OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN
GOAL
PROGRAMMING
DI PT. AGRI FIRST INDONESIA
T U G A S S A R J A N A
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh
NADIA COMENECI NIM : 100403086
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
OPTIMASI PERENCANAAN PRODUKSI DENGAN
GOAL
PROGRAMMING
DI PT. AGRI FIRST INDONESIA
T U G A S S A R J A N A
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat-syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri
Oleh
NADIA COMENECI
NIM : 100403086
Disetujui Oleh :
D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I
F A K U L T A S T E K N I K
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
M E D A N
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Kuasa yang
telah memberikan berkat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan Tugas Sarjana ini.
Tugas sarjana ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
sarjana teknik di Departemen Teknik Industri, khususnya program studi Reguler
Strata Satu, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara. Judul untuk tugas
sarjana ini adalah “Optimasi Perencanaan Produksi dengan Goal Programming di
PT. Agri First Indonesia”.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas
sarjana ini. Penulis juga mengharapkan saran dan masukan yang bersifat
membangun demi kesempurnaan laporan tugas sarjana ini. Laporan tugas sarjana
ini diharapkan dapat bermanfaat bagi penulis, jurusan teknik industri,
perpustakaan Universitas Sumatera Utara, dan pembaca lainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENULIS
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam melaksanakan Tugas Sarjana sampai dengan selesainya laporan ini,
banyak pihak yang telah membantu, maka pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua Orang tua, yaitu Ayah Jakup Perangin-angin dan Ibu Wenzana yang
tiada hentinya mendukung penulis baik secara moril maupun materil sehingga
laporan ini dapat diselesaikan. Penulis menyadari tidak dapat membalas
segala kebaikan dan kasih sayang dari keduanya, oleh karena itu izinkanlah
penulis memberikan karya ini sebagai ungkapan rasa terima kasih kepada
Ayah dan Ibu.
2. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT selaku Ketua Departemen Teknik Industri,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan
3. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT selaku Koordinator Tugas Sarjana yang telah
meluangkan waktunya untuk memberikan arahan-arahan yang mendukung
ketuntasan penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
4. Ibu Ir. Dini Wahyuni, MT selaku Dosen Pembimbing I yang telah
meluangkan waktu dan ilmunya serta memberikan motivasi untuk penulis
dalam penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
5. Ibu Rahmi M. Sari, ST, MM(T) selaku Dosen Pembimbing II Tugas Sarjana
yang juga telah membimbing dan mengajarkan ilmunya untuk penulis dalam
penyelesaian laporan Tugas Sarjana ini.
6. Pimpinan serta seluruh staf dan karyawan PT. Agri First Indonesia yang telah
7. Seluruh staf dan karyawan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara yang banyak memberikan dukungan kepada
penulis.
8. Adik-adikku yang membantu dan mendukung agar selesainya laporan ini.
9. Rekan seperjuangan penyelesaian tugas akhir di PT. Agri First Indonesia,
Saryanta Lumbantoruan dan Gavrillo Jose yang telah memberikan bantuan
yang cukup besar dalam pengumpulan data perusahaan dan proses pengerjaan
laporan tugas akhir ini.
10. Teman dekat dan kakak penulis, Dewi Sukma Nasution dan Larissa Astya
Panggabean yang telah memberikan bantuan dan dukungannya dalam
mengerjakan laporan ini.
11.Seluruh rekan-rekan angkatan 2010 (TITEN) Teknik Industri FT. USU yang
terus memotivasi penulis dalam penyelesaian laporan ini.
12. Rekan-rekan asisten di Laboratorium Ergonomi dan Perancangan Sistem
Kerja, Marce, Joseph, Adra, Willy, Aziz, Reza, Loli, Poppy, Rama, Holongan,
Marina, Tri, Erin, Jennifer, Andi, Ryan, Savudan, dan Sarmida yang telah
banyak memberikan dukungan dan masukan yang baik terhadap laporan ini.
Medan, Maret 2015
ABSTRAK
PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi 10 jenis tepung terigu dengan berbagai komposisi gandum yang berbeda-beda. Jenis tepung terigu yang diproduksi oleh PT. Agri First Indonesia yaitu AFI emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning, AFI Merah, AFI Orange, Armada
Biru, Armada Orange dan Armada Merah. Dalam proses perencanaan
produksinya, PT. Agri First Indonesia sering mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan konsumen, beberapa produk mengalami kelebihan produksi dan beberapa produk kekurangan stock disaat permintaan sedang meningkat. Hal ini menyebabkan tujuan dari perencanaan produksi seringkali tidak tercapai sehingga diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Metode goal programming digunakan untuk mengoptimalkan perencanan produksi dengan beberapa sasaran. Optimasi perencanaan produksi pada penelitian memiliki beberapa sasaran yaitu memaksimalkan volume produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan kendala pemakaian bahan baku dan ketersediaan jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran untuk memaksimalkan volume produksi tercapai bahkan berlebih sebesar 456 bag untuk produk AFI Hitam pada minggu 20-26 Maret 2015, sasaran untuk memaksimalkan keuntungan tercapai bahkan berlebih sebesar Rp. 8.208.000 pada minggu 20-26 Maret 2015. Kendala pemakaian bahan baku tercapai, dan kendala pemakaian jam kerja tidak tercapai untuk minggu 20-26 Maret 2015 sebesar 21 menit. Perbandingan hasil perencanaan produksi metode goal programming dengan perencanaan produksi aktual perusahaan pada bulan Januari 2015 menunjukkan bahwa rencana produksi metode goal programming memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan rencana produksi perusahaan.
DAFTAR ISI
BAB HALAMAN
LEMBAR JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
KATA PENGANTAR ... iii
UCAPAN TERIMA KASIH... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
I PENDAHULUAN ... I-1
1.1. Latar Belakang ... I-1
1.2. Perumusan Masalah ... I-6
1.3. Tujuan dan Manfaat ... I-7
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian ... I-7
1.5. Sistematika Penulisan Laporan ... I-8
II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1
2.1. Sejarah Perusahaaan PT. Agri First Indonesia ... II-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
2.3. Lokasi Perusahaan ... II-4
2.4. Daerah Pemasaran ... II-4
2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-4
2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-7
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-7
2.5.3.1. Jumlah Tenaga Kerja ... II-7
2.5.3.2. Jam Kerja ... II-7
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8
2.6. Proses Produksi ... II-9
2.6.1. Bahan yang Digunakan ... II-9
2.6.1.1. Bahan Baku ... II-9
2.6.1.2. Bahan Tambahan ... II-10
2.6.1.3. Bahan Penolong ... II-10
2.6.2. Uraian Proses Produksi ... II-11
2.7. Mesin dan Peralatan ... II-19
2.8. Utilitas ... ... II-25
2.10. Safety and Fire Protection ... II-25
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
III LANDASAN TEORI ... III-1
3.1. Perencanaan Produksi ... III-1
3.2. Optimasi Produksi ... III-2
3.3. Peramalan ... III-3
3.3.1. Konsep Dasar dan Pengertian Peramalan ... III-3
3.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan
Teknik Peramalan ... III-3
3.3.3. Teknik Peramalan ... III-6
3.3.4. Kriteria Performamce Peramalan ... III-15
3.3.5. Proses Verifikasi ... III-16
3.4. Goal Programming ... III-18
3.4.1. Kendala Sasaran ... III-18
3.4.2. Bentuk Umum Goal Programming ... III-19
3.4.3. Langkah-langkah Goal Programming ... III-20
3.4.4. Metode Pemecahan Masalah Goal Programming . III-21
IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1
