• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENUGASAN AUDIT, AKUNTABILITAS, DAN PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KUALITAS AUDIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH PENUGASAN AUDIT, AKUNTABILITAS, DAN PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KUALITAS AUDIT"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENUGASAN AUDIT, AKUNTABILITAS, DAN PEMAHAMAN SISTEM INFORMASI TERHADAP KUALITAS AUDIT

Shinta Riespika shintariespika@yahoo.com

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma http://www.gunadarma.ac.id

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh penugasan audit, akuntabilitas, dan pemahaman sistem informasi terhadap kualitas audit. Populasi dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja pada Kantor Akuntan Pulik (KAP) di wilayah Jakarta. Jumlah KAP yang berada di Jakarta adalah sebanyak 237, sedangkan KAP di Jakarta Timur adalah sebanyak 31.

Metode pengambilan data primer yang digunakan adalah metode nonprobability sampling untuk pengambilan kuesioner. Dari 150 kuesioner yang disebar terdapat 103 kuesioner yang kembali. Teknik analisis data yang digunakan dalam pengujian ini adalah analisis regresi linier berganda.

Hasil dari pengujian hipotesis didalam penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan (bersama-sama) variabel penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi berpengaruh terhadap kualitas audit. Sedangkan secara parsial hanya akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi yang berpengaruh terhadap kualitas audit.

Kata Kunci : penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi,terhadap kualitas audit

ABSTRAC

This study aimed to examine the effect of audit engagement, accountability, and understanding of the information systems audit quality. The population in this study is the auditor who worked on the public nature of Accounting Firm (KAP) in Jakarta. The number of KAP in Jakarta is as 237, while the Firm in East Jakarta are as many as 31. The primary data collection method used was nonprobability sampling method for decision questionnaire. Of the 150 questionnaires distributed 103 questionnaires are returned. Data analysis techniques used in this test is the multiple linear regression analysis. The results of testing the hypothesis in this study showed that simultaneous (shared) variable audit engagement, accountability and understanding of information systems affect the quality of the audit. While only partial accountability and understanding of information systems that affect audit quality.

Keywords: audit engagement, accountability and understanding of information systems, the quality of audit

(2)

PENDAHULUAN

Auditing merupakan suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan tentang kegiatan dan kejadian-kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan. Audit adalah pernyataan tentang kegiatan penilaian terhadap tingkat kegiatan laporan keuangan dengan kriteria yang telah ditetapkan. Laporan keuangan adalah bentuk hasil akhir dari kegiatan pemasukan dan pengeluaran atau transaksi yang dilakukan oleh setiap perusahaan yang kemudian menjadi bukti transparan untuk penilaian audit. Tujuan audit adalah untuk memberikan pendapat atau penilaian mengenai kewajaran laporan keuangan. Standar audit atau tolak ukur mengaudit dilihat dari menetapkan kualitas kerja dan seluruh tujuan yang akan dicapai dalam suatu audit laporan keuangan, terdiri dari standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengaruh secara parsial penugasan audit terhadap kualitas audit 2. Mengetahui pengaruh secara parsial

akuntabilitas terhadap kualitas audit

3. Mengetahui pengaruh secara parsial pemahaman sistem informasi terhadap kualitas audit

4. Mengetahui pengaruh secara bersama-sama penugasan audit, akuntabilitas,dan sistem informasi terhadap kualitas audit

Kerangka Pemikiran

LANDASAN TEORI Auditing

auditting adalah suatu proses sistematik untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan-pernyataan mengenai kegiatan dan kejadian ekonomi, dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan-pernyataan tersebut dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil-hasilnya pada pemakai yang berkepentingan.

