• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERGESERAN WAKTU MUSIM HUJAN AKIBAT PEMA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PERGESERAN WAKTU MUSIM HUJAN AKIBAT PEMA"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

METEOROLOGI DAN KLIMATOLOGI LAUT

PERGESERAN WAKTU MUSIM HUJAN AKIBAT PEMANASAN GLOBAL

YANG BERPENGARUH PADA IKLIM WILAYAH TROPIS

Oleh :

Amirotul Bahiyah 26020214130055

Arya Muhammad 26020214140065

Muhammad Faith Hidayatullah 26020212120012 Tri Gustiar Sinaga 26020214140074 yoppik disma girindra putra 26020214140083

Oseanografi B

Dosen Pengampu: Agus Anugroho Dwi Suryoputro

PROGRAM STUDI OSEANOGRAFI

JURUSAN ILMU KELAUTAN

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

(2)

I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemanasan global merupakan peristiwa yang pada akhir-akhir abad ini sedang banyak dibicarakan oleh para ilmuan di seluruh dunia, peristiwa Ini merupakan fenomena alam yang tidak hanya terjadi pada suatu kawasan saja melainkan terjadi di seluruh dunia. menurut Ramlan (2002) Pemanasn global atau global worming adalah suatu keadaan dimanaterdapat unsur CO dan CO2 yang menumpuk di udara dan akan menghasilkan efek seperti rumah kaca terhadap cahaya matahari yang akan masuk ke Bumi dan Bumi seolah-olah dilapisi oleh kedua gas tadi. Akibatnya, bumi terasa lebih panas dari biasanya. Global worming terjadi akibat adanya penambahan atau pengurangan gas-gas yang berada di atmosfer. Kusmana (2010) berkata bahwa Dewasa ini meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca disebabkan oleh beberapa gas diantaranya CO2, CH4, CFC, HFC, N2O. Selain dengan gas pencemar udara, global worming ini juga dipengaruhi oleh sinar matahari dan keadaan atmosfer sendiri.

Atmosfer merupakan lapisan paling luar yang pertama kali terkena sinar matahari. Menurut Syaikhudin.J.N (2008) Atmosfer merupakan suatu lapisan gas yang menyelimuti bumi. Gas ini terbentuk atas beberapa lapisan penyusun atmosfer, diantaranya lapisan Troposfer (0 - 10 km), Stratosfer (10 - 50 km), Mesosfer (50 - 80 km), Termosfer (80 - 400 km), Eksosfer (400 km lebih). Lapisan-lapisan inilah yang menjadi pelindung pertama bumi dari sengatan sinar matahai. Selain itu pada lapisan troposfer merupakan tempat terjadinya peristiwa cuaca, sehingga adanya perubahan komposisi gas di atmosfer juga akan mempengaruhi cuaca dan iklim pada bumi. Seperti halnya pada pemanasan global yang terjadi, peristiwa ini berdampak banyak pada cuaca dan iklim, yakni penyinaran matahari,suhu udara, kelembaban, tekanan, angin, awan, curah hujan yang merupakan unsur-unsur dari cuaca dan iklim. Akibatnya banyak terjadi pergeseran waktu iklim yang telah terdata sebelumnya, serta terjadinya perubahan periode pada musim-musim seperti semakin lamanya musim hujan yang tidak bertempat pada bulan seperti kebiasaanya.

(3)

hidrologi yang berakibat pada tingginya Curah hujan yang akan langsung berpengaruh terhadap meluasnya daerah genangan banjir di dataran rendah.

Berdasarkan uraian diatas, pada paper kali ini diambillah tema “ PERGESERAN WAKTU MUSIM HUJAN AKIBAT PEMANASAN GLOBAL YANG BERPENGARUH PADA IKLIM WILAYAH TROPIS “ yang pada BAB selanjutnya akan dibahas leih detail lagi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa penyebab dari peristiwa global worming?

2. Apa pengaruh tekanan udara dengan pergeseran waktu musim hujan? 3. Bagaimana proses hujan dengan adanya pemanasan global?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Mahasiswa mampu mengetahui peristiwa global warming;

2. Mahasiswa mampu mengetahui pengaruh tekanan udara dengan pergeseran waktu musim hujan;

3. Mahasiswa mengetahui proses terjadinya hujan.

(4)

