BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Keadaan Umum Lokasi Penelitian
Muara Sungai Kali Lamong merupakan bagian hilir dari Sungai Kali Lamong yang terletak di perbatasan antara Kota Surabaya dan Kabupaten Gresik. Ditinjau dari aspek geografis dan administratif pengelolaan kawasan, daerah ini memiliki komunitas mangrove yang terdapat di tiga lokasi, yaitu komunitas mangrove yang terdapat di sempadan sungai di wilayah Kota Surabaya, komunitas mangrove yang terdapat di sempadan sungai di wilayah Kabupaten Gresik serta komunitas mangrove yang terdapat di Pulau Galang. Penelitian lapangan telah dilakukan untuk mengetahui struktur komunitas dan status kondisi komunitas mangrove di kawasan tersebut. Hasil penelitian yang didapatkan antara lain, data keadaan umum daerah muara Sungai Kali Lamong, daftar jenis dan jumlah mangrove yang telah diinventarisasi di kawasan ini serta data parameter fisik-kimia. Data tersebut digunakan untuk menentukan indeks nilai penting, indeks keanekaragaman jenis, indeks dominansi serta indeks kemerataan jenis.
Stasiun pertama yaitu stasiun penelitian A terletak di sempadan sungai yang berdekatan dengan muara di wilayah Desa Romo-Kalisari, Kota Surabaya. Di stasiun ini dibuat dua sub stasiun penelitian, yaitu sub stasiun penelitian A1 dan A2 yang terdiri dari tiga plot transek dengan luas total 300m². Berdasarkan pengamatan secara umum, keberadaan komunitas mangrove di stasiun penelitian A ini didominasi oleh jenis Avicennia alba dan Avicennia marina, dan keberadaan variasi jenis serta ketebalan vegetasi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan dua stasiun penelitian yang lain. Sebagian besar lahan di kawasan ini dimanfaatkan masyarakat sekitar untuk kegiatan budidaya berupa pertambakan. Stasiun penelitian A ini dapat dicapai dengan menggunakan jalan darat menuju Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Romo-Kalisari.
dengan stasiun penelitian A. Stasiun B ini dapat dicapai dengan menggunakan jalan darat di Desa Karang Kering kemudian melalui kawasan gudang logistik PT. Wilmar.
4.2. Struktur Komunitas Mangrove
Data tentang struktur komunitas mangrove di ekosistem muara Kali Lamong diambil dengan metode analisis vegetasi dengan mengambil data jumlah dan jenis mangrove. Analisis vegetasi tersebut dilakukan dengan menggunakan metode line plot transect. Adapun hasil analisis vegetasi secara umum di tiga stasiun (stasiun A, B dan C) yang terdiri atas 34 plot dengan luas total 3400 m², diperoleh delapan jenis mangrove yang dikelompokkan dalam empat famili seperti pada tabel 4.1.
Tabel 4.1. Daftar jenis-jenis mangrove di 34 plot pada lokasi penelitian.
No Nama spesies Nama lokal Famili
1 Avicennia marina Api-api abang Avicenniaceae
2 Avicennia alba Api-api Avicenniaceae
3 Rhyzophora stylosa Bakau Rhizhoporaceae
4 Rhyzophora mucronata Bakau hitam Rhizhoporaceae 5 Rhyzophora apiculata Tinjang Rhizhoporaceae
6 Sonneratia alba Bogem Sonneratiaceae
7 Bruguiera hainessi Berus Rhizhoporaceae
8 Xylocarpus moluccensis Nyirih Meliaceae
Data tentang jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di 34 plot transek di lokasi penelitian tersaji dalam tabel 4.2.
Tabel 4.2. Jumlah dan jenis mangrove di seluruh stasiun
No Family Nama Ilmiah Jumlah Tegakan
Semai Pancang Pohon
1 Avicenniaceae Avicennia marina 557 484 138
2 Avicenniaceae Avicennia alba 588 95 72
3 Rhizhoporaceae Rhyzophora stylosa 1 2 0
4 Rhizhoporaceae Rhyzophora mucronata 5 22 13
5 Rhizhoporaceae Rhyzophora apiculata 0 30 5
6 Sonneratiaceae Sonneratia alba 0 26 11
7 Rhizhoporaceae Bruguiera sp, 0 2 2
8 Meliaceae Xylocarpus granatum 0 1 1
Total jumlah individu 1.151 662 242
Tabel 4.3. Sebaran jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di seluruh stasiun.
