• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya | V-1 - DOCRPIJM 1500275381Bab V KERANGKA PENDANAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya | V-1 - DOCRPIJM 1500275381Bab V KERANGKA PENDANAAN"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

1

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Bab V

Kerangka Strategi Pembiayaan

Infrastruktur Bidang Cipta Karya

5.1.

Potensi Pendanaan APBD

Di dalam pelaksanaan kebijakan pengelolaan Keuangan Daerah, Pemerintah Daerah tetap berpedoman pada Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 dan Undang-undang Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara serta Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2006 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah serta ditindaklanjuti dengan Petunjuk Pelaksanaannya melalui Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, dimana Pemerintah Daerah dalam pengelolaan keuangan dituntut untuk lebih efisien, efektif, transparan dan akuntabel.

Profil APBD Kabupaten Bogor menggambarkan struktur APBD Kabupaten Bogor selama 5 (lima) tahun terakhir yaitu tahun 2010 dan 2014 yang diperoleh dari Laporan Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja. Komponen yang dianalisis berdasarkan Permendagri No. 13 Tahun 2006 adalah sebagai berikut:

a. Belanja Daerah yang meliputi: Belanja Langsung dan Belanja Tak Langsung;

b. Pendapatan daerah yang meliputi: Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan,

dan Pendapatan Lain yang Sah;

c. Pembiayaan Daerah meliputi: Pembiayaan Penerimaan dan Pembiayaan

Pengeluaran.

APBD dalam kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir yang diukur melalui struktur penerimaan daerah menunjukkan bahwa penerimaan pendapatan daerah Pemerintah Kabupaten Bogor dari tahun ke tahun cenderung menunjukkan peningkatan. Diakui bahwa proporsi pendapatan daerah masih didominasi oleh sumber-sumber pendapatan yang diperoleh dari dana perimbangan baik pos bagi hasil pajak, bagi hasil bukan pajak, Dana Alokasi Umum (DAU) maupun Dana Alokasi Khusus (DAK). Struktur APBD Kabupaten Bogor selama kurun waktu 5 (lima)

(2)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

2

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 5.1 Perkembangan PAD Kabupaten Bogor Tahun 2010-2014

BELANJA DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp juta) % (Rp juta) % (Rp juta) % (Rp juta) % (Rp juta) %

Pendapatan Asli

Daerah

399,263.96 15.90 696,981.81 20.12 1,068,548.45 26.89 1,261,034.56 1,712,937.38

Pajak Daerah 197,020.36 7.84 456,752.50 13.19 741,235.21 18.65 882,963.47 1,131,443.65

Restribusi Daerah 119,564.62 4.76 108,755.93 3.14 127,812.58 145,818.51 199,527.36

Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yg Dipisahkan

22,914.53 0.91 23,404.71 0.68 32,132.65 13,224.86 15,109.08

Lain-Lain PAD 59,764.45 2.38 108,068.67 3.12 167,368.02 4.12 219,007.73 366,857.29

Dana Perimbangan 1,611,993.76 64.19 1,781,177.92 51.43 2,048,587.76 51.54 2,310,876,.7

1

2,498,370.94

Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak

353,208.82 14.06 295,335.40 8.53 217,945.85 5.48 206,556.33 243,427.33

Dana Alokasi Umum

1,115,703.64 44.42 1,326,116.91 38.92 1,672,614.14 42.08 1,887,770.11 2,055,944.99

Dana Alokasi Khusus

143,081.30 5.70 159,725.60 4.61 158,027.77 3.98 216,694.72 189,997.54

Lain-Lain

Pendapatan Daerah Yang Sah

(3)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

3

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Sumber : LRA APBD Kabupaten Bogor, 2014

BELANJA DAERAH 2010 2011 2012 2013 2014

(Rp juta) % (Rp juta) % (Rp juta) % (Rp juta) % (Rp juta) %

Pendapatan Hibah 2,999.97 0.12 17,499.97 0.51 4,099.85 0.10 2,273.37 5,703.61

Dana Darurat

DBH Pajak dari Pemda Lain

153,002.24 6.09 232,695.75 6.72 282,681.44 7.11

Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus

7,936.20 0.32 318,014.64 9.18

Bantuan Keuangan Provinsi/Pemda Lain

248,276.19 9.89 235,958.68 6.81 304,839.50 7.67 281,677.73 164,180.62

Pendapatan Lainnya

88,002.66 3.50 181,258.75 5.23 265,648.34 6.68

(4)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

4

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Untuk mengetahui lebih jelas perkembangan pendapatan daerah dalam APBD

Kabupaten Bogor maka dapat dilihat pada Gambar 5.1 berikut ini.

