• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Kabupaten Karo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produksi Bawang Merah di Kabupaten Karo"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bawang merah (Allium cepa var ascalonicum (L) Back) merupakan sejenis tanaman

yang menjadi bumbu berbagai masakan di dunia, berasal dari Iran, Pakistan, dan pegunungan-pegunungan disebelah utaranya, kemudian dibudidayakan di daerah dingin, sub-tropis maupun tropis. Umbi bawang dapat dimakan mentah, untuk bumbu masak, acar, obat tradisional, kulit umbinya dapat dijadikan zat pewarna dan daunnya dapat pula digunakan untuk campuran sayur.

Dalam kurun waktu tahun 2006–2015 produksi bawang merah di Indonesian mengalami peningkatan dari 794.931 ton menjadi 1.229.184 ton dengan rata-rata sekitar 9.541 ton (Sumber: Badan Pusat Statistik)

Peningkatan produksi bawang merah nasional yang berubah-ubah dimana rata-rata produksi dari tahun 2006-2015 mengalami peningkatan yang mendukung ntuk memenuhi kebutuhan bawang nasional.

Hal tersebut banyak di pengaruhi oleh meningkatnya produksi bawang merah dari setiap provinsi termasuk Provinsi Sumatera Utara. Provinsi Sumatra Utara pada tahun 2012 menghasilkan produksi bawang merah sebesar 14.156 ton,

kemudian mengalami penurunan jumlah produksi yang cukup besar pada tahun

(2)

produksi bawang merah mengalami peningkatan dibandingkan dua tahun

sebelumnya yaitu sebesar 9.971.

Diketahui bahwa produksi bawang merah di Provinsi Sumatera Utara

menunjukkan kenaikan dan penurunan yang fluktuatif sehingga Sumatera Utara

masih menerima impor dari Provinsi lain termasuk Sumatera Barat hal tersebut

dikarenakan sentra produksi bawang merah di Provinsi Sumatera Utara juga masih

terbatas.

Sumatera Utara mempunyai 13 kabupaten yang memperoduksi bawang

merah setiap tahunya termasuk Kabupaten Karo.

Tabel 1.1 Produksi, luas Panen bawang merah, dan produktivitas bawang merah

di Kabupaten Karo (ton).

kabupaten karo mengalami peningkatan dan penurunan yang signifikan

berdasarkan tahun 2006-2015, pada tahun 2006 terdapat produksi bawang merah

1069 dan mengalami peningkatan yang tinggi pada tahun 2017 yaitu 2165 namun

(3)

pindah melakukan usaha komuditi yang lain, sebab usah tani bawang merah

memerlukan biaya produksi yang cukup besar dan lebih beresiko gagal panen,

sehingga petani tidak mau mengambil resiko terlalu besar serta kondisi alam

kabupaten karo yang tidak memungkinkan untuk melakukan penanaman bawang

merah dikarenakan erupsi dan hujan abu vulkanik yang di sebapkan oleh Gunung

Sinabung

Akan tetapi, sampai saat ini masih ada beberapa petani yang masih

melakukan usaha tani bawang merah, khususnya di Kabupaten Karo. Oleh karena

itu perlu adanya perhatian khusus dari pemerintah mengenai masih kurangnya

minat petani dalam melakukan kegiatan usaha tani bawang merah.

Jadi berdasarkan uraian pernyataan sebelumnya, maka dilakukan suatu

penelitian yang menggunakan suatu bentuk penduga yaitu persamaan regresi linier

berganda. Untuk mengetahui pengaruh dan hubungan antara faktor-faktornya,

maka penulis memilih judul “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI BAWANG MERAH DI KABUPATEN KARO”.

1.2 Perumusan Masalah

Bertitik tolak dari hal tersebut, maka penulis mencoba menganalisis perkembangan

jumlah produksi bawang merah yang dihasilkan oleh masyarakat khusunya di

(4)

1.3 Batasan Masalah

Untuk menghindari penyimpangan pembahasan dan tujuan sebenarnya, perlu

kiranya penulis membatasi permasalahan yaitu Faktor Yang Mempengaruhi

Produksi Bawang Merah Di Kabupaten Karo.

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk melihat bagaimana pengaruh variable-variabel yang diteliti

terhadap hasil produksi bawang merah.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan atau korelasi antar faktor-faktor produksi,luas panen, curah hujan, dan hari hujan terhadap hasil produksi bawang merah.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi instansi terkait dapat menjadi tambahan masukan dalam melengkapi bahan pertimbangan dalam merumuskan kebijakan membangun sektor pertanian pangan.

