• Tidak ada hasil yang ditemukan

Interaksi Sosial Antar Siswa (Studi Deskriptif : Yayasan Perguruan SMA Sutomo 2, Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Interaksi Sosial Antar Siswa (Studi Deskriptif : Yayasan Perguruan SMA Sutomo 2, Medan)"

Copied!
1
0
0

Teks penuh

(1)

ii

ABSTRAK

Interaksi yang dialogis dan komunikatif sangat penting dibangun khususnya kepada siswa yang di lingkungan sekolah terdapat mayoritas dan minoritas etnis dan agama. Interaksi memberikan wadah untuk para siswa saling mengenal lebih dekat temannya dan bisa saling bertukar informasi budaya masing-masing. Untuk bisa terjalinnya interaksi yang baik maka di perlukan proses pendekatan melalui proses assosiatif yaitu dengan adanya kerjasama serta toleransi dan kesadaran dari diri siswa itu sendiri. Salah satu sekolah yang memiliki siswa minoritas dan mayoritas yaitu SMA Sutomo 2, Medan. Yang menjadi permasalahan dengan lingkungan sekolah yang seperti ini yaitu bagaimana interaksi yang terjalin pada siswa yang mayoritas dan minoritas di lingkungan sekolah, lalu bagaimana tanggapan siswa mengenai ada terbentuknya sejenis pengelompokkan Ingroup didasarkan atas etnis dan agama tertentu baik yang minoritas dan mayoritas didalam pergaulan siswa di sekolah. Hal inilah yang ingin diteliti lebih dalam lagi oleh peneliti.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian studi deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilakukan terhadap para siswa khususnya di jenjang SMA di Yayasan Perguruan Sutomo 2 Medan. Informan dalam penelitian terdiri dari empat belas informan , dimana lima orang merupakan siswa yang berasal dari etnis mayoritas, lima orang siswa yang berasal dari etnis minoritas dan empat orang guru. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan juga dokumentasi foto. Kajian pustaka yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsep interaksi secara umum yang mengambil proses assosiatif dalam mengkaji interaksi antar siswa melalui pola kerjasama, toleransi, keterbukaan, penyesuaian diri secara timbal balik baik secara individual maupun kelompok.

Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah interaksi yang terjalin diantara para siswa yang mayoritas dan minoritas pada kenyataannya kurang baik. Para siswa mayoritas Tionghoa menunjukkan sikap yang cenderung menutup diri dan mengelompok baik pada saat didalam kelas maupun diluar kelas, sehingga hal ini berimbas kepada siswa yang minoritas merasa tersisihkan dikarenakan beberapa faktor diantaranya perbedaan bahasa, bahasa yang digunakan yaitu bahasa Hokkien tentunya yang hanya bisa berbahasa itu hanyalah segelintir siswa yang notabene hasil proses perkawinan amalgamasi ataupun siswa yang dengan sendirinya mempelajari bahasa daerah tersebut. Pengelompokkan diri tersebut dilakukan dengan kesadaran masing-masing siswa dan menganggap hal tersebut didasarkan atas tingkat kenyamanan setiap siswa untuk bisa bergaul lebih dekat dengan siswa yang secara etnis, agama dan budaya sama. Dalam hal ini sikap para guru memberikan kebebasan didalam penggunaan bahasa daerah dan juga kebebasan dalam bergaul sehingga tidak menyadari hal tersebut berdampak pada keterasingan siswa yang minoritas. Padahal seharusnya interaksi yang dibangun dilingkungan sekolah khususnya sekolah yang terdapat siswa yang mayoritas dan minoritas disinilah pentingnya peran guru dalam mengimbangi sikap dan interaksi siswa melalui penegasan dan penekanan bhineka tunggal ika.

Kata Kunci : Interaksi, Minoritas dan Mayoritas

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan kuesioner yang telah dibagikan oleh peneliti kepada para responden, dapat diketahui bahwa mayoritas responden menilai baik pola mengajar para guru yang diterapkan

Berdasarkan hasil analisa data yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan self-efficacy antara kelompok siswa etnis Tionghoa

Penelitian mengenai penggunaan bahasa Sunda sebagai alat Interaksi Sosial pada siswa yang berlatar belakang Sunda, dilaksanakan di sekolah SMA Yayasan Atikan

Pada sub fokusKerjasama, peneliti melakukan pengamatan di kelas X A SMA Negeri 2 Pontianak, selama 3 hari penelitian, terlihat pada saat kerjasama antar siswa dalam mengerjakan

1. Adapun perencanaan interaksi edukatif antara guru dan siswa yang ada di kelas I MAS Zending Islam Medan menyangkut perencanaan proses pembelajaran di dalam kelas, hal ini

Variabel dalam penelitian ini adalah : variabel bebas (X) perilaku agresif dan variabel terikat (Y) interaksi sosial. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPA 1

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif komparatif yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan self-efficacy antara kelompok siswa etnis Tionghoa dan Non Tionghoa

Interaksi atau relasi yang baik antara siswa yang satu dengan yang lainnya yang tarjalin didalam kelas akan memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar, pola tingkah laku dan pola