• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman 2"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 600

Penerapan Pembelajaran Reading-Concept Map-Numbered Heads

Together Berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Keterampilan

Bertanya Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Universitas Negeri

Malang Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar

Zenia Lutfi Kurniawati1*, Fatia Rosyida2, Susriyati Mahanal3, Ibrohim3 1 Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

2

SMA Negeri 4 Tuban, Jawa Timur

2 Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Malang, Jawa Timur *Email: [email protected]

Abstrak

Hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa mahasiswa kurang siap dalam menghadapi perkuliahan pengembangan bahan ajar dan belum aktif untuk berdiskusi terutama dalam memunculkan pertanyaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan penerapan pembelajaran Reading-Concept Map-Numbered Heads Together (remap NHT) berbasis Lesson

Study (LS) untuk meningkatkan Keterampilan bertanya mahasiswa program studi pendidikan

biologi mata kuliah pengembangan bahan ajar. Jenis penelitian pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan dalam 2 siklus. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan biologi, jurusan biologi, offering A angkatan 2012 dengan jumlah mahasiswa 34 mahasiswa, yang terdiri dari 31 mahasiswa perempuan dan 3 mahasiswa laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mahasiswa mengalami peningkatan jumlah pertanyaan yang dapat dimunculkan dari siklus I ke siklus II, pada kategori >7 pertanyaan mengalami peningkatan sebesar 16,6%, 5-6 pertanyaan mengalami peningkatan 3,5%, sedangkan jumlah pertanyaan mulai dari kurang dari 3 mengalami penurunan sebesar 8,4%, dan 3-4 pertanyaan mengalami penurunan sebesar 0,5%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran remap NHT berbasis LS dapat meningkatkan keterampilan bertanya mahasiswa. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan, maka hendaknya dosen dapat menerapkan model pembelajaran remap NHT dengan tuntunan LKS yang berbasis tujuan pembelajaran, agar saat mahasiswa melaksanakan PPL telah memiliki pengalaman yang baik sehingga mampu memfasilitasi siswa dalam meningkatkan keterampilan bertanya.

Kata kunci: remap NHT, keterampilan bertanya, lesson study, bahan ajar PENDAHULUAN

Proses pembelajaran merupakan salah satu faktor penting yang dapat menunjang ketercapaian peningkatan potensi diri pada pebelajar. Pembelajaran yang dapat membantu tercapainya peningkatan potensi diri pebelajar ialah melalui proses pembelajaran yang membuat pebelajar aktif dan melibatkan interaksi antarpebelajar. Oleh karenanya, pendidik harus dapat memilih metode dan model pembelajaran yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut.

Hasil observasi yang dilakukan terhadap Offering A pada Hari Rabu, 2 September 2015 pada perkuliahan pengambangan bahan ajar menunjukkan bahwa pembelajaran yang dilakukan menggunakan metode presentasi dan diskusi. Hasil observasi terhadap diskusi yang berlangsung di kelas menunjukkan bahwa pada satu sesi presentasi dan diskusi terdapat 3 orang yang bertanya. Pertanyaan diajukan setelah beberapa saat dibukanya sesi diskusi untuk bertanya. Hal ini menandakan adanya kesulitan yang dialami siswa dalam mengajukan pertanyaan. Pertanyaan yang diajukan oleh ketiga mahasiswa yang telah aktif meliputi pertanyaan yang mengacu pada domain kognitif menjelaskan. Pengamatan lebih lanjut menunjukkan presentasi dan diskusi yang dilakukan oleh mahasiswa belum dapat mencapai tujuan yang

(2)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 601

terdapat dalam RPS. Kelompok-kelompok mahasiswa masih belum dapat memahami tema materi pembelajaran yang harusnya dibawakan, yaitu memetakan materi bahan ajar berdasarkan Kompetensi Dasar. Presentasi dan diskusi yang berlangsung lebih banyak mengusung tema bagaimana membelajarkan Kompetensi dasar tertentu dan belum menitikberatkan pada konten atau isi materi pada suatu Kompetensi Dasar.

Mahasiswa tampak belum sepenuhnya berkonsentrasi saat pembelajaran dan mengalami kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang berdampak pada kemampuan bertanya yang kurang dimiliki mahasiswa. Pernyataan ini dikuatkan oleh hasil analisis Hermawan, dkk. (Tanpa tahun) yang menyatakan bahwa faktor yang menjadi penyebab kurangnya partisipasi siswa untuk membuat pertanyaan dalam pembelajaran, antara lain : 1) siswa benar-benar tidak paham dengan materi yang diajarkan, 2) takut jika pertanyaan hanya akan menjadi bahan tertawaan siswa yang lain, 3) kurang terlatihnya siswa dalam bertanya, baik di lingkungan keluarga maupun di lingkungan sekolah mereka.

