• Tidak ada hasil yang ditemukan

(Effect of Extraction Methods on Total Xanthones in Mangosteen (Garcinia mangostana L.) Fruit Rind Extract by Ultraviolet Spectrophotometry) ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "(Effect of Extraction Methods on Total Xanthones in Mangosteen (Garcinia mangostana L.) Fruit Rind Extract by Ultraviolet Spectrophotometry) ABSTRAK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

353

Pengaruh Metode Ekstraksi terhadap Kadar Xanton Total dalam

Ekstrak Kulit Buah Manggis Matang (Garcinia mangostana L.)

dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet

(Effect of Extraction Methods on Total Xanthones in Mangosteen (Garcinia

mangostana L.) Fruit Rind Extract by Ultraviolet Spectrophotometry)

Regina Andayani

1*

, Rita Novita

2

dan Verawati

2

1

Fakultas Farmasi Universitas Andalas, Padang, Indonesia

2

Sekolah Tinggi Farmasi Indonesia Yayasan Perintis, Padang, Indonesia

ABSTRAK

Penelitian tentang pengaruh metode ekstraksi terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis telah dilakukan. Metode ekstraksi yang digunakan meliputi maserasi, perkolasi dan sokletasi dengan etanol sebagai pelarut ekstraksi. Penentuan xanton total dilakukan secara spektrofotometri ultraviolet pada panjang gelombang absorbansi maksimum α-mangostin standar yaitu 243 nm. Validasi metode analisis α-mangostin dengan metode spektrofotometri ultraviolet memenuhi kriteria validasi yang meliputi selektivitas, linieritas, batas deteksi, batas kuantitasi, presisi dan akurasi. Kadar tertinggi xanton total diperoleh dengan metode perkolasi yaitu 37,8% diikuti oleh sokletasi dan maserasi sebesar 30,4% dan 27,7% secara berturut-turut. Berdasarkan One-way ANOVA Analisis Statistik SPSS. 17, perbedaan metode ekstraksi memberikan pengaruh yang signifikan (p <0,05) pada kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis.

Kata Kunci: Garcinia mangostana L., xanton total, manggis, metode ekstraksi, spektrofometri ultraviolet

PENDAHULUAN

Kulit buah manggis mengandung senyawa xanton yang meliputi mangostin, mangostenol, mangostinon-A, mangostinon-B, trapezilolixanthone, tovophyllin-B, α-mangostin,

β-mangostin, garcinon-B, mangostanol,

flavonoid (epicatechin), dan gartanin. Xanton merupakan senyawa kimia alami yang tergolong polifenol atau senyawa aromatik sederhana golongan ini punya ciri adanya inti kerangka dibenzo γ– pyron (Aisha et al., 2012). Beberapa studi telah melaporkan bahwa xanton mempunyai efek farmakologis seperti: analgesik (Cui et al,2010), antioksidan (Jung et al,2006), anti kanker (Akao et al, 2008; Doi et al,2009),

dan anti inflamasi (Chen et al,2008;Tewtrakul et

al,2009).

Untuk mendapatkan senyawa xanton total dari kulit buah manggis perlu dilakukan proses ekstraksi. Cara ekstraksi sangat mempengaruhi jumlah atau komposisi dalam ekstrak yang diperoleh sehingga terjadi perubahan konsentrasi dari suatu senyawa. Metode ekstraksi ini dapat dilakukan dengan cara ekstraksi panas dan dingin, dimana metode ekstraksi dingin meliputi maserasi, perkolasi dan metode ekstraksi panas meliputi sokletasi, dekokta, infusa, refluks dan digestasi. Senyawa dalam simplisia ada bersifat relatif stabil dan ada yang terurai atau rusak akibat cara

(2)

354

ekstraksi sehingga akan menyebabkan

berkurangnya konsentrasi atau hilangnya efek terapi dari simplisia (Djamal, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, maka dilakukan penelitian tentang penentuan kadar xantol total dalam kulit buah manggis menggunakan metode ekstraksi yang berbeda dengan metode spektrofotometri ultraviolet, dimana metode ekstraksi yang akan dipakai adalah maserasi, perkolasi dan sokletasi.