Penugasan Audit

Penugasan audit adalah suatu rangkaian pekerjaan yang dilakukan oleh seorang auditor dalam memeriksa laporan keuangan dan memberikan pendapat terhadap laporan keuangan tersebut yang di dalamnya terdapat proses penerimaan, perencanaan,

(3)

pelaksanaan pengujian, dan pelaporan temuan audit. Ada tiga dimensi yang mendasari penugasan audit:

1.Presepsi individu 2.Ambiguitas

3.Struktur yang lemah Akuntabilitas

Akuntabilitas merupakan bentuk dorongan psikologi sosial yang membuat seseorang berusaha mempertanggungjawabkan semua tindakan dan keputusan yang diambil kepada lingkungannya. Ada tiga indikator yang dapat mengukur akuntabilitas individu: 1.Motivasi dan usaha(daya pikir) 2.Keyakinan

Pemahaman Sistem Informasi

Sistem Informasi adalah kombinasi dari manusia, fasilitas atau alat teknologi, media, prosedur dan pengendalian yang bermaksud untuk menata jaringan komunikasi yang penting, proses atas transaksi-transaksi tertentu dan rutin, membantu manajemen dan pemakai intern dan ekstern dan menyediakan dasar pengambilan keputusan yang tepat. Ada tiga indikator yang dapat mengukur pemahaman sistem informasi: 1.Pemahaman terhadap sistem informasi. 2.Pemahaman terhadap sistem informasi klien.

3.Manfaat pemahaman terhadap sistem informasi

Kualitas Audit

Kualitas audit sebagai suatu tingkat kepastian atau jaminan. Jadi tujuan dari suatu audit adalah memberikan jaminan atas laporan keuangan, kemungkinan kualitas audit atas laporan keuangan berisi laporan salah saji yang tidak gmaterial.

1.Ketaatan memenuhi standar auditing dalam penugasan audit.

2.Kehati-hatian dalam pengambilan keputusan

METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

(4)

1.Hasil uji hipotesis

a. Hasil uji menunjukan bahwa penugasan audit mempunyai nilai konstanta 0,119 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,155. Pada hasil uji t terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 1,432 < t tabel sebesar 1,984. Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai signifikasi sebesar 0,155 > 0,055. Hal ini menunjukan bahwa variabel penugasan audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. b. akuntabilitas mempunyai nilai

konstanta 0,404 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,000. Pada hasil uji t terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 4,214 > t tabel sebesar 1,984. Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. c. pemahaman sistem informasi

mempunyai nilai konstanta 0,206 dengan tingkat signifikasi sebesar 0,035. Pada hasil uji t terlihat bahwa nilai t hitung sebesar 2,143 > t tabel sebesar 1,984. Berdasarkan hasil uji hipotesis nilai signifikasi sebesar 0,000 < 0,05. Hal ini menunjukan bahwa variabel pemahaman sistem informasi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit.

d. Koefisien determinasi (R2) diperoleh sebesar 0,326 yang berarti bahwa variabel dependen (kualitas audit) secara bersama-sama dipengaruhi oleh variabel independennya (penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi) sebesar 32,60%. Sedangkan sisanya sebesar 67,40% diterangkan oleh faktor-faktor lain seperti tekanan anggaran waktu. Hasil ini memiliki arti bahwa secara bersama-sama penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi berpengaruh secara parsial terhadap kualitas audit. Hasil uji Anova yang merupakan hasil bersama-sama antara penugasan audit, akuntabilitas, dan pemahaman sistem informasi terhadap kualitas audit dilihat pada lampiran 9, yang menunjukan nilai uji F hitung sebesar 15,977 > F tabel sebesar 2,696 dimana signifikasi sebesar 0,000. Hal ini membuktikan bahwa variabel penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi secara bersama-sama berpengaruh terhadap kualitas audit, dan ketiga faktor tersebut saling berkaitan.

(5)

2. Analisis Hasil Uji Hipotesis

a. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penugasan audit secara parsial tidak berpengaruh terhadap kualitas audit. Seorang auditor cenderung menyukai pekerjaan yang dinamis dalam melakukan kegiatan audit, hal tersebut menyebabkan semakin tinggi tingkat penugasan audit yang dibebankan kepada seorang auditor dalam melakukan audit maka akan semakin tertantang auditor tersebut untuk menyelesaikannya. Semakin banyaknya pekerjaan dengan tingkat kesulitan dan penugasan yang tinggi dikerjakan oleh auditor maka akan semakin besar peluang auditor tersebut untuk naik jabatan. Dalam mencapai jabatan yang lebih baik, seorang auditor akan cenderung membentuk pribadi yang handal dan jujur, untuk itu seorang auditor akan bersikap objektif sesuai dengan kode etiknya, hal tersebut dilakukan.

b. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa akuntabilitas secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Setiap instansi/perusahaan/badan usaha yang ingin melakukan audit terhadap laporan keuangannya tentu saja menginginkan hasil audit yang cepat, obyektif dan maksimal. Instansi/perusahaan/badan usaha tersebut mengharapkan laporan keuangan yang sebenarnya tanpa ada kesalahan dan kecurangan, sehingga seorang auditor memiliki rasa tanggung jawab yang besar untuk menyelesaikan kegiatan audit tersebut sesuai dengan yang diinginkan perusahaan dengan tanpa melupakan kode etiknya sebagai auditor. Seorang auditor harus mencurahkan semua usaha dan daya pikirnya, semakin tinggi usaha dan daya pikir seorang auditor maka akan semakin maksimal pekerjaan audit yang dilakukannya dengan menghasilkan laporan audit yang

(6)

dapat dipertanggungjawabkan.Setiap kesalahan-kesalahan yang dilakukan oleh seorang auditor dijadikan motivasi lebih untuk segera memperbaikinya. Semakin sedikit kesalahan yang dilakukan oleh seorang auditor menyatakan bahwa semakin tinggi kemampuan yang dimilikinya, dan semakin tinggi kemampuan seorang auditor akan semakin besar pula peluangnya untuk dapat naik jabatan. Seorang atasan akan selalu mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh bawahannya. Faktor lain yang dapat memberikan motivasi lebih besar bagi auditor yang cukup mempengaruhi kegiatan auditor dalam bekerja, yaitu dukungan dari orang-orang sekitar. Dukungan tersebut akan sangat mendukung serta memotivasi seorang auditor dalam menyelesaikan kegiatan auditnya. Semakin besar dukungan maka akan semakin cepat

dan maksimal pekerjaan seorang auditor.

c. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa pemahaman sistem informasi secara parsial berpengaruh terhadap kualitas audit. Perbedaan tingkat pemahaman terhadap sistem informasi oleh auditor menyebabkan munculnya berbagai cara yang dapat dilakukan oleh auditor dalam melakukan kegiatan audit, yaitu perbedaan waktu, kehandalan, dan akurasi dalam menyelesaikan kegiatan audit. Auditor yang banyak memahami jenis sistem informasi akan lebih cepat menyelesaikan kegiatan audit, terutama saat melakukan audit terhadap perusahaan yang memilki sistem informasi yang berbeda. Dewasa ini teknologi informasi bukan lagi menjadi pendukung dalam menyelesaikan setiap pekerjaan, namun telah menjadi solusi yang cepat, tepat dan akurat untuk menyelesaikan setiap

(7)

permasalahan dalam pekerjaan, termasuk peran teknologi informasi bagi auditor. Peran teknologi informasi sangat mempengaruhi lamanya waktu, tingkat akurasi dan kehandalan dalam menyelesaikan kegiatan audit karena didukung oleh teknologi yang mutakhir. Semakin paham seorang auditor terhadap teknologi informasi maka akan semakin cepat, akurat dan maksimal pekerjaannya.

d. Hasil uji hipotesis menunjukkan bahwa penugsan audit, akuntabilitas, dan pemahaman sistem informasi secara simultan berpengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi penugasan audit maka akan semakin tinggi motivasi yang dimiliki oleh setiap auditor untuk dapat menyelesaikan pekerjaan tersebut. Motivasi tersebut membentuk akuntabilitas dari setiap auditor sehingga semakin tinggi penugasan audit akan semakin tinggi

tingkat akuntabilitasnya. Dengan semakin meningkatnya penugasan audit akan semakin meningkat juga beban kerja seorang auditor, oleh karena itu dibutuhkan sebu ah pemahaman terhadap sistem informasi dan penggunaan teknologi informasi sehingga dapat mengetahui dengan cepat masalah yang dihadapi dan memilih dengan tepat teknologi informasi yang sesuai dengan permasalahan tersebut. Dengan semakin berpengaruhnya keterkaitan ketiga variabel tersebut dalam menentukan kualitas audit maka akan berdampak pada sikap personal seorang auditor. Seorang auditor akan mengupayakan keterkaitan ketiga variabel tersebut guna menyelesaikan pekerjaannya dengan baik, dengan melaksanakan hal tersebut seorang auditor akan menjadi lebih profesional. Hal tersebut dikarenakan semua aspek yang dibutuhkan baik pengetahuan

