• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPRESI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DEPRESI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN SKRIPSI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan"

Copied!
53
0
0

Teks penuh

(1)

i

DEPRESI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI WILAYAH PUSKESMAS BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN

SKRIPSI

Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan Minat Utama Program Studi Ilmu Keperawatan

Dijukan Oleh

FEBRI LESTARI A21601439

PROGRAM STUDI SI KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH GOMBONG

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vii

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong

Skripsi, Februari 2018

Febri Lestari1) Marsito 2) Tri Sumarsih3) xiv + 53 halaman + 7 tabel + 8 lampiran

DEPRESI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

DI WILAYAH PUSKESMAS BUAYAN, KABUPATEN KEBUMEN

ABSTRAK

Latar Belakang : Indonesia menduduki rangking keempat jumlah penderita diabetes terbanyak di Dunia. Pada pasien diabetes melitus (DM) akan muncul gangguan psikologis, seperti depresi. Depresi menjadi salah satu masalah terbesar pada pasien Diabetes Melitus tipe 2, dengan prevalensi antara 24%-29%. Masalah depresi yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan efek pada kualitas hidup atau Quality Of Life (QOL yang buruk)

Tujuan : Untuk mengidentifikasi tingkat depresi dan kualitas hidup berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan pasien DM di Wilayah Puskesmas Buayan.

Metode : Penelitian menggunakan metode deskriptif observasional menggunakan kuisioner Depression anxiety Stress Scale (DASS) dan World Health Organization Quality Of Life (WHQOL). Sampel sebanyak 67 pasien yang diambil secara Consecutive Sampling.

Hasil : Tidak ada depresi berusia 40 - 65 tahun (35.8%), dengan pendidikan SD (31.3%) dan bekerja sebagai petani (19.4%). Kualitas hidup pada pasien DM yang berumur 40 - 65 tahun (50.7%) dengan pendidikan SD (41.8%) dan bekerja sebagai petani (29.9%) sebagian besar memiliki kualitas hidup kategori baik.

Rekomendasi : Perawat direkomendasikan untuk melakukan deteksi rutin tentang tingkat depresi dan kualitas hidup pasien DM Tipe 2 dan melakukan penyuluhan rutin untuk menurunkan tingkat depresi serta meningkatkan kualitas hidup pasien.

Kata Kunci : Depresi, Kualitas Hidup, Diabetes Melitus 1)Mahasiswa Stikes Muhammadiyah Gombong

(8)

viii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong

Minithesis, February 2018

Febri Lestari1) Marsito 2) Tri Sumarsih3) Xii + 53 pages + 7 tables + 8 appendices

DEPRESSION AND QUALITY OF LIFE LEVEL OF DIABETES MELLITUS TYPE 2 PATIENT IN BUAYAN COMMUNITY

HEALTH CENTER, KEBUMEN

ABSTRACT

Background: Indonesia tops the fourth largest number of diabetics in the world. In patients with diabetes mellitus (DM) will appear psychological disorders, such as depression. Depression became one of the biggest problems in type 2 DM patients, with a prevalence of 24% -29%. Depression problems that are not handled properly will have an effect on quality of life or Quality Of Life (poor QOL)

Objective: To know depression and quality of life level according age, education, and job of DM patient in Buayan Public Health Center.

Method: This study used descriptive observational method by Depression anxiety Stress Scale (DASS) and World Health Organization Quality Of Life (WHQOL) questioner. Sample of 67 patient was taken by consecutive sampling.

Results: Normal depression aged 40-65 years (35.8%), with elementary education (31.3%) and working as farmers (19.4%). Quality of life in DM patients aged 40-65 years (50.7%) with primary education (41.8%) and working as farmers (29.9%) mostly have good quality of life.

Recommendation: Nurses are recomend to always detect about depression and quality of life level Type 2 DM patiens and doing health promotion to make low depression level and maintain a good level of quality of life for patients with Type 2 DM.

Keywords: Depression, Quality of Life, Diabetes Mellitus 1) Students of Stikes Muhammadiyah Gombong

(9)

ix

MOTTO

Pilihan dipilih karena tingkat pengetahuan dan standar dari

seseorang itu sendiri. Pastikan bahwa pilihan

pilihan yang dipilih

(10)

x

HALAMAN PERSEMBAHAN

Bismillahirahmanirrohim.

Alhamdulillahirabbil’alamin , puji syukur kepada Allah SWT karena atas izin-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis persembahkan skripsi ini untuk:

1. Sahabatku, Wahidin Hidayat, semoga Allah senantiasa berikan kebaikan dan membimbing setiap langkah - langkahmu. Terimakasih untuk nasihat, motivasi, bimbinganmu serta telah hadir dan memilihku untuk menjadi sahabat.