No Famili Nama Ilmiah Jumlah Tegakan/100m²
Semai Pancang Pohon lokasi penelitian, jenis Avicennia alba memiliki jumlah tegakan terbanyak untuk tingkat pertumbuhan semai dengan jumlah tegakan 432/100m² dan Avicennia marina merupakan jenis mangrove dengan jumlah tegakan terbanyak untuk tingkat pertumbuhan pancang (57/100²) serta tingkat pertumbuhan pohon (4/100m²). Selain itu, dapat dilihat bahwa tingkat regenerasi mangrove di lokasi penelitian cukup baik, hal ini tampak dengan banyaknya jumlah total individu di tingkat semai (846/100m²).
Indeks nilai penting merupakan nilai yang menunjukkan besarnya pengaruh suatu jenis terhadap kestabilan suatu ekosistem yang berkisar antara 0-300. Untuk tingkat pertumbuhan semai, nilai ini berkisar antara 0-200 karena nilai ini didapat dengan menjumlahkan nilai relatif kerapatan dan frekuensi saja.
Hasil perhitungan indeks nilai penting (INP) setiap jenis mangrove secara keseluruhan di seluruh stasiun (34 plot transek) dan dikelompokkan berdasarkan tingkat pertumbuhan ditunjukkan di dalam tabel-tabel di bawah ini.
Tabel 4.4. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan semai di seluruh Stasiun. No Nama Jenis Kerapatan ( Ind/ha ) Absolut Relatif Frekuensi INP
plot transek sehingga jenis ini paling mempengaruhi kestabilan komunitas dengan INP tertinggi sebesar 108,95%.
Tabel 4.5. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pancang di seluruh Stasiun.
No Nama Jenis K
(Ind/ha) (%) KR F (%) FR (m²/ha) D X 104
DR
(%) INP
1 Avicennia marina 16.765 75,00 28/34 36,36 22,84 64,95 176,31 2 Avicennia alba 3.235 14,47 18/34 23,38 6,57 18,70 56,55 3 Rhyzophora stylosa 0 0,00 1/34 1,3 0,03 0,10 1,40 4 Rhyzophora mucronata 588 2,63 10/34 12,99 1,04 2,95 18,57 5 Rhyzophora apiculata 882 3,95 9/34 11,67 1,73 4,92 20,54 6 Sonneratia alba 882 3,95 8/34 10,39 2,42 6,89 21,23 7 Bruguiera hainessi 0 0,00 2/34 2,60 0,35 0,98 3,58 8 Xylocarpus moluccensis 0 0,00 1/34 1,3 0,017 0,49 1,79 Total 22.353 100,00 77/34 100 35,16 100,00 300,00
Tabel 4.6. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pohon di seluruh stasiun tingkat pertumbuhan pohon di seluruh stasiun disusun oleh tujuh jenis mangrove. Selain itu, jenis A.lba merupakan jenis yang paling mempengaruhi kestabilan komunitas dengan INP tertinggi sebesar 133,66%.
4.2.1. Struktur komunitas di stasiun A
Tabel 4.7. Jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di stasiun A
No Family Nama Ilmiah Jumlah Tegakan
Semai Pancang Pohon
1 Avicenniaceae Avicennia marina 56 93 49
2 Avicenniaceae Avicennia alba 1 4 4
3 Rhizhoporaceae Rhyzophora stylosa 1 2 0
Total jumlah individu 58 99 53
Data tentang jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tabel 4.7. kemudian diolah untuk menentukan sebaran jenis mangrove di stasiun penelitian A dengan luas plot yang distandardisasi menjadi per 100 m² .
Tabel 4.8. Sebaran jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di Stasiun A
No Famili Nama Ilmiah Jumlah Tegakan/100m²
Semai Pancang Pohon
1 Avicenniaceae Avicennia marina 467 124 16
2 Avicenniaceae Avicennia alba 8 5 1
3 Rhizhoporaceae Rhyzophora stylosa 8 3 0
Total jumlah individu 483 132 17
Dari tabel 4.8. di atas dapat diketahui bahwa jenis A.marina merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dalam setiap tingkat pertumbuhan. Data pada tabel diatas kemudian dianalisis dengan menentukan indeks nilai penting (INP).
