• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Tradisi merupakan kebiasaan yang dilakukan dari generasi ke generasi dalam suatu kelompok masyarakat, biasanya disampaikan turun temurun secara verbal dengan diiringi oleh ajaran – ajaran untuk mengenal maupun melestarikan ajaran tentang sebuah kebudayaan.

Sebagai bagian dari kebudayaan, Imlek merupakan tradisi yang berusia ribuan tahun. Hari tahun baru Imlek merupakan tahun baru yang didasarkan pada penanggalan Cina (kalender bulan) dan disebut juga sebagai festival musim semi karena bagi masyarakat Cina dahulu yang mayoritas petani, hari tersebut merupakan hari pertama musim semi. Tahun baru Imlek dirayakan selama 15 hari dengan harapan pada hari ke-15 itu para petani sudah bisa memulai masa tanam, pada hari itu dirayakan festival lentera atau di Indonesia biasa diucapkan dalam dialek Hokkian menjadi Cap Go Meh. (Clive Day, 1958:69).

Di Indonesia, perayaan Imlek bisa dikatakan sebagai salah satu berkah dari gerakan reformasi, karena sebelum ada gerakan reformasi, perayaan Imlek tidak diperkenankan, hanya bisa dilakukan secara diam-diam, tertutup, dan terbatas di lingkungan masyarakat keturunan Tionghoa. Setelah gerakan reformasi berhasil menumbangkan pemerintahan Orde Baru di bawah pimpinan Suharto, barulah perayaan Imlek diperkenankan. Keputusan Presiden (Kepres) No.6 Tahun 2000 yang dikeluarkan Presiden Abdurrahman Wahid memberikan kebebasan kepada etnis Tionghoa untuk kembali

menjalankan acara-acara keagamaan dan adat-istiadat, termasuk merayakan Imlek.

Dengan proses sejarah selama tak kurang 30 tahun dibawah pemerintahan rezim soeharto itulah yang membawa dampak sampai sekarang dikalangan

(2)

2

tionghoa Indonesia. Meskipun upaya “ genosida “ semua unsur budaya dan adat istiadat tionghoa gagal dilakukan oleh rezim Soeharto, namun akibatnya membuat sebagian besar generasi muda tionghoa Indonesia yang dilahirkan di tahun 1960-an sampai 1990-an hanya mengenal sedikit saja budaya dan adat istiadat. Termasuk dalam merayakan imlek dengan segala pernak perniknya.

Apalagi, jika Imlek dipahami bukan sebagai ajaran agama, melainkan tradisi (kebudayaan) yang bisa dirayakan oleh semua pemeluk agama, maka jadilah Imlek sebagai perayaan yang bisa dilakukan siapa saja. Perayaan Imlek bukan hanya milik etnis Tionghoa, tapi telah menjadi milik seluruh masyarakat Indonesia. (Benny G. Setiono, 2010)

Salah satu cara untuk melestarikan dan mengenalkan budaya tradisi yang ada di Indonesia dapat dilakukan melalui media televisi. televisi merupakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi, edukasi, dan hiburan adalah salah satu media visual dan auditif yang mempunyai jangkauan yang sangat luas. Mengingat sifatnya yang terbuka, cakupan pemirsanya yang tidak mengenal usia dan meliputi seluruh lapisan masyarakat mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang dewasa. Sehingga menjadikan media televisi sebagai media pembawa informasi yang besar dan cepat pengaruhnya terhadap perkembangan pengetahuan, sikap dan perilaku anggota masyarakat dan tata nilai yang ada. Seharusnya dengan adanya televisi sebagai media informasi dan hiburan, banyak sekali hal yang bisa dimanfaatkan. Salah satunya memberikan tontotan yang menarik tapi tetap menghibur dan memberi informasi, seperti mengenalkan tentang kebudayaan Indonesia, warisan leluhur yang harus tetap dilestarikan.

Sehingga penulis bermaksud untuk membuat sebuah karya menjadi sebuah komponen yang menarik, mudah dipahami, dan menghibur pemirsa. Penulis memutuskan untuk mengemas karyanya dalam format dokumenter yang berjudul “ARSIP MERAH PUTIH” Episode “IMLEK HARAPAN BARU”.

Dokumenter secara umum didefinisikan sebagai film non fiksi yang dibedakan dengan cerita fiksi. Karena film dokumenter bercerita atau naratif,

(3)

3

selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya saja bukan fiktif namun berdasarkan fakta. Struktur cerita dokumenter lebih pada isi dan pemaparan, film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot (Ayawaila, Gerzon R.2008). Joris Ivens dalam bukunya “The Camera and I” mengatakan bahwa sebuah karya film dokumenter adalah bukan cerminan pasif dari kenyataan, melainkan terjadi proses penafsiran atas kenyataan yang dilakukan oleh pembuat film dokumenter, sebenarnya ia mau mengatakan juga, bahwa sebuah film dokumenter kendatipun harus suatu fakta obyektif namun tetap saja unsur subyektivitas tak mungkin dihindari dan sah terlibat dalam realitas yang tersaji pada karya tersebut (Wibowo, Fred. 2007). Untuk memproduksi dokumenter tidaklah mudah karena dibutuhkan data yang berdasarkan fakta, memiliki ketajaman dalam memandang dan menghayati suatu peristiwa. Serta mampu menonjolkan suatu hal yang meski umum namun belum terungkap seutuhnya yaitu sisi humanisme. (Andi Fachrudin, Dasar-Dasar Produksi Televisi,2012)

Selain itu program berformat dokumenter merupakan salah satu cara untuk mengahadapi persaingan televisi, karena dokumenter dianggap mampu menjadi counter program yang dapat menyuguhkan kegiatan manusia sehari-hari pada umumnya yang membutuhkan interaksi dan pengetahuan

1.2 Perumusan Masalah

Banyak masyarakat yang tidak mengetahui tentang budaya imlek baik sejarahnya maupun makna yang terkandung di dalamnya dan tak banyak yang mengupas tentang sisi lain perkembangan imlek di indonesia yang membuat banyak generasi muda menyaksikan imlek sekedar meramaikan saja tanpa memaknainya. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengemasnya dalam sebuah karya yang berformat dokumenter. Dari latar belakang diatas penulis menemui beberapa kendala, yaitu :

1. Bagaimana cara mengemas sebuah dokumenter yang menarik mengenai perayaan imlek di Indonesia agar diterima masyarakat?

(4)

4

2. Bagaimana menjelaskan dan mengupas sejarah sejarah perjalanan imlek dan makna yang terkandung di dalamnya dengan format dokumenter? 3. Bagaimana teknik pengambilan gambar dan menentukan angle yang bagus

dalam format dokumenter, untuk informasi yang ingin disampaikan?

1.3 Tujuan

Pemecahan dari semua masalah di atas itu bertujuan untuk

1. Menciptakan sebuah karya dokumenter tentang akulturasi budaya tionghoa di Indonesia tentang perayaan imlek dengan memberikan informasi sejarah imlek masuk ke Indonesia agar dapat memberikan informasi menarik . 2. Menjelaskan dan mengupas tuntas sejarah dan makna perayaan imlek. 3. Membuat angle gambar yang bagus agar dapat di nikmati dengan baik oleh

masyarakat dengan beberapa teknik kamera seperti full shot, close up, long shot, medium shot, dll.

1.4 Batasan Masalah

Sesuai dengan judul yang di ambil yaitu “Arsip Merah Putih” penulis memiliki batasan – batasan yang digunakan untuk memfokuskan kemana arah program berformat feature ini, baik dari segi tema maupun job decription yang akan lebih ditekankan, yaitu sebagai berikut:

1. Judul yang di pilih adalah “Arsip merah putih, Episode Imlek Harapan Baru” dengan harapan masyarakat diharapkan mampu mengerti, menerima serta mengenal tentang sejarah dan tradisi-tradisi budaya yang ada di Indonesia. Karena itu semua merupakan kekayaan budaya indonesia yang harus tetap di jaga dan dilestarikan

2. Penulis menitikberatkan job description selaku kameramen dalam program dokumenter, sebagai kompetensi pilihan yang dikuatkan dalam berkarya. Pemilihan kompetensi ini dirasa sesuai, karena untuk menghasilkan sebuah karya dokumenter yang baik dibutuhkan riset dan pembuatan alur yang baik dengan memvisualkan sebuah cerita.

(5)

5 1.5 Manfaat

1.5.1 Manfaat Akademis :

1. Sebagai dokumen dan arsip dalam bentuk karya audio visual.

2. Sebagai referensi untuk pembelajaran mahasiswa di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

3. Sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan mutu dan kualitas belajar di Universitas Dian Nuswantoro Semarang.

1.5.2 Manfaat Praktis :

1. Menambah ilmu pengetahuan tentang budaya, khususnya imlek

2. Sebagai sarana kepedulian penulis terhadap budaya imlek

3. Bukti penulis mampu mengaplikasikan ide kreatif menjadi sebuah karya dokumenter.

1.5.3 Manfaat Sosial :

1. Sebagai sarana media pembelajaran bagi masyarakat yang melihat siaran ini.

2. Sebagai sarana media informasi tentang budaya imlek.

3. Sebagai tontonan yang memberikan inspirasi dan motivasi terhadap orang yang melihatnya.

1.6 Metode Pengumpulan Data

1.6.1 Metode-Metode Yang Digunakan :

Metode Penelitian yang digunakan penulis dalam menyusun penulisan ini serta dalam memperoleh data ditempuh dengan jalan :

1. Studi Lapangan (Field Research)

Yaitu penelitian yang langsung dilakukan pada obyeknya, dimana dalam hal ini penulis melakukan dengan:

(6)

6

a. Mengumpulkan data dengan mewawancarai secara langsung narasumber yang berkompeten dan mengetahui tentang budaya imlek.

b. Observasi, mengikuti dan mengamati proses jalannya acara imlek dari festival hingga sembahyangan di malam imlek.

c. Dokumentasi, dalam proses pencarian data (riset) penulis menggunakan alat perekam (Tescamp), kamera DSLR, Kamera sebagai sumber data yang nantinya dapat memudahkan penulis untuk mentranskrip hasil-hasil wawancara.

2. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu suatu penelitian dan pengumpulan data dengan cara mempelajari dan membaca buku serta literature-literatur yang ada kaitannya dengan obyek penulisan. Disini penulis mencari referensi melalui buku, surat kabar, foto, sumber internet mengenai Budaya Imlek, bagaimana mengemas sebuah dokumenter agar menarik, dan penulisan naskah agar nantinya informasi yang ingin disampaikan dapat di terima oleh masyarakat.

