i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR LINGKUNGAN ALAM
DAN BUATAN PADA SISWA KELAS III SEMESTER I
SD NEGERI I URUTSEWU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ERIN KURNIANINGRUM
115-14-102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
ii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS
MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN MELALUI
PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR LINGKUNGAN ALAM
DAN BUATAN PADA SISWA KELAS III SEMESTER I
SD NEGERI I URUTSEWU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh:
ERIN KURNIANINGRUM
115-14-102
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
iv
Saudara : Erin Kurnianingrum
Kepada:
Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga
Di Salatiga Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami kirimkan naskah
skripsi saudara:
Nama : Erin Kurnianingrum
NIM : 115-14-102
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Judul : PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM
DAN BUATAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR
LINGKUNGAN ALAM DAN BUATAN PADA SISWA KELAS III
SEMESTER I SD NEGERI I URUTSEWU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Dengan ini kami mohon skripsi saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosahkan.
Demikian agar menjadi perhatian. Wasalamu’alaikum Wr.Wb.
Salatiga, 30 Agustus 2018
Pembimbing
Dr. Rasimin, M.Pd.
v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Erin Kurnianingrum
NIM : 115-14-102
Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK)
Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)
Menyataan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya
sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atas temuan orang lain yang
terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini
diperbolehkan untuk dipublikasikan pada e-repository IAIN Salatiga.
Salatiga, 30 Agustus 2018
Yang menyatakan
vi
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGAFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
Jalan Lingkar Salatiga KM.2 Telepon (0298) 6031364 Kode Pos 50716 Salatiga
Website:http://tarbiyah.iainsalatiga.ac.ide-mail: tarbiyah@iainsalatiga.ac.id
SKRIPSI
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI LINGKUNGAN ALAM DAN
BUATAN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA MINIATUR LINGKUNGAN
ALAM DAN BUATAN PADA SISWA KELAS III SEMESTER I SD NEGERI I
URUTSEWU TAHUN PELAJARAN 2018/2019
DISUSUN OLEH ERIN KURNIANINGRUM
NIM: 115-14-102
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Guru
Madrasah Ibtidaiyah Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Salatiga, Pada tanggal 2 Oktober 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat
guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.
Susunan Panitia Penguji:
Ketua Penguji : Achmad Maimun, M.Ag.
Sekertaris Penguji : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
penguji I : Dr. Maslikhah, S.Ag., M.Si.
Penguji II : Dr. Wahyudhiana, M.Pd.
Salatiga, 2 Oktober 2018
Dekan FTIK IAIN Salatiga
Suwardi,M.Pd
vii
MOTO DAN PERSEMBAHAN MOTO:
“Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua” (Aristoteles)
“Allah akan meninggalkan orang yang berilmu beberapa derajat dibanding orang yang
tidak berilmu” (QS Al-Mujidilah:11)
PERSEMBAHAN:
1. Ayahku dan Ibuku tersayang, Sukirman dan Mulasih sebagai wujud baktiku padanya,
yang selalu membimbingku, memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi
dalam kehidupanku;
2. Kakek dan Nenekku yang selalu mendo’akanku, memberi nasihat serta kasih sayang;
3. Adikku tersayang, Eriksa Tegar Kurnia Ramadhan;
4. Keluarga besarku yang selalu mendukung dan mendo’akanku;
5. Kepada Teman-teman Tim PPL (Aniq, Dewi, Endang, Gustian, Nurul, Rica, Sa’adah,
Surya, Ulya, Zulfa);
6. Kepada sahabat kos Tabah dan Dilla Nurrida;
7. Teman-teman PGMI angkatan 2014 yang telah berjuang bersama-sama;
8. Para dosen, dosen pembimbing akademik ibu Peni Susapti, serta dosen pembimbing
Skripsi bapak Dr. Rasimin, M.Pd. yang telah sabar dalam membimbing dan memberi
viii
KATA PENGANTAR
ِِميِحَّرلا
ِِنمْحَّرلا
ِِالل
ِِمْسِب
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, senantiasa penulis panjatkan kepada
Allah Swt yang selalu melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS
Materi Lingkungan Alam dan Buatan Melalui Penggunaan Media Miniatur Lingkungan
Alam dan Buatan pada Siswa Kelas III Semester I SD Negeri 1 Urutsewu Tahun
Pelajaran 2018/2019 Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
Shalawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
Saw, yang telah membawa risalah Islam yang penuh dengan ilmu pengetahuan, sehingga
dapat menjadi bekal hidup kita di dunia dan akhirat kelak.
Peneliti menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan berjalan lancar tanpa
bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti menyampaikan ucapan terimakasih
kepada:
1. Rektor IAIN Salatiga, Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd;
2. Dekan FTIK IAIN Salatiga, Suwardi, M.Pd;
3. Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga dan dosen
pembimbing akademik;
4. Dr.Rasimin, M.Pd. selaku pembimbing Skripsi yang telah membimbing,
mengarahkan, memotivasi, dan meluangkan waktunya untuk memberikan
bimbingan dalam penulisan skripsi ini;
5. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu
ix
6. Bapak Harsono, S.Pd. selaku kepala MI Klero yang telah memberikan izin
melakukan penelitian di SD N 1 Urutsewu;
7. Bapak Endah Wulandari S.Pd Kom. selaku guru kelas III SD Negeri 1 Urutsewu
yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis sehingga penelitian dapat
terlaksana dengan lancar;
8. Siswa kelas III SD Negeri 1 Urutsewu yang telah mendukung dan membantu
penulis dalam melakukan penelitian; dan
9. Semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan skripsi ini, semoga
segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah Swt. Serta
tercatat sebagai amal baik. Amin
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil
penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta pembaca pada
umumnya. Amin.
Salatiga, 30 Agustus 2018
x ABSTRAK
Kurnianingrum, Erin. 2018. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alam dan Buatan Melalui Penggunaan Media Miniatur Lingkungan Alam dan Buatan Pada Siswa Kelas III Semester I SD Negeri I Urutsewu Tahun Pelajaran 2018/2019. Skripsi, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing Dr. Rasimin, M.Pd.
Kata Kunci: Hasil Belajar IPS, Media Pembelajaran Miniatur.
