• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rangkuman HUKUM ADMINISTRASI NEGARA kary (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Rangkuman HUKUM ADMINISTRASI NEGARA kary (1)"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Lembaga Administrasi Negara – Republik Indonesia

Rangkuman

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Hukum Administrasi Negara

Semester Pendek

Dosen Pengampu:

Dr. H. Cecep Darmawan, S. Pd., S. Ip., M. Si. Drs. Rahmat, M. Si.

Disusun oleh:

Fauzi Faturohman 1304027

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL... i

DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN...1

BAB II PENGERTIAN HUKUM DAN NEGARA HUKUM....2

BAB III INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM...3

BAB IV HUKUM TATA NEGARA DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA ...4

BAB V KEDUDUKAN HAN DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL, HAKEKAT DAN CAKUPAN HAN...5

BAB VI PERBUATAN PEMERINTAH...7

BAB VII PENGAWASAN ADMINISTRATIF DAN PENGAWASAN YURIDIS TERHADAP PEMERINTAH...9

BAB VIII PERADILAN TATA USAHA NEGARA...10

BAB IX PENUTUP...12

A.Kesimpulan...12

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

Hukum itu adalah himpunan atau seperangkat peraturan-peraturan yang isinya berupa perintah-perintah dan larangan-larangan yang bertujuan untuk menciptakan ketertiban atau keteraturan dalam suatu masyarakat, oleh karena itu apabila dilanggar akan dikenakan sanksi.

Negara Indonesia sebagai Negara hukum, tentunya setiap perbuatan atau tindakan pemerintah harus didasarkan kepada hukum. Hukum disini adalah hukum yang baik dan adil, hukum yang baik dan adil adalah hukum yang dibuat berdasar proses dan prosedur yang benar serta taat terhadap tata urutan peraturan perundang-undangan yang berlaku, selain itu hukum dibuat semata-mata bertujuan untuk mewujudkan kemakmuran dan keadilan masyarakat sebagaimana diamanatkan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Pejabat Administrasi Negara di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, oleh karena itu apabila PNS di dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dengan sewenang-wenang maka akan muncul gugatan ke Peradilan Tata Usaha Negara dari pihak-pihak atau masyarakat yang dirugikan sebagai akibat Keputusan Tata Usaha Negara yang telah dikeluarkan atau diputuskan. Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan hukum Tata Usaha Negara berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkrit, individual, dan final, yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata.

(4)

BAB II

PENGERTIAN HUKUM DAN NEGARA HUKUM

Hukum itu ialah peraturan-peraturan yang bersifat memaksa, yang menentukan tingkah laku manusia dalam lingkungan masyarakat yang dibuat oleh Badan-badan resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan tadi berakibatkan diambilnya tindakan, yaitu dengan hukum tertentu.

Dengan memperhatikan pengertian hukum sebagaimana telah diuraikan di atas maka dapat dikatakan bahwa unsur-unsur hukum adalah:

1. Peraturan mengenai tingkah laku manusia dalam pergaulan masyarakat;

2. Peraturan itu diadakan oleh badan-badan resmi yang berwajib;

3. Peraturan itu bersifat memaksa;

4. Sanksi terhadap pelanggaran peraturan tersebut adalah tegas. Sedangkan ciri-ciri hukum adalah:

1. Adanya perintah dan/atau larangan;

2. Perintah dan/atau larangan itu harus dipatuhi dan ditaati setiap orang;

3. Dibuat oleh badan-badan resmi.

Sedangkan ide adanya negara hukum adalah dalam rangka memberikan batasan kewenangan yang dilaksanakan oleh penguasa pada saat berkuasa. Adapun pengertian dari negara hukum adalah suatu negara di mana segala tindakan atau perbuatan penyelenggara negara atau pemerintah harus didasarkan kepada hukum.

Sebagai negara hukum, maka negara di dalam menjalankan kekuasaannya harus memperhatikan unsur-unsur dari negara hukum, yaitu:

1. Adanya jaminan terhadap hak asasi manusia (grondrechten);

2. Adanya pembagian kekuasaan (scheiding van machten);

3. Pemerintahan haruslah berdasarkan peraturan-peraturan hukum (wet matigheid van het bestuur);

(5)

BAB III

INDONESIA SEBAGAI NEGARA HUKUM

Negara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini tercermin dalam Pasal-Pasal UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, antara lain Pasal-Pasal 1 ayat (3) yang berbunyi “Negara Indonesia adalah Negara hukum”. Sebagai negara yang berdasarkan atas hukum tentunya segala perbuatan atau tindakan pemerintah atau Negara harus didasarkan pada ketentuan hukum dan peraturan perundang-undangan yang sudah ada sebelum perbuatan atau tindakan tersebut dilaksanakan.

