• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah dan Politik Hukum Hak Cipta Sejarah dan Politik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Sejarah dan Politik Hukum Hak Cipta Sejarah dan Politik"

Copied!
538
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

19

HAK CIPTA

OLEH :

Dr. H. OK. Saidin, SH, M.Hum

Dengan Kata Pengantar :

Prof. Hikmahanto Juwana, SH, LL.M, Ph.D

PENERBIT : PT. RAJAGRAFINDO PERSADA

JAKARTA

(5)

Buku ini didedikasikan untuk Bangsa, Negara dan Tanah air Indonesia.

Jangan pernah berhenti mencintai negara dan bangsa ini, akan tetapi jangan juga pernah berhenti memikirkan dan berbuat untuk kebaikan negeri dan bangsa ini, agar tetap utuh ditengah kebhinnekaan, tegak berdiri kokoh, bermarwah dan berdaulat sejajar dengan keberadaan bangsa-bangsa lain.

(6)

KATA PENGANTAR

PROF. HIKAMAHANTO JUWANA, SH, LLM, PHd.

Puji dan syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa atas berkat Rahmat, Karunia dan nikmat kesehatan serta limpahan berbagai kenikmatan lainnya hingga kita dapat melakukan aktivitas sehari-hari sebagai wujud pengabdian kita kepadaNya. Selawat beriring salam ke haribaan junjungan kita Nabi Besar Muhammad SAW atas risalah kerasulan yang telah disampaikannya kepada kita ummatnya, semoga di yaumil akhir kelak kita semua mendapat safa’at darinya , Aamin.

Buku yang terhidang di hadapan pembaca ini adalah semula disertasi yang ditulis oleh Saudara OK.Sadin yang dipertahankan di depan sidang terbuka senat Guru Besar Universitas Sumatera Utara

pada tanggal 17 Desember 2013 dan meraih predikat lulus “dengan pujian”. Selaku Promotor tentu saja saya sangat bangga atas capaian

Saudara OK.Saidin menulis sebuah karya ilmiah dalam bidang “Ilmu

hukum” dengan pendekatan sejarah dan politik hukum.

Meneliti atau mempelajari hukum dari perspektif sejarah dan politik adalah sebuah paradigma yang sangat langka dalam studi ilmu hukum. Sedikit sekali para ilmuwan dalam bidang hukum yang memiliki keberanian untuk masuk ke ranah itu. Ranah ilmiah dalam kajian hukum yang menggunakan atau memanfaatkan teori, konsep dan metode ilmu-ilmu sosial. Namun demikian dengan memiliki talenta menulis yang sangat baik, saudara OK.Saidin akhirnya dapat menyelesaikan disertasinya tepat waktu dan berhasil pula dipertahankan dengan predikat yang sangat membanggakan.

Ketika memimpin ujian promosi doctor saudara OK.Saidin, dalam sambutan saya, saya mengatakan Universitas Sumatera Utara cukup berani menentukan syarat bahwa seorang baru boleh mengikuti ujian promosi doctor jika telah memiliki tulisan ilmiah yang dimuat dalam jurnal Internasional. Saat itu saudara OK. Saidin telah menyanggupi itu di mana tulisan beliau telah ”accepted” pada sebuah

International Journal, walaupun kemudian harus menunggu beberapa waktu tulisan itu baru dapat dipublikasikan. Namun itu membuktikan kemampuan talenta menulis saudara OK.Saidin tidak diragukan lagi.

Pada bulan Juli tahun 2015, akhirnya tulisan beliau dengan judul “Transplantation of Foreign Law into Indonesian Copyright

Law : The Victory of Capitalism Ideology on Pancasila Ideology”

dipublikasikan dalam Journal of Intellectual Property Rights, terbitan

(7)

Resources, CSIR, New Delhi, India pada edisi July 2015. Sebuah Journal yang masuk dalam indeks International Journal (SCOPUS) dan tentu saja itu sebuah prestasi akademik yang patut diapresiasi.

Talenta saudara OK.Saidin dalam menulis memang telah terlatih sejak beliau jadi mahasiswa, banyak tulisan beliau yang dipublikasi di media lokal dan nasional. Di antara tulisan beliau yang telah diterbitkan sejak tahun 1995 adalah buku teks (Text Books) denghan judul “Aspek Hukum Hak Kekayaan Intelektual (Intellectual Property Rights) yang diterbitkan oleh PT. RajaGrafindo Persada, Jakarta sebuah penerbit buku-buku Perguruan Tinggi yang juga memiliki reputasi nasional dan Internasional. Buku itu sekarang ini telah mengalami cetak ulang sebanyak 9 (sembilan) kali dan menjadi buku bacaan wajib bagi mahasiswa yang ingin mendalami bidang hukum Hak Kekayaan Intelektual.

Oleh karena itu tidaklah terlalu berlebihan jika saya

sampaikan dalam “Kata Pengantar” ini buku yang terhidang di hadapan

pembaca ini adalah sebuah karya OK.Saidin yang meskipun semula adalah sebuah disertasi tapi dengan kemampuan talenta menulisnya telah berubah menjadi sumber informasi ilmiah yang lebih mudah dicerna dan difahami. Perbedaannya dengan disertasi sebelum menjadi buku seperti ini adalah, dalam buku ini undang-undang hak cipta yang menjadi obyek kajiannya telah menampilkan UU Hak Cipta No. 28 Tahun 2014 yang ketika disertasi itu ditulis UU yang disebut terakhir ini belum disyahkan.

(8)

ruang waktu (sejarah) dan ruang sosial (politik) yang bersumber dari

the original paradigmatic values of Indonesian culture and society. Sekali lagi saya ucapkan selamat kepada saudara OK.Saidin. Selamat membaca!

Jakarta, 5 Januari 2016

(9)

UCAPAN TERIMA KASIH

Bismillahirrahmanirrahim. Alhamdulillahi Rabbil ‘Alamin,

semua pujian hanya untukMu ya Allah, Tuhan yang maha Pengasih lagi maha Penyayang. Penguasa dan Pencipta alam semesta beserta semua isinya, pemilik Ilmu Pengetahuan yang tidak pernah tidur, mengetahui yang nyata dan yang tersembunyi di hati manusia.

Salawat serta Salam kepada Muhammad Rasulallah Salallahu

‘Alaihi Wassallam, Allahumma Sholli ‘ala Muhammad wa ala ‘alihi

wasallam. Penyampai risalah, pembawa pesan Allah untuk manusia

selaku khalifatul fil’ard yang diberi tugas untuk memakmurkan bumi dan langit dengan segala isinya. Pembawa pesan keadilan (‘adl) dan pesan keilmuan (‘ilm), dua kata yang terbanyak disebut dalam Al -Qur’an setelah kata “Allah”

Buku yang terhidang di hadapan pembaca dengan judul

“Hukum Dalam Ruang Sosial Tinjauan Terhadap Undang-undang Hak

Cipta Indonesia” ini adalah semula merupakan disertasi penulis yang

dipertahankan di hadapan sidang senat terbuka Universitas Sumatera Utara pada tanggal 13 Desember 2013 di bawah wibawa Rektor Universitas Sumatera Utara, Promotor dan Kopromotor serta penguji yang naskahnya terhidang di hadapan Tuan dan Puan adalah tidak lebih dari segelintir ilmu pengetahuan yang teramat sedikit, ibarat stetes air di tengah samudera luas atau sebutir pasir di tengah gurun sahara jika dibandingkan dengan pengetahuan Allah SWT. Karena itu kepadaNya

jualah kami berserah diri dan memohon ampun atas “kedhoifan” kami

selaku manusia untuk menawarkan sebuah pengetahuan yang mungkin masih jauh dari kebenaran Ilahiyah.

(10)

Untuk memilih judul disertasi saja menimbulkan pergulatan pemikiran internal antara apa yang kami pikirkan dengan apa sesunguhnya yang sedang kami rasakan. Akan tetapi selaku akademisi untuk sebuah tanggung jawab intelektual tidaklah patut untuk tidak memberikan sumbangsih ilmiah bagi upaya memecahkan persoalan yang sedang mengitari bangsa ini.

Beruntung ketika tahun1986 pada saat kami duduk pada smester akhir pada perkuliahan di almamater ini, persoalan hak cipta menjadi topik pembahasan yang hangat. Diawali dari kasus pembajakan lagu-lagu Bob Geldof, oleh berbagai produser rekaman illegal di negeri ini mengilhami kami untuk menulis skripsi dengan memilih topik bahasan tentang hak cipta. Naskah skripsi pun setelah selesai diuji selang beberapa lama kemudian dicetak oleh penerbit Rajawali di Jakarta dan kemudian menjadi bacaan wajib dalam kurikulum pendidikan hukum untuk mata kuliah Hak Kekayaan Intelektual yang kala itu masih langka diajarkan di bebarapa universitas di Indonesia, bahkan di Fakultas Hukum USU pada waktu itu mata kuliah itu belum ada dalam kurikulum pendidikan.

Buku ini membawah berkah luar biasa dalam kehidupan kami, karena buku itu menjadi referensi yang sangat langka dan selama 4 tahun pertama terus menerus dicetak ulang, dan honorarium inilah yang mengantarkan saya dan isteri menunaikan ibadah haji. Alhamdulillah. Tidak itu saja, buku ini juga telah mengatarkan kami menjadi pembicara di berbagai pertemuan ilmiah, puncaknya kami mendapat kesempatan mengikuti pendidikan di Tokyo atas kerjasama Japan Patent Office dengan Japan Institute of Invention and Innovation (JIII)

pada bulan Pebruari Pebruari tahun 2002 dan kesempatan untuk mengikuti Shot Courses di University Mumbai dan Institut Information Technology di Mumbai India pada tahun berikutnya.

