• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA BIDANG STUDI EKONOMI"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM

BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA

DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

SKRIPSI

Oleh:

Christina Ida Fatriani NIM: 051334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)

i

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM

BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA

DAN FASILITAS BELAJAR DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI

BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

SKRIPSI

Oleh:

Christina Ida Fatriani NIM: 051334026

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(3)
(4)
(5)

iv

MOTTO

”Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia

memberikan kekekalan dalam hati mereka. ”

(Pengkotbah 3 : 11)

”Mimpi adalah kunci untuk kita menaklukkan dunia...

Berlarilah sampai engkau meraihnya....

Menarilah dan terus tertawa walau dunia tak seindah Surga....”

(Ost. Laskar Pelangi)

”Jauhilah godaan

yang mungkin kau lakukan dalam waktu kau beranjak dewasa..

Jangan sampai membuatmu terbelengu, jatuh, dan terinjak!!!!”

(6)

v

Kubuka Album Biru....Penuh debu dan Usang....

Kupandangi semua gambar diri kecil besih belum ternoda

Pikirkupun melayang dahulu penuh kasih teringat semua

cerita orang tentang riwayatku....

”Kata mereka diriku selalu dimanja

kata mereka diriku selalu ditimang”

Nada-nada yg indah slalu terurai darimu

Tangisan nakal dari bibirku takkan jadi deritamu

Tangan halus dan suci tlah mengangkat tubuh ini

jiwa raga dan sluruh hidup telah dia berikan...

Kata mereka diriku slalu dimanja...

Kata mereka diriku slalu ditimang...

O..o..ohh ”

BUNDA”

ada dan tiada dirimu kan selalu

(7)

vi

Tak terbatas kuasa-Mu Tuhan...

Semua dapat Kau lakukan...

apa yang kelihatan mustahil bagiku...

itu sangat mungkin bagi-Mu...

di saat ku tak berdaya...kuasa – Mu yang Semputna..

ketika ku percaya...Mudjizat itu nyata

di saat ku tak berdaya...Tangan- Mu yang menolong..

(8)

vii

P E R S E M B A H A N

Jika layak dan pantas…aku ingin mempersembahkan karya kecilku ini yang

aku selesaikan dengan penuh perjuangan, keyakinan, dan doa untuk semua yang

berarti dalam hidupku…., yaitu:

Allah Bapa Disurga dan Bunda Maria

Santa Christina, Malaikat Pelindungku dan Semua Orang Kudus di Surga

Bapakku Aloysius Sudaldji, BA. (Alm) yang setia membimbingku dari Surga

dan Ibuku Bernadheta Sri Ismawati tercinta yang dengan tulus, sabar dan

do’a restunya, aku bisa menyelesaikan skripsi ini....

Kakakku Margareta Dwi Wulan, Irmina Ratri, dan Riyan Apriandi

Adikku Angeline Michaela…Malaikat Kecil dalam keluargaku

(9)
(10)

ix ABSTRAK

PENGARUH KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM PROGRAM BIMBINGAN BELAJAR, LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DAN FASILITAS BELAJAR

DI RUMAH

TERHADAP HUBUNGAN ANTARA KONSENTRASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

PADA BIDANG STUDI EKONOMI

Studi Kasus : Siswa Kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jenderal Sudirman No. 87 Yogyakarta

Christina Ida Fatriani Universitas Sanata Dharma

2009

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada bulan Agustus 2009. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan dokumentasi. Sampel sebanyak 92 siswa didapatkan dengan teknik purposive sampling. Data dianalisis menggunakan persamaan regresi yang dikembangkan oleh Chow.

(11)

x ABSTRACT

THE EFFECT OF STUDENT’S PARTICIPATION IN STUDYING GUIDANCE PROGRAM, LEARNING ENVIRONMENT, AND HOME LEARNING FACILITIES TOWARDS THE RELATIONSHIP BETWEEN

LEARNING CONCENTRATION AND STUDENTS’ ACHIEVEMENT IN STUDYING ECONOMICS

A Case Study : on The 12th Class of Social Science Department BOPKRI 2 Senior High School Students

87 Jalan Jendral Sudirman Yogyakarta

Christina Ida Fatriani Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The aims of the study is to find out the effect students’ participation in studying guidance program, learning environment, and home learning facilities towards the relationship between learning concentration and students’ achievement in studying economics.

The research was conducted on BOPKRI 2 Senior High School Students in August 2009. The data collection techniques were questionnaire and documentation. The samples were 92 students taken by purposive sampling technique. The data analysis technique was the regression model developed by Chow test.

(12)
(13)

xii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan Maha Kasih atas segala limpahan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini berjudul “Pengaruh Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar, Lingkungan Belajar Siswa, dan Fasilitas Belajar di Rumah Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi”. Skripsi ini ditulis dan diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulisan Skripsi ini terwujud berkat bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang telah berkenan membimbing, membantu, dan memotivasi penulis. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1. Tuhan Yesus Kristus yang selalu melimpahkan berkat-Nya sehingga skrpsi ini dapat terselesaikan dengan lancar.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

(14)

xiii

5. Bapak Ignatius Bondan Suratno, S.Pd., M.Si, selaku dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan ketulusan hati memberikan bimbingan, kritik, saran serta motivasi dalam penulisan skripsi ini.

6. Bapak Drs. Bambang Purnomo, SE., M.Si., selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan pengarahan untuk skripsi yang telah saya buat ini.

7. Ibu Rita Eny Purwanti, S.Pd., M.Si selaku dosen penguji yang telah memberi saran dan pengarahan untuk skripsi yang telah saya buat ini.

8. Dosen-dosenku yang baik : ”Pak Wid, Pak Heri, Pak Ruby, Bu Cornel, Bu Catur, Bu Prem, Bu Indah” terimakasih atas ilmu dan didikan yang telah diberikan pada saya selama ini.

9. Staff sekretariat Pendidikan Akuntansi : Mbak Aris dan Bapak Wawiek atas bantuan dalam mengurusi kepentingan-kepentingan mahasiswa.

10.Ibu Sri Rahayuningsih, S.Pd selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah memberikan ijin penelitian kepada penulis sehingga dapat memperoleh data sesuai topik yang diteliti.

11.Ibu Arina selaku guru pengampu ata pelajaran ekonomi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta dan seluruh siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah membantu penelitian.

(15)

xiv

13.Ketiga Kakakku (Margareta Wulan, Irmina Ratri, dan Riyan Apriandi), Kalian adalah seorang kakak dan sosok pengganti Ayah bagiku...terimakasih atas segala dukungan semangat, materi, kebersamaan, dan pengorbanan yang telah kalian berikan hingga aku dapat menyelesaikan kuliah ini.

14. Adikku tercinta Angeline Michaela, Senyumanmu yang masih tak berdosa itu yang menghilangkan lelah kakak dan menumbuhkan semangat ketika mengerjakan skripsi ini.

15.Semua Sodaraku terkasih (Rulitasari, Agung Supriyanto, Jakeus Jumianus, Advendi Fransiskus, Sigit Sutejo, Ipung Riantoro, Romando Sipayung) terimakasih atas segala bantuan dan semangat yang kalian berikan selama ini. 16.Ignatius Kurniawan Sipayung, terimakasih telah menjadi satu-satunya pengisi

hati yang setia menemani, mencintai, memberi semangat, dan dorongan untuk terus menatap masa depan yang cerah.

17.Sahabat-sahabatku: Yudha (Semoga kerja keras kita ini membuahkan hasil terindah bagi hidup kita), Melisa, Vita dan Luci (Ayo, kalian pasti bisa!), Indah, Agnes Amariel terima kasih atas dukungan, semangat, canda tawa yang selalu menghiburku dikala mengalami kepenatan dalam menyusun skripsi ini dan atas sumbang saran dan bantuannya sehingga aku dapat menyelesaikan skripsi ini.

(16)

xv

Widi, Rini, Rina, Tia, Andri, Dens, Asih, Ruci, Esti, Dany, Ertin, Marsya, Lilis, Heni, Niken, Kur, Leny, Agnes, Meri, Chan, Galuh, Bo’im, Tite, Mita, Sus. Margaret, Era, atas bantuan, dukungan kerjasama serta semangat yang telah diberikan dalam proses penyempurnaan skripsi ini dan atas semua kenangan dan canda tawa selama kita kuliah bersama di kampus kita tercinta. 19.Rekan angkatan 2004 (Ms Koco, Tepe, Wibi, Brama, Mb Eli, Mb Agnes, dkk)

atas dukungan dan kebersamaan selama kuliah.