2. Orangtuaku ( Surtiyah, Samini, Ahmad Baharudin, dan Alm.Sadirin Saeful Anwar ) Semoga Allah senantisa melindungi kalian dan merahmati kalian dengan kebahagiaan. Sungguh Allah telah berikan nikmat luar biasa memiliki orangtua hebat seperti kalian terimakasih telah menyanyangiku.

3. Kakak adikku mba Umi Khasanah, Mas Hari, Doni Sulaiman, Fitria Indah Budiati, dan Julia Prima Maharani semoga kalian senantiasa diberikan kebahagiaan dan kebaikan dari Allah. Terimakasih atas dukungan kalian. Semoga suatu saat kita semua bisa berkumpul kembali di surga Allah.

4. Bapak Marsito dan Ibu Tri Sumarsih selaku dosen pembimbing, terimakasih telah membimbing, mengarahkan dan memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi ini.

5. Semua dosen, karyawan dan seluruh civitas akademika Stikes Muhammadiyah Gombong

(11)
(12)

xii DAFTAR ISI

JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

PERNYATAAN ... iv

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ... v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

MOTTO ... ix

HALAMAN PERSEMBAHAN ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Keaslian Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka ... 10

B. Kerangka Teori ... 26

(13)

xiii BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian ... 28

B. Populasi dan Sampel penelitian ... 28

C. Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

D. Variabel Penelitian ... 30

E. Definisi Operasional ... 30

F. Teknik Pengumpulan Data ... 32

G. Teknik Analisa Data ... 34

H. Instrumen Penelitian ... 36

I. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 38

J. Etika Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 44

B. Pembahasan ... 47

C. Keterbatasan Penelitian ... 53

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 54

B. Saran ... 54

C. Rekomendasi ... 56 DAFTAR PUSTAKA

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Table 4.6 Tingkat Depresi Berdasarkan Usia pada pasien Diebetes Melitus di Wilayah Puskesmas Buayan

Tabel 4.7 Tingkat Depresi Berdasarkan Pendidikan pada pasien Diebetes Melitus di Wilayah Puskesmas Buayan

Tabel 4.8 Tingkat Depresi Berdasarkan Pekerjaan pada pasien Diebetes Melitus di Wilayah Puskesmas Buayan

Tabel 4.9 Kualitas Hidup Berdasarkan Usia pada pasien Diebetes Melitus di Wilayah Puskesmas Buayan

Tabel 4.10 Kualitas Hidup Berdasarkan Pendidikan pada pasien Diebetes Melitus di Wilayah Puskesmas Buayan

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Surat Ijin Studi Pendahuluan

(16)

xvi LEMBAR PERMOHONAN RESPONDEN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Febri Lestari

Jenis Kelamin : Perempuan

Pekerjaan :Mahasiswi STIKES Muhammadiyah Gombong

Program Studi / NIM : SI Keperawatan / A 21601439

Menyatakan bahwa akan senantiasa menjaga kerahasiaan identitas partisipan dan semata hanya akan menggali informasi demi kepentingan penelitian yang sedang saya susun dengan judul “Depresi dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes mellitus tipe 2 di Wilayah Puskesmas Buayan” dari partisipan, serta memberikan penjelasan mengenai tujuan dan manfaat dari penelitian ini kepada partisipan.

Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Kebumen, Januari 2018

(17)

xvii

PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN (CONSENT)

-Saya yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama (Initial) : ……….

Alamat : ……….

Jenis kelamin : ...

Usia : …… tahun

Pendidikan : ...

Pekerjaan : ……….

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa setelah mendapatkan penjelasan penelitian dan memahami informasi yang diberikan oleh peneliti serta mengetahui tujuan dan manfaat penelitian, maka dengan ini saya secara sukarela bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dengan penuh kesadaran tanpa paksaan dari siapapun.

Buayan, ………… 2018

Saksi, Yang Menyatakan,

(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Diabetes Melitus (DM) adalah salah satu jenis penyakit degenerative yang merupakan masalah kesehatan yang serius di seluruh dunia dan prevalensinya cenderung meningkat dengan cepat setiap tahunnya. Menurut Internasional of Diabetic Ferderation (IDF, 2015) tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2014 sebesar 8,3% dari keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada tahun 2014 menjadi 387 juta kasus.