Strategi belajar sangat memengaruhi siswa dalam memahami materi pelajaran,
sehingga guru harus memilih media pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga
dapat menarik minat belajar siswa dalam mengikuti pelajaran. Rumusan masalah dari
penelitian ini adalah apakah penggunaan media miniatur dapat meningkatkan hasil
belajar ilmu pengetahuan sosial materi lingkungan alam dan buatan pada siswa kelas III
semester I SD Negeri 1 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali? Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPS materi kenampakan alam
dan buatan di SD Negeri I Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali. Penelitian
ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus yang
masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah siswa kelas III SD Negeri 1
Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali yang berjumlah 24 siswa meliputi 12
laki-laki dan 12 perempuan. Instrumen penelitian meliputi lembar observasi dan soal
tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus persentase, apabila ≥ 85%
siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa media miniatur dapat meningkatkan hasil
belajar siswa kelas III SD Negeri 1 Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
tahun pelajaran 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Siklus I ke
Siklus II 25%. Hal ini dapat dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar siswa siswa
xi DAFTAR ISI
Halaman Sampul...i
Halaman Judul ... ii
Lembar Berlogo IAIN ... iii
Persetujuan Pembimbing ... iv
Pernyataan Keaslian Tulisan dan Kesediaan Dipublikasi ... v
Pengesahan Kelulusan ... vi
Motto dan Persembahan ... vii
Kata Pengantar ... viii
Abstrak... x
Daftar Isi ... xi
Daftar Tabel ... xi
Daftar Gambar dan Daftar Gambar ... xiv
Daftar Lampiran ... xv
E. Hipitesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ... 8
F. Metode Penelitian ... 9
xii
2. Subjek Penelitian ... 10
3. Langkah-Langkah Penelitian ... 11
4. Teknik Pengumpulan Data ... 13
5. Instrumen Penelitian ... 14
6. Analisis Data ... 14
G. Sistematika Penulisan ... 15
BAB II LANDASAN TEORI ... 17
A. Hasil Belajar ... 17
1. Pengertian Belajar... 17
2. Ciri-ciri Belajar... 17
3. Prinsip Belajar...18
4. Pengertian Hasil Belajar... 21
5. Media Miniatur... 23
6. Hakikat IPS... 26
7. Materi Lingkungan Alam dan Buatan... 31
B. Penelitian yang Relevan... 36
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN... 38
A. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ... 38
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51
A. Deskripsi Paparan Per Siklus ... 51
1. Deskripsi Data Pra Siklus ... 51
xiii
3. Deskripsi Data Siklus II ... 54
B. Pembahasan ... 56
BAB V PENUTUP ... 59
A. Kesimpulan ... 59
B. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA... 62
xiv
DAFTAR TABEL Dan DAFTAR GAMBAR
Tabel 3.1 Lembar Observasi Guru Siklus I ... 41
Tabel 3.2 Hasil Evaluasi Siklus I ... 43
Tabel 3.3 Lembar Observasi Guru Siklus II ... 47
Tabel 3.4 Hasil Evaluasi Siklus I ... 49
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus ... 51
Tabel 4.2 Hasil Evaluasi Siklus I ... 53
Tabel 4.3 Hasil Evaluasi Siklus II ... 54
Tabel 4.4 Rekapitulasi Nilai Siswa Per Siklus ... 56
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Belajar Per Siklus ... 57
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK ... 10
xv DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Gambaran umum sekolah ... 65
Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 66
Lampiran 3 Lembar pengamatan guru siklus I ... 78
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I ... 80
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 84
Lampiran 7 Lembar Pengamatan Guru Siklus II ... 100
Lampiran 8 Soal Evaluasi Siklus II ... 103
Lampiran 9 Dokumen Pelaksanaan Penelitian ... 106
Lampiran 10 Surat Keterangan Penelitian ... 115
Lampiran 11 Lembar Konsultasi Skripsi... 115
Lampiran 12 Daftar Nilai SKK ... 117
1 BAB 1
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Dalam suatu lembaga pendidikan keberhasilan proses belajar mengajar dapat
dilihat dari proses dan hasil belajar yang dicapai oleh siswa yang dapat diukur dari
nilai siswa setelah mengerjakan soal yang diberikan oleh guru.
Pendidikan adalah suatu proses pembentukan kepribadian manusia, yang
memungkinkan tumbuh dan berkembangnya semua potensi dan sumber daya yang
dimiliki oleh seseorang. Peranan pendidikan sangat penting untuk menghasilkan
sumberdaya manusia yang berkualitas (Mulyasa, 2004:6). Tanpa pendidikan, manusia
akan terbelakang dan sulit untuk berkembang. Melalui penyelenggaraan pendidikan
diharapkan dapat mencetak manusia yang berkualitas yang akan mendukung
tercapainya sasaran pembangunan nasional. Pendidikan merupakan suatu usaha dari
setiap orang untuk meningkatkan kecerdasan, kecakapan dan keterampilan. Untuk
memperoleh hal tersebut faktor penentunya adalah guru atau tenaga pendidik.
Upaya pembaharuan pendidikan untuk meningkatkan kualitas pendidikan
dilakukan secara inovatif. Hal tersebut lebih terfokus lagi setelah diamanatkan oleh
pemerintah bahwa tujuan pendidikan nasional adalah untuk meningkatkan mutu
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang pendidikan. Pemerintah dalam hal ini
Memteri Pendidikan Nasional sebagaimana yang tersusun dalam undang-undang
Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003, secara eksplisit menyatakan:
“keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah:
2
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan belajar
mengajar (UU Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003).”
Jenjang pendidikan dasar merupakan peranan yang sangat penting dalam
mengembangkan aspek fisik, intelektual, religius, moral, sosial, pengetahuan, dan
pengalaman peserta didik. Melalui pendidikan dasar, diharapkan dapat menghasilkan
manusia yang berkualitas. Di masa yang akan datang, para siswa akan menghadapi
tantangan yang cukup berat karena kehidupan masyarakat global yang selalu
mengalami perubahan. Oleh karena itu, mata pelajaran IPS dirancang untuk
mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi
sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan masyarakat yang dinamis (Suharjo,
2006: 1).
Menurut Sapriya (2009:43) khusus IPS Sekolah Dasar (SD), materi pelajaran
dibagi menjadi dua bagian, yaitu materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi
pengetahuan sosial meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik atau
pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan sejarah
nasional. Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik sebagai warga negara dalam
membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi untuk kepentingan
publik/umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang beragam di dunia yang
saling tergantung serta mengembangkan pengetahuan siswa dan keterampilan dasar
yang akan digunakan dalam kehidupannya serta meningkatkan rasa nasionalisme dari
3
dan cinta tanah air. Menurut Sumaatmaja (2008) tujuan IPS adalah membina peserta
didik menjadi warga negara yang baik, yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan
kepedulian sosial yang berguna bagi dirinya, masyarakat, nusa, bangsa, dan agama.
Menurut Khoir (2012) IPS adalah salah satu mata pelajaran di tingkat sekolah
dasar pada hakikatnya merupakan suatu integrasi utuh dari disiplin ilmu-ilmu sosial
dan disiplin ilmu lain yang releven sebagai tujuan pendidikan. Mata pelajaran IPS
berperan untuk mengfungsionalkan dan merealisasikan ilmu-ilmu yang bersifat teoritik
kedalam dunia kehidupan nyata dimasyarakat, dengan kata lain bahwa IPS secara
general, mencakup upaya untuk mengembangkan kemampuan pengetahuan,
keterampilan, nilai, dan sikap siswa secara utuh.
Pada satuan pendidikan dasar, IPS dirancang secara terpadu memuat Geografi,
Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Pembelajaran disusun secara sistematis dan
komprehensif, dengan harapan siswa dapat mengembangkan pengetahuan,
pemahaman, dan kemampuan analisis kondisi sosial masyarakat yang dinamis sesuai
dengan perkembangan zaman KTSP (Mulyasa, 2006:181). Melalui mata pelajaran IPS,
siswa diarahkan untuk menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Di era globalisasi ini dan yang akan datang siswa akan menghadapi tantangan berat
karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh
karena itu mata pelajaran IPS dirancang untuk mengembangkan pengetahuan,
pemahaman dan kemampuan analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sehingga
siswa lebih siap untuk menghadapi tantangan global.
Namun pada kenyataannya masih banyak siswa merasa kesulitan dalam
4
pelajaran masih banyak yang menggunakan model klasik seperti ceramah, tidak
menggunakan media dan hanya membacakan isi buku sehingga pembelajaran akan
sangat membosankan dan tidak akan meninggalkan pengalaman yang bermakna pada
ingatan siswa.