Tabel 4.9. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan semai di Stasiun A No Nama Jenis Kerapatan ( Ind/ha ) Frekuensi INP
(%) Absolut Relatif
(%) Absolut Relatif (%)
1 Avicennia marina 1.556.667 96,69 3/3 60,00 156,69 2 Avicennia alba 26.667 1,66 1/3 20,00 21,66 3 Rhyzophora
stylosa
26.667 1,66 1/3 20,00 21,66
Total 1.610.000 100,00 5/3 100,00 200,00
Dari tabel 4.9. di atas dapat diketahui bahwa komunitas mangrove untuk tingkat pertumbuhan semai di Stasiun A disusun oleh tiga jenis yaitu A.marina, A.alba dan R.stylosa. Selain itu, jenis A.marina merupakan jenis yang memiliki kerapatan tertinggi dan paling sering dijumpai di plot transek sehingga jenis ini paling mempengaruhi kestabilan komunitas dengan INP tertinggi sebesar 156,69%. Secara umum, persentase INP dari beberapa jenis mangrove penyusun di Stasiun A ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
Tabel 4.10. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pancang di Stasiun A
No Nama Jenis K
(Ind/ha) (%) KR F (%) FR
D (m²/ha)
X 102
DR
(%) INP (%) 1 Avicennia
marina
413.333 93,94 3/3 60,00 10,09 33,83 187,77
2 Avicennia alba 16.667 3,79 1/3 20,00 4,00 13,41 37,2 3 Rhyzophora stylosa 10.000 2,27 1/3 20,00 15,73 52,76 75,03
Total 440.000 100,00 5/3 100,00 29,82 100,00 300,00
Dari tabel 4.10. di atas dapat diketahui bahwa komunitas mangrove untuk tingkat pertumbuhan pancang di Stasiun A disusun oleh tiga jenis yaitu A.marina, A.alba dan R.stylosa. Selain itu, jenis A.marina merupakan jenis yang memiliki kerapatan tertinggi dan paling sering dijumpai di plot transek sehingga jenis ini paling mempengaruhi kestabilan komunitas dengan INP tertinggi sebesar 187,77%. Secara umum, persentase INP dari beberapa jenis mangrove penyusun di Stasiun A ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
Tabel 4.11. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pohon di Stasiun A
No Nama Jenis K
(Ind/ha) (%) KR F (%) FR (m²/ha) X 10D 2
DR
(%) INP 1 Avicennia
marina
53.333 94,12 3/3 75 0,07 89,55 258,67
2 Avicennia alba 3.333 5,88 1/3 25 0,01 10,45 41,33
3 Rhyzophora stylosa 0 0 0 0 0 0 0
Total 56.666 100,00 4/3 100 0,08 100,00 300,00
Dari tabel 4.11. di atas dapat diketahui bahwa komunitas mangrove untuk tingkat pertumbuhan pohon di Stasiun A disusun oleh dua jenis yaitu A.marina, dan A.alba. Selain itu, jenis A.marina merupakan jenis yang memiliki kerapatan tertinggi dan paling sering dijumpai di plot transek sehingga jenis ini paling mempengaruhi kestabilan komunitas dengan INP tertinggi sebesar 258,67%. Secara umum, persentase INP dari beberapa jenis mangrove penyusun di Stasiun A ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
4.2.2. Struktur komunitas di stasiun B
Dari hasil penelitian di Stasiun B didapatkan enam jenis mangrove penyusun komunitas dari tiga famili. Data tentang jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di tiga belas plot transek (1300m²) di Stasiun B yang terletak di sempadan sungai Kali Lamong bagian Gresik.
Tabel 4.12. Jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di stasiun B
No Family Nama Ilmiah Jumlah Tegakan
Semai Pancang Pohon kemudian diolah untuk menentukan sebaran jenis mangrove di stasiun penelitian B dengan luas plot yang distandardisasi menjadi per 100 m² .
Tabel 4.13. Sebaran jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di Stasiun B
No Famili Nama Ilmiah Jumlah Tegakan/100m²
Dari tabel 4.13. di atas dapat diketahui bahwa di Stasiun B, jenis A.marina merupakan jenis yang paling banyak ditemukan untuk tingkat pertumbuhan pancang dan jenis A.alba untuk tingkat pertumbuhan semai dan pohon. Data pada tabel diatas kemudian dianalisis untuk menentukan indeks nilai penting (INP) yang dikelompokkan berdasarkan tingkatan pertumbuhan yang tercantum dalam beberapa tabel dibawah ini.