Hukum dan peraturan perundang-undangan yang ada haruslah didasarkan pada hukum dan peraturan perundang-undangan yang baik dan adil. Hukum yang baik adalah hukum yang demokratis yang didasarkan atas kehendak rakyat sesuai dengan kesadaran rakyat, sedangkan hukum yang adil adalah hukum yang memenuhi maksud dan tujuan setiap hukum, yakni keadilan.

(6)

BAB IV

HUKUMTATA NEGARA DAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA

Beberapa pengertian Hukum Tata Negara yang telah diuraikan di atas, apabila disimpulkan maka pengertian Hukum Tata Negara adalah hukum yang mengatur tentang berdirinya suatu lembaga negara, tugas dan fungsi suatu lembaga negara serta hubungan antara lembaga negara yang satu dengan lembaga negara yang lainnya. Sedangkan pengertian Hukum Administrasi Negara adalah keseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat perlengkapan negara dan pemerintahan jika menjalankan kekuasaannya.

Dari dua pengertian tersebut di atas, memang terdapat perbedaan, namun demikian antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi Negara memiliki hubungan yang erat, karena sama-sama obyeknya adalah Negara, karena Hukum Administrasi Negara mempunyai tugas untuk mengawasi jalannya tugas dan fungsi yang dijalankan oleh lembaga-lembaga negara yang termasuk dalam ruang lingkup Hukum Tata Negara.

(7)

BAB V

KEDUDUKAN HUKUM ADMINISTRASI NEGARA DALAM SISTEM HUKUM NASIONAL, HAKEKAT DAN CAKUPAN HUKUM

ADMINISTRASI NEGARA

Sistem Hukum Nasional terdiri dari berbagai sub-sub sistem hukum yang ada di Indonesia, oleh karena itu Hukum Administrasi Negara merupakan salah satu sub system hukum nasional Indonesia, karena masih banyak sub-sub system hukum yang lain , seperti Hukum Tata Negara, Hukum Perdata, Hukum Pidana dan sebagainya. Sebagai salah satu sub sistem hukum nasional tentunya Hukum Administrasi Negara memegang peranan yang sangat penting dalam mensukseskan pembangunan nasional guna mencapai suatu masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana diamanatkan oleh Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Hukum Administrasi Negara sebagai salah satu sub sistem hukum Nasional di dalam melaksanakan tugasnya tidak terlepas dari peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia, oleh karena itu sumber hukum dari Hukum Administrasi Negara di antaranya adalah Pancasila, UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan yang lain.

Hukum Administrasi Negara mempunyai fungsi untuk menguji hubungan hukum istimewa antara pejabat administrasi Negara di dalam melaksanakan tugas mereka yang khusus dengan warga masyarakat, maka Hukum Administrasi Negara akan selalu mengawasi jalannya fungsi-fungsi lembaga Negara yang dilaksana-kan oleh pejabat administrasi Negara, agar fungsi-fungsi tersebut tidak dijalankan secara sewenang-wenang terutama terhadap keputusan atau kebijakan yang diambil atau ditetapkan.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka cakupan Hukum Administrasi Negara adalah :

1. Mengatur sarana bagi penguasa untuk mengatur dan mengendalikan masyarakat;

(8)

3. Perlindungan hukum (rechtsbesherming);

(9)

BAB VI

PERBUATAN PEMERINTAH

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan guna mencapai kesejahteraan masyarakat, pejabat administrasi Negara tidak terlepas melaksanakan berbagai aktivitas yang dituangkan dalam bentuk program dan kegiatan, atau dalam Hukum Administrasi Negara sering disebut dengan istilah Perbuatan Pemerintah. Perbuatan atau aktivitas yang dilaksanakan oleh Pemerintah ada yang berimplikasi terhadap hukum (yuridis), dan ada yang tidak berimplikasi hukum (non yuridis).

Dalam hubungannya dengan Perbuatan Pemerintah di sini yang dibahas adalah Perbuatan Pemerintah yang berimplikasi hukum. Di kalangan pemerintahan, perbuatan pemerintah terdiri dari dua jenis, yaitu:

1. perbuatan pemerintah yang bersifat hukum privat; dan

2. perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik.

Perbuatan Pemerintah yang bersifat hukum privat, karena ini merupakan hubungan hukum antara subyek hukum (perorangan atau badan hukum perdata) dengan pemerintah tentunya tunduk terhadap aturan-aturan yang diatur di dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata.

Sedangkan perbuatan pemerintah yang bersifat hukum publik terdiri dari dua macam, yaitu :

1. perbuatan hukum publik yang bersegi dua, dan

2. perbuatan hukum publik yang bersegi satu.