4.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... IV-1
4.2. Jenis Penelitian ... IV-1
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
4.4. Variabel Penelitian ... IV-2
4.5. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-3
4.6. Pengumpulan Data ... IV-3
4.7. Pengolahan Data ... IV-4
4.8. Analisis Pemecahan Masalah ... IV-5
V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1
5.1. Pengumpulan Data ... V-1
5.1.1. Data Penjualan Produk Tepung Terigu dari Juni
2014 sampai dengan Desember 2014 ... V-1
5.1.2. Data Harga Pokok dan Harga Penjualan ... V-1
5.1.3. Data Waktu Penyelesaian Produk dan Ketersediaan
Jam Kerja ... V-4
5.1.4. Data Pemakaian dan Ketersediaan Bahan Baku .... V-6
5.2. Pengolahan Data ... V-8
5.2.1. Meramalkan Permintaan untuk Setiap Produk dari
Juni 2014 sampai dengan Desember 2014 ... V-8
5.2.2. Formulasi Fungsi Optimasi Perencanaan Produksi
dengan Goal Programming ... V-27
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
5.2.2.2. Fungsi Kendala Goal Programming ... V-28
5.2.2.3. Memformulasikan Fungsi Sasaran ... V-33
5.2.2.4.Memformulasikan Fungsi Pencapaian
Untuk Goal Programming ... V-38
5.2.2.5.Penyelesaian Fungsi Pencapaian Goal
Programming ... V-52
VI ANALISIS DAN PEMECAHAN MASALAH... VI-1
6.1. Analisis Hasil Perencanaan Produksi dengan Goal
Programming ... VI-1
6.1.1. Analisis Pencapaian Sasaran Memaksimalkan
Volume Produksi dan Keuntungan ... VI-1
6.1.2. Analisis Kendala Pemakaian Jam Kerja dan
Bahan Baku ... VI-2
6.1.3. Analisis Variabel Deviasi ... VI-3
6.2. Analisis Perbandingan Perencanaan Produksi dengan
Goal Programming dan Perencanaan Produksi Aktual
DAFTAR ISI (Lanjutan)
BAB HALAMAN
VII KESIMPULAN DAN SARAN ... VII-1
7.1. Kesimpulan ... VII-1
7.2. Saran ... VII-1
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN
1.1. Jumlah Permintaan, Produksi dan Persediaan Produk
Tepung Terigu Periode 5-11 Desember 2014 ... I-3
2.1. Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia II-3
2.2. Jumlah Tenaga Kerja PT. Agri First Indonesia ... II-7
2.3. Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi ... II-8
2.4. Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi... II-8
2.5. Jenis Gandum yang Digunakan PT. Agri First Indonesia . II-9
2.6. Komposisi Produk Tepung Terigu PT. Agri First
Indonesia ... II-17
2.7. Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia II-20
2.8. Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia ... II-9
5.1. Data Penjualan Produk Tepung Terigu PT. Agri First
Indonesia ... V-2
5.2. Data Harga Produk Tepung Terigu PT. Agri First
Indonesia ... V-4
5.3. Data Kecepatan Produksi dengan Kapasitas 1 Ton ... V-5
5.4. Jam Kerja yang Tersedia untuk Januari s/d Maret 2015 ... V-6
5.5. Komposisi Pemakaian Bahan Baku dalam 1 Ton Tepung
Terigu ... V-7
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.7. Perhitungan Parameter dan Error Peramalan dengan
Double Exponential Smoothing Satu Parameter Brown ... V-17
5.8. Perhitungan Parameter dan Error Peramalan dengan
Double Exponential Smoothing Dua Parameter Holt ... V-19
5.9. Peramalan Permintaan AFI Hitam dengan Double
Exponential Smoothing Metode Holt ... V-21
5.10. Verifikasi Peramalan AFI Hitam... V-22
5.11. Rekapitulasi Perhitungan Parameter dan Error Metode
Brown ... V-24
5.12. Rekapitulasi Perhitungan Parameter dan Error Metode
Holt ... V-24
5.13. Rekapitulasi Hasil Peramalan Produk PT. Agri First
Indonesia dengan Metode Holt ... V-25
5.14. Rekapitulasi Hasil Peramalan Produk PT. Agri First
Indonesia ... V-27
5.15. Waktu Produksi per Bag ... V-29
DAFTAR TABEL (Lanjutan)
TABEL HALAMAN
5.19. Hasil Perencanaan Produk Tepung Terigu dengan Goal
Programming... ... V-57
5.20. Hasil Perencanaan Keuntungan dan Jam Kerja Produksi
Optimal ... V-58
5.21. Hasil Perencanaan Penggunaan Bahan Baku Gandum
Optimal ... V-61
6.1. Variabel Deviasional ... VI-4
6.2. Perbandingan Perencanaan Produksi Minggu 2-8 Januari
dan 9-15 Januari 2015 ... VI-7
6.3. Perbandingan Perencanaan Produksi Minggu 16-22 Januari
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR HALAMAN
2.1. Struktur Organisasi PT. Agri First Indonesia ... II-6
2.2. Struktur Gandum ... II-15
3.1. Moving Range Chart ... III-17
4.1. Kerangka Berpikir Penelitian ... IV-3
4.2. Langkah-langkah Proses Penelitian ... IV-6
5.1. Diagram Pencar Permintaan AFI Hitam Selama Juni 2014-
Desember 2014 ... V-9
5.2. Moving Range Chart Peramalan Permintaan Produk AFI
Hitam ... V-23
5.3. Grafik Jumlah Permintaan Produk AFI Kuning ... V-26
5.4. Formulasi Input Data pada Software LINDO ... V-52
5.5. Penyelesaian Masalah pada Software LINDO ... V-53
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN HALAMAN
1. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab PT. Agri First
Indonesia ... L-1
2. Digram Pencar dan Perhitungan Parameter dan Error
Peramalan Setiap Produk ... L-2
3. Hasil Penyelesaian Perencanaan Produksi dengan Goal
Programming Menggunakan Software LINDO ... L-3
4. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 1 ... L-4
5. Tugas Permohonan Tugas Sarjana Halaman 2 ... L-5
6. Surat Permohonan Riset Tugas Sarjana di PT. Agri
First Indonesia ... L-6
7. Surat Balasan Penerimaan Riset Tugas Sarjana di PT.
Agri First Indonesia ... L-7
ABSTRAK
PT. Agri First Indonesia adalah perusahaan manufaktur yang memproduksi 10 jenis tepung terigu dengan berbagai komposisi gandum yang berbeda-beda. Jenis tepung terigu yang diproduksi oleh PT. Agri First Indonesia yaitu AFI emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning, AFI Merah, AFI Orange, Armada
Biru, Armada Orange dan Armada Merah. Dalam proses perencanaan
produksinya, PT. Agri First Indonesia sering mengalami ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan konsumen, beberapa produk mengalami kelebihan produksi dan beberapa produk kekurangan stock disaat permintaan sedang meningkat. Hal ini menyebabkan tujuan dari perencanaan produksi seringkali tidak tercapai sehingga diperlukan perencanaan produksi yang optimal. Metode goal programming digunakan untuk mengoptimalkan perencanan produksi dengan beberapa sasaran. Optimasi perencanaan produksi pada penelitian memiliki beberapa sasaran yaitu memaksimalkan volume produksi dan memaksimalkan keuntungan perusahaan dengan kendala pemakaian bahan baku dan ketersediaan jam kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sasaran untuk memaksimalkan volume produksi tercapai bahkan berlebih sebesar 456 bag untuk produk AFI Hitam pada minggu 20-26 Maret 2015, sasaran untuk memaksimalkan keuntungan tercapai bahkan berlebih sebesar Rp. 8.208.000 pada minggu 20-26 Maret 2015. Kendala pemakaian bahan baku tercapai, dan kendala pemakaian jam kerja tidak tercapai untuk minggu 20-26 Maret 2015 sebesar 21 menit. Perbandingan hasil perencanaan produksi metode goal programming dengan perencanaan produksi aktual perusahaan pada bulan Januari 2015 menunjukkan bahwa rencana produksi metode goal programming memberikan hasil yang optimal dibandingkan dengan rencana produksi perusahaan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perencanaan produksi adalah suatu kegiatan yang berkenaan dengan
penentuan apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan sumber daya
apa yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
Perencanaan produksi bertujuan untuk menyusun suatu rencana produksi untuk
memenuhi permintaan pada waktu yang tepat dengan menggunakan
sumber-sumber atau alternatif-alternatif yang tersedia dengan biaya yang minimum untuk
keseluruhan produk. Jumlah produksi yang terlalu banyak atau terlalu sedikit
tidak menguntungkan perusahaan, untuk itu diperlukan perencanaan produksi
yang optimum dengan memperhitungkan data historis permintaan serta
kemampuan dan keterbatasan sumber daya perusahaan agar diperoleh biaya yang
minimum sehingga dapat memaksimalkan keuntungan yang akan diperoleh
perusahaan.