Tabel 4.14. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan semai di Stasiun B No Nama Jenis Kerapatan ( Ind/ha ) Frekuensi INP
(%) Absolut Relatif
(%) Absolut Relatif (%)
1 Avicennia marina 173.077 28,05 3/13 30,00 58,05 2 Avicennia alba 436.154 70,70 6/13 60,00 130,70 3 Rhyzophora mucronata 7.692 1,25 1/13 10,00 11,25
Total 616.923 100,00 10/13 100,00 200,00
Gambar 4.4. Diagram persentase INP semai di Stasiun B
Tabel 4.15. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pancang di Stasiun B N
o Nama Jenis
K
(Ind/ha) (%) KR F (%) FR (m²/ha) D X 104
DR
(%) INP (%) 1 Avicennia marina 15.385 55,56 8/13 30,77 2,1 46,31 132,64 2 Avicennia alba 5.385 19,44 7/13 26,92 0,9 19,55 65,91 3 Rhyzophora mucronata 2.308 8,33 5/13 19,23 0,7 14,41 41,97 4 Rhyzophora apiculata 2.308 8,33 2/13 7,70 0,2 4,63 20,66 5 Bruguiera hainessi 769 2,78 2/13 7,70 0,4 9,26 19,74 6 Sonneratia alba 1.538 5,56 2/13 7,70 0,2 5,15 18,41
Total 27.693 100,00 26/1 3
100,00 4,6 100,00 300,00
Gambar 4.5. Diagram persentase INP pancang di Stasiun B
Tabel 4.16. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pohon di Stasiun B N
Gambar 4.6. Diagram persentase INP pohon di Stasiun B
4.2.3. Struktur komunitas di stasiun C
Dari hasil penelitian di Stasiun C didapatkan enam jenis mangrove penyusun komunitas dari tiga famili. Data tentang jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di delapan belas plot transek (1800m²) di Stasiun C yang terletak di Pulau Galang ditunjukkan dalam tabel 4.17.
Tabel 4.17. Jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di stasiun C
No Family Nama Ilmiah Jumlah Tegakan
Semai Pancang Pohon
1 Avicenniaceae Avicennia marina 384 327 11
2 Avicenniaceae Avicennia alba 292 69 68
3 Rhizhoporaceae Rhyzophora mucronata 0 13 4
4 Rhizhoporaceae Rhyzophora apiculata 0 19 1
5 Sonneratiaceae Sonneratia alba 0 21 6
6 Meliaceae Xylocarpus molluccensis
0 1 1
Data tentang jumlah dan jenis mangrove berdasarkan tabel 4.17. kemudian diolah untuk menentukan sebaran jenis mangrove di stasiun penelitian C dengan luas plot yang distandardisasi menjadi per 100 m² .
Tabel 4.18. Sebaran jenis mangrove berdasarkan tingkat pertumbuhan di Stasiun C
No Famili Nama Ilmiah Jumlah Tegakan/100m²
Semai Pancang Pohon
1 Avicenniaceae Avicennia marina 533 73 1
2 Avicenniaceae Avicennia alba 405 15 4
3 Rhizhoporaceae Rhyzophora mucronata 0 3 1
4 Rhizhoporaceae Rhyzophora apiculata 0 4 1
5 Sonneratiaceae Sonneratia alba 0 5 1
6 Meliaceae Xylocarpus moluccensis
0 1 1
Total jumlah individu 938 101 8
Tabel 4.19. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan semai di Stasiun C No Nama Jenis Kerapatan ( Ind/ha ) Frekuensi INP
(%) Absolut Relatif
(%) Absolut Relatif (%)
1 Avicennia marina 296.111 56,82 12/18 57,14 113,96 2 Avicennia alba 225.000 43,18 9/18 42,86 86,04
3 Rhyzophora mucronata 0 0,00 0 0,00 0,00
4 Rhyzophora apiculata 0 0,00 0 0,00 0,00
5 Sonneratia alba 0 0,00 0 0,00 0,00
6 Xylocarpus moluccensis 0 0,00 0 0,00 0,00
Total 521.111 100,00 21/18 100,00 200,00
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa di Stasiun C untuk tingkat pertumbuhan semai, komunitas mangrove disusun oleh dua jenis mangrove yaitu A.marina dan A.alba. Selain itu, A.marina merupakan jenis mangrove yang paling mempengaruhi kestabilan komunitas dengan INP tertinggi sebesar 113,96%. Secara umum, persentase INP dari beberapa jenis mangrove penyusun di Stasiun C ditunjukkan dalam gambar dibawah ini.