Cara untuk mengaktifkan mahasiswa dalam memperoleh informasi adalah meminta siswa untuk mengajukan pertanyaan. Keterampilan mahasiswa dalam bertanya dapat diaktifkan melalui diskusi dan juga melalui kegiatan yang menuntut mahasiswa untuk bertanya. Salah satu kegiatan yang menuntut mahasiswa untuk bertanya adalah memberikan suatu ruang khusus dalam Lembar Kerja Mahasiswa (LKM) agar mahasiswa dapat mengajukan pertanyaan yang nantinya dapat ditanyakan saat diskusi maupun tidak ditanyakan dan hanya dituliskan saja.

Kegiatan yang diberikan dalam proses pembelajaran seperti mencatat dan memunculkan pertanyaan diharapkan dapat membantu mahasiswa dalam menyimpan apa yang telah dipelajari dalam memori jangka panjang. Pengaturan ini berkaitan dengan retensi yang akan dimiliki oleh mahasiswa. Manfaat yang akan diperoleh adalah ketika adanya pemanggilan kembali (retrieval) mengenai informasi yang dipelajari tersebut, mahasiswa yang menggunakan teknik mencatat akan lebih paham dan ingat dengan materi itu (Purwani dalam Dewi dan Indrawati, 2014). Mencatat dan menyusun pertanyaan adalah cara untuk membantu menyimpan informasi dalam memori jangka panjang, Namun yang lebih penting lagi adalah mahasiswa harus dapat secara sadar memasukkan informasi, mengasosiasi dan memaknai informasi yang masuk sehingga menjadi suatu pembelajaran yang bermakna.

Alternatif pembelajaran yang dapat dilakukan untuk mengatasi permasalahan di kelas serta dapat meningkatkan potensi diri mahasiswa terutama dalam keterampilan bertanya adalah dengan menerapkan pembelajaran Reading-Concept Map- Numbered Heads Together (Remap-NHT). Pembelajaran Remap-NHT merupakan salah satu

pembelajaran berbasis Reading-Concept Map-Cooperative Learning yang

dikembangkan oleh Zubaidah (2014). Reading-Concept Map-Cooperative Learning (Remap Coople). Pembelajaran berbasis remap coople, yaitu sebuah model pembelajaran yang mengharuskan siswa membaca (proses reading), kemudian siswa

diminta membuat peta konsep (concept mapping), dan pembelajarannya

menggunakan model-model cooperative learning (Zubaidah, 2014). Pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran Numbered Heads Together (NHT).

Reading atau membaca termasuk dalam kegiatan yang melibatkan pemrosesan informasi sehingga dapat mengarahkan mahasiswa untuk memperoleh

(3)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 602

informasi. Pembelajaran yang didahului dengan membaca dapat membantu mahasiswa untuk memperoleh informasi, merencanakan, dan mengatur strategi belajar. Informasi yang diperoleh dari membaca dapat diorganisasikan dalam bentuk peta konsep. Peta konsep adalah alat grafis untuk mengorganisasi dan mewakili hubungan antara konsep-konsep yang ditunjukkan oleh garis yang menghubungkan dua konsep (Novak dan Canas, 2007). Peta konsep tersusun atas berbagai komponen, diantaranya hirarki, proposisi, kaitan silang (cross-links), dan contoh (Zubaidah, 2015).

Pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together (NHT) yang digunakan dalam proses pembelajaran merupakan pembelajaran yang menuntut mahasiswa untuk secara aktif bertanggung jawab secara individu untuk memahami materi pembelajaran dan secara aktif berkomunikasi dengan teman satu kelompok untuk melakukan diskusi. Langkah pembelajaran NHT menurut Kagan (2011) adalah 1) Numbered, membagi mahasiswa kelas dalam kelompok kecil dan memberikan nomor pada tiap mahasiswa dalam kelompok; 2) Think time, berpikir bagaimana menjawab pertanyaan secara mandiri (pertanyaan diajukan oleh dosen); 3) Write answer, secara mandiri menuliskan jawaban pada kertas atau buku; 4) Heads together, melakukan diskusi dengan teman satu kelompok terkait dengan jawaban pertanyaan; 5) Who answer?, menunjuk mahasiswa yang akan menjawab pertnyaan; 6) Answer question, mahasiswa menjawab pertanyaan yang telah diajukan oleh dosen di awal pembelajaran dengan mekanisme menjawab diatur oleh dosen.

Pembelajaran NHT diterapkan dalam pembelajaran karena memeiliki beberapa manfaat bagi mahasiswa. Pembelajaran NHT menurut Kagan (2011) meningkatkan pembelajaran melalui kerja kooperatif, pastisipasi aktif pebelajar, dan tanggungjawab individu pebelajar. Menurut Munawaroh (2015) pembelajaran NHT dapat memastikan bahwa semua pebelajar akan terlibat dalam pembelajaran. Tiap individu dituntut untuk memiliki tanggungjawab dalam mempelajari materi, memiliki kesempatan pada kelompok pebelajar untuk bertukar ide dan menentukan jawaban yang tepat untuk menjawab pertanyaan dari guru, serta meningkatkan semangat kooperatif pebelajar.