PT. Agri First Indonesia Medan merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang pembuatan tepung terigu dengan satuan bag yang berisi 25 kg.
Perusahaan ini memproduksi sepuluh jenis tepung terigu yang dibagi berdasarkan
kegunaannya yaitu AFI Emas, AFI Hitam, AFI Coklat, AFI Biru, AFI Kuning,
AFI Merah, AFI Orange, Armada Biru, Armada Orange dan Armada Merah.
ternak sebagai hasil sampingan pengolahan tepung terigu. Tepung terigu yang
dihasilkan disalurkan kepada konsumen dalam dan luar negeri.
Proses perencanaan produksi pada PT. Agri First Indonesia dilakukan
setiap minggu, dimulai dari peramalan permintaan yang dilakukan oleh
departemen marketing. Ramalan permintaan kemudian dibawa ke rapat PPIC
yang dilakukan pada hari jumat, yang diikuti oleh general manager, manager
warehouse, marketing dan produksi. Setelah didapatkan keputusan akhir jumlah
permintaan pada minggu yang akan datang, maka manager produksi akan melihat
jumlah minimal stock required in warehouse dan stock agri. Setelah itu barulah
manager produksi menyusun weekly production planning yang berisi jumlah dan
jenis produk yang harus diproduksi dalam satu minggu.
Dalam produksinya, PT. Agri First Indonesia sering mengalami
ketidakmampuan dalam memenuhi permintaan konsumen, beberapa produk
mengalami kelebihan produksi dan beberapa produk kehabisan stock disaat
permintaan sedang meningkat. Ketidaksesuaian jumlah permintaan dan jumlah
produksi selalu berubah-ubah setiap minggunya karena permintaan yang selalu
bervariasi tetapi peramalan perusahaan cendrung tetap. Data mengenai
ketidaksesuaian produksi dan permintaan untuk minggu 5-11 Desember 2014
Tabel. 1.1 Jumlah Permintaan, Produksi dan Persediaan Produk Tepung Terigu Periode 5-11 Desember 2014
Jenis Produk
Marketing Forecast
(Bag)
Min. Stock Warehouse
(Bag)
Stock
Agri (Bag)
Produksi (Bag)
Permintaan (Bag)
Selisih (Bag)
AFI Hitam 5000 4000 -3281 8281 3281 1719
AFI Orange 300 500 451 0 425 26
AFI Cokelat 500 1000 952 0 1004 -52
AFI Biru 2500 500 40 2460 2460 40
AFI Kuning 10000 1500 1135 8865 9936 64
AFI Merah 3000 2000 3122 0 2735 387
Armada Biru 25000 30000 23518 1482 28803 -3803
Armada Orange 5500 1000 260 5240 5376 124
Armada Merah 15000 10000 4689 10311 15541 -541
Sumber: Departemen Marketing, Produksi, Warehouse PT. Agri First Indonesia
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa terdapat beberapa produk yang kelebihan
stock dan kekurangan stock disaat permintaan sedang tinggi. Tujuan yang ingin
dicapai perusahaan yaitu meminimalkan kekurangan stock dan kelebihan stock,
untuk itu selisih diharapkan mendekati nol dan menjaga minimal stock require in
warehouse agar selalu tetap. Adanya kelebihan stock Agri akan menyebabkan
adanya biaya tambahan untuk menjaga kualitas produk yaitu biaya fumigasi yang
dilakukan 2 minggu sekali. Sedangkan jika kekurangan stock Agri maka
perusahaan terpaksa melakukan lembur dan juga meningkatkan kapasitas
produksi untuk minggu depannya. Hal ini menyebabkan tujuan dari perencanaan
produksi yang dilakukan seringkali tidak tercapai, untuk itu diperlukan
perencanaan produksi yang optimal.
Untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi PT. Agri First Indonesia
jumlah produksi yang optimal untuk masing-masing produk yang dihasilkan,
memaksimalkan keuntungan dengan memperhatikan kemampuan dan
ketersediaan sumber daya yang dimiliki perusahaan dengan menggunakan metode
goal programming yang dapat mengoptimalkan beberapa tujuan dari perencanaan
produksi.
Goal programming adalah salah satu model matematis yang dipandang
sesuai digunakan untuk pemecahan masalah-masalah multi tujuan karena melalui
variabel deviasinya, Goal Programming dapat memberikan solusi optimal yang
merupakan titik temu dari tujuan-tujuan tersebut. Dalam Goal Programming
terdapat variabel deviasional dalam fungsi kendala yang digunakan untuk
menampung penyimpangan hasil penyelesaian terhadap sasaran yang hendak
dicapai yaitu penyimpangan hasil penyelesaian di atas sasaran dan juga di bawah
sasaran. Jika penyimpangan di atas sasaran merupakan kondisi yang diinginkan,
maka yang diminimumkan adalah penyimpangan di bawah sasaran dan
sebaliknya. Artinya, salah satu variabel penyimpangan di dalam tujuan berharga
sama dengan nol. Sehingga variabel ini mengubah makna kendala menjadi
sasaran untuk mewujudkan sasaran-sasaran yang dikehendaki.
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa metode goal programming
digunakan sebagai solusi pemecahan masalah dalam pengambilan keputusan multi
sasaran. Wiwik Angraeni (2014) meneliti penggunaan goal programming di
bidang garmen yang memproduksi berbagai jenis produk. Goal programming
digunakan untuk menentukan jumlah kombinasi produk dengan memperhatikan
produksi dan memaksimumkan penggunaan mesin. Hasilnya adalah perencanaan
produksi yang dapat mencapai tiga tujuan perencanaan produksi yaitu
menghasilkan keuntungan yang lebih besar dari target keuntungan hingga 4 kali
lipat, biaya produksi lebih kecil dari target biaya produksi yang diharapkan,
penggunaan mesin yang masih di bawah target penggunaan mesin sehingga dapat
dikatakan proses perencanaan produksi telah optimal karena seluruh variabel
deviasi sasaran bernilai 0.
Suresh Chand Sharma (2012) meneliti mengenai penggunaan goal
programming di industri olahan susu. Goal programming digunakan untuk
memimimasi waste dari produk olahan susu. Goal programming dibutuhkan
untuk mencapai beberapa tujuan yaitu memaksimumkan penggunaan bahan baku,
mengetahui jumlah produk, memaksimumkan penggunaan mesin, meminimasikan
biaya produksi dengan kendala kapasitas mesin pendingin dan kapasitas tenaga
kerja, meminimasikan penggunaan air limbah dan meminimasikan penggunaan
uap. Hasil minimisasi waste dengan goal programming menunjukkan bahwa
tujuan untuk memaksimalkan bahan baku tercapai dan dapat ditingkatkan sebesar
52,36% dan diturunkan sebesar 19,92%, tujuan meminimasi penggunaan uap
berada di bawah target, dan tujuan meminimasi penggunaan air limbah melebihi
target, dan tujuan lainnya tercapai.
Donny Prasetya (2013) meneliti mengenai penggunaan fuzzy goal
programming untuk mengoptimalkan aggregate production planning pada
industri peralatan makan dengan serangkaian tujuan yang tidak pasti. Goal
menyesuaikan antara kapasitas produksi dengan permintaan konsumen yang
bervariasi. Hasil penelitian ini memberikan alokasi produksi yang lebih baik
daripada Linear Programming konvensional.
Dari penelitian diatas didapat bahwa goal programming merupakan
metode yang tepat digunakan dalam pengambilan keputusan untuk mencapai
tujuan-tujuan yang bertentangan di dalam batasan-batasan yang komplek dalam
perencanaan produksi. Oleh karena itu, penelitian ini akan memakai goal
programming dalam proses perencanaan produksi untuk mengetahui jumlah
kombinasi produk yang akan diproduksi setiap minggunya dengan memperhatikan
ketersediaan jam kerja dan bahan baku gandum serta dapat meningkatkan
keuntungan perusahaan .