Yang dimaksud perbuatan hukum publik yang bersegi dua yaitu perbuatan yang dilakukan oleh penyelenggara negara atau pemerintah di dalam mengadakan hubungan hukum dengan subyek hukum lainnya. Sedangkan Perbuatan hukum publik yang bersegi satu yaitu perbuatan yang diadakan oleh alat-alat kelengkapan negara atau pemerintah menurut suatu wewenang istimewa, diberi nama

(10)

Pemerintah di dalam menjalankan tugas dan fungsinya harus didasarkan kepada peraturan perundang-undangan yang sudah ada, namun sesuai dengan perkembangan dan tuntutan keadaan tidak semua peraturan perundang-undangan siap, hal disebabkan pembuatan peraturan perundang-undangan memerlukan waktu yang cukup lama, dilain pihak pemerintah harus berbuat tapi peraturan perundang-undangannya tidak ada, dengan demikian maka akan timbul kekosongan hukum.

Dalam rangka menghindari adanya kekosongan hukum atau peraturan perundang-undangan, maka Pejabat Administrasi Negara selaku penyelenggara pemerintahan diberikan kewenangan untuk membuat suatu aturan, atau yang disebut Diskresi atau Freies Ermessen. Walaupun Pejabat Administrasi Negara diberikan kewenangan untuk membuat suatu aturan karena kebutuhan, namun harus dipenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut:

1. Adanya kebebasan atau keleluasaan Administrasi Negara untuk bertindak atas inisiatif sendiri;

2. Untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang mendesak yang belum ada aturannya untuk itu;

(11)

BAB VII

PENGAWASAN ADMINISTRATIF DAN PENGAWASAN YURIDIS TERHADAP PEMERINTAH

Tujuan pembangunan nasional sebagaimana ditegaskan di dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 diwujudkan melalui pelaksanaan penyelenggaraan negara yang berkedaulatan rakyat dan demokratis dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Penyelenggaraan negara dilaksanakan melalui pembangunan nasional dalam segala aspek kehidupan bangsa, oleh penyelenggara Negara dan penyelenggara pemerintahan bersama-sama segenap rakyat Indonesia di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan para pejabat administrasi Negara tidak terlepas dari pengawasan oleh semua pihak, oleh karena itu sering disebutkan pemerintah sebagai obyek pengawasan. Adapun tujuan pengawasan sebagaimana disebutkan dalam Instruksi Presiden Nomor 15 Tahun 1983 adalah mendukung kelancaran dan ketepatan pelaksanaan pembangunan. Sedangkan jenis pengawasan adalah :

1. Pengawasan fungsional;

2. Pengawasan legislatif;

3. Pengawasan melekat;

4. Pengawasan masyarakat.

(12)

Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang Tata Usaha Negara antara orang atau badan hukum perdata dengan Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, baik yang di Pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya Keputusan Tata Usaha Negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB VIII

PERADILAN TATA USAHA NEGARA

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tentang Pokok-pokok Kekuasaan Kehakiman, sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 35 Tahun 1999, Pasal 10 disebutkan bahwa kekuasaan kehakiman dilakukan oleh Peradilan di lingkungan :

1. Peradilan Umum;

2. Peradilan Agama;

3. Peradilan Militer;

4. Peradilan Tata Usaha Negara.

Namun setelah lebih kurang 15 tahun Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 tersebut berjalan dari keempat jenis Peradilan tersebut di atas baru tiga jenis Peradilan yang sudah ada, yaitu Peradilan Umum, Peradilan Agama dan Peradilan Militer, sedangkan Peradilan Tata Usaha Negara belum ada, baru pada tahun 1986 Peradilan Tata Usaha Negara laihr dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986.

Adapun sebagai dasar pemikiran kelahiran Peradilan Tata Usaha Negara,

diantaranya adalah :

1. Bahwa Negara Republik Indonesia sebagai negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bertujuan mewujudkan tata kehidupan negara dan bangsa yang sejahtera, aman, tenteram serta tertib yang menjamin persamaan kedudukan warga masyarakat dalam hukum, dan yang menjamin terpeliharanya hubungan serasi, seimbang serta selaras antara aparatur di bidang Tata Usaha Negara dengan para warga masyarakat;

(13)

untuk membina, menyempurnakan, dan menertibkan aparatur di bidang Tata Usaha Negara, agar mampu menjadi alat yang efisien, efektif, bersih, serta berwibawa, dan dalam melaksanakan tugasnya selalu berdasarkan hukum dengan dilandasi semangat dan sikap pengabdian untuk masyarakat.