20.Anak-anak Kost Narada 14 B: Agnes, Luci, Sely, Dely, Eca, Siska, Septy (kalian adalah keluarga keduaku).

21.Semua pihak yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu atas semua dukungan yang telah diberikan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.

Yogyakarta, 12 November 2009 Penulis,

(17)

xvi DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

ABSRTAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR TABEL... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Batasan Masalah ... 6

C. Rumusan Masalah ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN TEORITIK DAN HIPOTESIS ... 9

A. Tinjauan Teoritik... 9

1. Prestasi Belajar... 9

2. Konsentrasi Belajar ... 12

3. Program Bimbingan Belajar... 20

4. Lingkungan Belajar Siswa ... 23

(18)

xvii

B. Hubungan Di Antara Variabel ... 35

C. Kerangka Berpikir... 39

D. Paradigma Penelitian... 41

E. Perumusan Hipótesis... 41

BAB III METODE PENELITIAN ... 42

A. Jenis Penelitian... 42

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 42

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 42

D. Populasi dan Sampel Penelitian ... 43

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 44

F. Teknik Pengumpulan Data... 48

A. Teknik Analisis Data... 55

BAB IV GAMBARAN UMUM ... 61

A. Sejarah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta... 61

B. Visi dan Misi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 65

C. Sumber Daya Manusia ... 66

D. Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 68

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 69

A. Deskripsi data... 69

B. Analisis Data ... 74

1. Pengujian Prasyarat Analisis... 74

(19)

xviii

C. Pembahasan Hasil Penelitian... 81

BAB V PENUTUP... 89

A. Kesimpulan... 89

B. Keterbatasan Penelitian ... 90

C. Saran... 90 DAFTAR PUSTAKA

(20)

xix

DAFTAR TABEL

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Konsentrasi Belajar ... 49

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Lingkungan Belajar... 49

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Fasilitas Belajar Di Rumah ... 50

Tabel III.1 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Konsentrasi Belajar ... 51

Tabel III.2 Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Belajar ... 52

Tabel III.3 Rangkuman Hasil Penelitian Validitas Variabel Fasilitas Belajar Di Rumah ... 53

Tabel III.4 Rangkuman Hasil Penelitian Reliabilitas ... 55

Tabel III.5 Standar Patokan Penilaian dengan PAP II ... 56

Tabel IV.1 Guru SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 66

Tabel IV.2 Daftar Guru SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 66

Tabel IV.3 Karyawan SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 68

Tabel IV.4 Jumlah Siswa SMA BOPKRI 2 Yogyakarta ... 68

Tabel V.1 Kategori Konsentrasi Belajar Siswa... 70

Tabel V.2 Penilaian Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi ... 70

(21)

xx

Tabel V.4 Kategori Lingkungan Belajar Siswa ... 72 Tabel V.5 Kategori Fasilitas Belajar Di Rumah ... 73 Tabel V.6 Ringkasan Hasil Pengujian Normalitas... 74 Tabel V.7 Ringkasan Hasil Pengujian Linieritas

Konsentrasi Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Pada Bidang Studi Ekonomi ... 75 Tabel V.8 Ringkasan Uji Pengaruh Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar terhadap Hubungan Antara

Konsentrasi Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang Studi Ekonomi ... 76 Tabel V.9 Ringkasan Uji Pengaruh Lingkungan Belajar Siswa

Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada

Bidang Studi Ekonomi ... 78 Tabel V.10 Ringkasan Uji Pengaruh Fasilitas Belajar di Rumah

Terhadap Hubungan Antara Konsentrasi Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa Pada Bidang

(22)

xxi

DAFTAR GAMBAR

(23)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

(24)

Faktor penentu keberhasilan siswa dalam belajar cukup banyak. Meskipun demikian, faktor penentu keberhasilan siswa ini dapat dikategorikan menjadi dua yaitu faktor interen dan faktor eksteren. Faktor interen merupakan faktor yang berasal dari siswa itu sendiri. Faktor interen mempunyai pengaruh yang mendasar dalam sukses tidaknya dalam belajar. Hal ini berkaitan dengan bakat dan minat siswa, dimana ada kemungkinan kemampuan berkonsentrasi siswa tersebut sudah dimilikinya sejak ia lahir. Ada pendapat yang mengatakan bahwa kemampuan konsentrasi adalah bakat yang dimiliki anak sejak ia lahir (Tabloid ayah bunda, 1993:24). Pada dasarnya setiap orang dibekali kemampuan berkonsentrasi sejak lahir dan keterampilan berkonsentrasi. Faktor eksteren adalah faktor yang berasal dari luar siswa. Faktor ini meliputi lingkungan keluarga atau lingkungan tempat tinggal, lingkungan sekolah, fasilitas belajar yang dimilikinya baik di sekolah maupun di rumah, dan berbagai kegiatan yang diikutinya dalam menunjang ketajaman berkonsentrasi, seperti keikutsertaannya dalam program bimbingan belajar.

(25)

dalam melakukan kegiatan belajarnya. Konsentrasi berkaitan erat dengan sikap senang tidaknya pada pelajaran, urusan pribadi siswa, gangguan lingkungan dan gangguan kesehatan. Siswa yang hidup di tengah-tengah keluarga yang ramai, sering cekcok ataupun lingkungan kumuh tentunya akan berbeda dengan siswa yang hidup di lingkungan yang aman, tenteram dan mendukung siswa dalam belajar.

(26)

Faktor-faktor lain yang dapat mendukung konsentrasi belajar siswa selain faktor lingkungan belajar adalah fasilitas belajar siswa. Fasilitas belajar siswa dibutuhkan oleh siswa sebagai pendukung atau penunjang kegiatan belajarnya khususnya fasilitas belajar di rumah. Fasilitas belajar di rumah yang dapat mendorong semangat siswa untuk belajar adalah adanya ruangan belajar tersendiri, adanya meja kursi untuk belajar, lampu penerangan yang baik, ventilasi (sirkulasi udara) yang baik, dan peralatan sekolah yang lengkap. Adanya fasilitas belajar tersebut dapat membantu siswa lebih berkonsentrasi dalam belajarnya.

(27)

ketidakpercayaan mereka pada kemampuan para guru dalam mengajar di sekolah, akan tetapi lebih pada pengembangan materi pelajaran yang telah diajarkan di sekolah untuk dapat diterapkan di luar jam sekolah.

(28)

B. Batasan masalah

Fokus penelitian ini adalah pengaruh keikutsertaan siswa pada program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, dan fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mengajukan rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi?

2. Apakah lingkungan belajar siswa berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi?

3. Apakah fasilitas belajar di rumah berpengaruh terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi?

D.Tujuan Penelitian

(29)

1. pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi;

2. pengaruh lingkungan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi;

3. pengaruh fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan hasil penelitian, antara lain:

1. Bagi Siswa

Hasil penelitian ini dapat menjadi dorongan bagi siswa untuk lebih tekun dan bersemangat dalam belajar, sehingga dapat mencapai prestasi yang tinggi.

2. Bagi sekolah

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang berhubungan dengan proses belajar mengajar sehingga prestasi belajar siswa lebih baik.

3. Bagi Peneliti

(30)

konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

4. Bagi Universitas Sanata Dharma

(31)

9 BAB II

TINJAUAN TEORITIK

A. Tinjauan Teoritik 1. Prestasi Belajar

Belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi disadari maaupun tidak disadari dalam proses pembelajaran. Pengertian belajar menurut Hilgard dan Bower seperti yang dikutip oleh Purwanto (1990:84).

Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang terhadap situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atas dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan sebagainya)

Purwanto (1990:85) mengemukakan adanya ciri-ciri belajar yang meliputi empat hal yang hampir sama dengan pendapat di atas, yaitu :

1. belajar merupakan perubahan tingkah laku;

2. belajar merupakan perubahan melalui latihan atau pengalaman; 3. untuk disebut belajar maka perbuatan itu harus relatif menetap;

4. tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut berbagai aspek kepribadian baik fisik maaupun psikis.