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan
yang terdapat pada perusahaan adalah ketidakmampuan perusahaan dalam
memenuhi permintaan konsumen pada produk tertentu dan adanya kelebihan
persediaan produk tertentu yang menyebabkan penambahan biaya pengeluaran
seperti biaya fumigasi untuk menjaga kualitas produk dan biaya produksi untuk
menambah waktu kerja, keadaan ini menyebabkan proses perencanaan produksi
yang dilakukan perusahaan belum optimal, oleh sebab itu diperlukan perencanan
1.3. Tujuan dan Manfaat
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rencana produksi yang
optimal dengan menggunakan Goal Programming, sehingga dapat dijadikan
masukan dalam upaya meningkatkan keuntungan perusahaan.
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengaplikasikan teori yang
diperoleh selama kuliah dan meningkatkan wawasan dalam menganalisis dan
memecahkan masalah sebelum memasuki dunia kerja khususnya dalam hal
optimasi perencanaan produksi dengan menggunakan metode Goal
Programming
2. Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi perusahaan dalam membuat
kebijakan perencanaan produksi yang optimum bagi perusahaan.
3. Mempererat hubungan kerja sama antara perusahaan dengan Departemen
Teknik Industri USU.
1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian
Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Data penjualan yang digunakan untuk meramalkan permintaan adalah data
penjualan mingguan dari minggu 30 Mei 2014 sampai dengan 1 Januari 2015
atau selama 30 minggu.
2. Produk yang diteliti yaitu produk tepung terigu yang terdiri dari AFI Hitam,
Armada Orange, dan Armada Merah yang merupakan permintaan rutin untuk
setiap minggunya.
3. Peramalan dilakukan untuk 12 periode mendatang (2 Januari- 26 Maret 2015).
4. Pengolahan data dengan goal programming menggunakan software LINDO
(Linier Interactive Discrete Optimizer).
5. Perhitungan keuntungan diperoleh dari pengurangan harga jual produk tepung
terigu dengan harga pokok produk tepung terigu.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian adalah :
1. Tidak terjadi perubahan kebijakan produksi selama penelitian
2. Harga bahan baku dan harga jual produk tidak berubah selama masa penelitian
3. Setiap mesin yang digunakan selama proses produksi dalam kondisi baik dan
tanpa ada gangguan.
4. Waktu proses yang digunakan adalah waktu proses mixing yaitu waktu
pencampuran tepung terigu dari komposisi tepung gandumnya dan waktu
proses cleaning dan milling diasumsikan sebagai waktu untuk proses
penyiapan bahan baku gandum sebelum proses mixing.
1.5. Sistematika Penulisan Laporan
Sistematika penulisan tugas sarjana dapat dilihat sebagai berikut :
Bab I Pendahuluan, menguraikan latar belakang permasalahan yang
mendasari penelitian dilakukan, perumusan permasalahan, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan dalam penelitian dan
Bab II Gambaran Umum, menguraikan gambaran umum perusahaan PT.
Agri First Indonesia Medan, ruang lingkup perusahaan, lokasi, struktur
organisasi, tugas dan tanggung jawab, jumlah tenaga kerja dan jam kerja
karyawan, sistem pengupahan, proses produksi, mesin dan peralatan yang
digunakan, utilitas, safety and fire protection dan limbah dari PT. Agri First
Indonesia.
Bab III Landasan Teori, berisi teori mengenai perencanaan produksi,
optimasi produksi, peramalan, dan goal programming.
Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan
dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi lokasi penelitian, jenis
penelitian, objek penelitian, kerangka berpikir, defenisi operasional, identifikasi
variabel penelitian, instrumen pengumpulan data, populasi, teknik sampling,
sumber data, metode pengolahan data, blok diagram prosedur penelitian dan
metode pengumpulan data, metode pengolahan data, dan metode analisis &
pemecahan masalah.
Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data, berisi pengumpulan data yaitu,
data penjualan produk, harga pokok produk, harga jual produk, data waktu proses
pengerjaan produk, data jumlah hari kerja, data pemakaian dan ketersediaan bahan
baku. Data penjualan produk yang diperoleh diolah dengan metode peramalan
double exponential smoothing satu parameter Brown dan metode peramalan
double exponential smoothing dua parameter Holt dan kemudian dipilih metode
terbaik dengan error terkecil untuk menentukan metode yang digunakan untuk
formulasi optimasi perencanaan produksi dengan goal programming dan
penyelesaian goal programming dengan menggunakan software LINDO.
Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, meliputi analisis hasil peramalan,
analisis pencapaian sasaran memaksimalkan volume produksi dan keuntungan,
analisis kendala pemakaian jam kerja dan bahan baku, dan analisis perbandingan
perencanaan produksi dengan goal programming dan perencanaan produksi aktual
perusahaan.
Bab VII Kesimpulan dan Saran, berisi kesimpulan yang diperoleh dari
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
2.1. Sejarah Perusahaan PT. Agri First Indonesia
PT. Agri First Indonesia merupakan perusahaan manufaktur asal
Singapura yang bergerak dibidang produksi bahan makanan tepung terigu.
Pendirian pabrik PT. Agri First Indonesia dimulai pada tahun 2010 dan selesai
pada tahun 2012. Semenjak itu pabrik mulai beroperasi secara komersial. Secara
umum tepung terigu yang dihasilkan terbagi dua jenis yaitu tepung terigu Agri
First dan Armada.
PT. Agri First Indonesia berkomitmen untuk memberikan kualitas yang
terbaik dan dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat PT. Agri First
Indonesia menggunakan teknologi terbaru dengan tenaga-tenaga ahli yang
berpengalaman untuk memproduksi tepung terigu yang berkualitas dan dapat
diterima oleh masyarakat. Mesin-mesin dan peralatan yang dipergunakan
semuanya dipasok oleh manufaktur mesin tepung terigu terkemuka, dari Swiss
yaitu Buhler. Demikian juga untuk pengadaan gandum-gandum, hanya gandum
dengan kualitas terjamin yang diimpor terutama gandum dari Amerika, Kanada,
dan Australia. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memastikan dan menjaga
kualitas bahan baku yang akan dijadikan tepung terigu.
Visi PT. Agri First Indonesia yaitu menjadi produsen tepung terigu dengan
kualitas terbaik dan mitra terbaik bagi pengguna tepung terigu, dan bersama sama
melaksanakan visi tersebut, PT. Agri First Indonesia memiliki beberapa misi
yaitu:
1. Menjadi produsen tepung terigu dengan kualitas terbaik, halal dan turut
membantu keamanan pangan yang terjamin.
2. Inovasi terus menerus untuk menciptakan produk yang sesuai dengan
perkembangan pasar dan kebutuhan konsumen.
3. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia untuk mengikuti perkembangan,
perubahan dan inovasi tepung terigu di masa sekarang dan akan datang.
4. Membangun gizi bangsa Indonesia dan meningkatkan kesadaran masyarakat
untuk menggunakan produk pangan yang berkualitas.
2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha
Ruang lingkup bidang usaha PT. Agri First Indonesia yaitu memproduksi
berbagai jenis tepung terigu, dengan kapasitas pengolahan gandum sebesar 370
ton setiap harinya. PT. Agri First Indonesia memproduksi berbagai jenis tepung
terigu dengan ukuran 25 Kg yang dipacking menggunakan karung, Setiap jenis
tepung memilki karakteristik yang berbeda dan tujuan penggunaan yang berbeda.
Perbedaaan terletak pada persentase protein, moisture, ash, dan wet gluten.
Produk tepung PT. Agri First Indonesia umumnya terbagi menjadi dua yaitu
tepung Agri First dan Armada. Tepung Agri First mempunyai kualitas yang lebih
baik dibandingkan tepung jenis armada. Pembagian jenis tepung terigu di PT.
