• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I. PENDAHULUAN. Mahasiswa merupakan salah satu aktor dalam perguruan tinggi karena"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mahasiswa merupakan salah satu “aktor” dalam perguruan tinggi karena aktivitasnya dalam perguruan tinggi tersebut, adapun mahasiswa dengan segala aktivitasnya dapat dibagi menjadi dua, yaitu: aktivitas utama (necessary activities) merupakan aktivitas apa saja yang berkaitan dengan tugas belajarnya; aktivitas luang (leisure activities) merupakan aktivitas di luar belajar yang dilakukan disela kepadatan jadwal belajar mereka (Srisayekti, 2007). Karena mahasiswa merupakan “aktor” dan melakukan aktivitas, maka mahasiswa pastinya berperilaku dalam suatu wadah aktivitas atau wadah kegiatan. Wadah kegiatan tersebut bermacam-macam dan bergantung dari penyediaan pihak perguruan tinggi dan pemanfaatan mahasiswa terhadap lingkungannya, terlebih dalam lingkungan perguruan tinggi. Aktivitas utama mahasiswa (perkuliahan, diskusi, latihan soal, ujian, belajar, praktikum) tergantung dari bidang ilmu yang dipilih. Ada berbagai jenis bidang ilmu dan dikelompokkan, yang kemudian disebut dengan jurusan (program studi). Kelompok dari jurusan-jurusan disebut dengan fakultas. Perguruan tinggi yang memiliki sejumlah fakultas dapat disebut dengan universitas.

Terdapat tiga besar universitas terbaik di Yogyakarta yang dicatat oleh 4ICU (4 International Colleges & Universities) pada tahun 2015, yaitu UGM (Universitas Gadjah Mada), UNY (Universitas Negeri Yogyakarta), UII (Universitas Islam Indonesia) yang dimana ketiga universitas tersebut menjadi banyak pilihan bagi pelajar untuk melanjutkan studinya, sehingga terdapat banyak “aktor” dan aktivitas mahasiswa di dalam lingkungan universitas-universitas tersebut. Lingkungan universitas-universitas tersebut merupakan wadah aktivitas mahasiswa. Hal yang menjadi perhatian peneliti

(2)

2 adalah hubungan dari aktivitas mahasiswa dengan wadah aktivitasnya yang terjadi khususnya di dua universitas yaitu UGM dan UNY, yaitu area gedung rektorat yang dipergunakan sebagai wadah aktivitas mahasiswa. Deskripsi secara umum dari gedung rektorat adalah tempat formal bagi rektor yaitu ketua perguruan tinggi, beserta senat-senat dalam melakukan aktivitas yaitu memimpin suatu universitas. Dengan adanya aktivitas mahasiswa di area gedung rektorat memberi pemahaman bahwa area gedung rektorat yang diperuntukkan rektor beserta senat universitas juga dimanfaatkan oleh mahasiswa untuk aktivitasnya. Dari hasil pengamatan secara langsung yang dilakukan peneliti pada 11 Februari 2015 hingga 13 Februari 2015 dari siang hari hingga malam hari di area gedung rektorat UGM dan UNY, peneliti menemukan bahwa aktivitas mahasiswa di area gedung rektorat UNY lebih intens daripada aktivitas mahasiswa di area gedung rektorat UGM (jumlah dan jenis aktivitas mahasiswa lebih banyak dan terjadi hingga malam hari di area gedung rektorat UNY jika dibandingkan dengan aktivitas mahasiswa di area gedung rektorat UGM). Dengan dasar temuan itu, peneliti tertarik untuk memahami hubungan aktivitas mahasiswa dengan wadah aktivitasnya khususnya di area gedung rektorat UNY.

Hubungan aktivitas mahasiswa dengan wadah aktivitas area gedung rektorat UNY tersebut dapat dipandang sebagai fenomena karena menurut data buku panduan UNY “Mengenal UNY Lebih Dekat” yang diterbitkan oleh BAKI (Biro Akademik, Kemahasiswaan, dan Informasi) UNY pada tahun 2013 dan menurut keadaan empiris, bahwa UNY memberikan fasilitas yang berupa tempat kepada mahasiswa bagi seluruh aktivitasnya sesuai dengan kebutuhannya antara lain: Gedung Olah Raga (GOR), Auditorium, Museum Pendidikan Indonesia, Kolam Renang, Student and Multicultural Center, Masjid, Hotel, Laboratorium, Mini Market, Food Court, Garden Café, Gedung