(11)

Selama kurun waktu 15 tahun itu, selama itu pula kami mengamati dari waktu ke waktu perubahan UU Hak Cipta Nasional dan terus menerus menuliskannya di berbagai media dan journal. Terus menerus menjadi pemakalah di berbagai seminar lokal dan nasional untuk topik yang sama. Satu kali kami mendapatkan kesempatan untuk menjadi pemakalah pada sebuah seminar di University Malaya dengan tema perbandingan hukum Hak Kekayaan Intelektual Malaysia dan Indonesia Atas jasa baik Prof.Dr.Djohar Arifin Husein dan Prof.Dr.Mohd Razali Agus dari University Malaya kami dapat mendalami tentang seluk beluk hukum Hak Kekayaan Intelektual di Malaysia, menyusul seminar berikutnya di selenggarakan di University Kebangsaan Malaysia di bawah panduan Prof Dr. Sakinah. Paling tidak pengalaman itu menjadi langkah awal untuk menyingkap sebuah pertanyaan besar, apakah hukum Hak Kekayaan Intelektual yang

berasal dari peradaban Hukum Barat itu “berterima baik” di belahan

bumi Asia dengan peradaban Asia.

Untuk kasus Indonesia pertanyaan yang diajukan tetap sama, dengan usulan proposal dalam disertasi ini, yakni ; mengapa UU Hak Cipta Nasional begitu kering dari nuansa ideologi Pancasila dan syarat dengan muatan ideologi Asing. Sudah sebegitu beratkan beban bangsa ini, hingga tak mampu lagi dipikul oleh anak bangsa ini, sehingga harus menggadaikan hal yang paling azasi dalam kehidupan bernegara dan berbangsa yakni Pancasila. Atau Pancasila ini perlu diberi tafsir ulang untuk menyahuti tuntutan globalisasi yang sedang menyeruak di seluruh belahan dunia ini? Itu adalah pertanyaan yang menantang secara akademis yang memerlukan jawaban tidak hanya dalam tataran empiris akan tetapi juga dalam tataran filosofis. Tantangan dalam babakan berikutnya adalah, jika tulisan ini dimulai, apa judul yang tepat, bagaimana metodologinya, apakah harus mengikuti metode konvensional atau melakukan terobosan-terobosan baru ? Sebab akar persoalannnya ada pada kebijakan negara, ada pada pilihan politik hukum negara, ada hubungannya dengan tekanan politik Internasional, ada hubungannya dengan ketergantungan hutang luar negeri, ada hubungannya dengan lembaga keuangan Internasional seperti

International Monetary Fund dan World Bank, ada kaitannya dengan budaya birokrasi, budaya penegakan hukum dan budaya masyarakat.

(12)

“kegilaan”. Toch sebuah disertasi tidak mesti dibaca oleh semua orang,

hanya kalangan tertentu dan orang-orang yang dapat memaknai filosofi sebuah tulisan yang dapat kesempatan untuk membacanya. Dengan alasan itulah disertasi ini mulai ditulis dan butir-butir pemikiran mulai mengalir merambah ke seluruh penjuru dan lorong-lorong yang terjal kadang berliku, kadang ada cahaya, kadang penuh kegelapan. Betapa tidak dengan pendekatan sejarah, dan pisau analisis politik hukum, perbandingan hukum, sosiologi hukum dan antropologi hukum tak satupun lagi terlihat adanya gagasan cita-cita hukum nasional yang diterapkan oleh lembaga pembuat undang-undang ketika melakukan transplantasi hukum asing dalam pembentukan UU hak Cipta Nasional. Puncaknya ideologi Pancasila sebagai abstraksi dari the original paradigmatic values of Indonesian culture, mati di tangan anak bangsa sendiri.

Paragraf demi paragraf disertasi ini ditulis, diurai dan dianalisis. Ketika sampai pada paragraf yang berjudul pergeseran nilai filosofi, pikiran kami melayang ke sosok Guru Besar Fakultas Hukum USU, Prof.Mahadi, pendiri Fakultas Hukum USU, yang dengan bahasa yang sederhana menuturkan tentang peranan nilai-nilai filosofis sebagai azas hukum dalam pembentukan norma hukum. Teringat pula bagaimana sosok beliau pada tahun 1986 itu membimbing kami dalam penulisan skripsi yang kelak di kemudian hari mengilhami penulisan disertasi ini, oleh karena itu beliau adalah sosok yang teramat pantas untuk kami sampaikan terima kasih, semoga ilmu yang beliau ajarkan menjadi cahaya penerang beliau di alam barzah, Aamin ya Rabbal Alamin.

Begitu juga ketika tulisan ini sampai pada paragraf tentang hukum benda, yang menempatkan hak cipta sebagai benda tidak berwujud dan sejumlah azas hukum benda yang melekat pada hak cipta, pikiran kami menerawang ke seorang sosok intelektual hukum yang dalam lapangan hukum perdata menurut kami belum ada tandingannya, seorang ibu yang dengan kelembutan dan kesantunannya telah banyak mewarnai perjalanan intelektual kami, karena itu tak ada kata yang lebih baik yang dapat menampung semua jasa beliau kecuali ucapan terima kasih yang setinggi-tingginya untuk sosok Ibu kami Prof.Dr.Mariam Darus Badrulzaman,SH.

(13)

sebuah studi dengan pendekatan yang langka. Pada waktu itu juga beliau menyatakan kesediaannya untuk menjadi Co-Promotor dalam penulisan disertasi ini. Tidak itu saja beliau mengizinkan kami untuk menggunakan anlisis politik hukum dengan menggunakan teori sisnas sebuah teori original milik beliau. Hukum tak mungkin dapat dikeluarkan dari sistem nasional dan sebagai suatu sistem keberadaan dan bekerjanya hukum dalam sistem sosial (nasional) akan dipengaruhi sub sistem sosial lainnya. Karena itu sebuah keharusan dan kepatutan akademik dengan ketulusan yang dalam kami haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada beliau, semoga Allah tetap mengucurkan Rahmat kesehatan agar beliau dapat terus menerus mengabdikan ilmunya di Almamater kita tercinta ini.Aamin Ya Rabbal Alamin.

Mungkin karir akademis kami tidak akan sampai pada apa yang yang kami peroleh hari ini, jika tidak ada sosok seorang yang terus menerus memaksa kami untuk menggeluti dunia ilmiah, beliau adalah OK.Chairuddin, SH yang pertama kali meminta saya untuk tampil di depan kelas mengajarkan teori Struktural Fungsional dari Robert K.Merton, dan Teori Interaksionis Simbolik dari Emile Durkheim. Ajarkan kepada mahasiswa bagimana orang pada saat lampu merah yang semula dia telah berhenti, akan tetapi karena kenderaan di sebelahnya menerobos lampu merah itu lalu kemudian dia ikut-ikutan menerobos lampu merah itu. Pelanggaran hukum terjadi karena secara simbolik prilaku orang-orang akan berinteraksi dengan orang lain di sekitarnya. Sejak hari itu, saya terus dipercayakan beliau untuk berdiri di depan kelas dan menggantikan beliau sebagai pembicara di berbagai forum seminar. Oleh karena itu untuk semua jasa dan kebaikan beliau kami sekeluarga mengucapkan terima kasih yang setingginya, semoga ini menjadi amal baik yang tidak pernah terputus.

(14)

nikmat kesehatan dan umur yang panjang kepada beliau, Aamin ya Rabbal Alamin.

Sebuah cambuk sering bermakna kekerasan, tapi cambuk kali ini justeru penuh kelembutan. Betapa tidak sosok seorang Pak Cik yang

kami selalu panggil “Om Dob” di keluarga kami, selalu saja menanyakan, “kapan lagi awak selesaikan sekolah tu?” Inilah cambuk

kelembutan dari sosok Om kami Prof.Chainur Arrasjid, SH. Pertanyaan itu sekali waktu membakar semangat kami, tapi di waktu yang lain membuat hati kami kecut, kalau-kalau nanti berjumpa dalam pertemuan keluarga atau bertemu dalam urusan Kampus Universitas Amir Hamzah di mana beliau sebagai ketua pembina dan saya sebagai Sekjen yayasan. Tapi apapun itu setelah hari ini pertanyaan om yang sama takkan pernah muncul lagi, Terimalah ucapan terima kasih ananda atas segala cemeti namun penuh dukungan hingga ananda dapat menyelesaikan jenjang pendidikan tertinggi di almamater ini.

Tiap kali bertemu selalu dengan senyum tulus, urusan dengan saya tidak terlalu besar kecuali mengantarkan beliau menjadi penumpang istemewa pada saat-saat tak terduga dan berkebetulan dari Fakultas Hukum ke rumah beliau yang atap rumahnya terlihat jelas dari Fakultas Hukum. Tapi hati saya selalu berbunga-bunga kalau berdiskusi dengan beliau. Donald Black adalah tokoh sosiologi hukum yang selalu beliau kutip dalam kuliah. Tapi bukan itu yang membuat hati saya berbunga, dia selalu memanggil saya dengan sebutan “richt

man” alias Orang Kaya. Sosok beliau yang familier dan ketika disertasi ini sampai pada paragraf yang harus mengutip Donald Black, pikiran saya kembali menerawang kepada sosok Prof.Moh.Abduh yang dalam banyak hal mengilhami pendekatan sosiologis dalam tulisan ini. Tentu hanya ucapan Terima Kasih yang dapat kami persembahkan untuk beliau, semoga Allah senantiasa melimpahkan kesehatan kepada Professor sekeluarga. Aaamin ya rabbal Alamin.

(15)

semoga semua ini menjadi catatan amal baik yang akan menjadi kenangan sepanjang masa.

Pada suatu ketika saya dan kakanda M. Husni, SH,M.Hum. mendapat kesempatan mengikuti shot courses di PAU-UGM. Di sana banyak hal yang baru yang kami temui. Bersentuhan pemikiran mulai dari Ekonom, Prof.Mubyarto, Sosiolog Prof.Nasikun, Sejarawan, Prof.Sartono Kartodirjo, Prof. Ichlasul Amal, Prof. Masri Singarimbun, Prof.Kuntowijoyo sampai pada William Liddle. Tiga bulan melakukan penelitian bersama di desa-desa di wilayah Yogyakarta, membuat kami semakin faham bahwa hukum tak dapat didekati dari satu perspektif keilmuan saja, tapi perlu pendekatan multi paradigma. Pemahaman semacam itu semakin menggelora di jiwa kami, manakala kami mengikuti berbagai pelatihan yang menggunakan penedekatan ilmu sosial dalam kajian hukum, selama kurun waktu Tahun 1990-2000. Berulang kali kami merajut pemikiran dari para tutor, antara lain Ibu Prof. T.O. Ihromi, Prof.Satjipto Rahardjo dan Prof Soetandyo Wignjosoebroto. Sebagai r esultant dari semua studi-studi yang kami ikuti itu, terjelma dalam disertasi ini, karena itu disertasi ini melampaui dari tradisi penelitian ilmu hukum yang dianut secara ketat selama ini di berbagai Fakultas Hukum di Indonesia. Oleh karena itu kesempatan ini, kami gunakan untuk mengucapkan terima kasih kepada semua

“Guru Besar” yang berjasa dalam mengukir alur pikir kami terhadap

studi hukum.

