• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Multi-Objektif Untuk Perencanaan Produksi Dengan Pendekatan Linear Goal Programming (Studi Kasus : Pt. Cocacola Amatil Indonesia)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Optimasi Multi-Objektif Untuk Perencanaan Produksi Dengan Pendekatan Linear Goal Programming (Studi Kasus : Pt. Cocacola Amatil Indonesia)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Salah satu tujuan didirikannya suatu perusahaan adalah mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Perusahaan yang dikelola dengan manajemen yang baik biasanya mempunyai sistem perencanaan untuk mencapai target yang diinginkan. Realisasi rencana suatu perusahaan akan dipengaruhi oleh optimalisasi pengelolaan sumber daya yang dimiliki. Karena semua perusahaan memiliki keterbatasan dalam sumber daya yang dimiliki, maka perlu disusun suatu sistem untuk mengoptimalkan sumber daya tersebut untuk meningkatkan produksi.

Perencanaan produksi adalah proses untuk memproduksi barang-barang pada suatu periode tertentu sesuai dengan yang diramalkan atau dijadwalkan melalui pengorganisasian sumber daya seperti tenaga kerja, bahan baku, mesin, dan peralatan lainnya. Perencanaan produksi menuntut penaksir atas permintaan produk atau jasa yang diharapkan akan disediakan perusahaan di masa yang akan datang. Dengan demikian, peramalan merupakan bagian integral dari perencanaan produksi (Buffa & Sarin, 1996).

(2)

Goal programming pertama sekali diperkenalkan oleh Charnes dan cooper

(1961). Program ini merupakan modifikasi atau variasi khusus program linier. Analisis Goal Programming bertujuan untuk meminimumkan jarak antara atau deviasi terhadap tujuan, target, atau sasaran yang telah ditetapkan dengan usaha yang dapat ditempuh. Untuk mencapai target atau tujuan tersebut secara optimal harus sesuai dengan kendala yang ada, berupa sumber daya yang tersedia, teknologi yang ada, kendala tujuan, dan sebagainya.

Sistem perencanaan yang baik akan meningkatkan laba suatu perusahaan. Pada penelitian ini akan diterapkan pendekatan goal programming untuk menghasilkan model matematika untuk perencanaan produksi. Selain itu akan dibahas model untuk mencapai target-target yang diinginkan perusahaan yakni memaksimalkan produksi, meminimumkan jam lembur, dan memaksimalkan pemanfaatan mesin.

PT. Cocacola Amatil Indonesia merupakan perusahaan multi nasional yang bergerak di bidang minuman.Produksinya telah dikenal luas oleh masyrakat dunia, sehingga permintaan untuk produk-produknya sangat tinggi.Hal ini mengakibatkan PT. Cocacola harus mempunyai sistem perencanaan produksi yang baik untuk memenuhi permintaan konsumen.

Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk mengaplikasikan metode goal programming dengan mengambil judul penelitian “OPTIMASI MULTI-OBJEKTIF UNTUK PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN PENDEKATAN LINEAR GOAL PROGRAMMING (Studi kasus pada PT. COCACOLA AMATIL INDONESIA)”

1.2Perumusan Masalah

(3)

merencanakan jumlah produksi untuk periode yang akan datang dengan target-target yang ditetapkan perusahaan.

1.3Batasan Masalah

Agar pembahasan masalah lebih jelas, maka penulis memberikan batasan yang akan dilakukan yaitu :

1. Data produksi yang digunakan untuk meramalkan produksi periode mendatang adalah data produksi 1 tahun terakhir (Januari-Desember 2013) 2. Proses produksi di perusahaan berlangsung normal.

3. Stok bahan baku di gudang selalu tersedia.

4. Harga bahan baku dan harga jual produk selama penelitian tidak berubah. 5. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi baik

tanpa ada gangguan.

1.4Tinjauan Pustaka

Perencanaan produksi adalah suatu perencanaan taktis yang bertujuan untuk memberikan keputusan yang optimum berdasarkan sumber daya yang dimiliki perusahaan dalam memenuhi permintaan akan produk yang dihasilkan (Nasution, 1999).

(4)

Subagyo dkk (1983) mengemukakan bahwa Linear Programming merupakan suatu model umum yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah pengalokasian sumber-sumber yang terbatas secara optimal. Masalah tersebut timbul apabila seseorang diharuskan untuk memilih atau menentukan tingkat setiap kegiatan yang dilakukannya, di mana masing-masing kegiatan membutuhkan sumber yang sama sedangkan jumlahnya terbatas.