Guru sebagai pendidik harus mampu mengupayakan agar proses belajar
mengajarnya mengalami kemajuan dan perubahan. Peran guru adalah sebagai
pengelola kelas, fasilitator, demonstrator, mediator, dan evaluator. Sebagai pengelola
kelas guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang dapat membangkitkan
motivasi siswa agar aktivitas dalam proses pembelajaran berlangsung dengan baik
(Usman, 2006:9). Oleh karena itu prnggunaan media dalam pembelajaran sebagai alat
bantu mengajar yang turut mempengaruhi kondisi dan lingkungan belajar yang
dirancang dan dibuat oleh guru akan menimbulkan keinginan dalam belajar ,
memungkinkan interaksi langsung antara siswa dengan guru.
Upaya meningkatkan hasil belajar IPS, diharapkan siswa memiliki kemampuan
berfikir kritis, kreatif, dan inovatif yang sangat baik bagi pengembangan diri,
intelektual, dan sosialnya. Dalam mewujudkan hal tersebut, maka diperlukan
pembaharuan dalam pembelajaran IPS. IPS merupakan bagian dari ilmu sosial,
keberadaan IPS dalam struktur program pembelajaran di SD sangat penting untuk
diajarkan karena IPS memberikan pengetahuan, pembentukan nilai dan sikap serta
keterampilan kepada siswa secara langsung berinteraksi dengan lingkungan yang ada
di sekitarnya.
Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti pada hari Rabu, 1 Agustus
5
dalam pelajaran IPS guru masih menggunakan media berupa gambar untuk
diperlihatkan kepada siswa bahkan terkadang tidak menggunakan media dalam proses
pembelajaran, hal ini dianggap belum optimal dikarenakan kemampuan dan daya serap
anak itu berbeda-beda, ada siswa yang sudah paham hanya dengan melihat gambar,
dan ada siswa yang paham ketika mengerjakan sesuatu secara mandiri. Sehingga hal
ini berdampak pada aktivitas belajar siswa dimana pembelajaran berpusat pada guru,
yang seharusnya adalah berpusat pada siswa. Selain itu dari hasil observasi awal yang
peneliti lakukan di SD Negeri 1 Urutaewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali
pada pelajaran IPS khususnya pada materi lingkungan alam dan buatan, peneliti
melihat bahwa penggunaan media gambar pada materi lingkungan alam dan buatan
tersebut membuat siswa masih mengalami kesulitan dan mudah lupa dalam memahami
dan menyebutkan macam-macam lingkungan alam dan buatan. Maka hal itu akan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan kondisi di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
tentang “Peningkatkan Hasil Belajar IPS Materi Lingkungan Alam dan Buatan Melalui Penggunaan Media Miniatur Lingkungan Alam dan Buatan pada Siswa Kelas III
Semester I SD Negeri I Urutsewu Tahun Pelajaran 2018/2019.
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan diatas, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah apakah penggunaan media miniatur lingkungan alam dan
6
alam dan buatan pada siswa kelas III semester I SD Negeri 1 Urutsewu Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui
peningkatan hasil belajar IPS materi kenampakan alam dan buatan di SD Negeri I
Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali.
D.Manfaat Penelitian
1.Manfaat Teoritis
Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan
sebagai sumber informasi dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang
terjadi dalam proses pembelajaran terutama dalam kreativitas dan hasil belajar
siswa pada pembelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan. Selain itu,
penelitian ini dapat bermanfaat sebagai referensi dalam merancang pembelajaran
dengan media miniatur lingkungan alam dan buatan. Peneliti juga berharap
penelitian ini dapat meningkatkan kreativitas pendidik dalam menggunakan media
pembelajaran yang bervariasi bagi peserta didiknya sehingga dapat mendukung
pembelajaran di kelas.
2.Manfaat Praktis
7 a. Bagi Guru
Manfaat penelitian ini bagi guru yaitu diharapkan dapat mengembangkan
kualitas pembelajaran menjadi lebih menarik, dapat menjalankan tugas sebagai
pendidik dengan baik yaitu dapat merancang pembelajaran dengan matang, dapat
mengidentifikasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh siswa pada
pembelajaran juga dapat menciptakan kreativitas dan inovasi pada pembelajaran
salah satunya menggunakan media miniatur lingkungan alam dan buatan.
b. Bagi Siswa
Manfaat penelitian ini bagi siswa yaitu dapat meningkatkan kreativitas
dalam mengikuti pembelajaran karena pembelajaran dikemas secara menarik
dengan menggunakan media miniatur lingkungan alam dan buatan. Penggunaan
media yang tepat diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang
bermakna dan tidak membuat siswa jenuh. Selain itu kesulitan-kesulitan yang
dialami oleh siswa dalam memahami materi khususnya materi-materi yang
terdapat pada mata pelajaran IPS yaitu materi lingkungan alam dan buatan.
c. Bagi Peneliti
Manfaat penelitian ini bagi peneliti yaitu dapat memberikan pengalaman
dalam mengelola pembelajaran sesuai yang ditetapkan oleh pemerintah, dapat
meningkatkan kemampuan mengajar dan memberikan pengetahuan tentang
bagaimana mengatasi masalah atau kesulitan yang dialami oleh siswa terhadap
masalah pembelajaran. Selain itu penelitian ini juga dapat menjadi bahan
informasi dan pengalaman dalam menyusun rencana pembelajaran dengan media
8 d. Bagi Pembaca
Manfaat penelitian ini bagi pembaca yaitu penenitian ini dapat menjadi
referensi untuk penelitian selanjutnya agar bisa lebih dikembangkan untuk
materi-materi yang lain.
E.Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang
dihadapi sebagai alternatif tindakan yang dipandang paling tepat untuk
memecahkan masalah yang telah dipilih untuk diteliti melalui penelitian tindakan
kelas (Mulyasa, 2011: 105).
Hipotesis penelitian ini adalah: penggunaan media miniatur lingkungan
alam dam buatan dapat meningkatkan hasil belajar IPS materi lingkungan alam dan
buatan kelas III semester I di SD Negeri I Urutsewu Kecamatan Ampel Kabupaten
Boyolali Tahun Pelajaran 2018/2019.
2. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan merupakan tolok ukur tingkat ketercapaian dari
tindakan yang diberikan (Daryanto, 2011: 83). Penerapan media miniatur
lingkungan alam dan buatan ini dikatakan efektif apabila indikator yang
diharapkan tercapai. Indikator ketuntasan siswa adalah sebagai berikut:
a.Secara Individual
9 b. Secara Klasikal
Siklus akan berhenti apabila ≥85% dari total siswa dalam satu kelas mencapai nilai ≥ 70.
F.Metode Penelitian
1.Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas merupkan pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap
kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara
bersamaan (Arikunto, 2006: 18).
Alasan peneliti menggunakan PTK adalah untuk memperbaiki dan
meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru di dalam kelas dengan
cara menerapkan media miniatur sehingga hasil belajar peserta didik dapat
meningkat terutama pada pelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan.
Penelitian Tindakan Kelas yang digunakan adalah jenis kolaboratif, dimana peneliti
bertindak sebagai pengamat.
Arikunto, dkk (2014:16) mengemukakan empat tahapan dalam pelaksanaan
PTK, yaitu (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi.