Gambar 1. Rumus struktur α-mangostin (Shan,2011)

METODE PENELITIAN

Bahan dan Alat

Bahan penelitian berupa α-mangostin dan kulit buah tumbuhan manggis, etanol , kloroform, etil asetat, metanol, aquades. Alat berupa rotary evaporator, alat sokletasi, botol maserasi, alat perkolasi, corong, spatel, cawan penguap, timbangan analitik, kertas saring Whatman, blender, ayakan 20 mesh, labu ukur, beakar glass, erlemeyer, batang pengaduk, pipet gondok, pipet mikro, plat KLT, bejana pengembang, alat spektrofotometer UV-Vis, aluminium foil.

Perlakuan Pengeringan

Kulit buah manggis matang dan segar sebanyak ± 2 kg dibersihkan, kemudian dipotong – potong tipis, dan dikeringkan dalam oven suhu 500 C selama 72 jam sampai berat

konstan. Sampel kulit buah kering sebanyak ±1 kg digiling halus dan diayak dengan ayakan 20

mesh. Serbuk kering disimpan dalam wadah kedap udara dan terlindung dari cahaya.

Pembuatan Ekstrak Kulit buah manggis (Harbone, 1987)

Dilakukan ekstraksi dengan menggunakan 3 metode ekstraksi yaitu :

1. Maserasi

Serbuk kering halus ditimbang 100 g direndam dengan 750 mL etanol 70 % secukupnya selama 5 hari, lalu disaring dengan kertas saring Whatman no. 1 (filtrate 1). Residu direndam lagi dengan etanol selama 5 hari lalu disaring (filtrate 2). Residu direndam lagi dengan etanol selama 3 hari kemudian disaring (filtrate 3). Ketiga filtrate di gabungkan lalu di uapkan dengan rotary evaporator pada suhu < 500 C sampai didapat ekstrak kental kemudian

ditimbang beratnya.

2. Perkolasi

Sampel kulit buah manggis yang telah diserbukkan 100 g dibasahi dengan 500 mL etanol 70 % , direndam selama 3 jam dalam bejana tertutup. Pindahkan masa sedikit demi sedikit kedalam perkolator sambil ditekan hati-hati. Tidak boleh ada gelembung udara pada bagian sampel. Setelah 24 jam kran dibuka, biarkan hasil sarian menetes pelan-pelan (kecepatan 1 ml /menit) sambil menambahkan

pelarut (etanol) yang turun sehingga

permukaan sampel tetap ditutupi pelarut. Perkolasi dihentikan setelah terekstraksi sempurna. Perkolat dipekatkan dengan rotary

evaporator pada suhu < 500 C dan ekstrak

sampel yang didapat kemudian ditimbang beratnya.

(3)

355 Sampel kulit buah manggis yang telah

diserbukkan 100 g dibungkus dengan kertas saring kemudian masukkan ke dalam tabung soklet. Tambahkan etanol 70 % secukupnya dari bagian atas sampai tumpah ke dalam labu. Air

pendingin dialirkan melalui kondensor.

Panaskan pada suhu tertentu hingga mendidih, uap akan naik dan menetes pada sampel hingga merendam sampel yang mengisi bagian tengah alat soklet. Setelah pelarut telah mencapai tinggi tertentu maka akan turun ke labu dan mendidih

kembali. Sokletasi dihentikan setelah

terekstraksi sempurna. Filtrat dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu < 500 C

kemudian ekstrak sampel yang didapat ditimbang beratnya.

Identifikasi Ekstrak dengan metode

Kromatografi Lapisan Tipis

Masing-masing ekstrak dilarutkan

dengan metanol kemudian ditotolkan pada plat KLT silika gel 60 PF254 (10 x5cm) dengan batas

atas 1 cm dan batas bawah 1cm jarak elusi 8 cm.

Plat dimasukkan ke dalam chamber

Kromatografi dan dielusi dengan eluen menggunakan klorofom, etil asetat dan metanol (8:1:0,5) sampai batas atas. Plat KLT dikeluarkan dari chamber dan dikering anginkan. Noda pada plat diamati dengan menggunakan lampu UV 254 nm. Hitung nilai Rf masing – masing ekstrak dan α-mangostin.