1.6.2 Pemilihan Narasumber

Narasumber yang dipilih adalah orang yang berkompenten dan mengerti betul tentang , diantaranya :

1. Tjongkie Tio

Seorang budayawan sekaligus penulis buku mengenai sejarah – sejarah khususnya di kota semarang. Beliau juga saksi mata tentang perjalanan perayaan imlek di indonesia dari era orde lama, orde baru, sampai reformasi.

1.6.3 Pemilihan Lokasi

Lokasi yang dipilih dalam pencarian data yaitu kota solo dan kota Semarang, ada beberapa temapat yaitu :

(7)

7 1. Kampung Pecinan Semarang

Tempat ini dipilih karena merupakan tempat dimana diadakannya festival menyambut perayaan imlek.

2. Klenteng Tay Kak Sie

Tempat ini dipilih karena induk dari klenteng - klenteng di Semarang, dimana pusat sembahyang dan tarian barongsai dan lion di pentaskan. 3. Restoran Kedai Mama

Tempat ini di pilih karena untuk wawancara dengan narasumber guna mendapatkan informasi – informasi dalam pembuatan dokumenter.

(8)

8 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Kebudayaan

Kata budaya berasal dari kata buddhayah sebagai bentuk jamak dari buddhi (Sansekerta) yang berarti „akal‟ (Koentjaraningrat, 1974) Definisi yang paling tua dapat diketahui dari E.B. Tylor yang dikemukakan di dalam bukunya Primitive Culture (1871).

Menurut Tylor (1871), kebudayaan adalah keseluruhan aktivitas manusia, termasuk pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum, adat-istiadat, dan kebiasaan kebiasaan lain (Nyoman Kutha Ratna, 2005).

Koentjaraningrat dalam bukunya “Kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan menyebutkannya“ menjelaskan yang khas dan bermutu dari suku bangsa mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah kebudayaan nasional”.pengertian yang dimaksudkan itu sebenarnya lebih berarti, bahwa puncak-puncak kebudayaan daerah atau kebudayaan suku bangsa yang bermutu tinggi dan menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia bila ditampilkan untuk mewakili negara (nation). Misalnya: tari Bali, di samping orang Indonesia merasa bangga karena tari itu dikagumi di negeri, seluruh dunia juga mengetahuinya. Bali itu letaknya di Indonesia jadi kesenian itu dari Indonesia. Dalam hal ini juga berlaku bagi cabang-cabang kesenian lain bagi berbagai suku bangsa di Indonesia. Dengan beribu-ribu gugus kepulauan, beraneka ragam kekayaan serta keunikan kebudayaan, menjadikan masyarakat Indonesia yang hidup diberbagai kepulauan itu mempunyai ciri dan coraknya masing-masing. Hal tersebut membawa akibat pada adanya perbedaan latar belakang, kebudayaan, corak kehidupan, dan termasuk juga pola pemikiran masyarakatnya. Kenyataan ini menyebabkan Indonesia terdiri dari masyarakat yang beragam latar belakang budaya, etnik, agama yang

(9)

9

merupakan kekayaan budaya nasional dengan kata lain bisa dikatakan sebagai masyarakat multikultural.

Dari perbedaan golongan tersebut, ada pola sistem yang khas dari bangsa Indonesia. Untuk kebudayaan nasional bisa dihubungkan dengan kebudayaan timur yang menjadi dasar landasan kebudayaan daerah. Kebudayaan nasional dapat dilihat dari pola sistem hidup masyarakatnya, seperti sifat keramah-tamahan, kekeluargaan, kerakyatan , kemanusiaan dan gotong royong. Sifat-sifat inilah yang dapat dilihat dari kebudayaan nasional yang dilihat oleh bangsa lain sebagai ciri kebudayaan Indonesia. Meskipun gotong royong setiap daerah istilahnya berbeda, tetapi secara pengertian sama artinya. Bangsa Indonesia mempunyai peribahasa berat sama dipikul, ringan sama dijinjing, sama rata sama rasa. Ungkapan ini mencerminkan bangsa Indonesia sejak dulu menjunjung tinggi kebersamaan dalam melaksanakan pekerjaan, dan menikmati hasilnya.

2.2 Perayaan Imlek 2.2.1 Definisi Imlek

Tahun Baru Imlek merupakan perayaan terpenting orang Tionghoa. Perayaan tahun baru imlek dimulai di hari pertama bulan pertama (Tionghoa: 正月; pinyin: zhēng yuè) di penanggalan Tionghoa dan berakhir dengan Cap Go Meh 十五冥 元宵节 di tanggal kelima belas (pada saat bulan purnama). Malam tahun baru imlek dikenal sebagai Chúxī yang berarti "malam pergantian tahun".

Di Tiongkok, adat dan tradisi wilayah yang berkaitan dengan perayaan Tahun Baru Imlek sangat beragam. Namun, kesemuanya banyak berbagi tema umum seperti perjamuan makan malam pada malam Tahun Baru, serta penyulutan kembang api. Meskipun penanggalan Imlek secara tradisional tidak menggunakan nomor tahun malar, penanggalan Tionghoa di luar Tiongkok seringkali dinomori dari pemerintahan Huangdi. Setidaknya

(10)

10

sekarang ada tiga tahun berangka 1 yang digunakan oleh berbagai ahli, sehingga pada tahun 2009 masehi "Tahun Tionghoa" dapat jadi tahun 4707, 4706, atau 4646.

2.2.2 Mitologi Imlek

Berdasarkan cerita rakyat dan legenda kuno, tahun baru China dirayakan ketika orang China berhasil melawan hewan mitos yang disebut sebagai Nian yang berarti tahun dalam bahasa China. Makhluk Nian selalu muncul pada hari pertama Tahun Baru dan kedatangan Nian adalah memangsa hewan ternak, memakan hasil pertanian dan bahkan penduduk, terutama anak-anak.

Untuk selamat dari petaka Nian, masyarakat [desa] China akan menaruh sejumlah makanan di depan pintu mereka pada hari pertama tahun baru. Masyarakat percaya bahwa, jika Nian telah mengambil/memakan makanan yang telah disediakan oleh masyrakat, maka Nian tidak akan lagi menyerang orang/warga. Suatu ketika, seorang penduduk menyaksikan [satu/seekor/semakhluk] Nian ketakutan dan lari menghindar dari seorang anak yang berkostum merah. Dari kejadian itu, maka penduduk desa akhirnya tahu kekurangan Nian yakni takut pada warna merah.

Semenjak itu, setiap menjelang dan selama Tahun Baru, penduduk akan menggantung lentera merah serta memasang tirai/gordin merah pada pintu dan jendela. Selain itu, masyarakat juga menggunakan mercun untuk menakuti Nian.Sejak itulah, Nian tidak pernah lagi muncul di desa mereka.Dan pada akhirnya, Nian berhasil ditangkap oleh Hongjun Lao Tze, seorang pendeta Tao. Nian kemudian menjadi hewan tunggangan Hongjun Lao Tze.

Adat-adat pengurisan Nian ini kemudian berkempang menjadi perayaan Tahun Baru. Guò nián (Hanzi tradisional: 過年; bahasa Tionghoa: 过年), yang berarti “menyambut tahun baru”, secara harafiah berarti “mengusir Nian”.

(11)

11

Sumber: (http://id.wikipedia.org/wiki/Tahun_Baru_Imlek)

2.2.3 Makna Imlek

Perayaan ini dimulai pada tanggal 30 bulan ke-12 dan berakhir pada tanggal 15 bulan pertama (Cap Go Meh). Acaranya meliputi sembahyang Imlek, sembahyang kepada Thian, dan perayaan Cap Go Meh. Tujuan dari persembahyangan ini adalah sebagai wujud syukur dan doa harapan agar di tahun depan mendapat rezeki lebih banyak, untuk menjamu leluhur, dan sebagai sarana silaturahmi dengan kerabat dan tetangga.

Yang pasti, hari raya Imlek merupakan momen pertemuan seluruh anggota keluarga sekali dalam setahun. Anggota keluarga akan bersilahturahmi, saling berbagi dan memberikan pengalaman selama setahun. Perayaan ini menjadi sangat berarti tatkala setiap anggota keluarga dan tetangga saling menjalin kasih, saling mengayomi, dan memulai lembaran baru (dengan pakaian baru).

2.2.4 Sejarah Imlek Di Indonesia

Di Indonesia, selama tahun 1968-1999, perayaan tahun baru Imlek dilarang dirayakan di depan umum. Dengan Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967, rezim Orde Baru di bawah pemerintahan Presiden Soeharto, melarang segala hal yang berbau Tionghoa, di antaranya Imlek.

Masyarakat keturunan Tionghoa di Indonesia kembali mendapatkan kebebasan merayakan tahun baru Imlek pada tahun 2000 ketika Presiden Abdurrahman Wahid mencabut Inpres Nomor 14/1967. Kemudian Presiden Abdurrahman Wahid menindaklanjutinya dengan mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19/2001 tertanggal 9 April 2001 yang meresmikan Imlek sebagai hari libur fakultatif (hanya berlaku bagi mereka yang merayakannya). Baru pada tahun 2002, Imlek resmi dinyatakan sebagai salah satu hari libur nasional oleh Presiden Megawati Soekarnoputri mulai tahun 2003.

(12)

12 2.3 Televisi

2.3.1 Definisi Televisi

Televisi adalah alat penangkap siaran bergambar, yang berupa audio visual dan penyiaran videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa yunani yaitu tele (jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena pemirsa berada jauh dari studio tv (Ilham Z, 2010). Sedangkan menurut Adi Badjuri (2010) Televisi adalah media pandang sekaligus media pendengar (audio-visual), yang dimana orang tidak hanya memandang gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna narasi dari gambar tersebut. Pengertian televisi dapat disimpulkan merupakan salah satu media massa elektronik yang dapat menyiarkan siarannya dalam bentuk gambar atau video serta suara yang berfungsi memberikan informasi dan hiburan kepada khalayak luas.

Seiring dengan perkembangannya, televisi bukanlah lagi merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat melainkan sebagai kebutuhan yang harus dipenuhi setiap hari. Setidaknya sekitar dua jam per hari, setiap orang menyempatkan waktunya untuk menonton acara televisi. Kebutuhan khalayak akan hiburan yang simpel dan murah bisa diperoleh hanya dengan menonton televisi. Dengan berbagai alasan tersebut televisi memang sangat cocok dijadikan 2 tujuan utama bagi setiap orang dalam memenuhi kebutuhannya akan informasi.

