• Tidak ada hasil yang ditemukan

Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Goal Programming Di Pt. Agri First Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Optimasi Perencanaan Produksi Dengan Goal Programming Di Pt. Agri First Indonesia"

Copied!
157
0
0

Teks penuh

(1)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN

GOAL

PROGRAMMING

DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NADIA COMENECI NIM : 100403086

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(2)

OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN

GOAL

PROGRAMMING

DI PT. AGRI FIRST INDONESIA

T U G A S S A R J A N A

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri

Oleh

NADIA COMENECI

NIM : 100403086

Disetujui Oleh :

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

M E D A N

(3)
(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang

telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat

menyelesaikan Tugas Sarjana ini.

Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler

Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas

sarjana ini adalah “Optimasi Perencanaan Produksi dengan Goal Programming di

PT. Agri First Indonesia”.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas

sarjana ini. Penulis juga mengharapkan saran dan masukan yang bersifat

membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Laporan tugas sarjana

ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, jurusan teknik industri,

perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS

(5)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini,

banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Kedua Orang tua, yaitu Ayah Jakup Perangin-angin dan Ibu Wenzana yang

tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga

laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas

segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah

penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada

Ayah dan Ibu.

2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,

Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan

3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan yang mendukung

ketuntasan penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

4. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah

meluangkan waktu dan ilmunya serta memberikan motivasi untuk penulis

dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

5. Ibu Rahmi M. Sari, ST, MM(T) selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana

yang juga telah membimbing dan mengajarkan ilmunya untuk penulis dalam

penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.

6. Pimpinan serta seluruh staf dan karyawan PT. Agri First Indonesia yang telah

(6)

7. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan dukungan kepada

penulis.

8. Adik-adikku yang membantu dan mendukung agar selesainya laporan ini.

9. Rekan seperjuangan penyelesaian tugas akhir di PT. Agri First Indonesia,

Saryanta Lumbantoruan dan Gavrillo Jose yang telah memberikan bantuan

yang cukup besar dalam pengumpulan data perusahaan dan proses pengerjaan

laporan tugas akhir ini.

10. Teman dekat dan kakak penulis, Dewi Sukma Nasution dan Larissa Astya

Panggabean yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam

mengerjakan laporan ini.

11.Seluruh rekan-rekan angkatan 2010 (TITEN) Teknik Industri FT. USU yang

terus memotivasi penulis dalam penyelesaian laporan ini.

12. Rekan-rekan asisten di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem

Kerja, Marce, Joseph, Adra, Willy, Aziz, Reza, Loli, Poppy, Rama, Holongan,

Marina, Tri, Erin, Jennifer, Andi, Ryan, Savudan, dan Sarmida yang telah

banyak memberikan dukungan dan masukan yang baik terhadap laporan ini.

Medan, Maret 2015

(7)

ABSTRAK

PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi 10 jenis tepung terigu dengan berbagai komposisi gandum yang berbeda-beda. Jenis tepung terigu yang diproduksi oleh PT. Agri First Indonesia yaitu AFI emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning, AFI Merah, AFI Orange, Armada

Biru, Armada Orange dan Armada Merah. Dalam proses perencanaan

produksinya, PT. Agri First Indonesia sering mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan konsumen, beberapa produk mengalami kelebihan produksi dan beberapa produk kekurangan stock disaat permintaan sedang meningkat. Hal ini menyebabkan tujuan dari perencanaan produksi seringkali tidak tercapai sehingga diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Metode goal programming digunakan untuk mengoptimalkan perencanan produksi dengan beberapa sasaran. Optimasi perencanaan produksi pada penelitian memiliki beberapa sasaran yaitu memaksimalkan volume produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan kendala pemakaian bahan baku dan ketersediaan jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran untuk memaksimalkan volume produksi tercapai bahkan berlebih sebesar 456 bag untuk produk AFI Hitam pada minggu 20-26 Maret 2015, sasaran untuk memaksimalkan keuntungan tercapai bahkan berlebih sebesar Rp. 8.208.000 pada minggu 20-26 Maret 2015. Kendala pemakaian bahan baku tercapai, dan kendala pemakaian jam kerja tidak tercapai untuk minggu 20-26 Maret 2015 sebesar 21 menit. Perbandingan hasil perencanaan produksi metode goal programming dengan perencanaan produksi aktual perusahaan pada bulan Januari 2015 menunjukkan bahwa rencana produksi metode goal programming memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan rencana produksi perusahaan.

(8)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH... iv

ABSTRAK ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-6

1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-7

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7

1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaaan PT. Agri First Indonesia ... II-1

(9)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4

2.4. Daerah Pemasaran ... II-4

2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-4

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-7

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7

2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-7

2.5.3.2. Jam Kerja ... II-7

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8

2.6. Proses Produksi ... II-9

2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-9

2.6.1.1. Bahan Baku ... II-9

2.6.1.2. Bahan Tambahan ... II-10

2.6.1.3. Bahan Penolong ... II-10

2.6.2. Uraian Proses Produksi ... II-11

2.7. Mesin dan Peralatan ... II-19

2.8. Utilitas ... ... II-25

2.10. Safety and Fire Protection ... II-25

(10)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Perencanaan Produksi ... III-1

3.2. Optimasi Produksi ... III-2

3.3. Peramalan ... III-3

3.3.1. Konsep Dasar dan Pengertian Peramalan ... III-3

3.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan

Teknik Peramalan ... III-3

3.3.3. Teknik Peramalan ... III-6

3.3.4. Kriteria Performamce Peramalan ... III-15

3.3.5. Proses Verifikasi ... III-16

3.4. Goal Programming ... III-18

3.4.1. Kendala Sasaran ... III-18

3.4.2. Bentuk Umum Goal Programming ... III-19

3.4.3. Langkah-langkah Goal Programming ... III-20

3.4.4. Metode Pemecahan Masalah Goal Programming . III-21

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1

4.2. Jenis Penelitian ... IV-1

(11)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

4.4. Variabel Penelitian ... IV-2

4.5. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-3

4.6. Pengumpulan Data ... IV-3

4.7. Pengolahan Data ... IV-4

4.8. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-5

V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Data Penjualan Produk Tepung Terigu dari Juni

2014 sampai dengan Desember 2014 ... V-1

5.1.2. Data Harga Pokok dan Harga Penjualan ... V-1

5.1.3. Data Waktu Penyelesaian Produk dan Ketersediaan

Jam Kerja ... V-4

5.1.4. Data Pemakaian dan Ketersediaan Bahan Baku .... V-6

5.2. Pengolahan Data ... V-8

5.2.1. Meramalkan Permintaan untuk Setiap Produk dari

Juni 2014 sampai dengan Desember 2014 ... V-8

5.2.2. Formulasi Fungsi Optimasi Perencanaan Produksi

dengan Goal Programming ... V-27

(12)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

5.2.2.2. Fungsi Kendala Goal Programming ... V-28

5.2.2.3. Memformulasikan Fungsi Sasaran ... V-33

5.2.2.4.Memformulasikan Fungsi Pencapaian

Untuk Goal Programming ... V-38

5.2.2.5.Penyelesaian Fungsi Pencapaian Goal

Programming ... V-52

VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH... VI-1

6.1. Analisis Hasil Perencanaan Produksi dengan Goal

Programming ... VI-1

6.1.1. Analisis Pencapaian Sasaran Memaksimalkan

Volume Produksi dan Keuntungan ... VI-1

6.1.2. Analisis Kendala Pemakaian Jam Kerja dan

Bahan Baku ... VI-2

6.1.3. Analisis Variabel Deviasi ... VI-3

6.2. Analisis Perbandingan Perencanaan Produksi dengan

Goal Programming dan Perencanaan Produksi Aktual

(13)