Indonesia kini telah menduduki rangking keempat jumlah penderita diabetes terbanyak setelah Amerika Serikat, China dan India. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukan prevalensi DM sebesar 1,5 juta jiwa untuk total populasi di seluruh Indonesia (Riskesdas, 2013). Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) menurut pola pertumbuhan penduduk diperkirakan pada tahun 2030 akan ada 20,1 juta penyandang diabetes di Indonesia. Begitu pula menurut Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memprediksi pada tahun 2030 akan ada 21.3 juta penduduk Indonesia yang akan terserang DM (PERKENI, 2011).

Peningkatan prevalensi data penderita DM juga dialami oleh provinsi – provinsi yang ada di Indonesia salah satunya provinsi Jawa Tengah yang mencapai 152.075 kasus dan mengalami peningkatam yang cukup signifikan dari 1,1% menjadi 2,0 % (Riskesdas, 2013). Berdasarkan Profil Kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2015 menunjukan prevalensi DM tipe 2 di Provinsi Jawa Tengah sebesar 18,33%, angka ini lebih tinggi dibanding tahun 2014 sebesar 14,96% (Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2015). Jumlah kasus tersebut merupakan urutan kedua tertinggi setelah kasus hipertensi. Sedangkan jumlah kasus penyakit DM di

(19)

2

Kabupaten Kebumen juga cukup tinggi yaitu tercatat pada tahun 2015 sebanyak 2.216 kasus (Profil kesehatan kabupaten kebumen, 2015).

DM merupakan sekelompok penyakit metabolik yang ditandai dengan adanya peningkatan kadar glukosa dalam darah (hiperglikemi) yang diakibatkan oleh kelainan dalam sekresi insulin, aksi insulin, atau keduanya (American Diabetes Association (ADA), 2010). Berdasarkan kedua faktor tersebut, DM terbagi menjadi DM tipe 1 dan DM tipe 2. DM tipe 2 dipengaruhi oleh faktor genetik dan lingkungan seperti makanan dengan kadar glukosa tinggi yang dikonsumsi secara berlebihan dan terus menerus sehingga terjadi gangguan metabolisme glukosa dalam tubuh, dan didukung dengan adanya riwayat keluarga yang menderita DM tipe 2 ini terjadi pada usia dewasa dan usia lanjut dan dapat menyebabkan komplikasi berbagai penyakit sehingga menimbulkan keparahan (Guyton & Hall, 2007).

Setiap pasien DM umumnya akan mengalami perasaan cemas yang berkepanjangan, dan perasaan cemas tersebut akan berdampak munculnya gangguan psikologis, gangguan ini akan berlanjut menjadi depresi yang akan memperberat keadaan sakitnya. Sejalan dengan pendapat Tandra, (2007) yang menyatakan bahwa berbagai macam reaksi yang muncul setelah penderita tahu bahwa mereka mengidap DM, mulai dari perasaan takut, cemas, stres, depresi, marah bahkan sampai memberontak. Penderita DM memiliki tingkat stres yang berkaitan dengan treatment yang harus dijalani seperti diet atau pengaturan makan, kontrol gula darah, konsumsi obat, dan olahraga teratur.

(20)

3

banyak dijumpai pada: perempuan, ras minoritas, seseorang yang tidak menikah pada umur pertengahan, status social, ekonomi rendah dan tidak bekerja (Degmecic, 2014). Pendapat Degmecic dikuatkan kembali oleh penelitian Schmitz Norbert (2014), dimana depresi semakin meningkat pada seseorang sebagai akibat adanya faktor risiko seperti sosiodemografi, penyakit kronis, kurangnya komunikasi, dan kurangnya pengetahuan masyarakat maupun tentang depresi (Schmitz, 2014).

Terdapat beberapa faktor yang menyebabkan depresi pada penderita DM Tipe 2. Berdasarkan jurnal penelitian yang dilakukan oleh Intan Nur Indah Sari, (2016) menunjukkan bahwa faktor pengetahuan berhubungan secara bermakna dengan depresi pasien DM (p=0,013), sedangkan lama menderita (p=0,594) dan dukungan keluarga (p=0,591) tidak berhubungan secara bermakna dengan depresi pasien DM. Sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Smenkof, et al (2015) meunjukan bahwa 1 dari 4 orang yang menderita DM tipe 2 juga menderita depresi. Faktor pencetus terjadinya stress pada penderita dikarenakan kurangnya dukungan sosial, ketidakterimaan akan keadaan yang dialaminya. Diagnosis DM tipe 2 meningkatkan resiko depresi pada seseorang atau bahkan membuat lebih parah seseorang yg telah menderita depresi (Smenkof, 2015).