Tabel 4.20. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pancang di Stasiun C
Gambar 4.8. Diagram persentase INP pancang di Stasiun C
Tabel 4.21. Hasil analisis vegetasi tingkat pertumbuhan pohon di Stasiun C
No Nama Jenis K
(Ind/ha) (%) KR F (%) FR
D (m²/ha)
X 104
DR
(%) INP 1 Avicennia marina 556 20,00 6/18 26,09 3,7 9,04 55,13 2 Avicennia alba 2.222 80,00 8/18 34,78 33,0 80,57 195,35
3 Rhyzophora mucronata 0 0 1/18 4,35 0 0 4,35
4 Rhyzophora apiculata 0 0 3/18 13,04 0,9 2,11 15,15 5 Sonneratia alba 0 0 4/18 17,39 3,1 7,53 24,92 6 Xylocarpus moluccensis 0 0 1/18 4,35 0,3 0,75 5,1
Total 2.778 100,00 23/18 100,0 0
41,0 100,00 300,00
Gambar 4.9. Diagram persentase INP pohon di Stasiun C
Dari hasil analisis vegetasi, baik dianalisis secara terpisah di tiga stasiun penelitian ataupun dianalisis secara akumulatif di seluruh stasiun didapat bahwa jenis Avicennia marina dan Avicennia alba merupakan jenis yang dominan di hampir seluruh stasiun penelitian dan di setiap tingkat pertumbuhan.
Perbedaan baru terlihat jika ditinjau dari jumlah jenis mangrove yang menyusun komunitas di setiap lokasi penelitian. Di lokasi penelitian wilayah Surabaya, komunitas mangrove tersusun atas tiga jenis mangrove dengan jenis yang mendominasi adalah jenis Avicennia marina. Lokasi penelitian ini memilki variasi jenis atau jumlah jenis yang lebih sedikit jika dibandingkan dengan dua lokasi penelitian yang lain. Berdasarkan pengamatan langsung di lokasi penelitian, tingginya pengaruh antropogenik yaitu kegiatan budidaya ataupun pertambakan menyebabkan ketebalan vegetasi komunitas mangrove di lokasi ini lebih sedikit jika dibandingkan dengan dua lokasi penelitian lainya.
langsung dengan kawasan industri, ketebalan vegetasi mangrove di lokasi ini lebih besar jika dibandingkan dengan lokasi penelitian yang terdapat di wilayah Surabaya. Hal ini menyebabkan jumlah jenis mangrove yang menyusun komunitas lebih banyak daripada di wilayah Surabaya.
Lokasi penelitian di Pulau Galang merupakan lokasi penelitian dengan ketebalan vegetasi komunitas mangrove yang paling besar jika dibandingkan dengan dua lokasi penelitian yang lain. Namun, jumlah jenis yang menyusun komunitas mangrove tidak berbeda jauh dengan lokasi penelitian di wilayah Gresik. Perbedaan jumlah jenis antara dua lokasi tersebut yaitu di lokasi penelitian di Pulau Galang dijumpai jenis Xylocarpus moluccensis dan tidak dijumpai jenis Bruguiera hainessi, dan sebaliknya dengan lokasi penelitian di wilayah Gresik.
4.3. Keanekaragaman jenis mangrove
Indeks Shannon-Wiener (H’) yang menyatakan tingkat keanekaragaman jenis, kestabilan dan kematangan sebuah ekosistem, dimana jika nilai H’ tinggi maka komunitas tersebut dapat dikatakan stabil karena tersusun atas banyak jenis dengan kelimpahan masing-masing jenis yang sama jumlahnya.
Berikut merupakan hasil perhitungan indeks kenekaragaman Shannon-Wiener (H’) secara akumulatif di seluruh stasiun.
Tabel 4.22. Indeks keanekaragaman akumulatif di seluruh stasiun Tingkat pertumbuhan H’
Semai 0,31
Dari table 4.22. dapat diketahui bahwa nilai indeks keanekaragaman Shannon-Wiener di komunitas mangrove di ekosistem muara Kali Lamong untuk semua tingkat pertumbuhan mangrove berada dalam kisaran 0 – 1. Berdasarkan kriteria dalam Barbour et al., 1987, kisaran nilai ini menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis di ekosistem muara Kali Lamong tergolong rendah.
