• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Pembuatan Tablet Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan Metode Granulasi Basah dan Cetak Langsung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Pembuatan Tablet Ekstrak Rimpang Temulawak (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dengan Metode Granulasi Basah dan Cetak Langsung"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

vii

STUDI PEMBUATAN TABLET EKSTRAK RIMPANG

TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) DENGAN

METODE GRANULASI BASAH DAN CETAK LANGSUNG

ABSTRAK

Latar belakang: Temulawak mengandung kurkumin yang dapat digunakan

sebagai hepatoprotektor. Saat ini tablet ekstrak temulawak masih jarang diproduksi. Keuntungan sediaan tablet adalah dosis pemakaian yang tepat, stabilitas yang baik dan praktis digunakan.

Tujuan: Untuk mengetahui jumlah ekstrak temulawak yang dapat dicetak dengan

metode granulasi basah dan bahan pengisi yang baik pada metode cetak langsung.

Metode: Ekstrak kental diperoleh dengan maserasi dan dikeringkan menggunakan

amilum manihot (1:2). Pembuatan tablet dengan metode granulasi basah dibuat dalam 4 formula dengan berbagai variasi jumlah ekstrak kering temulawak berturut-turut, yaitu F1 (300 mg), F2 (375 mg), F3 (412,5 mg) dan F4 (450 mg) untuk setiap tablet. Pada metode cetak langsung dibuat dalam 4 formula berturut-turut, yaitu F5 (granul amilum manihot), F6 (granul laktosa), F7 (granul campuran amilum manihot-laktosa(1:1)) dan F8 (Avicel PH 102 ) dimana setiap formula mengandung 190 mg ekstrak kering temulawak per tablet. Uji preformulasi granul dan uji evaluasi tablet dilakukan untuk menentukan kualitas tablet.

Hasil: Pada metode granulasi basah hanya F1 yang dapat dicetak menjadi tablet

dan memiliki nilai kekerasan yang kurang baik tetapi dapat diterima karena nilai friabilitas yang memenuhi persyaratan. Pada metode cetak langsung F5, F6, F7 dan F8 dapat dicetak menjadi tablet tetapi memiliki nilai kekerasan dan fribilitas yang kurang baik.

Kesimpulan: Tablet yang mengandung 300 mg ekstrak kering temulawak

(Curcuma xanthorrhiza Roxb.) dapat dibuat menjadi sediaan tablet dengan metode granulasi basah. Granul amilum manihot, granul laktosa, granul amilum manihot-laktosa dan avicel PH 102 kurang baik dijadikan sebagai bahan pengisi pada metode cetak langsung.

Kata kunci:ekstrak rimpang temulawak, granulasi basah, cetak langsung, tablet.

(2)

viii

STUDY OF CURCUMA RHIZOME (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) TABLETPREPARATIONSUSING WET GRANULATION

AND DIRECT COMPRESSION METHODS

ABSTRACT

Background: Curcuma contains curcumin that can be used as hepatoprotector. Nowdays tablet of curcuma was still rarely produced.Advantage of tablet dosage form is exact dosage, good stability and practically used.

Objective:To determine the amount of curcuma extract that can be formed using wet granulation method and proper filler on direct compression method.

Methods: Thick extract of curcuma was made by maseration dan dryed used manihot starch (1: 2). Tablet made by wet granulation method created in 4 formulas respectively F1 (300 mg), F2 (375 mg), F3 (412,5 mg) and F4 (450 mg) for each tablet. In the direct compression method with a variety of filler and each tablet contained 190 mg dry extract were created in 4 formulas respectively F5 (granules starch manihot), F6 (granules lactose), F7 (granules mixture of starch manihot-lactose (1:1)) and F8 (Avicel PH 102) which is each formulas contain 190 mg dryed extract curcuma per tablet. Preformulation and evaluation test was done for the quality of tablets.

Results: In the wet granulation method only F1 is can be tableted and the hardness value is poor but can be accepted cause the friability value meet the requirements. In the direct compression method F5, F6, F7 and F8 can be tableted but the hardness dan friability value is poor.

Conclusion: Tablet contains 300 mg dry extract curcuma (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) can be made into tablet with wet granulation method. Manihot starch granules, lactose granules, starch manihot-lactose granules and Avicel PH 102 was not so good as filler in direct compression method.

Keywords: extract of curcuma rhizome, wet granulation, direct compression, tablets.

Referensi

Dokumen terkait

Tablet Hisap yang dibuat menggunakan metode granulasi basah dengan penambahan PVP K30 sebagai bahan pengikat untuk meningkatkan mutu fisik tablet hisap

Staphylococcus aureus dan Staphylococcus epidermidis, dengan KHTM masing-masing 0,38% b/v dan 0,03% b/v. 2) Sediaan krim yang mengandung ekstrak pada berbagai

Sehingga diharapkan pada pembuatan tablet hisap daun saga dengan menggunakan bahan pengikat amilum manihot nanti didapatkan sifat fisik tablet yang baik yakni kekerasan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sediaan salep anti jerawat dari ekstrak rimpang temulawak yang memiliki konsistensi baik.. Secara

dan asam fumarat yaitu 2:1. Menurut Wehling dan Fred, 2004, komposisi asam yang paling baik dalam sediaan effervescent adalah 25-40% dari bobot total. Bobot granul total yang

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh variasi bahan pengisi manitolmaltodextrin terhadap sifat fisik granul, sifat fisik tablet dan rasa tablet.Ekstrak temulawak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memeriksa cemaran bakteri dari beberapa hasil pengolahan rimpang temulawak yang berupa rimpang basah temulawak, rimpang

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh hasil sediaan salep anti jerawat dari ekstrak rimpang temulawak yang memiliki konsistensi baik.. Secara