• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang NAPZA di Sekolah MAN Aek Natas Kabupaten Labuhan Batu Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang NAPZA di Sekolah MAN Aek Natas Kabupaten Labuhan Batu Utara"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

1.1Latar Belakang

Masa remaja merupakan masa yang kritis, yaitu saat untuk berjuang untuk melepaskan ketergantungan kepada orang tua dan berusaha mencapai kemandirian sehingga dapat diterima dan diakui sebagai orang dewasa. Keberhasilan remaja melalui masa transisi ini dipengaruhi oleh faktor individu (biologik, kognitif dan psikologis) dan lingkungan (keluarga, teman sebaya dan masyarakat). Keinginannya cenderung melakukan jalan pintas dalam menghadapi masalah, tidak memiliki keyakinan diri yang mantap, menjadi pengikut yang tidak berdaya, mengelak dari tugas dan tanggung jawab dan hanya menuntut hak.

Menurut Riskesdas (2007), remaja di Indonesia sangat besar jumlahnya, di mana hampir dua puluh tujuh persen (26,9%) dari penduduk Indonesia tergolong sebagai kelompok usia remaja. Menurut sensus penduduk Indonesia 2010, menunjukkan bahwa kelompok usia tersebut sebesar 30 persen dari populasi. Jumlah penduduk remaja meningkat dari 35 juta pada tahun 1980 menjadi lebih dari 42,4 juta pada tahun 2010. Biro Pusat Statistik menyebutkan bahwa jumlah total penduduk propinsi Jawa Tengah selama tahun 2010 mencapai 32.382.657 jiwa (BPS 2010).

(2)

dari 63 juta jiwa remaja berusia 10 sampai 24 tahun di Indonesia rentan berperilaku tidak sehat. Salah satu yang paling menonjol di kalangan remaja saat ini, adalah masalah seksualitas (hamil di luar nikah, aborsi, terinfeksi penyakit menular seksual) serta penyalahgunaan narkoba (BKKBN 2010).

Kasus penyalahgunaan NAPZA di Indonesia dari tahun ke tahun juga terus mengalami kenaikan dimana pada tahun 2008 ada sebanyak 3.3 juta (3.362.527) dengan pravalensi 1,99% menjadi pada tahun 2011 menjadi 4 juta (4.071.016) dengan pravalensi 2,32% dan diprediksikan angka tersebut akan terus mengalami kenaikan pada tahun 2015 menjadi 5,1 juta (5.126.913) dengan pravalensi 2,8%. Diketahui 5,3% di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa.

(3)

narkotika, ganja menduduki peringkat pertama yang disalahgunakan di tingkat global dengan angka pravalensi 2,3% dan 2,9% per tahun (Andriyani, 2011).

Propinsi Jawa Timur dalam 3 tahun terakhir masih menempati urutan pertama jumlah kasus narkoba berdasarkan propinsi. Begitu pula halnya menurut jumlah tersangka narkoba, Propinsi Jawa Timur menempati urutan pertama yang jumlah tersangkanya paling banyak dan mengalami peningkatan dari tahun 2010-2012, yang semula 6.395 tersangka di tahun 2010 meningkat menjadi 8.142 tersangka ditahun 2012 (Kemenkes RI, 2014).

Berdasarkan data tindak pidana Badan Narkotika Nasional Provinsi Sumatera Utara tahun 2007-2011 sebanyak 13.177 kasus, dengan perincian 2.366 kasus pada tahun 2007, 2.562 kasus pada tahun 2008, 2.812 kasus pada tahun 2009, 2.766 kasus pada tahun 2010, dan 2.671 kasus pada tahun 2011. Dari jenis narkoba yang digunakan proporsi paling tinggi adalah penggunaan narkotika 13.002 kasus, bahan adiktif 123 kasus dan psikotropika 52 kasus (BNN, 2012).

(4)

Umumnya lingkungan memberikanpengaruh yang kuat pada diri siswa terutama lingkungan diluar rumah, karena hampir sebagian besar aktivitas mereka dilakukan diluar rumah. Selain alasan tersebut, suasana lingkungan dalam rumah yang tidak mendukung atau kurang sehat bagi siswa dikarenakan kesibukan orang tua dan keluarga sehingga anak merasa kurang diperhatikan. Hal ini menjadi salah satu penyebab anak lebih suka berinteraksi dengan lingkungan luar rumah dibandingkan berinteraksi dengan keluarga di rumah (Hartadi, 2008).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Nuryani (2016), dari 91 orang responden di SMK Negeri 1 Makassar, didapatkan responden yang memiliki pengetahuan cukup tentang NAPZA sebanyak 73 orang responden (80,2%) dan 18 orang responden (19,8%) yang memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai istilah NAPZA, jenis-jenisnya, dampak penyalahgunaannya, dan cara pencegahan terhadap penyalahgunaan NAPZA.

Menurut penelitian Afianty (2014)tingkat pengetahuan responden , dari 275 responden, didapatkan mayoritas responden sebanyak 163 responden (59,27%) memiliki pengetahuan cukup, 86 responden (31,27%) memiliki pengetahuan baik, dan 26 responden (9,46%) memiliki pengetahuan kurang. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan responden secara keseluruhan adalah cukup.

(5)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah pengetahuan dan sikap remaja di sekolahMAN Aek Natas tentang NAPZA.

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan dan sikap remaja di sekolahMAN Aek Natas tentang NAPZA.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengidentifikasi pengetahuan remaja di sekolahMAN Aek Natas tentang NAPZA.

2. Untuk mengidentifikasi sikap remaja di sekolahMAN Aek Natas tentang NAPZA.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi institusi pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang benar kepada pihak sekolah, mengenai NAPZA sehingga dapat mencegah terjadi penyalahgunaan NAPZA pada remaja di sekolahMAN Aek Natas.

1.4.2 Bagi Pelayanan keperawatan

(6)

1.4.3 Bagi Penelitian selanjutnya

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bagaimana mekanisme pengembangan jaringan irigasi, bagaimana pengelolaan jaringan irigasi, dan untuk

(1993), dadih yang baik berwarna putih dengan konsistensi menyerupai susu asam. (yoghurt) dan beraroma khas susu

dibandingkan dengan mikro mineral yang lain seperti besi (Fe),. mangan (Mn), Magnesium

Sumatera Barat dari bahan dasar susu kerbau atau biasa dikenal dengan dadih.. yang dapat

Berdasarkan olah data statistik SPSS untuk orang tua yang mencakup tentang hubungan antara faktor ekonomi orang tua terhadap kejadian defisiensi seng, dapat disimpulkan

Penelitian ini menggunakan terapi non farmakologi yaitu dengan pemberian tehnik distraksi terapi musik yang terbukti menunjukan perubahan terhadap intensitas nyeri yang

Rangsangan yang diberikan oleh guru kepada siswa dalam strategi pembelajaran ini diharapkan motivasi belajar siswa meningkat dan pada akhirnya siswa akan merasakan

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Repulik Indonesia Nomor