Rumus Rf = X

Y Keterangan :

X : Jarak yang ditempuh noda Y : Jarak yang di tempuh pelarut

Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Tentukan panjang gelombang serapan maksimum dari larutan standar α-mangostin konsentrasi 10 µg/ml pada spektrum UV (λ = 200 – 400 nm)

Pembuatan larutan standar α-mangostin

(Aisha, et al., 2013)

Ditimbang 10 mg α-mangostin standar larutkan dengan metanol dalam labu ukur 100 ml sampai tanda batas, sehingga diperoleh konsentrasi 100 µg / ml. Pipet larutan induk 100 µg / ml masing-masing sebanyak 0,2; 0,4; 0,6; 0,8 dan 1 ml ke dalam labu ukur 10 ml dan diencerkan dengan metanol sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi 2 ; 4 ; 6 ; 8 dan 10 µg/ml dan diukur absorban masing–masing pengenceran dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang serapan maksimum 243 nm.

Penentuan Kadar Xanton Total dalam ekstrak kulit buah manggis (Pothitirat, dan

Gritsanapan, 2008).

Masing – masing ekstrak hasil maserasi, perkolasi dan sokletasi dari kulit buah manggis ditimbang 50 mg dan dimasukkan ke dalam labu ukur kemudian ditambahkan metanol sampai tanda batas 50 ml hingga diperoleh konsentrasi 1 mg/ml (1000 µg/ml), disaring dengan kertas saring Whatman no.1 kemudian dipipet sebanyak 1 ml ditambahkan metanol hingga 10 ml diperoleh konsentrasi 100 µg/ml. Dipipet 1 ml masukkan ke dalam labu ukur 10 ml tambahkan metanol sampai tanda batas sehingga diperoleh konsentrasi 10 µg/ml.

Kemudian diukur serapannya dengan

spektrofotometri UV pada panjang gelombang serapan maksimum 243 nm.

(4)

356

A. Selektivitas

Metoda selektivitas ini dikonfirmasi dengan membandingkan spektrum UV masing - masing ekstrak kulit buah manggis yang diperoleh dengan metode perkolasi, maserasi dan

sokletasi dengan spektrum α-mangostin

standar.

B. Linearitas

Linearitas ditentukan dengan menggunakan senyawa α-mangostin standar pada konsentrasi 2; 4; 6; 8 dan 10 µg/ml. Kurva kalibrasi dibuat dengan memplot absorban versus konsentrasi, dan analisis regresi adalah digunakan untuk menentukan linearitas kurva kalibrasi.

C. Penentuan batas deteksi dan batas kuantisasi

Sensitivitas dari metode ini ditentukan dalam BD dan BK. Nilai-nilai yang dihitung

melalui kemiring dan standar dengan

menggunakan rumus berikut: BD = 3 X SB/b

BK = 10 X SB/b Dimana :

SB = Simpangan Baku BD = batas deteksi

b = Slope persamaan regresi BK = batas kuantisasi

D. Uji Presisi

Uji presisi ditentukan dengan

menggunakan tiga konsentrasi larutan standar α-mangostin dengan konsentrasi 4 ; 8 dan 10 µg/ml sebanyak tiga kali penggulangan. Untuk presisi intraday kadar α-mangostin diukur pada hari yang sama sedangkan untuk presisi interday kadar α-mangostin diukur pada tiga hari berturut – turut. Presisi dinyatakan sebagai % RSD. s = Dimana: s = Standar deviasi x₁ = Data = Rata-rata n = jumlah data

RSD sering juga dinyatakan dalam persen. Dalam bentuk ini RSD disebut dengan Kofisien variasi (CV).

CV = x 100%

E. Akurasi

Dipipet masing – masing 2 ml larutan ekstrak 10 µg/ml ke dalam 3 buah labu ukur 10 ml diperoleh konsentrasi 2 µg/ml kemudian ditambahkan ke dalam masing – masing labu ukur larutan standar α-mangostin 100 µg/ml sebanyak 0,4 ml, 0,6 ml dan 0,8 ml kemudian tambahkan metanol hingga tanda batas (10 ml) sehingga diperoleh konsentrasi α-mangostin standar 4, 6, dan 8 µg/mL. Larutan di analisis dengan spektrofotometri UV. Absorban diukur sebanyak tiga kali penggulangan untuk setiap larutan hasil dinyatakan dalam % perolehan kembali (% Recovery).