Gambar 5.1 Grafik Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah Kabupaten Bogor Tahun 2010-2014

sumber : LRA APBD Kabupaten Bogor, 2014

Sumber pendapatan dari pos pendapatan asli daerah telah menunjukkan trend

peningkatan dari tahun ke tahun. Hal ini tetap diimbangi dengan proposi pendapatan dari dana perimbangan yang terus meningkat juga sedangkan pendapatan lain-lain yang sah cenderung menurun disebabkan karena telah berkurangnya pendapatan dari sumber DBH (Dana Bagi Hasil) Pajak dan Retribusi dari Provinsi dan Pemda lain serta tidak adanya lagi pendapatan dari dana penyesuaian dan otonomi khusus.

Untuk melihat neraca keuangan kabupaten Bogor, selanjutnya dapat dilihat dari uraian pembiayaan atau belanja daerah Kabupaten Bogor dari Tahun 2010 hingga

(5)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

5

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 5.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir Kabupaten Bogor

BELANJA DAERAH

2010 2011 2012 2013 2014

Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) % Rp (juta) Rp

(juta) % Belanja Tidak Langsung 1,391,768.80 52.94 1,660,958.25 51.30 1,779,883.68 48.45

Belanja Non Pegawai 340,042.67 12.93 417,384.21 12.89 9.05

Belanja Subsidi - - - -

Belanja Hibah - - - - 178,267.92 90,667.75

Belanja Bantuan Sosial - - - - 10,015.00 11,942.39

Bantuan Pemda Lain - - - - 254,294.74 234,081.03

Belanja Tidak Terduga - - - - 3,378.92 12,440,86

Belanja Langsung 1,237,171.42 47.06 1,576,768.44 48.70 1,894,117.66 51.55

(6)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

6

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Adapun pos-pos belanja selanjutnya diolah dalam bentuk grafik proporsi untuk melihat proporsi sumber pengeluaran selama 5 (lima) tahun terakhir berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2000). Selengkapnya grafik belanja daerah selama tahun 2010 sampai tahun 2014

ditunjukan seperti pada Gambar 5.2 berikut:

Gambar 5.2 Grafik Perkembangan Proporsi Belanja Daerah Kabupaten Bogor

Berdasarkan tabel dan grafik tersebut di atas dapat diketahui bahwa:

1. Pendapatan Daerah

Pendapatan Daerah dari tahun 2010–2014 terus mengalami peningkatan. Tahun

2010 total pendapatan sebesar Rp 2.511.474,97 juta tahun 2014 meningkat

menjadi Rp 5.378.094.14 juta atau rata-rata naik sebesar 27,97 %/tahun.

Komponen tertinggi berasal dari dana perimbangan rata-rata sebesar 61,68 % dari total pendapatan, berikutnya adalah pendapatan lain-lain yang sah rata-rata sebesar 19,26 % dan untuk PAD (Pendapatan Asli Daerah) rata-rata sebesar 19,06

%. Perkembangan PAD cukup pesat yaitu dari Rp 399.263,96 juta pada tahun

2010, meningkat menjadi sebesar Rp 1.712.937,38 juta tahun 2014 atau rata-rata

meningkat sebesar 59,47 %. Peningkatan tertinggi adalah dari pendapatan pajak daerah.

Perkembangan Pendapatan lain-lain yang sah juga cukup besar dari Rp

500,217.25 juta tahun 2010, tahun 2014 menurun cukup drastis menjadi Rp

(7)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

7

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

diperoleh tahun 2010 dan 2011 masing-masing sebesar Rp 7.936,20 juta dan Rp 318.014,64 juta.