10
Gambar 1.1. Bagan Rancangan PTK
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 1 Urutsewu Kecamatan
Ampel Kabupaten Boyolali pada mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan
buatan. Jumlah siswa kelas III ada 24 meliputi 12 siswa laki-laki dan 12 siswa
perempuan dengan kolaboratornya guru kelas III yaitu ibu Endah Wulandari S.Pd
kom. Peneliti dapat berkolaborasi dengan guru (Endah Wulandari S.Pd kom)
sehingga media pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pelajaran IPS. Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II Pelaksanaan Refleksi
Pengamatan
11 3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Tahap perencanaan menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana,
oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan. Penelitian yang ideal
sebenarnya dilakukan secara berpasangan antara pihak yang melakukan tindakan
dan pihak yang mengamati proses jalannya tindakan. Istilah untuk cara ini adalah
penelitian kolaborasi. Cara ini dikatakan ideal karena adanya upaya untuk
mengurangi unsur subjektivitas pengamat serta mutu kecermatan amatan yang
dilakukan (Arikunto, dkk, 2014:17).
Tahapan dari perencanaan ini terdiri dari:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan media
pembelajaran miniatur lingkungan alam dan buatan
2) Menyiapkan media pembelajaran
3) Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran
berlangsung
4) Menyiapkan materi pembelajaran yaitu materi lingkungan alam dan buatan
5) Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kondisi saat proses
pembelajaran berlangsung
6) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan media
lingkungan alam dan buatan
b. Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi
12
tahap ini adalah bahwa pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha mantaati apa
yang yang sudah di rumuskan dalam rancangan, tetapi harus pula berlaku wajar,
tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk:18). Implementasi tindakan pada prinsipnya
merupakan realisasi dari suatu tindakan yang sudah direncanakan sebelumnya.
media apa yang di gunakan, materi apa yang akan diajarkan atau di bahas dan
sebagainya (kusumah, 2010:39). Pelaksanaan tindakan pada penelitian ini akan
diterapkan dengan menggunakan media miniatur untuk memudahkan guru dalam
menyampaikan informasi kepada siswa.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan sebenarnya berjalan bersama dengan tahap
pelaksanaan tindakan. Pengamat malakukan pengamatan dan mencatat semua hal
yang di perlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung.
Pengumpulan data ini di lakukan dengan menggunakan lembar observasi atau
evaluasi yang telah di susun. Data yang di perlukan dapat berupa data kuantitatif
(hasil tes, ulangan harian, presentasi, dll) dan data kualitatif yang
menggambarkan keaktifan siswa, partisipasi siswa dalam pembelajaran
(Daryanto, 2011:27).
d. Refleksi
Tahap refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang sudah dilakukan. Istilah refleksi berasal dari kata bahasa inggris reflection,
yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi sangat tepat dilakukan ketika guru
pelaksanaan sudah selesai melakukan tindakan, kemudian berhadapan dengan
13
2014:19-20). Tahap refleksi ini dilakukan analisis data mengenai proses,
masalah, hambatan yang di jumpai, dan dilanjutkan dengan refleksi terdapat
dampak pelaksanaan tindakan yang di laksanakan (Aqib, 2008:32). Apabila
indikator belum tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya pada
waktu dan materi yang berbeda melalui tahap sama dengan siklus sebelumnya.
4. Teknik Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang objek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah di rumuskan dan untuk
menguji hipotesis. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode:
a. Observasi
Observasi digunakan untuk memperoleh informasi yang berhubungan
dengan kegiatan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan media
miniatur.
b. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan salah satu alat untuk mengumpulkan data.
Dokumentasi digunakan untuk memotret kegiatan yang berlangsung saat
pembelajaran dan untuk menemukan gambaran tentang SD Negeri I Urutsewu
Kec Ampel Kab Boyolali.
c. Tes
Tes sebagai instrumen pengumpulan data adalah serangkaian pertanyaan
atau latihan yang digunakan untuk membuat penaksiran atau perkiraan terhadap
tingkat intelektual seseorang dengan cara memberikan berbagai tugas kepada
14
Tes digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas III SD Negeri
1 Urutsewu pada mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan
menggunakan media miniatur.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan oleh guru atau observer untuk
mengukur dan mengambil data yang akan dimanfaatkan untuk menetapkan
keberhasilan dari rencana tindakan yang dilakukan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang menggunakan media
pembelajaran miniatur
b. Lembar tes evaluasi mata pelajaran IPS materi lingkungan alam dan buatan
c. Lembar observasi guru pada saat menerapkan media miniatur dalam
pembelajaran
6. Analisis data
Analisis data adalah analisis data yang telah terkumpul guna mengetahui
seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar
siswa (Suyadi, 2010: 85). Analisis data dilakukan dalam setiap siklusnya dengan
cara memberikan soal tes formatif pada setiap akhir pelaksanaan pembelajaran.
Data yang terkumpul dianalisis persiklus untuk mengetahui peningkatan hasil
belajar yang dicapai siswa. Hal ini untuk membuktikan hipotesis tindakan maka
hasil penelitian dianalisis menggunakan statistik untuk menghitung ketuntasan
15
dihentikan. Rumus untuk menghitung persentase ketuntasan klasikal adalah sebagai
berikut:
P =
X 100% (Daryanto, 2011: 192).
G.Sistematika Penulisan
Isi dan sistematika penulisan skripsi PTK dibagi menjadi tiga bagian yaitu,
bagian awal, bagian inti, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul,
halaman judul, lembar logo IAIN, persetujuan bimbingan, pernyataan keaslian tulisan,
pengesahan kelulusan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar
tabel, daftar gambar , dan daftar lampiran.
Bagian inti skripsi PTK ini memuat V bab yatitu pendahuluan, landasan teori,
pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta penutup.
BAB I pendahuluan, bab ini memuat tentang: latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, metode penelitiann (rancangan penelitian, subjek penelitian,
langkah-langkah penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, pengumpumpulan
data, dan analisis data), dan sistematika penulisan.
BAB II landasan teori, bab ini memuat tentang: kajian teori hasil belajar, media
pembelajaran miniatur, dan penelitian yang relevan.
BAB III pelaksanaan penelitian, bab ini memuat tentang: deskripsi pelaksanaan
16
BAB IV hasil penelitian dan pembahasan, bab ini memuat tentang: deskripsi
hasil penelitian per siklus, dan pembahasan hasil penelitian
BAB V penutup, bab ini memuat tentang: kesimpulan, dan saran.
17
perubahan. Belajar tidak pernah memandang siapa pengajarnya, dimana tempatnya,
dan apa yang diajarkan. Tetapi pada hal ini lebih menekankan pada hasil dari
pembelajaran tersebut. Sering kali kita mendengar kata belajar bahkan tidak jarang
pula menyebutnya, tetapi kita perlu mengetahui secara detail makna apa yang
sebenarnya terkandung dalam belajar. belajar adalah suatu proses yang kompleks
yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia masih bayi
hingga ke liang lahat (Fathurrohman, 2012:8).
2. Ciri-ciri Belajar
ciri belajar menurut Purwanto (1990: 85) adalah sebagai berikut:
a. Belajar merupakan perubahan tingkah laku, yang tidak hanya mengarah pada
tingkah laku yang baik, tetapi juga ada kemungkinan mengarah pada tingkah
laku yang lebih buruk.
b. Belajar merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan atau pengalaman,
dalam arti perubahan yang disebabkan oleh pertumbuhan atau kematangan
tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti perubahan yang terjadi pada diri
seorang bayi.
c. Untuk disebut belajar, perubahan itu harus relatif mantap, merupakan akhir
18
hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang berlangsung berhari-hari,
berbulan-bulan, atupun bertahun-tahun. Artinya kita harus mengesampingkan
perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi,
ketajaman perhatian atau kepekaan seseorang, yang pada umumnya hanya
berlangsung sementara.
d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar berkaitan dengan
berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan dalam
pengertian, pemecahan suatu masalah atau berpikir, keterampilan, kecakapan,
kebiasaan, ataupun sikap (Priansa, 2017:55-56).
