• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Sains 1. Pengertian Sains - BAB II UUT TAUBAH NURHAYATI PAUD'15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kemampuan Sains 1. Pengertian Sains - BAB II UUT TAUBAH NURHAYATI PAUD'15"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kemampuan Sains

1. Pengertian Sains

Sains ialah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, yang dibuktikan melalui metode ilmiah.Dalam hal ini, sains merujuk kepada suatu sistem untuk mendapatkan pengetahuan yang menggunakan pengamatan dan eksperimen untuk menggambarkan dan menjelaskan fenomena-fenomena yang terjadi dialam.

Menurut Webster New Collegiate Dictionarydalam Putra (2013: 7) sains ialah pengetahuan yang diperoleh melalui pembelajaran dan pembuktian atau pengetahuan yang melingkupi suatu kebenaran umum dari hukum-hukum alam yang terjadi, yang dibuktikan melalui metode ilmiah.

Menurut Soemanto dalam Putra (2013:40) sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah.

Sains adlah Ilmu Pengetahuan Alam. Ilmu pengetahuan ialah suatu subjek atau pokok yang berhubungan dengan bidang studi yang termasuk didalamnya kenyataan atau teori-teori yang membantu menjelaskan dan menggambarkan kerja dari alam, pengertian tersebut dijelaskan Trianto (2010:136).

(2)

a. Sains sebagai suatu proses adalah metode untuk memeperoleh pengetahuan.

b. Sains sebagai suatu produk terdiri atas berbagai fakta, konsep prinsip, hukum, dan teori.

c. Sains sebagai suatu sikap, atau dikenal dengan istilah sikap keilmuan, maksudnya adalah berbagai keyakinan, opini dan nilai-nilai yang harus dipertahankan oleh seorang ilmuwan khususnya ketika mencari atau mengembangkan pengetahuan baru.

Dari dua pengertian tentang kemampuan dan sains maka akan digariskan tentang fokus penelitian yaitu Kemampuan Sains yang memiliki maksud perolehan kemampuan yang berasal merupakan salah satu asal dari perkembangan kognitif. Hal ini tercapai berdasarkan sikap kritis anak dalam hal mencoba sebuah eksperimen yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Sains yang akan dilibatkan dalam penelitian ini yaitu teruntuk usia 5-6 tahun yang masuk dalam kategori Taman Kanak-Kanak. Pentingnya kemampuan sains dikenalkan dan diterapkan sejak dini karena sains dapat mengajak anak untuk berpikir kritis, dengan sains anak tidak begitu saja menerima atau menolak sesuatu.Mereka akan mengamati, menganalisis dan menginformasi yang ada sebelum menentukan keputusan. Dengan penelitian yang membutuhkan proses tidak instan ini akan menemukan sebuah pertanyaan tentang objek yang diamati.

2. Kemampuan Sains pada Tahap Perkembangan Kognitif Anak Usia Dini

(3)

Dalam Jindrich (2005: 105) kemampuan akan menimbulkan sebuah pengetahuan (knowledge) yang didefinisikan sebagai pengingatan diluar kepala terhadap materi-materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

Tak hanya sekedar pengetahuan namun berupa pemahaman (comprehension), yang didefiniskan dengan beberapa hal;

a. Mengggambarkan kemampuan untuk mengartikan atau memaknai materi tertentu

b. Membutuhkan penggantian materi dari satu bentuk kebentuk lain c. Informasi konkret lebih mudah dipahami dibandingkan dengan

informasi abstrak

d. Aktivitas bagi para siswa untuk level ini adalah membandingkan, mengganti, menjelaskan, memberikan contoh atau menyimpulkan.

MenurutNasution (2010: 66, 67) Pengetahuan dan Pemahaman merupakan ranah tingkatan kognitif yang tertinggi dengan uraian aktivitas sebagai berikut:

a. Tujuan : Mengingat dan memahami fakta, informasi peristiwa, istilah, dan sebagainya.

b. Kegiatan siswa : Menghafal, mengingat, mengenal, merangkum c. Pertanyaan pokok : Apa (ini) ?

d. Metode Mengajar : Ceramah, pertanyaan konvergen, tenik menghafal, asosiasi, ulang, bagan, dan sebagainya.

Perkembangan bersumber dari bawaan maupun dari lingkungan.Banyak perubahan yang biasa terjadi pada masa kanak-kanak berhubungan dengan kedewasaan.Perbedaan individual semakin meningkat seiring dengan meningkatnya umur.