(8)

maupun penggunaan teknologi sudah dimiliki dan kode etik auditor serta standar-standar pemeriksaan sudah ditaati dengan baik. Hal ini berdampak pada pengambilan keputusan yang tepat oleh seorang auditor.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat dibuat kesimpulan yaitu:

1. Secara parsial, variabel independen penugasan audit tidak memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi ataupun semakin rendahnya penugasan audit tidak akan berpengaruh terhadap kualitas audit yang dihasilkan. Hal ini dikarenakan seorang auditor mampu mengerjakan berbagai tingkat penugasan audit yang dihadapinya.

2. Secara parsial, variabel independen akuntabilitas memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi tingkat akuntabilitas maka akan semakin tinggi kualitas audit yang dihasilkan. Hal

tersebut dikarenakan rasa tanggung jawab yang dilandasi dengan semangat kode etik seorang auditor sangat mempengaruhi penyelesaian audit yang dilakukan auditor, sehingga hal tersebut berdampak pada kualitas audit yang dihasilkan.

3. Secara parsial, variabel independen pemahaman sistem informasi memiliki pengaruh terhadap kualitas audit. Semakin tinggi pemahaman terhadap sistem informasi maka akan tinggi kualitas audit yang dihasilkan. Hal tersebut dikarenakan dengan pemahaman yang tinggi terhadap sistem informasi maka kegiatan audit akan menjadi lebih cepat, tepat, dan akurat sehingga berdampak baik bagi kualitas audit yang dihasilkan.

4. Penugasan audit, akuntabilitas dan pemahaman sistem informasi secara bersama-sama memiliki pengaruh secara signifikan terhadap kualitas audit. Karena seorang auditor yang profesional harus menguasai ketiga hal tersebut

(9)

untuk menghasilkan kualitas audit yang baik.

Saran

Untuk meningkatkan kemampuan auditor dalam memahami dan juga menguasai sistem informasi, seorang auditor sebaiknya mengikuti pelatihan-pelatihan, seminar-seminar maupun diklat audit yang berhubungan dengan sistem informasi itu. Peningkatan pemahaman ini akan bermanfaat untuk menambah penugasan audit sehingga dapat membantu auditor untuk menghasilkan laporan audit yang berkualitas. Auditor juga harus memiliki pengetahuan lebih mengenai pemahaman sistem informasi komputer untuk merencanakan, mengarahkan, melakukan supervise, dan me-riview pekerjaan yang dilakukan.

DAFTAR PUSTAKA

Agoes Sukrisno, 2004, Auditing

(Pemeriksaan Akuntan) oleh Kantor Akuntan Publik. Jakarta : Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi

Universitas Indonesia.

Arens, Alvin dkk. 2011. Auditing dan Pelayanan Verifikasi jilid 1.

Indonesia : PT. Intermasa

Basalamah, S.M. Anies. 2003. Auditing PDE dengan Standar IAI. Depok: Usaha Kami.

Bierstaker dkk. 2001. “ The Impact of

Information Technology on The audit Process: An Assesment of The State of The Art and Implication for The Future”. Managerial Auditing Journal. Vol 16, No.3: 159-164. Esya, Febri Purnama. 2008. Pengaruh

Kompetensi Auditor dan Pemahaman Sistem Informasi Akuntansi terhadap Kinerja Auditor Bea dan cukai di Wilayah Jakarta. Tesis. Medan: Universitas Sumatra Utara. Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis

Multivariate dengan Program SPSS. Semarang: Badan Penerbit

Universitas Diponegoro.

Hardy, Catherine dan Revee, Robert.1999. “ Control Point Orientation for

Commuter Information System (CIS) Audit: An Empirical Test in an Electronic Data Interchange (EDI) Environment”. Managerial Auditing Journal. Vol.14, no.7: 339-350. Jamilah, Siti dkk.2007. “Pengaruh Gender,

(10)

Tugas terhadap Audit Judment”. Simposium Nasional Akuntansi X. Inapty, Biana Adha. 2007. “Pengaruh

Konflik Biaya dengan Kualitas Audit terhadap Dysfunctional Behavior”. Tesis. Semarang: Universitas Diponegoro.