(3)

3 Pertunjukan, Lapangan, Perpustakaan Pusat, dan Taman Olah Raga Masyarakat. Dengan banyaknya fasilitas tempat yang sudah disediakan tersebut, ada suatu alasan yang menjadikan area gedung rektorat UNY juga dimanfaatkan untuk wadah beraktifitas mahasiswa UNY sehingga memiliki fungsi ruang bersama. Dan perlu diketahui bahwa pihak UNY memperbolehkan aktivitas tersebut karena tidak mengganggu kinerja dari pihak rektorat UNY.

Alasan yang menjadikan area gedung rektorat UNY dimanfaatkan sebagai wadah aktivitas mahasiswa UNY dapat dipahami sebagai berikut. Khan (1975) dan Moore (1979) menjelaskan bahwa sebuah ruang yang terbangun harus memiliki fungsi yang dikhususkan untuk suatu kegiatan yang mengutamakan manusia yang berkegiatan menggunakan ruang tersebut. Seperti pada area gedung rektorat UNY, bahwa area tersebut memiliki fungsi yang dikhususkan untuk rektor beserta senat UNY. Rapoport (1977) menyatakan bahwa manusia merupakan makhluk berpikir yang mempunyai persepsi dan keputusan dalam interaksinya dengan lingkungan (ruang yang terbangun) yang didasarkan dari kognisi (dari apa yang dipahami dan dipelajari) dan skemata (pengalaman masa lampau atau lingkungan yang sudah terekam dalam pikiran). Proses kognisi dan skemata menunjukkan adanya kemampuan manusia untuk beradaptasi dengan kondisi lingkungan yang ditemuinya agar tercapai keseimbangan (kenyamanan) dengan lingkungan yang diinginkannya. Seperti halnya mahasiswa UNY, mereka beraktifitas didasarkan oleh persepsi (kognisi dan skemata) dan dari persepsi tersebut mereka melakukan adaptasi agar tercapai kenyamanan di area gedung rektorat UNY. Alexander (1964) menyatakan bahwa membuat bangunan yang sesuai dengan yang dibutuhkan didasarkan dengan konsep fit. Unsur penting konsep fit adalah kualitas yang dirasakan manusia dalam suatu ruang (konteks dan bentuk) yang membuat manusia

(4)

4 nyaman saat berada di dalamnya. Jadi, ada sebuah kualitas ruang yang nyaman (fit) pada area gedung rektorat UNY yang didasarkan dari persepsi (kognisi dan skemata) dan adaptasi mahasiswa UNY untuk wadah aktivitas mereka yang sebenarnya area gedung rektorat UNY dikhususkan untuk aktivitas rektor dan senat UNY. Ada suatu faktor-faktor kualitas dari area gedung rektorat UNY yang merupakan lingkungan fisik yang mempengaruhi aktivitas atau perilaku mahasiswa UNY. Hubungan antara aktivitas (pola perilaku) mahasiswa UNY dengan tatanan lingkungan fisik yang spesifik area gedung rektorat UNY dapat diartikan sebagai seting perilaku (Barker dalam Laurens, 2004), yaitu ada kombinasi antara aktivitas (perilaku yang dilakukan oleh manusia) dan tempat yang spesifik (seting/wadah kegiatan manusia tersebut). Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana pola perilaku yang terjadi pada mahasiswa UNY terhadap area gedung rektorat UNY.

Adapun aspek yang mempengaruhi hubungan manusia dengan lingkungan fisik adalah organisasi, individu, dan seting fisik (Weisman, 1981). Dari interaksi antara organisasi dan individu (kelompok pemakai) dengan seting fisik dapat memunculkan fenomena perilaku yang memiliki karakteristik yang disebut dengan konsep atribut, yaitu kualitas hubungan yang dirasakan manusia saat beraktifitas dalam setingnya/wadah aktivitas. Fenomena perilaku tersebut memiliki unsur manifesto dan laten. Manifesto berarti perwujudan perilaku tentang tujuan dan pandangan yang direncanakan dalam seting fisik dan laten berarti perilaku yang tersembunyi, terpendam namun berpotensi untuk muncul agar aktivitas yang termanifestokan dapat berlangsung dengan kualitas seperti yang diinginkan dalam seting fisik. Untuk mendapatkan hasil yang mendalam dan mendasar, peneliti akan mengidentifikasi unsur laten pola perilaku

(5)

5 mahasiswa UNY dalam seting fisik yang dipandang fit bagi aktivitasnya yaitu area gedung rektorat UNY.