1. Tepung Agri First : AFI Emas, AFI Hitam, AFI Biru, AFI Kuning,
AFI Orange, AFI Merah, AFI Coklat,
2. Armada :Armada Merah, Armada Orange dan Armada Biru.
Spesifikasidan aplikasi produk tepung teriguPT. Agri First Indonesia dapat
[image:32.595.107.518.283.527.2]dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1 Aplikasi dan Spesifikasi Produk PT. Agri First Indonesia
Nama Produk Aplikasi
Spesifikasi Moisture (%) Protein (db) % Ash (14 mb) % Wet gluten (db) %
AFI Emas Pembuatan roti max 13,8 min 14,50 max 0,40 min 35%
AFI Hitam Pembuatan roti dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,57 min 34
AFI Cokelat Pembuatan roti max 14,0 min 13,50 max 0,57 min 32
AFI Biru
Pembuatan roti manis, kue tar, kue kukus dan bolu,
mie, dan donat
max 14,0 min 11,5 max 0,60 min 28
AFI Kuning Pembuatan mie max 14,0 min 13,0 max 0,55 min 31
AFI Merah
Pembuatan roti manis, biskuit, mie, pelapis gorengan, dan bahan
makanan ringan
max 14,0 min 11,0 max 0,60 min 26
AFI Orange Aneka kue dan mie max 14,0 min 14,0 max 0,55 min 34
Armada Merah Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24
Armada Orange Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24
Armada Biru Gorengan max 14,0 min 10,5 max 0,63 min 24
Sumber : PT. Agri First Indonesia
Selain tepung terigu diatas PT. Agri First Indonesia juga menerima pesanan
khusus bagi konsumen yang menginginkan spesifikasi tepung terigu yang berbeda
dari yang telah ditetapkan perusahaan. PT. Agri First Indonesia juga memproduksi
produk Bran dan Pollard yang merupakan produk sampingan dari pengolahan
tepung terigu. Bran dan Pollard digunakan sebagai bahan baku untuk makanan
2.3. Lokasi Perusahaan
Lokasi PT. Agri First Indonesia terletak di Jl. Pulau Pinang V No. 9
Kawasan Industri Medan (KIM) II, Saentis Percut, Sei Tuan, Deli Serdang,
Sumatera Utara, Indonesia.
2.4. Daerah Pemasaran
PT. Agri First Indonesia memasarkan produk ke seluruh Indonesia dan
luar negeri dengan daerah distribusi di dalam negeri meliputi Medan, Binjai,
Tebing Tinggi, Padang Sidempuan, Siantar, Batam, Pekanbaru, Baganbatu,
Padang, Aceh, dan Jakarta. Daerah pemasaran di luar negeri meliputi negara
Singapura, Brunei Darusalam, Malaysia, Filipina, Maladewa dan negara lainnya.
Selain melalui distributor, konsumen PT. Agri First Indonesia dapat juga
mengambil secara langsung ke pabrik PT. Agri First Indonesia di daerah Kawasan
Industri Medan II.
2.5. Organisasi dan Manajemen 2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Stuktur organisasi PT. Agri First Indonesia adalah berbentuk fungsional
staff. Dikatakan fungsional karena suatu bagian dapat berhubungan dengan
anggota maupun kepala bagian secara langsung. Hal ini dapat dilihat melalui
hubungan departemen Finance and Accounting dengan seluruh komponen pekerja
seksi-seksi yang memiliki tugas dan tanggung jawab yang berbeda sesuai dengan
fungsi masing-masing unit dalam organisasi tersebut.
TOP MANAGEMENT President Commisioner TOP MANAGEMENT Commisioner TOP MANAGEMENT President Director TOP MANAGEMENT Director WHEAT PROCUREMENT Comitte RISK MANAGEMENT Comitte TOP MANAGEMENT General Management ISO M. Representative TOP MANAGEMENT Secretary PRODUCTION DEPT. Manager QC & RND DEPT.
Manager HR DEPT. Manager WAREHOUSE DEPT. Supervisor INTERNAL AUDITOR Head F & A DEPT.
Manager IT DEPT. Supervisor MAINTENANCE DEPT. Manager MARKETING DEPT. Manager PROCUREMENT Supervisor LOGISTIC Head
[image:35.842.94.785.107.331.2]Sumber: PT. Agri First Indonesia
2.5.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Pembagian tugas dan tanggung jawab dari setiap pekerjaan pada PT. Agri
First Indonesia dapat dilihat pada Lampiran 1.
2.5.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.5.3.1.Jumlah Tenaga Kerja
Jumlah tenaga kerja PT. Agri First Indonesia sebanyak 219 orang pegawai
[image:36.595.172.446.359.600.2]tetap dengan perincian dapat dilihat pada Tabel 2.2.
Tabel 2.2 Jumlah Tenaga Kerja PT. Agri First Indonesia Divisi Jumlah Pekerja
General Manager 1
Finance Accounting 8
Human Resourcing 13
Information and Technology 5
Marketing 35
Procurement 3
Logistik 6
Personal Asisstant 5
ISO 2
Intern Audit 4
Quality Control and Research
Development 23
Maintainance 21
Produksi 64
Warehouse 29
Jumlah 219
Sumber: PT. Agri First Indonesia
2.5.3.2.Jam Kerja
Jam kerja pada PT. Agri First Indonesia dibagi atas pekerja yang bekerja
secara general dan pekerja yang bekerja secara shift. Pengaturan jam kerja normal
1. Bagian Administrasi
Tabel 2.3 Jam Kerja Karyawan Bagian Administrasi
Hari Jam
Senin-Jum’at Pukul 08.30-12-00 : Waktu Kerja
Pukul 12.00-13.00 : Waktu Istirahat Pukul 13.00-17.00 : Waktu Kerja
Sabtu Pukul 08.30-12-00 : Waktu Kerja
Sumber : PT. Agri First Indonesia
2. Karyawan Bagian Produksi (Per shift)
Tabel 2.4 Jam Kerja Karyawan Bagian Produksi
Hari Jam
Senin-Jumat Shift I : 07.00-15.00 WIB
Shift II : 15.00-23.00 WIB Shift III : 23.00-07.00 WIB
Sabtu Shift I : 07.00-12.00 WIB
Shift II : 12.00-17.00 WIB Shift III : 17.00-22.00 WIB
Sumber : PT. Agri First Indonesia
2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya
Pengupahan pada perusahaan ini terdiri dari:
1. Upah pokok
2. Tunjangan jabatan
3. Tunjangan transpor, makan dan lain-lain
Penetapan upah pada dasarnya ditetapkan berdasarkan jabatan, keahlian,
kecakapan, prestasi kerja dari karyawan yang bersangkutan, pajak atas upah
menjadi tanggungan karyawan..
Fasilitas yang diberikan perusahaan berupa:
1. Jaminan kesehatan, kecelakaan, hari tua dan kematian dengan memberikan
2. Perusahaan menyadiakan prasarana yaitu kantin dan rumah ibadah.
3. Perusahaan juga memberikan cuti tahunan sebanyak 12 hari kerja per tahun
kepada karyawannya.
2.6. Proses Produksi
2.6.1. Bahan yang Digunakan 2.6.1.1. Bahan Baku
Bahan baku adalah bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam
proses produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami perubahan fisik
maupun kimiawi dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Bahan
baku yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia yaitu gandum (Triticum
aestivum L.). Gandum yang digunakan diimpor dari berbagai negara penghasil
gandum. Jenis gandum yang digunakan PT. Agri First Indonesia dan negara
asalnya dapat dilihat Tabel 2.5.
Tabel 2.5 Jenis Gandum yang Digunakan di PT. Agri First Indonesia
Negara Jenis Gandum Nama Gandum
Australia Keras (Hard Wheat)
Australian Prime Hard (APH) Australian Hard (AH) Medium Wheat Australian Premium White (APW)
Soft Wheat Australian Soft Wheat(ASW)
Amerika Hard Wheat New South Dakota Spring Wheat (NS2)
Canada Hard wheat Canada Western Red Spring (CWRS)
Ukraina Medium Wheat Ukraina Medium Wheat (UMW)
Maldova Medium Wheat Maldova Medium Wheat (MMW)
Rusia Medium Wheat Russian Medium Wheat (RMW)
2.6.1.2. Bahan Tambahan
Bahan tambahan adalah bahan yang ditambahkan pasa proses/produk
untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Bahan tambahan yang
digunakan adalah:
1. Vitamin/ Mineral ditambahkan sebagai sumber vitamin/ mineral tambahan
pada tepung terigu yang dihasilkan. Vitamin/ mineral yang ditambahkan pada
produk tepung terigu PT. Agri First Indonesia adalah fortitech dan premix.
Fortitech yang ditambahkan pada tepung sekitar 150 – 160 ppm. Vitamin/
mineral mempunyai komposisi antara lain asam folat, vitamin B1, zat besi,
dan seng.
2. Karung (Woven bag)
Karung digunakan sebagai tempat untuk mengemas produk tepung terigu
sehingga siap untuk dipasarkan. Karung yang digunakan adalah karung plastik
dengan kapasitas 25 kg dan 50 kg.