(16)

Professor bertiga, semoga Allah membalas semua amal kebaikan yang telah Professor lakukan buat kemajuan kami khususnya serta kemajuan Universitasa Sumatera Utara pada umumnya. Aamin ya Rabbal

‘alamin.

Para tim Penguji adalah para kritikus pertama yang menyentakkan kengangkuhan dan kesombongan intelektual kami. Betapa tidak, Referensi dan data yang kami peroleh selalu menguatkan asumsi kami, pada hal ada data dan informasi lain yang berbeda dengan itu. Sebuah kritik tetaplah diperlukan untuk penyeimbang, dan saya berbesar hati untuk menerima semua kritik itu. Tentu saja hasilnya adalah mengarah pada sebuah perbaikan untuk menuju kesempurnaan. Itulah yang terus menerus saya peroleh dari Tim Penguji sejak tahap kolokium hingga ujian terbuka pada hari ini. Untuk itu teramat pantas dan patut kiranya kami menyampai terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Prof. M.Hawin,SH,LL.M,Ph.D dan Prof. Dr. Suhaidi, SH,MH dan Prof.Dr.Ningrum Natasya Sirait, SH, MLI yang tidak sedikit memberi sumbangsih bagi penyempurnaan tulisan ini.

Tiap waktu mulai saat akan mengikuti jenjang perkuliahan sampai pada tahap-tahap menjelang ujian, saya terus menerus

“mengganggu” Professor yang satu ini. Betapa tidak, mulai dari urusan rekomendasi untuk mendapatlan izin Rektor sampai dengan konsultasi siapa yang akan menjadi Promotor dan Co Promotor dan terlebih-lebih lagi dalam penentuan tanggal ujian pada tiap-tiap tahapan. Karena harus diakui tidaklah mudah untuk menyesuaikan waktu tiap-tiap waktu Promotor dan penguji yang kita faham memiliki kesibukan yang luar biasa. Tentu saja untuk mendesain seluruh rangkaian administratif ini diuperluklan kewibawaan, dan atas wibawa Prof.Dr. Runtung Sitepu SH.M.Hum, baik dalam kapasitasnya sebagai Dekan maupun sebagai kolega dan sahabat semua itu berjalan dengan lancar tanpa hambatan. Saya berhutang budi kepada beliau dan bak kata pepatah melayu,

“hutang emas dapat dibayar, hutang budi di bawa mati” Saya kembalikan kepada Allah SWT atas semua kebaikan hati Professor, semoga Professor sekeluarga mendapat Ridho dan Rahmat dari Allah SWT dalam menjalankan kepemimpinannnya hari ini dan masa yang akan datang, Aamin ya Rabbal Alamin.

(17)

buku-buku sampai pada meminta arahan untuk penyusunan propopsal yang baik. Tentu saja hasilnya seperti yang terangkai dalam disertasi ini. Terima kasih kakanda, semoga Allah tetap memberikan hidayah dan kekuatan kepada Kakanda sekeluarga dan dapat terus melahirkan kader-kader akademik yang berkualitas.

Sahabat-sahabat dan kolega kami, Prof.Budiman Ginting, Prof.Dr. M.Yamin Lubis,SH. Prof.Dr.Alvi Syahrin,SH,MS, Prof.Dr. Sunarmi,SH,MH, Prof. Dr. Syafruddin Kalo, SH, M.Hum, Prof. Dr. Suwarto, SH,MH, Prof. H. Syamsul Arifin,SH,MH, Dr.Mahmul Siregar, SH,M.Hum, Dr.Pendastaren Tarigan, SH, MS, Dr. Madiasa Ablisar, SH,MS, Dr. Faisal Akbar Nasution, SH,M.Hum, Dr. Hasyim Purba, SH, M,Hum, Dr. M. Hamdan,SH, MH, Dr. T. Keizerina Devi A.S.H.C.N, M.Hum, Dr. Dedi Harianto, SH, M.Hum, Dr.Mirza Nasution, SH, M.Hum, Dr. Jelly Leviza, SH, M.Hum, Dr. Mahmud Mulyadi, SH, M.Hum, Dr. Agusmidah, SH, M.Hum, Dr. Marlina, SH, M.Hum, Dr. Utary Maharany Barus, SH, M.Hum, Dr. Idha Aprilyana, SH, M. Hum, adalah sederetan nama-nama yang dalam berbagai kesempatan secara sadar dan tanpa sadar telah mewarnai perjalanan akademis kami di almamater yang kita cintai ini. Semoga Allah senantiasa memberkahi langkah kaki kita dalam menapak karir sebagai pionir dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

Pada suatu masa selepas dari mengikuti berbagai pelatihan tentang peranan ilmu-ilmu sosial dalam kajian hukum, kami bermaksud untuk mendirikan pusat kajian hukum dan masyarakat. Bersama-sama rekan-rekan pengajar mata kuliah sosiologi dan antropologi kami mendirikan Kelompok Studi Hukum dan Masyarakat dan salah satu aktivitasnya adanya menggelar diskusi mingguan. Kami bersihkan satu ruangan yang pada waktu itu menjadi sarang walet di bangunan Gedung Judicium Fakultas Hukum USU. Babak berikutnya kami mengelola satu jurnal ilmu hukum dan ilmu-ilmu sosial yang kami beri

nama “Mahadi” yang diterbitkan oleh KSHM. Kami juga menerbitkan

buku-buku karya dosen Fakultas Hukum USU dan Fakultas Hukum Universitas swasta lainnya di Medan. Kami mendapat dukungan terbesar ketika itu dari sosok yang bersahaja yaitu T.Mansyurdin, SH, betapapaun juga lembaga yang kami dirikan itu sampai hari ini masih eksis dan terus menerbitkan karya-karya ilmiah dosen Fakultas Hukum

USU dan itu membawa kami pada ke’arifan ilmiah yang

(18)

nama; T.Mansyurdin, Dr.Jusmadi Sikumbang, SH.MH. Erwin Adhanto, Edy Zulham, M.Husni, SH.M.H dan Dr.Edy Ikhsan.

Khusus terhadap Dr. Edy Ikhsan,SH,MA sahabat dalam suka dan duka, selama kurun waktu 32 tahun banyak peristiwa yang kami lalui bersama. Rekam jejak persahabatan ini tak dapat diuraikan dalam satu buku tebal. Mulai dari mengenderai kenderaan roda 2 dari Medan sampai P.Siantar di malam hari dalam keadaan mati lampu, memancing hingga sampan hampir karam, sampai pada menelusuri dokumen-dokumen dan arsip-arsip tua di Den Haag dan menunaikan ibadah umroh bersama. Lebih dari itu, pergulatan pemikiran dan tunas-tunas intelektual akademik terbangun sejak kami bersama-sama dalam

organisasi HMI lalu kemudian bersama memilih menjadi “guru”

sebagai basic perjuangan. Di kampus kami mendirikan pusat kajian hukum dan ilmu-ilmu sosial, di luar kampus kami membangun berbagai aktivitas di bawah LSM. Tak ada yang lepas dari pantauan kami dan tak ada yang lepas pula dari diskusi kami, karena itu perjalanan akademis yang kami lalui hari ini tak lebih dari apa yang pernah kami pikirkan dan lalui bersama, semoga persahabatan ini kekal selamanya di dunia dan di akhirat kelak. Aamin ya Rabbal Alamin.

Perjalanan penyelesaian disertasi ini ada juga andil dari Bu Lola, Bu Ninin dan Kak Ani, tanpa dukungan mereka agaknya tak mungkin rasanya kami dapat berdiri di sini pada hari ini. Ibu Farida Runtung, Ibu Mimi Suhaidi, adalah dua nama untuk menyebutkan dari sekian banyak sahabat isteri saya yang memberikan andil dan dukungan moril bagi kami sekeluarga, untuk itu kami ucapkan terima kasih.

(19)

semoga Allah SWT melapangkannya di alam barzah. Allahumma

firlahu warhamhu wa ‘afihi fa’fu’anhu. Untuk kak Oma kami menaruh hutang budi, begitu juga untuk kak Icik , terima kasih kepada kakak berdua.

Do’a yang sama untuk Almarhum.Prof.M.Daud, SH, Prof. Dr.

Bachtiar Agus Salim, Prof. Dr. Mustafa Siregar, H.Miharza, Pangoloan Nainggolan, Syahruddin Husein, Darmansyah Hasibuan, Djamhir, Syahmenan, Zulkarnain Mahfudz, Burhan Aziddin, Abdul Azis, SH, Aminah Azis, SH, Hoesni, SH, Syamsiar Yulia, dan seluruh guru-guru kami yang telah mendahului kita, Allahummaghfirlahum Warhamhum

Wa’afihi Wa’fu’anhum.

Ketika masa-masa awal kuliah di almamater ini hingga selesai dan kemudian menjadi dosen di Fakultas Hukum USU, banyak peranan abang-abang senior yang berkesan dan berpengaruh dalam kehidupan akademis kami.Bang Ong, Bang Hayat, Kak Adek (Sinta Uli, SH,M.Hum), kak Adek (Rabiatul), bang Asmin, bang Tiar, Kak Irul, bang Siba, bang Sidik, bang Azwar, bang Husni adalah mereka-mereka di antaranya. Sulit rasanya memperifikasi peran beliau, tapi yang kami tahu adalah mereka punya andil tersendiri bagi kehidupan akademis kami di almamater ini. Untuk itu terimalah ucapan terima kasih kami.