(32)

Senada dengan pendapat di atas, Masidjo (1995:40) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajarnya yang dinyatakan dengan nilai-nilai raportnya. Tim penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia (1996:787) merumuskan bahwa prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan dalam mata pelajaran yang lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.

Tinggi rendahnya prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor. Menurut M. Entang (1987:7) faktor-faktor tersebut adalah antara lain sebagai berikut.

1. Faktor internal yang meliputi :

a) intelegensi, kecerdasan, kecakapan dan bakat; b) panca indera;

c) sikap dan kebiasaan belajar; 2. Faktor eksternal yang meliputi :

a) situasi belajar; b) kurikulum;

c) keadaan lingkungan;

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dapat dibedakan menjadi dua faktor yaitu faktor yang berasal dari diri individu yang belajar baik faktor psikis maaupun fisik dan faktor yang berasal dari luar individu misalnya faktor lingkungan, sosial, ekonomi, guru, metode mengajar dan lain-lain. Sesuai dengan pendapat di atas, Moh. Uzer Usman (1973:10) mengungkapkan faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, yaitu : 1. faktor yang berasal dari diri sendiri, misalnya sikap, motivasi, minat

kecakapan nyata, kecedasan dan bakat

(33)

Senada dengan pendapat di atas Suharsimi (1995:21) mengemukakan pendapat bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, 1. Faktor internal :

a) biologis yang meliputi usia, kematangan, kesehatan; b) psikologis yang meliputi minat, motivasi, suasana hati. 2. Faktor eksternal

a) manusia : di keluarga, di sekolah, di masyarakat; b) non manusia : udara, suasana, bau-bauan

Sehubungan dengan hal di atas, Nasution (2001:38) juga mengemukakan pendapat yang sama mengenai prestasi belajar yaitu penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Bila angka yang diberikan oleh guru rendah, maka prestasi seorang siswa dianggap rendah, dan bila angka yang diberikan oleh guru tinggi, maka prestasi siswa dianggap tinggi. Dua faktor yang berkaitan dengan prestasi belajar menurut Nasution Farid (Imron, 1996 : 46) adalah sebagai berikut.

a. Faktor interen, yang meliputi : (1) pengetahuan yang sudah dimiliki oleh seorang siswa sebelum dia mengikuti pelajaran berikutnya;

(34)

2) kondisi pribadi siswa yang meliputi : (a) kesehatan; (b) kecerdasan; (c) sikap;(d) cita-cita; (e) hubungannya dengan orang lain.

b. Faktor eksteren, yang meliputi : 1) proses belajar mengajar;

2) sarana belajar yang dimiliki (buku, peta, dan meja); 3) lingkungan belajar;

Dari hasil uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil belajar yang berasal dari dalam dan dari luar diri individu. Prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan yang meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik (Sunaryo, 1984:4). Jadi prestasi belajar yangdimaksud dalam penelitian yaitu pada bidang studi ekonomi ialah prestasi belajar yang diperoleh siswa yang dapat diukur secara langsung melalui tes dan dapat dihitung hasilnya. Dengan demikian, hasil pengukuran dalam prestasi belajar dituangkan dalam bentuk angka yang diperoleh dari hasil ulangan, tugas-tugas, dan ujian semester. Biasanya untuk mengukur tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa dalam belajar di sekolah ditunjukkan dengan nilai-nilai yang tercantum dalam rapor yang didapat pada akhir semester dan akhir tahun pelajaran.

2. Konsentrasi Belajar

(35)

sebagai kemampuan memusatkan perhatian pada pelajaran. Pemusatan perhatian tersebut tertuju pada isi bahan belajar atau proses belajar. Dari berbagai penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa konsentrasi merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu hal dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak ada hubungannya dengan apa yang sedang dipikirkan. Sedangkan dalam hal belajar, konsentrasi dapat diartikan sebagai pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Sejalan dengan hal di atas, Ubaydillah (http//www.google.com//, 20 Januari 2009) mengemukakan beberapa hal yang berhubungan dengan konsentrasi.

1. Kecepatan

Kemampuan individu dalam berkonsentrasi akan mempengaruhi kecepatan dalam menangkap materi yang sedang dipelajari. Seorang pelajar atau mahasiswa yang mempunyai kemampuan bagus dalam berkonsentrasi akan lebih cepat dalam menangkap materi yang seharusnya ia serap. Begitu pula halnya dengan seorang karyawan atau pegawai yang mempunyai kemampuan bagus dalam berkonsentrasi akan dapat cepat menangkap (menguasai) berbagai jenis keahlian yang dibutuhkan.

2. Kekuatan

(36)

adalah cara kerja pikiran. Konon, pikiran kita akan bekerja berdasarkan "ingat" dan "lupa". Pikiran kita tidak bisa bekerja untuk lupa dan untuk ingat dalam satu waktu. Lupa dan ingat akan dilakukan secara bergantian dalam tingkat kecepatan yang sangat maha super. Kalau kita ingat kebaikan orang, saat itu juga kita melupakan kejelekannya. Sebaliknya, kalau kita mengingat kejelekannya, maka saat itu juga kita melupakan kebaikannya. Koswiyatun (2009) mengatakan bahwa menurut teori neuroscience, otak manusia ini berubah sesuai dengan penggunaan. Arah konsentrasi akan diikuti dengan perubahan struktur fisik otak itu. Dari penjelasan di atas dapat dikatan bahwa konsentrasi merupakan sumber kekuatan.

3. Ketahanan

(37)

lain atau bisa mengingat-ingat tujuan hidup kita dalam potret yang lebih besar (perspektif jangka panjang). Meski kegagalan itu tetaplah kegagalan, tetapi energi yang keluar dari diri kita berbeda. Yang satu menambah kekuatan dan yang satunya malah mengurangi kekuatan.

Untuk bisa mengingat yang positif, untuk bisa cepat melupakan hal yang negatif, dan untuk bisa melihat yang positif terkait dengan kemampuan berkonsentrasi. Mahatma Gandhi menggunakan teknik "ingat" dan "lupa" untuk memperkuat perjuangannya. Ketika dirinya hampir mau putus asa menghadapi penjajahan, Gandhi kemudian memprogram pikirannya untuk ingat bahwa perjuangan menegakkan kebenaran itu selalu akan berakhir menang meski kelihatannya kalah di babak awal. Dengan kata lain, ketahanan seseorang itu tidak semata-mata terkait dengan kekuatan fisiknya.

4. Keseimbangan

(38)

intillegence, yaitu kemampuan seseorang untuk bisa “connect” dengan dirinya.

Konsentrasi merupakan akibat dari perhatian, terutama perhatian spontan yang ditimbulkan oleh minat terhadap sesuatu hal. Perhatian yang bersifat spontan yang dimaksud adalah perhatian yang diciptakan secara sadar oleh kemauan seseorang yang dapat menimbulkan suatu pemusatan perhatian. Sebab-sebab seseorang sulit berkonsentrasi menurut Ubaydillah, dalam artikelnya yang berjudul “ Kenapa Konsentrasi Itu Penting?” (http//www.google.com//), adalah sebagai berikut .

a. Gangguan Keseimbangan Emosional

Dari hasil studi yang telah diungkap mengatakan bahwa stress, distress, dan depresi ternyata bisa merusak memori (imparied memory) dan konsentrasi (inability to concentrate). Munculnya persoalan tersebut terkait dengan pola hidup sehat (positif), dimana dengan semakin banyak pikiran negatif, sikap negatif atau tindakan negatif yang kita biarkan tentulah semakin rentan terhadap berbagai gangguan tersebut, begitu pula dengan sebaliknya. Maka yang membedakan antara pola hidup sehat (positif) dan pola hidup tidak sehat (negatif) adalah kemampuan “membersihkan” diri seseorang. b. Kekosongan Emosi

(39)

apa program-program pribadinya untuk mencapai target, biasanya akan cenderung mudah merasa kosong batinya. Kekosongan batin ini akan membuat hidup menjadi hambar dan kecil kepeduliannya terhadap statusnya sebagai pelajar. Kekosongan batin inilah yang dapat mengganggu konsentrasi belajar.

c. Manajemen Pikiran

(40)

