• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pemanfaatan Sari Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia.L) dan Sari Kulit Buah Nenas (Ananas Comosus L Merr) Sebagai Alternati Koagulan Lateks Karet Alam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pemanfaatan Sari Buah Mengkudu (Morinda Citrifolia.L) dan Sari Kulit Buah Nenas (Ananas Comosus L Merr) Sebagai Alternati Koagulan Lateks Karet Alam"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Lateks adalah cairan koloid yang berwarna putih susu yang diperoleh dari pohon karet

(Havea Brasiliensis) dengan partikel-partikel karet terdispersi air. Lateks dikenal juga sebagai polimer emulsi, disperse polimer atau polimer koloid. Sistem koloid sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh, hamper semua bahan pangan

mengandung partikel dengan ukuran koloid, seperti protein, karbohidrat dan lemak.

Begitu pula dalam industri cat, semen dan pembuatan karet ban, semuanya melibatkan

sistem koloid(Birt,1993).

Pembekuan atau koagulasi bertujuan untuk mempersatukan (merapatkan)

butir-butir karet yang terdapat dalam cairan lateks, supaya menjadi suatu gumpalan atau

koagulum. Untuk membuat koagulum ini, lateks perlu dibubuhi bahan pembeku

(koagulan) seperti asam semut atau asam cuka. Lateks segar diperoleh dari hasil sadapan

mempunyai pH 6,5. Agar dapat terjadi penggumpalan atau koagulasi, pH yg mendekati

netral tersebut harus diturunkan sampai pH 4,7 (Setyamidjaja, D,1993).

Didalam proses penggumpalan lateks, terjadi perubahan sol ke gel dengan

pertolongan zat penggumpal. Pada sol karet terdispersididalam serum, tetapi pada gel

karet didalam lateks. Penggumpalan dapat terjadi dengan penambahan asam

(menurunkan pH), sehingga koloid karet mencapai titik isoelektrik dan terjadilah

penggumpalan. Peranan pH sangat meningkatkan mutu karet. Penggumpalan pada pH

yang sangat rendah mengakibatkan warna karet semakin gelap dan nilai modulus karet

semakin rendah. Sebaliknya keuntungannya, masa pemeraman singkat dan PRI dapat

(2)

dapat menetralkan muatan negatif dari partikel karet dan mengumpalkan karet

(Ompusunggu,M dan Darussamin,A,1989).

Koagulasi lateks yang dilakukan petani karet di Sumatera Utara adalah dengan

cara menambahkan asam formiat atau dengan asam asetat (asam cuka) kedalam lateks

segar. Dimana asam formiat ketersediaannya terbatas dan harganya mahal. Hal ini

menyebabkan petani akan terbebani, untuk itu digunakan bahan alternatif lain yaitu sari

buah mengkudu dan sari kulit buah nenas. Buah mengkudu merupakan salah satu

tanaman yang kaya akan manfaat. Selain di dunia medis, sari buah mengkudu juga dapat

dimanfaatkan sebagai salah satu bahan alternatif penggumpal lateks pengganti asam

formiat. Kandungan asam yang terdapat dalam buah mengkudu dan dengan pH yang

berkisar dari 3,6 – 4,3. Apabila dicampurkan dengan lateks maka akan membentuk

koagulum. Koagulan yang digunakan berupa sari dari buah mengkudu. Sari buah

mengkudu yang digunakan adalah sari buah mengkudu matang. Sebelumnya hardiaty,R

melakukan penelitian menggumpalkan lateks dengan menggunakan sari mengkudu

matang dan pemeraman dengan menggunakan volume optimum yaitu 10 ml dengan

waktu kontak 36 jam dan menggunakan temperatur 30 oC, dengan menggunakan mengkudu pemeraman 24 jam.

Sari kulit buah nenas yang mana memiliki keasaman pH 3,0 –3,5 untuk

menggumpalkan lateks. Buah nenas mengandung protein 0,4%, gula 0,5 %, asam 0,6

%(terbanyak 87 % asam sitrat), air 80 – 85 %, abu 0,5 %, lemak 0,1 %, serat kasar dan

vitamin. Buah nenas (Anenascomosus L merr) merupakan salah satu tanaman yang

banyak mengandung asam-asam organik. Asam sitrat merupakan asam tidak menguap

yang terbanyak pada buah nenas, selain asam sitrat juga terdapat asam malat dan asam

(3)

Hal tersebut membuka peluang dalam pemanfaatan buah mengkudu dan limbah

nenas berupa kulit, menjadi produk yang lebih bermanfaat, Salah satu alternatif yang

dapat menggumpalkan lateks. Berdasarkan hal tersebut, penulis ingin melakukan

penelitian yang memanfaatkan sari buah mengkudu (Morinda citrifolia L) dan sari kulit

buah nenas (Anenascomosus Lmerr) sebagai bahan penggumpal lateks dan diharapkan

dapat menghasilkan mutu karet yang lebih baik.