Kolega-kolega seangkatan, Zulkifli Sembiring,SH.,M.Hum. Nurmalawaty.SH.,M.Hum. teman bersenda gurau dalam berbagai kesempatan adalah mereka-mereka yang pantas ikut berbahagia pada hari ini. Adik-adik kelas yang kemudian menjadi kolega kami, Dr.Rosnidar Sembiring,SH,M.Hum. Syamsul Rizal,SH,M.Hum, Afrita Abduh,SH.M.Hum. Dr.Mahmul Nasution,SH,M,Hum adalah juga adik-adik manis yang baik hati yang terus menerus memberi semangat, terutama di saat-saat terakhir disertasi ini ditulis kecelakaan kecil telah menimpa kami hingga tangan kanan kami tak dapat difungsikan selama lebih dari enam bulan.

Rekan di HMI terutama kakanda Syahruzal Yusuf dan Kkd Faisal Putra, kkd Husni Nasution, SH, CN dan Kakanda Nurdin Lubis, SH, MM dan Kkd Sutiarnoto Ms, SH, M.Hum, adalah mereka-mereka yang telah memberi spirit lebih dari yang seharusnya kami terima. Adik-adik di HMI pun telah memberikan andil yang tidak sedikit dalam

pencapaian karir akademis kami, “Yakin Usaha Sampai” karena itu

terimalah ucapan terima kasih kami pada organisasi yang pertama kali mengajarkan kami berpidato dan membuat surat.

(20)

Kamello,SH.MS. dan Prof Dr.SuhaidiSH.M.H, keduanya juga duduk sebagai Ketua dan Sekretaris Program Doktor (S3) FH USU, tentu saja tak sedikit pula andilnya dalam penyelesaian studi kami di Universitas yang kita cintai ini. Untuk itu terimalah ucapan terima kasih kami. Sahabat kami Azhar Tanjung, Anwar Effendi Siregar, Riana Melia Barus, Siti Banina, Wahyuddin, Jufkar, Mishartono, Syahril Sabirin, Israil Surbakti, M. Saidi, Ferisia, Abdul Hakim Harahap, Siti Asmah Lubis, Sarwani, Riadil Akhir Lubis, Eka Riono, Syahruddin Lubis, Junaidi, Khairwansyah Lubis, Paimin, Zainul Arifin, Sunarji dan Rehulina Tarigan, adalah rekan-rekan semasa SMA yang mengukir kenangan indah yang tak terlupakan dan sampai hari ini persahabatan itu terpelihara dengan baik. Do’a kalian semua di sertai rasa empaty

yang dalam di saat-saat kami mengalami kedukaan namun dalam saat bersamaan menuntut penyelesaian disertasi ini telah menyemangati kami dalam menyelesaikan studi ini.

(21)

menyusun disertasi ini, tanpa itu semua saya tak akan mampu menyelesaikan studi ini tepat waktu. Kolega di PT.Indo Turk Company, Emin Cinar Bey dan Organ Bey, juga memberi andil dalam perjalanan penulisan disertasi ini, Chok Tasyakkur Abe.

Ibu Prof. Dr dr Irma Mahadi dan Prof Dr.T.Silvina Sinar dan Dr.T.Tirhaya Sinar adalah mereka yang sangat berjasa dalam memberikan sumbangan Kepustakaan dalam penyususunan disertasi ini. Saya telah menguras habis seluruh perpustakaan Prof Mahadi atas kemurahan hati Kak Irma, terima kasih kak, Semoga ini menjadi amal baik yang tak terputus dari Almarhum beserta keluarga. Prof Dr.Sayaka di Tokyo University dan Prof Minako Sakai di Melbourne University adalah sahabat-sahabat baik yang terus menerus memberikan informasi berguna bagi penulisan disertasi ini, karenanya teramat pantas kami menggunakan kesempatan ini untuk menyampaikan ucapan terima kasih. Prof.Kentaro Cikawa dan Prof.Yoshida masing-masing sebagai Chairman pada The Association For Overseas Technical Scholarship (AOTS) dan Vice Chairnan Pr esident Japan Institut of Invention an Inovation keduanya di Tokyo adalah orang yang teramat pantas kami berikan apresiasi atas dukungannya dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan perkembangan hukum HKI di kawasan Asia Fasifik dan secara terus tiada henti mengirim journal kepada kami. Tentu saja ini sangat membantu kami, terima kasih untuk semua kebaikan itu. Sultan Deli Mahmud Lamantjitji, Pemangku Sultan Deli Tengku Hamdy Osman Delikhan gelar Tengku Raja Muda Deli, Tengku Husni Osman Deli Khan Gelar Tengku Temenggung Deli, Tengku Fauziddin, Tengku Ismin, Datuq 4 suku, Kepala Urung Serbanyaman, Datuq Syaifi Ichsan gelar Datuq Seri Indera Pahlawan Diraja, Kepala Urung Sepuluh Dua Kuta, Datuq Adil Freddy Haberham, SE gelar Datuq Seri Setia Diraja, Kepala Urung Sukapiring, Datuq Ahmad Fauzi Moeris Al Haj gelar Datuq Seri Indera Asmara, Kepala Urung Senembah Deli, Wan Fahrurozi Baros gelar Kejeruan Senembah Deli adalah

mereka-mereka yang dengan penuh harap dengan iringan do’a untuk capaian

akademik kami pada hari ini.Terima kasih kami persembahkan untuk institusi Kesultanan Deli.

(22)

Tanah Jawa adalah mereka-mereka yang memberi spirit dan dukungan, betapa pendidikan telah kita pilih sebagai jalur yang tepat untuk mengangkat harkat, martabat dan marwah anak negeri yang terpinggirkan. Hari ini kami akan persembahkan capaian akademik ini untuk seluruh kawula anak negeri ini, semoga karya ini membuka jalan pada anak negeri yang merindukan pencerahan.

Sosok Tokoh pendidik dan Tokoh pejuang yang banyak merubah persepsi kami terhadap dunia adalah Prof,Bahauddin Darus, dengan kewibawaan dan istiqomahnya dalam menegakkan perjuangan pembangunan Desa Pantai telah mengantarkan kami pada berbagai pilihan bahwa kepemihakan kepada kaum dhuaffah mustad’affin harus terus menerus menjadi pilihan dan itu juga yang mengantarkan kami pada berbagai kegiatan penelitian di luar kampus bersama-sama dengan Prof.Meneth Ginting dan Prof.Dr.Mochtar Ahmad dari Universitas Riau. Mereka-mereka adalah orang yang berjasa dalam perjalanan karir akademik kami dan karenanya kami berhutang budi, terima kasih untuk semuanya semoga Allah membalas dengan kebaikan yang banyak. Adalah Mak Alm.Hj Dewi binti Muh Buang dan Abah Alm.OK.Moh.Saluji bin OK.Moh.Syarif yang tak sempat menyaksikan perhelatan yang penuh hikmat ini, akan tetapi arwah Mak dan Abah boleh tersenyum untuk apa yang ananda boleh capai hari ini, apapun juga kata yang dipilih tak cukup mampu menampung ungkapan puji-pujian untuk Mak dan Abah dan apapun juga yang kami bisa berikan tak cukup mampu membalas semua kebaikan dan pengorbanan yang telah Mak dan Abah berikan untuk kami, kesemua itu hanya kami persembahkan kepada Ilahi Rabbi, semoga Arwah Mak dan Abah senantiasa berada dalam Kemuliaan Allah SWT. Allah hummaghfirli Wali wali dayya warhamhuma kama Rabbayani Shoghiro.

Buat Abah Almarhum H.Said Yusuf, Ummi Syarifah Azizah, Ayahanda Alm.Drs. OK. Usman dan Ibunda Dra.Djadidah, serta abang, kakak dan adik-adik tercinta, H.OK.Muchtar, Hj.Dahliah, Alm Syahril, Hj.Nurhayati, Nuraisyah dan Lela Erwany, SS, M.Hum. Abangda Said Fahmi, SE, Ir.Syarifah Syamrah, Syarifah Nurul Huda, Syarifah Zahrani, drg Syarifah Suhaila, Said Fuad dan Said Munzir, SE. Serta adik-adik tercinta, OK.Denny Zulham, SE, Ir.Ida Zulfida, MS, Ir.OK.Hery Zulfan, OK.Ahmad Fauzi, SE, MM dan Sofyan Hidayat, SE (Ak), M.Ec, adalah semua keluarga besar yang tak pernah putus

dalam do’anya dalam perjalanan hidup kami, kami sekeluarga

berhutang budi pada semuanya dan capaian hari ini adalah capaian kita

semua. Keluarga “Opung Siantar”, Bachtiar Sinaga, Dedy dan Agnes

(23)

Ibu susu kami Alm Atika dan Uwak kami Abdullah Sani dan keluarga adalah sosok yang terus melimpahkan kasih sayangnya kepada kami hingga akhir hayatnya, semoga Allah senantiasa melimpahkan Rahman dan Rahimnya.

Khusus kepada shohib kami dalam masa-masa awal perjuangan hingga hari ini duduk sebagai Gubernur Simatera Utara, Ir.Gatot Pudjo Nugroho,M.M. adalah juga sosok yang patut kami beri aprisiasi, karena betapapun juga cita-cita Keadilan yang pernah kita impikan dahulu, mestilah terus terpatri dalam jiwa kita untuk secara terus menerus kita perjuangkan. Abangda Nurdin Lubis, SH,MM adalah sosok yang yang pantas mendapat apresiasi dari kami karena bagaimnapun juga abang telah mengajarkan kami bagaimana cara berorganisasi dengan baik. Karena itu kesempatan yang berbahagia ini kami gunakan untuk mengucapkan rasa terima kasih kami yang sebesar-besarnya. Semoga Allah SWT melimpahkan Rahmat dan KaruniaNya kepada kita semua, Aamin ya Rabbil Alamin.