DAFTAR ISI (Lanjutan)

BAB HALAMAN

VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1

7.1. Kesimpulan ... VII-1

7.2. Saran ... VII-1

(14)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

1.1. Jumlah Permintaan, Produksi dan Persediaan Produk

Tepung Terigu Periode 5-11 Desember 2014 ... I-3

2.1. Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia II-3

2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Agri First Indonesia ... II-7

2.3. Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi ... II-8

2.4. Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi... II-8

2.5. Jenis Gandum yang Digunakan PT. Agri First Indonesia . II-9

2.6. Komposisi Produk Tepung Terigu PT. Agri First

Indonesia ... II-17

2.7. Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia II-20

2.8. Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia ... II-9

5.1. Data Penjualan Produk Tepung Terigu PT. Agri First

Indonesia ... V-2

5.2. Data Harga Produk Tepung Terigu PT. Agri First

Indonesia ... V-4

5.3. Data Kecepatan Produksi dengan Kapasitas 1 Ton ... V-5

5.4. Jam Kerja yang Tersedia untuk Januari s/d Maret 2015 ... V-6

5.5. Komposisi Pemakaian Bahan Baku dalam 1 Ton Tepung

Terigu ... V-7

(15)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.7. Perhitungan Parameter dan Error Peramalan dengan

Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown ... V-17

5.8. Perhitungan Parameter dan Error Peramalan dengan

Double Exponential Smoothing Dua Parameter Holt ... V-19

5.9. Peramalan Permintaan AFI Hitam dengan Double

Exponential Smoothing Metode Holt ... V-21

5.10. Verifikasi Peramalan AFI Hitam... V-22

5.11. Rekapitulasi Perhitungan Parameter dan Error Metode

Brown ... V-24

5.12. Rekapitulasi Perhitungan Parameter dan Error Metode

Holt ... V-24

5.13. Rekapitulasi Hasil Peramalan Produk PT. Agri First

Indonesia dengan Metode Holt ... V-25

5.14. Rekapitulasi Hasil Peramalan Produk PT. Agri First

Indonesia ... V-27

5.15. Waktu Produksi per Bag ... V-29

(16)

DAFTAR TABEL (Lanjutan)

TABEL HALAMAN

5.19. Hasil Perencanaan Produk Tepung Terigu dengan Goal

Programming... ... V-57

5.20. Hasil Perencanaan Keuntungan dan Jam Kerja Produksi

Optimal ... V-58

5.21. Hasil Perencanaan Penggunaan Bahan Baku Gandum

Optimal ... V-61

6.1. Variabel Deviasional ... VI-4

6.2. Perbandingan Perencanaan Produksi Minggu 2-8 Januari

dan 9-15 Januari 2015 ... VI-7

6.3. Perbandingan Perencanaan Produksi Minggu 16-22 Januari

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi PT. Agri First Indonesia ... II-6

2.2. Struktur Gandum ... II-15

3.1. Moving Range Chart ... III-17

4.1. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-3

4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-6

5.1. Diagram Pencar Permintaan AFI Hitam Selama Juni 2014-

Desember 2014 ... V-9

5.2. Moving Range Chart Peramalan Permintaan Produk AFI

Hitam ... V-23

5.3. Grafik Jumlah Permintaan Produk AFI Kuning ... V-26

5.4. Formulasi Input Data pada Software LINDO ... V-52

5.5. Penyelesaian Masalah pada Software LINDO ... V-53

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN HALAMAN

1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Agri First

Indonesia ... L-1

2. Digram Pencar dan Perhitungan Parameter dan Error

Peramalan Setiap Produk ... L-2

3. Hasil Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Goal

Programming Menggunakan Software LINDO ... L-3

4. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 ... L-4

5. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 2 ... L-5

6. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PT. Agri

First Indonesia ... L-6

7. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT.

Agri First Indonesia ... L-7

(19)

ABSTRAK

PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi 10 jenis tepung terigu dengan berbagai komposisi gandum yang berbeda-beda. Jenis tepung terigu yang diproduksi oleh PT. Agri First Indonesia yaitu AFI emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning, AFI Merah, AFI Orange, Armada

Biru, Armada Orange dan Armada Merah. Dalam proses perencanaan

produksinya, PT. Agri First Indonesia sering mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan konsumen, beberapa produk mengalami kelebihan produksi dan beberapa produk kekurangan stock disaat permintaan sedang meningkat. Hal ini menyebabkan tujuan dari perencanaan produksi seringkali tidak tercapai sehingga diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Metode goal programming digunakan untuk mengoptimalkan perencanan produksi dengan beberapa sasaran. Optimasi perencanaan produksi pada penelitian memiliki beberapa sasaran yaitu memaksimalkan volume produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan kendala pemakaian bahan baku dan ketersediaan jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran untuk memaksimalkan volume produksi tercapai bahkan berlebih sebesar 456 bag untuk produk AFI Hitam pada minggu 20-26 Maret 2015, sasaran untuk memaksimalkan keuntungan tercapai bahkan berlebih sebesar Rp. 8.208.000 pada minggu 20-26 Maret 2015. Kendala pemakaian bahan baku tercapai, dan kendala pemakaian jam kerja tidak tercapai untuk minggu 20-26 Maret 2015 sebesar 21 menit. Perbandingan hasil perencanaan produksi metode goal programming dengan perencanaan produksi aktual perusahaan pada bulan Januari 2015 menunjukkan bahwa rencana produksi metode goal programming memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan rencana produksi perusahaan.

(20)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan

penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya

apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

Perencanaan produksi bertujuan untuk menyusun suatu rencana produksi untuk

memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan

sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya yang minimum untuk

keseluruhan produk. Jumlah produksi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit

tidak menguntungkan perusahaan, untuk itu diperlukan perencanaan produksi

yang optimum dengan memperhitungkan data historis permintaan serta

kemampuan dan keterbatasan sumber daya perusahaan agar diperoleh biaya yang

minimum sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh

perusahaan.

PT. Agri First Indonesia Medan merupakan perusahaan yang bergerak

dalam bidang pembuatan tepung terigu dengan satuan bag yang berisi 25 kg.

Perusahaan ini memproduksi sepuluh jenis tepung terigu yang dibagi berdasarkan

kegunaannya yaitu AFI Emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning,

AFI Merah, AFI Orange, Armada Biru, Armada Orange dan Armada Merah.

(21)

ternak sebagai hasil sampingan pengolahan tepung terigu. Tepung terigu yang

dihasilkan disalurkan kepada konsumen dalam dan luar negeri.

Proses perencanaan produksi pada PT. Agri First Indonesia dilakukan

setiap minggu, dimulai dari peramalan permintaan yang dilakukan oleh

departemen marketing. Ramalan permintaan kemudian dibawa ke rapat PPIC

yang dilakukan pada hari jumat, yang diikuti oleh general manager, manager

warehouse, marketing dan produksi. Setelah didapatkan keputusan akhir jumlah

permintaan pada minggu yang akan datang, maka manager produksi akan melihat

jumlah minimal stock required in warehouse dan stock agri. Setelah itu barulah

manager produksi menyusun weekly production planning yang berisi jumlah dan

jenis produk yang harus diproduksi dalam satu minggu.

