Proyeksi laba sisa pada tahun 2011 diasumsikan tumbuh pada tingkat inflasi 3,5%. Nilai sekarang anuitas ini yang didiskontokan ke tahun 2005 adalah : $54.039 = (0,125 0,35) (1,125) 764 . 8 $   5

Estimasi nilai saham biasa Syminex pad a

tahun 2005 sama dengan

nilai buku ekuitas pemegang saham ($20.264) ditambah nilai sekarang laba sisa ($26.303 + $54.039) dengan total sebesar $100.966. dengan saham  beredar sebanyak 1.737 lembar, nilai per lembar saham biasa Syminex adalah

$58,13.

Penilaian ekuitas sangat bergantung pada proses proyeksi, penilaian harus menguji sensitivitas estimasi harga saham terhadap asumsi yang mendasari proyeksi.

Tren Penggerak Nilai

Model laba sisa menentukan harga saham sebagai nilai buku ekuitas  pemegang saham ditambah nilai sekarang dari “laba sisa” (residual income – 

RI) yang diperkirakan, dimana Rlt = Nrt – (k x BVt-1). Laba sisa juga dapat dinyatakan dalam bentuk rasio, yaitu:

Dimana ROE = Nlt / BVt-1. Bentuk ini menekankan kenyataan bahwa harga saham berubah bila ROE ≠ k. Dalam keseimbangan, tekaanan kompetisi akan mendorong tingkat pengembalian (ROE) mendekati biaya (k) sehingga laba abnormal akan hilang. Dengan demikian estimasi harga saham adalah sebesar proyeksi pengembalian ROE pada nilai jangka panjangnya bagi  perusahaan dan industri tertentu.

(24)

2.3 Peramalan Jangka Pendek 

Peramalan Jangka Pendek merupakan alat yang digunakan untuk  menganalisis likuiditas jangka pendek.

Kegunaan ramalan jangka pendek :

1. Internal : manager dan auditor digunakan untuk mengevaluasi aktifitas operasi saat ini dan masa depan.

2. Eksternal : kreditor jangka pendek guna menilai kemampuan  perusahaan dalam melunasi utang jangka pendek.

Analisis ini digunakan untuk menilai perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek yang diragukan.Hal ini disebabkan jumlah dan kompleksitas faktor-faktor yang mempengaruhi arus kas masuk dan arus kas keluar yang tidak dapat diestimasikan secara andal dalam jangka panjang.

2.4.1 Pola Arus Kas

Pola arus kas sangat penting dipelajari sebelum menguji model untuk  analisis proyeksi arus kas.Kas dan setara kas merupakan aset yang paling likuid.Hampir seluruh keputusan manajemen lebih berfokus pada kas daripada konsep dan likuid lainnya.Beberapa pengguna (seperti kreditor) terkadang menganggap aset seperti piutang usaha dan persediaan sebagai bagian dari aset yang likuid mengingat pos tersebut bersifat dalam dikonversi menjadi kas dalam waktu dekat.

Manajemen bertanggung jawab atas keputusan investasi kas dalam  bentuk aset atau untuk membayar biaya.Konversi kas ini meningkatkan risiko karena pemulihan kas dari aktifitas-akitifitas tersebut kurang pasti.Investasi kas dalam aset atau biaya untuk mengembangkan produk baru memiliki risiko  pemulihan menjadi kas sangat tinggi.Likuiditas jangka pendek dan solvabilitas jangka panjang bergantung pada pemulihan dan kemampuan realisasi pengeluaran kas.

(25)

Keterkaitan antara arus kas, akrual, dan laba harus disertakan dalam analisis. Saat persediaan barang jadi yang merupakan akumulasi banyak biaya dan beban dijual, margin laba perusahaan menghasilkan arus masuk dana likuid melalui piutang dan kas. Makin tinggi margin laba, makin besar   pertumbuhan dana likuid.

Arus kas memiliki keterbatasan yang penting.Saat perusahaan memperoleh kas masuk, manajemen berwenang menentukan  penggunaanya.Pilihan penggunaan ini bergantung pada komitmen  pembayaran, seperti dividen, akumulasi persediaan, pengeluaran modal, atau  pembyaran utang. Arus kas juga bergantung pada kemampuan perusahaan untuk mendapatkan dana dari berbagai sumber seperti ekuitas dan utang. Manajamen memiliki wewenang yang besar atas penggunaan arus kas masuk  yang tidak dikomitmenkan.