Dengan memperhatikan landasan pemikiran sebagaimana telah diuraikan di atas, maka tujuan PTUN diciptakan adalah untuk menyelesaikan sengketa antara Pemerintah dengan warga negaranya. Dalam hal ini sengketa yang timbul sebagai akibat dari adanya tindakan-tindakan Pemerintah yang melanggar hak warga negaranya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa PTUN diadakan dalam rangka memberi perlindungan kepada rakyat. Dengan kata lain tujuan PTUN sebenarnya tidak semata-mata untuk memberikan perlindungan terhadap hak-hak perseorangan, melainkan juga untuk melindungi hak-hak masyarakat.

Dengan lahirnya Peradilan Tata Usaha Negara, maka kepada seluruh warga Negara Indonesia diberikan kesempatan untuk mengajukan gugatan setiap Keputusan Tata Usaha Negara yang dikeluarkan oleh Pejabat Administrasi Negara apabila keputusan tersebut merugikan, selain itu keberadaan PTUN juga memberikan perhatian kepada seluruh Pejabat Administrasi Negara dalam menjalankan tugas dan fungsinya, terutama apabila mengeluaran suatu Keputusan agar dikemudian tidak ada pihak yang dirugikan, sehingga tidak muncul adanya gugatan di PTUN.

(14)

7. Asas Akuntabilitas.

BAB IX

P E N U T U P

A. Simpulan

Hukum Administrasi Negara merupakan sub sistem dari Sistem Hukum Nasional yang berlaku di Indonesia, oleh karena itu HAN harus didasarkan kepada Pancasila dan UUD 1945 serta peraturan perundang-undangan lainnya yang tumbuh dan berkembang di masyarakat Indonesia.

Hukum Administrasi Negara (HAN) adalah merupakan keseluruhan aturan-aturan hukum yang harus diperhatikan oleh alat-alat perlengkapan negara dan aparatur pemerintah apabila menjalankan kekuasaannya. Adapun tujuan HAN adalah memberikan batasan wewenang kepada aparatur negara dan aparatur pemerintah agar dalam penyelenggaraan tugas-tugas umum pembangunan dan pemerintah tidak berbuat sewenang-wenang serta dapat melindungi warga masyarakat, dengan demikian tidak terjadi benturan kepentingan antara penguasa dengan warga masyarakat.

(15)

demikian akan terwujud adanya suatu pemerintahan yang baik atau good governance.

Sehubungan dengan hal tersebut di atas, di dalam kurikulum Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III (Diklatpim Tingkat III) materi Hukum Administrasi Negara (HAN) diberikan kepada peserta Diklatpim Tingkat III karena peserta Diklatpim Tingkat III pesertanya adalah para pejabat struktural eseleon III atau calon pejabat yang akan menduduki struktural eselon III.

B. Saran

Pertimbangan materi HAN diberikan kepada peserta Diklatpim Tingkat III adalah karena pejabat struktural eselon III adalah pejabat operasional yang sehari-hari menangani bidang tugasnya masing-masing.

Referensi

Dokumen terkait

HASIL WAWANCARA STRATEGI KOMUNIKASI OTORITAS JASA KEUANGAN OJK DALAM MENSOSIALISASIKAN LITERASI KEUANGAN KEPADA MASYARAKAT STUDI KASUS PADA EVENT PASAR KEUANGAN RAKYAT

Walaupun guru telah mengalami peningkatan dalam proses pembelajaran tetapi masih terdapat siswa yang berbicara dengan teman sebangku atau yang lain dari pada

Judul : PERANAN DIVINIL BENZENA TERHADAP KOMPATIBILITAS CAMPURAN LOW DENSITY POLYETHYLENE (LDPE) DAN ABU BAN BEKAS MENGGUNAKAN INISIATOR DIKUMIL PEROKSIDA.. Kategori :

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kemampuan pemecahan masalah matematis siswa SMP Negeri 2 Sumbang.Pada penelitian ini hanya diteliti tentang kemampuan pemecahan

Menganalisis dan membuat kategori dari unsur-unsur yang terdapat pada ekspresi sistem persamaan linier dua, tiga variabel, dan pertidaksamaan linier dua variabel, cara

Pada paper ini akan dilihat analisis biaya untuk memproduksi listrik per kWh dengan pembangkit tenaga listrik yang menggunakan biogas limbah cair kelapa sawit sebagai bahan bakar,

Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Daerah (KP2TD) Provinsi Sulawesi Tengah yang di ditetapkan tahun 2009 dengan Peraturan Daerah (PERDA) Provinsi Sulawesi Tengah

SIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, analisa dan pembahasan mengenai “hubungan praktik laboratorium maternitas ANC dengan kesiapan praktik ke rumah sakit