3. Prinsip-prinsip Belajar
Beberapa prinsip yangyang dapat kita pakai sebagia dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu meningkatkan upaya belajarnya maupun
bagi guru dalam upaya meningkatkan mengajarnya. Prinsip-prinsip tersebut
adalah:
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan
belajar. Dari kajian teori belajar pengolahan informasi terungkap bahwa tanpa
adanya perhatian tak mungkin terjadi belajar (Gage dan Berlier, 1984:335).
Disamping itu motivasi mempunyai peranan penting dalam kegiatan belajar.
Motivasi adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas
19 b. Keaktifan
Dalam setiap proses belajar, siswa selalu menampakkan keaktifan,
keaktifan itu beraneka ragam bentuknya. Mulai dari kegiatan fisik yang mudah
kita amati sampai kegiatan psikis yang suusah kita amati. Kegiatan fisik bisa
berupa membaca, mendengar, menulis, berlatih keterampilan-keterampilan dan
sebagainya. Contoh kegiatan psikis misalnya membandingkan satu konsep
dengan konsep yang lain, menyimpulkan hasil percobaan.
c. Keterlibatan Langsung
Keterlibatan siswa di dalam belajar jangan diartikan sebagai
keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah keterlibatan
mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan kognitif dalam pencapaian dan
perolehan pengetahuan, dalam penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam
pembentukan sikap dan nilai, dan juga pada ssaat mengadakan latihan-latihan
dalam pembentukan keterampilan.
d. Pengulangan
Menurut teori Psikologi Daya, belajar adalah melatih daya-daya yang
ada pada manusia yang terdiri atas daya mengamat, menanggap, mengingat,
menghayal, merasakan , berfikir dan sebagainya. Dengan mengadakan
pengulangan maka daya-daya tersebut akan berkembang. Seperti halnya pisau
yang selalu diasah akan menjadi tajam, maka daya-daya yang dilatih dengan
20 e. Tantangan
Penggunaan metode eksperimen, inkuiri, diskoveri juga memberikan
tantangan bagi siswa untuk belajar secara lebih giat dan sungguh-sungguh.
Penguatan positif maupun negatif juga akan menantang siswa dan
menimbulkan motif untuk memperoleh ganjaran atau terhindar dari hukum
yang tidak menyenangkan.
f. Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan valikan dan penguatan terutama
ditekankan oleh teori belajar Operant Conditioning yang diperkuat adalah
responnya. Kunci dari teori ini adalah siswa akan belajar lebih bersemangat
apabila mengetahui dan mendapatkan hasil yang baik.
g. Perbedaan Individual
Perbedaan individual yang unik artinya tidak ada dua orang siswa yang
sama persis, tiap siswa memiliki perbedaan satu sama lain. Perbedaan itu
terdapat pada karakteristik psikis, kepribadian, dan sifat-sifatnya.
Perbedaan individual berpengaruh pada cara dan hasil belajar siswa.
Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru dalam upaya
pembelajaran. Sistem pendidikan klasikal yang dilakukan di sekolah kurang
memperhatikan masalah perbedaan individual, umumnya pelaksanaan
pembelajaran dikelas dengan melihat siswa sebagai individu dengan
kemampuan rata-rata.
Pembelajaran yang bersifat klasikal yang mengabaikan perbedaan
21
strategi atau metode belajar-mengajar yang bervariasi sehingga
perbedaan-perbedaan kemampuan siswa dapat dilayani, juga penggunaan media
instruksional akan membantu melayani perbedaan-perbedaan siswa dengan
cara belajar (Dimyati, 2002:42).
4.Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, atau psikomotor sebagai hasil dari kegiatan
belajar (Susanto, 2013:5). Hasil belajar atau achivement merupakan realisasi atau
pemekaran dari kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang
(Sukmadinata, 2005: 102). Senada dengan hal tersebut, Syah (2008: 105)
mengungkapkan bahwa hasil belajar ideal meliputi segenap ranah psikologis yang
berubah sebagai akibat pengalaman dan proses belajar peserta didik (Priansa,
2017:79).
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah
ia menerima pengalaman belajar. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat
kaitannya dengan belajar dan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan
guru sebelumnya. Hal ini dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar
mengajar. Secara umum belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah
laku yang relatif menetap dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah
laku (Sudjana, 2010).
Evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam (bidang) pendidikan atau
penilaian mengenai hal-hal yang berkaitan dengan hal-hal yang berkaitan dengan
22
digunakan untuk mengetahui hasil dari suatu proses kegiatan atau pembelajaran
yang telah disampaikan oleh pendidik kepada peserta didik (Sudjiono, 2007:1).
Pada hakikatnya, kegiatan penilaian yang dilakukan tidak semata-mata
untuk menilai hasil belajar siswa saja. Melainkan juga berbagai faktor lain, satu
lingkungan belajar yang paling dominan mempengaruhi hasil belajar di sekolah
ialah kualitas pengajaran. Yang dimaksud kualitas pengajaran disini adalah
kualitas interaksi belajar mengajar antara guru dan siswa .Anggapan bahwa
kurang berhasilnya siswa mencapai hasil belajar yang diinginkan berarti selalu
siswa yang gagal dalam menempuh mata pelajaran tersebut dan hal ini dapat di
luruskan. Kurang berhasilnya sisawa mencapai hasil belajar yang telah ditargetkan
belum tentu kesalahan semata-mata ada pada pihak siswa,kemungkinan pada
pihak guru yang kurang tepat dalam menerapkan strategi dalam kegiatan belajar
mengajar, atau mungkin faktor lain menjadi pendukung atau penghambatnya
(Fathurrohman, 2012:3).
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ada 2 yaitu faktor eksternal
dan faktor internal (Sukardi, 2011: 2).
1)Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu
dan dapat mempengaruhi hasil belajar individu.
a) Faktor biologis (jasmaniah): kondisi fisik yang sehat dan segar sangat
mempengaruhi keberhasilan belajar teritama otak, panca indera dan
anggota tubuh,
b)Faktor psikologis: segala hal yang berkaitan dengan kondisi mental
23 2) Faktor eksternal
a) Faktor lingkungan keluarga: perhatian orang tua terhadap keberhasilan
belajar anaknya
b) Faktor lingkungan sekolah
c) Faktor lingkungan masyarakat
5. Media Miniatur
a. Pengertian Media Miniatur
Media pembelajaran sangat berperan dalam proses pembelajaran.
Disamping itu media juga merpakan bahan ajar yang diberikan kepada siswa
untuk memahami inti dari pembelajaran. Pemanfaatan media dalam
pembelajaran dapat membangkitkan keinginan dan minat baru, meningkatkan
motivasi dan merangsang kegiatan belajar, dan bahkan berpengaruh secara
psikologis kepada siswa.
Pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, fotografis, atau elektronis, untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual dan verbal (Arsyad,
2011:3). Media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar. Buku, film, kaset, televisi, radio, kartun, foto
adalah contoh-contohnya (Sadiman, 2012:6).
Pembelajaran adalah suatu proses antara guru dengan siswa baik interaksi
secara langsung seperti kegiatan tatap muka maupun secara tidak langsung, yaitu
24
Menurut Rossi dan Breidle yang dikutip oleh Wina Sanjaya
mengemukakan bahwa media pembelajaran adalah seluruh alat dam bahan yang
dapat dipakai untuk tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran,
majalah, dan sebagainya (Sanjaya, 2012: 58). Media pembelajaran adalah sebuah
alat yang berfungsi dan dapat di gunakan untuk menyampaikan pesan
pembelajaran.