2. Belanja Daerah

Belanja Daerah dari tahun 2010– 2014 terus meningkat dari sebesar Rp

2.628.939,00 juta tahun 2010, tahun 2014 meningkat menjadi sebesar Rp

4.899.884,00 juta atau rata-rata naik sebesar 27,22 %/tahun.

Komponen Belanja Langsung tahun 2010 – 2014 terus meningkat lebih tinggi

dibanding kenaikan Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung Tahun 2010 sebesar Rp 1.237.171 juta tahun 2014 meningkat menjadi Rp 3.560.104 juta atau rata-rata meningkat sebesar 38,17 %. Komponen terbesar Balanja Langsung adalah untuk Belanja Barang Modal rata-rata sebesar 23,49 %/tahun dan Belanja Barang Dan Jasa sebesar 17,75 %/tahun. Untuk Belanja Tidak Langsung tahun 2010 sebesar Rp 1.391.768 juta tahun 2014 meningkat menjadi Rp 1.339.780 juta atau rata-rata meningkat sebesar 19, 09 %/tahun. Komponen terbesar adalah untuk Belanja Pegawai rata-rata sebesar 40,17 % dari Total Belanja Daerah. Komposisi Belanja Tidak Langsung sebesar 52,73 % sedangkan Belanja Lansung sebesar 47,27 % dari Total Belanja Daerah. Total Pendapatan Daerah tahun 2010 dan 2013 lebih rendah dibanding Total Belanja Daerah sehingga defisit tahun 2010 sebesar Rp 117.465,25 juta dan tahun 2013 sebesar Rp 429.383,64 juta.

Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Bogor dalam 5 tahun terakhir (2010-2014) untuk pembangunan bidang Cipta Karya mengalami peningkatan. Total alokasi dana APBD untuk bidang Cipta karya tahun 2010 sebesar Rp 28.941.538.000, Tahun 2014 meningkat menjadi Rp 74.322.197.000 atau rata-rata meningkat sebesar 105%.

Dari Total alokasi dana APBD tertinggi pada sektor Pengembangan Sistem

Penyehatan Lingkungan Permukiman rata-rata sebesar 0.6% dari total dana Belanja APBD dan yang terkecil adalah sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan atau rata-rata sebesar 0.15 % dari total dana belanja APBD.

Perkembangan alokasi Dana APBD Bidang Cipta Karya selama 5 tahun terakhir

dapat diihat Tabel 5.3.

Selain itu, pemerintah daerah juga didorong untuk mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai dana pendamping kegiatan APBN di kabupaten/kota. DDUB ini menunjukan besaran komitmen pemerintah daerah dalam

melakukan pembangunan bidang Cipta Karya. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel

(8)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

8

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 5.3 Realisasi APBD pada kegiatan Cipta Karya di Kabupaten Bogor

(9)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

9

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 5.4 Perkembangan DDUB di Kabupaten Bogor

Sektor

2010 2011 2012 2013 2014

Alokasi

APBN DDUB

Alokasi

APBN DDUB

Alokasi

APBN DDUB

Alokasi

APBN DDUB

Alokasi

APBN DDUB Pengembangan Air

Minum 8.196.320 500.000 3.037.809 1.762.100 17.708.897 140.000 11.068.556 5.180.000 3.694.090 369.413

Pengembangan PLP 8.900.000 1.000.000 1.950.000 5.100 1.651.580 165.157

Pengembangan

Permukiman 2.350.000 600.000 6.166.720 650.000

Penataan Bangunan

dan Lingkungan 1.650.000 25.000 25.982.500 1.367.500 19.807.500 1.043.000

Total Belanja APBD 19.446.320 2.100.000 10.854.529 2.437.100 43.691.397 1.507.500 32.826.056 6.228.100 5.345.670 534.570

(10)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

10

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Berdasar dari data DDUB yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa Pemerintah Kabupaten Bogor cukup komitmen terhadap pelaksanaan pembangunan infrastruktur permukiman. Tantangan ke depannya adalah upaya serah terima aset menjadi aset daerah sehingga akan mudah alokasi APBD untuk memelihara dan mengoperasikan output pembangunan tersebut.