Tabel 4.23. Indeks keanekaragaman di setiap stasiun Tingkat
Pertumbuhan
Indeks Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’)
Stasiun A Stasiun B Stasiun C
Semai 0,07 0,29 0,30
Pancang 0,11 0,57 0,39
Pohon 0,09 0,34 0,21
Dari table 4.23. dapat diketahui bahwa diantara tiga wilayah stasiun tingkat keanekaragaman paling rendah untuk semua tingkat pertumbuhan berada di stasiun A yang terdapat di wilayah Kota Surabaya. Hal ini dikarenakan jumlah jenis mangrove yang menyusun komunitas sedikit (3 jenis) dan kelimpahan masing-masing jenis yang tidak merata sebagaimana data yang terdapat dalam table 4.2. di halaman 38. Selain itu, berdasarkan pengamatan peneliti, rendahnya tingkat keanekaragaman di lokasi penelitian wilayah Surabaya ini juga bisa disebabkan karena tingginya pengaruh antropogenik seperti kegiatan pertambakan di kawasan ini.
4.4. Status kondisi komunitas mangrove
Berikut ini merupakan hasil analisis perhitungan indeks dominansi-Simpson dan kemerataan jenis –Pielou untuk menentukan kondisi komunitas mangrove di ekosistem muara Kali Lamong.
4.4.1. Indeks dominasi-Simpson (D)
Indeks dominansi – Simpson (D) digunakan untuk menduga tingkat dominansi suatu jenis dalam suatu komunitas. Bila suatu komunitas memiliki keanekaragaman tinggi maka akan memiliki dominansi yang rendah. Nilai indeks dominansi Simpson ini berkisar antara 0-1, jika D bernilai 0 maka dalam komunitas tidak dijumpai adanya spesies yang mendominasi dan sebaliknya jika D bernilai 1 maka dalam komunitas tersebut terdapat spesies yang mendominasi. Berikut ini merupakan hasil perhitungan indeks dominansi-Simpson secara akumulatif di seluruh stasiun.
Tabel 4.24. Indeks dominansi akumulatif di seluruh stasiun Tingkat pertumbuhan D
Semai 0,49
Pancang 0,59
Pohon 0,56
Tabel 4.25. Indeks dominansi di setiap stasiun penelitian di Surabaya merupakan lokasi dengan nilai indeks dominansi tertinggi, hal ini menunjukkan bahwa lokasi penelitian di wilayah Surabaya merupakan lokasi penelitian yang paling labil dan paling besar mengalami tekanan ekologis jika dibandingkan dengan dua stasiun yang lain. Hasil ini sama dengan hasil yang ditunjukkan oleh perhitungan indeks keanekaragaman, yaitu Stasiun A merupakan lokasi penelitian yang paling tidak stabil secara ekologis jika dibandingkan dengan dua stasiun yang lain yang ditunjukkan dengan rendahnya tingkat keanekaragaman dan tingginya dominansi suatu jenis dalam komunitas. Sedangkan Stasiun B di lokasi penelitian wilayah Gresik merupakan stasiun penelitian yang paling kecil nilai indeks dominansinya yang menunjukkan bahwa komunitas mangrove di Gresik lebih stabil dan mengalami tekanan ekologis yang relative lebih kecil daripada dua stasiun yang lain.
4.4.2. Indeks kemerataan jenis-Pielou (E)
spesies relatif merata dan jumlah masing – masing individu relatif sama. Berikut merupakan hasil analisis perhitungan indeks kemerataan jenis–Pielou secara akumulatif di seluruh stasiun :
Tabel 4.26. Indeks kemerataan jenis akumulatif di seluruh stasiun Tingkat pertumbuhan E
Semai 0,51
Pancang 0,40
Pohon 0,33
Dari tabel 4.26. diketahui bahwa kemerataan jenis komunitas mangrove di ekosistem muara Kali Lamong untuk semua tingkat pertumbuhan berbeda. Kemerataan jenis tertinggi berada dalam tingkat pertumbuhan semai dan kemerataan jenis terendah berada dalam tingkat pertumbuhan pohon. Sementara hasil analisis kemerataan jenis di setiap stasiun ditunjukkan pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.27. Indeks kemerataan jenis di setiap stasiun Tingkat