Aktivitas mahasiswa UNY di area gedung rektorat banyak berlangsung di area di depan gedung rektorat UNY. Area di depan rektorat UNY yang dimaksud adalah area yang berada di muka bangunan atau arah hadap gedung rektorat UNY. Arah hadap gedung rektorat UNY yaitu mengarah ke selatan dengan area aktivitas mahasiswa UNY yang cukup luas yang meliputi: A) area yang tertutupi atap; B) dan area yang tidak tertutupi atap. Deskripsi dari area yang tertutupi atap adalah area yang panjang bersambung dengan bangunan induk yaitu gedung rektorat UNY yang dibatasi oleh kolom-kolom, tangga, dan dinding setengah terbuka. Sedangkan deskripsi dari area yang tidak tertutupi atap adalah tanah luas di sekitar bangunan induk yaitu gedung rektorat UNY yang terdiri dari lansekap taman dan area kolam & menara air yang dibatasi oleh jalur jalan utama.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan keterangan dari latar belakang tersebut di atas, layak dilakukan penelitian lebih lanjut untuk memahami hubungan antara aktivitas (pola perilaku) mahasiswa UNY dengan tatanan lingkungan fisik yang spesifik khususnya area di depan gedung rektorat UNY. Maka muncul pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1) Bagaimana bentuk seting perilaku oleh aktivitas mahasiswa UNY yang menggunakan area di depan gedung rektorat UNY?

2) Bagaimana karakteristik perilaku mahasiswa UNY dan karakteristik seting fisik area di depan gedung rektorat UNY sehingga terbentuk seting perilaku seperti yang terlihat?

(6)

6 1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang diharapkan adalah dapat merumuskan bentuk seting perilaku di area di depan gedung rektorat UNY oleh aktivitas mahasiswa UNY dan merumuskan karakteristik dari perilaku mahasiswa UNY dan karakteristik seting fisik area di depan gedung rektorat UNY sehingga terbentuk seting perilaku tersebut.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat teoritisnya, dapat menemukan kualitas dasar dan kriteria desain yang sesuai khususnya untuk perilaku mahasiswa UNY di area di depan gedung rektorat UNY, ataupun bagi mahasiswa lainnya secara umum dalam suatu seting fisik yaitu fasilitas tempat/area kegiatan mahasiswa di area kampus. Manfaat praktisnya, sebagai masukan bagi pengelola area gedung rektorat UNY untuk mengevaluasi, mengakomodasi kegiatan mahasiswa UNY di area di depan gedung rektorat UNY, ataupun bagi peneliti lain sebagai pertimbangan desain fasilitas tempat kegiatan mahasiswa di area kampus. 1.5 Keaslian Penelitian

Untuk menunjang keaslian penelitian yang dilakukan, peneliti telah mendeskripsikan beberapa penelitian yang sudah dilakukan sebelumnya oleh peneliti lain. Ada beberapa hasil penelitian yang terdeskripsi yang memiliki beberapa persamaan dalam pemanfaatan dan perubahan fungsi ruang di area universitas oleh masyarakat baik mahasiswa atau umum. Seluruhnya membahas hubungan antara perilaku organisasi dan individu (kelompok pemakai) dalam suatu seting fisik. Namun dari beberapa hasil penelitian yang terdeskripsi tersebut memiliki perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan, yaitu pembahasan tentang karakteristik perilaku (mahasiswa UNY) dan karakteristik seting fisik yang spesifik (area di depan gedung rektorat UNY) yang saling berkaitan sehingga membentuk sebuah seting perilaku

(7)

7 mahasiswa UNY di area di depan gedung rektorat UNY. Berikut beberapa penelitian yang sudah terdeskripsi tersebut:

