• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitan

Globalisasi ekonomi dan kemajuan teknologi telah mendorong kompetensi yang semakin tajam di lingkungan binis. Setiap entitas bisnis dipacu untuk selalu melakukan ekonomi agar tetap eksis dalam persaingan. Keadaaan ini menuntut para pimpinan atau manajemen perusahaan untuk dapat mengelola sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan secara lebih efektif untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya selain itu badan usaha dituntut pula memiliki nilai tambah bagi badan usahanya (Novatiani dan Refina: 2013).

Menurut UU No.19 Tahun 2003, BUMN adalah badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan negara yang dipisahkan. Untuk mewujudkan

good corporate governance di dalam BUMN, maka diperlukan adanya komponen

monitoring struktur pengendalian intern dimana salah satu elemennya adalah audit internal. Dalam Peraturan Menteri BUMN No.PER-01/MBU/2011 pasal 28 yang mengatur mengenai fungsi pengawasan internal. Beberapa ketentuan yang harus dilaksanakan oleh BUMN terkait audit internal sesuai Pasal 28 Peraturan Menteri No.PER/MBU/2011:

“Fungsi audit internal, adalah (a) Evaluasi atas efektifitas pelaksanaan pengendalian intern, manajemen risiko, dan proses tata kelola perusahaan, sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kebijakan perusahaan; (b) Pemeriksanaan dan penilaian atas efisiensi dan efektifitas di bidang keuangan, operasional, sumber daya manusia, teknologi informasi, dan kegiatan lainnya.”

(2)

Kualitas audit yang dilakukan oleh auditor masih menjadi perhatian masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena ada temuan pemeriksaan audit yang tidak terdeteksi oleh Satuan Pengawas Intern (SPI) sebagai auditor internal tetapi ditemukan oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sebagai auditor eksternal. Hal ini menunjukkan bahwa kualitas audit internal dari SPI masih kurang baik. Dalam Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Semester (IHPS) I dan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Semester I tahun 2015, BPK menemukan 10.154 temuan yang memuat 15.434 permasalahan, yang meliputi 7.890 (51,12%) permasalahan ketidakpatuhan terhadap peraturan perundang-undangan. Dari masalah ketidakpatuhan tersebut sebanyak 4.609 permasalahan yang berdampak pada pemulihan keuangan negara/daerah/perusahaan atau berdampak finansial senilai Rp 21,62 triliun. (BPK, 2015).

Salah satu contoh kasus terkait Pelanggaran Kode Etik auditor yang terjadi pada Bank BTN yaitu Guntur Dwi S saat menjadi kepala divisi auditor kantor pusat Bank BTN, direktur eksekutif IDM Fahmi (2013) mengatakan, Guntur Dwi S pernah terlibat kasus jual beli perkara sehingga kasus-kasus fraud Bank BTN bukan ditemukan auditor internal tetapi justru ditemukan oleh pemeriksa Bank Indonesia sebagai auditor eksternal, misalnya kredit macet di Kantor Cabang Bank BTN di Harmoni senilai Rp 141 miliar. Bukan hanya itu, Guntur Dwi S juga kerap menyalahgunakan jabatannya dengan menyelewengkan audit yang tidak sesuai PSAK dalam menutupi kerugian Bank BTN akibat terjadinya kredit macet, tindak pidana korupsi pengadaan barang dan jasa. Dalam hal ini Guntur Dwi S

(3)

melakukan pelanggaran integritas karena telah menyalahgunakan kekuasaan. (www.kompasiana.com: 2013).

Kasus berikutnya adalah Wakil Ketua Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Hasan Bisri (2013) beliau mengungkapkan, sampai hari ini masih ada kantor akuntan publik yang bandel. Mereka tidak melaporkan temuan pelanggaran dalam laporan keuangan Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Hasan menjelaskan, salah satu modusnya BUMN mencatatkan piutang sebagai pendapatan. Tujuannya agar bonus untuk manajemen dan laba naik. “Ini modus yang relatif kuno masih dilakukan, sering kantor akuntan publik tidak mengoreksi atau menuliskan dalam laporan auditnya,” ucapnya. (www.Tempo.com: 2013).

Berdasarkan Fenomena diatas yang terjadi pada BUMN di Indonesia merupakan contoh dari lemahnya pelaksanaan pemeriksaan intern dalam perusahaan. Baik dan lemahnya peranan inernal auditor di BUMN memiliki keterkaitan dengan pelaksanaan kualitas audit pada BUMN tersebut. Untuk mencegah terjadinya kasus kegagalan audit, auditor dituntut untuk bersikap profesional dan independen. Kemungkinan masalah dari beberapa contoh fenomena diatas adalah kurangnya sikap profesionalisme dan independensi yang dimiliki auditor internal.