2.1 Pemanasan Global

Matahari merupakan sumber energi terbesar yang terus mengalir secara kontinyu. Energi ini sampai ke bumi dengan menempuh jarak 150 juta km atau 93 juta mil. Dari seluruh energi matahari yang sampai ke atmosfer bumi, tidak semua energinya langsung diserap oleh atmosfer atau awan namun hanya sebagian saja, yakni 25% diserab awan, 45% diadsorbsi kepermukaan bumi dan 5% dipantulkan kembali dari permukaan bumi ke atmosfir berupa sinar infra merah. Sebagian lagi yaitu sekitar 25% langsung di pantulkan ke luar angkasa oleh awan sebelum memasuki bumi. Energi surya yang terus mengalir ke bumi sangat mempengaruhi 99,97% iklim dan cuaca yang ada di atmosfer. Sistem dari bumi sendiri tidak bertambah panas ataupun bertambah dingin untuk menghasilkan iklim atau cuaca.Energi yang masuk ke permukaan bumi haruslah sama dengan energi yang keluar dari bumi atau menghilang ke angkasa. Namun dari energi yang masuk ke permukaan bumi, terdapat bagian tertentu dari bumi yang mendapatkan energi lebih banyak atupun sebaliknya lebih sedikit yang dapat menyebabkan terjadinya transfer energi dari bagian yang menerima banyak energi ke tempat yang memiliki lebih sedikit energi, transfer tersebut merupakan bagian integral dari proses-proses yang kemudian melahirkan cuaca (Glenn, 1995).

Beberapa wilayah dari seluruh dunia memiliki iklim yang berbeda-beda. Perbedaan iklim ini sesuai dengan intensitas cahaya matahari yang diterima oleh bagian wilayah tersebut. Sehingga terbentuk beberapa zona sesuai dengan pembagian wilayah iklim, diantaranya (Glenn, 1995):

- Zona tropis dalam

(5)

penambahan ataupun pengurangan zat yang berada di atmosfer akan mempengaruhi penyerapan energi matahari oleh atmosfer atau awan yang kemudian juga berimbas pada keteraturan sistem yang saling berkaitan di Bumi. Salah satu peristiwa tersebut yang menyebabkan bertambah dan berkurangnya senyawa gas-gas pada atmosfir bumi adalah global worming(Glenn, 1995).

Menurut Ramlan (2002) bahwaglobal worming merupakan fenomena alam yang disebabkan

adanya pembakaran bahan bakar fosil yang menghasilkan unsur CO dan CO2 yang menumpuk di udara dan akan menghasilkan efek seperti rumah kaca terhadap cahaya matahari yang akan masuk ke bumi. Bumi seolah-olah dilapisi oleh kedua gas tersebut dan akibatnya, bumi terasa lebih panas dari biasanya. Gas-gas yang menyebabkan pemanasan global disebut sebagai emisi, yaitu hasil kegiatan umat manusia yang meningkatkan konsentrasi gas-gas greenhouse effect seperti: carbon dioxide, methane, chlorofluoro carbon dan nitron oxide. Gas-gas ini biasanya didapatkan dari hasil kegiatan manusia seperti industri pabrik dan asap dari kendaraan bermotor.

Segala sumber energi yang terdapat di Bumi berasal dari matahari. Sebagian besar energi tersebut berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Ketika energi ini tiba di permukaan Bumi, ia berubah dari cahaya menjadi panas yang menghangatkan Bumi. Permukaan Bumi, akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya. Sebagian dari panas ini berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas tetap terperangkap di atmosfer bumi akibat menumpuknya jumlah gas rumah kaca antara lain uap air, karbon dioksida, sulfur dioksida dan metana yang menjadi perangkap gelombang radiasi ini. Gas-gas ini menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan Bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan Bumi. Keadaan ini terjadi terus menerus sehingga mengakibatkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Gas-gas tersebut berfungsi sebagaimana gas dalam rumah kaca. Dengan semakin meningkatnya konsentrasi gas-gas ini di atmosfer, semakin banyak panas yang terperangkap di bawahnya.

Menurut Ramlan (2002) fenomena alam ini dimulai pada abad 18 yakni, terjadinya revolusi industri antara lain dengan dibuatnya pabrik-pabrik, pembangkit listrik, kendaraan transportasi dan pertanian. Dua ratus tahun kemudian, negara-negara industri baru bermunculan baik di Eropa, Amerika bahkan di Asia. Industri memang membuat wajah dunia tampak semakin maju, misalnya kendaraan bermotor sebagai salah satu produk industri. Namun di sisi lain berdampak negatif terhadap lingkungan hidup manusia. Mesin-mesin kendaraan itu menggunakan bahan

(6)

Gas-gas inilah yang dapat menyebabkan lapisan atmosfer terkikis khususnya pada lapisan ozon. Proses terjadinya pemanasan global adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1. Efek rumah kaca

(7)

Gambar 1.2. Grafik perubahan suhu tahun 1870 - 2010

(8)

akanmenciptakan cuaca yang ganas serta dapat menyebabkan terjadinya hujan yang sangat lebat, kebakaran hutan, banjir mendadak, angin topan secara tiba-tiba.