Dalam produksinya, PT. Agri First Indonesia sering mengalami

ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan konsumen, beberapa produk

mengalami kelebihan produksi dan beberapa produk kehabisan stock disaat

permintaan sedang meningkat. Ketidaksesuaian jumlah permintaan dan jumlah

produksi selalu berubah-ubah setiap minggunya karena permintaan yang selalu

bervariasi tetapi peramalan perusahaan cendrung tetap. Data mengenai

ketidaksesuaian produksi dan permintaan untuk minggu 5-11 Desember 2014

(22)

Tabel. 1.1 Jumlah Permintaan, Produksi dan Persediaan Produk Tepung Terigu Periode 5-11 Desember 2014

Jenis Produk

Marketing Forecast

(Bag)

Min. Stock Warehouse

(Bag)

Stock

Agri (Bag)

Produksi (Bag)

Permintaan (Bag)

Selisih (Bag)

AFI Hitam 5000 4000 -3281 8281 3281 1719

AFI Orange 300 500 451 0 425 26

AFI Cokelat 500 1000 952 0 1004 -52

AFI Biru 2500 500 40 2460 2460 40

AFI Kuning 10000 1500 1135 8865 9936 64

AFI Merah 3000 2000 3122 0 2735 387

Armada Biru 25000 30000 23518 1482 28803 -3803

Armada Orange 5500 1000 260 5240 5376 124

Armada Merah 15000 10000 4689 10311 15541 -541

Sumber: Departemen Marketing, Produksi, Warehouse PT. Agri First Indonesia

Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terdapat beberapa produk yang kelebihan

stock dan kekurangan stock disaat permintaan sedang tinggi. Tujuan yang ingin

dicapai perusahaan yaitu meminimalkan kekurangan stock dan kelebihan stock,

untuk itu selisih diharapkan mendekati nol dan menjaga minimal stock require in

warehouse agar selalu tetap. Adanya kelebihan stock Agri akan menyebabkan

adanya biaya tambahan untuk menjaga kualitas produk yaitu biaya fumigasi yang

dilakukan 2 minggu sekali. Sedangkan jika kekurangan stock Agri maka

perusahaan terpaksa melakukan lembur dan juga meningkatkan kapasitas

produksi untuk minggu depannya. Hal ini menyebabkan tujuan dari perencanaan

produksi yang dilakukan seringkali tidak tercapai, untuk itu diperlukan

perencanaan produksi yang optimal.

Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi PT. Agri First Indonesia

(23)

jumlah produksi yang optimal untuk masing-masing produk yang dihasilkan,

memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan kemampuan dan

ketersediaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan metode

goal programming yang dapat mengoptimalkan beberapa tujuan dari perencanaan

produksi.

Goal programming adalah salah satu model matematis yang dipandang

sesuai digunakan untuk pemecahan masalah-masalah multi tujuan karena melalui

variabel deviasinya, Goal Programming dapat memberikan solusi optimal yang

merupakan titik temu dari tujuan-tujuan tersebut. Dalam Goal Programming

terdapat variabel deviasional dalam fungsi kendala yang digunakan untuk

menampung penyimpangan hasil penyelesaian terhadap sasaran yang hendak

dicapai yaitu penyimpangan hasil penyelesaian di atas sasaran dan juga di bawah

sasaran. Jika penyimpangan di atas sasaran merupakan kondisi yang diinginkan,

maka yang diminimumkan adalah penyimpangan di bawah sasaran dan

sebaliknya. Artinya, salah satu variabel penyimpangan di dalam tujuan berharga

sama dengan nol. Sehingga variabel ini mengubah makna kendala menjadi

sasaran untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang dikehendaki.

Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode goal programming

digunakan sebagai solusi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan multi

sasaran. Wiwik Angraeni (2014) meneliti penggunaan goal programming di

bidang garmen yang memproduksi berbagai jenis produk. Goal programming

digunakan untuk menentukan jumlah kombinasi produk dengan memperhatikan

(24)

produksi dan memaksimumkan penggunaan mesin. Hasilnya adalah perencanaan

produksi yang dapat mencapai tiga tujuan perencanaan produksi yaitu

menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan hingga 4 kali

lipat, biaya produksi lebih kecil dari target biaya produksi yang diharapkan,

penggunaan mesin yang masih di bawah target penggunaan mesin sehingga dapat

dikatakan proses perencanaan produksi telah optimal karena seluruh variabel

deviasi sasaran bernilai 0.

Suresh Chand Sharma (2012) meneliti mengenai penggunaan goal

programming di industri olahan susu. Goal programming digunakan untuk

memimimasi waste dari produk olahan susu. Goal programming dibutuhkan

untuk mencapai beberapa tujuan yaitu memaksimumkan penggunaan bahan baku,

mengetahui jumlah produk, memaksimumkan penggunaan mesin, meminimasikan

biaya produksi dengan kendala kapasitas mesin pendingin dan kapasitas tenaga

kerja, meminimasikan penggunaan air limbah dan meminimasikan penggunaan

uap. Hasil minimisasi waste dengan goal programming menunjukkan bahwa

tujuan untuk memaksimalkan bahan baku tercapai dan dapat ditingkatkan sebesar

52,36% dan diturunkan sebesar 19,92%, tujuan meminimasi penggunaan uap

berada di bawah target, dan tujuan meminimasi penggunaan air limbah melebihi

target, dan tujuan lainnya tercapai.

Donny Prasetya (2013) meneliti mengenai penggunaan fuzzy goal

programming untuk mengoptimalkan aggregate production planning pada

industri peralatan makan dengan serangkaian tujuan yang tidak pasti. Goal

(25)

menyesuaikan antara kapasitas produksi dengan permintaan konsumen yang

bervariasi. Hasil penelitian ini memberikan alokasi produksi yang lebih baik

daripada Linear Programming konvensional.

Dari penelitian diatas didapat bahwa goal programming merupakan

metode yang tepat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai

tujuan-tujuan yang bertentangan di dalam batasan-batasan yang komplek dalam

perencanaan produksi. Oleh karena itu, penelitian ini akan memakai goal

programming dalam proses perencanaan produksi untuk mengetahui jumlah

kombinasi produk yang akan diproduksi setiap minggunya dengan memperhatikan

ketersediaan jam kerja dan bahan baku gandum serta dapat meningkatkan

keuntungan perusahaan .

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan

yang terdapat pada perusahaan adalah ketidakmampuan perusahaan dalam

memenuhi permintaan konsumen pada produk tertentu dan adanya kelebihan

persediaan produk tertentu yang menyebabkan penambahan biaya pengeluaran

seperti biaya fumigasi untuk menjaga kualitas produk dan biaya produksi untuk

menambah waktu kerja, keadaan ini menyebabkan proses perencanaan produksi

yang dilakukan perusahaan belum optimal, oleh sebab itu diperlukan perencanan

(26)

1.3. Tujuan dan Manfaat

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rencana produksi yang

optimal dengan menggunakan Goal Programming, sehingga dapat dijadikan

masukan dalam upaya meningkatkan keuntungan perusahaan.