Menurut Yusuf Hadi Miarso, media adalah segala sesuatu yang dapat
digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri pembelajar. Dari
pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah sarana
atau alat bantu pendidikan yang dapat di gunakan sebagai perantara dalam proses
pembelajaran untuk mempertinggi efektifitas dan efisiensi dalam mencapai
tujuan pengajaran (Kaukaba, 2013:3).
Miniatur adalah suatu model dari hasil penyederhanaan suatu realitas
tetapi tidak menunjukkan aktifitas atau tidak menunjukkan suatu proses.
Miniatur ini mampu menjelaskan kepada para siswa detail dari suatu objek yang
menjadi topik bahasan secara tiga dimensi (Munadi, 2008:109). Sedangkan
menurut saipudin (2012:13) media miniatur adalah media pembelajaran yang
berbentuk mini dan terlihat lebih nyata.
Miniatur termasuk salah satu jenis model yang di sederhanakan yang di
tinjau dari cara pembuatannya. Sedangkan menurut Daryanto (2010:30)
mengatakan bahwa media tiruan disebut juga dengan model. Jadi media miniatur
25
aslinya atau lebih kecil dari benda aslinya dengan skala tertentu dan berbentuk
tiga dimensi.
KBBI edisi keempat (2008:916), mengartikan miniatur adalah suatu
tiruan. Dalam hal ini, tiruan yang dimaksud adalah sebuah objek seperti
bangunan, pohon dan objek lainnya yang dapat dilihat dari segala arah dan
ukurannya diperkecil. Dengan kata lain, miniatur merupakan tiruan objek yang
memiliki tiga dimenisi.
Dalam media konvensional miniatur lingkungan alam dan buatan terdapat
berbagai miniatur dengan objek yang terdiri dari: miniatur bangunan yaitu
berupa sekolahan, rumah, pohon, tempat wisata, pantai, mobil. Miniatur ini
sebagian besar dibuat mengguanakan bahan kayu ataupun triplek yang kemudian
diberi warna sesuai dengan konsep.
b. Kelebihan dan Kelemahan Media Miniatur
Kelebihan dan kelemahan media miniatut adalah sebagai berikut (Saipudin,
2012:13):
Kelebihan-kelebihan media miniatur:
1) Peserta didik dapat melihat secara langsung bentuk dan desain media
miniatur yang telah disediakan oleh guru sesuai dengan topik pembahasan
yaitu lingkungan alam dan buatan dengan mendesain media miniatur
menjadi sebuah lingkungan alam dan buatan.
2) Akan menarik perhatian peserta didik untuk lebih memperhatikan media
26
Sedangkan kelemahan menggunakan media miniatur adalah sebagai
berikut:
1) Seorang guru tidak dapat memaparkan secara mendetail contoh desain
topik pembahasan karena kurangnya contoh desain dan tidak sama dengan
aslinya.
2) Untuk menggunakan media miniatur, proses membuat medianya memakan
waktu yang lama dan biaya yang cukup mahal.
c. Langkah-Langkah Menggunakan Media Miniatur
Langkah-langkah yang dilakukan oleh seorang guru dalam
menggunakan media miniatur (Saipudin, 2012:13) yaitu:
1) Sebelum seorang guru menerapkan media pembelajaran, terlebih dahulu
guru membuat dan mendesain sebuah media miniatur yang disesuaikan
dengan topik pembahasan yaitu lingkungan alam dan buatan
2) Kemudian guru menjelaskan topik pembahasan dengan melihat desain
media miniatur tersebut yang dilakukan dengan metode ceramah
3) Peserta didik mendengarkan penjelasan materi dengan menggunakan media
miniatur tersebut untuk memperjelas materi, serta peserta didik dapat
langsung melihat bentuk dan contoh.
6.Hakikat IPS
a.Pengertian IPS
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan pengalaman hidup manusia
yang dialaminya sejak lahir. Hubungan manusia sejak lahir yang merupakan
27
tersebeut terjadi secara sepihak. Tanpa adanya hubungan sosial seorang bayi
sulit mengalami perkembangan menjadi manusia dewasa yang sempurna
(Rasimin, 2012 : 35).
Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan Integrasi dari berbagai cabang
ilmu-ilmu seperti sejarah, ekonomi, geografi, sosiologi, antropologi dan disiplin
ilmu sosial lainya (Edi saepudin dan Andi Rusbandi, 2002:7).
Ilmu pengetahuan sosial, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji
berbagai disiplin ilmu sosial dan kegiatan dasar manusia yang dikemas secara
ilmiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam
kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian
IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek majemuk baik hubungan
sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik, semuanya
dipelajari dalam ilmu sosial ini. Segala sesuatu yang berhubungan dengan aspek
sosial yang meliputi proses, faktor, perkembangan, permasalahan, semuanya
dipelajari dan dikaji dalam sosiologi. Aspek ekonomi yang meliputi
perkembangan, faktor dan permasalahannya dipelajari dalam ilmu ekonomi.
Aspek budaya dengan segala perkembangan dan permasalahannya dipelajar
dalam ilmu antropologi. Aspek sejarah yang tidak bisa dipisahkan dengan
kehidupan manusia dipelajari dalam ilmu sejarah. Begitu juga aspek geografi
yang memberikan karakter ruang terhadap kehidupan di masyarakat dipelajari
ilmu geografi.
Menurut Zuraik dan Djahiri (1984), hakikat IPS adalah harapan untuk
benar-28
banar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung
jawab.
Khusus IPS Sekolah Dasar (SD), materi pelajaran dibagi menjadi dua
bagian, yaitu materi sejarah dan materi pengetahuan sosial. Materi pengetahuan
sosial meliputi lingkungan sosial, geografi, ekonomi, dan politik atau
pemerintahan sedangkan cakupan materi sejarah meliputi sejarah lokal dan
sejarah nasional. Tujuannya adalah untuk membantu peserta didik sebagai
warga negara dalam membuat keputusan yang rasional berdasarkan informasi
untuk kepentingan publik/umum dari masyarakat demokratis dan budaya yang
beragam di dunia yang saling tergantung serta mengembangkan pengetahuan
siswa dan keterampilan dasar yang akan digunakan dalam kehidupannya serta
meningkatkan rasa nasionalisme dari peristiwa masa lalu hingga masa sekarang
agar para siswa memiliki rasa kebanggaan dan cinta tanah air (Sapriya,
2009:43).
b. Pembelajaran IPS
Peristiwa belajar dan pembelajaran merupakan kegiatan yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Kegiatan belajar yang disertai dengan
proses pembelajaran akan lebih terarah dan sistematik daripada belajar yang
hanya semata-mata dan pengalaman dalam kehidupan sosial di masyarakat.
Pembalajaran merupakan upaya penataan lingkungan yang bernuansa agar
program belajar tumbuh dan berkembang secara optimal. Pembelajaran perlu
memberdayakan potensi siswa untuk menguasai kompetensi yang diharapkan
29
kepada si belajar untuk berfikir agar memahami apa yang dipelajari (Sugandi,
2006: 9). Peristiwa pembelajaran merupakan proses interaksi mempengaruhi si
belajar sehingga memperoleh kemudahan dalam berinteraksi dengan lingkungan
Pada satuan pendidikan dasar, IPS dirancang secara terpadu memuat
Geografi, Sejarah, Ekonomi, dan Sosiologi. Pembelajaran disusun secara
sistematis dan komprehensif, dengan harapan siswa dapat mengembangkan
pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis kondisi sosial masyarakat
yang dinamis sesuai dengan perkembangan zaman KTSP (Mulyasa, 2006:181).