(4)

pada teori perkembangan kognitif, yang terpenting anak menyerap sebanyak-banyaknya pengetahuan, tetapi bagaimana anak dapat mengingt dan mengedepankan yang diperolehnya, serta bagaimana ia dapat menggunakan konsep dan prinsip yang dipelajarinya itu dalam lingkup kehidupannya atau belajar. Jadi nilai yang sesungguhnya dari sifat pengembangan kogniti harus mengarah pada dua dimensi, yaitu dimnsi isi dan dimensi proses. Dalam mengarahkan anak untuk menguasai isi pengetahuan, dilakukan melalui proses atau aktivitas yang bermakna. Jika anak diharapkan menguasai konsep-konsep terkait dengan sains baik berupa fakta konsep maupun teori. Fasilitasilah mereka dalam mengasainya melalui kegiatan yang bisa mencakup dimensi isi maupun proses tersebut, misal melalui observasi mwmbaca, diskusi, eksperimen atau media yang relevan.

3. Kontribusi Pengembangan Sains Pada Perkembangan Anak Usia Dini

Menurut Seifer & Hoffnung dalam (Desmita: 2009: 9) mendefinisikan perkembangan sebagi “long-term changes in person’s growth, feelings, patterns of thingking, social relationship, and motor skill”.

(5)

nilai sains bagi kehidupan anak sebagai insan sekolah maupun insan pribadi menjadi lebih meningkat baik secara kualitas maupun kuantitas.

Dijelaskan juga dalam Nugraha (2005: 100) ruang lingkup pengembangan atau kemampuan yang harus dicapai, terdapat tiga dimensi yang semestinya dikembangkan bagi anak usia dini yang meliputi kemampuan terkait dengan penguasaan produk sains, penguasaan proses sains dan penguasaan sikap-sikap sains (jiwa ilmuwan).

Kontribusi Atau Nilai Sains Terhadap Berbagai Bidang Perkembangan Anak Usia Dini, berikut tabelnya:

Tabel 2.1 Terdapat dalam Nugraha (2005: 45, 46, 47)

(6)

konsep sekaligus yang lebih real

2 Perkembangan Afektif

(7)

No Dimensi orang dan alam sekitarnya lebih tinggi dan berkualitas Menyediakan suasana

(8)

Membantu

(9)

No Dimensi rasa ingin tahu yang tinggi Membantu menemukan konsep baru dan mengkreasi daya pikir dan daya imajinasi hal yang bersifat

(10)

orisinil Membantu penggalian

obyek/lingkungan lebih baik dan menyeluruh baik dan siapa untuk digunakan Akumulasi dan sumber daya

(11)

No Dimensi depan yang cerah

5 Perkembangan Religius Melalui sains, ia akan merasa yang jujur dan

Aktifitas sains menyediakan berbagai hal, baik obyek atau lingkungan ( yangnotabeneseba gai ciptaan Tuhan) untuk diselidiki, anak kecil yang bermain kerang dipantai,

(12)

tidak mudah berprasangka Terlatih menjadi pribadi yang gigih dan tekun dalam

menghadapi kesulitan

Einsteins, semula atheis, karena menekuni sains menjadi yakin adanya Tuhan.

4. Tujuan Kemampuan Sains Pada Anak

MenurutNugraha (2005:29) lebih rincinya tujuan sains atau pengembangan pembelajaran sains pada anak usia dini dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Membantu pemahaman anak tentang konsep sains dan keterkaitannya dengan kehidupan sehari-hari.

2. Membantu melekatkan aspek-aspek yang terkait dengan keterampilan proses sains, sehingga pengetahuan dan gagasan tentang alam sekitar dalam diri anak menjadi berkembang.

3. Membantu menumbuhkan minat pada anak untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian diluar lingkungannya.

4. Memfasilitasi dan mengembangkan sikap ingin tahu, tekun, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggungjawab, bekerjasama, dan mandiri dalam kehidupannya.

(13)

6. Membantu anak agar mampu menggunakan teknologi sederhana yang dapat digunakan untuk mememcahkan masalah yang ditentukan dalam kehidupan sehari-hari.

7. Membantu anak untuk dapat menegnal dan memupuk rasa cinta terhadap alam sekitar, sehingga menyadari kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa.

Dalam Ingrid Chalufour dan Karen Worth (2012: 6) tujuan khusus sains adalah :

1. Membangun pemahaman akan bagaimana karakteristik material 2. Mengembangkan penyelidikan ilmiah termasuk keingintahuan,

bertanya, mengeksplorasi dan menyelidiki, membahas, merefleksi, serta merumuskan gagasan dan teori.

3. Mengembangkakan watak ilmiah termasuk keingintahuan, gairah untuk mencari tahu, dan pikiran terbuka, serta kesenangan menjadi pekerja bangunan.