Penelitian pembelajaran biologi berbasis Remap-NHT telah dilakukan oleh Dinnuriya terhadap siswa kelas X MIA SMA Kota Malang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran Remap-NHT mampu meningkatkan hasil belajar biologi siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Ulfa dan Muchlis (2012) menunjukkan bahwa pembelajaran NHT dipadu strategi probelem posing dapat mendorong siswa untuk memiliki Keterampilan bertanya yang sangat baik secara kuantitas jumlah pertanyaan dan kualitas pertanyaan pada siswa kelas XI IPA SMA di Lamongan.

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK) berbasis Lesson Study (LS). LS dilakukan untuk membelajarkan mahasiswa peneliti dalam melakukan penelitian sekaligus sarana mengembangkan keprofesionalan sebagai calon pendidik. Tahap LS yang terdiri dari Plan, Do, dan See dilaksanakan terintegrasi dengan tahap perencanaan tindakan dan pelaksanaan tindakan pada PTK. Lebih lanjut, PTK berbasis LS yang dilakukan mampu membantu meningkatkan Keterampilan mahasiswa sebagai subjek penelitian maupun bagi mahasiswa yang sedang melakukan praktik kerja lapangan.

Permasalahan kelas yang terdapat pada Offering A pada mata kuliah pengembagan bahan ajar diarasa perlu untuk mendapatkan penanganan. Alternatif model pembelajaran yang telah dipaparkan diharapkan dapat membantu

(4)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 603

menyelesaikan permaslaahan kelas yang ada. Berdasarkan uraian-uraian yang telah dipaparkan maka dilakukanlah penelitian tindakan kelas berbasis Lesson Study dengan judul “Penerapan Pembelajaran Reading-Concept Map-Numbered Heads Together berbasis Lesson Study untuk Meningkatkan Keterampilan Bertanya Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi Mata Kuliah Pengembangan Bahan Ajar Universitas Negeri Malang”.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan pendekatan deskriptif kualitatif yang dilakukan dalam 2 siklus. Dalam tiap siklus terdapat 4 tahap, yaitu perencanaan (planning), pelaksanaan (implementing), observasi (observing), dan refleksi (reflecting). Pada tahap pelaksanaan dan observasi PTK dilakukan Lesson Study yang meliputi tahap plan, do, dan see. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Malang yang terletak di Jalan Semarang Nomor 5. Penelitian dilaksanakan di program studi pendidikan biologi, jurusan biologi, fakultas MIPA pada matakuliah Pengembangan Bahan Ajar. Waktu penelitian ini adalah selama perkuliahan semester ganjil. Subjek penelitian ini adalah seluruh mahasiswa program studi pendidikan biologi, jurusan biologi, offering A angkatan 2012 dengan jumlah mahasiswa 34 mahasiswa, yang terdiri dari 31 mahasiswa perempuan dan 3 mahasiswa laki-laki. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi terhadap keterlaksanaan LS dan pengukuran Keterampilan bertanya.

Analisis data dalam penilitan ini dilakukan selama dan setelah pengumpulan data. Analisis data dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut.

1. Lembar Monitoring Tahap Plan, Do, See

Lembar monitoring tahap plan, do, see merupakan lembar yang berisi tentang langkah-langkah pelaksanaan tahap plan, do, see dalam Lesson Study. Persentase keterlaksanaan tahap plan, do, see dihitung menggunakan rumus berikut.

Persentase keterlaksanaan =

× 100%

Selanjutnya kriteria persentase yang didapat dari rumus di atas dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Tahap Plan, Do, See

Persentase Keterlaksanaan Kriteria

80-100 Sangat Terlaksana

66-79 Terlaksana

56-65 Cukup Terlaksana

40-55 Kurang Terlaksana

30-39 Sangat Kurang Terlaksana

(Sumber: Arikunto, 2012)

2. Keterampilan bertanya

Keterampilan bertanya diperoleh dari rekapan pertanyaan yang ada pada LKM, yang meliputi jumlah pertanyaan dan kualitas pertanyaan. Pertanyaan yang telah

(5)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 604

dituliskan mahasiswa di analsis dari ke 34 siswa berapa siswa yang memiliki pertanyaan yang berkisar C1-C6 disetiap pertemuan pada setiap disiklus. Selanjutnya dilakukan rata-rata dan di persentase berapa banya mahasiswa yang pertanyaannya tinggkat C1-C6 di siklus pertaman. Selanjutnya dibandingkan dengan presentase pada siklus kedua, kemudian dilihat apakah ada peningkatan atau tidak.