2.2 Pengaruh Suhu

Pengaruh yang dirasakan oleh bumi akibat radiasi langsung oleh matahari adalah perubahan suhu dari suatu daerah ke daerah lain. Perubahan suhu tersebut terjadi akibat dari beberapa factor yaitu (Ford, 2005):

1. Sudut datang sinar matahari

Sudut yang dibentuk oleh arah datangnya sinar matahari dengan permukaan bumi. Semakin tegak sudut dating sinar, semakin kuat intensitas penyinaran matahari dan semakin tinggi pula suhu udara di daerah tersebut. Sebaliknya, semakin miring sudut dating sinar, semakin lemah intensitas penyinarannya dan semakin rendah suhu udaranya. Karena bumi berbentuk oval, maka setiap daerah mempunyai sudut dating matahari yang berbeda dan juga di pengaruhi oleh rotasi bumi (siang-malam), maka dari itu terjadi perubahan suhu di berbagai dareah dan di berbagai waktu.

2. Tinggi Rendahnya Tempat

Semakin tinggi suatu daerah dari permukaan laut, semakin rendah suhu udara. Begitu juga sebaliknya semakin rendah kedudukan suatu tempat, temperature udara akan semakin tinggi. Perbedaan ini disebut amplitudo. Garis khayal yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara sama disebut garis isotherm. Salah satu sifat khasudara yaitu bila kita naik 100 meter, suhu udara akan turun 0,6°C. Hal tersebut yang menyebabkan suhu di pegunungan dan di pesisir berbeda.

3. Lama Penyinaran Matahari

(9)

4. Letak Geografis Wilayah

Bagi daerah-daerah di Indonesia yang wilayahnya merupakan kepulauan yang dikelilingi laut, perbedaan suhu udara (amplitudo suhu) harian tidak begitu tinggi. Hal ini disebabkan oleh sifat fisika air (perairan) yang lambat menerima (menyerap) panas, tetapi lambat pula melepaskannya. Fenomena ini berbeda dengan wilayah-wilayah yang lokasinya di tengah benua (daratan) yang jauh dari laut, seperti daerah Asia Tengah (misalnya di Gurun Gobi dan Tibet), dan Gurun Sahara. Perbedaan suhu udara antara siang dan malam sangat mencolok. Siang hari suhu udara sangat tinggi, sedangkan pada malam hari sangat rendah bahkan sampai di bawah 0°C.

2.3 Tekanan Udara

Udara adalah campuran berbagai gas yang mempunyai sifat meluas dan juga dapat ditekan. Tekanan tersebut diberikan oleh berat udara yang diberikan ke segala arah, baik dari bagian atas, bawah, dan samping. Tekanan udara akan berkurang dengan bertambahnya ketinggian tempat (elevasi atau ketinggian). Hal ini dapat terjadi karena massa udara semakin ke atas semakin tipis, kerapatan udara makin kecil dan kolom udaranya makin pendek. Untuk mengukur tekanan udara di suatu tempat dapat digunakan alat, yaitu barometer. Mekanisme alat ini, ketika tekanan udara naik maka mercury yang ada di dalam pipa naik. Tekanan udara diukur berdasarkan tekanan gaya pada permukaan yang mempunyai luas tertentu. Satuan yang digunakan dalam pengukuran tekanan udara adalah atmosfer (atm), milimeter kolom air raksa (mmHg) atau milibar (mbar) (Nicholson, 2005).

(10)

Sebaran tekanan udara suatu daerah digambarkan kedalam tampilan peta dengan ditunjukan oleh garis isobar. Isobar adalah garis yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai tekanan udara yang sama pada saat yang sama pula. Pada peta, wilayah yang memiliki tekanan udara paling tinggi dibandingkan dengan daerah daerah tekanan tinggi, biasanya digunakan simbol (+). Wilayah yang memiliki tekanan udara paling rendah dibandingkan dengan daerah-daerah lain di sekitarnya dinamakan daerah-daerah pusat tekanan minimum atau tekanan rendah, biasanya digunakan simbol (-) (Nicholson, 2005).

Perubahan tekanan udara juga menyebabkan arah angin, yaitu massa udara yang bergerak karena perbedaan tekanan, seperti hukum Boys Ballot yang berbunyi “Bahwa udara mengalir dari daerah bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah”. Angin adalah salah satu faktor dalam dinamika cuaca yang mempengaruhi iklim (Bennet, 2007). Jadi dapat disimpulkan bahwa perbedaan suhu dan tekanan udara yang menyebabkan pergerakan angin sangat berpengaruh terhadap cuaca dan iklilm.