5.2. Potensi Pendanaan APBN

Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Bogor dalam 5 tahun terakhir (tahun 2011 sampai dengan tahun 2015) melalui Satuan Kerja Non Vertikal (SNTV) sesuai Permen PU No. 14 tahun 2011. Total alokasi dana APBN untuk bidang Cipta Karya tahun dari tahun 2011 sampai tahun 2015 terus meningkat dari Rp 6.310.258.000 menjadi Rp 18.824.181.000 sedangkan tahun 2013 menurun drastis menjadi Rp 4.631.934.000 dan untuk tahun 2014 meningkat lagi menjadi Rp 7.57.200.000 atau rata-rata kenaikan sebesar 39% / tahun. Penurunan tahun 2013 diakibatkan penurunan alokasi sektor Pengembangan Pengembangan Kawasan Pemukiman dari Rp 3.290.067.000 tahun 2012 turun menjadi Rp 916.374.000 tahun 2013 , sedangkan untuk sektor PBL tahun 2013 tidak ada alokasi dana APBN. Dari Total alokasi dana APBN tersebut alokasi tertinggi pada sektor Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum dan terendah adalah sektor Pengembangan Penataan Bangunan dan Lingkungan. Perkembangan alokasi Dana APBN Bidang Cipta Karya

selama 5 tahun terakhir dapat dilihat pada Tabel 5.5 berikut :

Tabel 5.5 Matriks Potensi Pendanaan Bersumber APBN Kabupaten Bogor Tahun 2011-2015

Sektor

Alokasi APBN (dalam Ribu Rupiah)

2011 2012 2013 2014 2015

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum

2.011.058 10.225.656 3.154.050 17.885.181

Pengembangan Sistem PLP 938.352 580.280 561.510 2.605.000 939.000

Pengembangan Kawasan Permukiman

3.186.556 3.290.067 916.374

Penataan Bangunan dan Lingkungan

174.292 823.110 4.752.200

Total 6.310.258 14.919.113 4.631.934 7.357.200 18.824.181

(11)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

11

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Untuk lebih jelasnya melihat proporsi pendanaan Bidang Cipta Karya di Kabupaten Bogor yang bersumber dari dana APBN maka dapat dilihat pada Grafik berikut ini.

Gambar 5.3 Proporsi Pendanaan APBN Bidang Cipta Karya Kabupaten Bogor

Di samping APBN yang disalurkan Ditjen Cipta Karya kepada SNVT di daerah, untuk mendukung pendanaan pembangunan infrastruktur permukiman juga dilakukan melalui penganggaran Dana Alokasi Khusus (DAK). DAK merupakan dana APBN yang dialokasikan ke daerah tertentu dengan tujuan mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah sesuai prioritas nasional.

Prioritas nasional yang terkait dengan sektor Cipta Karya adalah pembangunan air

minum dan sanitasi. DAK Air Minum digunakan untuk memberikan akses pelayanan

sistem penyediaan air minum kepada masyarakat berpenghasilan rendah di kawasan kumuh perkotaan dan di perdesaan termasuk daerah pesisir dan permukiman

nelayan. Sedangkan DAK Sanitasi digunakan untuk memberikan akses pelayanan

sanitasi yang layak skala kawasan (air limbah, persampahan, dan drainase) kepada masyarakat berpenghasilan rendah di perkotaan yang diselenggarakan melalui proses pemberdayaan masyarakat. Berikut ini uraian alokasi DAK di Kabupaten Bogor.

Tabel 5.6 Alokasi Pendanaan Pembangunan Bidang Cipta Karya melalui DAK di Kabupaten Bogor

NO KAB/KOTA 2014 JUMLAH 2015 JUMLAH

AIR MINUM SANITASI AIR MINUM SANITASI

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) 1 Kabupaten

Bogor

3.694.090.000 1.651.580.0 00

5.345.670. 000

8.475.240.000 - 8.475.240.000

(12)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

12

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Dari tabel tersebut di atas bahwa perkembangan DAK untuk kedua sektor tersebut (Air Minum dan Sanitasi) mengalami peningkatan. Tahun 2014 sebesar Rp 5.345.670.000 tahun 2015 meningkat menjadi Rp 8.475.240.000 atau meningkat 159%. Tahun 2015 tidak ada alokasi DAK untuk sektor sanitasi.