2.3.2 Karakteristik Televisi

Didalam buku Elvinaro (2007:137-139) terdapat tiga macam karakteristik televisi, yaitu:

1. Audiovisual

Televisi memiliki kelebihan dibandingkan dengan media penyiaran lainnya, yakni dapat didengar sekaligus dilihat. Jadi apabila khalayak radio

(13)

13

siaran hanya mendengar kata-kata, musik dan efek suara, maka khalayak televisi dapat melihat gambar yang bergerak. Maka dari itu televisi disebut sebagai media massa elektronik audiovisual. Namun demikian, tidak berarti gambar lebih penting dari kata-kata, keduanya harus ada kesesuaian secara harmonis.

2. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan proses berpikir dalam gambar. Pertama adalah visualisasi (visualization) yakni menerjemahkan kata-kata yang mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Kedua, penggambaran (picturization) yakni kegiatan merangkai gambar-gambar individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoprasian lebih kompleks

Dibandingkan dengan radio siaran, pengoprasian televisi siaran jauh lebih kompleks, dan lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoprasikannya lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-orang yang terampil dan terlatih.

2.3.3 Kekuatan dan kelemahan televisi

Kekuatan televisi salah satunya adalah memberikan gambaran bila dibandingkan dengan dengan media massa lainnya (radio, surat kabar, majalah, buku dan sebagainya), televisi tampaknya memberikan sifat yang istimewa. Ia merupakan gabungan dari media dengan dan gambar. Bisa bersifat informatif, hiburan, maupun pendidikan bahkan gabungan antara ketiga unsur tersebut. Kekuatan dan Kelemahan televisi (Syahputra, 2006:70), yaitu:

(14)

14

a. Menguasai jarak dan waktu, karena teknologi televisi menggunakan elektromagnetik, kabel-kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.

b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat.

c. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif).

d. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan sistematis

2. Kelemahan Televisi

a. Media televisi terikat waktu tontonan.

b. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara langsung dan vulgar.

c. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa. Bersifat “transitory”, karena sifat ini membuat isi pesannya tidak dapat dimemori oleh pemirsanya. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam bentuk kliping.

2.3.4 Format Program Televisi

Wibowo (2007, 53-225) mengatakan bahwa format acara televisi dapat dibagi menjadi beberapa bagian sebagai berikut :

1. Program seni Budaya

Program seni budaya termasuk produksi karya artistik dalam produksi program televisi. Ada berbagai macam materi produksi seni budaya. Secara garis besar materi produksi seni budaya dibagi menjadi dua, yaitu seni pertunjukan dan seni pameran. Yang termasuk dalam seni pertunjukan, antara lain seni musik, tari, dan pertunjukan boneka dengan segala macam jenisnya.

(15)

15

Program wicara di televisi, atau biasa kita sebut The Talk Program, meliputi banyak format, antara lain, kuis, interview (wawancara) baik di dalam studio maupun di luar studio dan diskusi panel di televisi. Semua memang dapat disebut Program Wicara The Talk Program.

3. Program Berita

Dalam pengertian sederhana program news berarti suatu sajian laporan berupa fakta dan kejadian yang memiliki nilai berita (unusual, factual, esensial) dan disiarkan melalui media secara periodik. Pengertian penyajian fakta dan kejadian di dalam berita bersifat objektif. Liputan gambar dari kejadian biasanya diambil dengan memperhatikan hal-hal yang sekiranya tidak terlalu membuat shock. Namun, objektivitas semacam ini masih tergantung subjektivitas peliput.

4. Program Dokumenter

Arti dokumenter, yaitu sesuatu artikel yang nyata, faktual dan esensial, bernilai atau memliki makna. Suatu dokumen dapat berwujud konkret kertas dengan tulisan atau berkas-berkas tertulis (ijazah, diktat, dan rontal catatan).

5. Program Feature

Merupakan suatu program yang membahas suatu pokok bahasan, satu tema, diungkapkan lewat berbagai pandangan yang saling melengkapi, mengurai, menyoroti secara kritis, dan disajikan dengan berbagai format. 6. Program Magazine

Program magazine dikenal di Indonesia sebagai program majalah udara. Sebagaimana majalah cetak, program magazine memiliki jangka waktu terbit,mingguan, bulanan, tergantung dari kemauan produser. Program magazine mirip dengan program feature. Perbedaannya, kalau program fature satu pokok permasalahan disoroti dari berbagai aspek dan disajikan lewat berbagai format. Sementara itu, program magazine bukan hanya menyoroti satu pokok permasalahan, melainkan membahas satu bidang kehidupan, seperti wanita, film, pendidikan, dan musik yang ditampilkan dalam rubrik-rubrik tetap dan disajikan lewat berbagai format.

(16)

16 7. Program Spot

Spot adalah suatu program yang ingin mempengaruhi dan mendorong penonton televisi atau pendengar radio, untuk tujuan-tujuan tertentu. Spot merupakan program yang sangat pendek. Duration suatu spot berkisar antara 10 detik sampai paling 1,5 menit.

8. Program Sinetron

Di masa lalu ketika stasiun televisi hanya satu, yaitu TVRI, nama program sinetron belum dikenal. Program semacam itu di jaman TVRI disebut drama televisi, teleplay atau sandiwara televisi. Program drama televisi biasanya diproduksi sepenuhnya menggunakan setting indoor, di dalam studio televisi.

2.4 Dokumenter Televisi

2.4.1 Definisi Dokumenter Televisi

Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya “Dokumenter dari ide sampai produksi menjelaskan bahwa, dokumenter secara umum memiliki definisi, yakni film non fiksi yang dibedakan dengan cerita fiksi. Karena film dokumenter bercerita atau naratif, selain itu juga memiliki aspek dramatik, hanya saja bukan fiktif namun berdasarkan fakta.

1. Empat kriteria dokumenter sebagai film non fiksi :

a. Setiap adegan dalam film dokumenter merupakan rekaman kejadian sebenarnya, tanpa interpretasi imajinatif. Bila pada film fiksi latar belakang (setting) adegan dirancang, pada dokumenter latar belakang harus spontan dengan situasi dan kondisi asli (apa adanya).

b. Yang dituturkan dalam film dokmenter berdasarkan peristiwa nyata, sedangkan film fiksi isi cerita berdasarkan karangan (imajinatif). Bila dokumenter memiliki interpretasi kreatif, film fiksi memiliki interpretasi imajinatif.

(17)

17

c. Sebagai film non fiksi, sutradara melakukan observasi pada suatu peristiwa nyata, lalu kemudian perekaman gambar sesuai apa adanya

d. Struktur cerita dokumenter lebih pada isi dan pemaparan, film fiksi mengacu pada alur cerita atau plot.

2. Film dokumenter, berdurasi panjang dan diputar di bioskop atau pada festival. Dan menggunakan semua shot

3. Dokumenter televisi :

a. Contoh: jelajah, saksi hidup, potet. Berdurasi pendek (24 menit umumnya, 48 menit, 54 menit) dan terbatas menggunakan tipe shot spt close up, medium shot

b. Tema atau topik tertentu, disuguhkan dengan gaya bercerita, menggunakan narasi, menggunakan wawancara juga ilustrasi musik sebagai penunjang gambar visual

4. Dokumenter televisi berbeda dengan reportase :

a. Dokumenter menampilkan suatu peristiwa secara mendalam dan luas dengan kemasan artistik, reportase tidak

b. Dokumenter teleivisi memiliki nuansa serta orientasi luas, dari mulai sebab hingga akibat sehingga menengetengahkan isi. Reportase mengetengahkan garis besar peristiwa

5. Film semi dokumenter, beberapa adegannya dapat saja direkayasa disesuaikan dengan tema, dengan tujuan untuk lebih menambah daya tarik cerita. Umumnya beberapa adegan merupakan hasil interpretasi imajinatif, kadang menggunakan pemain (amatir). Dengan kata lain semi dokumenter merupakan gabungan peristiwa fakta dengan fiksi.

6. Dokudrama, peristiwa yang pernah terjadi direkonstruksi kembali dengan kemasan baru.

7. Esei berita actual. Dipakai untuk laporan berita, contoh: liputan 6, cakrawala, seputar Indonesia, yang menayangkan sejumlah reportase dalam durasi pendek dari berbagai peristiwa actual.

(18)

18

8. Reportase mengetengahkan suatu peristiwa secara selintas, dengan menitikberatkan perhatian pada garis besar suatu peristiwa.

9. Features, termasuk reportase yang dikemas secara lebih mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek human interst agar memiliki dramatika. Feature menyuguhkan suatu topik tertentu, yang dilengkapi wawancara, komentar, narasi. Contoh feature investigasi: derap, hukum, sigi

10.Feature berbeda dengan reportase adalah feature lebih panjang 10-15 menit. Reportase berita actual, feature tak menuntut aktualitas.

11.Magazine :

a. Dulu disebut majalah udara di radio, merupakan gabungan dari uraian fakta dan opini yang dirangakai dalam suatu mata acara.

b. Magazine dengan isinya homogen yang artinya magazine khusus, contoh: dian rana di tvri

c. Magazine dnegan isinya heterogen yang artinya magazine umum, contoh: spectrum di tvri, horizon di indosiar

d. Materi berita hanya merupakan selingan. Isi berupa gabungan uraian berita sejenis, misalnya semua mengenai human interest. Ada yang bervariasi, missal uraian politik, ekonomi, pariwisata, hiburan.

e. Teknik penyajiannya ada yang menggunakan satu atau dua pembawa acara, ada pula tanpa pembawa acara

f. Magazine dapat terdiri dari beberapa feature

12.Dokumenter seri televisi, dokumenter berdurasi panjang, dibagi dalam beberapa subtema atau episode/seri. Umumnya temanya mengenai sejarah, potret, yang kadang dikemas dengan menggunakan gaya bertutur perbandingan atau kontadiksi.

2.4.2 Macam-Macam Bentuk Pendekatan Dokumenter

Gerzon R. Ayawaila juga menjelaskan ada tiga Pendekatan yang digunakan di dalam pembuatan Dokumenter, yaitu :

(19)

19

1. Cinema Verite (film kebenaran), dramatika atau konfliknya lebih agresif. Terkadang menjadi pemicu atau provokator terhadap subjek. Dianggap mampu mengetengahkan realita visual secara sederhana dan apa adanya, yang diyakini dapat mempertahankan atau menjaga spontanitas aksi dan karakter lokasi sesuai realita.