3. Benang
Benang digunakan untuk menjahit karung yang telah diisi tepung pada proses
packing.
2.6.1.3. Bahan Penolong
Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu/
mempermudah proses produksi, tetapi tidak nampak di bagian akhir produk.
Bahan penolong yang digunakan berupa air yang digunakan pada proses cleaning
2.6.2. Uraian Proses Produksi
Proses produksi pengolahan gandum hingga menjadi tepung terigu secara
umum terdiri atas beberapa tahap yaitu pre cleaning, intake, cleaning, milling, dan
mixing and packing. Uraian proses pembuatan tepung terigu pada PT. Agri First
Indonesia adalah sebagai berikut:
1. Penerimaan Bahan Baku/ Pre Cleaning
Bahan baku di container masuk melalui pos penerimaan pabrik. Bahan baku
ditimbang untuk mengetahui kuantitas dan menyesuaikan data dengan bill of
leading. Setelah itu dilakukan pengecakan kualitas oleh bagian QC & RD. jika
sesuai dengan standar kualitas gandum yang telah ditatapkan maka gandum
akan masuk ke proses intake.
2. Intake
Proses intake adalah proses untuk memindahkan gandum dari container ke
silo gandum. Gandum yang diterima bervariasi tergantung negara penghasil
gandum tersebut. Jenis gandum di PT. Agri First Indonesia adalah AHW
AH12, RMW 11.5, UMW 11.5, CWRS, APH, MMW, ASW, APW 10.5, dan
NS2,. Satu hal yang perlu diketahui adalah antara gandum yang satu dengan
gandum yang lain tidak boleh dicampur Karena gandum memiliki perbedaan
protein, harga, dan produk yang akan dihasilkan. Urutan intake adalah sebagai
berikut.
a. Kontainer berisi gandum akan bergerak ke atas hidrolik dan kemudian isi
kontainer dibuka dan kontainer diangkat menggunakan hidrolik hingga isi
b. Gandum dibawa dengan menggunakan chain conveyor menuju hooper dan
naik menggunakan bucket elevator untuk transmisi gandum ke silo.
c. Gandum masuk ke drum sieve untuk membersihkan impurities berupa
batang gandum yang lebih besar, kulit gandum dan sampah-sampah yang
ada.
d. Gandum turun menggunakan bucket elevator dan masuk ke magnet
separator untuk memisahkan gandum dari benda-benda logam.
e. Gandum dibawa naik menggunakan bucket elevator untuk masuk ke silo.
Proses masuknya gandum dibagi dua yaitu gandum masuk ke silo besar
atau ke silo kecil (raw wheat bin), pemilihan tempat penyimpanan gandum
tergantung pada kapasitas silo dan kebutuhan produksi.
i. Gandum yang akan disimpan ke silo besar, akan dibawa
menggunakan chain conveyor bertipe double sleeve dan apabila
gandum ingin digunakan, maka gandum akan di bawa ke vibro
separator menggunakan chain conveyor dan bucket elevator untuk
memisahkan benda-benda yang memiliki diameter lebih besar (10-12
mm) dan lebih kecil (3mm) dari gandum, kemudian setelah itu
dibawa dengan chain conveyor dan gandum dimasukkan ke silo kecil
(raw wheat bin).
ii. Gandum yang akan disimpan ke silo kecil, akan dibawa naik
menggunakan bucket elevator untuk melalui black box untuk
memisahkan gandum yang akan masuk ke silo kecil. Setelah itu
yang memiliki diameter lebih besar (10-12 mm) dan lebih kecil
(3mm) dari gandum dan gandum akan masuk ke silo kecil (raw
wheat bin).
3. Cleaning
Proses cleaning yaitu proses pemberihan gandum dan proses penambahan air
pada gandum. Penambahan air dilakukan agar gandum mudah saat digiling.
Proses cleaning dibagi atas 3 yaitu first cleaning, second dampening, dan
second cleaning. Lamanya proses cleaning tergantung dari jenis gandum.
Secara umum ada 3 jenis gandum yaitu soft, medium, dan hard. Setiap jenis
gandum tersebut memiliki lama waktu pelembapan gandum (moisturizing
times) yang berbeda-beda. Waktu pelembapan untuk masing-masing gandum
yaitu:
a. Soft (SWW, ASW) : 8-16 jam
b. Medium (APW, RMW, MMW, UMW) : 16-24 jam
c. Hard (CWRS 13.5, NS2, AH13, AH2) : 24-26 jam
Proses cleaning adalah sebagai berikut.
a. Gandum yang berada di silo kecil (raw wheat bin) dibawa naik ke atas
dengan menggunakan bucket elevator lalu ditimbang menggunakan scale.
b. Gandum dibawa ke mesin combine cleaner untuk membersihkan gandum
dari impurities berupa sampah dan batu-batu berukuran kecil.
c. Setelah itu gandum dibawa masuk ke mesin sortex untuk memisahkan
gandum dengan impurities yang mempunyai ukuran sama dengan gandum
d. Setelah gandum dibawa ke mesin scourer untuk memisahkan gandum dari
kulit gandum yang kotor.
e. Gandum dibawa ke mesin MYFC dan dilakukan proses penambahan air
berdasarkan jenis gandum dan kemudian gandum akan masuk ke
tempering bin T301-T304 dan dilembabkan selama 70% dari waktu total
pelembaban gandum. Proses ini disebut juaga dengan proses first cleaning.
f. Setelah dari tempering bin T301-T304, gandum akan dimasukkan kedalam
tempering bin T305-T306 setelah dilakukan penambahan air sesuai kadar
air yang telah ditentukan dan dilembabkan selama 30% dari waktu total
pelembaban gandum. Proses ini disebut juga dengan proses second
dampening.
g. Setelah proses first cleaning dan proses secong dampening selesai maka
apabila kadar kelembaban gandum yang didapat masih belum sesuai
standar maka dilakukan penambahan air sesuai dengan kadar air yang
kurang (second cleaning)
h. Setelah kadar air yang didapat sesuai maka gandum siap untuk digiling
dan dibawa ke second bin (B1/T401)
4. Milling
Proses milling adalah proses penggilingan gandum. Secara umum struktur
Gambar 2.2 Struktur Gandum
Bran merupakan kulit luar gandum dan terdapat sebanyak 14,5% dari total
keseluruhan gandum. Bran memiliki granulasi lebih besar dibanding pollard,
serta memiliki kandungan protein dan kadar serat tinggi sehingga baik
dikonsumsi ternak besar. Endosperma merupakan bagian yang terbesar dari
biji gandum (80-83%) yang banyak mengandung protein, pati, dan air. Pada
proses penggilingan, bagian inilah yang akan diambil sebanyak-banyaknya
untuk diubah menjadi tepung terigu dengan tingkat kehalusan tertentu.
Lembaga (germ) terdapat pada biji gandum sebesar 2,5-3%. Dengan kapasitas
penggilingan gandum 370 ton/hari, proses ekstraksi rata-rata dari penggilingan
yang didapat yaitu sebesar 76%. Proses milling di PT. Agri First Indonesia
adalah sebagai berikut.
a. Gandum yang berada di T401 diukur dengan scale, setelah itu akan masuk
ke dalam mesin running of roller mill.
b. Setelah itu gandum yang telah digiling, dibawa ke mesin plan sifter untuk
diayak sesuai dengan ukuran mikron, gandum yang telah menjadi tepung
c. Gandum yang masih belum menjadi tepung akan dimasukkan ke dalam
mesin running of roller mill untuk dihaluskan kembali atau ke purifier
untuk memisahkan gandum dari karakter semolina. Serbuk gandum yang
masuk ke running of roller mill atau purifier tergantung ukuran serbuk
gandum yang telah diayak. Proses ini terus berlanjut hingga didapat
ektraksi gandum yang sesuai dan jika tidak didapat lagi maka serbuk
tersebut merupakan bran dan pollard dan bukan tepung terigu.
d. Tepung yang didapat dari proses di atas akan dimasukkan ke dalam bin
tepung yang berjumlah 14 bin, 9 bin besar dengan kapasitas 100 ton, 1 bin
sedang dengan kapasitas 75 ton, dan bin kecil sebanyak 4 dengan kapasitas
25 ton.