Lima cara mengasah ketajaman konsentrasi menurut Ubaydillah, (http//www.google.com//, 20 Januari 2009) adalah sebagai berikut :

a. Perjelas target pribadi

Target adalah sasaran untuk dipikirkan oleh pikiran kita. Target ternyata juga memiliki banyak kegunaan yaitu dapat membimbing dan mendinamiskan hidup. Dikatakan menjadikan bimbingan karena kita bisa menyuruh pikiran kita untuk berkonsentrasi kalau tidak ada sasarannya. Maka pikiran yang sering digunakan untuk memikirkan sasaran demi sasaran akan membuat hidup dinamis. Orang yang hidup dinamis dengan target-target yang dimiliki akan jauh dari gangguan dan kekosongan emosi.

b. Melakukan dan Melibatkan Diri

Target tanpa realisasi tidaklah cukup, maka agar target dapat benar-benar bermanfaat dalam membimbing dan mendinamiskan, dibutuhkan disiplin diri dalam menjalankannya. Salah satunya adalah dengan melakukan sesuatu yang dapat mendekatkan diri kita dengan target yang kita buat sendiri. Selain melakukan sesuatu, hal terpenting adalah melibatkan diri pada lingkungan yang sesuai dengan kita (envirotment system).

c. Sering-sering berkomunikasi dengan diri sendiri

(41)

kesempatan untuk diri sendiri supaya berbicara dengan diri sendiri,

self-dialog, self-talk, meditasi, evaluasi, koreksi, dan refleksi. d. Ciptakan sarana (mean)

Menciptakan sarana dapat dilakukan dengan membuat tulisan, catatan, gambar atau apa saja yang dapat memudahkan kita mengingat dan melihat target, program, atau bidang-bidang yang penting menurut kita. Kemudian dari apa yang telah kita buat dapat kita letakkan di buku, meja, HP, komputer, dan tempat-tempat lainnya yang dapat membantu kita untuk memudahkan dalam mengingat dan melihat.

e. Tingkatkan kepedulian

Kepedulian di sini bukan berati mementingkan diri sendiri, melainkan berperan seoptimal mungkin berdasarkan status kita, salah satu contohnya adalah pelajar. Pelajar yang peduli adalah pelajar yang berperan seoptimal mungkin sebagai pelajar yaitu belajar, berorganisasi, demo secara positif, bergaul, menghormati guru atau dosen, dan lain-lain.

(42)

(pandangan sempit). Sebaliknya bila seseorang terkena distraksi yaitu sesuatu yang tidak penting, tidak mendesak dan tidak prioritas untuk kita pikirkan, maka hal inilah yang disebut dengan under-concentration (ngelantur).

3. Program Bimbingan Belajar

a. Bimbingan dan Program Bimbingan

Winkel, Moegiadi (Winkel, 1997:67) mengartikan bimbingan adalah : “Suatu proses pemberian bantuan atau pertolongan kepada individu dalam hal : memahami diri sendiri; menghubungan pemahaman tentang dirinya sendiri dengan lingkungan; memilih; menentukan dan menyusun rencana sesuai dengan konsep dirinya sendiri dan tuntutan dari lingkungannya”

Sedangkan di dalam petunjuk pelaksanaan bimbingan dan konseling (Depdikbud, 1994:1), bimbingan diartikan sebagai : “Bantuan yang diberikan kepada siswa dalam rangka upaya menemukan dirinya pribadi, mengenal lingkungan dan merencanakan masa depan.”

Selain bimbingan, WS Winkel (1997:105) juga mendefinisikan program bimbingan (guidance program) sebagai suatu rangkaian kegiatan bimbingan yang terencana, terorganisir, dan terkoordinir selama periode waktu tertentu. Pengertian yang dikemukakan oleh Slamento mengenai program bimbingan adalah sebagai berikut :

(43)

perhatian, nasehat, pengawasan dan motivasi. (Slamento, 1988:75)

Mengingat pentingnya kegiatan bimbingan maka perlu adanya program bimbingan yang terencana agar pelayanan yang diberikan kepada siswa dapat tepat guna. Pelayanan bimbingan yang dilakukan oleh tenaga bimbingan di sekolah tersebut juga akan berjalan dengan baik apabila ada kerjasama tenaga kependidikan yang lain di sekolah. Dari berbagai pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan

bahwa program bimbingan belajar merupakan kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan untuk membantu siswa dalam memecahkan kesulitannya dalam belajar secara terencana dan terorganisir agar siswa mampu mengatasi kesulitannya sendiri dalam belajar. Program bimbingan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah bimbingan klasikal (program reguler) dan program bimbingan privat.

b. Metode Belajar Pada Program Bimbingan

Metode belajar adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Belajar bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan, sikap, kecakapan, dan keterampilan belajar. Metode belajar yang diterapkan dalam program bimbingan belajar adalah : 1. mempelajari teori secara singkat, terarah, sistematis, dan terpadu

(44)

2. belajar mengajar berpegang teguh pada modul ditambah secara praktis yang diajarkan oleh tentor secara profesional;

3. penyampaian materi dengan rumus-rumus praktis yang hanya dimiliki oleh tentor-tentor atau pengajar;

4. materi bimbingan disesuaikan dengan kisi-kisi UNAS; 5. tes pendalaman materi yang telah teruji coba secara berskala.

Oleh karena itu, siswa harus aktif dalam kegiatan program bimbingan belajar agar pola pikir siswa terarah dan terlatih dalam menghadapi kesulitan belajar.

c. Materi Bimbingan Belajar

Menurut Winkel (1991:56) materi bimbingan dapat bersumber dari : 1. pengetahuan dan pemahaman guru pembimbing di berbagai ilmu

sosial, antripologi, ilmu ekonomi dan psikologi dengan berbagai cabangnya;

2. hasil refleksi guru pembimbing sendiri dan tokoh masyarakat terhadap keadaan masyarakat di berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan sekolah;

3. perumusan tujuan pendidikan nasional dan perumusan tujuan institusional;

4. daftar-daftar masalah yang dihadapi kaum muda, yang disusun oleh para ahli di bidang pendidikan dan psikologi;

(45)

6. hasil penelitian yang diadakan guru pembimbing dengan cara menyebarkan daftar cek masalah di tingkatan kelas tertentu. Dalam penelitian ini digunakan kuisioner yang tujuannya sama dengan daftar cek masalah, yaitu mendapatkan informasi tentang masalah-masalah belajar yang dialami siswa;

7. pengalaman guru pembimbing selama beberapa tahun.

4. Lingkungan Belajar

Lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada perkembangan siswa (Winkel, 2004:108). Lingkungan belajar siswa dibagi menjadi dua yaitu lingkungan sekolah dan lingkungan keluarga (Prayitno, 1989:133). Lingkungan sekolah merupakan lingkungan belajar kedua bagi siswa setelah keluarga. Lingkungan sekolah dibagi menjadi dua yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Yang dimaksud lingkungan fisik adalah sistem pengaturan tempat duduk, ukuran kelas, ukuran sekolah dan komposisi siswa di dalam kelas. Sedangkan yang dimaksud dengan lingkungan sosial adalah hubungan antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa.

1. Lingkungan Fisik Sekolah

(46)

a. Pengaturan tempat duduk

Aktifitas belajar tertentu menuntut adanya perabotan, tipe bangku dan perlengkapan lainnya yang benar-benar memberikan kemungkinan bagi siswa untuk berpartisipasi dan berinteraksi serta keleluasan bagi guru untuk memperhatikan kelangsungan belajar siswa. Pengaturan tempat duduk tradisional menurut Gunawan (2009).

Gambar I.1

Pengaturan Tempat Duduk Tradisional

Pengaturan tempat duduk seperti ini sering dijumpai di kelas-kelas. Sistem seperti ini merupakan pengaturan tempat duduk yang tradisional. Pengaturan tempat duduk seperti ini memungkinkan siswa mendapatkan teman dalam belajar.

b. Ukuran Kelas

(47)

dalam kelas. Kelas yang berukuran kecil dua kali lipat lebih efektif untuk meningkatkan aktivitas belajar daripada kelas yang besar (Sithu dalam Prayitno 1989).