2.4 Pengaruh Angin dan Kecepatan Angin

Angin merupakan salah satu unsur cuaca yang dapat berpengaruh terhadap lingkungan baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara luas angin akan mempengaruhi unsur cuaca yang lain seperti suhu, kelembaban udara maupun pergerakan awan. Arah datangnya angin akan berpengaruh terhadap kandungan uap air yang dibawanya. Ketika angin banyak mengandung air maka akan terbentuk awan. Hal ini terjadi pada saat awal musim hujan. Selain itu, angin yang banyak mengandung uap air akan meningkatkan kelembaban udara dan dapat pula menurunkan suhu udara(Bennet, 2007).

(11)

2.5 Faktor yang Mempengaruhi Angin

Menurut Handoko (1995),faktor yang mempengaruhi tekanan angin diantaranya adalah:

1. Adanya perbedaan horizontal dalam tekanan udara.Angin selalu bergerak dari tempat yang bertekanan tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Jika tidak ada lagi gaya lain yang mempengaruhi, maka angin bergerak secara langsung dari udara bertekanan tinggi ke udara bertekanan rendah. Jika tidak ada perbedaan udara di suatu tempat atau mendekati nol, maka yang tejadi adalah angin yang tenang.

2. Pemanasan yang tidak sama dari permukaan bumi. Pada dasarnya mekanisme angin atau bergeraknya udara disebabkan oleh peristiwa penimbunan, pelenyapan, dan alih panas dari matahari.

3. Adanya perbedaan tekanan, efek coriolis, dan friksi. Perputaran bumi pada sumbunya, akan menimbulkan gaya yang berpengaruh pada arah gerakan angin. Pengaruh perputaran bumi terhadap arah angin disebut pangaruh Coriolis. Pengaruh coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi selatan dan sebaliknya, bergerak berlawanan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan rendah di belahan bumi utara.

Pergerakan arah angin juga dipengaruhi oleh adanya gesekan. Angin permukaan pada umumnya menderita gaya gesek karena adanya kekasaran permukaan bumi. Jika permukaan datar dan halus, maka gaya gesek kecil dan jika permukaan kasar, tertutup oleh tanaman, maka gaya gesek besar. Gaya gesek ini dapat memperlambat pergerakan udara yang mengubah arah angin, memperlambat kecepatan angin.Pada sistem angin regional, angin berhembus dari suhu rendah ke suhu tinggi. Pada siang hari di daerah pantai suhu permukaan tanah meningkat lebih cepat dibanding dengan permukaan air di lautan sehingga terjadilah angin laut. Sedangkan pada malam hari, suhu tanah pada daratan turun lebih cepat dibanding dengan suhu permukaan laut sehingga terjadi angin darat (Handoko, 1995).

(12)

Pengaruh Coriolis menyebabkan angin bergerak searah jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi selatan, sebaliknya bergerak berlawanan dengan arah jarum jam mengitari daerah bertekanan udara rendah di belahan bumi utara (Handoko, 1995).

Menurut Campbell (1986), sifat angin yang dapat dirasakan langsung oleh setiap manusia adalah sebagai berikut:

- Angin menyebabkan tekanan terhadap permukaan yang menentang arah angin tersebut. - Angin mempercepat pendinginan benda yang panas.

- Angin memiliki kecepatan yang beragam antar tempat dan antar waktu.

Namun, fungsi angin yang sangat penting, meskipun tidak dapat dirassakan oleh manusia adalah dalam mencampur lapisan udara. Sebagai contoh, angin mencampur massa udara panas dengan dingin, udara lembap dengan udara kering, dan udara yang kandungan karbondioksidanya tinggi dengan udara yang kandungan karbondioksidanya rendah. Karena fungsinya tersebut, siklus hidrologi dapat berlangsung dan keracunan karbondioksida dari kawasan industri dapat dihindari (Campbell, 1986).

2.6 Sistem Angin

Sirkulasi udara di lapisan atmosfer bumi memiliki pola tertentu. Angin yang bergerak mengikuti pola sirkulasi udara ini disebut prevailing windk dan setiap tempat memiliki pola sendiri-sendiri. Pola sirkulasi udara tersebut terjadi karena adanya perbedaan tekanan udara yang relatif statis pada tempat-tempat tertentu di permukaan bumi. Oleh karena itu, angin memiliki sistem sendiri-sendiri sesuai dengan tempatnya dan diberi nama sesuai dengan arah datangnya angin.Priana(2008) menyatakan, Sistem angin di bumi dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu angin yang bersifat umum/tetap, dangin periodik, dan angin lokal.

a. Angin Umum/Tetap

(13)

1. Angin Barat.

Angin barat bertiup dari lintang bertekanan tinggi (lintang 40°LU/LS) menuju lintang bertekanan rendah (66,5°LU/LS). Karena pegaruh rotasi bumi (pengaruh coriolis), angin barat mengalami pembelokan. Di daerah beriklim sedang (temperate zone) belahan bumi selatan angin berhembus dari arah barat laut, sedangkan untuk belahan bumi utara angin berhembus dari arah barat daya.