% Recovery = Kadar total (Standar + Ekstrak) – Kadar Ekstrak X 100% Kadar Standar α-mangostin

Pengukuran xanton total dari ekstrak kulit buah Garcinia mangostana L

Absorban dari ekstrak G. mangostana diambil pada 10 µg/ml. Penentuan kadar xanton dengan rumus :

Keterangan:

Ksf= Konsentrasi xanton total ekstrak sampel (µg /mg)

C= Konsentrasi xanton dalam larutan sampel (µg /ml)

Fp= Faktor pengenceran ekstrak sampel V= Volume total sampel (ml)

(5)

357 W= Berat total sampel kering (mg)

Analisis statistik

Perhitungan statistik dilakukan dengan menggunakan SPSS 17 untuk Perangkat lunak Windows paket. Untuk perbandingan nilai rata-rata, oneway analisis varians (ANOVA)

diaplikasikan dan perbedaan dianggap

signifikan pada P <0,05. HASIL DAN DISKUSI

Setelah dilakukan penelitian mengenai efek cara ekstraksi terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis dengan metode spektrofotometri ultraviolet maka didapatkan hasil sebagai berikut:

1. Dari masing – masing 100 gram sampel kering didapatkan ekstrak kental dan % rendemen dari 3 cara ekstaksi kulit buah manggis:

a. Kulit buah manggis Secara maserasi: 21,04 gram (21,04 %)

b. Kulit buah manggis secara perkolasi: 20,10 gram (20,10 %)

c. Kulit buah manggis secara sokletasi: 28,34 gram (28,34 %)

2. Identifikasi masing – masing ekstrak dengan metode Kromatografi lapisan tipis (KLT) dengan menghitung nilai faktor retensinya, sampel secara maserasi 0,925, perkolasi 0,91, dan sokletasi 0,90 dan standar

α-mangostin 0,91 dengan fase gerak kloroform, etil asetat dan metanol (8;1;0,5).

3. Hasil penentuan panjang gelombang

maksimum larutan standar α-mangostin yang diukur dengan spektrofotometer UV diperoleh Serapan 243 nm dengan absorban 0,768.

4. Pada penentuan kurva kalibrasi larutan standar α-mangostin, didapat persamaan regresi y = 0,058 + 0,073 x dengan koefisien kolerasi (r) 0,99, simpangan baku (SB) 0,03 dan batas deteksi (BD) 1,15 µg/mL serta batas kuantisasi (BK) 3,83 µg/mL.

5. Validasi metoda analisis larutan standar α-mangostin pada uji presisi secara intraday dan interday di dapatkan standar Deviasi dan % kofisien variasi kurang dari 2 %.

6. Validasi metoda Analisis pada uji akurasi diperoleh % perolehan kembali antara 115,62 – 120,06 %.

7. Penetapan kadar xanton total ekstrak kulit buah manggis diperoleh kadar xanton total secara maserasi 27,7 %, perkolasi 37,8 % dan sokletasi 30,4 %.

Analisa statistik Anova satu arah setelah dilakukan uji lanjut secara Duncan ternyata cara perkolasi berbeda nyata dengan sokletasi dan berbeda nyata dengan maserasi.

Gambar 2. Spektrum serapan α-mangostin dalam pelarut metanol pada panjang gelombang maksimum 243 nm

(6)

358 Gambar 4. Kurva kalibrasi α- mangostin

Gambar 3. Hasil KLT ekstrak etanol kulit buah manggis

Keterangan : P : Perkolasi, M: Maserasi, S: Sokletasi, Ms: Standar α-mangostin Fase Diam : Silika gel 60 F254

Fase gerak : Kloroform, etil asetat dan metanol (8:1:0,5)