5. Mixing
Proses mixing adalah proses pencampuran tepung-tepung yang telah digiling
sehingga menghasilkan kadar tertentu dan kandungan protein tertentu. Sebagai
contoh, untuk menghasilkan AFI Hitam maka formulasi yang diperlukan yaitu
tepung CWRS 50%, NS2 30%, dan APW 20%. Proses mixing dilakukan
sesuai dengan produk apa yang akan diproduksi dan berdasarkan data dari
bagian QC dan RD, maka tepung akan dicampur sesuai dengan persentasi
yang telah ditetapkan. Komposisi produk tepung terigu PT. Agri First
Tabel 2.6 Komposisi Produk Tepung Terigu PT. Agri First Indonesia
Produk Jenis Gandum Komposisi (%)
AFI Emas CWRS 13.5 50
NS2 50
AFI hitam APW 20
CWRS 13.5 50
NS2 30
AFI Orange APH14 65
APW 25
CWRS 10
AFI Cokelat CWRS 45
RMW 11.5 55
AFI Biru AH12 20
APW 65
ASW 15
AFI Kuning AH12 65
APW 35
AFI merah APW 35
ASW 15
RMW 11.5 50
Armada Orange APW 25
ASW 30
UMW 45
Armada Biru ASW 30
UMW 70
Armada Merah MMW 100
Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Proses mixing di PT. Agri First Indonesia adalah sebagai berikut.
a. Tepung yang berada di bin tepung ditimbang dengan menggunakan scale
sesuai dengan persentase untuk produk yang diinginkan lalu di masukkan
ketempat penampung sementara
b. Fortitech dan premix tepung yang berada di bin penyimpanan ditimbang
menggunakan scale sesuai dengan kebutuhan setelah itu dimasukkan
c. Campuran tepung dimasukkan kedalam mesin mixer dumperer dan
dicampur selam 90-150 detik tergantung jenis produk.
d. Setelah itu tepung ditiup dengan menggunakan compressor dan dibawa
naik ke power in of filter untuk diaspirasi
e. Setelah itu tepung diayak menggunakan sifter tepung
f. Setelah itu tepung dimasukkan ke packing bin.
6. Packing
Proses packing produk tepung terigu di PT. Agri First Indonesia terbagi dua,
yaitu packing single spot dan packing carrousel. Perbedaan jenis packing ini
disebabkan karena mesin pengisi karung yang yang jumlahnya berbeda, untuk
single spot mesin pengisi dengan jumlah spot pengisian satu unit dan untuk
carrousel spot pengisian berjumlah enam dengan masing-masing jenis mesin
packing memiliki satu mesin jahit karung benang. Proses packing tepung
terigu di PT. Agri First Indonesia yaitu:
a. Karung dan benang diambil dari gudang penyimpanan. Karung yang
diambil berdasarkan jenis produk yang akan dipacking, kemudian benang
dipasang pada mesin jahit karung.
b. Kemudian karung diletakkan pada mesin pengisi tepung, lalu karung akan
diisi tepung secara otomatis sesuai takaran yang telah ditetapkan.
c. Kemudian, karung yang telah berisi tepung dijahit menggunakan mesin
d. Setelah itu produk tepung akan diberi tanggal produksi dan tanggal
kadaluarsa pada sisi samping karung dengan menggunakan mesin cetak
tanggal pada karung.
e. Produk tepung terigu disusun pada pallet dan ditempatkan ke gudang
penyimpanan produk jadi dengan menggunakan forklift.
2.7. Mesin dan Peralatan
Mesin produksi adalah mesin yang digunakan dan secara langsung terlibat
dalam proses produksi dari bahan baku menjadi barang jadi atau setengah jadi.
PT. Agri First Indonesia menggunakan mesin dari perusahaan manufaktur mesin
tepung terigu terkemuka, Buhler. Mesin yang digunakan PT. Agri First Indonesia
untuk proses produksi dikendalikan oleh Programmable Logic Control (PLC)
dan operator melakukan proses monitoring melalui PC (personal computer).
Mesin-mesin produksi yang digunakan oleh PT. Agri First Indonesia dapat dilihat
Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia Nama
Proses Nama Mesin/ Peralatan
Nomor Mesin/
Peralatan Fungsi
Pre Cleaning
Weighting bridge MUGI E1205 Penimbangan gandum di kontainer truck
Intake pit Penerimaan gandum dari kontainer
Intake
Hidrolic Tippler Pembongkaran gandum dari kontainer
Kontainer Tempat penyimpanan gandum
Big Screening Memisahkan impurities awal yang besar
Chain conveyor Alat pemindahan gandum secara horizontal
Bucket elevator
Alat pemindahan gandum secara vertikal dengan menggunakan mangkok sebagai alat
pemindah gandum
Cleaning
Hopper Tempat penampungan gandum sementara sebelum proses selanjutnya
Drum Sieve A1004 Membersihkan gandum dari sampah dan batang gandum yang berukuran besar Magnet separator A1006-KCL 01 Menangkap logam yang terdapat pada gandum
Wheat Silo
Silo 101, 102, 104, 105, 106,108, 109,
110
Tempat penyimpanan gandum yang berukuran besar
Vibro Separator A1112 Memisahkan material berdasarkan ukuran
Raw wheat bin (steel silo)
R201, R202, R203, R204, R207, R208, R209, R210
Tempat penyimpanan gandum
Automatic Flow
Balancer MZAH-15
Mengatur kapasitas aliran gandum berdasarkan volume
Screw Conveyor, Bucket
Elevator
AHKA-50 (SC),
AHGL-250
Alat transfer gandum
Scale Scale Tubex MWBL-120
(A-2022)
Menimbang berat gandum
Magnet separator
Magnet Apparatus MMUA-30
(A-2023)
Menangkap logam yang terdapat pada gandum
Combi Cleaner MTKB-120/120 (2024)
Membersihkan gandum dari partikel berupa batu, jagung, plastik, dan batang gandum Monocromatic Optical
Sorting Machine Sortex SORTEX-Z+2M
Memisahkan gandum dari partikel lain berdasarkan warna
Horizontal Scourer SCOURER MHXS 45/80
(A2037)
Membersihkan gandum dari kotoran yang masih melekat pada gandum dengan cara menggosok gandum pada permukaan ayakan Aspiration Channel MVSG-100
Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)
Nama
Proses Nama Mesin/ Peralatan
Nomor Mesin/
Peralatan Fungsi
Cleaning
Mouisture Measuring Device
MYFC
(A-2039) Mengukur tingkat moisture gandum
Dampener Turbonizer
DAMPENER MOZF-1000
(A2042)
Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses first cleaning
Tempering Bin
BIN 301, 302, 303-
T-304
Bin pengkondisian gandum yang telah diberi air selama waktu tertentu (first dampening)
Dampener MOZF-315 (A2070)
Mencampurkan sejumlah air ke dalam gandum untuk proses second dampening
Tempering Bin BIN T-305, BIN T-306
Bin pengkondisian gandum II (second dampening)
Scourer
SCOURER MHXS 45/80
(A2086)
Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat
Aspiration Channel MVSG-100 (A-2087)
Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih tertinggal
Bin B1 KIE-3015 (4041)
Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling
Milling
Automatic Hopper Scale SCALE
MWBL-120 (A-4002) Penimbangan gandum yang akan digiling
Magnet Apparatus
Magnet MMUA-30
(A-4003)
Penangkapan logam yang terdapat di gandum
Eight Break Roll Mill Roll MDDQ 1250/250
Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam
bentuk semolina dan middling
Plan sifter MPAP-826
NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron
Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung
Impact Bran Finisher MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran
Reduction Roll Roll MDDP
1250/250 Mereduksi middling menjadi tepung
Impact Detacher MJZF 51-11-3000
Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung
Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2
Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw
Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw
Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)
Nama
Proses Nama Mesin/ Peralatan