2. Angin Timur/Kutub

Angin timur berhembus dari daerah bertekanan udara tinggi di sekitar kutub (90°LU/LS) ke arah daerah tekanan rendah (66,5°LU/LS). Di belahan bumi utara, angin berhembus dari arah timur laut menjadi angin timur laut, sedangkan di belahan bumi selatan berhembus dari arah tenggata menjadi angin tenggara.

3. Angin Pasat.

(14)

4. Angin Antipasat

Adanya pengembangan udara di khatulistiwa mengakibatkan massa udara selalu ringan. Udara yang ringan tersebut akan bergerak naik ke atas khatulistiwa dan di lapisan atas mengalir secara ke wilayah subtropis. Inilah yang disebut angin antipasat. Selanjutnya, angin antipasat turun sebagai angin kering di daerah lintang 40°LU/LS dan menyebabkan terbentuknya gurun-gurun di daerah subtropis.

b. Angin Periodik

Angin periodik adalah angin yang pada periode-periode tertentu akan mengubah arahnya. Faktor utama yang menyebabkan terjadinya angin periodik adalah gerak semu matahari yang mengakibatkan matahari kadangkala berada di belahan bumi utara atau selatan. Angin periodik yang terjadi di Indonesia sering disebut dengan angin musim/muson/monsun. Ada dua angin musim yang terjadi di Indonesia selama 1 tahun, yaitu angin muson barat/barat laut dan angin muson timur/tenggara. Kedua angin ini akan bergantian setiap setengah tahun.

1. Angin musim merupakan angin regional yang bertiup di daerah tropis, tetapi terbatas pada letak astronomis tertentu, yaitu antara 35°LU sampai 25°LS dan 30°BB sampai 170°BT. Berdasarkan batasan tersebut, jelaslah bahwa Indonesia termasuk dalam cakupan wilayah angin musim.

2. Angin muson timur/tenggara. Pada tanggal 22 Maret hingga 22 September, matahari seolah-olah berada di belahan bumi utara sehingga belahan bumi utara lebih banyak menerima sinar matahari dan lebih panas dibandingkan belahan bumi selatan. Dengan demikian menyebabkan tekanan di belahan bumi utara lebih rendah dibandingkan di belahan bumi selatan. Kemudian udara akan mengalir dari Australia yang berada di belahan bumi selatan ke arah Asia di belahan bumi utara. Angin ini dinamakan angin muson timur/tenggara. Sifat dari angin ini kering karena hanya sedikit membawa uap air hasil penguapan dari sedikit perairan yang dilewatinya. Karena sifatnya yang kering, angin muson timur/tenggara menyebabkan musim kemarau di Indonesia.

(15)

bumi utara ke arah Australia di belahan bumi selatan. Angin ini dinamakan angin muson barat/barat laut. Sifat dari angin ini lembap dan basah karena membawa banyak uap air hasil penguapan dari banyak perairan yang dilewatinya. Karena sifatnya yang basah dan lembap, angin muson barat/barat laut menyebabkan musim penghujan di Indonesia. c. Angin Lokal

Angin bersifat lokal adalah angin yang terjadi pada daerah-daerah tertentu karena pengaruh kondisi setempat. Temasuk dalam angin lokal adalah angin laut dan darat, angin gunung dan lembah, angin jatuh/fohn, serta angin siklon dan antisiklon.

1. Angin Laut dan Darat, Lakitan (1997) menyatakan bahwa Angin laut dan angin darat berhubungan dengan sifat daratan dan lautan dalam menerima dan melepaskan panas. Daratan cepat menerima panas dan cepat pula melepaskan panas. Sedangkan lautan lambat menerima panas dan lambat pula melepaskan panas. Selain itu angin darat dan angin laut dapat terjadi karena adanya perbedaan sifat fisik darat dengan laut, antara lan sebagai berikut.

- Laut memiliki kapasitas panas lebih besar daripada darat. - Laut lebih banyak memantulkan sinar matahari daripada darat.

- Energi matahari dapat memasuki laut sampai dalam dengan bantuan arus laut, sedangkan di darat hanya mencapai beberapa sentimeter saja.