Perbedaan cara ekstraksi akan

mempengaruhi rendemen ekstrak dan kadar xanton total yang terkandung didalamnya. Metode ekstraksi zat aktif yang digunakan yaitu metode maserasi, perkolasi dan sokletasi. Maserasi yaitu proses pengekstraksian atau penyarian simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan kamar (suhu kamar). Metode ini lebih mudah dan tidak menggunakan pemanasan sehingga cocok bagi senyawa yang termolabil. Perkolasi yaitu proses penyarian menggunakan pelarut yang selalu baru sampai terjadi penyarian sempurna yang umumnya dilakukan pada temperatur kamar

dengan wadah ekstraksi yang disebut

perkolator. Proses perkolasi terdiri dari tahap pelembapan bahan, tahap perendaman antara, tahap perkolasi sebenarnya (penetesan atau penampungan ekstrak) terus menerus sampai terekstraksi sempurna. Sedangkan sokletasi merupakan proses penyarian simplisia secara

kontinu didalam alat soklet. Proses sokletasi

berlangsung dimana pelarut mengalami

penguapan dan pendinginan secara berulang-ulang. Metode ini tidak cocok untuk ekstraksi senyawa - senyawa yang termolabil.

Pelarut pengekstraksi yang digunakan adalah etanol. Etanol merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan hampir semua zat aktif baik yang bersifat non polar, semi polar maupun polar. Keuntungan lain etanol digunakan sebagai pelarut pengekstraksi adalah sifatnya yang tidak toksik, mudah didapat dan harganya terjangkau. Etanol juga dapat

mengendapkan protein serta mampu

menghambat kerja enzim sehingga dapat terhindar dari proses hidrolisis dan oksidasi.

Serbuk kulit buah manggis yang diekstraksi dengan metode yang berbeda masing – masing menggunakan sampel sebanyak 100 g menghasilkan rendemen ekstrak yang berbeda-beda. Rendemen ekstrak tertinggi diperoleh dari proses sokletasi 28,34%

(7)

359 diikuti metode maserasi 21,04%, dan perkolasi

20,10%. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa metode sokletasi mampu mengekstrak sampel dengan lebih sempurna. Hasil uji KLT dengan pembanding α-mangostin memiliki noda dengan nilai Rf 0,9 yang sama dengan noda pada ekstrak hasil perkolasi, maserasi dan sokletasi

menunjukkan bahwa ekstrak sampel

teridentifikasi mengandung senyawa yang sama dengan standar α-mangostin.

Standar yang digunakan dalam

penentuan kadar xanton total adalah α-mangostin. α-mangostin merupakan salah satu derivat atau turunan senyawa xanton yang paling aktif yang didapatkan dari isolasi senyawa xanton total. Pada penentuan panjang gelombang maksimum α-mangostin dengan

menggunakan spektrofotometri didapat

absorban maksimum sebesar 0,768 pada panjang gelombang 243 nm. Setelah didapatkan

panjang gelombang serapan maksimum

kemudian diukur absorban α-mangostin pada konsentrasi 2, 4, 6, 8, dan 10 µg/mL. Dari pengukuran ini didapatkan persamaan garis lurus yaitu y = 0,0583 + 0,07315x dan koefisien kolerasinya yaitu 0,99. Angka ini mendekati 1 yang berarti terdapat kolerasi yang sangat tinggi antara absorban dan kadar senyawa serta linieritas hubungan keduanya. Dari persamaan ini dapat ditentukan kadar xanton total dari larutan sampel. Dari pengukuran kurva kalibrasi juga didapatkan simpangan baku (SB) 0,03, batas deteksi (BD) 1,15 µg/mL dan batas kuantisasi (BK) 3,83 µg/mL. Batas kuantisasi adalah jumlah terkecil analit dalam sampel yang masih dapat memenuhi kriteria secara cermat dan seksama pada alat, sedangkan batas deteksi dan memberikan respon signifikan terhadap alat.