Prayitno (1989) menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa pada kelas ukuran kecil lebih tinggi dibanding dengan kelas yang berukuran besar. Jumlah siswa dalam kelas yang efektif adalah antara 10-25 siswa.

c. Ukuran Sekolah

Barker dan Gump dalam Prayitno (1989) mengemukakan semakin besar ukuran sekolah, partisipasi masing-masing siswa dalam kegiatan sekolah akan semakin kecil. Sekolah yang jumlah siswanya kecil akan mendorong siswa untuk terlibat dalam berbagai kegiatan sekolah. Sekolah yang padat jumlah siswanya menunjukkan tingkat cemas dalam pergaulan kelompok yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan sekolah yang sedikit jumlah siswanya.

d. Komposisi Kelas

(48)

untuk meningkatkan prestasi. Bila dalam satu kelas terdiri dari siswa-siswa yang berkemampuan tinggi, maka prestasi belajar mereka akan meningkat dengan tajam.

2. Lingkungan Sosial Sekolah

Menurut Prayitno (1989:147) setiap orang membutuhkan pengalaman dari orang lain. Begitu pula dengan siswa, dalam lingkungan sosial sekolah, ini mengacu pada hubungan yang terjadi pada guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Siswa membutuhkan pengetahuan dari guru dan teman-temannya sebagai sumber motivasi siswa yang mempunyai kebutuhan sosial tinggi untuk berprestasi baik dan bekerja dengan temannya. Siswa yang mempunyai kebutuhan sosial rendah biasanya akan lebih bekerja sendiri. Teman sekelas atau teman sebaya merupakan salah satu faktor yang dapat membantu siswa termotivasi dalam rangka meningkatkan prestasi belajarnya. Menurut Vembriarto (1993:54) teman sebaya adalah kelompok yang terdiri dari sejumlah individu yang sama baik dalam hal usia, status pribadi atau pribadi sosialnya. Siswa yang kesulitan ketika sedang mengerjakan soal-soal dapat menanyakan kepada teman sekelasnya jikalau siswa itu memang malu jika harus menanyakannya kepada gurunya. Jadi, hubungan sosial perlu dikembangkan oleh guru maaupun oleh siswa.

(49)

dirinya. Kualitas interaksi belajar antar siswa berlangsung secara intelektual maaupun sosio emosional, sehingga meningkatkan peluang pembentukan kepribadian seutuhnya, terutama yang berkaitan dengan kemauan dan bekerja sama dalam memecahkan masalah. Dukungan yang penting pada dasarnya adalah dukungan moril maaupun materiil dalam mewujudkan suatu rencana. Seorang siswa dapat menerima dukungan dari teman sekelasnya yang berupa kerjasama, perhatian yang diberikan teman sekelas, dan adanya sikap toleransi antar teman sekelas.

Hubungan yang kurang harmonis dapat menyebabkan beberapa kelompok menjadi tidak bersahabat dalam suatu kelas. Persaingan dalam belajar yang tidak sehat di antara kelompok dalam suatu kelas dapat menimbulkan keonaran-keonaran yang menyebabkan proses belajar terhambat. Oleh sebab itu ada baiknya bila di dalam kelas siswa saling memberikan dukungan yang positif, baik berupa kerjasama, perhatian maaupun adanya sikap toleransi.

(50)

Sikap guru terhadap siswa dapat diartikan sebagai kecenderungan seorang guru untuk berperilaku terhadap siswa (Sudjana, 1987:48). Menurut Prayitno (1989:48) tingkah laku guru dalam mengajar meliputi : (1) guru sebagai model, dimana sikap dan kepribadian guru akan dianut oleh siswa, (2) sikap guru terhadap tingkah laku siswa, (3) sikap guru terhadap karakteristik siswa, (4) sikap guru terhadap siswa yang berbeda jenis kelamin dan (5) sikap guru terhadap perbedaan prestasi belajar siswa.

3. Lingkungan Keluarga

(51)

atas, dan hal ini akan mengganggu anak dalam belajar. Keadaan anak yang sulit juga dapat menjadikan anak sulit berkonsentrasi pada pelajaran karena memikirkan sesuatu untuk menutupi keadaan keluarga yang kurang (Winkel, 1986).

Selain apa yang telah disebutkan di atas mengenai lingkungan belajar siswa, Nasution (2001:41) menyatakan lingkungan belajar adalah lingkungan yang dapat mempengaruhi belajar peserta didik seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat. Prayitno (1997:51) mengklasifikasikan lingkungan belajar menjadi dua macam.

a. Lingkungan Fisik

Lingkungan fisik berkaitan dengan material yang ada di luar peserta didik yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar, baik yang bersumber dari lingkungan sekolah maaupun keluarga dan masyarakat. Sebagai contoh yaitu kerapian lingkungan belajar baik yang ada di rumah, sekolah, maaupun masyarakat.

b. Lingkungan Non Fisik

(52)

Dari berbagai pendapat di atas mengenai lingkungan belajar, dapat disimpulkan bahwa lingkungan belajar siswa merupakan suatu keadaan yang melingkupi siswa dan memberikan pengaruh siswa dalam proses belajar siswa, dimana pengaruh tersebut meliputi pengaruh lingkungan baik yang bersifat fisik ataupun non fisik dan baik yang ada di lingkungan sekolah, keluarga maaupun lingkungan masyarakat dimana siswa tersebut berada.

5. Fasilitas Belajar di Rumah

1. Pengertian Fasilitas Belajar di Rumah

Menurut Suharsimi Arikunto (1989:108) mengemukakan bahwa “fasilitas dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat memudahkan dan dapat melancarkan pelaksanaan suatu usaha.” Fasilitas yang berhubungan dengan kegiatan belajar sering disebut fasilitas belajar.

Dalam Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia, fasilitas berarti sesuatu yang dapat membantu memudahkan pekerjaan, tugas dan sebagainya. Fasilitas belajar dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu fasilitas fisik dan fasilitas uang (Arikunto, 1998:2). Fasilitas fisik ini dalam dunia pendidikan disebut sarana dan prasarana pendidikan.

(53)

menggunakan fasilitas belajar yang telah ada di rumah diharapkan siswa dapat meningkatkan konsentrasi belajar dan mendapatkan hasil belajar yang maksimum.

2. Unsur-unsur Fasilitas Belajar

Fasilitas belajar yang dimaksud dalam penelitian ini meliputi dua unsur yaitu tempat belajar dan alat-alat belajar.

a. Tempat Belajar

Yang termasuk tempat belajar dalam penelitian ini adalah : ruang belajar dan meja kursi belajar. Dalam menyediakan tempat-tempat belajar orang tua harus berusaha menghindari tempat-tempat belajar dari suatu kebisingan dan bau-bauan yang tidak sedap yang akan dapat mengganggu konsentrasi belajar anak. Belajar akan lebih baik jika dilakukan di ruang studi khusus yang disediakan oleh orang tuanya. Jika ruang tersebut tidak dapat disediakan, maka tempat tidur juga dapat digunakan sekaligus sebagai tempat belajar. Ada beberapa tempat belajar atau tempat studi yang baik seperti dikemukakan oleh The Liang Gie (1997:22) adalah sebagai berikut:

1) Sebaiknya tempat tidur membelakangi meja studi dan tidak tampak di depan mata sehingga tidak ada keinginan belajar sambil tidur.

(54)

3) Penerangan harus tidak boleh berlebihan dan tidak boleh kurang melainkan memadai untuk melakukan studi dengan baik.

4) Permukaan meja studi sebaiknya tidak diplitur secara mengkilap, diberi pernis sampai berkaca-kaca atau dilapisi lembaran kaca jernih karena akan menimbulkan kesilauan. 5) Meja kursi sebaiknya bersih dari segala benda yang tidak

berhubungan dengan studi.

6) Buku-buku pelajaran hendaknya disimpan dalam rak buku dan ditaruh di sisi kiri meja belajar.