2. Angin Gunung dan Lembah

(16)

kecepatan tinggi ke arah kaki gunung dan sekitarnya. Jika angin berhembus melintasi pegunungan, udara yang dibawa angin setelah melintasi pegunungan tersebut akan menerima tekanan karena turun dari elevasi (ketinggian) tinggi ke elevasi rendah sehingga suhunya meningkat. Oleh karena itu, angin ini akan bersifat kering dan panas. Angin inilah yang disebut angin fohn atau angin terjun.

Nama angin Fohn dikenal di Austria dan Jerman yang menjadi tempat terjadinya angin ini, yaitu di lereng udara Pegunungan Alpen. Angin Fohn berhembus dari arah selatan pada musim dingin dan awal musim semi. Jenis angin Fohn juga terjadi di banyak tempat, tetapi penamaannya berbeda-beda. Contohnya, angin yang berhembus di lereng timur pegunungan Rocky di Amerika Serikat dinamakan chinook dan yang berhembus di Kalifornia Selatan dinamakan Angin Santa Ana.

Hadori (2012) menyatakan bahwa, Di Indonesia, angin jenis fohn yang sering terjadi antara lain sebagai berikut.

- Angin Bohorok di Deli dan Medan, Sumatera Utara. Angin ini merusak perkebunan tembakau.

- Angin Kumbang di Tegal, Cirebon, dan Brebes. Bagi daerah tersebut angin kumbang menguntungkan untuk pertumbuhan tanaman bawang karena di daerah sekitarnya menjadi tidak lembap.

- Angin Gending di Pasuruan dan Probolinggo, Jawa Timur.

- Angin Barubu di Sulawesi Selatan.

- Angin Wambrau di Biak, Papua

4. Angin Siklon dan Antisiklon, Jika dua jenis massa udara yang bertentangan bertemu, arus udara yang mengalir sepanjang gelombang udara tersebut biasanya bergerak dengan arah yang berlawanan. Rotasi bumi menyebabkan arus udara membentuk lengkungan, selanjutnya membentuk pusaran yang sangat besar. Arus udara tersebut berbentuk spiral dan bergerak ke pusat arus udara yang bertekanan rendah. Arus udara inilah yang disebut angin siklon. Pengaruh coriolis menyebabkan arah angin mengalami pembelokan.

(17)

sebelah Timur hingga Tenggara perairan Samudera Pasifik, Laut Cina Selatan, Laut Andaman dan sebelah utara Samudera Hindia. Massa dari gerakan angin ini sangat dahsyat, dan karenanya dikenal dengan sebutan “great wind”, diambil dari dalam terminologi bahasa Cina, Tai Fung (Typhoon). Sedangkan angin siklon yang terjadi di belahan bumi selatan berputar searah dengan putaran jarum jam biasanya terjadi pada bulan-bulan Desember hingga Maret dan April.

Angin yang bertiup dari daerah bertekanan udara tinggi pada pusat massa udara membentuk lengkungan. Akibat pengaruh rotasi bumi terbentuk sistem angin rotasi bumi yang dikenal sebagai angin antisiklon. Angin antisiklon berputar sangat cepat berlawanan dengan angin siklon. Angin antisiklon yang terjadi di belahan bumi utara berputar searah jarum jam. Angin antisiklon yang terjadi di belahan bumi selatan berputar berlawanan dengan putaran jarum jam (Hadori, 2012).

2.5 Pergeseran Musim Hujan

Kita mengetahui Indonesia terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan dam musim kemarau. Setiap musim ini mempunyai jangka waktu . Dalam setahun di Indonesia dapat berganti musim dengan jangka maksimumnya enam bulan sekali. Tetapi kita terkadang biasa salah memprediksi kapan datangnya musim hujan dan kapan datangnya musim kemarau,itu diakibatkan karena setiap pergantian musim tidaklah seperti yang sudah di tentukan. Ada beberapa factor dibalik terjadinya pergeseran musim hujan dan musim kemarau. Faktornya yaitu (Glenn, 1995):

 Letak lintang  Rotasi bumi

 Daerah bertekanan rendah dan tinggi  Laut dan benua

Keempat faktor diatas yang dapat mengubah musim hujan dan musim kemarau tidak sesuai dengan prakiraan yang sudah di tentukan. Kita akan membahas satu per satu faktor yang mempengaruhi pergeseran waktu musim hujan tersebut (Glenn, 1995).