2. Direct Cinema, dramatika atau konfliknya pasif, hanya menanti apa yang akan terjadi dihadapan kamera.

3. Konvensional, ada narasi ditambah presenter (host) yang dianggap dapat menjadi daya tarik kemasan acara. Host hanya sekedar tempelan tidak memiliki fungsi khusus.

2.4.3 Gaya Dan Bentuk Bertutur Dokumenter

Dalam Pembuatan sebuah dokumenter juga diperlukan gaya dan bentuk bertutur, seperti yang dijelaskan Gerzon R. Ayawaila dalam bukunya “Dokumenter dari ide sampai produksi” ada 12 macam gaya dan bentuk bertutur dokumenter, yakni :

1. Laporan Perjalanan

Penuturan model ini menjadi ide awal seseorang untuk membuat film nonfisik. Awalnya, mereka hanya ingin mendokumentasikan pengalaman yang didapat selama melakukan perjalanan jauh.

2. Sejarah

Awalnya, produksi film bentuk sejarah dimaksud untuk propaganda. Diawali saat Perang Dunia I yang terjadi tahun 1914 hingga 1918, kemudian dilanjutkan pada Perang Dunia II sekitar tahun 1935 sampai 1950-an. Kala itu, film dipergunakan untuk propaganda.

3. Potret/Biografi

Isi film jenis Potret/Biografi merupakan representasi kisah pengalaman hdup seorang tokoh terkenal ataupun anggota masyarakat biasa yang mempunyai kisah hidup yang danggap hebat ataupun menarik ataupun juga menyedihkan. Bentuk potret umumnya berkaitan dengan aspek human interest .

(20)

20 4. Perbandingan

Dokumenter ini dapat dikemas kedalam bentuk dan tema yang bervariasi, selain tu dapat pula digabungkan dengan bentuk penuturan yang lain, untuk mengetengahkan sebuan perbedaan atau perbandingan.

5. Kontradiksi

Dari sisi bentuk maupun isi, tipe kontradiksi memiliki kemiripan dengan tipe perbandigan, hanya saja tipe ini lebih tajam atau bisa dibilang lebih radikal dalam membahas suatu permasalahan.

6. Ilmu Pengetahuan

Cukup jelas bahwa betuk dokumenter ni berisi tentang informasi mengenai suatu teori, system, berdasarkan disiplin ilmu tertentu. Dengan adanya teknologi komputer untuk anmasi yang bisa memudahkan untuk memperjelas suatu teori atau memperagakan suatu teori.

7. Nostalgia

Biasanya berupa kisah kilas-balik dan napak tilas. Terkadang dikemas dengan menggunakan penuturan perbandingan, yang mengetengahkan perbandingan mengenai kondisi dan situasi masa lampau dengan masa kini. 8. Rekonstruksi

Dapat ditemui pada dokumenter investigasi dan sejarah. Dalam tipe ini, bagian-bagian peristiwa masa lampau maupun masa kini disusun atau direkonstruksi berdasarkan fakta sejarah. Lebih terkonsentrasi pada pemaparan isi sesuai kronologi peristiwa.

9. Investigasi

Pertama kali dari Nellie Bly, ketika dia menjadi reporter di surat kabar Pittsburgh Dispatch, tahun 1890. – Bly menyelidiki kasus buruh anak yang dipekerjakan dalam kondisi yang memprihatinkan. Terkadang melakukan adegan rekonstruksi untuk mengungkap suatu peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

(21)

21

Disebut juga sebagai film eksperimen atau film seni. Gabungan gambar, musik, dan suara atmosfer secara artistik menjadi unsur utama. Biasanya dokumenter tipe ini tidak menggunakan narasi, komentar, maupun dialog. 11. Buku Harian

Disebut juga diary film. Penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. Penuturannya sangat subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia berada.

12. Dokudrama

Disebut juga diary film. Penuturannya sama seperti catatan pengalaman hidup sehari-hari dalam buku harian pribadi. Penuturannya sangat subjektif, karena berkaitan dengan visi atau pandangan seseorang terhadap komunitas atau lingkungan tempat dia berada.

2.5. Kameramen

2.5.1 Pengertian Kameramen

Kamerawan atau juru kamera adalah karyawan film dan televisi perofesional yang berfungsi sebagai perekam unsur visual dengan kamera, baik mekanik maupun elektornik dalam pembuatan film, serta bertanggung jawab atas kualitas teknis, artistik dan dramatis rekaman tersebut. (Jaka Warsihna, 2009:22).

Teknik-teknik yang terdapat pada pengambilan gambar sangat bervariasi, sehingga saat kita menonton suatu film tampak macam-macam sudut pandang pengambilan gambar yang merupakan hal penting dalam film. Penonton akan merasa jenuh apabila gambar yang disajikan terlihat monoton. Adapun teknik-teknik yang ada dalam pengambilan gambar yaitu :

(22)

22 a. Bird Eye View

Pengambilan gambar dilakukan dari atas dari ketinggian tertentu sehingga memperlihatkan lingkungan yang sedemikian luas dengan benda-benda lain yang tampak dibawah sedemikian kecil. Pengambilan gambar biasanya menggunakan helikopter maupun dari gedung-gedung tinggi.

b. High Angle

Sudut pengambilan gambar tepat diatas objek, pengambilan gambar seperti ini memiliki arti yang dramatik yaitu kecil atau kerdil.

c. Low Angle

Pengambilan gambar diambil dari bawah si objek, sudut pengambilan gambar ini merupakan kebalikan dari high angle. Kesan yang ditimbulkan dari sudut pandang ini yaitu keagungan atau kejayaan.

d. Eye Level

Pengambilan gambar ini mengambil sudut sejajar dengan mata objek, tidak ada kesan dramatik tertentu yang didapat dari eye level ini, yang ada hanya memperlihatkan pandangan mata seseorang yang berdiri.

e. Frog Level

Sudut pengambilan gambar ini diambil sejajar dengan permukaan tempat objek berdiri, seolah-olah memperlihatkan objek menjadi sangat besar.

2. Ukuran gambar (frame size) a. Extreem Close-up (ECU)

Pengambilan gambar sangat dekat sekali, hanya menampilkan bagian tertentu pada tubuh objek. Fungsinya untuk kedetailan suatu objek.

(23)

23

Pengambilan gambar hanya sebatas kepala hingga dagu objek. Fungsi untuk menonjolkan ekpresi yang dikeluarkan oleh objek.

c. Close-up (CU)

Ukuran gambar sebatas hanya dari ujung kepala hingga leher. Fungsi untuk memberi gambaran jelas terhadap objek. d. Medium Close-up (MCU)

Gambar yang diambil sebatas dari ujung kepala hingga dada. Fungsinya untuk mepertegas profil seseorang sehingga penonton jelas.

e. Mid Shoot (MS)

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga pinggang. Fungsinya memperlihatkan sosok objek secara jelas.

f. Knee Shoot (KS)

Pengambilan gambar sebatas kepala hingga lutut. Fungsinya hampir sama dengan Mid Shot.

g. Full Shoot (FS)

Pengambilan gambar penuh objek dari kepala hingga kaki. Fungsinya memperlihatkan objek beserta lingkungannya.

h. Long Shoot (LS)

Pengambilan gambar lebih luas dari pada Full Shoot. Fungsinya menunjukkan objek dengan latar belakangnya.

i. Extreem Long Shoot (ELS)

Pengambilan gambar melebihi Long Shoot, menampilkan lingkungan si objek secara utuh. Fungsinya menunjukkan bahwa objek tersebut bagian dari lingkungannya.

j. One Shoot

Pengambilan gambar satu objek. Fungsinya memperlihatkan seseorang/benda dalam frame.

(24)

24

pengambilan gambar dua objek. Fungsinya memperlihatkan adegan dua orang yang sedang berkomunikasi.

l. Three shoot

pengambilan gambar tiga objek. Fungsinya memperlihatkan adegan tiga orang sedang mengobrol.

m. Group Shoot

Pengambilan gambar sekumpulan objek. Fungsinya memperlihatkan adegan sekelompok orang dalam melakukan suatu aktifitas.

3. Gerakan kamera (moving camera)

a. Zooming (In/Out)

Gerakan yang dilakukan oleh lensa kamera mendekat maupun menjauhkan objek, gerakan ini merupakan fasilitas yang disediakan oleh kamera video dan kameramen hanya mengoperasikannya saja.

b. Panning (Left/Right)

Yang dimaksud dengan gerakkan panning yaitu kamera bergerak dari tengah ke kanan atau dari tengah ke kiri, namun bukan kameranya yang bergerak tapi tripodnya yang bergerak sesuai arah yang diinginkan.

c. Tilting (Up/Down)

Gerakan tilting yaitu gerakan ke atas dan ke bawah, masih menggunakan tripod sebagai alat bantu agar hasil gambar yang didapat memuaskan dan stabil.

d. Dolly (In/Out)

Gerakan yang dilakukan yaitu gerakan maju mundur, hampir sama dengan gerakan Zooming namun pada dolly yang bergerak adalah tripod yang telah diberi roda dengan cara mendorong tripod maju ataupun menariknya mundur.

(25)

25

Pengambilan gambar dilakukan dengan cara mengikuti objek dalam bergerak searah.

f. Framing (In/Out)

Framing adalah gerakan yang dilakukan oleh objek untuk memasuki (in) atau keluar (out) framming shot.

g. Fading (In/Out)

Merupakan pergantian gambar secara perlahan-lahan. Apabila gambar baru masuk menggantikan gambar yang ada disebut fade in, sedangkan jika gambar yang ada perlahan-lahan menghilang dan digantikan gambar baru disebut fade out.

h. Crane Shoot.

Merupakan gerakan kamera yang dipasang pada alat bantu mesin beroda dan bergerak sendiri bersama kameramen, baik mendekati maupun menjauhi objek.

4. Gerakan objek (moving object)

a. Kamera sejajar objek. Kamera sejajar mengikuti pergerakan objek, baik ke kiri maupun ke kanan.

b. Walking (In/Out) Objek bergerak mendekati (in) maupun menjauhi (out) kamera.

5. Langkah Membuat Shot :  Menentukan Angle

 Menentukan Blocking Pemain  Menentukan Blocking Kamera  Set Lighting dan Set Artistik.

a. Tentukan stunt in. b. Kasih Frame c. Check Frame. d. Check Sound.  Latihan di Set.