7) Tempat belajar yang baik akan membantu siswa berkonsentrasi dalam belajarnya.

b. Alat –alat belajar

(55)

Macam-macam fasilitas belajar di rumah yang dibutuhkan oleh siswa menurut Thamrin Nasution dan Nurhalijah Nasution (1995) adalah sebagai berikut:

a. Ruang Belajar

Ruang belajar adalah ruangan yang dapat digunakan untuk belajar siswa, dimana sebaiknya ruang belajar jauh dari kebisingan berbagai aktifitas di rumah. Akan lebih baik jika ruang belajar disediakan tersendiri oleh orang tua anaknya dalam kegiatan belajar, agar dengan ruang belajar sendiri anak dapat berkonsentrasi dalam belajar.

b. Meja dan Kursi Belajar

Meja belajar merupakan sarana belajar yang diperlukan anak. Dengan adanya meja belajar sendiri, maka anak akan lebih nyaman dalam belajar. Kenyaman belajar anak akan mempengaruhi konsentrasi belajar anak.

c. Penerangan

(56)

lebih lama, karena dengan lampu yang terang maka mata anak akan lebih jelas dalam membaca buku dan mata anak tidak kan terganggu.

d. Ventilasi

Dengan adanya ventilasi, maka sirkulasi udara dalam ruang belajar tidak lembab dan siswa dapat merasa nyaman dalam belajar.

e. Peralatan Sekolah

Peralatan Sekolah merupakan kebutuhan pokok yang harus dimiliki siswa dalam kegiatan belajar. Peralatan sekolah ini bisa berujud buku pelajaran, buku tulis, pulpen, pensil, karet penghapus. Siswa yang memiliki peralatan sekolah yang lengkap akan cenderung dapat berkonsentrasi dalam belajarnya karena alat-alat yang dimilikinya dapat menunjang belajarnya.

f. Media Massa

Media massa merupakan salah satu alat untuk menambah pengetahuan anak, terutama pengetahuan umum selain dari mata pelajaran yang didapat dari sekolah. Yang dimaksud media massa yaitu seperti surat kabar dan majalah, sedangkan media elektronik adalah televisi dan radio.

g. Buku Bacaan

(57)

belajar, karena anak akan merasa bosan apabila ia hanya mempelajari buku pelajaran saja. Oleh sebab itu orang tua jangan merasa enggan mengeluarkan uang untuk membelikan buku bacaan ringan kepada anaknya, karena hal ini akan menambah semangat anak dalam belajar.

B. Hubungan diantara Variabel

1. Pengaruh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

(58)

memiliki konsentrasi belajar yang tinggi dan didukung dengan keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar secara intensif, maka siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang tinggi pula, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan konsentrasi belajar yang tinggi tetapi tidak mengikuti program bimbingan belajar secara intensif, maka prestasi belajarnya juga akan semakin menurun. Menurut Fransiska (2004), ada hubungan yang positif dan signifikan antara keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar dengan keberhasilan siswa dalam menempuh UAN.

Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya hubungan antara konsentrasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa salah satunya ditentukan oleh keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar. Siswa yang mengikuti program bimbingan belajar secara intensif diduga mempunyai tingkat hubungan konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa yang lebih tinggi dibandingakan dengan siswa yang mengikuti program bimbingan belajar tetapi tidak intensif atau siswa yang tidak mengikuti program bimbingan belajar sama sekali.

2. Pengaruh lingkungan belajar siswa terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

(59)

belajarnya, dimana pengaruh tersebut meliputi pengaruh lingkungan baik itu bersifat fisik ataupun non fisik dan baik yang ada di lingkungan keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat.

Komponen lain yang mempengaruhi konsentrasi siswa dalam menciptakan konsentrasi belajar dan meningkatkan prestasi belajar siswa adalah lingkungan belajar siswa. Siswa yang tinggal di lingkungan belajar, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat yang aman, nyaman, jauh dari polusi dan tempat-tempat keramaian, serta mampu menjaga tingkah lakunya diduga derajat hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa akan semakin tinggi. Sebaliknya jika lingkungan belajar siswa, baik itu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat tidak aman, nyaman, rentan polusi dan dekat tempat-tempat keramaian, serta tidak mampu menjaga tingkah lakunya diduga derajat hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa akan semakin rendah.

(60)

Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa tinggi rendahnya hubungan antara konsentrasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa juga dipengaruhi oleh keadaan lingkungan tempat siswa belajar, yaitu lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Semakin baik lingkungan belajar siswa maka diduga semakin tinggi pula hubungan antara konsentrasi belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Sebaliknya semakin buruk lingkungan belajar siswa diduga semakin rendah pula hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

3. Pengaruh fasilitas belajar siswa di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar pada bidang studi akuntansi.

Siswa yang memiliki fasilitas belajar di rumah yang lengkap (adanya ruang belajar, meja dan kursi belajar, penerangan yang baik, peralatan sekolah, media massa, dll) pastilah akan lebih membantu siswa tersebut dalam menciptakan konsentrasi belajar. Dengan adanya kelengkapan fasilitas belajar di rumah diduga kemampuan menciptakan konsentrasi dalam belajarnya tinggi dan prestasi belajarnya juga menjadi tinggi. Sedangkan siswa yang tidak memiliki kelengkapan fasilitas belajar di rumah diduga kemampuan konsentrasi belajar dan juga prestasi belajarnya juga menjadi rendah.

(61)

Tersediannya sarana belajar yang memadai akan dapat lebih memudahkan mahasiswa untuk meraih prestasi belajar yang baik. Setiap mahasiswa juga membutuhkan sarana yang baik untuk menunjang peningkatan dalam prestasi belajarnya. Kondisi sarana belajar juga harus diperhatikan, misalnya keadaan kamar apakah cukup sirkulasi udara, apakah penerangan dalam ruangan memadai untuk belajar, ataupun apakah kondisi meja dan kursi juga dalam keadaan baik. Hal-hal kecil tersebut sangat penting karena akan membuat mahasiswa merasa nyaman dan betah untuk melakukan kegiatan belajar, sehingga dapat menciptakan konsentrasi belajar yang baik dan dapat meraih prestasi belajar yang baik pula.

Dari penjelasan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa siswa yang mempunyai fasilitas belajar di rumah yang lengkap diduga mempunyai hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa yang tinggi. Sebaliknya, siswa yang tidak mempunyai fasilitas belajar di rumah yang lengkap diduga mempunyai hubungan antara konsentrasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa yang rendah.

C. Kerangka Berfikir

(62)

oleh pengajar. Program bimbingan belajar adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan untuk membantu siswa dalam memecahkan kesulitannya dalam belajar secara terencana dan terorganisir agar siswa mampu mengatasi kesulitannya sendiri dalam belajar.

2. Konsentrasi belajar merupakan pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran dengan mengesampingakan hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Prestasi belajar adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau keterampilan tertentu dalam suatu mata pelajaran, yang lazimnya diperoleh dari nilai tes atau angka yang diberikan oleh pengajar. Lingkungan belajar siswa adalah suatu keadaan yang melingkupi siswa dan memberikan pengaruh siswa dalam proses belajar, dimana pengaruh teesebut meliputi pengaruh lingkungan baik yang bersifat fisik ataupun non fisik dan baik yang ada di lingkungan keluarga, sekolah, keluarga maaupun lingkungan masyarakat.

(63)

D. Paradigma Penelitian

Pada penelitian ini, dapat digambarkan paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut :

Gambar I.2 Paradigma Penelitian

E. Hipotesis

1. Ada pengaruh positif keikutsertaan siswa dalam mengikuti program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

2. Ada pengaruh positif lingkungan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

3. Ada pengaruh positif fasilitas belajar di rumah terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dengan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

Keikutsertaan Siswa dalam Program Bimbingan Belajar

Prestasi Belajar Konsentrasi Belajar

(64)

42 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian studi kasus yaitu penelitian tentang subyek tertentu, dimana subyek tersebut terbatas, maka kesimpulan yang diperoleh hanya berlaku pada subyek yang diteliti. Studi kasus penelitian ini dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta khususnya kelas XII IPS, sehingga generalisasi kesimpulan hanya terbatas pada subyek yang diteliti.

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1.Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta Jalan Jendral Sudirman 84 Yogyakarta

2.Waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada periode Bulan Juli-September 2009

C. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek penelitian

(65)

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian dalam tulisan ini adalah keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, lingkungan belajar siswa, fasilitas belajar di rumah, konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi.

D.Populasi dan Sampel Peanelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi adalah kumpulan yang lengkap dari seluruh elemen sejenis, akan tetapi dapat dibedakan satu sama lain. Perbedaan ini disebabkan adanya karakteristik yang berlainan (Arikunto, 1991 : 102). Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah siswa siswi SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

2. Sampel Penelitian

(66)

Ujian Nasional (UN), sehingga diambil sampel penelitian sejumlah 92 responden.

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel penelitian adalah obyek penelitian yang bervariasi atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 1992:120). Dalam penelitian ini variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut :

1. Variabel Bebas (independent variable)

Variabel bebas (independent variable) adalah variabel yang diselidiki pengaruhnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah konsentrasi belajar (X).

2. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat (dependent variable) adalah variabel yang diramalkan akan timbul dalam hubungan yang fungsional. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi (Y).

3. Variabel Moderator

(67)

4. Definisi Pengukuran Variabel

a. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai setelah proses belajar yang merupakan tingkat keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar mengajar. Prestasi belajar siswa ditunjukkan dengan nilai raport masing-masing siswa kelas XII IPS SMA BOPKRI 2 Yogyakarta pada semester kedua pada bidang studi ekonomi. Variabel prestasi belajar diukur berdasarkan nilai raport siswa pada bidang ekonomi.

b. Konsentrasi Belajar

Konsentrasi belajar adalah pemusatan pikiran terhadap satu mata pelajaran dengan mengesampingkan semua hal lainnya yang tidak berhubungan dengan pelajaran tersebut. Konsentrasi belajar dikategorikan menjadi konsentrasi belajar tinggi dan konsentrasi belajar rendah. Untuk mengukur variabel konsentrasi belajar menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

Jawaban Skor Ya 1 Tidak 0

(68)

2) Konsentrasi belajar rendah, jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden lebih dari 5 atau lebih jawaban Tidak.

c. Keikutsertaan Siswa Dalam Program Bimbingan Belajar

Program bimbingan belajar adalah suatu program untuk memberikan arahan dan bimbingan kepada siswa untuk memberi materi pengulangan (remedial), pengayaan (enrichment), dan konsultasi siswa (consulting) sehingga siswa yang mengikuti bimbingan belajar dapat memadukan materi yang diterima di sekolah dengan materi yang diajarkan pada bimbingan belajar. Untuk mengukur keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar, cara yang digunakan penulis adalah dengan alternatif jawaban kuesioner. Keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar dibedakan menjadi dua kategori yaitu kategoti tinggi dan kategori rendah berdasarkan frekuensi lamanya keikutsertaan dalam program bimbingan belajar.

Kategori Keikutsertaan Siswa Dalam

Program Bimbingan Belajar Intensif < 1 tahun

Tidak intensif ≥ 1 tahun

d. Lingkungan Belajar

(69)

dikategorikan menjadi lingkungan belajar baik dan tidak baik. Untuk mengukur variabel konsentrasi belajar menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

Jawaban Skor Ya 1 Tidak 0

1) Lingkungan belajar baik jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Ya

2) Lingkungan belajar tidak baik jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Tidak.

e. Fasilitas Belajar Siswa Di Rumah

Fasilitas belajar siswa di rumah adalah sarana yang diberikan orang tua pada anaknya dengan tujuan agar dapat menunjang kelancaran belajar. Fasilitas belajar di rumah dikategorikan menjadi fasilitas belajar di rumah lengkap dan tidak lengkap. Untuk mengukur variabel konsentrasi belajar menggunakan alternatif jawaban sebagai berikut:

(70)

1) Fasilitas belajar siswa di rumah lengkap jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Ya.

2) Fasilitas belajar siswa di rumah tidak lengkap jika alternatif jawaban yang diberikan oleh responden terdiri dari 5 atau lebih jawaban Tidak.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan suatu metode pengumpulan data dengan cara mengambil catatan / dokumen yang tersedia. Pada penelitian ini data yang diambil untuk dokumentasi adalah hasil belajar siswa yang berupa nilai atau nilai raport siswa bidang studi ekonomi kelas XI IPS semester kedua.

2. Kuesioner

(71)

sehingga responden diminta memilih jawaban yang ada. Berikut ini akan disajikan kisi-kisi kuesioner dari konsentrasi belajar, lingkungan belajar siswa dan fasilitas belajar siswa di rumah dalam bentuk tabel.

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Konsentrasi Belajar

No. pertanyaan

Dimensi Indikator

positif negatif

Perhatian yang fokus 1,2,5 3,4

Berfikir yang fokus 6,7

Mampu mengesampingkan hal-hal di luar pelajaran yang berasal dari dalam diri (internal)

11 8,9,10 Konsentrasi

belajar

Mampu mengesampingkan hal-hal lain di luar pelajaran yang berasal dari luar (eksternal)

12,13

Tabel Kisi-kisi Kuesioner Lingkungan Belajar Siswa

No. pertanyaan Dimensi Indikator

Positif Negatif 1. Keharmonisan keluarga 1 2 2. Kelengkapan keluarga

(ayah, ibu, anak)

3 3. Jarak rumah dengan

jalan raya

4 4. Jarak rumah dengan

pusat keramaian

4 5. Jarak rumah dengan

kawasan industri/pabrik

4 Lingkungan belajar

siswa ditinjau dari keadaan keluarga/ rumah

6. Tingkat polusi 4

1. Rapi 5

2. Bersih 5

3. Hubungan antar warga sekolah

6,7,9,10 8

4. Jarak sekolah dengan jalan raya

8 Lingkungan belajar

siswa ditinjau dari keadaan sekolah

5. Jarak sekolah dengan pusat keramaian

(72)

6. Jarak sekolah dengan kawasan industri atau pabrik

8

7. Tingkat polusi di sekolah 9 8 1. Hubungan antar warga 12,13,14 2. Peneriamaan masyarakat 15,16 Lingkungan belajar

siswa ditinjau dari

keadaan masyarakat 3. Lingkungan bersih/ aman / nyaman

Tabel Kisi-Kisi Kuesioner Fasilitas Belajar Di Rumah

No. Pertanyaan Dimensi Indikator

Positif Negatif 1.Tersedia peralatan

sekolah

3,5,8 7

2.Media massa 9,10,12

3.Meja dan kursi belajar 2,6 4. Ruang belajar 1,11,13,14

5.Penerangan 4

Fasilitas belajar di rumah

6.Ventilasi 6

Pengujian kuesioner akan dilakukan kepada 30 siswa terlebih dahulu. Pengujianvaliditas dan reliabilitas kuesioner ini akan dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :

a. Uji Validitas

Sebuah instrumen dinyatakan valid bila mampu mengukur apa yang diinginkannya (Sugiyono, 1999:124). Untuk pengukuran validitas tersebut digunakan teknik Product Moment Co-Efficient Of Correlation dari Pearson (Anton Dajan, 1996:315).

(73)

rxy=

( )

{

2 2

}

{

2

( )

2

}

∑ ∑

− − − y y n x x n y x xy n Keterangan :

rxy= koefisien korelasi Product moment, uji satu arah dengan taraf signifikansi (α) = 5%

n = jumlah sampel

x = jumlah nilai (skor) maksimum pertanyaan responden

y = total nilai (skor) pernyataan responden

∑y2 = jumlah skor kuadrat variabel y

∑x2 = jumlah skor kuadrat variabel x

Jika r hitung > r tabel maka pengukuran tersebut valid.

Pengujian validitas penelitian ini didasarkan pada populasi berukuran N = 30 dengan df (degree of fredom) = N – 2 (dk = 30 – 2 = 28 ). Berdasarkan populasi dan nilai r product moment tersebut adalah koefisien r table = 0.374 dengan taraf signifikansi 5%. Berikut ini hasil pengujian validitas :

Table III.1

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Konsentrasi Belajar No. Butir Soal Koefisien

Validitas

Nilai r tabel

Keterangan

1 butir 1 0.573 0.374 Valid

2 butir 2 0.574 0.374 Valid

3 butir 3 0.519 0.374 Valid

4 butir 4 0.605 0.374 Valid

(74)

6 butir 6 0.151 0.374 Tidak Valid

7 butir 7 0.583 0.374 Valid

8 butir 8 0.519 0.374 Valid

9 butir 9 0.485 0.374 Valid

10 butir 10 0.483 0.374 Valid

11 butir 11 0.574 0.374 Valid

12 butir 12 0.400 0.374 Valid

13 butir 13 0.483 0.374 Valid

sumber : hasil penelitian data

Hasil uji coba menunjukkan bahwa 13 butir soal untuk variabel konsentrasi belajar yang digunakan dalam penelitian ini, terdapat 12 butir soal yang valid, sebab koefisien validitas > r tabel, sedangkan 1 butir soal dianggap tidak valid karena koefisian validitas < r tabel. Item soal yang tidak valid dikeluarkan dari data penelitian.