HASIL PENELITIAN

Keterlaksanaan Tahapan Lesson Study

Keterlaksanaan Lesson Study diperoleh dari lembar monitoring keterlaksanaan Lesson Study yang diisi oleh observer. Analisis dilakukan dengan cara membagi skor yang diperoleh dengan skor maksimal kemudian dikalikan dengan 100%. Hasil monitoring keterlaksanaan Lesson Study dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Monitoring Keterlaksanaan Lesson Study

Lesson Study ke-

Skor Keterlaksanaan Tahap Lesson study

Plan (%) Kriteria Do (%) Kriteria See (%) Kriteria

1 100 Sangat terlaksana 100 Terlaksana 100 Sangat terlaksana 2 100 Sangat terlaksana 100 Sangatterlaksa na 100 Sangat terlaksana 3 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 4 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 5 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 6 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana Rata-rata 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana 100 Sangat terlaksana

Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa semua tahapan Lesson Study sudah terlaksana dengan baik. Rata-rata keterlaksanaan tahap plan adalah 100% yang termasuk ke dalam kriteria sangat terlaksana. Rata-rata keterlaksanaan tahap do adalah 100% yang termasuk ke dalam kriteria sangat terlaksana. Rata-rata keterlaksanaan tahap see adalah 100% yang termasuk ke dalam kriteria sangat terlaksana.

Keterampilan Bertanya

Data Keterampilan bertanya meliputi dua aspek, yaitu kualitas pertanyaan dan jumlah pertanyaan. Data kualitas pertanyaan diperoleh dengan melakukan penskoran terhadap kualitas pertanyaan yang ditulis siswa dalam LKM berdasarkan kriteria perimbangan jumlah High Order Thinking Skill dan Low Order Thinking Skills. Data berupa jumlah pertanyaan diperoleh dengan menghitung jumlah pertanyaan yang telah dituliskan siswa dalam LKM. Data kualitas pertanyaan dapat dilihat pada Tabel 3 dan jumlah pertanyaan pada Tabel 4.

Tabel 3 Kualitas Pertanyaan Siswa

Kriteria Skor Siklus 1 Siklus 2 Semua pertanyaan low order thinking (LOT) 1 37,1 23,5

(6)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 605

Sebagian besar pertanyaan LOT dan sedikit pertanyaan HOT 2 44,9 55,6 Sebagian besar pertanyaan HOTdan sedikit pertanyaan LOT 3 14,6 23,5 Semua pertanyaan high order thinking(HOT) 4 3,4 9,9 Tabel 4 Jumlah Pertanyaan Siswa

Kriteria Skor Siklus 1 Siklus 2

< 3 pertanyaan 1 14,6 6,2 3-4 pertanyaan 2 18,0 18,5 5-6 pertanyaan 3 36,0 39,5 > 7 pertanyaan 4 31,5 48,1 TEMUAN PENELITIAN Keterampilan Bertanya

Keterampilan bertanya mahasiswa diukur dari kualitas dan jumlah pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Kualitas jawaban mahasiswa ditentukan berdasarkan kriteria high order thinking (HOT) atau low order thinking (LOT). Hasil analisis kualitas pertanyaan mahasiswa dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kualitas Pertanyaan Siswa

Kriteria Skor Siklus 1 Siklus 2 Perubahan (%) Semua pertanyaan low order thinking(LOT) 1 37,1 23,5 -13,6 Sebagian besar pertanyaan LOT dan sedikit

pertanyaan HOT 2 44,9 55,6 10,7

Sebagian besar pertanyaan HOTdan sedikit

pertanyaan LOT 3 14,6 23,5 8,9

Semua pertanyaan high order thinking(HOT) 4 3,4 9,9 6,5

Berdasarkan Tabel 5 dapat dibuat grafik perubahan kualitas pertanyaan yang diajukan mahasiswa. Perubahan kualitas pertanyaan dapat dilihat pada Gambar 1. Berdasarkan Tabel 5 dan Gambar 1 dapat diketahui bahwa terjadi perubahan pada kualitas pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa. Kriteria semua kualitas pertanyaan berada pada kategori LOT mengalami penurunan dari siklus I sebesar 23,5% pada siklus I menjadi 23,5% pada siklus II. Penurunan yang terjadi sebanyak 13,6%. Penurunan kualitas pertanyaan kategori LOT pada siklus II menandakan bahwa mahasiswa memperbaiki kualitas pertanyaan yang diajukan. Hal ini juga ditunjang dengan peningkatan-peningkatan yang terjadi pada kriteria kualitas pertanyaan yang lain. Kriteria sebagian besar pertanyaan berada pada kategori LOT mengalami peningkatan sebesar 10,7%, sebagian besar pertanyaan berada dalam kategori HOT mengalami peningkatan sebesar 8,9%, dan kategori semua pertanyaan yang diajukan termasuk ke dalam kategori HOT mencapai 6,5%.

(7)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 606

Gambar 1. Grafik Kualitas Pertanyaan yang Diajukan Mahasiswa

Jumlah pertanyaan yang telah direkap selanjutnya diskor berdasarkan kriteria jumlah pertanyaan. Berdsarkan hasil analisis, diketahui terdapat perubahan jumlah pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa pada siklus I dan siklus II. Perubahan jumlah pertanyaan disajikan dalam Tabel 6.