Penderita DM dengan masalah depresi yang tidak ditangani dengan baik akan menimbulkan efek pada kualitas hidup atau Quality Of Life (QOL) (Shahab, 2006). Yusra, (2011) berpendapat bahwa kualitas hidup (Quality Of Life) QOL adalah persepsi individu terhadap posisi mereka dalam kehidupan dalam kontek budaya dan nilai dimana mereka hidup dan dalam hubungan dengan tujuan hidup, harapan, standar dan perhatian.

(21)

4

Menurut Noerhayati (2014) kualitas hidup kurang baik yang dialami oleh penderita DM tipe 2 disebabkan karena persepsi penderita terhadap penyakit yang dideritanya tidak mengalami peningkatan dalam hal kesembuhannya. Penderita memiliki perasaan negatif seperti rasa putus asa, marah, malu, dan merasa sudah tidak peduli terhadap peningkatan kesehatannya sehingga akan mempengaruhi kualitas hidup yang dimiliki penderita. Sejalan dengan pendapat Yusra (2011) bahwa penyakit DMtipe 2 dapat meningkatkan risiko pasien untuk mengalami ketidakmampuan baik secara fisik, psikologis, dan sosial akibat keluhan - keluhan yang dialami. Gejala - gejala yang dirasakan mengakibatkan keterbatasan baik dari segi fisik, psikologis maupun sosial. Gangguan fungsi tersebut dapat berdampak terhadap kualitas hidup pasien.

Kualitas hidup yang buruk akan semakin memperburuk kondisi suatu penyakit, begitu pula sebaliknya, suatu penyakit dapat menyebabkan terjadinya penurunan kualitas hidup seseorang, terutama penyakit-penyakit kronis yang sangat sulit disembuhkan salah satunya seperti DM Sebuah studi atau populasi melaporkan bahwa depresi dan stres umum terjadi pada seseorang dengan diabetes serta membutuhkan penanganan yang tepat karena menimbulkan kerusakan yang berat terhadap kualitas hidup (Kurniawan, 2008). Kualitas hidup juga berhubungan erat dengan morbiditas dan mortalitas, hal yang bertanggung jawab terhadap kondisi kesehatan seseorang, berat ringannya penyakit, lama penyembuhan bahkan sampai dapat memperparah kondisi penyakit hingga kematian apabila seseorang tersebut memiliki kualitas hidup yang kurang baik (Ayele, et al., 2012).

(22)

5

2017 DM sebanyak 67 pasien yang keseluruhannya adalah DM tipe 2 (Rekam medis Puskesmas Buayan, 2017).

Hasil wawancara terhadap 5 orang pasien Diabetes Melitus yang pernah menjalani Rawat Inap, 3 orang sudah mengalami komplikasi diantaranya gagal ginjal, dan stroke mereka mengatakan cemas karena penyakitnya tidak kunjung sembuh, Sedangkan 1 orang pasien mengatakan bahwa mengalami stress karena takut penyakitnya tidak akan sembuh dan hanya membebani keluarga. Satu pasien lainnya mengatakan sudah putus asa dengan menjalani pengobatan yang bertahun – tahun namun tidak mendatangkan hasil sehingga kini malas untuk minum obat dan kontrol. Menurut hasil wawancara kepada perawat puskesmas bahwa sudah dilakukan penanganan DM yaitu dengan pengecekan kadar gula darah, penyuluhan terkait DM dan saran untuk kontrol secara rutin. Namun belum dilakukan pengkajian tentang masalah psikologis seperti tingkat kecemasan / depresi pada pasien DM dan juga belum ada program puskesmas terakait pasien DM yang mengalami kecemasan atau depresi untuk meningkatkan kualitas hidup mereka.

Tingginya prevalensi pasien DM di Wilayah Puskesmas Buayan, serta adanya gejala depresi pada beberapa pasien DM, maka penulis tertarik dan ingin melakukan penelitian yang terkait dengan “Depresi dan Kualitas Hidup Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 di Wilayah Puskesmas Buayan”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, penulis dapat menyimpulkan

rumusan masalah yaitu ”Bagaimana Tingkat Depresi dan Kualitas Hidup Pasien

(23)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat depresi dan kualitas hidup pasien DM berdasarkan usia, pendidikan dan pekerjaan di Wilayah Puskesmas Buayan.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien DM berdasarkan usia di Wilayah Puskesmas Buayan.

b. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien DM berdasarkan pendidikan di Wilayah Puskesmas Buayan

c. Mengidentifikasi tingkat depresi pasien DM berdasarkan pekerjaan di Wilayah Puskesmas Buayan

d. Mengidentifikasi tingkat kualitas hidup pasien DM berdasarkan usia di Wilayah Puskesmas Buayan.

e. Mengidentifikasi tingkat kualitas hidup pasien DM berdasarkan pendidikan di Wilayah Puskesmas Buayan

f. Mengidentifikasi tingkat kualitas hidup pasien DM berdasarkan pekerjaan di Wilayah Puskesmas Buayan

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Bagi Peneliti

Menambah pengalaman peneliti dalam melakukan penelitian terkait dengan tingkat depresi dan kualitas hidup pasien DM serta mampu memberikan motivasi untuk meningkatkan kualitas hidup pasien DM yang dapat diterapkan dalam kasus nyata dimasyarakat

b. Bagi Insitusi Pendidikan

(24)

7

DM dan menyediakan data dasar yang dapat digunakan dalam penelitian selanjutnya yang terkait dengan DM.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Puskesmas

Sebagai bahan masukan dalam memberi dukungan sosial dan dapat mengidentifikasi masalah psikologis pada pasien DM tipe 2 yang terkait dengan depresi dan kualitas hidup pasien.

b. Bagi Penderita Diabetes Melitus dan Keluarga

Memberikan gambaran tentang bagaimana tingkat depresi dan kualitas hidup penderita DM sehingga dapat menurunkan depresi yang dimiliki dan memberikan motivasi penderita agar tercipta kualitas hidup yang tinggi.

E. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan dan bekaitan dengan penelitian ini sebagai berikut:

(25)

8

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada salah satu variabel penelitian yaitu depresi, objek penelitian nya juga sama yaitu pasien Diabetes Melitus tipe II. Sedangkan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada jumlah sampel, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Mustika (2010) menyebutkan bawasanya penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe II yang diterapi rawat jalan dengan antidiabetik oral di RSUD. Dr Sardjito. Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan metode cross sectional. Subyek penelitian berjumlah 227 pasien. Untuk mengukur kualitas hidup digunakan quality of life clinical trial quessionare (DCTQLQ) uji yang digunakan dengan t-test dengan analisis regresi linear. Hasil penelitian menunjukan bahwa faktor jenis kelamin, usia, durasi diabetes Melitus, pendidikan, status pernikahan, pekerjaan pengaruh terhadap kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe II dengan terapi metformin skor kualitas hidup 67,9 akarbose skor kualitas hidupnya 67,7. Sulfonylurea 67,6 dengan uji anova dinilai tidak berbeda secara signifikan p: 0, 298 pasien dengan terapi ADO tunggal skor kualitas hidupnya 70,6 sedangkan terapi ADO kombinasi skor kualitas hidupnya 67,6 uji independen sample t-test berbeda secara signifikan p: 0,002 analisis regresi liniear P: 0,049 menunjukan perbedaan kualitas hidup antara kelompok terapi tunggal dan kombinasi dipengaruhi faktor karakteristik pasien.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu terletak pada salah satu variabel penelitian yaitu kualitas hidup, objek penelitian nya juga sama yaitu pasien Diabetes Melitustipe II. Sedangkan perbedaannya penelitian ini dengan penelitian yang akan dilakukan terletak pada jumlah sampel, metode penelitian, tempat dan waktu penelitian.

(26)

9

kardinah kota tegal”. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran tingkat depresi pada populasi yang menderita Diabetes Melitus tipe 2. Responden penelitian ini adalah pasien diabetes melitus tipe 2 yang rawat jalan di Rumah Sakit Umum Kardinah. Jenis Penelitian ini adalah deskriptif. Teknik sampel yang digunakan adalah aksidental sampling dengan 79 responden. Pengumpulan data penelitian menggunakan instrumen Beck Depression Inventory. Selanjutnya, data dianalisi menggunakan analisis univariat. Hasil analisis didapatkan bahwa sebanyak 82,3% tidak ada gejala depresi sedangkan 17,7% mengalami depresi.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

American Diabetes Association. 2011. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus, Diabetes Care,38:8-16.

Anastasi & Urbina. 1997. Psychological Testing. 7 th Edition. USA. Prentice Hall Inc

Angriyani, D. 2008. Kualitas Hidup pada Orang dengan Penyakit Lupus Erythematotus (Odapus). Skripsi Fakultas Psikologi Universitas Airlangga

Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Ayele, K., Tesfa, B., Abebe, L., Tilahun, T., Girma, E. 2012. Self care behavior among patients with diabetes in Harari, Eastern Ethiopia: the health belief model perspective. Plos One. 7 (4), 1-6.

Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 2016. (www.dinkesjatengprov.go.id). Diunduh pada 27 Oktober 2017. Degmecic, dkk. 2014. Depression, Anxiety And Cognitive Dysfunction In Patients

With Type 2 Diabetes Mellitus – A Study Of Adult Patient With Type 2 Diabetes Mellitus In Osijek, Croatia: 2: 711-716. diakses pada tanggal 12 November 2017.

Guyton, Hall. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 15. Jakarta: EGC International Diabetes Federation. 2015. IDF Diabetes Atlas,

http://www.idf.org/atlasmap/atlasmap, diakses pada tanggal 23 Oktober 2017.

Intan Nur Indah Sari. 2016. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Depresi pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe-2 Digrha Diabetika Surakarta. Program studi kesehatan masyarakat. Fakultas ilmu kesehatan. Universitas Muhammadiyah Surakarta

Indahria, Sulistyarini. 2013.Terapi Relaksasi untuk Menurunkan Tekanan Darah dan Meningkatkan Kualitas Hidup Pasien Hipertensi. Jurnal Psikologi volume. 40. No. 1

(28)

Kaplan, HI. 2010. Ilmu Keperawatan Jiwa Darurat. Widya Medika.

Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar: Riskesdas 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI 2013, Jakarta. Kemenkes. 2015. Prevalensi Diabetes Melitus di Indonesia Tahun 2030,

http://www.depkes.go.id/article/view/414/tahun-2030-prevalensi-diabetes-melitus-di-indonesia-mencapai-213-juta-orang.html diakses pada tanggal 10 November 2017.

Lovibon, SH & Lovibond, P.F. 1995. Manual For The Depresion Anxiety & Stress Scale (second edition) Psychologi Foundation.

Mustika. 2010. kualitas hidup pasien diabetes melitus tipe II yang diterapi rawat jalan dengan antidiabetik oral di RSUD. Dr Sardjito

Nimas, Ayu Fitriana. Tri, Kurniati Ambarani. 2012. Kualitas Hidup Pada Pasien Kanker Serviks yang Menjalani Pengobatan Radioterapi. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.Vol. 1. No. 02

Nofitri. 2009. Kualitas Hidup Penduduk Dewasa di Jakarta . diakses tanggal 11 November 2017 dari http://www.lontar.ui.ac.id

Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. PERKENI, 2011, Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Melitus di

Indonesia, Perkumpulan Endokrinologi Indonesia, Jakarta, pp 4 – 69.

Polit, F. D., Beck, T. C., & & Owen, V. S. 2007. Focus on Research Methods Is the CVI an Acceptable Indicator of Content Validity ? Aprraisal and Recommendations. Research in Nursing & Health, 30, 459-467.

Ramdani. 2016. Gambaran Tingkat Depresi pada Pasien Diabetes Melitus Tipe 2 Di Rumah Sakit Umum Kardinah Kota Tegal. Program studi ilmu keperawatan. Fakultas kedokteran dan ilmu kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Restyana, Noor Fatimah. 2015. Diabetes Melitus Tipe 2. J MAJORITY.Vol. 4. No. 5

Sadock BJ, Sadock VA. Kaplan & Sadock’s. 2010. Comprehensive Textbook of Psychiatry. 9 ed.

(29)

Schmitz Norbert, Gariepy G, Smith KJ, etc. 2014. Longitudinal Relationships Between Depression And Functioning In People With Type 2 Diabetes.: 47: 172-179.

Sekarwiri. 2008. Metode penelitian dan uji realibiltas dan validitas WHOQoL-BREF http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=pdf/abstrak -94781.pdf . diakses pada tanggal 8 November 2017

Semenkovich K, Miriam E. Brown, dkk. 2015. Depression In Type 2 Diabetes Mellitus: Prevalence, Impact, And Treatment. 75:577-587.

Shahab, A. 2006. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jilid 3. Edisi IV. Jakarta: Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Smleltzer,. Suzzane C,. Brenda G Bare. 2008. Buku ajar keperawatan medikal bedah. Edisi 8 Vol 8. Jakarta: EGC

Sugiyono. 2010. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif & RND. Bandung: Alfabeta.