Secara khusus buat sahabat dalam suka dan duka dalam mengharungi pendidikan sejak masa S2 beberapa tahun yang lalu dan kebersamaan itu terulang lagi pada jenjang S3, hari-hari duka ketika harus menyiapkan tugas-tugas kuliah sampai pada hari-hari penuh suka ria ketika studi di beberapa perpustakaan di Eropa. Shohib tercinta, Dr.Tarmizi, SH.M.Hum dan Dr.Abdul Hakim Siagian, SH, M.Hum adalah sahabat-sahabat setia dan memiliki andil besar dalam penyelesaian studi ini. Terima kasih untuk semuanya.

Kepada Isteriku Hj.Syarifah Sufina, SH yang kehilangan banyak waktu kecuali untuk mengurus kami, betapapun juga tiap buah pikiran yang terurai dalam disertasi ini adalah buah amal dan keikhlasannya yang tanpa pamrih, terima kasih isteriku. Untuk anak-anak ku yang baik budi, OK.Saddam Shauqi, SH, OK.Ahmad Yasser Tohari, SH, OK.Akbar Tofani, dan OK. Mohd. Sofi Fauzan, ma’afkan abah telah mengambil waktu gembira dan senda gurau yang semestinya dapat kita lalui bersama, akan tetapi sebahagian waktu itu telah terpakai oleh pekerjaan yang amat mulia ini. Kalian semua telah kehilangan banyak hak dan kenikmatan dari abah, antara lain kehilangan untuk menikmati racikan hidangan panas dari abah untuk kita nikmati pada acara makan

malam bersama. Sekali lagi ma’afkan abah, tanpa dukungan dan

(24)

yang tak satupun tersisa dalam menyemangati kami hingga studi ini dapat selesai dengan baik.

Lembaran kertas ini ternyata tak cukup mampu untuk menampung rasa syukur dan ingin rasanya menyampaikan terima kasih kepada siapapun tempat kami berhutang bndi, tapi keterbatasan jualah membuat ucapan ini harus kami akhiri. Bagi mereka yang tak sempat disebut namanya dalam perhelatan ini, adalah juga mereka yang berjasa pada kami,

untuk itu mohon ma’af atas kealpaan kami dan semoga Allah tetap

melimpahkan RahmatNya pada kita semua.

Akativitas penulisan sebuah studi ilmiah, sekalipun menggunakan kerangka teori ilmiah, tunduk pada aturan metodologi ilmiah, akan tetapi dalam analisis dan penggunaan bahasa tetaplah tunduk pada faktor-faktor subyektif peneliti. Oleh karena itu pekerjaan penelitian pada babak-bababak terakhir penyusunan laporan penelitian adalah pekerjaan seni dengan mengandalkan talenta, seperti pekerjaan melukis di atas kanvas tanpa menggunakan penghapus, sehingga kerap kali ditemui nilai nilai subyektifitas dan kemungkinan menjadi kurang obyektif, tidak ilmiah dan itu tentu sangat mengganggu para pembaca. Akan tetapi di sisi lain sebagai hasil kerja ilmiah dan berujung pada hasil kerja seni yakni seni menulis, tentu saja ada bahagian-bahagaian tulisan ini yang perlu mendapat renungan guna pencerahan hukum di negeri ini. Faktor subyektif dalam tulisan ini pasti tak dapat dihindarkan, begitupun semua itu tetaplah menjadi tanggung jawab kami dan kepada pembaca terus kami harapkan kritik dan saran demi penyempurnaannya, tentu saja dengan begitu faktor subyektif yang ada dalam studi ini sedikit demi sedikit dapat dikurangi, hingga berakhir menjadi sebuah karya yang bernilai akademis tinggi.

(25)

Akhirul kalam

Billahittaufiq wal hidayah

Wassalamu’alaikum wa Rahmatullahi wa Barakatuh.

Medan, 3 Maret 2016

(26)

DAFTAR ISI

PENGANTAR PROF. HIKMAHANTO JUWANA, SH., LL.M., Ph.D ... ii KATA PENGANTAR DAN UCAPAN TERIMA KASIH ... v DAFTAR ISI ... xxii DAFTAR MATRIK ... xx DAFTAR SKEMA ... xxiv DAFTAR GRAFIK ... xxv DAFTAR TABEL ... xxvi DAFTAR SINGKATAN ... xxvii PROLOG ... 1 BAB I : PENDAHULUAN ... 19 A. Latar Belakang ... 19 B. Teori, Konsep dan Metode ... 42 B.1. Teori ... 42 B.2. Konsep ... 59 B.3. Metode... 61 CHAPTER II : THE DYNAMICS OF THE HISTORY OF

LEGAL POLICY IN THE TRANSPLANT OF COPYRIGHT LAW ... 79 A. Introduction... 79 B. Auteurswet Period Stb No. 600 (1912-

1982) ... 83 C. Period of Copyright Law number 6 of

1982 (1982 - 1987) ... 92 D. The Period of Copyright Law Number 7

of 1987 (1987 - 1997)... 110 E. The Period of Copyright Law Number 12

of 1997 (1997 - 2002)... 136 F. Period of Copyright Law Number 19 of

2002 (2002 - 2014) ... 161 G. The Period of Copyright Law Number 28

of 2014 (2014 - now)... 181 H. Analysis and Invention ... 186 BAB III : POLITIK HUKUM : PERGESERAN NILAI

FILOSOFIS ... 178 A. Pengantar ... 178 B. Perubahan dan Pergeseran Nilai

(27)

Kemanusian ... 198 D. Perubahan dan Pergeseran Nilai

Kebangsaan ... 210 E. Perubahan dan Pergeseran Nilai

Musyawarah dan Mufakat ... 224 F. Perubahan dan Pergeseran Nilai

Ekonomi Pancasila ... 240 G. Analisis dan Temuan ... 250 BAB IV : PILIHAN POLITIK HUKUM UU HAK

CIPTA NASIONAL ... 256 A. Pengantar ... 256 B. Substansi Hukum ... 258 1. Paradigma Filosofis ... 259 2. Paradigma Juridis ... 271 3. Paradigma Politis ... 278 C. Struktur Hukum ... 286

1. Lembaga Pembuat UU (Legislatif) . 292 2. Lembaga Penegak Hukum (Yudikatif) 303 3. Lembaga Pemerintah (Eksekutif) ... 311 D. Budaya Penegakan Hukum ... 321 1. Budaya Hukum Legislatif ... 322 2. Budaya Hukum Eksekutif ... 330 3. Budaya Hukum Judikatif: ... 344 4. Budaya Hukum Masyarakat ... 358 E. Penegakan Hukum Hak Cipta Dalam

Bidang Sinematografi ... 368 F. Gagasan Ideal Pilihan Politik Hukum Ke

Depan ... 385 1. Think Globally ... 401 2. Commit Nationally ... 407 3. Act Locally ... 413 G. Analisis dan Temuan ... 429

EPILOG ... 441

DAFTAR PUSTAKA ... 447 INDEKS

(28)

DAFTAR MATRIK

Matrix 1 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Copyright Terminology) ... 93 Matrix 2 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant

Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Author Terminology) ... 94 Matrix 3 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant

Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Protected Creation) ... 95 Matrix 4 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant

Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding The Time Period of Copyright) ... 97 Matrix 5 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant Into

Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Copyright Limitation) ... 98

Matrix 6 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Non-Copyrighted Creation)... 100 Matrix 7 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant

Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding The Prohibition of Copyright Use) ... 101 Matrix 8 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant

Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Moral Right) ... 102

(29)

Matrix 10 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant Into Act No. 6 of 1982 (Norms regarding Criminal Charges) 103

Matrix 11 : Auteurswet 1912 Stb. No. 600 Norms Transplant Into Act No. 6 of 1982 (Norms Regarding Civil charges)... 104

Matrix 12 : Alteration from the Act number 6 of 1982 to the Act number 7 of In Criminal Aspect ... 123 Matrix 13 : Alteration of the Act Number 6 of 1982 to The Act

Number 7 of 1987 Based on Criminal Classification... 125

Matrix 14 : Alteration Act Number 6 of 1982 to The Act Number 7 of 1987 Based on The Scope of Enforcement ... 126

Matrix 15 : The Alteration of Act Number 6 of 1982 to The Act Number 7 of 1987 Based on Time Period... 127

Matrix 16 : The Alteration of Act Number 6 of 1982 to The Act Number 7 of 1987 Based on the Relationship Between Country and Copyright Holder ... 131

Matrix 17 : The Regulation Basis of the Publishing of Act Number 6 of 1982 And the Act Number 7 of 1987 135 Matrix 18 : Transplantation of TRIPs Agreement Into The Act

Number 12 of 1997 Regarding Rental Rights ... 144

Matrix 19 : Transplantation of TRIPSs Agreement Into The Act Number 12 of 1997 Regarding Neighbouring Rights ... 145

Matrix 20 : Transplantation of TRIPS Agreement into the Act number 12 of 1997 Regarding Copyright License . 150 Matrix 21 : Alteration of Act Number 7 of 1987 to The Act

Number 12 of 1997 Based on Protection Aspect on Unknown Creator or a Creation ... 152 Matrix 22 : Alteration of Act number 7 of 1987 to The Act

(30)

Matrix 23 : Alteration of Act Number 7 of 1987 to The Act Number 12 of 1997 Regarding the Time Period of The Work’s Protection ... 155

Matrix 24 : Alteration of Act Number 7 of 1987 to Act Number 12 of 1997 Regarding The Right and Authority to Accuse ... 157 Matrix 25 : Alteration of Act number 7 of 1987 to The Act

Number 12 of 1997 Regarding Civil Servants Investigator ... 159 Matrix 26 : Alteration of Act number 12 of 1997 to Act

number 19 of 2002 Regarding the Criminal Aspect ... 165 Matrix 27 : Transplantation of TRIPs Agreement Into The Act

Number 19 of 2002. ... 168

Matrix 28 : Basis of Legislation in Enacting the Act Number 12 of 1997 and Act Number 19 of 2002 ... 174

Matrik 29 : Pentingnya Agama Dalam Kehidupan ... 194 Matrik 30 : Kewenangan Eksekutif Untuk Membuat

Peraturan Pelaksana Undang-undang No. 19 Tahun 2002 ... 203 Matrik 31 : Perencanaan Pembangunan Era 1945-2025 ... 279 Matrik 32 : Kinerja Lembaga Pembuat Undang-undang (1945