Tabel 6. Jumlah Pertanyaan Siswa

Kriteria Skor Siklus 1 Siklus 2 Peningkatan (%)

< 3 pertanyaan 1 14,6 6,2 -8,4

3-4 pertanyaan 2 18,0 18,5 -0,5

5-6 pertanyaan 3 36,0 39,5 3,5

> 7 pertanyaan 4 31,5 48,1 16,6

Berdasarkan Tabel 6 dapat dibuat grafik tentang perubahan jumlah pertanyaan mahasiswa. Grafik perubahan jumlah jawaban mahasiswa pada tiap siklus dan tiap kriteria dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Grafik Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Mahasiswa 37.1 44.9 14.6 3.4 23.5 55.6 23.5 9.9 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 P er sent a se (%) Skor Kualitas Pertanyaan Siklus I Siklus II 14.6 18 36 31.5 6.2 18.5 39.5 48.1 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 1 2 3 4 P er sent a se (%) Skor Jumlah Pertanyaan Siklus I Siklus II

(8)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 607

Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 2 dapat diketahui bahwa terjadi penurunan dan peningkatan jumlah pertanyaan dari siklus I ke siklus II. Mahasiswa yang mengajukan kurang dari 3 pertanyaan pada siklus I sejumlah 14,6% dan menurun pada siklus II menjadi 6,2% atau mengalami penurunan sebesar 8,4%. Mahasiswa yang mengajukan pertanyaan berjumlah 3-4 pada siklus I sejumlah 18% dan pada siklus II sejumlah 18,5%. Penurunan yang terjadi sebesar 0,5%. Mahasiswa yang mengajukan pertanyaan berjumlah 5-6 dan 7 atau lebih pertanyaan mengalami peningkatan. Peningkatan jumlah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan berjumlah 5-6 sebesar 3,5% dari 36% pada siklus I menjadi 39,5% pada siklus II dan peningkatan jumlah mahasiswa yang mengajukan 7 atau lebih pertanyaan mencapai 16,6%. Pada siklus I jumlah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan berjumlah 7 atau lebih sebesar 31,5% dan pada siklus II mencapai 48,1%. Penurunan yang terjadi pada jumlah pertanyaan di bawah 4 diiringi dengan peninkatan jumlah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dengan jumlah 5 atau lebih pertanyaan. Hal ini menandakan bahwa pada tiap siklus mahasiswa telah berusaha untuk menambah jumlah pertanyaan yang diajukan.Berdasarkan pemaparan temuan dari hasil kualitas dan jumlah pertanyaan yang diajukan oleh mahasiswa dapat diketahui bahwa penerapan Remap-NHT dipadu LS dapat meningkatkan Keterampilan bertanya pada mahasiswa. PEMBAHASAN

Keterlaksanaan Lesson Study

Lesson Study (LS) merupakan suatu kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan secara kolaboratif oleh sekelompok guru untuk meningkatkan kualitas pembelajarannya (Ibrohim, 2011). Mahasiswa PPL dan Dosen Pamong secara kolaboratif menyusun dan mengambangkan perangkat pembelajaran, menerapkan rencana pembelajaran yang telah disusun, melakukan observasi, melakukan refleksi dan revisi terhadap rancangan pembelajaran dan keterlaksanaan pembelajaran secara bersiklus dan terus menerus. Lesson study pada penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan sebanyak 6 kali. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa keterlaksanaan LS mencapai 100% selama 6 kali open class.

Tahap plan memiliki tujuan untuk menghasilkan rancangan pembelajaran yang diyakini mampu membelajarkan siswa secara efektif dan mampu membangkitkan parti-sipasi aktif siswa dalam kegiatan pembelajaran (Saito, et al. dalam Ibrohim, 2011). Pada tahap plan kegiatan yang dilakukan adalah merancang skenario pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran ketika tahap do. Tahap do bertujuan untuk menerapkan rencana pembelajaran yang telah disusun pada tahap plan. Observer membantu dosen model untuk mengamati jalannya kegiatan pembelajaran. Observer memfokuskan pengamatan pada aktivitas belajar siswa dan bukan pada penampilan dosen model. Tahap see bertujuan untuk menemukan kelebihan dan kekurangan penerapan pembelajaran. Dosen model diminta untuk menyampaikan kesan-kesan dalam melaksanakan pembelajaran. Observer juga diminta mengemukakan hasil observasinya. Hasil tahap see digunakan sebagai masukan atau saran untuk penyusunan perencanaan pembelajaran siklus LS berikutnya.