Nomor Mesin/
Peralatan Fungsi
Cleaning
Scourer
SCOURER MHXS 45/80
(A2086)
Mematikan kutu dan menghaluskan gandum agar tidak ada serat
Aspiration Channel MVSG-100 (A-2087)
Menghisap kotoran ringan seperti debu, batang, dan kulit gandum yang masih
tertinggal
Bin B1 KIE-3015 (4041) Tempat penyimpanan gandum yang akan digiling
Milling
Automatic Hopper Scale SCALE
MWBL-120 (A-4002) Penimbangan gandum yang akan digiling
Magnet Apparatus Magnet
MMUA-30 (A-4003) Penangkapan logam yang terdapat di gandum
Eight Break Roll Mill Roll MDDQ 1250/250
Memecahkan gandum dan memisahkan dari bran untuk melepaskan endosperm dalam
bentuk semolina dan middling
Plan sifter MPAP-826
NOVA Mengayak tepung berdasarkan ukuran mikron
Purifier MQRF-46/200 Memurnikan hasil dan memisahkan semolina dari tepung
Impact Bran Finisher MKLA-45/110 Mengambil sisa endosperm yang masih ada pada lapisan permukaan bran
Reduction Roll Roll MDDP
1250/250 Mereduksi middling menjadi tepung
Impact Detacher MJZF 51-11-3000
Membunuh telur kutu yang terdapat pada tepung
Plan Sifter MPAP-826 Pengayakan tepung dan membagi menjadi Flour 1 dan Flour 2
Screw Conveyor F1 SC AHAS 250 Memindahkan Flour 1 dengan menggunakan screw
Screw Conveyor F2 SC AHAS 200 Memindahkan Flour 2 dengan menggunakan screw
Control Sifter Double Sifter
MPAQ-209 Mengayak tepung F1
Control Sifter Single Sifter
MPAR-10 Mengayak tepung F2 Scale F1 MWBL 120 Menimbang tepung F1
Scale F2 MWBL 60 Menimbang tepung F2
Magnet F1 MMUD-20 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F1
Magnet F2 MMUD-12 Menangkap logam yang terdapat pada tepung F2
Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)
Nama
Proses Nama Mesin/ Peralatan
Nomor Mesin/
Peralatan Fungsi
Mixing
Hopper F2 KIE3015 Penampungan sementara F2
Impact Detacher F1 MJZG-51D Membunuh telur kutu pada tepung F1
Impact Detacher F2 MJZG-43D Membunuh telur kutu pada tepung F1
Flour Silo F1 Flour Silo 501
s/d 511 Penyimpanan tepung F1
Flour Silo F2 Flour Silo 511
s/d 514 Penyimpanan tepung F2
Start up Bin FTC-262 Penampungan tepung yang belum masuk spesifikasi
Scale MEAF-DMS/T
(A5048) Penimbangan tepung
Micro Feeder dosing MWBU 20
(A5046) Penimbangan bahan tambahan/ vitamin
Mixer AHML-2000
(A5049) Pencampuran tepung sesuai dengan grist
Hopper Below Mixer AFML (A5050) Penampungan sementara tepung yang telah dicampur
Spout Magnet MMUD-20
MMUJ 75/32 (A5053)
Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung
Hopper Mixing Line KIE-3015
(A-5054) Penampungan sementara tepung
Impact Detacher
MJZG-62D-75KW Membunuh telur kutu pada tepung
Rotary Distributor MAYV-4 (A5083)
Mengarahkan produk untuk masuk ke packing bin single spot atau carousel
Plan sifter MPAP-424 (A5084)
Mengayak tepung dan memisahkan karakter yang tidak sesuai
Magnet MMUD-20 (A-5085)
Penangkapan serbuk besi/ logam yang terdapat pada tepung
Flour bin packing single
spot Flour silo 515
Bin penampungan tepung yang akan di-packing di single spot
Flour bin packing
Carousel Flour silo 516
Bin penampungan tepung yang akan di-packing di Carousel
Scale single spot
MWBL-120(5092) Penimbangan produk di single spot
Packing
Scale carousel MSDB-80 D
(5102) Penimbangan produk di Carousel
Baging single spot MWPE Pengisian tepung ke karung di single spot dengan 1 titik karung
Baging Carousel MWPM Pengisian tepung ke karung di carousel dengan 6 titik karung
Tabel 2.7 Mesin dan Peralatan Produksi di PT. Agri First Indonesia (Lanjutan)
Nama
Proses Nama Mesin/ Peralatan
Nomor Mesin/
Peralatan Fungsi
Packing
Ink Zet Coding Machine
Video Zet 1510
Pemberian kode produksi pada kemasan tepung
Pallet Tempat untuk menyusun produk sesuai jumlah yang ditetapkan Forklift Forklift 1,2,3 Alat material handling produk Sumber : Departemen Produksi PT. Agri First Indonesia
Proses pengolahan tepung terigu di PT. Agri First Indonesia ini
memerlukan beberapa bin/ tempat penyimpanan yang digunakan untuk
penyimpanan gandum dan tepung. Jenis-jenis bin yang terdapat di PT. Agri First
Indonesia dan kapasitas penyimpanannya ditunjukkan pada Tabel 2.8.
Tabel 2.8 Jenis-jenis Silo/ Bin di PT. Agri First Indonesia
No Nama Silo/ Bin Nomor Silo/ Bin
Kapasitas Penyimpanan tiap Silo (ton)
Fungsi
1 Big Silo/ Silo besar Silo 101, 102, 104, 105,
106, 108, 109, 110 4.000 Tempat penyimpanan gandum
2 Raw wheat bin/ silo kecil
R201, R202, R203, R204,
R207, R208, R209, R210 370
Tempat penyimpanan gandum yang akan diproses 3 Tempering bin I T301, T302, T303, T304 100 Tempat untuk conditioning I
4 Tempering bin II T305, T306 100 Tempat untuk conditioning II
5 Bin B1 T401 5 Tempat penyimpanan sementara
gandum yang akan digiling
6 Start up bin F403 10 Tempat menampung produk
yang belum masuk spesifikasi
7 Flour Bin
F501, F502, F503, F504, F505, F506, F507, F508,
F509
100
Tempat penyimpanan tepung yang telah digiling
F510 75
F511, F512, F513, F514 25
8 Packing Bin P515, P516 40 Tempat penyimpanan tepung yang siap untuk dikemas
9 Impurities Bin S402 25 Tempat penampungan sampah
gandum
10 Tempat vitamin D030, D031, D032 20 Tempat premix, fortitech, dan
KP
11 Bran bin B517 Tempat penampungan bran
2.8. Utilitas
Utilitas merupakan unit pembantu produksi yang tidak terlibat secara
langsung terhadap bahan baku, tetapi penunjang proses agar produksi dapat
berjalan lancar. Utilitas yang terdapat pada PT Agri First Indonesia yaitu :
1. Energi listrik kapasitas terpasang sebesar 1040 KVA yang diperoleh dari
PLN.
2. Tangki air sebayak 8 unit yang diapat dari sumur bor dan telah lebih dahulu
melalui proses pemurnian untuk menunjang kegiatan proses produksi dan
kebutuhan karyawan.
3. Genset sebanyak 2 unit dengan daya sebesar masing-masing sebesar 1500
kVa yang menggunakan solar sebagai bahan bakarnya.
2.9. Safety and Fire Protection
Safety and Fire Protection pada PT. Agri First Indonesia telah didukung
dengan kegiatan keselamatan kerja yang dilengkapi dengan Alat Pelindung Diri
(APD) seperti seragam, topi/helm, sepatu pengaman, ear phone, ear plug, dan
masker dan untuk mengatasi bahaya kebakaran perusahaan juga dilengkapi
dengan menggunakan alat pemadam api (protector).
2.10. Limbah
Limbah yang dihasilkan oleh PT. Agri First Indonesia dalam proses
produksinya relatif kecil karena residu dari proses masih dapat dijual menjadi
Limbah lainnya adalah berupa limbah asap yang dihasilkan dari proses
pembakaran solar di mesin genset ketika arus listrik yang digunakan dari PLN
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Perencanaan Produksi
The American Production and Inventory Society mendefinisikan
perencanaan produksi sebagai berikut:1
1. Perencanaan produksi ialah suatu kegiatan yang berkenaan dengan penentuan
apa yang harus diproduksi, berapa banyak diproduksi dan apa sumber daya
yang dibutuhkan untuk mendapatkan produk yang telah ditetapkan.
2. Pengendalian produksi ialah fungsi yang mengarahkan atau mengatur
pergerakan material (bahan, part/komponen/sub-assembly dan produk)
melalui seluruh siklus manufacturing mulai dari permintaan bahan baku
sampai pada pengiriman produk akhir pada pela