Melalui mata pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Di era globalisasi ini dan yang akan datang
siswa akan menghadapi tantangan berat karena kehidupan masyarakat global
selalu mengalami perubahan setiap saat. Oleh karena itu mata pelajaran IPS
dirancang untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman dan kemampuan
analisis terhadap kondisi sosial masyarakat sehingga siswa lebih siap untuk
menghadapi tantangan global.
Menurut Gunawan (2011: 39) menyatakan bahwa: “IPS merupakan salah
satu mata pelajaran yang diberikan di SD yang mengkaji seperangkat peristiwa,
fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial”. Ilmu
pengetahuan sosial sebagai mata pelajaran tidak semata membekali ilmu saja
lebih dari itu membekali juga sikap atau nilai dan keterampilan dalam hidup
bermasyarakat sehingga mereka mengetahui benar lingkungan, masyarakat dan
30
Dengan demikian, IPS sebagai suatu mata pelajaran di SD bertolak dari
kondisi nyata di masyarakat dengan tujuan untuk memanusiakan manusia
(siswa) melalui hubungan seluruh aspek manusia agar mereka tidak merasa
asing dilingkungan masyarakatnya sendiri. Dalam pedoman penyusunan KTSP
SD bahwa Mata Pelajaran IPS disusun secara sistematis, komprehensif, dan
terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam
kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan siswa akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang
berkaitan.
c.Tujuan dan Ruang Lingkup Pembelajaran IPS
Tujuan pembelajaran IPS (Rasimin, 2012 : 34) sebagai berikut:
1) Mengenal konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan
lingkungan sekitarnya
2) Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu,
inquiry, memecahkan masalah, dan ketrampilan dalam kehidupan sosial
3) Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan
kemanusiaan
4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, kerjasama, dan berkompetisi dalam
masyarakat yang majemuk, baik di tingkat lokal, nasional, maupun
ditingkat global.
Ruang lingkup IPS (Rasimin, 2012: 34) sebagai berikut:
1) Manusia, tempat dan lingkungan
31 3) Sistem sosial dan budaya
4) Perilaku ekonomi dan kesejahraan
7. Materi Lingkungan Alam dan Buatan
Lingkungan alam dan buatan merupakan materi kelas III MI/SD yang ada
pada mata pelajaran IPS. Uraian materi lingkungan alam dan buatan adalah
sebagai berikut.
Mengidentifikasi kenampakan alam dan buatan di lingkungan sekitar
Lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di sekitar kita. Di lingkungan sekitar
terdapat berbagai kenampakan. Kita bisa mengelompokkan kenampakan tersebut
menjadi dua jenis yaitu kenampakan/lingkungan alam dan buatan.
1. Lingkungan alam di sekitar rumah dan di sekolah
Lingkungan alam adalah lingkungan yang terbentuk secara alami.
Lingkungan alam dapat mempengaruhi tingkah laku makhluk hidup. Alam
indonesia sangatlah indah dan kaya. Lingkungan alam memberikn banyak
manfaat bagi manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Berikut ini adalah
contoh dari lingkungan alam:
a. Gunung
Gunung adalah bukit yang sangat besar dan tinggi. Gunung dapat
dibedakan menjadi dua yaitu gunung api dan gunung tidak aktif. Salah satu
gunung api terkenal yang ada di indonesia adalah Gunung Merapi. Namun,
ada juga gunung api yang tidak aktif namun memiliki pemandangan yang
32
Banyak manfaat gunung dalam kehidupan manusia. Salah satu
manfaat gunung adalah sebagai tempat rekreasi. Gunung memiliki
pemandangan yang indah. Rekreasi ke gunung di sebut pendakian. Selain
menjadi tempat rekreasi, letuasan gunung dapat bermanfaat untuk
menyuburkan tanah. Hal tersebut banyak terdapat perkebunan di daerah
kaki gunung.
Letusan gunung juga menghasilkan pasir dan batu yang dapat
digunakan sebagai bahan bangunan. Disekitar gunung juga ditemukan
banyak sumber air panas. Sumber air panas berguna sebagai objek wisata.
Air panas tersebut juga dapat digunakan untuk menyembuhkan berbagai
macam penyakit.
b. Pantai
Pantai adalah daerah yang berbatasan langsung dengan laut. Pantai
dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata. Pantai memiliki pemandangan
yang indah. Contohnya seperti Pantai Kuta di Bali, Pantai Parangtritis di
Yogyakarta.
Pemandangan pantai yang indah dapat menarik minat wisatawan.
Banyaknya wisatawan yang datang dapat menambah pendapatan negara
serta masyarakat di sekitar. Negara mendapat pendapatan dari devisa
wisatawan luar negeri. Sedangkan masyarakat disekitar pantai terbantu
perekonomiannya karena tersedia lapangan pekerjaan. Penduduk sekitar
33 c. Laut
Laut memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Di laut
terdapat banyak ikan. Para nelayan mencari ikan di laut. Laut juga menjadi
tempat hidup tanaman yang berguna bagi manusia yaitu tanaman rumput
laut, yang berguna sebagai bahan makanan dan kosmetik.
Laut juga bisa dimanfaatkan sebagai tempat berolahraga. Laut yang
memiliki banyak terumbu karang juga dapat dijadikan objek wisata. Kita
dapat menyelam untuk melihat keindahan terumbu karang dan ikan hias.
Contoh laut di indonesia yang memiliki keindahan terumbu karang adalah
Laut Bunaken di Provinsi Sulawesi selatan.
d. Sungai
Di pulau jawa banyak memiliki sungai, seperti Sungai Ciliwung,
Sungai Bengawan Solo. Di sungai juga terdapat banyak ikan. Air sungai
juga dapat dimanfaatkan untuk keperluan sehari-hari, seperti mencuci,
mandi dan memasak. Sungai harus dijaga kebersihannya agar dapat
digunakan manusia. Salah satu tindakan untuk menjaga kebersihan sungai
adalah dengan tidak membuang sampah di sungai.
2. Lingkungan Buatan di Sekitar Rumah dan Sekolah
Lingkungan buatan adalah lingkungan yang sengaja dibuat oleh
manusia. Lingkungan buatan dibuat dengan tujuan memenuhi kebutuhan
manusia. Lingkungan buatan dibuat sebagai bentuk adaptasi manusia terhadap
34
oleh manusia. Pembuatan lingkungan buatan saat ini sangat terbantu dengan
adanya perkembangan teknologi.
Lingkungan buatan memiliki banyak manfaat bagi manusia. Contoh
lingkungan buatan, antara lain lahan pertanian, perumahan, waduk, pasar,
pelabuhan, terminal, stasiun, bandara. Tiap-tiap lingkungan buatan memiliki
manfaat yang berbeda-beda.
a. Lahan Pertanian
Lahan pertanian sengaja dibuat manusia untuk bercocok tanam.
Tanaman pertanian digunakan untuk berbagai kpeerluan, terutama sebagai
bahan makanan. Ada pula jenis tanaman yang digunakan sebagai bahan obat
dan hiasan. Tanaman obat diantaranya adalah jahe dan kunyit. Tanaman hias
yang biasa dibudidayakan adalah anggrek dan melati.