Bentuk umum model linear programming adalah

� = ∑

=

∑ =

= , , , ⋯ , = , , , ⋯ , Keterangan :

= Fungsi tujuan yang dicari nilai optimalnya (maksimum atau minimum) = Kenaikan nilai Z apabila ada pertambahan tingkat kegiatan dengan

satu satuan unit atau sumbangan setiap satuan keluaran kegiatan j terhadap Z

= Tingkat kegiatan ke-j

= Macam kegiatan yang menggunakan sumber atau fasilitas yang tersedia = Macam batasan sumber atau fasilitas yang tersedia

= Banyaknya sumber i yang diperlukan untuk menghasilkan setiap unit

keluaran kegiatan j

= Kapasitas sumber i yang tersedia untuk dialokasikan ke setiap unit kegiatan

(5)

variable dalam Linear Programming dan menggantinya menjadi deviasi negative

dan deviasi positif dalam Goal Programming. Sedangkan fungsi tujuan berusaha untuk meminimumkan penyimpangan (deviasi) diantara berbagai tujuan atau sasaran yang ditetapkan, yaitu meminimumkan jarak batas yang dapat dicapai oleh fungsi tujuan sebagaimana yang dikehendaki fungsi-sungsi kendala yang mengikat fungsi tujuan tersebut sebagai syaratnya.

Adapun bentuk Linear Programming yang telah dimodifikasi menjadi Goal Programming adalah :

+ = Deviasi (penyimpangan) yang mempresentasikan tingkat

pencapaian di bawah target.

= Deviasi (penyimpangan) yang mempresentasikan tingkat

pencapaian diatas target.

+ − = Bobot untuk masing-masing pnyimpangan + dan

= Koefisien fungsi kendala tujuan

= Target atau tujuan yang ingin dicapai = Koefisien fungsi kendala

(6)

Charles D & Timothy Simpson (2002), dalam paper “Goal Programming Applications in Multidisciplinary Design Optimization”, mendapatkan bahwa goal

programming sangat cocok digunakan untuk masalah-masalah multi tujuan karena

melalui variabel deviasinya, goal programming secara otomatis menangkap informasi tentang pencapaian relatif dari tujuan-tujuan yang ada. Oleh karena itu, solusi optimal yang diberikan dapat dibatasi pada solusi feasible yang menggabungkan ukuran – ukuran performansi yang diinginkan.

Boppana Chowdary & Jannes Slomp (2002), dalam paper “Production Planning Under Dynamic Product Environment : A Multi-Objective Goal

Programming Approach”, memaparkan bahwa goal programming dapat

diterapkan secara efektif dalam perencanaan produksi karena metode goal programming potensial untuk menyelesaikan aspek-aspek yang bertentangan

antara elemen-elemen dalam perencanaan produksi, yaitu konsumen, produk, dan proses manufaktur.

1.5Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk memodelkan permasalahan sesuai dengan target-target yang ditetapkan perusahaan untuk mengoptimalkan produksi pada periode yang akan datang.

1.6Kontribusi Penelitian

Tulisan ini diharapkan dapat memperluas dan memperdalam pengetahuan dan wawasan pemikiran mengenai pemecahan permasalahan dengan pendekatan goal programming, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.Selain itu

(7)

yang dapat mengintegrasikan beberapa tujuan yang ingin dicapai dengan keterbatasan-keterbatasan yang mengikat tujuan tersebut.

1.7Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian yang digunakan adalah studi literatur dan riset lapangan. Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :

1. Identifikasi Masalah

2. Melakukan studi literatur yang berhubungan dengan perencanaan produksi dan goal programming

3. Pengambilan data-data yang berhubungan tentang penelitian 4. Membuat model goal programming sesuai data yang diperoleh

5. Mengolah dan menyelesaikan model goal programming dengan software QM.

Referensi

Dokumen terkait

Tangerang Selaku Kuasa Pengguna Anggaran (KPA) Nomor : Ma.28.16/OT.01.1/400/2012 tanggal 03 September 2012, bahwa untuk pelaksanaan Pemilihan Penyedia Pekerjaan Konstruksi

[r]

[r]

Development of legal documents International cooperation Support technical/financial Encourage/speech up joint implementation activities Sharing information Linking other

[r]

bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b perlu menetapkan Keputusan Bupati Bantul tentang Persetujuan Pinjam Pakai Air

Dengan adanya rahang ukur tetap dan rahang ukur gerak maka jangka sorong dapat digunakan untuk mengukur dimensi luar, dimensi dalam, kedalaman dan ketinggian dari benda ukur..

[r]