(26)

26

Latihan sangat perlu dilakukan terutama untuk pemain baru atau pemain yang belum pernah berhadapan dengan kamera. Tahap ini seorang director sangat besar perannya dalam memupuk kepercayaan diri dan mengangkat emosi pemain. Dengan komunikasi yang baik dan pendekatan yang tepat akan membuat pemain merasa nyaman dan akhirnya mampu melakukan tugasnya. Tips yang digunakan biasanya adalah menciptakan sebuah pendekatan informal sebelum shooting berlangsung. Hal ini menjadi tanggung jawab sutradara sepenuhnya terhadap pemain yang “takut” terhadap kamera sehingga menjadi ”berani” menghadapi kamera. Sutradara harus mampu meyakinkan kepada pemain bahwa pemain itu bisa melakukan tugasnya bukan karena sutradara tetapi karena pemain itu yakin terhadap dirinya bahwa ia bisa melakukannya.

Latihan dalam hal ini tidak selalu melakukan latihan seluruh scene. Latihan bisa dilakukan pada sebagian scene saja, yang penting adalah pemain merasa biasa dalam suasana set yaitu, set cahaya lampu, set lensa kamera dan elemen lainnya.

 Take Gambar

Melakukan pengambilan gambar sesuai dengan director shot yang telah ditentukan.(master shot, cover shot, reverse shot dan insert )

(27)

27 BAB III

METODE PENCIPTAAN KARYA 3.1 Deskripsi Karya

Penulis memilih format Dokumenter dalam produksi ini, isi dalam produksi ini adalah mengangkat tentang sebuah sejarah tradisi Indonesia.

1. Nama Program : Arsip Merah Putih

2. Media : TV

3. Kategori Program : Dokumenter Sejarah 4. Format Program : Dokumenter

5. Format Produksi : outdoor 6. Sifat Produksi : Tapping

7. Sasaran/ Segmantasi : Semua Umur/ SES ABC 8. Durasi : ± 20 menit

3.2 Obyek Karya dan Analisa Obyek

Dalam karya ini penulis mengangkat tema tentang sejarah kebudayaan – kebudayaan dari berbagai etnis di Indonesia. dimana budaya – budaya itu pernah mengalami dinamika dalam pelestarian dan perkembangannya. Melalui akulturasi budaya – budaya ini terus diajarkan kepada generasi muda membuat penulis ikut berpartisipasi dengan membuat sebuah program acara documenter dengan judul “ Arsip Merah Putih “ episode “ Imlek Harapan Baru “.

Kawasan Pecinan Semarang memiliki sejarah yang tidak kalah panjang dengan Kawasan Kota Lama Semarang, kawasan ini menjadi salah satu pemegang pengaruh besar terhadap pembentukan Kota Semarang dan memiliki nilai historis yang tidak lekang dimakan waktu serta berpontensi sebagai salah satu kawasan wisata budaya. Awal terbentuknya kawasan Pecinan ini dikarenakan pemberontakan orang Tionghoa di daerah batavia pada tahun 1740 kepada kompeni Belanda, namun berhasil digagalkan di tahun 1743.

(28)

28

Ketakutan Belanda terhadap kaum Tionghoa inilah yang kemudian membuat Belanda memindahkan orang Tionghoa di Semarang yang dulunya tinggal di daerah Gedong Batu ke kawasan sekarang ini.Tujuannya agar Belanda mudah mengawasi pergerakan dari orang – orang Tionghoa karena berdekatan dengan Tangsi Militer milik Belanda yang terletak di Jl. KH.Agus Salim atau Jurnatan (sekarang menjadi Miramar Restaurant).

Sebagai sebuah kawasan yang pernah menjadi pusat perdagangan dan jasa kaum Tionghoa pada jaman dahulu, Pecinan Semarang memiliki potensi ekonomi, sosial, dan budaya yang sangat kuat. Kawasan ini sudah dipertegas oleh Pemerintah kota Semarang masuk dalam daftar kawasan revitalisasi melalui Surat Keputusan (SK) Wali Kota No 650/157 tanggal 28 Juni 2005 mengatur tentang Revitalisasi Kawasan Pecinan, dan sekaligus sebagai pusat wisata budaya Tionghoa di kota Semarang.

Kawasan pecinan Semarang pada siang hari merupakan sentra bisnis yang cukup ramaidan sibuk, seperti di Jalan Kranggan sebagai pusat penjualan kain dan perhiasan. Ada pasar Gang Baru, ada Gang Beteng, Gang Pinggir, dan Gang Besen, yang juga ramai di waktu siang, tetapi cukup lengang di waktu malam. Untuk itu perlu suntikan aktivitas bisnis di kawasan ini untuk lebih menghidupkan suasana Pecinan di waktu malam.Salah satunya adalah Pasar Imlek Semawis (PIS) yang dimanfaatkan sebagai tujuan wisata kuliner sekaligus memperkenalkan budaya khas Cina.

Pasar Imlek Semawis, kegiatan event ini masuk dalam agenda tahunan wisata kota Semarang dan diadakan selama 3 hari dalam rangka menyambut tahun baru Imlek.

Membangun citra Pasar Imlek Semawis, harus lebih dari sekadar menjual pernak-pernikImlek.Jika tidak, tentu tak ubahnya bazar atau pasar malam belaka. Pernak-pernik yang menambah maraknya Imlek itu, antara lain lampion-lampion, amplop merah (angpao), spanduk hiasan berwarna merah bertuliskan emas, pakaian etnik China, kembang api, mainan tikus,

(29)

29

kue keranjang, buah jeruk dan pir, serta bunga mei hoa warna merah muda.

Tujuan wisatawan datang ke pecinan Semarang selain karena makanan khas oriental, jugauntuk menikmati suasana, kesenian dan budaya khas pecinan.Untuk itu perlu menciptakan peluang bisnis yang sesuai dengan lingkungan sekaligus dapat menghidupi kawasan tersebut.Misalnya bisnis obat cina (sinse), konsultasi fengsui, kerajinan /suvenir, dan makanan khas China.Belum lagi makanan khas yang diproduksi di kawasan ini.Ada lunpia Gang Lombok, kue pia Cap Bayi, kue bulan. Ada pula Warung Makan Pak Ndut, Sate Kambing Guci dan Kapuran, Rumah Makan Permata Merah yang sudah berusia satu abad, Es Marem Gang Baru, dan Soto Bonkarang, yang pasti menggoda siapa saja untuk datang mencicipi sambil menikmati suasana malam khas permukiman Pecinan.

Pelestarian tradisi semacam perayaan Sam Poo Besar juga dapat dikemas menjadi eventwisata yang menarik.Di samping itu, kesenian semacam Barongsai, Wayang Potehi bisa dikemas dengan tampilan yang disesuaikan dengan kondisi zamannya.Selain warisan leluhur Tionghoa, ada baiknya menampilkan budaya yang sudah berakulturasi dengan kebudayaan timur.Belum lagi potensi wisata budaya dengan tawaran Sembilan kelentengnya.Biasanya pada pagi hari pertama Imlek, kelenteng-klenteng di Pecinan dipadati oleh para pengunjung yang sembahyang. Terlebih pada Klenteng Tay Kak Sie di Gang Lombok yang merupakan klenteng induk bagi seluruh klenteng di Semarang.

3.3 Komparasi Program

Setiap program acara televisi pasti mempunyai daya tarik tersendiri untuk menarik minat penontonnya, baik dari hostnya maupun acaranya.Selain itu setiap program acara harus memiliki ciri khas agar mudah di ingat oleh pemirsanya, sehingga program acara yang di tayangkan memiliki banyak pemirsa yang setia melihatnya.Tidak semua

(30)

30

program acara televisi memerlukan konsep baru, bisa saja dengan memodifikasi program acara lama.

Seperti karya dokumenter yang penulis buat, penulis tidak membuat program baru tetapi penulis memodifikasi sebuah program lama yang sudah ada. Tentu saja dengan sajian yang lebih menarik, dalam karya ini penulis menggunakan konsep mengupas masa lalu dari tradisi – tradisi di Indonesia diimbangi dengan saksi hidup yang mengalami perkembangan tradisi tersebut.sehingga nantinya informasi yang disampaikan dapat dengan cepat ditangkap oleh pemirsa. Selain itu penulis juga lebih menitikberatkan pada kekuatan gambar.Gambarlah yang berbicara narasi hanya sebagai pelengkap informasi.Sehingga penulis memutuskan untuk membuat sebuah karya dokumenter tentang Indonesia khususnya tentang kebudayaan dan tradisi-tradisi yang ada di Indonesia tercinta. Sebuah Program acara Dokumenter Sejarah tentang kebudayaan yang berjudul Arsip Merah Putih Episode”Imlek Harapan Baru” terinspirasi dari beberapa program, diantaranya :

a) Memoar

MEMOAR sebuah program acara di Kompas TV yang konten programnya membahas tentang catatan peristiwa yang digores anak negeri, kisah inspiratif, mengharukan, bahkan menyedihkan dari mereka yang berkontribusi membangun bangsa ini. Ali Sadikin, Mochtar Lubis, Sultan HB IX, Abdurrahman Wahid, YB Mangunwijaya, Baharuddin Lopa, Rosihan Anwar, Usmar Ismail, Yap Thiam Hin, Pramoedya Ananta Toer dan SK Trimurti, beberapa tokoh Indonesia yang berperan penting dalam kemajuan Indonesia.

b) Berkas Kompas

BERKAS KOMPAS sebuah acara di Kompas TV yang menelisik tuntas, mendalam dan solutif tentang Indonesia,dari Sabang hingga

(31)

31

Merauke dengan ratusan juta anak negeri. Sejak era yang telah lampau, Indonesia tak sekadar dikagumi karena kekayaan sumber daya alam, pesona terhampar di setiap titik-titik negeri mengundang untuk disinggahi, budaya, kearifan lokal, keramah-tamahan.Sungguh negeri surgawi. Namun dibalik segala ketakjuban, ada skandal publik, ketidak-adilan dan ketimpangan yang ikut merajai, kemiskinan, kriminal kelas teri sampai kejahatan kerah putih makin dalam menggerogoti ibu pertiwi.