1. Letak lintang

(18)

tropis. Akibatnya, sudut datang sinar matahari selalu tinggi dengan titik kulminasi matahari terendah 54.5°, hal ini berakibat suhu udara rata-rata tinggi dengan tekanan udara rendah. Angin pasat berhembus dari daerah subtropika menuju daerah minimum equator. Di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator berhembus angin pasat tenggara, sedangkan utara ekuator berhembus angin pasat timur laut yang bersifat basah karena banyak mengandung uap air. Sehingga daerah yang dilalui oleh angin pasat tenggara dominan mengalami hujan yang dihasilkan oleh kandungan uap air yang di bawa oleh angin pasat itu sendiri.

2. Rotasi bumi

Bumi dari arah barat ke timur bergerak dengan cepat sehingga berpengaruh pada udara yang membelok kekiri di belahan bumi bagian selatan dan kekanan di belahan bumi bagian utara. Karena Indonesia berada di belahan bumi bagian utara dan di selatan gerakan angin yang diterima berbeda, angin yang berasal dari tenggara belahan bumi selatan akan berubah menjadi angin barat daya di belahan bumi utara, sedangkan yang berasal dari timur laut belahan bumi utara akan berubah menjadi angin pasat laut di belahan bumi selatan. Angin tenggara bersifat basah, dan angin barat bersifat kering. Maka pada daerah yang di lalui oleh angin tenggara kemungkinan terjadi hujan walaupun di daerah tenggara sedang mengalami musim kemarau. Daerah bertekanan rendah dan tinggi Secara geografis Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudera. Terjadinya perbedaan tekanan udara di kedua benua, yaitu Benua Australia dan Asia yang terjadi setiap enam bulan sekali menyebabkan terjadinya gerakan udara bolak-balik yang berlawanan arah antara kedua benua tersebut. Karena terjadinya enam bulan sekali, maka angin tersebut disebut dengan angin muson. Selain itu ada juga faktor yang memicu karena adanya pergerakan semu tahunan matahari antara garis balik utara dan garis balik selatan. Di Indonesia sendiri angin muson terjadi pada bulan oktober sampaiapril, sedangkan pada kawasan Asia Timur terjadi pada bulan agustus sampai dengan bulan mei.

3. Lautdanbenua

(19)

akan berpengaruh langsung terhadap kondisi udara di Indonesia, yaitu kondisi udara yang lembap. Kelembapan udara tersebut akan berpengaruh terhadap amplitudo (perbedaan suhu udara) bulanan dan tahunan sangat kecil, yaitu antara 2° C sampai dengan 3° C, serta sebagian besar wilayah Indonesia memiliki banyak curah hujan dalam setiap tahunnya.

Berdasarkan terjadinya hujan dibedakan menjadi (Glenn, 1995):

 Hujan siklonal

Hujan siklonal merupakan hujan yang terjadi karena adanya udara panas dan naik disertai angin berputar. Hujan ini sering terjadi pada musim kemarau yang kepanjangan, karena dapat diketahui pada saat musim kemarau cuaca sangat terik dan panasnya seperti membakar disertai hembusan angin yang kering. Maka dari itu pergeseran musim hujan tidaklah merata, dan juga pada saat memasuki musim hujan tidak sama seperti pada saat memasuki musim yang baru.

 Hujan zenithal

Hujan zenithal merupakan hujan yang sering terjadi di ekuator, akibat pertemuan Angin Pasat Timur Laut dengan Angin Pasat Tenggara. Angin tersebut naik dan membentuk gumpalan-gumpalan awan di sekitar ekuator yang berakibat awan menjadi jenuh dan turunlah hujan. Maka pada daerah ekuator atau daerah yang sering sebagai tempat pertemuan antara angin pasat timur laut dengan angin pasat tenggara, kebanyakan mengalami musim hujan di bandingkan dengan musim kemarau. Apabila terjadi pertemuan angin pasat tenggara dan angin pasat timur laut maka akan membuat pergeseran musim hujan pada daerah ekuator makin berbeda pada setiap tahunnya dan begitu juga dengan musim kemaraunya yang bisa dikatakan musim kemarau sering di selangi dengan musim hujan.

 Hujan orografis

(20)

daerah bayangan hujan. Oleh karena itu hujan ini hanya terjadi di pegunungan sehingga membuat musim kemarau di daerah pegunungan lebih singkat dari pada saat musim hujan.

 Hujan frontal

Hujan frontal yaitu hujan yang terjadi apabila massa udara yang dingin bertemu dengan massa udara yang panas. Tempat pertemuan antara kedua massa itu disebut bidang front. Beratmassa udara dingin lebih berada di bawah. Di sekitar bidang front inilah sering terjadi hujan lebat yang disebut hujan frontal.