Dalam Sumaji, dkk (1998:52), dijelaskan bahwa pendidikan sains bertujuan untuk memberikan kearifan, menanamkan rasa tanggung jawab, dan mendewasakan. Sedangkan Driver dalam Sumaji, dkk (1998:52), menyatakan tujuan utama pembelajaran sains sedapatnya dipelajari untuk mengembangkan cara berpikir. Masih dalam Sumaji, dkk (1998:52), Kuslan dan stone menegaskan bahwa sains adalah untuk membudayakan pemikiran inkuiri, dengan pemikiran inkuiri menunjuk pada kecenderungan untuk mencari apa yang membuat demikian.

5. KeunggulanKemampuan Sains

(14)

memiliki keunggulan/kelebihan diantaranya:

a. Dalam Sujiono, dkk (2009: 12.5)Sains dapat menjadi sebuah permainan yang bermanfaat bagi anak karena dapat menciptakan suasana-suasana yang menyenangkan serta dapat menimbulkan imajinasi-imajinasi pada anak yang pada akhirnya dapat menambah pengetahuan anak secara alamiah.

b. Menurut Eliyawati (2005: 36)Sains merupakan sumber belajar yang dalam pembelajaran berkaitan dengan lingkungan (setting). Yang memiliki maksud bahwa dalam kegiatan belajar memiliki pesan yang disalurkan atau disampaikan untuk mengenalkan macam dan jenis benda atau tumbuhan, yang kemudian hasil temuan dari eksplorasi bebas tersebut (kaitannya kegiatan ini adalah pemahaman dan pengamatan) dapat diceritakan.

(15)

Gambar 2.1 Skema Keterkaitan Sains, Kita (guru)dan Anak Dalam Nugraha (2005: 18)

6. Kelemahan Kemampuan Sains

Menurut Nugraha (2005 : 315-316) pembelajaran yang meningkatkan kemampuan sains memiliki hambatan yang dianggap sebagai kelemahannya yaitu :

a. Masih beragamnya pemahaman dan kemampuan para guru dalam konsep pengembangan pendidikan sains dan penerapannya pada pembelajaran di sekolah-sekolah dan lembaga –lembaga pendidikan anak usia dini

b. Masih kurang kesadaran dan kemampuan guru dalam memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran sains yang berada di lingkungan sekitar anak maupun sekolah

c. Masih terbatasnya sarana dan prasarana penunjang pembelajaran sains pada lembaga-lembaga pendidikan anak usia dini, terutama pada lembaga-lembaga yang berada di daerah pedesaan

SAINS

Pengembangan Pembelajaran

(16)

e. Masih rendahnya komitmen pihak-pihak terkait dalam pengembangan pendidikan sains pada anak usia dini untuk turut bersama-sama dalam memajukan dan mempromosikan pengembangan pembelajaran sains yang benar pada jenjang ini f. Terdapat sejumlah perangkat sains terutapa yang terkait dengan

teknologi yang sulit diadakan oleh sekolah-seolah atau lembaga pendidikan anak usia dini

g. Belum efektifnya dukungan kebijakan bahwa promosi dan pengembangan pembelajaran sains pada pendidikan anak usia dini betul-betul sesuatu yang mendasar dan amat penting, sehingga sulit mencapai konsistensi dalam perwujudannya

Dari kegitan yang tidak memerlukan waktu singkat ini memiliki beberapa kelemahan, diantaranya ;

a. Kegiatan ini memakanjangka waktu lama untuk membuktikan keberhasilan percobaan, sehingga jarang terlaksana akibat terbatasnya waktu untuk melanjutkan pelajaran/kegiatan yang lain. Menurut Eliyawati (2005: 2) Padahal cara belajar anak usia dini memiliki karakteristik yang menonjol dalam kaitannya dengan aktivitas belajar. Karakteristik yang dimaksud adalah unik, egosentris, aktif, dan energik, memiliki rasa ingintahu yang tinggi, eksploratif dan berjiwa petualang, mengekspresikan perilaku secara relatif spontan, kaya dengan fantasi/khayalan, mudah frustasi, kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, memiliki daya perhatian yang masih pendek, bergairah untuk belajar banyak belajar dari pengalaman, serta semakin menunjukan minat terhadap teman.

(17)

sedangkan kegiatan ini terlaksana serentak dengan tenaga pendidik yang minim.

c. Kurangnya keterampilan dari pihak guru untuk melakukan kegiatan yang berbentuk pengamtan dan eksperimen. Padahal pada hakekatnya guru sebagai evaluator, menurut Hartati (2005: 110, 111) bahwa guru bertugas melakukan pengamatan pada anak untuk melihat perkembangan anak dan guru sebagai perencana yaitu guru harus membuat suatu perencanaan untuk pengalaman yan baru bagi anak agar terdorong untuk mengembalikan minatnya.

B. Metode Bertanam Kacang Hijau

1. Pengertian Metode Bertanam Kacang Hijau

(18)

kaitannya dengan perkembangan kognitif anak.