3.4 Perencanaan Konsep Kreatif dan Konsep Teknis 3.4.1 Konsep Kreatif

Ciri khas Arsip Merah Putih Episode “Imlek Harapan Baru” adalah penyajiannya dengan konsep mengupas masa lalu dari tradisi – tradisi di Indonesia diimbangi dengan narasumber yang merupakan saksi hidup dari perkembangan tradisi tersebut dengan mengenalkan tokoh-tokoh yang terlibat dalam masa memperjuangkan kebudayaan imlek di Indonesia, penulis yakin dengan menggunakan beberapa teknik cakupan kamera video berkombinasi, seperti dalam pengambilan gambar pada saat opening menggunakan teknik hand held tanpa menggunakan alat bantu, teknik change focus pada saat pengambilan lilin di dalam klenteng, teknik hend held kombinasi dengan track, teknik close up, medium shot, high angle kombinasi dengan hand held, knee shot, low angle, pan kanan, group shot, one shot ekstream long shot dikombinasikan dengan pan left pada saat penulis mengambil gambar keramaian acara sebelum imlek di pecinan, teknik full shot kombinasi dll. Penyajiannya bervariasi yaitu dengan memadukan berbagai format untuk penyajiannya, dipadu dengan video, music backsound, sound effect dan voice yang merupakan bagian integral yang membentuk kesatuan karya artistik visual.

3.4.1.1 Sinopsis

Program Acara “Arsip Merah Putih” Episode “Imlek Harapan Baru” yang berdurasi kurang lebih 20 menit menceritakan tentang sebuah

(32)

32

kebudayaan yang masih dilestarikan hingga saat ini.Sebuah tradisi dari china tetapi sudah beradaptasi di Indonesia sejak 400 tahun sebelum masehi.Budaya Imlek saat ini telah berakulturasi dengan budaya pribumi dan menjadi bagian dari budaya Indonesia.budaya imlek sendiri memiliki sejarah yang kelam dalam perkembangannya di Indonesia, dimana budaya imlek di era pemerintahan soeharto mengalami pelarangan perayaan imlek oleh masyakarat tionghoa Indonesia. seperti yang dialami jtongkie tio yang merupakan saksi hidup masa indahnya imlek di era soekarno, masa kelam di era soeharto dan masa kebebasaan di era Gusdur.

Dengan lamanya pelarangan perayaan imlek membuat generasi muda tak begitu mengenal mengenai makna imlek sendiri.Bahkan banyak yang mengartikan imlek adalah perayaan agama padahal jelas salah besar karena imlek adalah sebuah kebudayaan atau tradisi.Tetapi dengan rasa kesadaraan yang tinggi pada orangtua dan pemerintah saling bekerjasama dalam membangkitkan kemeriahan imlek. Tak hanya itu imlekpun mulai dimeriahkan oleh etnis – etnis lain baik untuk menyaksikan keindahannya sampai mempelajari tradisi – tradisinya seperti tarian barongsai, kaligrafi, dsb.

3.4.1.2 Treatment

NO GAMBAR AUDIO/NARASI DURASI

1. COLOR BAR 2. IDENTITAS KARYA 3. COUNTDOWN 4. OPENING TUNE “ARSIP MERAH PUTIH” 5. OPENING TUNE “IMLEK HARAPAN BARU”

(33)

33 SEGMEN 1 6. SUASANA SEMBAHYANG KLENTENG TAY KAK SIE …SFX MUSIK CHINA… ….NARASI…. 7. INSERT IMLEK

MASA SOEKARNO ….NARASI….

8 INSERT AKTIVITAS

JTONGKIE TIO ….NARASI….

9. STATEMENT JTONGKIE TIO 10. INSERT PELARANGAN IMLEK MASA SOEHARTO ….NARASI…. segmen 2 11. INSERT HUBUNGAN TIONGHOA DAN INDONESIA ERA SOEHARTO ….NARASI…. 12. STATEMENT TJONGKIE TIO 13 INSERT IMLEK MASA KOLONIAL BELANDA ….NARASI…. 14. INSERT PERJUANGAN GUSDUR

(34)

34 ….NARASI…. 15. STATEMENT TJONGKIE TIO 16 INSERT GUSDUR MENGESAHKAN

KEMBALI IMLEK …NARASI….

17 STATEMENT JTONGKIE TIO 18. INSERT PERAYAAN IMLEK DI MASA REFORMASI ….NARASI…. segmen 3 19. SUASANA PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE ….NARASI…. 20. STATEMENT TJONGKIE TIO 21. PEMENTASAN TARIAN BARONGSAI DI KLENTENG TAY KAK SIE ….NARASI…. 22. CREDIT TITTLE Tabel 3.1 Treatment

(35)

35 3.4.1.3 Naskah

NO VISUAL AUDIO

SEGMEN 1

1. OPENING JUDUL …SFX MUSIK CHINA…

2. SUASANA SEMBAHYANG KLENTENG TAY KAK SIE

IMLEK / MERUPAKAN PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN ETNIS TIONGHOA YANG SUDAH ADA SEBELUM INDONESIA LAHIR // KETIKA NEGERI INI MASIH DISEBUT HINDIA BELANDA / ORANG-ORANG TIONGHOA SUDAH MERAYAKAN IMLEK // SECARA HARAFIAH IMLEK BERMAKNA PENANGGALAN BULAN / YANG BERASAL DARI DIALEK HOKKIAN //

DALAM PERAYAAN IMLEK / MASYARAKAT TIONGHOA TIDAK HANYA MERAYAKAN PERGANTIAN TAHUN / TETAPI MEREKA JUGA MELAKUKAN PERIBADATAN SEPERTI SEMBAHYANG UNTUK MEMANJATKAN RASA SYUKUR ATAS BERKAH YANG MEREKA DAPATKAN SELAMA SATU TAHUN / YANG DIPERCAYA AMAL MEREKA AKAN DILAPORKAN PARA DEWA SAAT PERGI KE LANGIT//

3 INSERT IMLEK MASA SOEKARNO

DALAM PERJALANAN SEJARAH

/PERAYAAN TAHUN BARU ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA MENGALAMI PASANG-SURUT // DI TAHUN 1965 SETAHUN SEBELUM SOEKARNO DIGULINGKAN / SOEKARNO MEMBANGUN ALIANSI POLITIK INTERNASIONAL YANG DINAMAKAN POROS JAKARTA PEKING / HUBUNGAN

(36)

36

INDONESIA DENGAN CHINA SEDANG BAIK – BAIKNYA / PEMELUK KONGHUCHU BEBAS UNTUK BERIBADAH //

PADA SAAT ITU / PERGANTIAN TAHUN

TIONGHOA DIANGGAP SEBAGAI

TONTONAN YANG RAMAI DIKUNJUNGI // BIASANYA PRIBUMI DI SEKITAR DATANG UNTUK MELIHAT // MEREKA INGIN MEYAKSIKAN PERTUNJUKAN TARIAN LIONG DAN BARONGSAI / YANG JARANG MEREKA TEMUI DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI //

4 INSERT AKTIVITAS JTONGKIE TIO

KEMERIAHAN INIPUN MASIH TERASA DALAM INGATAN TJONGKIE TIO SEORANG BUDAYAWAN TIONGHOA YANG GEMAR MENGABADIKAN KISAH MASA LAMPAU DISEKITARNYA BAIK MELALUI FOTO – FOTO MAUPUN DITUANGKAN DALAM SEBUAH BUKU// 5 STATEMENT JTONGKIE TIO 6 INSERT PELARANGAN IMLEK MASA SOEHARTO

TAK KURANG DARI 31 TAHUN PERAYAAN IMLEK TERLARANG DI TEMPAT UMUM // PELARANGAN ITU DISAHKAN OLEH SEBUAH INSTRUKSI PRESIDEN BERNOMOR 14 TAHUN 1967 //

INPRES NO. 14/1967 ADALAH ALAT UTAMA YANG PALING EFEKTIF REZIM SOEHARTO

YANG ANTI-CHINA UNTUK

“MENGGENOSIDAKAN” AGAMA // BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA // SEJAK BERLAKUNYA INPRES ITU MAKA SEMUA

(37)

37

HAL-HAL YANG BERUNSUR AGAMA / BUDAYA / DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA DILARANG DISELENGGARAKAN DI SELURUH INDONESIA // SEGMEN 2 7 INSERT HUBUNGAN TIONGHOA DAN INDONESIA ERA SOEHARTO

MENERUSKAN INSTRUKSI PRESIDEN (INPRES) NO.14/1967 TENTANG PEMBATASAN AGAMA / TERBITLAH SE MENDAGRI TAHUN 1978 TENTANG LARANGAN BAGI KANTOR CATATAN SIPIL UNTUK MENCATAT PERKAWINAN YANG BERDASARKAN AGAMA KHONGHUCU / AGAMA KHONGHUCU TIDAK BOLEH DICANTUMKAN DI KOLOM AGAMA DI KTP / LARANGAN INI MEMBUAT KEBANYAKAN WARGA TIONGHOA YANG BERAGAMA KHONGHUCU TERDESAK DAN MEMILIH PINDAH KE AGAMA KRISTEN / BUDHA / DAN ISLAM // 8 STATEMENT TJONGKIE TIO 9 INSERT IMLEK MASA KOLONIAL BELANDA

KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA SOEHARTO MEMBUAT WAKTU SEAKAN BERBALIK KEMASA KOLONIAL / WAKTU ITU WARGA TIONGHOA DILARANG BERMUKIM DI SEMBARANG TEMPAT // LARANGAN INILAH MERUPAKAN CIKAL BAKAL KEBERADAAN PEMUKIMAN ETNIS TIONGHOA ATAU PECINAN DISEJUMLAH TEMPAT BESAR DAN TEMPAT USAHA MILIK WARGA TIONGHOA DI PERKOTAAN

(38)

38

// PEMERINTAH HINDIA BELANDA

MENCEGAH PRIBUMI UNTUK

BERINTERAKSI DENGAN WARGA

TIONGHOA GUNA MEREDAM

PEMBERONTAKAN // SEMENTARA SOEHARTO MENGAKU KEBIJAKANNYA UNTUK MENCEGAH USAHA SUBVERSI DAN INFILTRASI TIONGKOK // SELAMA BERKUASA SOEHARTO MENERBITKAN BERBAGAI KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA / URUSAN POLITIK TIONGHOA DICAMPUR ADUK DENGAN KONGHUCHU SEBAGAI AGAMA // TAPI DIBIDANG EKONOMI SIKAP SOEHARTO BERBANDING TERBALIK SAAT

MENGHADAPI KONGLOMERAT

KETURUNAN TIONGHOA //

ANTARA TAHUN 70AN SAMPAI TAHUN 2000 / KLENTENG – KLENTENG DISAMARKAN MENJADI VIHARA TEMPAT BERIBADAH AGAMA BUDHA // LALU MUNCULAH VIHARA TRI DARMA YANG MENGAYOMI 3 AGAMA SEKALIGUS // KONGHUCHU / TAO DAN BUDHA //