5.3. Alternatif Sumber Pendanaan

Sebagaimana arahan Dirjen Cipta Karya dalam Rencana Strategis Dirjen Cipta Karya Tahun 2015-2019 dijelaskan bahwa proporsi pendanaan kegiatan bidang Cipta

Karya ditunjukan seperti pada Gambar 5.4 berikut:

Gambar 5.4 Proporsi Pendanaan Kegiatan Bidang Cipta Karya

Memperhatikan Gambar 5.4 di atas, maka disimpulkan proporsi pendanaan terbesar

ada pada pemerintah pusat dengan proporsi mencapai 35%, tertinggi kedua adalah sektor swasta dengan proporsi pendanaan mencapai 20%. Sedangkan Proporsi pendanaan Pemerintah Daerah mencapai 25%, yang bersumber dari APBD Kota/Kabupaten sebesar 15% dan APBD Provinsi sebesar 10%.

Memperhatikan arahan tersebut maka setiap usulan pendanaan atas setiap kegiatan seyogyanya mampu mengusulkan pendanaan yang bersumber dari APBN dan menggali potensi pendanaan yang bersumber dari swasta, mengingat potensi proporsi pendanaan swasta yang mencapai 20%. Menghadapi kondisi yang demikian perlu dipersiapkan adanya strategi dalam peningkatan investasi pembangunan bidang Cipta Karya. Pada sub bab berikutnya akan dibahas berbagai strategi yang perlu dilakukan dalam upaya peningkatan investasi Bidang Cipta Karya.

Pemerintah Pusat

35% Sektor Swasta 20% Masyarakat

13% PHLN

7%

Provinsi 10%

Kab Kota 15%

Pemerintah Daerah

(13)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

13

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

5.4.

Strategi Peningkatan Investasi Bidang Cipta Karya

5.4.1

Peningkatan DDUB Oleh Kabupaten/Kota Dan Provinsi

Selain dana APBD untuk pembangunan bidang Cipta Karya, Pemerintah Kabupaten Bogor juga mengalokasikan Dana Daerah untuk Urusan Bersama (DDUB) sebagai bentuk komitmen penyelenggaran pembangunan yang bersifat konkuren.

Strategi peningkatan DDUB, meliputi:

 Meningkatkan PAD terutama pajak daerah potensial dan retribusi daertah

potensial;

 Meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran sehingga persentase SilPA

kecil;

 Mengusulkan DDUB kepada Pemerintah Provinsi.

5.4.2

Peningkatan Penerimaan Daerah Dan Efisiensi Pengunaan

Anggaran

Strategi peningkatan penerimaan daerah dan efisiensi penggunaan anggaran, meliputi:

 Meningkatkan penerimaan Pajak daerah potensial dan retribusi derah

potensial

 Meningkatkan efisiensi penggunaan dana anggaran berbasis kinerja

5.4.3

Peningkatan Kinerja Keuangan Perusahaan Daerah

Perusahaan daerah yang dibentuk pemerintah daerah memiliki dua fungsi, yaitu

untuk menyediakan pelayanan umum bagi kesejahteraan sosial (social oriented)

sekaligus untuk menghasilkan laba bagi perusahaan maupun sebagai sumber

pendapatan pemerintah daerah (profit oriented). Ada beberapa perusahaan daerah

yang bergerak dalam bidang pelayanan bidang Cipta Karya, seperti di sektor air minum, air limbah dan persampahan.

Pemerintah Kabupaten Bogor mempunyai Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan. Perusahaan daerah tersebut telah berjalan dan memberikan kontribusi terhadap pemerintah Daerah Kabupaten Bogor. Strategi peningkatan kinerja keuangan perusahaan daerah, meliputi:

 Meningkatkan kinerja pengelolaan perusahaan daerah untuk meningkatkan

pelayanan;

 Meningkatkan cakupan pelayanan kepada masyarakat yang masih rendah;

 Meningkatkan pengelolaan keuangan perusahaan daerah secara efektif dan

efisien

5.4.4

Peningkatan Peran Masyarakat Dan Dunia Usaha Dalam

Pembiayaan Pembangunan Bidang Cipta Karya;