Dalam penelitian yang menggunkan metode bertanam kacang hijau ini akan mengeksplorasi sains anak, dimana dalam kegiatan ini anak mengamati dan menganalisis secara sederhana dari perbedaan yang terjadi dalam proses pertumbuhan yang terjadi.

Penggunaan botol bekas dalam metode bertanam kacang hijau, agar ada pemanfaatan kembali barang bekas yang terbuang, sehingga menjadi nilai tambah bagi kreativitas yang masuk dalam kegiatan sains ini.

Dalam Eliyawati (2005: 37)Metode bertanam kacang hijau merupakan jenis sumber belajar berupa lingkungan yang didalamnya terselenggara kegiatan belajar secara efektif. Dan sumber belajar ini belum banyak diketahui dan disadari oleh anak .

2. Manfaat Metode Bertanam Kacang Hijau

Menurut Barron (2009: 8)Dalam kegiatan yang menggunakan metode bertanam kacang hijau sebgai pembelajaran yang berada diluar kelas ini memiliki manfaat yaitu :

1) Kesenangan

2) Membangun kepercayaan

3) Meningkatkan kesadaran sosial dan lingkungan 4) Mempelajari berbagai keterampilan baru 5) Meningkatkan kesehatan dan kebugaran tubuh 6) Meningkatkan pencapaian akademik

Diambil dari http://www.ayahbunda.co.id, manfaat bertanam yaitu:

(19)

2. Dengan melihat proses tumbuh dan matinya tanaman, anak dapat belajar tentang dirinya sendiri. Tentang apa saja yang dapat dipelajarinya.

3. Dengan menanam, anak juga belajar sabar. Melalui keberhasilan dan kegagalan bertanamnya, gembira karena tumbuh, dan sedih jika layu atau tidak tumbuh.

3. Tujuan Metode Bertanam Kacang Hijau

Tujuan metode ini adalah untuk mengembangkan pengetahuan dan pengalaman anak dengan lingkungan.Yang terpenting adalah anak dapat memahami maksud penelitian tersebut yang berkaitan dengan makhuk hidup dan tentang pertumbuhan yang terjadi pula dalam dirinya.Dari pengamatan yang dilakukan anak bertujuan agar anak mampu memahami perkembangan pada tanaman, cara merawat tanaman agar tumbuh, dan menambah kecintaan anak. Tentu semua itu akan mengasah kecerdasan naturalisnya. Dalam http://www.ayahbunda.co.id, kecerdasan naturalis akan keluar secara alamiah atas dasar keterlibatannya dalam kegiatan ini dengan ilmu-ilmu hayati. Metode bertanam kacang hijau merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang dirasa tepat untuk usia anak usia dini dalam pengembangan kemampuan sains.

Terdapat dalam Sutrisno, Harjono (2005: 94) selain memperoleh pengetahuan dan keterampilan, melalui kegiatan menanam tumbuhan ini dipupuk juga untuk memahami metode ilmiah sejak dini dalam bentuknya yang paling sederhana, setelah menanam tumbuhan, anak dapat diberi tanggung jawab untuk merawatnya, menyiraminya setiap hari dan mengamatiperkembangannya. Hal ini sekaligus juga menanamkan rasa bertanggung jawab dan disiplin kepada anak.

(20)

menjangkau ranah kemampuan berbagai tingkat kemampuan berpikir itu dapat di skemakan sebagai berikut:

Gambar 2.2 Skema Tingkat Kemampuan Berpikir (diadaptasikan dari Saigo, 1990) dalam buku Harjono, Sutrisno (2005:9).

Menurut Mutiah (2010: 92) Tujuan lain dari metode bertanam kacang hijau yaitu sebagai bermain, karena bermain bagi anak adalah eksplorasi,eksperimen, peniruan (imitation), dan penyesuaian (adaptasi).

4. Langkah –langkah Kegiatan Metode Bertanam Kacang Hijau

Dalam sebuah pembelajaran menurut Latif, dkk (2013: 99) perlu adanya strategi sebelum langkah-langkah kegiatan dilaksanakan yang memiliki tujuan :

1) Mengaktifkan anak belajar dengan kondisi yang menyenangkan tanpa adanaya tekanan-tekanan secara mental ataupun emosional

Berpikir kreatif Bagaimana saya dapat melakukan

ini secara berbeda?

Berpikir kritis Apa yang ingin saya lakukan Berpikir analitis

Apa yang menjadi persoalan

pokok?

Berpikir reflektif Apa arti semua

ini? Berpikir logis

(21)

2) Memperoleh perubahan perilaku anak didik sebagi hasil belajar yang sudah diorganisasikan

3) Membuat lingkungan belajar yang merangsang dan menantang anak serta mengembangkan seluruh aspek perkembangan baik secara afeksi, kognisi, bahasa, fisik motorik, maupun sosial emosional.