10 INSERT

PERJUANGAN GUSDUR

TAK BANYAK YANG BERANI MELAWAN KEBIJAKAN TIONGHOA SAAT ITU / TETAPI GUS DUR BERJUANG MEMBELA ETNIS TIONGHOA / DAN LANGKAH YANG DIAMBIL GUS DUR DIANGGAP SULIT DITERIMA / BAHKAN BERTENTANGAN DENGAN PENDAPAT UMUM YANG MENIMPAKAN KESALAHAN PADA ORANG-ORANG TIONGHOA SEBAGAI PENYEBAB KRISIS EKONOMI PADA WAKTU ITU //

(39)

39

BEBERAPA SAAT SETELAH TRAGEDI MEI 1998 / GUS DUR MENYERUKAN KEPADA KETURUNAN CHINA YANG BERADA DI LUAR NEGERI UNTUK SEGERA KEMBALI KE INDONESIA DAN MENJAMIN KESELAMATAN MEREKA //

KEPADA WARGA PRIBUMI / GUS DUR MENGHIMBAU AGAR MAU MENERIMA DAN MEMBAUR DENGAN WARGA KETURUNAN TIONGHOA // PERJUANGAN GUS DUR MEMBELA MINORITAS TIONGHOA SEMAKIN TEGAS KETIKA IA MENJADI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEEMPAT YANG DIWUJUDKANNYA MEMALUI BERBAGAI KEBIJAKAN PADA TAHUN 2000 / SALAH SATUNYA MENCABUT INPRES NOMOR 14/1967 //

KELOMPOK ETNIS TIONGHOA DALAM WAWASAN KEBANGSAAN GUS DUR ADALAH SAMA DENGAN SUKU-ETNIS BANGSA LAIN / MEREKA JUGA MEMILIK HAK YANG SAMA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG SAH// MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA DI INDONESIA KEMBALI MENDAPATKAN KEBEBASAN MERAYAKAN TAHUN BARU IMLEK DAN MENGEKSPRESIKAN BUDAYA DAN ADAT-ISTIADATNYA //

11 STATEMENT TJONGKIE TIO

(40)

40 12 INSERT GUSDUR

MENGESAHKAN KEMBALI IMLEK

KEGIGIHAN GUS DUR MEMBELA KAUM MINORITAS DI INDONESIA MEMBUATNYA DITASBIHKAN SEBAGAI BAPAK BAGI KAUM MINORITAS / SEBAGAI PAYUNG SEMUA GOLONGAN YANG TERTINDAS DAN TERPINGGIRKAN //

DITINDAKLANJUTI DENGAN

MENGELUARKAN KEPPRES NOMOR 19/2001 / TANGGAL 9 APRIL 2001 YANG MERESMIKAN IMLEK SEBAGAI HARI LIBUR FAKULTATIF // SETAHUN BERSELANG IMLEK RESMI DINYATAKAN SEBAGAI SALAH SATU HARI LIBUR NASIONAL OLEH PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI MULAI TAHUN 2003//

LEWAT PROSES SEJARAH SELAMA TAK KURANG 31 TAHUN DI BAWAH PEMERINTAHAN REZIM SOEHARTO ITULAH YANG MEMBAWA DAMPAK SAMPAI SEKARANG DI KALANGAN TIONGHOA INDONESIA // MESKIPUN UPAYA “GENOSIDA” SEMUA UNSUR BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT TIONGHOA GAGAL DILAKUKAN OLEH REZIM SOEHARTO / NAMUN AKIBATNYA MEMBUAT SEBAGIAN BESAR GENERASI MUDA TIONGHOA INDONESIA YANG DILAHIRKAN DI TAHUN 1960-AN SAMPAI DENGAN 1990-AN HANYA MENGENAL SEDIKIT SAJA BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT / TERMASUK DALAM MERAYAKAN IMLEK DENGAN SEGALA

(41)

41 PERNAK-PERNIKNYA 13 STATEMENT JTONGKIE TIO 14 INSERT PERAYAAN IMLEK DI MASA REFORMASI

NAMUN SEIRING DENGAN KEBANGKITAN KEMBALI BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA / GENERASI SEKARANG SUDAH MULAI DIPERKENALKAN KEMBALI BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT // PERAYAAN IMLEK DI KAWASAN KAWASAN PECINAN DI KOTA – KOTA BESAR MULAI DIMERIAHKAN KEMBALI / SALAH SATUNYA PERAYAAN IMLEK DI PECINAN SEMARANG / DIMANA ETNIS

TIONGHOA MENYELENGGARAKAN

BERBAGAI MACAM KEBUTUHAN IMLEK SEPERTI PAKAIAN TONG SAM / MAKANAN KHAS IMLEK SALAH SATUNYA KUE BULAN / PERNAK PERNIK UNTUK MEMERIAHKAN IMLEK // DI SAMPING ITU / KESENIAN SEMACAM BARONGSAI / WAYANG POTEHI / KALIGRAFI CHINA MULAI DIKEMAS DENGAN TAMPILAN YANG SESUAI DENGAN KONDISI ZAMAN SEKARANG // TAK HANYA ITU / KLENTENG – KLENTENG JUGA MULAI DIHIASI DAN DISIAPKAN MENJELANG IMLEK//

segmen 3

(42)

42 PERAYAAN IMLEK

DI KLENTENG TAY KAK SIE

MULAI DIPADATI OLEH PARA

PENGUNJUNG YANG SEMBAHYANG ATAU PENGUNJUNG YANG SEKEDAR MENIKMATI DAN MENGABADIKAN KEINDAHAN MALAM TAHUN BARU IMLEK / TERLEBIH PADA KLENTENG TAY KAK SIE DI GANG LOMBOK YANG MERUPAKAN KLENTENG INDUK BAGI SELURUH KLENTENG DI SEMARANG // 16 STATEMENT TJONGKIE TIO 17 PEMENTASAN TARIAN BARONGSAI SAN LION DI KLENTENG TAY KAK SIE

KEBANGKITAN KEMBALI BUDAYA TIONGHOA ITU JUGA DITERIMA MASYARAKAT PRI BUMI / DITANDAI DENGAN IKUT TERLIBATNYA SECARA LANGSUNG SUKU-SUKU BANGSA LAIN YANG BUKAN TIONGHOA DI DALAMNYA // TARIAN BARONGSAI DAN LIONG SUDAH BUKAN LAGI MONOPOLI PENARI-PENARI DARI ETNIS TIONGHOA // TAK SEDIKIT DAN TAK JARANG JUSTRU PENARI-PENARI DARI ETNIS SEPERTI JAWA-LAH YANG MENONJOL DALAM PERTUNJUKAN-PERTUNJUKAN TARIAN BARONGSAI DAN LIONG / TERMASUK DARI TNI MEMPERTUNJUKKAN TARIAN BARONGSAI YANG SANGAT ENERJIK DI MALAM PERAYAAN IMLEK DI KLENTENG TAY KAK SIE SEMARANG//

DI TAHUN KUDA KAYU INI WARGA

TIONGHOA BERHARAP DENGAN

(43)

ADAT-43

ISTIADAT TIONGHOA INI DAPAT TAMPIL DENGAN WAJAH BARU DAN BERBAUR DENGAN BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT SETEMPAT / SEPERTI AJARAN DAN TRADISI DALAM AGAMA KRISTEN DAN ISLAM // DAN YANG TERPENTING ADALAH MUNCUL PULA SEMANGAT NASIONALISME

INDONESIA YANG MENYERTAI

KEBANGKITANNYA KEMBALI ITU. BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA ITU KINI TELAH DITERIMA DAN MENJADI BAGIAN DARI BUDAYA INDONESIA //

18. CREDIT TITTLE

Tabel 3.2 Naskah

3.4.1.4 Shooting Script

NO CAM SHOOT

LIST PICTURE AUDIO

SEGMEN 1 1. OPENING JUDUL …SFX MUSIK CHINA… 2. 1 - M S; - C U; - LS - F S; - CRAB; - PAN; - C F - V L S - EYE LEVEL SUASANA SEMBAHYANG KLENTENG TAY KAK SIE NARATOR : IMLEK / MERUPAKAN PERAYAAN PERGANTIAN TAHUN ETNIS TIONGHOA YANG SUDAH ADA SEBELUM

(44)

44 INDONESIA LAHIR // KETIKA NEGERI INI MASIH DISEBUT HINDIA BELANDA / ORANG-ORANG TIONGHOA SUDAH MERAYAKAN IMLEK // SECARA HARAFIAH IMLEK BERMAKNA PENANGGALAN BULAN / YANG BERASAL DARI DIALEK HOKKIAN // DALAM PERAYAAN IMLEK / MASYARAKAT TIONGHOA TIDAK HANYA MERAYAKAN PERGANTIAN TAHUN / TETAPI MEREKA JUGA MELAKUKAN PERIBADATAN SEPERTI SEMBAHYANG UNTUK

(45)

45 MEMANJATKAN RASA SYUKUR ATAS BERKAH YANG MEREKA DAPATKAN SELAMA SATU TAHUN / YANG DIPERCAYA AMAL MEREKA AKAN DILAPORKAN PARA DEWA SAAT PERGI KE LANGIT// 3 COURTESY OF YOUTUBE - M S; - C U; - LS - F S; INSERT IMLEK MASA SOEKARNO NARATOR: DALAM PERJALANAN SEJARAH /PERAYAAN TAHUN BARU ETNIS TIONGHOA DI INDONESIA MENGALAMI PASANG-SURUT // DI TAHUN 1965 SETAHUN SEBELUM SOEKARNO DIGULINGKAN / SOEKARNO MEMBANGUN ALIANSI POLITIK INTERNASIONAL

(46)

46 YANG DINAMAKAN POROS JAKARTA PEKING / HUBUNGAN INDONESIA DENGAN CHINA SEDANG BAIK – BAIKNYA / PEMELUK KONGHUCHU BEBAS UNTUK BERIBADAH // PADA SAAT ITU / PERGANTIAN TAHUN TIONGHOA DIANGGAP SEBAGAI TONTONAN YANG RAMAI DIKUNJUNGI // BIASANYA PRIBUMI DI SEKITAR DATANG UNTUK MELIHAT // MEREKA INGIN MEYAKSIKAN PERTUNJUKAN TARIAN LIONG DAN BARONGSAI / YANG JARANG

(47)