Mulyadi.2002. Auditing Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.

Prasita, Andin dan Priyo Hari Adi.2006. “ Pengaruh Kompleksitas Audit dan Tekanan Anggaran Waktu terhadap Kualitas Audit dengan Moderasi Pemahaman Terhadap Sistem Informasi”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis. Edisi September 2007. Universitas Kristen Satyawacana. Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri Belajar

SPSS. Jakarta : PT.Buku Kita. Rangkuty, Freddy.2002. The Power of

Brands, edisi pertama. Jakarta: PT Gramedia Pustaka utama.

Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro.2000. “Pengaruh terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh sebagai ModeratingVariable”. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.3, No.2: 119-133.

Satrio, Putranta. 2010. “Pengaruh Sikap Kompetensi dan Akuntabilitas auditor terhadap kualitas hasil kerja auditor”. Skripsi: Universitas Nasional.

Rezae dkk. 2001. “Continous Auditing: The Audit of The Future”. Managerial Auditing Journal. Vol.16, No.3:150-158.

Setyorini, Andini Ika.2011. “ Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu dan Pengalaman Auditor terhadap Kualitas Audit dengan Variabel Moderating Pemahaman terhadap Sistem Informasi”. Skripsi. Semarang: Universitas Diponegoro. Sihaloho, Ferry L.2005. “ Continous

Auditing: Paradigma Baru dalam Pengauditan”. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.5, No.2: 26-38. Silaban, Adanan. 2009. “ Perilaku

Disfungsional Auditor dalam Pelaksanaan Program Audit”. Disertasi. Semarang: Universitas Diponegoro.

Mardisar, Diani.2007. “ Pengaruh Akuntabilitas, dan Pengetahuan terhadap kualitas hasil kerja auditor”. Skripsi. Jakarta: Universitas

(11)

Siregar, Sofyan.2010. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers

Titisari , Ayu Praba.2011. “ Pengaruh Kompleksitas Audit, Tekanan Anggaran Waktu dan Pemahaman Sistem Informasi terhadap Kualitas Audit”. Skripsi. Jakarta: Universitas Nasional.

Priyatno, Duwi. 2009. SPSS Untuk Analisis Kolerasi, Regresi, dan Multivariate. Yogyakarta: PT. Gava Media.

Referensi

Dokumen terkait

menyelesaikan skripsi yang berjudul “ PENGARUH KOMPETENSI, INDEPENDENSI, PENGALAMAN KERJA DAN AKUNTABILITAS TERHADAP KUALITAS AUDIT DENGAN ETIKA AUDITOR SEBAGAI

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kualitas audit yaitu kompetensi, kompetensi adalah kualifikasi yang dibutuhkan oleh auditor untuk melakukan audit dengan benar

pemeriksaan atas laporan hasil audit yang telah dibuat oleh auditor inspektorat, agar.. BPK dapat mengeluarkan opini terhadap laporan hasil audit yang telah

berarti bahwa pelatihan auditor tidak berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit atas sistem informasi berbasis komputer. Kelemahan penelitian ini yaitu, pengisian kuesioner

Procedure terdiri dari 9 prosedur yang menunjukan langkah-langkah yang dilakukan auditor dalam penugasan audit yang spesifik seperti prosedur melakukan bagaimana melakukan

Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan di atas menunjukkan bahwa pemahaman akuntansi, pemanfaatan sistem informasi akuntansi keuangan daerah dan peran internal audit mempengaruhi

Tekanan anggaran waktu merupakan bagian dari tekanan beban kerja yang juga dapat menyebabkan auditor untuk terlibat dalam perilaku disfungsional seperti perilaku reduksi kualitas audit

Pengembangan Hipotesis Audit Jarah Jauh Remote Audit Berpengaruh terhadap Kualitas Audit Audit jarah jauh remote audit merupakan penugasan yang dilakukan oleh auditor tanpa harus