Langkah yang diperlukan dalam kegiatan ini tidak memerlukan proses yang rumit dan tidak terlalu memperhatikan hasil tanaman yang baik. Karena, fokus penelitian ini adalah untuk menstimulus perkembangan kognitif anak dan mengasah kemampuan kritis anak dari awal kegiatan sampai proses pengamatan.

Sedangkan Barron (2009: 146) praktek sains yang dilakukan anak menanam kacang hijau dimana kegiatan tersebut bertujuan mengerti proses pertumbuhan tanaman sedari biji dan mengetahui bahwa taanman memerlukan cahaya dan air untuk pertumbuhannya.

Berikut bahan yang diperlukan dan langkah pelaksanaan yang akan dikerjakan oleh anak.

a. Bahan dan alat yang perlu disediakan: 1) Biji kacang hijau

2) Tanah gembur

3) Botol bekas air mineral ukuran 600 ml yang sudah diberi potongan lubang

4) Air dalam ember 5) Lidi

b. Pelaksanaan dan pengamatan 1) minggu pertama

a) Beri penjelasan mengenai tugas yang akan dikerjakan oleh anak

(22)

d) Siapkan wadah dari botol bekas dan beri tugas kepada anak untuk memasukan tanah kedalam wadah

e) Setelah itu suruh anak untuk mengambil biji kacang hijau yang sudah direndam tadi, masing-masing anak 1 biji f) Kemudian beri nama anak pada masing-anak

g) Ajak anak untuk aktif berinteraksi mengenai kegiatan yang baru saja dilakukan

2) Minggu kedua

a) Beri kesempatan anak untuk mengamati tumbuhanmiliknya dan beri pertanyaan mengenai apa yang telah terjadi pada tanamannya

b) Suruh anak mengukur tinggi biji yang sudah tumbuh menjadi tanaman

c) Setelah proses semua dilalui guru menjelaskan tugas yang telah dikerjakan oleh anak, dan menceritakan atau memberikan pemahaman yang terjadi pada biji kacang hijau yang telah tumbuh ( tentang proses perkembangan).

Perkembangan bersumber dari bawaan maupun dari lingkungan.Banyak perubahan yang biasa terjadi pada masa kanak-kanak berhubungan dengan kedewasaan.Perbedaan individual semakin meningkat seiring dengan meningkatnya umur.

C. Hubungan Antara Metode Bertanam Kacang Hijau Dengan Kemampuan Sains Anak

(23)

diambil dari rasa keingintahuannya adalah dengan menggunakan fenomena atau kejadian yan tidak biasa. Kejadian yang tidak biasa tersebut dapat menimbulkan ketidakcocokan kognitif, sehingga dapat memancing keinginan anak ntuk tekun untuk memecahkan masalah permasalahan tersebut. Meskipun terkadang sulit dikenali hubungan diantara ketidaksesuaian tersebut, namun hal in dapat membantu mengembangkan motivasi anak untuk belajar sains. Hal yang akan terjadi dalam pengamatan anak pada biji kacang hijau adalah hal biasa namun tidak pada anak, ia akan penasaran mengapa biji tersebut dapat tumbuh dan memiliki daun.

Rasa ingin tahu anak tersebut berasal dari kemampuan kognitif anak dimana menurut Desmita (2009: 103) pengertian kognitif adalah salah satu aspek perkembngan manusia yang berkaitan dengan pengertian (Pengetahuan), yaitu proses psikologis yang berkaitan dengan bagaimana individu mempelajari dan memikirkan lingkungannya.

Mulai dari rasa ingin tahu yang berasal dari kognitif anak berasal dari sebuah kegiatan yang menggunakan metode bertanam kacang hijau tersebut akan memunculkan yang namanya kemampuan sains yaitu dalam Fisher menurut Nugraha (2005: 4) mengartikan sains sebagai suatu kumpulan pengetahuan yang diperoleh dengan menggunakan metode-metode yang berdasarkan pada pengamatan dengan penuh ketilitian.

Hubungan keduanya tentunya adalah sebagai proses tujuan pembelajaran dimana kaitannya tujuan pendidikan sains sejalan dengan tujuan yang ada disekolah, yaitu mengembangkan anak secara utuh baik pikirannya, hatinya maupun jasmaninya. Atau mengembangkan intelektual, emosional dan fisik-jasmani, atau aspek (domain)kognitif,afektif dan psikomotor anak.