47 MEREKA TEMUI DI DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI // 4 1 - M S; - C U; - F G; INSERT AKTIVITAS JTONGKIE TIO NARATOR: KEMERIAHAN INIPUN MASIH TERASA DALAM INGATAN TJONGKIE TIO SEORANG BUDAYAWAN TIONGHOA YANG GEMAR MENGABADIKAN KISAH MASA LAMPAU DISEKITARNYA BAIK MELALUI FOTO – FOTO MAUPUN DITUANGKAN DALAM SEBUAH BUKU// 5 1 - M S; - EYE LEVEL STATEMENT JTONGKIE TIO 6 COURTESY OF YOUTUBE - M S; - LS - F S; INSERT PELARANGAN IMLEK MASA SOEHARTO NARATOR: TAK KURANG DARI 31 TAHUN PERAYAAN IMLEK

(48)

48 TERLARANG DI TEMPAT UMUM // PELARANGAN ITU DISAHKAN OLEH SEBUAH INSTRUKSI PRESIDEN BERNOMOR 14 TAHUN 1967 // INPRES NO. 14/1967 ADALAH ALAT UTAMA YANG PALING EFEKTIF REZIM SOEHARTO YANG ANTI-CHINA UNTUK “MENGGENOSIDAK AN” AGAMA // BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA // SEJAK BERLAKUNYA INPRES ITU MAKA SEMUA HAL-HAL YANG BERUNSUR AGAMA / BUDAYA / DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA

(49)

49 DILARANG DISELENGGARAKA N DI SELURUH INDONESIA // SEGMEN 2 7 COURTESY OF YOUTUBE - MS - FS - KS INSERT HUBUNGAN TIONGHOA DAN INDONESIA ERA SOEHARTO NARATOR: MENERUSKAN INSTRUKSI PRESIDEN (INPRES) NO.14/1967 TENTANG PEMBATASAN AGAMA / TERBITLAH SE MENDAGRI TAHUN 1978 TENTANG LARANGAN BAGI KANTOR CATATAN SIPIL UNTUK MENCATAT PERKAWINAN YANG BERDASARKAN AGAMA KHONGHUCU / AGAMA KHONGHUCU TIDAK BOLEH

(50)

50 DICANTUMKAN DI KOLOM AGAMA DI KTP / LARANGAN INI MEMBUAT KEBANYAKAN WARGA TIONGHOA YANG BERAGAMA KHONGHUCU TERDESAK DAN MEMILIH PINDAH KE AGAMA KRISTEN / BUDHA / DAN ISLAM // 8 1 - M S - EYE LEVEL STATEMENT TJONGKIE TIO 9 COURTESY OF YOUTUBE - MS - FS - KS INSERT IMLEK MASA KOLONIAL BELANDA NARATOR : KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA SOEHARTO MEMBUAT WAKTU SEAKAN BERBALIK KEMASA KOLONIAL / WAKTU ITU WARGA TIONGHOA DILARANG

(51)

51 BERMUKIM DI SEMBARANG TEMPAT // LARANGAN INILAH MERUPAKAN CIKAL BAKAL KEBERADAAN PEMUKIMAN ETNIS TIONGHOA ATAU PECINAN DISEJUMLAH TEMPAT BESAR DAN TEMPAT USAHA MILIK WARGA TIONGHOA DI PERKOTAAN // PEMERINTAH HINDIA BELANDA MENCEGAH PRIBUMI UNTUK BERINTERAKSI DENGAN WARGA TIONGHOA GUNA MEREDAM PEMBERONTAKAN // SEMENTARA SOEHARTO MENGAKU KEBIJAKANNYA

(52)

52 UNTUK MENCEGAH USAHA SUBVERSI DAN INFILTRASI TIONGKOK // SELAMA BERKUASA SOEHARTO MENERBITKAN BERBAGAI KEBIJAKAN ANTI TIONGHOA / URUSAN POLITIK TIONGHOA DICAMPUR ADUK DENGAN KONGHUCHU SEBAGAI AGAMA // TAPI DIBIDANG EKONOMI SIKAP SOEHARTO BERBANDING TERBALIK SAAT MENGHADAPI KONGLOMERAT KETURUNAN TIONGHOA // ANTARA TAHUN 70AN SAMPAI TAHUN 2000 /

(53)

53 KLENTENG – KLENTENG DISAMARKAN MENJADI VIHARA TEMPAT BERIBADAH AGAMA BUDHA // LALU MUNCULAH VIHARA TRI DARMA YANG MENGAYOMI 3 AGAMA SEKALIGUS // KONGHUCHU / TAO DAN BUDHA // 10 COURTESY OF YOUTUBE - M S - F S - L S INSERT PERJUANGAN GUSDUR NARATOR: TAK BANYAK YANG BERANI MELAWAN KEBIJAKAN TIONGHOA SAAT ITU / TETAPI GUS

DUR BERJUANG

MEMBELA ETNIS TIONGHOA / DAN

LANGKAH YANG

DIAMBIL GUS DUR DIANGGAP SULIT

DITERIMA /

BAHKAN

(54)

54 DENGAN PENDAPAT UMUM YANG MENIMPAKAN KESALAHAN PADA ORANG-ORANG TIONGHOA SEBAGAI PENYEBAB KRISIS EKONOMI PADA WAKTU ITU // BEBERAPA SAAT SETELAH TRAGEDI MEI 1998 / GUS DUR MENYERUKAN KEPADA KETURUNAN CHINA YANG BERADA DI LUAR NEGERI UNTUK SEGERA KEMBALI KE INDONESIA DAN MENJAMIN KESELAMATAN MEREKA // KEPADA WARGA PRIBUMI / GUS DUR MENGHIMBAU AGAR MAU

(55)

55 MENERIMA DAN MEMBAUR DENGAN WARGA KETURUNAN TIONGHOA // PERJUANGAN GUS DUR MEMBELA MINORITAS TIONGHOA SEMAKIN TEGAS KETIKA IA MENJADI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA KEEMPAT YANG DIWUJUDKANNYA MEMALUI BERBAGAI KEBIJAKAN PADA TAHUN 2000 / SALAH SATUNYA MENCABUT INPRES NOMOR 14/1967 // KELOMPOK ETNIS TIONGHOA DALAM WAWASAN KEBANGSAAN GUS DUR ADALAH

(56)

56 SAMA DENGAN SUKU-ETNIS BANGSA LAIN / MEREKA JUGA MEMILIK HAK YANG SAMA SEBAGAI WARGA NEGARA YANG SAH// MASYARAKAT KETURUNAN TIONGHOA DI INDONESIA KEMBALI MENDAPATKAN KEBEBASAN MERAYAKAN TAHUN BARU IMLEK DAN MENGEKSPRESIKA N BUDAYA DAN ADAT-ISTIADATNYA // 11 1 -M S -EYE LEVEL STATEMENT TJONGKIE TIO

(57)

57 12 COURTESY OF YOUTUBE - MS - FS INSERT GUSDUR MENGESAHKAN KEMBALI IMLEK NARATOR : KEGIGIHAN GUS DUR MEMBELA KAUM MINORITAS DI INDONESIA MEMBUATNYA DITASBIHKAN SEBAGAI BAPAK BAGI KAUM MINORITAS / SEBAGAI PAYUNG SEMUA GOLONGAN YANG TERTINDAS DAN TERPINGGIRKAN // DITINDAKLANJUTI DENGAN MENGELUARKAN KEPPRES NOMOR 19/2001 / TANGGAL 9 APRIL 2001 YANG MERESMIKAN IMLEK SEBAGAI HARI LIBUR FAKULTATIF // SETAHUN BERSELANG IMLEK RESMI DINYATAKAN SEBAGAI SALAH

(58)

58

SATU HARI LIBUR NASIONAL OLEH PRESIDEN MEGAWATI SOEKARNO PUTRI MULAI TAHUN 2003// LEWAT PROSES SEJARAH SELAMA TAK KURANG 31 TAHUN DI BAWAH PEMERINTAHAN REZIM SOEHARTO ITULAH YANG MEMBAWA DAMPAK SAMPAI SEKARANG DI KALANGAN TIONGHOA INDONESIA // MESKIPUN UPAYA “GENOSIDA” SEMUA UNSUR BUDAYA DAN ADAT-ISTIADAT TIONGHOA GAGAL DILAKUKAN OLEH REZIM SOEHARTO / NAMUN AKIBATNYA

(59)

59 MEMBUAT SEBAGIAN BESAR GENERASI MUDA TIONGHOA INDONESIA YANG DILAHIRKAN DI TAHUN 1960-AN SAMPAI DENGAN 1990-AN HANYA MENGENAL SEDIKIT SAJA BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT / TERMASUK DALAM MERAYAKAN IMLEK DENGAN SEGALA PERNAK-PERNIKNYA 13 1 - MS - EYE LEVEL STATEMENT JTONGKIE TIO 14 COURTESY OF YOUTUBE - FS - LS - MS - KS INSERT PERAYAAN IMLEK DI MASA REFORMASI NARATOR: NAMUN SEIRING DENGAN KEBANGKITAN KEMBALI BUDAYA DAN ADAT ISTIADAT TIONGHOA / GENERASI

Gambar

Tabel 3.2 Naskah
Tabel 3.3 Shoting Script
Tabel 3.4 Pemilihan alat dan software
Tabel 3.5 Job description
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kuntilanak menyamar menjadi Putri Trangganu dan berhasil mengelabuhi Jaka Barjah se- hingga Kuntilanak duduk berdampingan dengan raja di istana bahkan sampai

1 M.. Hal ini me nunjukkan adanya peningkatan keaktifan belajar siswa yang signifikan dibandingkan dengan siklus I. Pertukaran keanggotaan kelompok belajar

Apabila teori yang telah dipaparkan di atas dibandingkan dengan kondisi di tempat penulis melakukan magang/kerja, maka dapat dipaparkan sebagai berikut : “Toserba X’’

Pemodelan penyelesaian permasalahan penjadwalan ujian Program Studi S1 Sistem Mayor-Minor IPB menggunakan ASP efektif dan efisien untuk data per fakultas dengan mata

sehingga peserta didik yang mempunyai motivasi tinggi mendapatkan energi yang banyak untuk melaksanakan kegiatan belajar yang pada akhirnya akan mampu

untuk liabilitas keuangan non-derivatif dengan periode pembayaran yang disepakati Grup. Tabel telah dibuat berdasarkan arus kas yang didiskontokan dari liabilitas

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mencegah virus Covid-19 adalah dengan menerapkan perilaku Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di mana dalam penerapannya

Hasil analisis dan rancang desain turbin adalah kincirair jenisponcelet water wheeldengan bentuk sudu melengkung.Pemilihan jenis kincir poncelet water wheel pada