2.4.2 Pentingnya Peramalan Penjualan

Keandalan peramalan laba bergantung pada kualitas peramalan  penjualan. Dengan sedikit pengecualian, seperti dana dari aktifitas pendanaan

atau dana untuk aktifitas investasi. Peramalan penjualan meliputi : a. Arah dan tren penjualan

 b. Pangsa pasar 

c. Kondisi industri dan ekonomi d. Kapasitas produksi dan keuangan e. Faktor kompetisi

2.4.5 Peramalan Arus Kas dengan Analisis Pro Forma

Kewajaran dan kelayakan ramalan kas jangka pendek biasanya diuji dengan laporan keuangan pro forma.Dalam pengujian ini, asumsi yang mendasari peramalan kas digunakan untuk menyusun laporan laba rugi pro forma selama periode yang diramal dan neraca pro forma pada akhir periode ramalan.Laporan keuangan pro forma digunakan untuk menghitung rasio

(26)

keuangan dan menyimpulkan hubungan lainnya, dan dibandingkan dengan data historis untuk menguji kelayakannya.

Analisis pola beban dan laporan keuangan menghasilkan estimasi  biaya berdasarkan penjualan atau waktu.Tampilan 9A.2 menunjukkan estimasi beban bahwa IT Technologies membayar beban-beban kecuali  penyusutan sebesar $ 1000 per bulan saat terjadinya. Sedangkan untuk   pembelian bahan baku yang dibayar 50% di bulan terjadinya pembelian dan

50% di bulan berikutnya. IT memperkirakan pola pembayaran utang usaha dan pembelian bahan baku.

Estimasi Penagihan Kas

Untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1

Januari Februari Maret April Mei Juni Penjualan $100.000 $125.000 $150.000 $175.000 $200.000 $250.00 0 Penagihan penjualan Bulan pertama -40% $40.000 $50.000 $60.000 $70.000 $80.000 $100.00 0 Bulan kedua - 30% 30.000 37.500 45.000 52.500 60.000 Bulan ketiga - 20% 20.000 25.000 30.000 35.000 Bulan keempat -5% 5.000 6.250 7.500

Total penagihan kas $40.000 80.000 $117.500 $145.000 $168.750 $202.50 0

Penghapusan - 5% 5.000 6.250 7.500

(27)

Estimasi Pembayaran Kas untuk Bahan Baku untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1 Januari Februar

i

Maret April Mei Juni

Pembelian bahan  baku* $ 40.000 $ 38.000 $ 43.000 $ 56.000 $ 58.000 $ 79.000 Pembayaran Bulan pertama-50% $ 20.000 $ 19.000 $ 21.500 $ 28.000 $ 29.000 $ 39.500 Bulan kedua-50% 20.000 19.000 21.500 28.000 29.000 Total pembayaran $ 20.000 $ 39.000 $ 40.500 $ 49.500 57.000 $ 68.500

* Pembelian bahan baku terekonsiliasi dengan biaya bahan baku dan perubahan  persediaan

Estimasi Beban

Untuk Bulan Januari-Juni, Tahun Ke-1

Bahan baku.... ... 30% dari penjualan Tenaga kerja langsung... 25% dari penjualan Overhead produksi

Variabel... ... 10% dari penjualan $ 8.000 per bulan

Tetap... ... (penyusutan $ 1.000 per bulan) Beban penjualan... 10% dari penjualan

Tampilan 9A.2

(28)

Laporan pro forma harus dilakukan pengujian secara kritis serta dilakukan uji kelayakan ramalan dan asumsinya.Rasio dan hubungan yang disimpulkan dalam laporan keuangan pro forma harus dievaluasi dan dibandingkan dengan rasio historis untuk menentukan kewajaran dan kelayakannya.Jika ditemukan kesalahan dalam laporan pro forma, asumsi dan harapan harus disesuaikan agar dapat meningkatkan keandalan laporan pro forma bagi analisis.

Pengujian laporan keuangan pro forma didasarkan pada peramalan arus kas untuk menyusun laporan laba rugi pro forma selama periode yang diramal dan neraca pro forma pada akhir periode peramalan. Berikut adalah laporan keuangan pro forma yang pada Tampilan 9A.4 merupakan ramalan kas, Tampilan 9A.5 merupakan laporan laba rugi pro forma, dan Tampilan 9A.6 merupakan neraca yang digunakan untuk pengujian laporan keuangan yang aktual dan berdasarkan pengujian pro forma.