Presisi atau ketelitian diukur sebagai koefisien variasi (KV). Ketelitian adalah ukuran yang menunjukan derajat kesesuaian antara hasil uji individual diukur melalui penyebaran hasil individual rata-rata. Pada penelitian ini diperoleh koefisien variasi pada secara intraday dan interday, intraday konsentrasi 4 µg/mL : 0,46 % , 8 µg/mL : 0,35% dan 10 µg/mL : 0,17 % dan secara interday dalam 3 hari berturut – turut, hari pertama 4 µg/mL : 0,46 %, 8 µg/mL : 0,35 % dan 10 µg/mL : 0,17 %. Hari kedua 4 µg/mL : 0,39 % , 8 µg/mL : 0,61% dan 10 µg/mL : 0,29 %. Hari ketiga 4 µg/mL : 0,48 % , 8 µg/mL : 0,17% dan 10 µg/mL : 0,09 % (Lampiran 11, table 6). Berdasarkan angka koefisien variasi tersebut diatas maka metode ini memberikan

tingkat ketelitian yang sesuai dengan

persyaratan yaitu kurang dari 2%.

Selain ketelitian juga perlu ketepatan atau akurasi suatu data yang diketahui persen perolehan kembali gabungan antara sampel dengan larutan standar α-mangostin. Akurasi adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan hasil analisis dengan kadar senyawa yang sebenarnya. Syarat persen perolehan kembali : 80 – 120 %. Persen perolehan kembali kulit buah manggis didapatkan secara maserasi, perkolasi dan sokletasi berkisar antara 115,62 % - 120,06 %. Berdasarkan data tersebut maka % perolehan kembali dari 3 ekstrak memenuhi persyaratan yang telah ditentukan.

Kadar xanton total yang diperoleh pada ekstrak etanol kulit buah manggis, kadar yang tertinggi diperoleh secara perkolasi 37,8% diikuti secara sokletasi 30,4% dan terendah secara maserasi 27,7 %. Berdasarkan hasil yang diperoleh ternyata adanya pengaruh terhadap metode ekstraksi terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis.

(8)

360 Ekstraksi secara perkolasi menghasilkan

kadar xanton total tertinggi, hal ini disebabkan karena cara ekstraksi perkolasi merupakan cara ekstraksi dingin yang cocok untuk bahan yang termolabil dan penyarian yang lebih sempurna dibandingkan maserasi karena pelarut baru dialirkan melalui simplisia sampai terdapat filtrat yang jernih sedangkan maserasi perendaman dalam waktu tertentu. Sedangkan ekstraksi panas sokletasi menghasilkan kadar xanton total yang lebih rendah dari perkolasi karena disebabkan oleh sifat senyawa xanton yang termolabil. Perbedaan metode ekstraksi memberikan pengaruh terhadap kadar xanton total. Hal ini sesuai dengan sifat dari α mangostin yang merupakan turunan xanton yang mempunyai banyak gugus hidroksi yang mudah mengalami oksidasi baik oleh panas maupun cahaya.

Berdasarkan analisa statistik dengan uji ANOVA satu arah program SPSS 17.00

menunjukkan perbedaan yang signifikan dari masing – masing ekstrak dengan ekstraksi yang berbeda dengan nilai signifikan 0,05, setelah dilakukan uji lanjut secara Duncan ternyata perkolasi berbeda nyata dengan maserasi dan berbeda nyata dengan sokletasi.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbedaan metode ekstraksi memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kadar xanton total dalam ekstrak kulit buah manggis (P< 0,05).

2. Kadar xanton total dalam 50 mg ekstrak kulit buah manggis, cara perkolasi memberikan hasil kadar xanton total tertinggi 37,8% dibandingkan dengan cara sokletasi 30,4% maupun maserasi 27,7%.

DAFTAR PUSTAKA Aisha, AFA., Abu-Salah, KM., Siddiqui, MJ., Ismail, Z.,

and Majid, AMSA. 2012. Quantification of α-, β- and γ-mangostin in Garcinia mangostana fruit rind extracts by a reverse phase high performance liquid chromatography. J. Med. Plants Res 6(29): 4526-4534

Aisha, AFA., Abu-Salah, KM, Ismail, Z., and Majid, AMSA. 2013. Determination of total xanthones in

Garcinia mangostana fruit rind extracts by ultraviolet

(UV) spectrophotometry. Journal of Medicinal Plants Research 7(1): 29-35.