– 2012) ... 283 Matrik 33 : Gugatan Uji Materil Terhadap

Undang-undang di Mahkamah Konstitusi... 284 Matrik 34 : Tipologi Putusan Gugatan Uji Materil Terhadap

Undang-Undang Kurun Waktu 2011 ... 284 Matrik 35 : Kebijakan Pembangunan Hukum Hak Cipta

(31)

Matrik 36 : Matrik Pelanggaran Hukum Yang Dilakukan oleh Anggota Legislatif DPR-RI... 324 Matrik 37 : Paradigma Hukum... 337 Matrik 38 : Pejabat Eksekutif Terlibat Kasus Pelanggaran

Hukum dan Moral ... 340 Matrik 39 : Pelanggaran Hukum Yang Dilakukan Oleh Aparat

Penegak Hukum ... 346 Matrik 40 : Film Produksi Tahun 1926-1932... 372 Matrik 41 : Film Produksi 1933-1936 ... 373 Matrik 42 : Film Produksi Tahun 1937-1942... 373 Matrik 43 : Film Produksi Tahun 1942-1944... 375 Matrik 44 : Data Statistik Produksi Film Indonesia 2002 –

(32)

DAFTAR SKEMA

Skema 1 : Resultan Kekuatan Tarik Menarik Dalam Politik Hukum... 34 Skema 2 : Law Enforcement Hak Cipta ... 36 Skema 3 : SISPOLINDO (Sistem Politik Indonesia) Menurut

Analisa Kesisteman ... 51 Skema 4 : Sisbangkumnas (Sistem Pembangunan Hukum

Nasional) ... 53 Skema 5 : Kerjasama Teoritisi dan Praktisi Dalam Upaya

Pembinaan Hukum ... 55 Skema 6 : Teori Nuances Mahadi ... 57 Skema 7 : Bagan Alur Kerangka Teori dan Kerangka

Konsep ... 58 Skema 8 : Perkembangan Sistematika Hak Cipta Dalam

Sistem Hukum Perdata ... 234 Skema 9 : Kedudukan Hak Cipta Dalam Sistem Hukum

Perdata... 236 Skema 10 : Siklus Politik Unifikasi Hukum Dalam Negara

Hindia Belanda... 266 Skema 11 : Siklus Ideologi Pembentukan Undang-undang

(33)

Skema 12 : Tempat Karya Sinematografi Dalam Sistem Hak Kebendaan... 276 Skema 13 : Transplantasi Hukum Perdata Eropa ... 390

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 : Ketimpangan Ekonomi di Berbagai Dunia ... 247 Grafik : 2 : Karya Sinematografi Bajakan Yang

Diperdagangkan di Gerai Tradisional di Kota Medan ... 364 Grafik : 3 : Karya Sinematografi Bajakan Yang Paling

(34)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Tingkat Pengetahuan Aparat Kepolisian Terhadap Peristiwa Pidana Pembajakan Hak Cipta Karya Sinematografi ... 355 Tabel 2 : Langkah Tindakan yang Diambil oleh Pihak

Kepolisian Atas Pembajakan Hak Cipta Karya Sinematografi ... 355 Tabel 3 : Legalitas Barang-barang yang Dijual ... 356 Tabel 4 : Kecenderungan Konsumen Membeli VCD dan

DVD Hasil Bajakan ... 358 Tabel 5 : Pilihan Konsumen Untuk Membeli Barang Legal

dan Illegal ... 359 Tabel 6 : Tingkat Pengetahuan Konsumen Terhadap Aspek

Hukum Pembajakan Karya Sinematografi ... 360 Tabel 7 : Tindakan Hukum Yang Dilakukan Oleh Aparat

Terhadap Konsumen yang Membeli Produk VCD dan DVD Illegal ... 360 Tabel 8 : Peringkat Industri Film Amerika Dalam

Memberikan Sumbangan Pendapatan Domestik Dibandingkan dengan Industri Yang Lain ... 382 Tabel 9 : Domestic filmed entertainment revenues, 1986

(35)

DAFTAR SINGKATAN

ADB : Asian Development Bank

ASEAN : Association of South East Asia Nations ASI REVI : Asosiasi Video Rekaman Indonesia BLBI : Badan Likuidasi Bank Indonesia BPHN : Badan Pembinaan Hukum Nasional BUMN : Badan Usaha Milik Negara

BW : Burgerlijk Wetboek

DBR : Disc Blue Ray

GN : Guide Number

DVD : Digital Video Disk

GATT : General Agreement on Tariffs and Trade GBHN : Garis-garis Besar Haluan Negara

G-8 : Group of Eight

G-20 : Group of Twenty

HKI : Hak Kekayaan Intelektual

IMF : International Monettary Fund IKAPI : Ikatan Penerbit Indonesia

Ipoleksosbud : Ideologi politik, ekonomi, sosial dan budaya

IS : Indische Staatsregeling

IPTN : Industri Pesawat Terbang Nusantara

KPK : Komisi Pemberantasan Korupsi

KUHAP : Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana KUHD : Kitab Undang-undang Hukum Dagang KUHPidana : Kitab Undang-undang Hukum Pidana KUHPerdata : Kitab Undang-undang Hukum Perdata LPHN : Lembaga Pembinaan Hukum Nasional

MA : Mahkamah Agung

MK : Mahkamah Konstitusi

(36)

Polresta : Kepolisian Resort Kota Polsek : Kepolisian Sektor

PPNS : Penyidik Pegawai Negeri Sipil Prolegnas : Program Legislasi Nasional PTBI : Persatuan Toko Buku Indonesia

QS : Qur’an Surat

Relegnas : Rencana Legislasi Nasional

RPJPN : Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

Sisnas : Sistem Nasional Sispolindo : Sistem Politik Indonesia

SP3 : Surat Perintah Penghentian Penyidikan

Stb : Staatblad

TAP : Tunis Afrique Presse

Tipikor : Tindak Pidana Korupsi

TRIMs : The Agreement on Trade-Related Investment Measures

TRIPs : Trade Related Aspects of Intellectual Property Rights

TUN : Tata Usaha Negara

UNESCO : United Nation Educational Scientific and Cultural Organization

UUHC : Undang-undang Hak Cipta

VCD : Video Compact Disk

WCT : World Copyrights Treaty

WIPO : World Intellectual Property Organization

WTO : World Trade Organization

(37)

P R O L O G

Sama dengan kajian bidang ilmu lainnya, kajian (ilmu) bidang hukum juga mempunyai sejarahnya sendiri. Tempat sejarah hukum dalam sistematika ilmu pengetahuan ditempatkan dalam lapangan humaniora, bidang kajian (ilmu) sejarah. Kajian sejarah hukum adalah sebuah kajian terhadap hukum dengan pendekatan (ilmu, metodologi, metode, teori) sejarah. Seperti apa hukum masa lampau, bagaimana cara mengetahui hukum yang berlaku pada priode tertentu, bagaimana bentuk hukum dan penegakannya pada berbagai preodik, bagaimana perubahan hukum dari satu masa ke masa berikutnya, apakah ada kausalitas anatara pemberlakuan hukum pada masa lalu dengan pilihan (politik) hukum pada masa berikutnya. Begitu juga dengan pertanyaan apakah pada abad modern secara simetris hukum berjalan seiring dengan lahirnya hukum modern pula. Itu adalah sebahagian saja dari pertanyaan-pertanyaan yang memiliki keterkaitan dengan studi sejarah.

Dalam konteks hukum Indonesia, keberadaan hukum Indonesia hari ini tidak terlepas dari dinamika perjalanan sejarah politik hukum sejak jaman Hindia Belanda (dan bahkan sebelumnya) hingga pasca kemerdekaan. 19 Upaya untuk membangun tatanan (sistem)

hukum Indonesia adalah sebuah upaya politik yang memang secara sadar dilaksanakan yakni dengan menerapkan kebijakan-kebijakan yang berakar pada transformasi kultural budaya Indonesia asli dan dikombinasikan dengan budaya (hukum) asing yang berasal dari luar dengan segala keberhasilan dan kegagalannya.

Transformasi kultural ini di dalamnya menyiratkan transplantasi hukum (yang juga adalah merupakan bahagian dari sub sistem politik dan sub sistem budaya) yang berasal dari proses perjalanan sejarah peradaban Bangsa Indonesia. Pada hakekatnya tidak ada suatu produk hukum yang lahir di Indonesia tidak bersumber dari proses transformasi kultural yang berpangkal pada budaya yang beraneka ragam dan transplantasi budaya asing dalam proses yang disebut sebagai akulturasi dan inkulturasi dalam ruang sosial pada kurun waktu yang panjang.

Dalam konteks ini, studi sejarah hukum akan menjadi lebih kaya dengan pemanfaatan ilmu-ilmu sosial seperti ilmu politik, ilmu

19 Sebelum masuknya Pemerintah Kolonial Belanda tatanan masyarakat

(38)

ekonomi, sosiologi dan antropologi. Sejarah hukum tidak dapat dilepaskan dari perjalanan terbentuknya peradaban suatu bangsa.

Sejak awal perkembangan tata hukum Indonesia yang bersumber dari hukum kolonial, demikian Soetandyo Wignjosoebroto

20 mengungkapkan adalah perkembangan yang sangat dipengaruhi oleh

kebijakan-kebijakan liberalisme yang mencoba untuk membukakan peluang-peluang lebar pada dan untuk modal-modal swasta dari Eropa guna ditanamkan kedalam perusahaan-perusahaan besar di daerah jajahan21 (namun juga dengan maksud di lain pihak tetap juga

melindungi kepentingan hak-hak masyarakat adat ataupun hak-hak pertanian tradisional masyarakat pribumi). Perlindungan itu diberikan dengan cara mengefektifkan berlakunya hukum untuk rakyat pribumi, dengan member ruang berlakunya hukum adat.

Formula yang digunakan adalah pemerintah Hindia Belanda membagi 3 (tiga) golongan penduduk (di wilayah Hindia Belanda ketika itu) 22 Penduduk di wilayah jajahan Hindia Belanda ketika itu

dikelompokkan atas 3 (tiga) golongan yaitu :

1. Golongan Eropa atau yang dipersamakan dengan Eropa 2. Golongan Timur Asing (Timur Asing Tionghoa dan Timur

Asing lainnya seperti Arap dan India).