Negara Indonesia memiliki banyak lahan pertanian. Sebagian besar
penduduk Indonesia banyak bekerja sebagai petani, sehingga Indonesia disebut
juuga sebagai Negara Agraris. Lahan pertanian dapat berupa sawah, ladang,
dan kebun.
b. Permukiman
Permukiman adalah daerah tempat tinggal penduduk. Permukiman
merupakan kumpulan rumah-rumah warga yang terdapat dalam satu wilayah.
Manusia sengaja membuat rumah untuk tempat tinggal. Manusia menata
pemukiman agar nyaman, rapi dan teratur.
35
c. Waduk
Waduk disebut juga danau buatan. Waduk sengaja dibuat manusia untuk
berbagai keperluan. Waduk dapat dimanfaatkan manusia sebagai sarana
pembangkit listrik enaga air dan irigasi. Waduk dapat digunakan untuk usaha
perikanan. Di beberapa daerah waduk digunakan untuk tempat penampungan
air sungai. Penampungan dilakukan agar tidak terjadi banjir saat air sungai
tersedia berbagai macam barang kebutuhan. Kita dapat membeli beras, sabun,
pakaian, dan sebagainya di pasar.
Pasar berdasarkan perkembangannya dikelompokkan menjadi dua yaitu
pasar tradisional dan modern. Perbedaan pada kedua pasar tersebut terletak
pada proses tawar menawar. Dalam pasar tradisional masih terdapat tawar
menawar harga, sebaliknya harga di pasar modern sudah pasti tidk ada tawar
menawar harga.
e. Pelabuhan, terminal, stasiun, dan bandara
Pelabuhan, terminal, stasiun, dan bandara merupakan sarana penunjang
transportasi. Keempat tempat tersebut menjadi tempat mengangkut dan
menurunkan penumpang serta tempat bongkar muat barang.
36
2) Terminal adalah tempat pemberhentian terakhir bus.
3) Stasiun adalah tempat pemberhentian kereta api
4) Bandar Udara adalah tempat pemberhentian pesawat terbang.
f. Rumah Sakit
Rumah sakit di bangun untuk merawat orang sakit. Di desa dan dikota di
dirikan tempat kesehatan masyarakat atau puskesmas. Warga yang sakit bisa
berobat kerumah sakit jika di puskesmas tidak memiliki alat yang dibutuhkan,
orang tersebut akan dirujuk ke rumah sakit. Rumah Sakit adalah tempat
pelayanan kesehatan yang lebih lengkap dari pada puskesmas.
g. Jalan raya dan Jembatan
Jalan dan jempatan termasuk sarana transportasi. Jalan dan jembatan
berfungsi untuk menghubungkan satu tempat dengan tempat lain. Jembatan
adalah penghubung antar daerah yang dipisahkan oleh sungai atau dataran yang
cekung.
h. Kolam
Kolam adalah tempat penampungan air. Kolam dibuat dengan berbagai
tujuan, seperti untuk keindahan dan olahraga. Kita juga mengenal kolam untuk
budidaya ikan (lampiran hal 114).
B.Penelitina Yang Relevan
penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah
1. Samsul Arifin (2008)
Samsul Arifin melekukan penelitian dengan judul :Penerapan media tiga
37
penelitian menunjukkan bahwa pelajaran dengan menerapkan media tiga
dimensi dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SDN Klangrong
1. Hal ini terbukti dari data yang memaparkan hasil belajar pada siswa
meningkat dari pra siklus ke siklus 1 dan siklus II dengan hasil dari pra siklus ke
siklus I yaitu 60,65% menjadi 68,48% dan dari siklus I ke siklus II yaitu dari
68,48% menjadi 81,3%. Semua telah mencapai kriteia ketuntasan minimal.
2. Nishfatul Qomariyah (2018)
Nishfatul Qomariyah menerapkan penelitian dengan judul Penerapan
media miniatur guna meningkatkan pemahaman siswa pada mata pelajaran fiqih
kelas VIII A MTs AL Ma’ruf 02 Singosari Malang. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa pelajaran dengan menerapkan media miniatur dapat
membuat siswa memahami materu fiqih sesuai dengan tujuan pembelajaran dan
dibuktikan dari hasil pembelajaran mengalami peningkatan dari siklus I dan
Siklus II dengan presentase 88,23% yang sebelumnya presentase awal adalah
38 BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN A.Deskripsi Pelakasanaan Siklus I
1. Perencanaan Tindakan
Kegiatan yang dilaksanakan peneliti pada tahap perencanaan tindakan
adalah sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menggunakan media
pembelajaran miniatur lingkungan alam dan buatan
b. Menyiapkan media pembelajaran
c. Menyiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses pembelajaran
berlangsung
d. Menyiapkan materi pembelajaran yaitu materi lingkungan alam dan buatan
e. Menyiapkan lembar observasi guru untuk mengetahui kondisi saat proses
pembelajaran berlangsung
f. Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan media miniatur
lingkungan alam dan buatan
2. Pelaksanaan Tindakan
Penelitian tindakan kelas siklus I dilaksanakan pada hari Jumat 3 Agustus
2018 pada pukul 7.30-09.00 WIB di ruang kelas III SD Negeri I Urutsewu
dengan jumlah siswa sebanyak 24 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian ini
berlangsung selama satu kali tatap muka (2 jam pelajaran). Materi yang diajarkan
pada tahap ini adalah tentang lingkungan alam dan buatan. Berikut
39 a. Pendahuluan (10 menit)
1) Guru mengucapkan salam kepada siswa
2) Siswa menjawab salam guru
3) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin do’a
4) Guru menanyakan kabar dan mengabsen siswa
5) Guru menyediakan sebuah media pembelajaran miniatur lingkungan
alam dan buata
6) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
b. Kegiatan Inti (50 menit) 1) Eksplorasi
a) Guru menyajikan gambaran sekilas materi yang akan di sampaikan
b) Guru menyampaikan materi tentang pengertian lingkungan,
c) Selanjutnya guru menjelaskan macam-macam lingkungan beserta
pengertiannya
d) Kemudian guru menyebutkan contoh lingkungan alam dan buatan
e) Guru menjelaskan tentang media miniatur lingkungan alam dan
buatan
f) Guru menanyakan kepada siswa apa yang belum di pahami
2) Elaborasi
a) Guru mendemonstrasikan media “miniatur lingkungan alam dan
buatan”
b) Guru menjelaskan materi melalui media miniatur lingkungan alam
40
c) Siswa memperhatikan guru menjelaskan
d) Siswa diminta untuk membentuk 3-4 orang
e) Siswa berdiskusi dalam kelompok untuk menceritakan miniatur
tersebut, kemudian siswa maju ke depan secara bergantian secara
berkelompok
f) Guru memberikan evaluasi
g) Guru memberikan kesimpulan
3). Konfirmasi
a) Guru bertanya tentang hal-hal yang belum diketahui siswa
b) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah pahaman dan
memberikan penguatan
c. Penutup (10 menit)
1) Guru membimbing siswa untuk menarik kesimpulan dari materi yang telah
disampaikan
a) Guru menyampaikan materi yang akan di bahas pada pertemuan yang
akan datang.
b) Guru menutup pelajaran dengan salam.
3. Pengamatan
Selama proses pembelajaran, peneliti secara langsung melakukan
pengamatan dengan lembar pengamatan yang telah di susun. Lembar pengamatan
digunakan untuk mengetahui keterampilan guru dalam mengelola pembelajaran