Akao,Y., Nakagawa,Y., Linuma, M., Nozawa, Y. 2008. Anti-Cancer effect of xanthones from pericarps of Mangosteen, Int.J.Moi. Mci,9 (3): 355-370.

Chen, LG.,Yang, LL.,Wang, CC. 2008. Anti-inflammatory activity of Mangostin from Garcinia mangostana,

Food Chem Toxicol, 46(2):688-693.

Cui, J., Hu, W., Cai, Z., Liu, Y., Li, S., Tao, W., Xyang, H. 2010. New medicinal properties of mangostins :Analgesic activity and Pharmacological Characterization of Active Ingredients from the fruit

hull of Garcinia mangostana L., Pharmacol,

Biochem, Behav, 95(2) : 102-104.

Djamal,R. 2010, Kimia Bahan Alam: Prinsip-Prinsip

Dasar Isolasi dan Identifikasi, Padang: Universitas Baiturrahmah.

Doi, H., Shibata, MA., Shibata, E., Morimotok, J., Akao, Y., Linuma, M., Tanigawa, N, Otsuki Y. 2009. Panaxanthone isolated from pericarp of Garcinia

mangostana L. Supresses tumor growth and

metastasis of a mouse model of Mammary cancer.

Anti cancer Res, 29(7): 2485-2495.

Harborne, J.B., 1987, Metode Fitokimia Penuntun Cara

Modern Menganalisa Tumbuhan, Cetakan II,

diterjemahkan oleh K. Padinawinata dan I, Suediro, Penerbit ITB; Bandung.

ICH., 1997., Guidance for Industry, Q2B; Validation of

Analytical Procedures: Methodology USA:

International Conference on Hormonisation. Jung, HA., Su, BN., Keller, WJ., Mehta, RG.,

Kinghoen,AD. 2006. Antioxidant Xanthones from the pericarp of Garcinia mangostana L.

(9)

361 (Mangosteen). J. Agric Food Chem., 54 (6):

2077-2082.

Pothitirat, W., and Gritsanapan,W. 2008. Quantitave Analysis of Total Mangostins in Garcinia

mangostana fruit rind. J.Health Res.22(4): 161-166.

Shan, T., Q,Ma., Guo, K., Liu, J., Li, W., Wang, F. 2011 . Xanthones from mangosteen extracts as natural

chemopreventive agents: Potential Anticancer Drugs. Curr Mol Med 11(8): 666–677.

Tewtrakul,S.,Wattanapiromsakul, C., Mahabusarakam, W., 2009. Effects of compounds from Garcinia

mangostana on Inflammatory Mediators in RAW

264,7 Macrophage Cells. J. Ethnopharmacol, 121(3): 379-382.

Gambar

Gambar  2.  Spektrum  serapan  α-mangostin  dalam  pelarut  metanol  pada  panjang  gelombang maksimum 243 nm
Gambar 3. Hasil KLT ekstrak etanol kulit buah manggis

Referensi

Dokumen terkait

1) Pertama, lingkungan keluarga. Keadaan rumah dengan kondisi yang penuh dengan pertengkaran atau penuh dengan kesalah pahaman serta adanya ketidakpedulian orang tua

Pattern Analysis and Machine Intelligence , 23(11), pp. An experimental comparison of min-cut/ max-flow algorithms for energy minimization in vision. Maximal flow through a

Adapun alasan penentuan pada kedua hotel tersebut, yakni: (1) selama ini, pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh kedua hotel hanya dilaksanakan hanya sebatas charity saja,

Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less

Tujuan dari penelitian ini adalah meng- identifikasi risiko-risiko yang mungkin terjadi dan identifikasi agen/penyebab risiko dalam kegiatan konstruksi bangunan gedung

• Distributed Generation Trip Controls (DGT) are wireless communication devices used in applications that require transferring of trip signals from Power Distribution

bertindak sebagai petugas penghubung dengan para investos  dan  sebagai pejabat  yang  memastikan  kepatuhan  perseroan  terhadap  peraturan  yang  berlaku 

Permasalahan yang berhubungan dengan karyawan dan sumber daya manusia adalah pemberian kompensasi, komunikasi dan kepemimpinan secara simultan dan secara parsial terhadap