Table III.2

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Lingkungan Belajar No. Butir Soal Koefisien

Validitas

Nilai r Tabel

Keterangan

1 butir 1 0.303 0.374 Tidak Valid

2 butir 2 0.544 0.374 Valid

3 butir 3 0.689 0.374 Valid

4 butir 4 0.730 0.374 Valid

5 butir 5 0.607 0.374 Valid

6 butir 6 0.605 0.374 Valid

7 butir 7 0.730 0.374 Valid

8 butir 8 0.689 0.374 Valid

9 butir 9 0.544 0.374 Valid

10 butir 10 0.508 0.374 Valid

11 butir 11 0.080 0.374 Tidak Valid

12 butir 12 0.411 0.374 Valid

13 Butir 13 0.544 0.374 Valid

14 Butir 14 0.689 0.374 Valid

15 butir 15 0.257 0.374 Tidak Valid

(75)

Hasil uji coba menunjukkian bahwa 15 butir soal untuk variabel lingkungan belajar yang digunakan dalam penelitian ini terdapat 12 butir soal yang valid, sebab koefisien validitas > r tabel, sedangkan 3 butir soal dianggap tidak valid karena koefisian validitas < r tabel. Item soal yang tidak valid dikeluarkan dari data penelitian.

Table III.3

Rangkuman Hasil Pengujian Validitas Variabel Fasilitas Belajar di Rumah No. Butir Soal Koefisien

Validitas

Nilai r Tabel

Keterangan

1 butir 1 0.524 0.374 Valid

2 butir 2 0.668 0.374 Valid

3 butir 3 0.637 0.374 Valid

4 butir 4 0.383 0.374 Valid

5 butir 5 0.669 0.374 Valid

6 butir 6 0.037 0.374 Tidak Valid

7 butir 7 0.719 0.374 Valid

8 butir 8 0.274 0.374 Tidak Valid

9 butir 9 0.574 0.374 Valid

10 butir 10 0.616 0.374 Valid

11 butir 11 0.430 0.374 Valid

12 butir 12 0.427 0.374 Valid

13 butir 13 0.507 0.374 Valid

14 butir 14 0.347 0.374 Tidak Valid

Sumber : hasil penelitian data

(76)

b. Uji Reliabilitas

Setelah pengukuran terhadap instrumen valid, maka langkah berikutnya adalah mencari reliabilitasnya. Reliabilitas adalah tingkat kestabilan dari alat pengukur terhadap suatu gejala atau kejadian. Dalam pengukuran reliabilitas ini, menggunakan rumus

Alpha (α) dari Cronbach dengan taraf signnifikansi 5% (Suharsimi, 2000:236)

11

r =

⎠ ⎞ ⎜ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛

2

2 1 1 t b k k σ σ Keterangan: 11

r = reliabilitas instrumen

k = banyak butir pertanyaan 2

t

σ = varian total

∑ 2

b

σ = jumlah varian butir

(77)

5% dan diperoleh r tabel sebesar 0.239. Jika r hitung < r tabel, maka instrumen tersebut reliabel.

Tabel III.4

Rangkuman hasil penelitian reliabilitas

Variabel r hitung r tabel Tingkat Hubungan Konsentrasi belajar 0.840 0,239 Sangat kuat Lingkungan belajar 0.876 0,239 Sangat kuat Fasilitas belajar di rumah 0.833 0,239 Sangat kuat

sumber : data penelitian diolah

Dari perhitungan di atas dapat disimpulkan bahwa instrumen (kuesioner) tersebut sudah memenuhi syarat instrumen yang baik, yaitu valid dan reliabel sehingga instrumen tersebut dapat digunakan untuk memperoleh data.

G. Teknik Analisis Data

1. Analisis Deskriptif / Deskriptif Data

(78)

prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi digunakan patokan penilaian dengan PAP Tipe II Masidjo, (1995:157) sebagai berikut:

Tabel III.5

Standar Patokan Penilaian Dengan PAP II

Skor Penilaian

81%-100% Sangat tinggi

66%-80% Tinggi 56%-65% Cukup 46%-55% Kurang

Di bawah 46% Sangat Kurang

2. Uji Persyaratan Analisis Korelasi a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal, sehingga analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Dalam uji normalitas ini digunakan rumus uji satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov, yaitu tingkat kesesuaian antara distribusi harga satu sampel (skor observasi) dan distribusi teoritisnya. Uji ini menetapkan suatu titik dimana teoritis dan yang terobservasi mempunyai perbedaan terbesar. Artinya distribusi sampling yang diamati benar-benar merupakan observasi suatu sampel random dari distribusi teoritis (Ghozali, 2002:35-36). Alat statistik untuk pengujian normalitas data penelitian ini adalah tes Kolmogorov-Smirnov. Adapun rumus uji Kolmogorov-Smirnov untuk normalitas sebagai berikut (Ghozali, 2002:36):

( )

X S

( )

X F

maksimum

(79)

Keterangan:

D = Deviasi maksimum

Fo = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan Sn ( X ) = Distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikan 5%, berarti sebaran data variabel normal. Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah antar variabel mempunyai hubungan yang linier. Uji linieritas dalam penelitian ini menggunakan uji F dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

2 2

Se Tc S F =

Keterangan:

F = Nilai F untuk garis regresi S2Tc = Varians tuna cocok

Se2 = Varians kekeliruan

(80)

Sebaliknya jika nilai F hitung < F tabel, maka hubungan antar variabel bebas dan variabel terikat linier.

3. Uji Hipotesis

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini menyatakan bahwa ada pengaruh positif keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi akuntansi. Untuk mengetahui hubungan antara variabel bebas Xi dan Y menggunakan analisis regresi variabel Dummy yang dikembangkan oleh Chow.

a. Pengujian hipotesis I menyatakan ada pengaruh positif keikutsertaan siswa dalam program bimbingan belajar terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang studi ekonomi

Yi = α0 + α1Di + β1Xi + β2 (DiXi) + µi Keterangan :

Yi =Prestasi belajar siswa Xi = Konsentrasi belajar α0 = Konstanta

α1, β1, β2,= Koefisien slope regresi

D1i =Variabel Dummy 1 jika fasilitas belajar di rumah lengkap Variabel Dummy 0 jika fasilitas belajar di rumah tidak

(81)

µi = Gangguan stokastik/pengganggu regresi

Untuk menguji tingkat signifikansi koefisien regresi dari interaksi variabel D1i Xi terhadap Yi, maka dilakukan perbandingan nilai signifikansi koefisien regresi (β2) dengan taraf signifikansi (α), yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05. Hipotesis penelitian ini akan ditolak bila nilai signifikansi koefisien regresi (β2) lebih rendah dari taraf signifikansi (α) 0,05 b. Pengujian hipotesis II menyatakan ada pengaruh positif

lingkungan belajar siswa terhadap hubungan antara konsentrasi belajar dan prestasi belajar siswa pada bidang

Gambar

Tabel V.4          Kategori Lingkungan Belajar Siswa .....................................
Gambar I.2 ......................................................................................................
Gambar I.1 Pengaturan Tempat Duduk Tradisional
Gambar I.2 Paradigma Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ketika radio dan televisi mulai mengudara pada 1900-an dan 196Gan, orang telah membayangkan media cetak tidak bertahan. * Bersambung hal 5 kol

bahwa dalam rangka penetapan kebijakan pelayanan kesehatan tradisional yang dilakukan pemerintah telah ditetapkan Keputusan Menteri Kesehatan HK.02.02/MENKES/164/2014

adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen.. dari tubuh

Menimbang : bahwa untuk mencapai daya guna dan hasil guna penyaluran distribusi Program Beras Untuk Rumah Tangga Miskin (Raskin) Tahun 2015 perlu menetapkan Keputusan

Untuk mendukung program BOS Pusat pada sekolah menengah di atas, maka Pemerintah Provinsi Jawa Barat pada tahun anggaran 2013 menyelenggarakan pemberian Bantuan

Salah satu kompresi citra digital yang bersifat lossless ini adalah Portable Network Graphic (PNG). Hal ini menunjukkan bahwa format PNG sangat tepat digunakan

Dengan ini saya Nama: Iga Widiana NIM: H0713089 Program Studi: Agroteknologi menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “KULTUR JARINGAN PISANG MAS

konsep yang akan diterapkan pada desain museum seni rupa.. modern secara lengkap