1) Penelitian dari Edi Pramono Singgih dengan judul Ruang berkumpul Informal bagi Warga Kampus dengan Kasus di Universitas Sebelas Maret Surakarta meneliti tentang fenomena munculnya ruang berkumpul informal di beberapa tempat dalam kampus UNS, padahal menurut Rencana Induk Pengembangan Kampus UNS tempat-tempat tersebut tidak direncanakan sebagai tempat berkumpul yang bersifat informal. Hasilnya adalah 3 macam wujud fisik ruang berkumpul informal di UNS yaitu tempat parkir roda dua, kantin, dan kanopi & koridor dengan fenomena perilaku yang ditemukan yaitu visibilitas, kenyamanan, sosialitas, dan aksesibilitas. Lokasi penelitian dilakukan di kampus UNS Surakarta. Fokus penelitian mengenai interaksi sosial, atribut, dan ruang berkumpul informal. Metode penelitian yang digunakan adalah place centered map, person centered map, observasi, wawancara, dan kuesioner.

2) Penelitian dari Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek dengan judul Sistem Tata Ruang Terbuka Studi Kasus: Lingkungan-Perilaku (Environment-Behavior) Zone Kawasan Pusat Kampus Universitas Gadjah Mada di Yogyakarta meneliti tentang fenomena ruang terbuka kampus yang memiliki fungsi selain akademis yaitu publik, karena itu penataan perkembangan ruang terbuka kampus perlu diperhatikan untuk melihat seberapa jauh ruang terbuka dalam lingkungan kampus dapat berfungsi lebih baik lagi. Hasilnya adalah arahan rancangan berupa tipologi ruang terbuka dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Lokasi penelitian dilakukan di Zone Pusat Kampus mulai dari bagian selatan boulevard, alun-alun depan auditorium UGM (bagian timur dan barat), hingga depan kantor

(8)

8 pusat administrasi UGM bagian utara. Fokus penelitian mengenai Perilaku-Lingungan. Metode penelitian yang digunakan adalah place centered map, person centered map, dan wawancara.

3) Penelitian dari Didik Nopianto A Nugradi dengan judul Seting dan Atribut Ruang Komunal Mahasiswa Kampus Universitas Negeri Semarang Studi Kasus Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik meneliti tentang fenomena ruang komunal mahasiswa di jurusan Teknik Sipil UNNES yang terbentuk dikarenakan kurang terakomodasinya kegiatan-kegiatan informal mahasiswa di UNNES sehingga mahasiswa berkegiatan di ruang-ruang publik yang sebetulnya adalah ruang sirkulasi, dan juga ruang komunal yang disediakan UNNES kurang diminati oleh mahasiswa. Hasilnya adalah kategorisasi seting, atribut, dan sistem seting ruang komunal yang ada di UNNES berdasarkan perbedaan kegiatan dominan yang terjadi. Lokasi penelitian berada di gedung Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES. Fokus penelitian konsep atribut, seting, dan sistem seting. Metode penelitian yang digunakan adalah observasi, wawancara, kuesioner tertutup, dan place centered map.

4) Penelitian dari Yudi Purnomo dengan judul Konsep Ruang Terbuka Publik Mahasiswa sebagai Penghubung antar Unit di Universitas Tanjungpura meneliti tentang fenomena bagaimana ruang terbuka kampus di Universitas Tanjungpura dapat menjadi ruang publik. Hasilnya adalah simpulan rumusan mengenai kriteria perancangan ruang publik. Lokasi penelitian berada di Universitas Tanjungpura Pontianak. Fokus penelitian konsep ruang terbuka publik, privat, dan multi building. Metode penelitian yang digunakan adalah place centered map, person centered map, observasi, dan kuesioner.

(9)

9 Untuk lebih memperjelas, berikut tabel perbandingan dari deskripsi penelitian di atas yang disusun oleh peneliti:

Nama Peneliti Tahun Judul Fokus Lokasi Metode

Edi Pramono Singgih 2000 Ruang berkumpul Informal bagi Warga Kampus dengan Kasus di Universitas Sebelas Maret Surakarta Interaksi sosial, atribut, dan ruang berkumpul informal Kampus UNS Surakarta Place centered map, person centered map, observasi, wawancara, dan kuesioner Don Yesriel Yohan Kusa Banunaek 2002 Sistem Tata Ruang Terbuka Studi Kasus: Perilaku-Lingkungan Zone Kawasan Pusat Kampus UGM Konsep Perilaku-Lingkungan Zone Kawasan Pusat Kampus UGM Observasi wawancara Didik Nopianto A Nugradi