 Hujan muson

Hujan muson atau hujan musiman, yaitu hujan yang terjadi karena Angin Musim (Angin Muson). Penyebab terjadinya Angin Muson adalah karena adanya pergerakan semu tahunan Matahari antara Garis Balik Utara dan Garis Balik Selatan. Di Indonesia, hujan muson terjadi bulan Oktober sampai April. Sementara di kawasan Asia Timur terjadi bulan Mei sampai Agustus. Siklus muson inilah yang menyebabkan adanya musim penghujan dan musim kemarau.

III.

PENUTUP

(21)

hingga Maret menyebabkan musim hujan di Indonesia, karena uap air yang terbawa olehnya mengembun dan timbul hujan.

Adanya pemanasan global atau dalam bahasa Inggris kita lebih mengenal Global Warming mengakibatkan bertambahnya suhu dunia. Namun, pertambahan suhu ini tidak merata di setiap tempat. Hal ini mengacu pada beberapa faktor. Sebagai contoh kenaikan suhu di Alaska berbeda dengan kenaikan suhu di Indonesia. Hal ini terjadi karena beberapa hal. Pertama, perbedaan lintang menyebabkan perbedaan intensitas cahaya matahari sehingga akibat dari kurangnya intensitas cahaya matahari di Alaska membuat kenaikan suhu disana lebih kecil dari Indonesia. Lalu kondisi lingkungan, Indonesia merupakan negara dengan keadaan lingkungan yang buruk. Illegal logging menyebabkan berkurangnya jumlah oksigen yang dapat menagkal sinar UV, banyaknya industri yang tidak memenuhi standar pembuangan limbah, dan lain-lain. Dari hal yang terjadi berikut akhirnya membuat Indonesia menjadi semakin panas.

Dalam paper kali ini yang akan dibahas adalah mengenai pergeseran musim hujan untuk Indonesia.

Peningkatan suhu bumi memicu serangkaian fenomena yang berurutan. Peningkatan suhu akan menimbulkan perbedaan tekanan udara di setiap tempat di dunia. Perubahan tekanan ini berpengaruh pada sistem angin yang telah ada. Berubahnya pola angin akan memberikan pengaruh besar pada iklim dunia, karena angin merupakan salah satu parameter penting dalam menciptakan iklim.

Cuaca dan iklim di Indonesia banyak ditentukan oleh adanya angina muson timur dan barat. Untuk musim penghujan seharusnya terjadi pada musim barat. Akibat adanya perubahan suhu terjadi perubahan waktu hembusan angin. Lalu dari perubahan waktu hembusan ini pada akhirnya menyebabkan berubahnya waktu musim hujan di Indonesia akibat perubahan waktu hembusan angin muson barat yang biasanya membawa uap air sebagai alat terbentuknya musim hujan.

DAFTAR PUSTAKA

(22)

Hadori dan Udia Haris. 2012. Diktat Kuliah Meteorologi dan Klimatologi. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

Lakitan dam Benyamin. 1997. Dasar-dasar Klimatologi. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Priana dan Yuli.2008.Pengantar Meteorologi dan Klimatologi. Fakultas Geografi UMS, Surakarta.

Glenn.T.T dan Lyle.H.H.1995.Pengantar Iklim Edisi Kelima.Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Harmon.A.2005.Dampak Sosial Ekonomi Perubahan Iklim.

Kusmana,.C.2010.Respon Mangrove Terhadap Perubahan Iklim Global: Aspek Biologi Dan Ekologi Mangrov, Jakarta

Gambar

Gambar 1.1. Efek rumah kaca
Gambar 1.2. Grafik perubahan suhu tahun 1870 - 2010

Referensi

Dokumen terkait

perubahan suhu maka semakin besar pula kalor yang diserap atau diterima oleh suatu zat.Sisa kalor yang dilepaskan oleh air panas diserap oleh kalorimeter.Pada percobaan pencampuran

Bila seorang ibu, karena takut akan diketahui orang bahwa ia telah melahirkan anak, menempatkan anaknya itu untuk ditemukan atau meninggalkannya dengan maksud

MeningkatkanMotivasidan Hasil Belajar IPA Melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make A Match dengan Media Gambar Siswa Kelas III SD Negeri Tlogo Kecamatan

peralatan Rontgen, USG, Endoskopi untuk radiodiagnostik Pilihan penggunaan macam- macam peralatan peralatan radiodiagnostik Keamanan penggunaan peralatan radiodiagnostik

Pertemuan di ruang kelas program Magister Ilmu Administrasi dan Kebijakan Pendidikan adalah kegiatan yang membaca teks yang memberikan gambaran mengenai sebuah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif metode Make A Match berbasis visual dapat meningkatkan keaktifan dan

[r]

rekaman, dalam proses penelitian ini merupakan sumber data utama, dengan menggunakan teknik sampling, yaitu dengan cara mewawancarai kepada pihak kepala madrasah sebagai