Kemampuan profesional internal auditor adalah dapat mencerminkan keahlian dan ketelitian. Dalam hal ini seorang auditor internal harus memiliki pengetahuan dan kecakapan, kesesuaian dengan standar profesi, hubungan antar manusia dan komunikasi, pendidikan berkelanjutan dan ketelitian professional karena kemampuan tersebut auditor dalam melaksanakan tugasnya, agar dapat

(4)

menemukan penyimpangan-penyimpangan (SPAI, 2004). Hasil audit tersebut dilaporkan dalam laporan audit. Dengan kemampuan professional auditor tersebut, laporan auditor yang dihasilkan pun akan berkualitas. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan.

Menurut Rita Yuniarti (2011) kualitas audit adalah karakteristik yang melekat pada audit. Karakteristik tersebut meliputi:

1. Signifikansi, yaitu seberapa penting hal-hal yang diperiksa dalam audit.

2. Reliabilitas, yaitu temuan audit kesimpulan yang akurat yang menggambarkan kondisi sebenarnya sehubungan dengan masalah yang sedang diperiksa. 3. Objektifitas, yaitu audit dilakukan secara adil dan berimbang tanpa

mendukung pihak manapun.

4. Ruang lingkup, yaitu melakukan perencanaan mengenai tugas audit dengan benar dan mempersiapkan semua hal yang diperlukan selama penugasan. 5. Ketepatan waktu, yaitu hasil audit disampaikan pada waktu yang tepat.

6. Jelas, yaitu laporan audit harus jelas dan ringkas dalam menyajikan hasil audit.

7. Efisien, yaitu sumber daya yang digunakan selama proses audit wajar.

8. Efektif, yaitu temuan, kesimpulan dan rekomendasi mendapatkan tanggapan yang sesuai dengan auditee, pemerintahan, dan/atau parlemen.

Pengertian profesionalisme menurut Ratliff yang dikutip oleh Dina Rahayu (2015:4) adalah status usaha dan kredibilitas. Pelaku ekonomi mengharapkan tingkat professionalisme yang tinggi dari auditor internal. Harapan ini muncul dari

(5)

apa yang menjadi tradisi keunggulan dalam profesi. Auditor internal dan manajer memiliki upaya yang signifikan untuk menetapkan dan mempertahankan standar yang tinggi untuk profesi dan untuk membentuk internal audit sebagai fungsi manajemen kunci dalam operasi sukses dari organisasi mereka.

Dalam Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 01 Tahun 2007, pernyataan standar pertama Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) adalah dalam semua hal yang berkaitan dengan pekerjaan pemeriksaan, organisasi pemeriksa dan pemeriksa, harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern, dan organisasi yang dapat mempengaruhi independensinya. Dengan pernyataan standar umum ini, organisasi pemeriksa dan para pemeriksanya bertanggung jawab untuk dapat mempertahankan independensinya sedemikian rupa, sehingga pendapat, simpulan, pertimbangan atau rekomendasi dari hasil pemeriksaan yang dilaksanakan tidak memihak dan dipandang tidak memihak oleh pihak manapun.

Menurut Institut Akuntan Publik Indonesia (2011: 150.1-150.2) yang dikutip oleh Sukrisno Agoes (2012:31), standar umum audit adalah:

1. Audit harus dilaksanakan oleh auditor yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup.

2. Auditor harus mempertahankan semua hal yang berhubungan dengan perikatan, independensi dalam sikap mental.

3. Auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan saksama dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya.

(6)

Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Dina Rahayu (2015), dan Annur Maemunah Muslim (2015) menunjukkan bahwa profesionalisme auditor internal berpengaruh terhadap kualitas audit internal. Kualitas audit internal yang masih belum baik disebabkan oleh masih lemahnya pelaksanaan aktivitas penilaian dan pemeriksaan atau kebenaran data dan informasi dari sistem serta rendahnya profesionalisme auditor internal dalam mengembangkan kemampuan teknis dengan pendidikan berkelanjutan. Dan dalam penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nadya Septia Fitriany (2015) meunjukkan bahwa independensi auditor internal berpengaruh signifikan terhadap kualitas audit.