(14)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

14

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

yang berpotensi cost-recovery atau Corporate Social Responsibility (CSR) untuk

kegiatan non-cost recovery. Dasar hukum pembiayaan dengan skema KPS adalah

Perpres No.67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur serta Permen PPN No. 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Sedangkan landasan hukum untuk pelaksanaan CSR tercantum dalam UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (PT) dan Undang Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam rangka menunjang pembangunan Cipta Karya di daerah, Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor telah

(15)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

15

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Tabel 5.7 Perkembangan KPS Bidang Cipta Karya Kabupaten Bogor Tahun 2015-2017

PROGRAM SPAM KPS TAHUN 2015 – 2017

APBN APBD I APBD II PDAM SWASTA PINJAMAN APBN APBD I APBD II PDAM SWASTA PINJAMAN APBN APBD I APBD II PDAM SWASTA PINJAMAN I NO CABANG PELAYANAN/ KECAMATAN PROGRAM & KEGIATAN VOLUME SATUAN

HARGA SATUAN (Rpx000)

INVESTASI

(16)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

16

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

Strategi peningkatan peran masyarakat dan dunia usaha dalam pembiayaan pembangunan bidang Cipta Karya meliputi :

 Melakukan kerjasama dengan masyarakat di dalam pemeliharaan prasarana

dan sarana pembangunan infrastruktur yang dibangun;

 Melakukan kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan prasarana dan

sarana infrastruktur bidang Cipka Karya.

Dalam menggali sumber pendanaan dari sektor swasta, Pemerintah Daerah perlu menyusun daftar proyek potensial yang dapat dikerjakan dengan skema kerjasama pemerintah dan swasta di bidang Cipta Karya untuk ditawarkan ke pihak swasta. Daftar proyek potensial tersebut disusun berdasarkan identifikasi usulan program dan kegiatan setiap sektor serta tingkat kelayakan ekonomi dan finansial dari program tersebut. Rencana kerjasama pemerintah dan swasta bidang Cipta karya di Kabupaten Bogor terangkum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 5. 8 Proyek Potensial yang Dapat dibiayai dengan KPS dalam 5 Tahun Kedepan

Penambahan SR 15.595 57.130.000 Belum ada FS 2016 IPLT Kab Bogor

5.4.5

Pendanaan Untuk Operasi, Pemeliharaan Dan Rehabiltasi

Infrastruktur Permukiman Yang Sudah Ada

Strategi pendanaan untuk operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi infrastruktur permukiman yang sudah ada meliputi :

 Biaya operasi dan pemeliharaan infrastruktur permukiman yuang terbangun

didanai dari masyarakat pengguna/sewa yang dipungut kepada penghuni

 Untuk biaya perbaikan / renovasi didanai dari APBD.

5.4.6

Pengembangan Infrastruktur Skala Regional

Strategi pengembangan infrastruktur skala regional.

 Pengembangan infratsruiktur skala regioanl didanai oleh : Pemerintah

Kabupaten, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat, atau

(17)

Bab V Kerangka Strategi Pembiayaan Infrastruktur Bidang Cipta Karya |

V-

17

RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH (RPIJM)

KABUPATEN BOGOR TAHUN 2015-2019

5.5.

Rekapitulasi Kebutuhan Biaya Investasi

Mengacu pada dokumen Bussines Plan PDAM Tirta Kahuripan, dikatehui bahwa potensi pendanaan kegiatan bidang air minum secara

ringkas ditampilkan seperti pada Tabel 5.9 berikut.