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang

diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan

memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal

optimasi perencanaan produksi dengan menggunakan metode Goal

Programming

2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat

kebijakan perencanaan produksi yang optimum bagi perusahaan.

3. Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen

Teknik Industri USU.

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Data penjualan yang digunakan untuk meramalkan permintaan adalah data

penjualan mingguan dari minggu 30 Mei 2014 sampai dengan 1 Januari 2015

atau selama 30 minggu.

2. Produk yang diteliti yaitu produk tepung terigu yang terdiri dari AFI Hitam,

(27)

Armada Orange, dan Armada Merah yang merupakan permintaan rutin untuk

setiap minggunya.

3. Peramalan dilakukan untuk 12 periode mendatang (2 Januari- 26 Maret 2015).

4. Pengolahan data dengan goal programming menggunakan software LINDO

(Linier Interactive Discrete Optimizer).

5. Perhitungan keuntungan diperoleh dari pengurangan harga jual produk tepung

terigu dengan harga pokok produk tepung terigu.

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :

1. Tidak terjadi perubahan kebijakan produksi selama penelitian

2. Harga bahan baku dan harga jual produk tidak berubah selama masa penelitian

3. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi baik dan

tanpa ada gangguan.

4. Waktu proses yang digunakan adalah waktu proses mixing yaitu waktu

pencampuran tepung terigu dari komposisi tepung gandumnya dan waktu

proses cleaning dan milling diasumsikan sebagai waktu untuk proses

penyiapan bahan baku gandum sebelum proses mixing.

1.5. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang

mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,

manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan

(28)

Bab II Gambaran Umum, menguraikan gambaran umum perusahaan PT.

Agri First Indonesia Medan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur

organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja

karyawan, sistem pengupahan, proses produksi, mesin dan peralatan yang

digunakan, utilitas, safety and fire protection dan limbah dari PT. Agri First

Indonesia.

Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perencanaan produksi,

optimasi produksi, peramalan, dan goal programming.

Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan

dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi lokasi penelitian, jenis

penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, defenisi operasional, identifikasi

variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik sampling,

sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan

metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis &

pemecahan masalah.

Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data yaitu,

data penjualan produk, harga pokok produk, harga jual produk, data waktu proses

pengerjaan produk, data jumlah hari kerja, data pemakaian dan ketersediaan bahan

baku. Data penjualan produk yang diperoleh diolah dengan metode peramalan

double exponential smoothing satu parameter Brown dan metode peramalan

double exponential smoothing dua parameter Holt dan kemudian dipilih metode

terbaik dengan error terkecil untuk menentukan metode yang digunakan untuk

(29)

formulasi optimasi perencanaan produksi dengan goal programming dan

penyelesaian goal programming dengan menggunakan software LINDO.

Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis hasil peramalan,

analisis pencapaian sasaran memaksimalkan volume produksi dan keuntungan,

analisis kendala pemakaian jam kerja dan bahan baku, dan analisis perbandingan

perencanaan produksi dengan goal programming dan perencanaan produksi aktual

perusahaan.

Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari

(30)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan PT. Agri First Indonesia

PT. Agri First Indonesia merupakan perusahaan manufaktur asal

Singapura yang bergerak dibidang produksi bahan makanan tepung terigu.

Pendirian pabrik PT. Agri First Indonesia dimulai pada tahun 2010 dan selesai

pada tahun 2012. Semenjak itu pabrik mulai beroperasi secara komersial. Secara

umum tepung terigu yang dihasilkan terbagi dua jenis yaitu tepung terigu Agri

First dan Armada.

PT. Agri First Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas yang

terbaik dan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat PT. Agri First

Indonesia menggunakan teknologi terbaru dengan tenaga-tenaga ahli yang

berpengalaman untuk memproduksi tepung terigu yang berkualitas dan dapat

diterima oleh masyarakat. Mesin-mesin dan peralatan yang dipergunakan

semuanya dipasok oleh manufaktur mesin tepung terigu terkemuka, dari Swiss

yaitu Buhler. Demikian juga untuk pengadaan gandum-gandum, hanya gandum

dengan kualitas terjamin yang diimpor terutama gandum dari Amerika, Kanada,

dan Australia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan dan menjaga

kualitas bahan baku yang akan dijadikan tepung terigu.

Visi PT. Agri First Indonesia yaitu menjadi produsen tepung terigu dengan

kualitas terbaik dan mitra terbaik bagi pengguna tepung terigu, dan bersama sama

(31)

melaksanakan visi tersebut, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa misi

yaitu:

1. Menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik, halal dan turut

membantu keamanan pangan yang terjamin.

2. Inovasi terus menerus untuk menciptakan produk yang sesuai dengan

perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.

3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan,

perubahan dan inovasi tepung terigu di masa sekarang dan akan datang.

4. Membangun gizi bangsa Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk menggunakan produk pangan yang berkualitas.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

Ruang lingkup bidang usaha PT. Agri First Indonesia yaitu memproduksi

berbagai jenis tepung terigu, dengan kapasitas pengolahan gandum sebesar 370

ton setiap harinya. PT. Agri First Indonesia memproduksi berbagai jenis tepung

terigu dengan ukuran 25 Kg yang dipacking menggunakan karung, Setiap jenis

tepung memilki karakteristik yang berbeda dan tujuan penggunaan yang berbeda.

Perbedaaan terletak pada persentase protein, moisture, ash, dan wet gluten.

Produk tepung PT. Agri First Indonesia umumnya terbagi menjadi dua yaitu

tepung Agri First dan Armada. Tepung Agri First mempunyai kualitas yang lebih

baik dibandingkan tepung jenis armada. Pembagian jenis tepung terigu di PT.

(32)

1. Tepung Agri First : AFI Emas, AFI Hitam, AFI Biru, AFI Kuning,

AFI Orange, AFI Merah, AFI Coklat,

2. Armada :Armada Merah, Armada Orange dan Armada Biru.

Spesifikasidan aplikasi produk tepung teriguPT. Agri First Indonesia dapat

[image:32.595.107.518.283.527.2]

dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia

Nama Produk Aplikasi

Spesifikasi Moisture (%) Protein (db) % Ash (14 mb) % Wet gluten (db) %

AFI Emas Pembuatan roti max 13,8 min 14,50 max 0,40 min 35%

AFI Hitam Pembuatan roti dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,57 min 34

AFI Cokelat Pembuatan roti max 14,0 min 13,50 max 0,57 min 32

AFI Biru

Pembuatan roti manis, kue tar, kue kukus dan bolu,

mie, dan donat

max 14,0 min 11,5 max 0,60 min 28

AFI Kuning Pembuatan mie max 14,0 min 13,0 max 0,55 min 31

AFI Merah

Pembuatan roti manis, biskuit, mie, pelapis gorengan, dan bahan

makanan ringan

max 14,0 min 11,0 max 0,60 min 26

AFI Orange Aneka kue dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,55 min 34

Armada Merah Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24

Armada Orange Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24

Armada Biru Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24

Sumber : PT. Agri First Indonesia

Selain tepung terigu diatas PT. Agri First Indonesia juga menerima pesanan

khusus bagi konsumen yang menginginkan spesifikasi tepung terigu yang berbeda

dari yang telah ditetapkan perusahaan. PT. Agri First Indonesia juga memproduksi

produk Bran dan Pollard yang merupakan produk sampingan dari pengolahan

tepung terigu. Bran dan Pollard digunakan sebagai bahan baku untuk makanan

(33)

2.3. Lokasi Perusahaan

Lokasi PT. Agri First Indonesia terletak di Jl. Pulau Pinang V No. 9

Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut, Sei Tuan, Deli Serdang,

Sumatera Utara, Indonesia.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Agri First Indonesia memasarkan produk ke seluruh Indonesia dan

luar negeri dengan daerah distribusi di dalam negeri meliputi Medan, Binjai,

Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, Siantar, Batam, Pekanbaru, Baganbatu,

Padang, Aceh, dan Jakarta. Daerah pemasaran di luar negeri meliputi negara

Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Maladewa dan negara lainnya.