Berdasarkan permasalahan dari teori yang telah dikemukakan sebelumnya, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh profesionalisme dan independensi auditor internal dalam meningkatkan kualitas audit, dengan metode penelitian survey. Perbedaan penelitian yang dilakukan dengan penelitian sebelumnya adalah peneliti menggunakan tahun referensi terbaru. Selain itu, variabel dependen dalam penelitian ini tidak hanya profesionalisme auditor internal tetapi juga independensi auditor internalnya. Penelitian diambil dengan judul “Pengaruh Profesionalisme dan Independensi Audit Internal terhadap Kualitas Audit Internal (Survey pada beberapa BUMN di kota Bandung)”

(7)

1.2 Identifikasi Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah kualitas audit yang kurang baik pada BUMN di kota Bandung. Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut maka dapat dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut:

1. Apakah Profesionalisme Auditor Internal berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal?

2. Apakah Independensi Auditor Internal berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal?

3. Apakah Profesionalisme dan Independensi Auditor Internal berpengaruh terhadap Kualitas Audit Internal?

1.3 Tujuan Penelitian

Maksud penelitian ini adalah untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan mengenai profesionalisme auditor internal, independensi auditor internal, dan kualitas audit, sehingga dapat diketahui solusi atas masalah masih lemahnya kualitas audit.

Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya, maka penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan:

1. Untuk mengetahui pengaruh profesionalisme auditor internal terhadap kualitas audit internal pada BUMN di kota Bandung

2. Untuk mengetahui pengaruh independensi auditor internal terhadap kualitas audit internal pada BUMN di kota Bandung

(8)

3. Untuk mengatahui pengaruh profesionalisme dan independensi auditor internal terhadap kualitas audit internal pada BUMN di kota Bandung

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun penelitian yang dilaksanakan dalam penyusunan skripsi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi BUMN di kota Bandung, penulis, maupun bagi peneliti lainnya antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan tambahan informasi dan referensi dalam penelitian di bidang audit khususnya dalam meningkatkan Kualitas Audit hasil pemeriksaan auditor internal.

b. Penelitian ini dapat memperkuat penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan Profesionalisme, Independensi dan Kualitas Audit.

c. Penelitian ini dapat digunakan sebagai literature dalam pelaksanaan penelitian yang relevan di masa mendatang.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi BUMN di kota Bandung

Penelitian ini diharapkan dapat membantu memecahkan masalah khususnya kepada BUMN di kota Bandung yang berkaitan dengan kualitas pemeriksaan internal dengan mengkaji bagaimana pengaruh profesionalisme dan independensi auditor internal terhadap kualitas audit internal.

(9)

b. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan menambah pengetahuan tentang teori-teori dan praktik.

c. Bagi Peneliti lainnya

Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk sumber informasi, bahan pembanding bagi peneliti lainnya dan menjadi bahan referensi atau tambahan informasi yang diperlukan.

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian

Untuk memperoleh data sehubungan dengan masalah yang akan dibahas dalam penyusunan proposal skripsi ini, maka penulisa akan melakukan penelitian pada beberapa BUMN yang berpusat di kota Bandung. Adapun waktu penelitian yang dilakukan yaitu pada bulan Agustus 2016 sampai dengan November 2016.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini lebih difokuskan untuk pencarian solusi optimal pada penyelesaian masalah Knight’s Tour, Queen Tour, Rook Tour dan Bishop Tour pada papan catur berukuran

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup terhadap kerusakan lahan dan/atau pencemaran lingkungan hidup sebagaimana diatur

Surat Keterangan Bebas ini dikeluarkan 5 hari setelah surat permohonan diterima lengkap sesuai dengan PER- 32/PJ/2013 tentang Tata Cara Pembebasan Dari Pemotongan Dan

Untuk dapat menciptakan suasana kerja yang menyenangkan maka pekerjaan yang diberikan harus menarik, penuh tantangan dan tidak bersifat rutin.Pekerjaan yang

Pada rangkaian pendeteksi suara, amplitudo gelombang yang dihasilkan sangat kecil, sehingga belum dapat dideteksi oleh rangkaian pengendali yang akan menentukan input dengan

Terima dari Ibu Handewi Purwati Binti Moch Saliem (Via Pak Tri Anggraito). Terima dari Hamba Allah (Via Pak Tri

Kesimpulan dari hasil penelitian dari 4 variabel yamg diteliti memiliki hubungan antara umur, paritas, anemia dan jarak kehamilan dengan kejadian BBLR pada bayi baru lahir

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SSB Kabupaten Kudus dapat disimpulkan bahwa: Pembinaan SSB di Kabupaten Kudus belum berkriteria baik