Tandra, H. 2014. Segala sesuatu yang harus anda ketahui tentang diabetes. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Urifah, Rubbyana. 2012. Hubungan antara Strategi Koping dengan Kualitas Hidup Pada Pasien Skizo frenia Remisi Simptom. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental.Vol. 1. No. 2

Wardhani, 2006. Gambaran kualitas hidup dewasa muda berstatus lajang melalui adaptasi instrumen WHOQL – BREF dan SRPB. Depo : Universitas Indonesia

WHOQOL. BREF. 1997. Questionnaire.Universitas Of Washington

(30)

Crosstabs

Notes

Output Created 25-Feb-2018 14:22:59

Comments

Input Data D:\2017\ \dataset hasil penelitian.sav

Active Dataset DataSet1

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

67

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics for each table are based on all

the cases with valid data in the specified range(s) for all variables in each table.

Syntax CROSSTABS

/TABLES=Usia Pendidikan Pekerjaan Status BY Kualitas

/FORMAT=AVALUE TABLES /CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL

/COUNT ROUND CELL.

Resources Processor Time 0:00:00.031

Elapsed Time 0:00:00.031

Dimensions Requested 2

Cells Available 137968

Case Processing Summary

Status Pernikahan * Kualitas Hidup

(31)

Usia * Kualitas Hidup Crosstabulation

Pendidikan * Kualitas Hidup Crosstabulation

(32)

% within Pendidikan 32.8% 61.2% 6.0% 100.0%

% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 32.8% 61.2% 6.0% 100.0%

Pekerjaan * Kualitas Hidup Crosstabulation

(33)

% within Pekerjaan 61.2% 32.8% 6.0% 100.0%

% within Kualitas Hidup 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%

(34)

Frequencies

Notes

Output Created 11-Feb-2018 13:32:13

Comments

Input Data D:\2017\I\hasil Penelitian\dataset hasil

penelitian.sav

Active Dataset DataSet0

Filter <none>

Weight <none>

Split File <none>

N of Rows in Working Data File

67

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with

valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Usia

Pendidikan Pekerjaan Status Depresi Kualitas

/STATISTICS=STDDEV VARIANCE MINIMUM MAXIMUM SEMEAN MEAN MEDIAN MODE SKEWNESS SESKEW /ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 0:00:00.000

Elapsed Time 0:00:00.016

Statistics

Usia Pendidikan Pekerjaan

Status

Std. Deviation .359

Variance .129

Skewness 2.014

Std. Error of Skewness .293

Minimum 2

(35)

Statistics

Tingkat Depresi Kualitas Hidup

N Valid 67 67

Missing 0 0

Frequency Table

Usia

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(36)

Status Pernikahan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Duda 3 4.5 4.5 4.5

Janda 4 6.0 6.0 10.4

Menikah 60 89.6 89.6 100.0

Total 67 100.0 100.0

Tingkat Depresi

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Berat 2 3.0 3.0 3.0

Normal 29 43.3 43.3 46.3

Ringan 25 37.3 37.3 83.6

Sedang 11 16.4 16.4 100.0

Total 67 100.0 100.0

Kualitas Hidup

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Baik 41 61.2 61.2 61.2

Sangat Baik 22 32.8 32.8 94.0

Sedang 4 6.0 6.0 100.0

(37)

JADWAL PENELITIAN

KEGIATAN

2017 2018

September Oktober November Desember Januari Februari Maret 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1. Pengajuan Judul

2. Studi Pendahuluan 3. Penyusunan Proposal 4. Ujian Proposal 5. Revisi Proposal 6. Uji etik

7. Pengumpulan Data 8. Pengolahan Data 9. Penyusunan hasil 10. Ujian Hasil

11. Pengumpulan Skripsi

Keterangan :

1. Minggu pertama bulan 2. Minggu kedua bulan 3. Minggu ketiga bulan 4. Minggu keempat bulan

(38)
(39)

Kuesioner

DEPRESI DAN KUALITAS HIDUP PASIEN DIABETES MELLITUS TIPE 2 DI WILAYAH PUSKESMAS BUAYAN KABUPATEN KEBUMEN A. Data Umum/Data Demografi

Untuk pertanyaan-pertanyaan berikut ini menyangkut identitas pasien. Dipersilahkan Bapak/Ibu/Sdr/i untuk mengisi titik-titik dengan jawaban anda dan memberi tanda (√) pada salah satu jawaban yang anda pilih pada setiap

B. KUESIONER DASS (DEPRESSION ANXIETY AND STRESS SCALE) Petunjuk pengisian :

Kuesioner ini dikutip dari DASS 42 ( Depression Anxiety and Stress Scales) oleh Lovibond yang telah dialih bahasakan oleh Damanik. Kuesioner ini terdiri dari berbagai pertanyaan yang mungkin sesuai dengan pengalaman Anda dalam menghadapi situasi hidup sehari – hari. Terdapat empat penilaian yang dibuat untuk jawaban yaitu:

0 = Tidak sesuai dengan saya sama sama sekali atau tidak pernah.