1.2 Permasalahan

1. Apakah sari buah mengkudu dan sari kulit buah nenas dapat digunakan sebagai

penggumpal lateks.

2. Apakah sari buah mengkudu dan sari kulit buah nenas yang digunakan sebagai

penggumpal lateks menghasilkan mutu karet yang lebih baik dibandingkan

dengan menggunakan asam formiat.

1.3 Pembatasan Masalah

Penelitianini hanya dibatasi pada :

1. Bahan penggumpal yang digunakan adalah sari buah mengkudu (Morinda

citrifolia L) dan sari kulit buah nenas (Anenas comosus L merr) dengan asam

formiat sebagai pembanding.

2. Lateks yang digunakan berasal dari perkebunan karet STIPAP

3. Parameter pengujian mutu yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Kadar

Karet Kering ( % KKK), Plastisitas awal/Plasticity Retention Index ( % Po/PRI)

(4)

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sari buah mengkudu dan sari kulit buah nenas dapat

digunakan sebagai penggumpal lateks.

2. Untuk mengetahui apakah sari buah mengkudu dan sari kulit buah nenas yang

digunakan sebagai penggumpal lateks menghasilkan mutu karet yang lebih baik

dibandingkan dengan menggunakan asam formiat.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi

bagaimana sari buah mengkudu dan sari kulit buah nenas dapat mengkoagulasikan lateks

sehingga dapat menjadi alternative lain dari asam formiat.

1.6 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di perkebunan STIPAP, di Laboratorium Kimia Polimer

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara,ujiKKK

danPo/PRI di PT. Hadi baru Km 16,75 Diski, Uji Thermal Gravimetry Analysis (TGA)

dilakukan di Laboratorium terpadu USU.

1.7 Metodologi penelitian

Dalam penelitian lateks diambil dari perkebunan karet STIPAP dengan kadar karet

kering (KKK) 29%. Kemudian dihomogenkan dan digumpalkan dalam mangkok sadap

dengan perlakuan penggumpalan dengan penambahan asam formiat 5%, penambahan

(5)

Variable bebas : Jenis penggumpal asam formiat, sari buah mengkudu, sari

kulit buah nenas, pH penggumpal

Variable terikat : Uji kadar karet kering (% KKK), uji plastisitas

awal/plastisitasretensi indeks (% PRI), uji Thermal

Gravimetri Analysis (TGA)

Variable tetap : Volume lateks 100 mL,suhu pengeringan 30 oC, waktu 10 Hari penyimpanan, kadar karet kering 29 %, lama

Referensi

Dokumen terkait

Orang yang melakukan kegiatan ekspor disebut dengan eksportir.. Adapun barang yang dijual dikenal sebagai barang

Komunikasi artefak dalam hal ini adalah penampilan seseorang melalui pakaian merupakan dramaturgi yaitu memperlihatkan bahwa wilayah depan adalah wilayah di mana

Terdapat jalan dimana karakter dapat berpindah lokasi. Seperti pada

Hasil dari penelitian menunjukkan tingkat penambahan tepung bawang putih sampai level 0,25% dalam ransum ayam pedaging berpengaruh nyata terhadap konversi ransum

JUDUL : NYAMUK WOLBACHIA DISEBAR DI KOTA YOGYA MEDIA : REPUBLIKA. TANGGAL : 19

Celik dkk., (2016), melakukan suatu penelitian untuk mengevaluasi asimetri kondilus dan ramus dalam arah vertikal pada pasien ortodonsia dewasa dengan pola pertumbuhan vertikal

Pepino ungu memiliki khasiat untuk meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung vitamin C yang tinggi dan juga kaya akan antioksidan yang mampu mencegah tubuh

Dalam hal ini upaya yang bisa dilakukan dalam mengatasi masalah pembelajaran pada materi IPA ini yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kontekstual atau