(24)

Gambar 2.3 Skema Ruang Lingkup Program Pembelajaran Sains Dalam Nugraha (2005: 102)

D. Kriteria Keberhasilan

1. Pedoman Penilaian

Penilaian menurut Ralph Tyler dalam Yus (2005: 29) menyatakan bahwa penilaian merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana tujuan pendidikan sudah tercapai. Proses pembelajaran harus dipahami, direncanakan dan dilaksanakan dalam upaya mendukung keberhasilan peningkatan mutu proses pembelajaran. Mengingat hal tersebut, perlu dilakukan penelitian dalam proses pembelajaran secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai alat pemantau tentang keekfetifan proses belajar serta kemampuan siswa belajar.

Menurut Sudjana (2010: 111) penilaian terdiri dari bebrapa aspek, antara lain subjek dan sasarn penilaian. Dalam konteks pembelajaran, yang dimaksud dengan subjek penilaian adalah individu-individu yang terlibat dalam rangka penialaian tersebut. Yang dimaksud dalam hal ini adaah guru dan anak. Guru sebagai pelaksana penilaian dan anak sebagai orang yang dinilai.

Ruang lingkup

sains

Program sains terpadu

Bid. Pengembangan

Kemampuan:

(25)

Dari pengertian yang ada beberapa diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian merupakan hasil yang diperoleh dari sebuah informasi berdasarkan kegiatan yang memerlukan jangka waktu dari stimulus yang diberikan.

Menurut Departemen Pendidikan Nasional pada Kurikulum 2004 untuk Taman Kanak-kanak, penilaian dapat dilakukan dengan berabagi cara, antara lain melalui pengamatan dan pencatatan anekdot. Pengamatan dilakukan untuk mengetahui perkembangan dan sikap anak yang dilakukan untuk mengatahuiperkembangan dan sikap yang dilakukan dengan mengamati tingkah laku anak dalam kehidupan sehari-hari secara terus menerus, sedangkan pencatatan anekdot merupakan sekumpulan catatan tentang sikap dan perilaku anak dalam situasi tertentu.

Berbagai penilaian alat yang dapat digunakan untuk memperoleh gambaran perkembangan kemampuan dan perilaku anak, antara lain: a. Portofolio yaitu penilaian berdasarkan kumpulan hasil kerja anak

yang dapat menggambarkan sejauhmana keterampilan anak berkembang.

b. Unjuk kerja (perfomance) merupakan penilaian yang menuntut anak untuk melakukan tugas dalam perbuatan yang dapat diamati, misalnya praktek menyanyi, olahraga, memperagakan sesuatu. c. Penugasan (project) merupakan tugas yang hars dikerjakan anak

yang memerlukan waktu yang relatif lama dalam pengerjaannya. Misalnya melakukan percobaan menanaam biji.

d. Hasil kerja (product) merupakan hasil kerja anak setelah melakukan suatu kegiatan.

(26)

diharapkan

 : untuk anak yang berada pada tahap proses menuju apa yang diahrapkan

: anak yang perilakunya melebihi dengan yang diharapkan dan sudah dapat menyelesaikan tugas melebihi yang direncanakan guru.

Menurut Kemendiknas Dirjen Mandas (2010: 11) catatan hasil penilaian harian adalah sebagai berikut ;

a. Anak yang belum berkembang (BB) sesuai indikator seperti, dalam melaksanakan tugas selalu dibantu guru, maka pada kolom penilaian ditulis nama anak dan diberi tanda bintang satu ().

b. Anak yang sudah mulai berkembang (MB) sesuai dengan indikator yang diharapkan RKH mendapat bintang dua().

c. Anak yang sudah berkembang sesuai harapan (BSH) pada indikator dalam RKH mendapat bintang tiga ()

d. Anak yang berkemabang sangat baik (BSB) melebihi indikator seperti yang diharapkan dalam RKH mendapat bintang empat ().

(27)

Contoh Format

Tabel 2.2 Penilaian Observasi Anak Didik PAUD Assunah

Nama PAUD: PAUD ASSUNAH Kelompok: B

No Hari/tgl Indikator Aspek yang diamati

Nama siswa

Intan Ada

m Nana

1 Senin

05/05/2014

Menjelaskan apa yang

terjadi pada biji kacang

hijau yang ditanam

- Ketepatan

jawaban

  

2. Indikator Hasil Belajar

Indikator hasil belajar disesuaikan dengan kurikulum/program pembelajaran yang ada.Indikator yang akan dikembangkan disesuaikan dengan Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada setiap aspek pengembangan Anak Usia Dini.

Menurut Nasution (2010: 65) dalam hasil belajar yang ditekankan pada Aspek Kognitif, ranah ini ini mempunyai enam tingkatan yang paling rendah: pengetahuan dasar (fakta, peristiwa, informasi, istilah) sampai paling tinggi: avaluasi (pandangan yang didasarkan atas dasar pengetahuan dan pemikiran) sehingga merupakan suatu hierarki.