1 = Sesuai dengan saya sampai dengan tingkat tertentu atau kadang – kadang. 2 = Sesuai dengan saya sampai dengan batas yang dapat dipertimbangkan

atau lumayan sering.

(40)

Selanjutnya Anda diminta untuk menjawab dengan cara memberi tanda centang () pada kolom yang sesuai dengan keadaan Anda.Tidak ada jawaban yang benar atau salah, karena istilah sesuai dengan keadaan diri Anda yang sesungguhnya, yaitu berdasarkan jawaban pertama yang ada dalam pikiran Anda 5. Saya sepertinya tidak kuat lagi

untuk melakukan suatu kegiatan. 10. Saya merasa tidak ada hal yang

dapat diharapkan di masa depan. 13 Saya merasa sedih dan tertekan. 16 Saya merasa saya kehilangan

minat akan segala hal.

17 Saya merasa bahwa saya tidak berharga sebagai seorang manusia.

21 Saya merasa bahwa hidup tidak bermanfaat.

24 Saya tidak dapat merasakan kenikmatan dari berbagai hal yang

saya lakukan.

26 Saya merasa putus asa dan sedih. 31 Saya tidak merasa antusias dalam

hal apapun.

34 Saya merasa bahwa saya tidak berharga.

37 Saya melihat tidak ada harapan untuk masa depan.

38 Saya merasa bahwa hidup tidak berarti.

42 Saya merasa sulit untuk meningkatkan inisiatif dalam melakukan

(41)

C. WHOQOL-BREF

Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup, kesehatan dan hal-hal lain dalam hidup anda. Saya akan membacakan setiap pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban. Pilihlah jawaban yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang jawaban yang akan anda berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang muncul pada benak anda seringkali merupakan jawaban yang terbaik.

Camkanlah dalam pikiran anda segala standar hidup, harapan, kesenangan dan perhatian anda. Kami akan bertanya apa yang anda pikirkan tentang kehidupan anda pada empat minggu terakhir.

Sangat

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut ini

(42)

4. Seberapa sering anda

Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam 4

minggu terakhir?

Tdk sama sekali

(43)

11. Apakah anda dapat

14 Seberapa sering anda memiliki 16. Seberapa puaskah anda

dg tidur anda?

1 2 3 4 5

17. Seberapa puaskah anda dg

18. Seberapa puaskah anda dengan

(44)

kemampuan anda untuk bekerja?

19. Seberapa puaskah anda terhadap

diri anda?

1 2 3 4 5

20. Seberapa puaskah anda dengan

hubungan personal / sosial anda?

1 2 3 4 5

21. Seberapa puaskah anda dengan

kehidupan seksual anda?

1 2 3 4 5

22. Seberapa puaskah anda dengan

dukungan yg anda peroleh dr

teman anda?

1 2 3 4 5

23. Seberapa puaskah anda dengan

kondisi tempat anda tinggal saat

ini?

1 2 3 4 5

24. Seberapa puaskah anda dgn akses

anda pd layanan kesehatan?

1 2 3 4 5

25 Seberapa puaskah anda dengan

transportasi yg hrs anda jalani?

1 2 3 4 5

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-hal

berikut dalam empat minggu terakhir. Tdk

blue’ (kesepian), putus asa, cemas dan depresi?

5 4 3 2 1

(45)

Equations for computing domain scores

Raw score Transformed scores*

(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Referensi

Dokumen terkait

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, karena atas karunia dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perilaku Seksual

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, dan hidayah- Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul : “ Pengembangan

Tujuan dari pembuatan tugas akhir ini adalah sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat sarjana Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri,

Berdasarkan hasil uji F menunjukkan bahwa semua variabel penelitian yang terdiri dari variabel ukuran dewan komisaris, komisaris independen, komite audit dan intellectual capital

Alhamdulillahirrabil’alamin,segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya, sehingga penulis

Tesis yang berjudul “Analisis Solusi dan Informasi Entropi untuk Persamaan Schrodinger dengan Potensial Double Ring-Shaped Coulomb Oscillator (DRSCO) dalam Ruang

Alhamdulillahirrabil’alamin,segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat, Hidayah, dan Karunia-Nya, sehingga penulis dapat

Dalam menentukan kedudukan suatu titik terhadap lingkaran dan menentukan persamaan garis singgung lingkaran siswa yang tidak siap belajar dengan gaya berpikir