Selain melalui distributor, konsumen PT. Agri First Indonesia dapat juga

mengambil secara langsung ke pabrik PT. Agri First Indonesia di daerah Kawasan

Industri Medan II.

2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Stuktur organisasi PT. Agri First Indonesia adalah berbentuk fungsional

staff. Dikatakan fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan

anggota maupun kepala bagian secara langsung. Hal ini dapat dilihat melalui

hubungan departemen Finance and Accounting dengan seluruh komponen pekerja

(34)

seksi-seksi yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan

fungsi masing-masing unit dalam organisasi tersebut.

(35)

TOP MANAGEMENT President Commisioner TOP MANAGEMENT Commisioner TOP MANAGEMENT President Director TOP MANAGEMENT Director WHEAT PROCUREMENT Comitte RISK MANAGEMENT Comitte TOP MANAGEMENT General Management ISO M. Representative TOP MANAGEMENT Secretary PRODUCTION DEPT. Manager QC & RND DEPT.

Manager HR DEPT. Manager WAREHOUSE DEPT. Supervisor INTERNAL AUDITOR Head F & A DEPT.

Manager IT DEPT. Supervisor MAINTENANCE DEPT. Manager MARKETING DEPT. Manager PROCUREMENT Supervisor LOGISTIC Head

[image:35.842.94.785.107.331.2]

Sumber: PT. Agri First Indonesia

(36)

2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap pekerjaan pada PT. Agri

First Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.

2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.3.1.Jumlah Tenaga Kerja

Jumlah tenaga kerja PT. Agri First Indonesia sebanyak 219 orang pegawai

[image:36.595.172.446.359.600.2]

tetap dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PT. Agri First Indonesia Divisi Jumlah Pekerja

General Manager 1

Finance Accounting 8

Human Resourcing 13

Information and Technology 5

Marketing 35

Procurement 3

Logistik 6

Personal Asisstant 5

ISO 2

Intern Audit 4

Quality Control and Research

Development 23

Maintainance 21

Produksi 64

Warehouse 29

Jumlah 219

Sumber: PT. Agri First Indonesia

2.5.3.2.Jam Kerja

Jam kerja pada PT. Agri First Indonesia dibagi atas pekerja yang bekerja

secara general dan pekerja yang bekerja secara shift. Pengaturan jam kerja normal

(37)

1. Bagian Administrasi

Tabel 2.3 Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi

Hari Jam

Senin-Jum’at Pukul 08.30-12-00 : Waktu Kerja

Pukul 12.00-13.00 : Waktu Istirahat Pukul 13.00-17.00 : Waktu Kerja

Sabtu Pukul 08.30-12-00 : Waktu Kerja

Sumber : PT. Agri First Indonesia

2. Karyawan Bagian Produksi (Per shift)

Tabel 2.4 Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi

Hari Jam

Senin-Jumat Shift I : 07.00-15.00 WIB

Shift II : 15.00-23.00 WIB Shift III : 23.00-07.00 WIB

Sabtu Shift I : 07.00-12.00 WIB

Shift II : 12.00-17.00 WIB Shift III : 17.00-22.00 WIB

Sumber : PT. Agri First Indonesia

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

Pengupahan pada perusahaan ini terdiri dari:

1. Upah pokok

2. Tunjangan jabatan

3. Tunjangan transpor, makan dan lain-lain

Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian,

kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan, pajak atas upah

menjadi tanggungan karyawan..

Fasilitas yang diberikan perusahaan berupa:

1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan

(38)

2. Perusahaan menyadiakan prasarana yaitu kantin dan rumah ibadah.

3. Perusahaan juga memberikan cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun

kepada karyawannya.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Bahan yang Digunakan 2.6.1.1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam

proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik

maupun kimiawi dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan

baku yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia yaitu gandum (Triticum

aestivum L.). Gandum yang digunakan diimpor dari berbagai negara penghasil

gandum. Jenis gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia dan negara

asalnya dapat dilihat Tabel 2.5.

Tabel 2.5 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia

Negara Jenis Gandum Nama Gandum

Australia Keras (Hard Wheat)

Australian Prime Hard (APH) Australian Hard (AH) Medium Wheat Australian Premium White (APW)

Soft Wheat Australian Soft Wheat(ASW)

Amerika Hard Wheat New South Dakota Spring Wheat (NS2)

Canada Hard wheat Canada Western Red Spring (CWRS)

Ukraina Medium Wheat Ukraina Medium Wheat (UMW)

Maldova Medium Wheat Maldova Medium Wheat (MMW)

Rusia Medium Wheat Russian Medium Wheat (RMW)

(39)

2.6.1.2. Bahan Tambahan

Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pasa proses/produk

untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang

digunakan adalah:

1. Vitamin/ Mineral ditambahkan sebagai sumber vitamin/ mineral tambahan

pada tepung terigu yang dihasilkan. Vitamin/ mineral yang ditambahkan pada

produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia adalah fortitech dan premix.

Fortitech yang ditambahkan pada tepung sekitar 150 – 160 ppm. Vitamin/

mineral mempunyai komposisi antara lain asam folat, vitamin B1, zat besi,

dan seng.

2. Karung (Woven bag)

Karung digunakan sebagai tempat untuk mengemas produk tepung terigu

sehingga siap untuk dipasarkan. Karung yang digunakan adalah karung plastik

dengan kapasitas 25 kg dan 50 kg.

3. Benang

Benang digunakan untuk menjahit karung yang telah diisi tepung pada proses

packing.

2.6.1.3. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu/

mempermudah proses produksi, tetapi tidak nampak di bagian akhir produk.

Bahan penolong yang digunakan berupa air yang digunakan pada proses cleaning

(40)

2.6.2. Uraian Proses Produksi

Proses produksi pengolahan gandum hingga menjadi tepung terigu secara

umum terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan

mixing and packing. Uraian proses pembuatan tepung terigu pada PT. Agri First

Indonesia adalah sebagai berikut:

1. Penerimaan Bahan Baku/ Pre Cleaning

Bahan baku di container masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku

ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of

leading. Setelah itu dilakukan pengecakan kualitas oleh bagian QC & RD. jika

sesuai dengan standar kualitas gandum yang telah ditatapkan maka gandum

akan masuk ke proses intake.