(9)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 608

Keterampilan Bertanya

Berdasarkan hasil analisis data Keterampilan bertanya menunjukkan model pembelajaran Biologi berbasis Remap-NHT dapat meningkatkan Keterampilan bertanya mahasiswa Offering A. Analisis Keterampilan bertanya dilakukan dengan menganalsis jumlah pertanyaan mahasiswa dan kualitas pertanyaan mahasiswa. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan peningkatan jumlah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan berjumlah 5-6 pertanyaan sebesar 3,5% dari 36% pada siklus I menjadi 39,5% pada siklus II dan peningkatan jumlah mahasiswa yang mengajukan 7 atau lebih pertanyaan mencapai 16,6%. Pada siklus I jumlah mahasiswa yang mengajukan pertanyaan berjumlah 7 atau lebih sebesar 31,5% dan pada siklus II mencapai 48,1%. Selain itu mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dengan dengan jumlah pertanyaan di bawah 3 mengalami penurunan sebesar 8,4% dan mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dengan jumlah 3-4 mengalami penurunan 0,5%. Hasil analisis data ini menunjukkan bahwa mahasiswa berusaha meningkatkan Keterampilan bertanya dengan ditunjukkan adanya peningkatan jumlah pertanyaan pada setiap mahasiswa. Mahasiswa lebih banyak membuat pertanyaan 5-7 pertanyaan di siklus II.

Berdasarkan analisis data kualitas pertanyaan menunjukkan adanya penurunan kualitas pertanyaan yang kriteria “semua kualitas pertanyaan berada pada kategori LOTS” mengalami penurunan dari siklus I sebesar 23,5% pada siklus I menjadi 23,5% pada siklus II. Penurunan yang terjadi sebanyak 13,6%. Penurunan kualitas pertanyaakriterian kategori LOT pada siklus II menandakan bahwa mahasiswa memperbaiki kualitas pertanyaan yang diajukan. Hasil analisis data kualitas pertanyaan menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualitas pertanyaan pada kriteria “Sebagian besar pertanyaan LOT dan sedikit pertanyaan HOT” sebesar 10,7%, kreteria “Sebagian besar pertanyaan HOTdan sedikit pertanyaan LOT” sebesar 8,9%, dan kriteria “Semua pertanyaan high order thinking (HOT)” sebesar 6,5%. Hasil analisis yang penurunan pertanyaan yang LOT dan peningkatan pertanyaan yang HOT menunjukkan mahsiswa mengalami peningkatan kualitas pertanyaanya.

Peningkatan jumlah pertanyaan dan kualitas pertanyaan menunjukkan meningkatnya Keterampilan bertanya mahasiswa. Keterampilan bertanya mahasiswa meningkat karena proses pembelajaran yang dirancang oleh dosen model dapat membantu mahasiswa untuk pengembangan Keterampilan bertanyanya. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dirancang untuk meningkatkan Keterampilan bertanya mahasiswa adalah dengan menerapkan pembelajaran Remap-NHT. Mahasiswa pada kegiatan awal yaitu sebelum siswa mengikuti kegiatan pembelajaran di kelas, mahasiswa diminta untuk membaca buku ataupun sumber lainnya yang diminati oleh mahasiswa baik berupa media elektronik ataupun cetak. Kegitan membaca sebelum dilakukan pembelajaran di kelas membuat mahasiswa memiliki pengetahuan awal terkait materi yang akan di pelajari. Pengetahuan awal inilah yang nantinya dapat merangsang mahasiswa untuk memperoleh permasalahan yang dapat dituangkan dalam pertanyaan, apabila ada suatu konsep yang tidak sama atau konsep yang masih belum dipahami. Invone (2010) menyatakan semakin banyak pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang, akan semakin banyak pula alternatif dalam melihat suatu permasalahan, untuk memperoleh pengetahuan yang banyak salah satunya dengan membaca beberapa kajian. Permasalahan dapat dituangkan dalam

(10)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 609

suatu pertanyaan di pembelajaran untuk memperoleh kejelasan suatu konsep. Oleh karena itu, kegiatan membaca mempunyai kedudukan yang sangat strategis dalam pembelajaran untuk memberdayakan Keterampilan bertanya siswa.

Selain kegiatan membaca adanya kegiatan diskusi dengan Model pembelajaran NHT menjadikan mahasiswa memiliki kewajiban individu untuk memperoleh jawaban atas soal yang diajukan oleh dosen model. Pembelajaran Numbered Heads Together merupakan tipe pembelajaran kooperatif yang menuntut siswa untuk lebih aktif dan bertanggung jawab penuh dalam memahami materi pembelajaran baik secara kelompok maupun individual. NHT menuntut siswa untuk berinteraksi dengan temannya karena dalam tipe pembelajaran NHT siswa diberi waktu untuk memikirkan jawaban secara individu, menjawab pertanyaan yang dilontarkan guru sehingga membutuhkanm komunikasi yang baik antar teman sekelompoknya untuk mempersatukan ide. Selanjutnya setiap mahasiswa yang memiliki nomor dada sama dengan mahasiswa yang memiliki kewajiban menjawab pertanyaan mahaisiswa tersebut harus mengemukakan jawabanya atau memberi saran. Menurut Lie (2010) menyatakan bahwa diskusi pada NHT memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling membagikan ide-ide dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Kegiatan penyampaian ide ini yang akan membuat mahasiswa memperoleh banyak perbedaan ide dan pendapat, sehingga menimbulkan banyak pertanyaan. jika jawaban antarindividu dalam satu kelompok dan antarkelompok saat diskusi tidak sama maka dapat menimbulkan pertanyaan pada individu. Oleh karena itu NHT dapat digunakan untuk meningkatkan Keterampilan bertanya mahasiswa. Hal ini sejalan dengan Ulfa dan Muchlis (2012) yang menyatakan manfaat lainnya dari pembelajaran NHT adalah meningkatkan Keterampilan bertanya.