(29)

IT TECHNOLOGIES, INC Laporan Laba Rugi Pro Forma

Untuk Enam Bulan yang Berakhir Tanggal 30 Juni, Tahun Ke-1

Sumber Estimasi Penjualan... $ 1.000.000 Ramalan penjualan Harga pokok penjualan

Bahan baku... 300.000 Tampilan 9A.2 Tenaga kerja... 250.000 Tampilan 9A.2 Overhead...148.000 Tampilan 9A.2 Total harga pokok penjualan... 698.000

Laba kotor... 302.000

Beban penjualan... 100.000 Tampilan 9A.2 Beban piutang tak tertagih... 18.750 Tampilan 9A.1 Beba umum dan administrasi... 122.000 Tampilan 9A.2 Beban operasi... 240.750

Laba operasi... 61.250

Keuntungan penjualan peralatan... 25.000 IT Technologies Beban bunga...(2.500) Tampilan 9A.4 catatan Laba sebelum pajak... 83.750

Pajak (tarif 40%)... 33.500 Tampilan 9A.4 catatan Laba bersih... $ 50.250

(30)

IT TECHNOLOGIES, INC Neraca

Aktual Pro Forma

1 Januari, Tahun Ke-1 30 Juni, Tahun Ke-1 Aset

Aset lancar 

Kas $15.000 $44.250

Piutang usaha (bersih) 6.500 234.000

Persediaan-bahan baku 57.000 71.000

Total aset lancar $78.500 $349.250

Real estate 58.000 -

Aset tetap 206.400 201.400

Akumulasi penyusutan (36.400) (17.400)

Aset tetap bersih 228.000 184.000

Aset lain-lain 3.000 3.000

Biaya penerbitan obligasi yang

ditangguhkan -   2.500

Total aset $309.500 $538.750

Kewajiban dan ekuitas

Kewajiban lancar 

Utang usaha $2.000 $41.500

Wesel bayar 28.500 43.500

Pajak yang masih harus dibayar  -   14.500

Total kewajiban lancar $30.500 $99.500

Utang jangka panjang 15.000 125.000

Saham biasa 168.000 168.000

Laba ditahan 96.000 279.000 146.250 439.250

(31)

**Keterangan Tampilan 9A.4 - 9A.6

Ramalan kas untuk tiap bulan selama enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni, tahun ke-1 disajikan pada Tampilan 9A.4.Berdasarkan ramalan ini, laporan laba rugi pro forma untuk enam bulan yang berakhir pada tanggal 30 Juni, tahun ke-1 disajikan pada Tampilan 9A.5. Neraca aktual IT Technologies per 1 Januari, tahun ke-1 dan neraca pro forma per 30 Juni, tahun ke-1 disajikan pada Tampilan 9A.6

(32)

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis prospektif merupakan langkah akhir dalam proses analisis laporan keuangan. Analisis ini dapat dilakukan hanya setelah laporan keuangan historis disesuaikan untuk mencerminkan kinerja ekonomis  perusahaan secara akurat.Analisis prospektif meliputi peramalan posisi keuangan (neraca), laporan laba rugi, dan laporan arus kas. Analisis prospektif  merupakan inti dari penilaian efek Analisis prospektif juga berguna untuk  menguji ketepatan rencana strategis perusahaan dan berguna bagi kreditor  untuk menilai kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya.

Referensi

Dokumen terkait

sifatnya sementara dengan maksud untuk memanfaatkan uang kas yang sementara tidak dibutuhkan alat operasional perusahaan. Yang termasuk dalam investasi jangka pendek adalah:

Tujuan dari penelitian ini adalah mengevaluasi kelayakan dermaga saat ini berdasarkan nilai BOR dan memproyeksikan pertumbuhan kunjungan kapal dalam jangka pendek,

yang segera jatuh tempo menggunakan aset sangat lancar (kas + sekuritas jangka pendek + piutang) yang dimiliki oleh perusahaan, karena memiliki rasio di

Rasio ini disebut juga operations cash flow to current liabilities dan menunjukkan perbandingan antara kas bersih dari aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek

Rasio ini menunjukan jangka waktu pembayaran hutang oleh perusahaan dengan asumsi semua arus kas operasi digunakan untuk membayar hutang. Rasio ini diperoleh dari

Unilever Tbk dari tahun 2012-2014 berada dibawah standar yang berarti perusahaan memiliki kas yang belum cukup untuk membayar kewajiban jangka pendek atau utang lancar

Berdasarkan pada hasil analisis yang telah diuraikan pada bagian sebelumnya menunjukkan bahwa secara simultan variabel kas/bank, piutang usaha, persediaan, hutang jangka

Oleh karena itu pimpinan perusahaan harus dapat melaksanakan pengelolaan dana dan pengaturan dana (dalam artian kas) dengan sebaik-baiknya sehingga dana jangka pendek yang