2. Intake

Proses intake adalah proses untuk memindahkan gandum dari container ke

silo gandum. Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil

gandum tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW

AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, dan

NS2,. Satu hal yang perlu diketahui adalah antara gandum yang satu dengan

gandum yang lain tidak boleh dicampur Karena gandum memiliki perbedaan

protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake adalah sebagai

berikut.

a. Kontainer berisi gandum akan bergerak ke atas hidrolik dan kemudian isi

kontainer dibuka dan kontainer diangkat menggunakan hidrolik hingga isi

(41)

b. Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor menuju hooper dan

naik menggunakan bucket elevator untuk transmisi gandum ke silo.

c. Gandum masuk ke drum sieve untuk membersihkan impurities berupa

batang gandum yang lebih besar, kulit gandum dan sampah-sampah yang

ada.

d. Gandum turun menggunakan bucket elevator dan masuk ke magnet

separator untuk memisahkan gandum dari benda-benda logam.

e. Gandum dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk masuk ke silo.

Proses masuknya gandum dibagi dua yaitu gandum masuk ke silo besar

atau ke silo kecil (raw wheat bin), pemilihan tempat penyimpanan gandum

tergantung pada kapasitas silo dan kebutuhan produksi.

i. Gandum yang akan disimpan ke silo besar, akan dibawa

menggunakan chain conveyor bertipe double sleeve dan apabila

gandum ingin digunakan, maka gandum akan di bawa ke vibro

separator menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk

memisahkan benda-benda yang memiliki diameter lebih besar (10-12

mm) dan lebih kecil (3mm) dari gandum, kemudian setelah itu

dibawa dengan chain conveyor dan gandum dimasukkan ke silo kecil

(raw wheat bin).

ii. Gandum yang akan disimpan ke silo kecil, akan dibawa naik

menggunakan bucket elevator untuk melalui black box untuk

memisahkan gandum yang akan masuk ke silo kecil. Setelah itu

(42)

yang memiliki diameter lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil

(3mm) dari gandum dan gandum akan masuk ke silo kecil (raw

wheat bin).

3. Cleaning

Proses cleaning yaitu proses pemberihan gandum dan proses penambahan air

pada gandum. Penambahan air dilakukan agar gandum mudah saat digiling.

Proses cleaning dibagi atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan

second cleaning. Lamanya proses cleaning tergantung dari jenis gandum.

Secara umum ada 3 jenis gandum yaitu soft, medium, dan hard. Setiap jenis

gandum tersebut memiliki lama waktu pelembapan gandum (moisturizing

times) yang berbeda-beda. Waktu pelembapan untuk masing-masing gandum

yaitu:

a. Soft (SWW, ASW) : 8-16 jam

b. Medium (APW, RMW, MMW, UMW) : 16-24 jam

c. Hard (CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2) : 24-26 jam

Proses cleaning adalah sebagai berikut.

a. Gandum yang berada di silo kecil (raw wheat bin) dibawa naik ke atas

dengan menggunakan bucket elevator lalu ditimbang menggunakan scale.

b. Gandum dibawa ke mesin combine cleaner untuk membersihkan gandum

dari impurities berupa sampah dan batu-batu berukuran kecil.

c. Setelah itu gandum dibawa masuk ke mesin sortex untuk memisahkan

gandum dengan impurities yang mempunyai ukuran sama dengan gandum

(43)

d. Setelah gandum dibawa ke mesin scourer untuk memisahkan gandum dari

kulit gandum yang kotor.

e. Gandum dibawa ke mesin MYFC dan dilakukan proses penambahan air

berdasarkan jenis gandum dan kemudian gandum akan masuk ke

tempering bin T301-T304 dan dilembabkan selama 70% dari waktu total

pelembaban gandum. Proses ini disebut juaga dengan proses first cleaning.

f. Setelah dari tempering bin T301-T304, gandum akan dimasukkan kedalam

tempering bin T305-T306 setelah dilakukan penambahan air sesuai kadar

air yang telah ditentukan dan dilembabkan selama 30% dari waktu total

pelembaban gandum. Proses ini disebut juga dengan proses second

dampening.

g. Setelah proses first cleaning dan proses secong dampening selesai maka

apabila kadar kelembaban gandum yang didapat masih belum sesuai

standar maka dilakukan penambahan air sesuai dengan kadar air yang

kurang (second cleaning)

h. Setelah kadar air yang didapat sesuai maka gandum siap untuk digiling

dan dibawa ke second bin (B1/T401)

4. Milling

Proses milling adalah proses penggilingan gandum. Secara umum struktur

(44)
[image:44.595.252.373.112.223.2]

Gambar 2.2 Struktur Gandum

Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total

keseluruhan gandum. Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard,

serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik

dikonsumsi ternak besar. Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari

biji gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada

proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya

untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu.

Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. Dengan kapasitas

penggilingan gandum 370 ton/hari, proses ekstraksi rata-rata dari penggilingan

yang didapat yaitu sebesar 76%. Proses milling di PT. Agri First Indonesia

adalah sebagai berikut.

a. Gandum yang berada di T401 diukur dengan scale, setelah itu akan masuk

ke dalam mesin running of roller mill.

b. Setelah itu gandum yang telah digiling, dibawa ke mesin plan sifter untuk

diayak sesuai dengan ukuran mikron, gandum yang telah menjadi tepung

(45)

c. Gandum yang masih belum menjadi tepung akan dimasukkan ke dalam

mesin running of roller mill untuk dihaluskan kembali atau ke purifier

untuk memisahkan gandum dari karakter semolina. Serbuk gandum yang

masuk ke running of roller mill atau purifier tergantung ukuran serbuk

gandum yang telah diayak. Proses ini terus berlanjut hingga didapat

ektraksi gandum yang sesuai dan jika tidak didapat lagi maka serbuk

tersebut merupakan bran dan pollard dan bukan tepung terigu.

d. Tepung yang didapat dari proses di atas akan dimasukkan ke dalam bin

tepung yang berjumlah 14 bin, 9 bin besar dengan kapasitas 100 ton, 1 bin

sedang dengan kapasitas 75 ton, dan bin kecil sebanyak 4 dengan kapasitas

25 ton.

5. Mixing

Proses mixing adalah proses pencampuran tepung-tepung yang telah digiling

sehingga menghasilkan kadar tertentu dan kandungan protein tertentu. Sebagai

contoh, untuk menghasilkan AFI Hitam maka formulasi yang diperlukan yaitu

tepung CWRS 50%, NS2 30%, dan APW 20%. Proses mixing dilakukan

sesuai dengan produk apa yang akan diproduksi dan berdasarkan data dari

bagian QC dan RD, maka tepung akan dicampur sesuai dengan persentasi

yang telah ditetapkan. Komposisi produk tepung terigu PT. Agri First

(46)
[image:46.595.179.450.146.551.2]

Tabel 2.6 Komposisi Produk Tepung Terigu PT. Agri First Indonesia

Produk Jenis Gandum Komposisi (%)

AFI Emas CWRS 13.5 50

NS2 50

AFI hitam APW 20

CWRS 13.5 50

NS2 30

AFI Orange APH14 65

APW 25

CWRS 10

AFI Cokelat CWRS 45

RMW 11.5 55

AFI Biru AH12 20

APW 65

ASW 15

AFI Kuning AH12 65

APW 35

AFI merah APW 35

ASW 15

RMW 11.5 50

Armada Orange APW 25

ASW 30

UMW 45

Armada Biru ASW 30

UMW 70

Armada Merah MMW 100

Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia

Proses mixing di PT. Agri First Indonesia adalah sebagai berikut.

a. Tepung yang berada di bin tepung ditimbang dengan menggunakan scale

sesuai dengan persentase untuk produk yang diinginkan lalu di masukkan

ketempat penampung sementara

b. Fortitech dan premix tepung yang berada di bin penyimpanan ditimbang

menggunakan scale sesuai dengan kebutuhan setelah itu dimasukkan

(47)

c. Campuran tepung dimasukkan kedalam mesin mixer dumperer dan

dicampur selam 90-150 detik tergantung jenis produk.

d. Setelah itu tepung ditiup dengan menggunakan compressor dan dibawa

naik ke power in of filter untuk diaspirasi

e. Setelah itu tepung diayak menggunakan sifter tepung

f. Setelah itu tepung dimasukkan ke packing bin.