Selain pembelajaran Remap-NHT LS juga berperan dalam peningkatan Keterampilan bertanya mahasiswa. Kegiatan plan, do, dan see pada LS memberikan banyak perbaikan agar mahasiswa mampu belajar dengan baik dan mampu membuat pertanyaan dengan kualitas yang baik. Pada kegiatan do observer melakukan pengamatan terhadap mahasiswa yang kurang dapat belajar dengan baik, sehingga pertanyaan yang dibuat juga sedikit dan kurang berkualitas. Ketika tahap see observer dan dosen model merancang pembelajaran dengan merubah sintaks pembelajaran agar mahasiswa dapat membuat pertanyaan lebih banyak lagi dan pertanyaan yang berkualitas. Sintaks dalam penelitian ini selalu diperbaiki yang mulanya kegiatan menjawab pertanyaan dilakukan sebelum presentase produk, kemudian diubah dilakukan setelah presentase produk pada setiap kelompok yang anggotanya berkewajiban untuk menjawab soal. Perbaikan sintaks ini dapat membuat mahasiswa merasa ingin tahu bagaimana sebenarnya konsep yang tepat, karena soal tidak langsung dijawab di awal kegiatan inti. Soal dijawab secara bertahap dengan menuggu mahasiswa yang bertanggung jawab untuk menjawab pertanyaan mempresentasikan produknya. Dengan demikian mahasiswa makin banyak bertanya dengan pertanyaan yang kritis terkait materi maupun produk yang dipresentasikan pada pembelajaran. Menurut Susilo, dkk (2011), masukan yang didapat dari observer selama kegiatan pada tahap see, dapat dirancang pembelajaran berikutnya yang lebih baik. Lebih lanjut Syamsuri dan Ibrohim (2008) menyatakan kritik dan saran yang diberikan oleh

(11)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 610

observer untuk memperbaiki pembelajaran berikutnya harus disampaikan dengan bijak, dan bersifat solutif.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan hasil dari penerapan model pembelajaran berbasis Reading-Concept Map-Numbered Heads Together (Remap-NHT) di offering A mata kuliah pengembangan bahan ajar biologi adalah mahasiswa mengalami peningkatan dalam Keterampilan bertanya yang dilihat dari aspek jumlah pertanyaan dan kualitas pertanyaan. Peningkatan jumlah pertanyaan yang diajukan mahasiswa dengan kriteria 5-6 jumlah pertanyaan sebesar 3,5% dan kriteria 7 atau lebih pertanyaan mencapai 16,6%. Mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dengan dengan jumlah pertanyaan di bawah 3 mengalami penurunan sebesar 8,4% dan mahasiswa yang mengajukan pertanyaan dengan jumlah 3-4 mengalami penurunan 0,5%. Pada kriteria “semua kualitas pertanyaan berada pada kategori LOTS” mengalami penurunan dari siklus I sebesar 23,5% pada siklus I menjadi 23,5% pada siklus II atau sebanyak 13,6%. Kualitas pertanyaan pada kriteria “Sebagian besar pertanyaan LOT dan sedikit pertanyaan HOT” mengalami peningkatan sebesar 10,7%, kriteria “Sebagian besar pertanyaan HOT dan sedikit pertanyaan LOT” mengalami peningkatan sebesar 8,9%, dan kriteria “Semua pertanyaan high order thinking (HOT)” mengalami peningkatan sebesar 6,5%.

Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, maka dapat disarankan beberapa hal berikut.

1. Pembelajaran berbasis Remap-NHT dapat diterapkan pada mata kuliah lainnya karena terbukti dapat meningkatkan Keterampilan bertanya mahasiswa.

2. Agar pembelajaran berlangsung dengan lebih menyenangkan, dosen atau guru dapat memberikan reward kepada mahasiswa atau siswa yang aktif bertanya ataupun memberikan tanggapan.

DAFTAR RUJUKAN

Arikunto, S.2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2. Jakarta Bumi Aksara Dewi, Ida Ayu Gede Bintang Praba dan Komang Rahayu Indrawati. 2014. Perilaku

Mencatat dan Kemampuan Memori pada Proses Belajar. Jurnal Psikologi

Udayana, 1 (2): 241-250. (Online),

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=151191&val=4934&title=Per ilaku%20Mencatat%20dan%20Kemampuan%20Memori%20pada%20Proses%2 0Belajar), diakses 12 September 2015.