3. Golongan Bumi Putera (penduduk Indonesia asli).

Terhadap ketiga golongan penduduk ini diberlakukan hukum yang berbeda-beda. Untuk golongan Eropa atau yang dipersamakan dengan Eropa misalnya diberlakukan hukum Eropa yakni hukum Belanda yang berakar pada tradisi hukum Indo-Jerman dan Romawi-Kristiani yang dimutahirkan lewat berbagai revolusi yang kemudian dalam lapangan hukum perdata dimuat dalam Burgerlijk Wetboek (BW) dan Wetboek van Koophandel (WvK) atau yang dikenal dengan Kitab Undang-undang Hukum Dagang. Sedangkan untuk golongan Timur Asing Tionghoa sebahagian dinyatakan berlaku hukum perdata Belanda tersebut kecuali mengenai adopsi dan kongsi. Terakhir terhadap golongan Bumi Putera diberlakukan hukum adat, kebiasaan

20 Soetandyo Wignjosoebroto, Dari Hukum Kolonial ke Hukum Nasional

Dinamika Sosial-Politik Da lam Per kembangan Hukum di Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, 1994, hal. 3.

21 Sebagai contoh adalah pembukaan besar-besaran lahan perkebunan

tembakau, kelapa sawit, karet dan teh di wilayah Sumatera Timur.

22 Melalui Pasal 75 RR Lama dan kemudian diubah dengan 75 RR Baru yang

(39)

dan hukum agamanya atau yang dikenal dengan Godien Stigwetten, Volkinstelingen en Gubreiken.

Ada upaya pemerintah Hindia Belanda untuk mensejajarkan berlakunya hukum di negaranya dengan hukum yang berlaku di daerah jajahannya. Kebijakan ini kemudian dikenal dengan penerapan azas konkordansi. Meskipun kemudian kebijakan penerapan azas konkordansi ini mendapat perlawanan dari ilmuwan hukum Bangsa Belanda sendiri seperti Van Vollenhoven dan Ter Haar. 23

Dalam bidang hukum perdata, hukum dagang, dan hukum pidana serta hukum acara pidana dan perdata begitu juga hukum-hukum lain yang tersebar secara sporadis ada upaya untuk melakukan kodifikasi dan unifikasi hukum Eropa di tanah jajahan dan dijalankan dengan memberlakukan hukum yang berasal dari dalam negerinya. Pemberlakuan hukum Kolonial dengan asas konkordansi ini dikemudian hari menciptakan keadaan pluralisme hukum yang sebelumnya juga telah dipicu oleh perbedaan struktur dan kultur masyarakat Indonesia yang memang dilatar belakangi oleh suasana pluralisme.

Dapat dikatakan bahwa dampak dari dinamika pilihan politik hukum Pemerintah Hindia Belanda tersebut sampai hari ini membuahkan hasil pluralisme hukum yang tidak berkesudahan. Ditambah lagi pasca kemerdekaan pemerintah Indonesia sendiri melakukan pilihan politik hukum yang tersendiri pula untuk memenuhi tuntutan tatanan hukum Indonesia pasca kemerdekaan. Tampaknya faktor politik tidak pernah lepas dari rangkaian kegiatan penyusunan tata hukum di Indonesia dari waktu ke waktu.

23 Lihat lebih lanjut, Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Paradigma, Metode

(40)

Dalam konteks global, pengaruh tekanan politik asing (luar negeri) terus menerpa kebijakan pembangunan hukum di Indonesia. Terutama pasca ratifikasi GATT/WTO 1994 sebagai instrument globalisasi ekonomi (namun tetap membawa dampak pada sistem sosial lainnya) yang mengharuskan Indonesia menyesuaikan beberapa peraturan perundang-undangannya khususnya dalam lapangan Hak Kekayaan Intelektual dengan TRIPS Convention yang merupakan instrument hukum hasil Putaran GATT/WTO 1994, lapangan hukum investasi, lapangan hukum lingkungan, lapangan hukum perbankan dan bidang-bidang hukum ekonomi lainnya serta lapangan hukum yang terkait dengan perlindungan hak asasi manusia.

Dominasi politik asing dan kepentingan politik negara maju tidak dapat dilepaskan dari langkah-langkah kebijakan negara Indonesia dalam penyusunan peraturan perundang-undangan di Indonesia bahkan undang-undang dalam bidang politik dan keamanan. Faktor yang turut mempengaruhi pilihan kebijakan politik itu tidak lain dikarenakan lemahnya penguasaan kapital dalam negeri Indonesia, rendahnya tingkat kemampuan penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, sumber daya manusia Indonesia dan memburuknya sistem pengelolaan manajemen negara. Inilah yang menurut M. Solly Lubis 24

sebagai sebuah kelemahan yang dimiliki oleh Bangsa Indonesia dengan ungkapan sebagai berikut :

Mereka (negara maju, pen) memiliki dan menguasai keunggulan strategis dalam tiga hal, yakni keunggulan capital

(funds and equipment) keunggulan teknologi canggih dan keunggulan manajemen yang cukup rapid an tersistem dengan apik.

Kelemahan dan ketergantungan kita di tiga bidang itu, sekaligus membuktikan lemahnya kemandirian kita dan ketergantungan inilah yang menyebabkan kita tidak bisa mengelakkan intervensi dan berbagai dikte terbuka ataupun terselubung oleh negara-negara lain itu terhadap kita.

Bahkan disana-sini terasa sebagai eksploitasi ekonomi, dominasi politis dan penetrasi kultur, tiga target mana adalah merupakan tiga target utama pada kaum kolonialis-imperalis dan kapitalis.

24 Lihat lebih lanjut M. Solly Lubis M. Solly Lubis, Serba-Serbi Politik &

(41)

Dominasi kebijakan politik ekonomi asing di Indonesia sebenarnya tidak hanya dimulai pada saat ratifikasi konvensi-konvensi yang berkaitan dengan perdagangan internasional seperti GATT/WTO serta konvensi-konvensi internasional lainnya. Perebutan negara-negara yang hari ini sebagai penguasa ekonomi di dunia yang tergabung dalam negara industri maju seperti G-8 dan G-20 berawal dari perjalanan sejarah yang cukup panjang. Peristiwa yang melatar belakangi munculnya Perang Dunia ke-2 adalah tidak terlepas dari perebutan sumber-sumber ekonomi yang ada di berbagai belahan bumi. Ekspansi negara-negara Eropa ke Asia, sebut saja misalnya Inggris ekspansi ke India, Burma, Hongkong dan Malaysia, Prancis ekspansi ke Indocina (Laos, Kamboja dan Vietnam), Belanda ekspansi ke Indonesia bahkan Amerika dengan sekutunya Inggris, Prancis dan Belanda turut mengontrol aktivitas di kawasan Pasifik. Sampai hari ini, negara-negara maju tersebut termasuk Jepang meskipun kalah dalam Perang Asia Timur Raya melawan negara-negara sekutu (Amerika dan Eropa) dominasi dalam politik ekonomi semakin hari semakin menguat hingga hari ini. Catatan yang dikemukakan oleh Stephen E. Ambrose dan Douglas G. Brinkley, 25 memberikan pencerahan untuk sampai pada

suatu kesimpulan bahwa kekuatan politik ekonomi di berbagai belahan Asia masih dan akan terus beraada di bawah bayang-bayang kekuatan Barat (Amerika dan Eropa Barat) :

On the other side of the world the United States, in combination with the British, French and Dutch, still ruled the Pacific. American Control of Hawaii and the Philippines,

Dutch control of the Netherlands East Indies (N.E.I., today’s Indonesia), French control of Indochina (today’s Laos,

Cambodia (Democratic Kampuchea), and Vietnam), and British control of India, Burma, Hong Kong and Malaya gave the Western powers a dominant position in Asia. Japan, ruled by her military, was aggressive, determined to end white

man’s rule in Asia, and thus a threat to the status quo. But

Japan lacked crucial natural resources, most notably oil, and was tied down by her war in China.

Pada hakekatnya uraian berikut ini akan mencoba untuk membawa pembaca ke alam studi sejarah hukum. Menelusuri ruang sosial tempat diberlakukannya hukum dalam berbagai penggalan waktu

25 D Stephen E. Ambrose and Douglas G. Brinkley, Rise to Globa lism,

(42)

Arti Penting Kajian Sejarah Hukum.

Studi hukum melalui pendekatan sejarah akan dapat membantu untuk sampai pada satu harapan bahwa ke depan akan dapat dirumuskan hukum-hukum yang lebih bernuansa humanis dan berkeadilan dan menampung berbagai harapan dan cita-cita Negara. Studi sejarah hukum menjadi sangat penting manakala hukum masa lalu dan yang sedang berlaku hari ini belum mampu memberikan rasa keadilan dan kepastian hukum serta kemanfaatan.

Perlunya kajian atau studi sejarah terhadap hukum paling tidak memiliki alasan ilmiah :

Pertama : sangat sedikit studi-studi hukum yang dilakukan melalui pendekatan sejarah.

Kedua : terjadi keterputusan sejarah yang disebabkan oleh ketiadaan jembatan-jembatan penghubung antara generasi sarjana hukum sebelum kemerdekaan, generasi pasca kemerdekaan periode kepemimpinan Bung Karno, generasi pasca kepemimpinan Bung Karno (periode kepemimpinan Soeharto dengan rezim orde barunya), generasi pasca kepemimpinan Soeharto yakni generasi orde reformasi dan generasi orde pasca reformasi sehingga studi-studi hukum yang dilakukan kering dari pembelajaran sejarah dan ini membawa dampak pada terbelenggunya peradaban hukum pada situasi yang pragmatis.

Ketiga : Tidak dimasukkannya dalam kurikulum pendidikan hukum pada strata I tentang materi pengajaran sejarah hukum, padahal data sejarah hukum cukup banyak tersebar di berbagai arsip dan perpustakaan.