6. Packing

Proses packing produk tepung terigu di PT. Agri First Indonesia terbagi dua,

yaitu packing single spot dan packing carrousel. Perbedaan jenis packing ini

disebabkan karena mesin pengisi karung yang yang jumlahnya berbeda, untuk

single spot mesin pengisi dengan jumlah spot pengisian satu unit dan untuk

carrousel spot pengisian berjumlah enam dengan masing-masing jenis mesin

packing memiliki satu mesin jahit karung benang. Proses packing tepung

terigu di PT. Agri First Indonesia yaitu:

a. Karung dan benang diambil dari gudang penyimpanan. Karung yang

diambil berdasarkan jenis produk yang akan dipacking, kemudian benang

dipasang pada mesin jahit karung.

b. Kemudian karung diletakkan pada mesin pengisi tepung, lalu karung akan

diisi tepung secara otomatis sesuai takaran yang telah ditetapkan.

c. Kemudian, karung yang telah berisi tepung dijahit menggunakan mesin

(48)

d. Setelah itu produk tepung akan diberi tanggal produksi dan tanggal

kadaluarsa pada sisi samping karung dengan menggunakan mesin cetak

tanggal pada karung.

e. Produk tepung terigu disusun pada pallet dan ditempatkan ke gudang

penyimpanan produk jadi dengan menggunakan forklift.

2.7. Mesin dan Peralatan

Mesin produksi adalah mesin yang digunakan dan secara langsung terlibat

dalam proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi.

PT. Agri First Indonesia menggunakan mesin dari perusahaan manufaktur mesin

tepung terigu terkemuka, Buhler. Mesin yang digunakan PT. Agri First Indonesia

untuk proses produksi dikendalikan oleh Programmable Logic Control (PLC)

dan operator melakukan proses monitoring melalui PC (personal computer).

Mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia dapat dilihat

(49)

Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Nama

Proses Nama Mesin/ Peralatan

Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Pre Cleaning

Weighting bridge MUGI E1205 Penimbangan gandum di kontainer truck

Intake pit Penerimaan gandum dari kontainer

Intake

Hidrolic Tippler Pembongkaran gandum dari kontainer

Kontainer Tempat penyimpanan gandum

Big Screening Memisahkan impurities awal yang besar

Chain conveyor Alat pemindahan gandum secara horizontal

Bucket elevator

Alat pemindahan gandum secara vertikal dengan menggunakan mangkok sebagai alat

pemindah gandum

Cleaning

Hopper Tempat penampungan gandum sementara sebelum proses selanjutnya

Drum Sieve A1004 Membersihkan gandum dari sampah dan batang gandum yang berukuran besar Magnet separator A1006-KCL 01 Menangkap logam yang terdapat pada gandum

Wheat Silo

Silo 101, 102, 104, 105, 106,108, 109,

110

Tempat penyimpanan gandum yang berukuran besar

Vibro Separator A1112 Memisahkan material berdasarkan ukuran

Raw wheat bin (steel silo)

R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210

Tempat penyimpanan gandum

Automatic Flow

Balancer MZAH-15

Mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan volume

Screw Conveyor, Bucket

Elevator

AHKA-50 (SC),

AHGL-250

Alat transfer gandum

Scale Scale Tubex MWBL-120

(A-2022)

Menimbang berat gandum

Magnet separator

Magnet Apparatus MMUA-30

(A-2023)

Menangkap logam yang terdapat pada gandum

Combi Cleaner MTKB-120/120 (2024)

Membersihkan gandum dari partikel berupa batu, jagung, plastik, dan batang gandum Monocromatic Optical

Sorting Machine Sortex SORTEX-Z+2M

Memisahkan gandum dari partikel lain berdasarkan warna

Horizontal Scourer SCOURER MHXS 45/80

(A2037)

Membersihkan gandum dari kotoran yang masih melekat pada gandum dengan cara menggosok gandum pada permukaan ayakan Aspiration Channel MVSG-100

(50)

Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)

Nama

Proses Nama Mesin/ Peralatan

Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Cleaning

Mouisture Measuring Device

MYFC

(A-2039) Mengukur tingkat moisture gandum

Dampener Turbonizer

DAMPENER MOZF-1000

(A2042)

Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses first cleaning

Tempering Bin

BIN 301, 302, 303-

T-304

Bin pengkondisian gandum yang telah diberi air selama waktu tertentu (first dampening)

Dampener MOZF-315 (A2070)

Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses second dampening

Tempering Bin BIN T-305, BIN T-306

Bin pengkondisian gandum II (second dampening)

Scourer

SCOURER MHXS 45/80

(A2086)

Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat

Aspiration Channel MVSG-100 (A-2087)

Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal

Bin B1 KIE-3015 (4041)

Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling

Milling

Automatic Hopper Scale SCALE

MWBL-120 (A-4002) Penimbangan gandum yang akan digiling

Magnet Apparatus

Magnet MMUA-30

(A-4003)

Penangkapan logam yang terdapat di gandum

Eight Break Roll Mill Roll MDDQ 1250/250

Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam

bentuk semolina dan middling

Plan sifter MPAP-826

NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron

Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung

Impact Bran Finisher MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran

Reduction Roll Roll MDDP

1250/250 Mereduksi middling menjadi tepung

Impact Detacher MJZF 51-11-3000

Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung

Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2

Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw

Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw

(51)

Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)

Nama

Proses Nama Mesin/ Peralatan

Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Cleaning

Scourer

SCOURER MHXS 45/80

(A2086)

Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat

Aspiration Channel MVSG-100 (A-2087)

Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih

tertinggal

Bin B1 KIE-3015 (4041) Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling

Milling

Automatic Hopper Scale SCALE

MWBL-120 (A-4002) Penimbangan gandum yang akan digiling

Magnet Apparatus Magnet

MMUA-30 (A-4003) Penangkapan logam yang terdapat di gandum

Eight Break Roll Mill Roll MDDQ 1250/250

Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam

bentuk semolina dan middling

Plan sifter MPAP-826

NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron

Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung

Impact Bran Finisher MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran

Reduction Roll Roll MDDP

1250/250 Mereduksi middling menjadi tepung

Impact Detacher MJZF 51-11-3000

Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung

Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2

Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw

Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw

Control Sifter Double Sifter

MPAQ-209 Mengayak tepung F1

Control Sifter Single Sifter

MPAR-10 Mengayak tepung F2 Scale F1 MWBL 120 Menimbang tepung F1

Scale F2 MWBL 60 Menimbang tepung F2

Magnet F1 MMUD-20 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F1

Magnet F2 MMUD-12 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F2

(52)

Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)