Menurut Yus (2005: 264)Hasil analisis merupakan informasi tentang ketercapaian pertumbuhan dan perkembangan anak dalam rentang yang disusun dalam urun waktu tertentu, misalnya seminggu, sebulan, atau semester dan seterusnya.Dengan cara tersebut akan diketahui perkembangan belajar anak dari hari kehari, minggu keminggu, dan seterusnya. Analisis tersebut akan mencapai hasil belajar berdasarkan indikator-indikator yang akan dicapai oleh anak.

(28)

yang mempunyai warna, bentuk atau ukuran atau menurut ciri-ciri tertentu

c. Mengenal perbendaan antara kasar dan halus, berat dan ringan, panjang dan pendek, hjauh dan dekat.

d. Membedakan bermacam-macam rasa, bau, atau suara e. Menyebutkan perebdaan dua buah benda

f. Mencari lokasi asal tempat suara

g. Mencoba dan menceritakan apa yang terjadi, jika: 1) Warna dicampur

2) Biji ditanam 3) Balon ditiup

4) Benda-benda dimasukan keair

5) Benda-benda dijatuhkan, dan lain-lain.

Pengembangan kemampuan sains pada kegiatan metode bertanam kacang hijau bertujuan untuk mengambangkan kemampuan kognitif anak melalui pembelajaran praktek langsung yang dilakukan diluar kelas, dengan tujuan anak dapat mengamati perkembangan dan pertmbuhan yang terjadi pada biji kacang hiaju yang ditanam.

(29)

Tabel 2.3 Indikator Penilaian pada Perkembangan Kognitif (Kemampuan sains)

Kompetensi Dasar Hasil Belajar Indikator

Anak mampu

menganal berbagai

konsep sederhana

dalam kehidupan

sehari-hari

Anak dapat

mengenali

konsep-konsep – konsep

sains sederhana

Mencoba dan menceritakan

apa yang terjadi jika: warna

dicampur, proses pertumbuhan

tanaman (biji-bijian,

umbi-umbian, batang-batangan),

balon ditiup lalu dilepaskan,

benda-benda yang dimsukkan

kedalam air (terapung,

melayang, tenggelam),

benda-benda yang dijatuhkan

(gravitasi), percobaan dengan

magnit, mengamati dengan

kaca pembesar, emncoba, dan

membedakan

bermacam-macam rasa, bau dan suara.

Mengungkapkan asal

mula/terjadinya sesuatu.

Anak dapat

mengenal ukuran

Mengukur panjang, dengan

langkah dan jengkal

Mengisi wadah dengan iar,

pasir, biji-bijian, beras, dll.

(30)

No

Perkembangan Indikator Yang Diharapkan

1 Kognitif KOGNITIF

A. Pengetahuan umum

dan sains

Pengetahuan umum dan sains

1. Menjelaskan apa yang terjadi jika

kacang hijau diletakan dalam tanah

2. Menceritakan hasil percobaan

sederhana tentang proses

pertumbuhan tanaman (biji-bijian)

B. Konsep, bentuk,

ukuran, dan warna

Konsep, bentuk, ukuran, dan warna

1. Membedakan konsep

penuh-kosong melalui megisi wadah

dengan tanah.

2. Membedakan konsep

panjang-pendek melalui mengukur dengan

aturan tak baku ( lidi )

E. Kerangka Berfikir

Menurut Dimyati (2013: 116) metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah berbentuk penelitian tindakan kelas.Menurut Wiriatmadja, 2006 dalam Tukiran (2010: 16), menyebutkan penelitian tindakan kelas adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktis pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Menurut Sanford dalam Tukiran (2010: 16) merupakan suatu kegiatan siklus yangbersifat menyeluruh yang terdiri atas analisi, pelaksanaan, penemuan fakta tambahan, dan evaluasi.

(31)

dari mekanisme belajarnya, anak-anak perlu mengembangkan sendiri berbagai hippotesis dan secara terus menerus membuktikannya melalui nteraksi sosial, mengotakatik barang dan proses berpikirnya sendiri mengamati apa yang terjadi, memikirkan yang ditemukannya, mengajukan pertanyaan, dan merumuskan jawaban. Demekianlah, anak-anak dengan aktif secara terus menerus mengolah berbagai pengalamannya dengan cara membongkar pasang, mengembangkan dan mereorganisasikan truktur mentalnya melalu berbagai proses yang dilakukannya (Piaget, 1952, Vigotsky, 1978, Mustafa, 2002).