Keempat : Harus ada yang melanjutkan jembatan yang berisikan narasi sejarah hukum untuk menyambungkan keterputusan sejarah guna dapat memaknai budaya hukum Indonesia yang tepat dalam rangka pilihan-pilihan politik hukum guna pembangunan sistem hukum nasional di masa yang akan datang.

(43)

pada saat negara ini didirikan yang mengacu pada the original paradigmatic value of Indonesian culture and society jika kita tidak ingin sejarah hukum kita terputus sebab pembiasan yang dalam tradisi keilmuan dinamai proses internalisasi mengenai yang baik, yang benar, yang indah, yang adil, yang beradab, serta suci bersumber dari kehidupan para tokoh-tokoh yang dapat dijadikan teladan. Beribu-ribu ajaran kognisi pengetahuan dan hafalan tentang teks-teks normatif akan percuma saja apabila sosok yang berjasa dalam meletakkan dasar-dasar pembangunan hukum dalam sejarah kita, yaitu para pendiri bangsa, guru-guru bangsa, mereka-mereka yang secara terus mempertahankan hukum adat dan berbagai pengorbanan demi pengorbanan yang mereka lakukan untuk meletakkan dasar pembangunan hukum bangsa ini. Dan tokoh-tokoh semacam itu saat ini sudah sulit untuk kita temukan. Jika tulisan ini memilih teori yang dikembangkan oleh para akademisi yang dalam karier dan kehidupannya telah menghabiskan masa untuk pembangunan hukum dan pembangunan ilmu hukum seperti, Mahadi dan M. Solly Lubis, serta Hikmahato Juwana ini bukanlah semata-mata untuk memperkenalkan pemikiran-pemikiran mereka - yang satunya hendak membangun hukum Indonesia modern, yang satunya lagi hendak meletakkan dasar pembangunan hukum Indonesia melalui hukum adat sebagai dasar dan terakhir kesemuanya hendaklah diletakkan dalam satu kerangka sistem yang disebut sebagai sistem hukum nasional - akan tetapi lebih jauh menggiring generasi yang akan datang untuk dapat memahami sejarah perjalanan hukum Indonesia, dan di negeri ini ternyata banyak pandangan dan pemikiran yang lahir dari anak bangsa sendiri, yang faham tentang kebutuhan hukum di negerinya, sebab membangun hukum bukanlah semata-mata melakukan sesuatu akan tetapi mempelajari sesuatu.

(44)

pilihan-pilihan politik dalam pembangunan hukum nasional. Kini, mari kita rajut kembali benang-benang sejarah yang putus dan mempelajari

kembali “situs-situs” yang saat ini memerlukan guru-guru yang dapat memikirkan dan menterjemahkan serta menafsirkan situs-situs itu. Saat ini diperlukan sosok intelektual hukum yang memahami sejarah karena kita tidak ingin terjadi apa yang pernah dikatakan oleh Sartono

Kartodirdjo, “jangan menjadi cendekiawan model pohon pisang yang sekali berbuah lalu selesai”.26 Teruslah merajut benang-benang sejarah

yang terputus agar untaian-untaian sejarah hukum Indonesia dapat

dirajut dalam suatu “kain” yang bermakna lembaran sistem hukum

nasional Indonesia.

Salah satu kebijakan yang perlu ditempuh dalam pembangunan hukum adalah terciptanya suatu tatanan hukum yang dapat menjembatani kepentingan masyarakat Indonesia yang saling berbenturan sebagai akibat dari tawaran kultur yang plural. Perbedaan pada kultur dan berpengaruh pada budaya hukum ini berawal dari perjalanan sejarah yang cukup panjang yang memperlihatkan adanya pengaruh sistem hukum asing (yang sejak awal juga sudah ada perbedaan yakni antara sistem hukum Eropa Kontinental di satu pihak dan sistem hukum Anglo Saxon di pihak lain) terhadap hukum yang hidup dalam masyarakat (lokal) Indonesia (hukum adat). 27

Paling tidak dengan kebijakan itu perbedaan-perbedaan pada sistem hukum itu dapat sedikit demi sedikit (secara berangsur-angsur) dihapuskan untuk kemudian menuju pada satu tatanan hukum yang dapat berterima dalam kehidupan masyarakat Indonesia namun tetap pula mampu mengantisipasi gelombang globalisasi yang ditawarkan oleh masyarakat internasional. Dengan bahasa yang sederhana harapan dari pilihan terhadap kebijakan yang semacam ini adalah untuk mengukuhkan kembali hukum rakyat (hukum adat) sebagai hukum yang hidup agar kepentingan masyarakat tetap terpelihara dengan baik, namun tetap eksis dan mampu menangkap setiap perubahan yang ditawarkan oleh peradaban modern.

Apa sebenarnya yang ditawarkan oleh sistem hukum Eropa kontinental yang dalam pilihan terhadap kebijakan pembangunan hukumnya didasarkan pada konsepsi hukum yang terkodifikasi dengan rapi, tidaklah terlalu buruk untuk terus dikembangkan dalam strategi pembangunan hukum di Indonesia, yang dalam banyak hal lebih

26 Lebih lanjut lihat Sartono Kartodirdjo, Pendekatan Ilmu Sosial Dalam

Metodologi Sejar ah, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1993.

27 Lihat Soetandyo Wignjosoebroto, Dari Hukum Kolonial ke Hukum

(45)

memberikan kepastian hukum. Namun begitu, apa yang sesungguhnya yang dikembangkan oleh negara-negara penganut sistem hukum Anglo Saxon (Amerika dan Inggris meskipun keduanya ada juga perbedaan), yang menggantungkan pola pilihan dalam penentuan apa yang menjadi hukum melalui putusan hakim, adalah juga sangat sesuai bagi Indonesia. Oleh karena konsepsi hukum Adat Indonesia yang sejak lama didasarkan pada putusan fungsionaris hukum adat (teori Beslissingen Leer yang dikembangkan oleh Ter Haar) 28 adalah sangat

sejalan dengan konsepsi yang ditawarkan oleh sistem hukum Anglo Saxon. Oleh karena itu pula, memadukan antara kedua kutub yang berbeda itu untuk dipertemukan dalam rangka kebijakan pembangunan hukum Indonesia menurut hemat kami adalah suatu langkah yang arif guna memberi arti bagi hukum rakyat Indonesia sebagai hukum yang

hidup. Caranya adalah, mengangkat kembali ”nilai-nilai hukum yang

hidup” dalam masyarakat Indonesia, melalui langkah-langkah metodologis yang lazim dikenal dalam ilmu hukum dengan memadukannya melalui pendekatan sejarah, guna memutakhirkan data sejarah masa lampau untuk kepentingan hari ini dan masa depan.

Tempat Sejarah Hukum dalam Sistematika Ilmu Pengetahuan

Sama dengan induknya - kajian dalam ilmu sejarah - generalisasi dalam kajian sejarah hukum bersifat terbatas. Artinya kalau kita berbicara tentang Hukum Perancis itu tak dapat digeneralisasi untuk Hukum Indonesia. Kalau kita berbicara tentang hukum Di Turkey pada masa dinasti Osmania itu tak dapat digeneralisasi untuk hukum Indonesia pada Masa Kerajaan Majapahit. Mengacu pada premis tersebut maka dapatlah difahami bahwa kajian sejarah hukum memiliki keterbatasan generalisasi . Oleh karena itu menurut Kuntowijoyo 29 keterbatasan generalisasi itu dapat diatasi

dengan bantuan ilmu-ilmu sosial lainnya yang cenderung bergerak ke arah generalisasi, walaupun harus diakui bahwa semua ilmu memiliki keterbatasan dalam menggeneralisasi tiap-tiap obyek kajiannya.

Kajian sejarah terhadap hukum oleh sebagaian kalangan ilmuwan hukum, ditempatkannya sebagai kajian hukum empiris. Ketika

28 Lebih lanjut lihat Ter Haar Bzn, Asas-asas dan Susunan Hukum Adat,

(Terjemahan K. Ng. Soebakti Poesponoto), Pradnya Paramita, Jakarta, 1981, dan Jakob Sumarjo, Jakob Sumardjo, Mencari Sukma Indonesia Pendataa n Kesadaran Keindonesiaan di Tengah Letupa n Disintegr asi Sosial Kebangsaan, AK Group, Yogyakarta, 2003.

Gambar

Grafik 1  Grafik : 2 :
Grafik 1 Ketimpangan Ekonomi di Berbagai Dunia
gambar siklus di atas. Proses transformasi hukum Eropa agar dapat diterima menjadi hukum di wilayah Negara Hindia Belanda dilakukan dengan penerapan politik hukum dengan asas konkordansi yakni
Tabel 1 Tingkat Pengetahuan Aparat kepolisian Terhadap
+7

Referensi

Dokumen terkait

Nafs berarti jiwa yaitu unsur psikhis manusia yang sangat potensial, menurut fithrohnya, nafs adalah suci, namun memiliki dua kekuatan yang seimbang, yakni yang

Praktik Pengalaman Lapangan adalah semua kegiatan kurikuler yang harus dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Semarang sebagai pelatihan untuk menerapkan teori

Judul Skripsi : Kajian Potensi Industri Kuliner Dalam Membentuk Lingkungan Kreatif (Studi Kasus : Kawasan Jalan Mojopahit Kecamatan Medan Petisah).. Nama Mahasiswa :

 Rumah tradisional Mentawai disebut Uma, yaitu merupakan tempat orang Mentawai.. untuk beraktivitas, termasuk jenis upacara

в) Кружница је скуп свих тачака равни једнако удаљених од једне тачке те равни. г) Кружница је скуп свих тачака простора једнако удаљених од једна тачке...

Pancasila Sebagai Paradigma Pembangunan Kehidupan Umat Beragama Bangsa Indonesia sejak dulu dikenal sebagai bangsa yang ramah dan santun, bahkan predikat ini

1) Dari kondisi ini, pendekatan dikembangkan dengan menempatkan masyarakat sebagai pihak utama atau pusat pengembangan. 2) Pendekatan tersebut lebih bersifat memberdayakan

hasil belajar sesuai dengan satandar pendidikan. 12) Kemajuan yang dicapai oleh peserta didik dipantau dan. didokumentasikan secara sistematis dan digunakan