Nama

Proses Nama Mesin/ Peralatan

Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Mixing

Hopper F2 KIE3015 Penampungan sementara F2

Impact Detacher F1 MJZG-51D Membunuh telur kutu pada tepung F1

Impact Detacher F2 MJZG-43D Membunuh telur kutu pada tepung F1

Flour Silo F1 Flour Silo 501

s/d 511 Penyimpanan tepung F1

Flour Silo F2 Flour Silo 511

s/d 514 Penyimpanan tepung F2

Start up Bin FTC-262 Penampungan tepung yang belum masuk spesifikasi

Scale MEAF-DMS/T

(A5048) Penimbangan tepung

Micro Feeder dosing MWBU 20

(A5046) Penimbangan bahan tambahan/ vitamin

Mixer AHML-2000

(A5049) Pencampuran tepung sesuai dengan grist

Hopper Below Mixer AFML (A5050) Penampungan sementara tepung yang telah dicampur

Spout Magnet MMUD-20

MMUJ 75/32 (A5053)

Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung

Hopper Mixing Line KIE-3015

(A-5054) Penampungan sementara tepung

Impact Detacher

MJZG-62D-75KW Membunuh telur kutu pada tepung

Rotary Distributor MAYV-4 (A5083)

Mengarahkan produk untuk masuk ke packing bin single spot atau carousel

Plan sifter MPAP-424 (A5084)

Mengayak tepung dan memisahkan karakter yang tidak sesuai

Magnet MMUD-20 (A-5085)

Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung

Flour bin packing single

spot Flour silo 515

Bin penampungan tepung yang akan di-packing di single spot

Flour bin packing

Carousel Flour silo 516

Bin penampungan tepung yang akan di-packing di Carousel

Scale single spot

MWBL-120(5092) Penimbangan produk di single spot

Packing

Scale carousel MSDB-80 D

(5102) Penimbangan produk di Carousel

Baging single spot MWPE Pengisian tepung ke karung di single spot dengan 1 titik karung

Baging Carousel MWPM Pengisian tepung ke karung di carousel dengan 6 titik karung

(53)

Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)

Nama

Proses Nama Mesin/ Peralatan

Nomor Mesin/

Peralatan Fungsi

Packing

Ink Zet Coding Machine

Video Zet 1510

Pemberian kode produksi pada kemasan tepung

Pallet Tempat untuk menyusun produk sesuai jumlah yang ditetapkan Forklift Forklift 1,2,3 Alat material handling produk Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia

Proses pengolahan tepung terigu di PT. Agri First Indonesia ini

memerlukan beberapa bin/ tempat penyimpanan yang digunakan untuk

penyimpanan gandum dan tepung. Jenis-jenis bin yang terdapat di PT. Agri First

Indonesia dan kapasitas penyimpanannya ditunjukkan pada Tabel 2.8.

Tabel 2.8 Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia

No Nama Silo/ Bin Nomor Silo/ Bin

Kapasitas Penyimpanan tiap Silo (ton)

Fungsi

1 Big Silo/ Silo besar Silo 101, 102, 104, 105,

106, 108, 109, 110 4.000 Tempat penyimpanan gandum

2 Raw wheat bin/ silo kecil

R201, R202, R203, R204,

R207, R208, R209, R210 370

Tempat penyimpanan gandum yang akan diproses 3 Tempering bin I T301, T302, T303, T304 100 Tempat untuk conditioning I

4 Tempering bin II T305, T306 100 Tempat untuk conditioning II

5 Bin B1 T401 5 Tempat penyimpanan sementara

gandum yang akan digiling

6 Start up bin F403 10 Tempat menampung produk

yang belum masuk spesifikasi

7 Flour Bin

F501, F502, F503, F504, F505, F506, F507, F508,

F509

100

Tempat penyimpanan tepung yang telah digiling

F510 75

F511, F512, F513, F514 25

8 Packing Bin P515, P516 40 Tempat penyimpanan tepung yang siap untuk dikemas

9 Impurities Bin S402 25 Tempat penampungan sampah

gandum

10 Tempat vitamin D030, D031, D032 20 Tempat premix, fortitech, dan

KP

11 Bran bin B517 Tempat penampungan bran

(54)

2.8. Utilitas

Utilitas merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara

langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat

berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT Agri First Indonesia yaitu :

1. Energi listrik kapasitas terpasang sebesar 1040 KVA yang diperoleh dari

PLN.

2. Tangki air sebayak 8 unit yang diapat dari sumur bor dan telah lebih dahulu

melalui proses pemurnian untuk menunjang kegiatan proses produksi dan

kebutuhan karyawan.

3. Genset sebanyak 2 unit dengan daya sebesar masing-masing sebesar 1500

kVa yang menggunakan solar sebagai bahan bakarnya.

2.9. Safety and Fire Protection

Safety and Fire Protection pada PT. Agri First Indonesia telah didukung

dengan kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri

(APD) seperti seragam, topi/helm, sepatu pengaman, ear phone, ear plug, dan

masker dan untuk mengatasi bahaya kebakaran perusahaan juga dilengkapi

dengan menggunakan alat pemadam api (protector).

2.10. Limbah

Limbah yang dihasilkan oleh PT. Agri First Indonesia dalam proses

produksinya relatif kecil karena residu dari proses masih dapat dijual menjadi

(55)

Limbah lainnya adalah berupa limbah asap yang dihasilkan dari proses

pembakaran solar di mesin genset ketika arus listrik yang digunakan dari PLN

(56)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

3.1. Perencanaan Produksi

The American Production and Inventory Society mendefinisikan

perencanaan produksi sebagai berikut:1

1. Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan

apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan apa sumber daya

yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.

2. Pengendalian produksi ialah fungsi yang mengarahkan atau mengatur

pergerakan material (bahan, part/komponen/sub-assembly dan produk)

melalui seluruh siklus manufacturing mulai dari permintaan bahan baku

sampai pada pengiriman produk akhir pada pela

Gambar

Tabel 2.1 Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Agri First Indonesia
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PT. Agri First Indonesia
Gambar 2.2 Struktur Gandum
+7

Referensi

Dokumen terkait

Batasan-batasan yang digunakan dalam memformulasikan fungsi tujuan perencanaan produksi yang optimal adalah data penjualan pada periode tertentu, biaya produksi,

Sinar Sanata Electronic Industry adalah sebaiknya penggunaan perhitungan jumlah produk optimal dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan produksi, karna selain

Optimasi Perencanaan Produksi dengan Metode Goal Programming.Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta.. 1996.Manajemen Operasi dan Produksi Modern,

Hasil yang diperoleh dari optimasi perencanaan produksi menunjukkan bahwa jumlah produk optimal yang dihasilkan untuk produk Irawan 9001 sebesar 11242 bag, Irawan 682 sebesar

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam proses produksi dan berperan penting dalam penentuan mutu produk dengan komposisi persentase yang tinggi dan merupakan bahan

Megah Plastik dalam menghasilkan produk terdiri dari bahan baku, bahan penolong, dan bahan tambahan yang dapat dilihat dalam uraian berikut ini..

Sistem aplikasi yang dibuat untuk optimasi pengaturan pemakaian bahan baku produksi pembangunan rumah dengan menggunakan metode simpleks menghasilkan perhitungan perencanaan produksi

Hasil perencanaan produksi multitujuan yang dilakukan adalah menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan hingga 4 kali lipat, biaya produksi