2002 Seting dan Atribut Ruang Komunal Mahasiswa Kampus Universitas Negeri Semarang Studi Kasus Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Konsep atribut, seting, dan sistem seting Gedung Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik UNNES Observasi, wawancara, kuesioner tertutup, dan place centered map

Yudi Purnomo 2013 Konsep Ruang Terbuka Publik Mahasiswa sebagai Penghubung antar Unit di Universitas Tanjungpura Konsep ruang terbuka publik, privat, dan multi building Universitas Tanjungpura Pontianak Place centered map, person centered map, observasi, dan kuesioner Adimas Kristiadi 2015 Seting Perilaku

Mahasiswa Kasus: Area di depan Gedung Rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Konsep seting perilaku Area gedung rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) Place centered map, time budget, observasi, wawancara, dan kuesioner

Sumber: Data olahan penulis, 2015 Tabel 1. Keaslian Penelitian

(10)

10 1.6 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini berada di area gedung rektorat Universitas Negeri Yogyakarta (GR UNY), Karangmalang, Jl. Colombo No. 1, Sleman, Yogyakarta. Area penelitian khususnya terletak di area di depan gedung rektorat UNY yang terbagi menjadi dua bagian yaitu area yang tertutupi atap dan area yang tidak tertutupi atap, dikarenakan kedua bagian area penelitian tersebut digunakan untuk aktivitas mahasiswa UNY secara intens. Karena deskripsi area yang tertutupi atap adalah area yang panjang bersambung dengan bangunan induk yaitu gedung rektorat UNY yang dibatasi oleh kolom-kolom, tangga, dan dinding setengah terbuka, jadi area tersebut meliputi area berbentuk persegi panjang dengan dimensi luas ± 11 x 22 m dengan atap permanen yang minim penutup dibatasi kolom, tangga, dan dinding sebesar ± 50% dari keliling area. Sedangkan area yang tidak tertutupi atap memiliki deskripsi tanah luas di sekitar bangunan induk yaitu gedung rektorat UNY yang terdiri dari lansekap taman dan area kolam & menara air yang dibatasi oleh jalur jalan utama, jadi area tersebut meliputi area berbentuk persegi panjang dengan dimensi luas ± 50 x 60 m, terdiri dari lansekap taman dan area kolam & menara air dan dibatasi oleh jalur jalan utama yang mengelilingi area kompleks gedung rektorat UNY. Antara area yang tertutupi atap dan area yang tidak tertutupi atap dilalui oleh jalan yang berfungsi sebagai jalur dropoff atau main entrance gedung rektorat UNY. Untuk lebih jelasnya, berikut gambar lokasi penelitian dengan berbagai keterangannya berserta foto area yang tertutupi atap dan area yang tidak tertutupi atap yang disajikan oleh peneliti:

(11)

11 Gambar 1. Lokasi Penelitian

Gambar

Gambar 1. Lokasi Penelitian  Sumber: Olahan data peneliti, 2015

Referensi

Dokumen terkait

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga tesis yang berjudul ” Pengembangan Modul

1.Mendorong seseorang (manusia) berperilaku dan berbuat sesuai dengan aturan hukum dan perundang-undangan yang sah serta sesuai QS, sehingga tercipta suatu kondisi masyarakat yang

Dari penutupan lahan diatas, didapatkan pada RTH mempunyai nilai suhu permukaan yang lebih rendah dibandingkan dengan lahan terbangun (RTB) hal ini dikarenakan RTH

Menendang bola merupakan suatu usaha untuk memindahkan bola dari seuatu tempat ke tempat lain menggunakan kaki atau menggunakan bagian kaki. Menendang bola

Saat berlakunya Undang-undang ini perlu ditetapkan oleh Menteri Keuangan oleh karena persiapan-persiapan yang diperlakukan untuk menampung akibat-akibat dari

Nuansa musik dalam karya ini juga mengalami perubahan, dimana nuansa awal lagu Kacang Dari yang sangat sederhana agar anak dapat mengantuk dan terlelap mengalami

menyebutkan bahwa single tap root memiliki kemampuan untuk menyerap air dari kedalaman tanah yang dalam dan mencukupi kebutuhan air lebih dari 65% pada tanaman

Dari semua keselurahan proses produksi hanya mesin slittinglah yang berbeda dari beberapa proses,contohnya pada proses printing yang membutuhkan bahan baku seperti tinta