Hermawan, Yulis Jamiah, Hamdani. Tanpa tahun. Peningkatan Kemampuan Bertanya Siswa dalam Pembelajaran Matematika melalui Problem Posing di Kelas VIIa

SMP Negeri 3 Tebas. (Online),

(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=158119&val=2338&title=PE NINGKATAN%20KEMAMPUAN%20BERTANYA%20SISWA%20DALAM%20PE MBELAJARAN%20MATEMATIKA%20MELALUI%20PROBLEM%20POSING%2

0DI%20%20KELAS%20VIIA%20SMP%20NEGERI%203%20TEBAS), diakses

12 September 2015.

Invone, J. 2010. Critical Thinking, Intelectual Skills, Reasoning And Clinical

(12)

“Menyiapkan Generasi Cerdas Berwawasan Lingkungan di Abad 21” 611

(http://repository.maranatha.edu/1652/1/Critical%20thinking,%20intelectual%20s kills,%20reasoning,%20and%20critic.pdf), diakses tanggal 10 Juni 2015.

Munawaroh. 2015. The Comparative Study Between The Cooperative Learning Model Of Numbered Heads Together (Nht) And Student Team Achievement Division (Stad) To The Learning Achievement In Social Subject. Journal of Research &

Method in Education, 5 (1): Hlm. 24-33. (Online),

(http://www.iosrjournals.org/iosr-jrme/papers/Vol-5%20Issue-1/Version-2/E05122433.pdf), diakses 12 September 2015.

Novak. 2008. The Theory Underlying Concept Maps and How to Construct Them, Florida Institute for Human and Machine Cognition (Online), (http://www.uibk.ac.at/tuxtrans/docs/TheoryUnderlyingConceptMaps-1.pdf), diakses tanggal 10 Juni 2015.

Susilo, H. dkk. 2011. Lesson Study Berbasis Sekolah, Guru Konservatif Menuju Guru Inovatif. Malang: Bayumedia Publishing.

Syamsuri, I dan Ibrohim. 2008. Lesson Study: Studi Pembelajaran. Malang: FMIPA UM.

Ulfa, Meiliyah & Muchlis. 2012. Meningkatkan Kemampuan Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe NHT dengan Strategi Problem Posing pada Materi Pokok Ikatan Kimia di Kelas X SMAN 3 Lamongan. Prosiding Seminar Nasional Kimia Unesa, Surabaya, 25 februari 2012. (Online). (http://fmipa.unesa.ac.id/kimia/wp-content/uploads/2013/11/51-62-MEILIYAH-ULFA.pdf), diakses 12 September 2015.

Zubaidah, S. 2014. Pemberdayaan Keterampilan Penemuan dalam Scientific Approach melalui Pembelajaran Berbasis Remap Coople. Seminar Nasional XI Pendidikan Biologi FKIP UNS.

Gambar

Tabel 1 Persentase dan Kriteria Keterlaksanaan Tahap Plan, Do, See
Tabel 2. Hasil Monitoring Keterlaksanaan Lesson Study  Lesson
Tabel 5.  Kualitas Pertanyaan Siswa
Gambar 2. Grafik Jumlah Pertanyaan yang Diajukan Mahasiswa 37.1 44.9 14.6 3.4 23.5 55.6 23.5 9.9 01020304050607080901001234Persentase (%)Skor Kualitas Pertanyaan  Siklus I Siklus II14.6 18 36 31.5 6.2 18.5 39.5 48.1 01020304050607080901001234Persentase (%)

Referensi

Dokumen terkait

Mencit di kelompok P3 (pemberian teh apel 7,2 mg mL -1 ), pada konsentrasi tersebut terjadi penurunan berat badan yang signifikan di minggu ke-2 (0,335 gr), akan tetapi,

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data serta pembahasan yang telah dilakukan pada penelitian pengaruh pemberian probiotik pada pakan floating terhadap pertumbuhan

Skripsi dengan judul “Model Pembelajaran Number Head Together (NHT) dengan bantuan Media Pembelajaran Audio Visual Terhadap Hasil Belajar Materi Keanekaragaman Hayati pada Siswa

Jika dilihat dari segi kenampakan mata, insang, lendir permukaan tubuh, kenampakan dan warna daging, bau, serta tekstur ikan nila (Oreochromis niloticus L.), maka dapat

Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan “Implementasi Strategi Pembelajaran Berbasis Inquiry Dalam Pelaksanaan Praktikum Biologi Terapan Untuk

Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pemanfaatan kulit kentang (Solanum tuberosum L.) sebagai bahan pembuatan bioetanol secara enzimatis dengan penambahan ragi

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa implementasi model pembelajaran kooperatif tipe picture and picture dapat meningkatkan

Oleh karena itulah rata-rata keterampilan abad ke-21 siswa melalui tes pada siklus I ini tergolong rendah karena siswa baru pertama kali belajar dengan menggunakan