Gambar 2.4 Skema Analisis, Pelaksanaan, Penemuan Fakta Tambahan, dan Evaluasi Kegiatan bertanam REFLEKSI/ Diskusi

Hasil Siklus I ( Hasil

Pengamatan siswa

REFLEKSI

(32)

yang akan di teliti terkait aspek perkembangan yang dirasa perlu ditingkatkan bagi anak-anak dikelas yaitu tentang pengembangan kemampuan sains. Dan dari aspek perkembangan yang diteliti peneliti menyiapakan indikator untuk bahan pengamatan kualitatifnya.

2. Perencanaan

Pada tahap perencanaan peneliti menyiapkan untuk melakukan perbaikan mengenai kegiatan yang sebelumnya masih belum dapat menemukan keberhasilannya oleh pendidik, dan melakukan observasi baru dengan metode bertanam kacang hijau pada botol bekas.

3. Pelaksanaan (siklus I)

Mulailah peneliti mendemonstrasikan terkait kegiatan yang akan dikerjakan oleh anak dengan beberapa bahan yang sudah disediakan untuk bertanam kacang hijau yang bertempat diluar kelas.

4. Observasi (evaluasi sikus I)

Tahap observasi adalah tahap penilaian kemampuan anak yang sebelumnya telah dikerjakan, tahap ini anak diuji tentang kegiatan yang dilaksanakan dengan keaktifan anak dalam mengeluarkan pendapatnya, tentang biji kacang hijau yang ditanamnya.

5. Refleksi (siklus I)

Apabila kegiatan yang dilaksanakan belum memperoleh perkembangan yang signfikan maka dilakukan refleksi untuk peencanaan ulang tentang hal apa lagi yang akan diperlukan untuk meningkatkan kemampuan belajar siswa agar dapat memunculkan keaktifan berpikir dan berpendapat anak.

6. Pelaksanaan (Siklus II)

(33)

pengamatan siswa terhadap biji kacang hiaju miliknya yang sedang dalam prose pertumbuhan.

7. Observasi ( evaluasi siklus II)

Evaluasi tahap kedua ini peneliti menilai perhatian siswa dalam merawat tumbuhannya dan pemahaman tentang pertumbuhan yang terjadi pada biji kacang hijau yang sudah berubah menjadi tanaman.Dari pengamtan di siklus II peneliti meneliti kemampuan anak untuk memahami dan mengungkapkan dari asal mula tanaman kacang hiaju yang sudah tumbuh.

8. Refleksi (siklus II)

Dari semua kegiatan yang sudah dilaui sampai tahap observasi siklus II, peneliti akan memunculkan jawabannya, yaitu berhasil atau belum berhasil, sehingga dapat memutuskanuntuk melanjutkan penelitian kembali atau cukup. Peneliti akan mengatahui berhasil tidaknya dari metode kualitatifnya berdasarkan indikator perkembangan yang sebelumnya sudah dipilih untuk dilakukan penilaian pada siswa.

F. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1 Terdapat dalam Nugraha (2005: 45, 46, 47)
Gambar 2.1 Skema Keterkaitan Sains, Kita (guru)dan Anak
Gambar 2.2 Skema Tingkat Kemampuan Berpikir
Gambar 2.3 Skema Ruang Lingkup Program Pembelajaran Sains
+5

Referensi

Dokumen terkait

Terjadi perbaikan yang optimal dalam kemampuan bahasa dalam mengenal huruf dan penelitian berhasil Dilakukan upaya perbaikan dengan PTK Siklus 1 Permainan tebak huruf..

Judul penelitian yang relevan dengan judul penelitian “Pengembangan Media Website Bioenial (Biology Electronic Activity-Based Learning) Keterampilan Proses Sains Pada

Menurut Nugraha, (2005: 35) manfaat pengembangan kemampuan dengan konsep membedakan berat dan ringan pada anak sejak dini diharapkan anak akan: 1) Memiliki bekal kemampuan

1 Mariana, Hakikat IPA Dan Pendidikan IPA, Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan IPA, (2009) : 25.. kemampuan untuk berfikir kritis tentang sains

jembatan yang harus dapat menghubungkan kemampuan kognitif siswa yang konkret dengan konsep baru matematika yang abstrak. Dalam kegiatan pembelajaran konsep dasar

Anak mampu menyebutkan 5 alat dan bahan yang digunakan pada kegiatan eksperimen tenggelam melayang dan terapung dengan media telur (toples, air, telur, garam, sendok). Anak

Kemampuan Berpikir Kritis dan Sikap Peduli Lingkungan Siswa SMA Negeri 1 Karanganyar. Penelitian ini bertujuan untuk: 1) pengembangan modul berorientasi Problem Based

Untuk kesuksesan pelaksanaan implementasi keperawatan agar sesuai dengan rencana keperawatan, perawat harus mempunyai kemampuan kognitif (intelektual), kemampuan