Tabel 5.9 Rekapitulasi Kebutuhan Biaya Investasi

Sumber : Bussines Plan PDAM Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor

APBN APBD I APBD II PDAM SWASTA PINJAMAN APBN APBD I APBD II PDAM SWASTA PINJAMAN APBN APBD I APBD II PDAM SWASTA PINJAMAN

I PEMANTAPAN SISTEM

1. Wilayah Bogor Barat 15.207.048 - 2.041.720 5.404.987 2.014.094 - - - - 1.662.500 1.490.847 - - - - 1.662.500 1.458.447 - -2. Wilayah Bogor Tengah 65.631.246 - - 7.640.546 9.736.654 - - - - 16.464.294 3.568.707 - 9.902.885 - - 13.695.273 3.555.447 - -3. Wilayah Bogor Timur 11.594.107 - - 4.302.707 1.512.004 - - - - 1.403.396 1.661.727 - - - - 1.052.547 1.661.727 -

-II PENGEMBANGAN SPAM

1. Wilayah Bogor Barat 4.859.545.801 33.251.515 6.460.666 4.785.043.000 5.474.437 - - 2.867.850 - 4.370.000 5.441.667 - - 4.000.000 - 7.195.000 5.441.667 - -2. Wilayah Bogor Tengah 141.960.942 19.035.937 - - 10.783.015 - - 4.354.476 500.000 11.322.000 10.264.837 - 29.534.676 11.361.000 1.995.000 18.172.026 15.836.974 - 8.801.000 3. Wilayah Bogor Timur 137.424.489 - - 1.440.000 3.469.060 - - 5.819.810 - 9.885.750 13.039.338 - 81.254.907 3.440.000 - 6.885.750 3.689.875 - 8.500.000

III PENGEMBANGAN SUMBER DAYA PERUSAHAAN 1. Sistem & Teknologi

Informasi 3.194.539 - - - 1.449.513 - - - - - 830.013 - - - - - 915.013 - -2. Hubungan Langgan &

Pemasaran 1.784.500 - - - 818.500 - - - - - 483.000 - - - - - 483.000 - -3. Peningkatan Kapasitas

SDM 2.915.000 - - - 1.005.000 - - - - - 905.000 - - - - - 1.005.000 - -4. Peraturan, Standar dan

Prosedur 700.000 - - - 150.000 - - - - - 325.000 - - - - - 225.000 - -IV KERJASAMA PEPERINTAH

SWASTA (KPS)

1. NRW (PBC) 650.000 400.000 250.000

2. BOT 30.266.560 - - - - - - - - - 4.450.000 2.500.000 - - - - 12.725.000 10.591.560 -TOTAL 5.270.874.232 52.287.452 8.502.386 4.803.831.240 36.412.277 - - 13.042.136 500.000 45.107.940 42.860.134 2.500.000 120.692.467 18.801.000 1.995.000 48.663.096 47.247.149 10.591.560 17.301.000

TAHUN PELAKSANAAN DAN SUMBER DANA

2015 2016 2017

Gambar

Tabel 5.1 Perkembangan PAD Kabupaten Bogor Tahun 2010-2014
Gambar 5.1 Grafik  Perkembangan Proporsi Pendapatan Daerah
Tabel 5.2 Perkembangan Belanja Daerah dalam 5 Tahun Terakhir Kabupaten Bogor
Tabel 5.3 Realisasi APBD pada kegiatan Cipta Karya di Kabupaten Bogor
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang

Sebagai kesimpulan dari analisis aspek pembiayaan, dilakukan analisis tingkat ketersediaan dana yang ada untuk pembangunan bidang infrastruktur Cipta Karya yang meliputi

Untuk melihat upaya pemerintah daerah dalam melaksanakan pembangunan bidang Cipta Karya perlu. dianalisis proporsi belanja pembangunan Cipta Karya terhadap total

Strategi yang perlu dilakukan Pemerintah Kabupaten Kediri untuk peningkatan investasi. pembangunan infrastruktur bidang Cipta

Dana APBN Cipta Karya yang dialokasikan ke Pemerintah Kota Sawahlunto selama.. kurun waktu

bagi pertumbuhan ekonomi daerah Kabupaten Buton Tengah.. Dalam rangka pencapaian pembangunan bidang Cipta Karya di. daerah, dan untuk memenuhi kebutuhan pendanaan

Dana APBD yang dialokasikan ke Pemerintah Kabupaten Bombana dalam 5 tahun terakhir (tahun 20.. sampai dengan tahun 20..) untuk pembangunan bidang Cipta Karya

investasi pembangunan khusus bidang Cipta Karya di daerah tersebut selama 3-5 tahun. terakhir yang bersumber dari perusahaan daerah