1.6 Lokasi Penelitian

Untuk mendapatakan data yang diperlukan, penulis melakukan penelitian di kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo yang beralamat di jl. Djamin Ginting

(5)

1.7 Metodologi Penelitian

1. Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan penulis dalam penyusanan tugas akhir ini adalah dengan menggunakan data sekunder, yaitu data yang diambil dariBadan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Karo.

2. Metode Pengolahan Data

Penulis menggunakan metode regresi linier berganda dan analisis korelasi guna melihat pengaruh variable-variabel bebas yaitu luas panen, curah hujan, dan jumlah hari hujan terhadap variable terikat yaitu hasil produksi bawang merah yang dambil selama 10 tahun dari tahun 2006-2015 dan mengaplikasikannya dalam program SPSS.

1.8 Metodologi Analisis Yang digunakan 1. Regresi Linier Berganda

Suatu persamaan regresi linier yang memiliki lebih dari satu variable bebas X dan satu Variabel terikat Y yang disebut persamaan regresi linier berganda (multiple regression).

Secara umum korelasi, model regresi linier berganda adalah sebagai berikut: Ŷ = b0+ b1X1+ b2X2+ … + bnXn

Keterangan:

Ŷ = Variabel tak bebas

(6)

X = Variabel Bebas 2. Analisis Korelasi

Tujuan dari korelasi adalah untuk mengukur keeratan hubungan antar variable-variabel. Adapun rumus korelasi adalah:

( ) (

{ ( ) }{ ( ) }

Keterangan:

ryx : Korelasi antar variable Y dan X

Xi : Variabel bebas Xi

Yi : Variablel terikat Yi

1.9 Tinjauan Pustaka

Dalam ilmu statistika, teknik yang umum digunakan untuk menganalisis hubungan

antara dua atau lebih variabel adalah analisa regresi. Model matematis dalam

menjelaskan hubungan antara variabel dalam analisa regresi menggunakan

persamaan regresi. Prinsip dasar yang harus dipenuhi dalam membangun suatu

persamaan regresi adalah bahwa antara variabel dependen dengan variabel

independen mempunyai sifat hubungan sebab akibat, baik yang didasarkan pada

teori, hasil penelitian sebelumnya, ataupun yang berdasarkan pada penjelasan logis

tertentu.

Regresi ganda berguna untuk mendapatkan pengaruh dua variabel kriterium

(7)

kriteriumnya atau untuk meramalkan dua variabel prediktor atau lebih terhadap

variabel kriteriumnya. Untuk analisa regresi akan dibedakan dua jenis variabel yaitu

variabel bebas dan variabel tidak bebas. Variabel yang mudah didapat atau tersedia

sering digolongkan dalam variabel bebas, sedangkan variabel yang terjadi karena

variabel bebas itu merupakan variabel terikat.

Analisa korelasi adalah alat statistik yang dapat digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lain.

Umumnya analisis korelasi digunakan dalam hubungannya dengan analisis regresi

untuk mengukur ketepatan garis regresi dalam menjelaskan variasi nilai variabel

dependen (Algifari, 2000). Ukuran statistik yang dapat menggambarkan hubungan

antara satu variabel dengan variabel lain adalah koefisien determinasi dan koefisien

korelasi. Koefisien determinasi diberi simbol r2 dan koefisien korelasi diberi diberi

Gambar

Tabel 1.1 Produksi, luas Panen bawang merah, dan produktivitas bawang merah

Referensi

Dokumen terkait

dirumuskan dalam bentuk perilaku umum yang bermuatan nilai dan sikap yang gejalanya dapat diamati sebagai dampak pengiring dari KD pada K)‐ dan K)‐. )ndikator

PEMAHAMAN DAN KONEKSI MATEMATIS SERTA HABITS OF MIND SISWA SMA MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN M-APOS Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

TKI-0038 Nurul Purnama Sari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta D3 Aplikasi Sistem Informasi Geografis Untuk Pemetaan Tingkat Pengelolaan Jalan Kabupaten Di Kabupaten

Jaringan tema ini dapat dikembangkan sesuai dengan alokasi waktu setiap tema; Menyusun silabus, Komponen silabus terdiri dari standar kompetensi, kompetensi dasar,

Factors that could cause actual results to differ include, but are not limited to, economic, social and political conditions inIndonesia; the state of the property industry

Efektivitas PR di dalam pembantukan citra (nyata, cermin dan aneka ragam) organisasi, erat kaitannya dengan kemam- puan (tingkat dasar dan lanjut) pemimpin dalam

Menurut Sihotang (1997) dalam Malik (2006) tujuan wilayah yakni sebagai suatu usaha untuk menentukan batas-batas daerah yang biasanya lebih besar daripada daerah

Kemudian di bagian “Forum” akan muncul komentar Anda jika Anda menekan tombol “Save” dengan menekan tombol “Lihat