• Tidak ada hasil yang ditemukan

PANDUAN PRAKTIKUM TBT HORTIKULTURA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PANDUAN PRAKTIKUM TBT HORTIKULTURA"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN PRAKTIKUM

TBT HORTIKULTURA

Oleh :

TIM PENYUSUN

JURUSAN AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2018

(2)

2

LEMBAR PENILAIAN

PRAKTIKUM TBT HORTIKULTURA

NAMA

:

NPM

:

PROGDI

:

GOLONGAN

:

NILAI

:

NO ACARA PRAKTIKUM TANGGAL NILAI TTD

1. Persemaian dan Pembibitan Tanaman Hortikultura

2. Propagasi Tanaman Hias Lanskap

3. Sistem Pemangkasan Tanaman Buah Tahunan

4 Budidaya Sayuran di Lapang

Ka. Lab. Produksi

...

Surabaya, ... Pembimbing Praktikum

(3)

3

KATA PENGANTAR

Buku Panduan Praktikum TBT Hortikultura ini dibuat sebagai buku pegangan penuntun praktikum bagi mahasiswa dalam menjalankan praktikum, dimana praktikum ini merupakan penunjang dalam pendalaman materi dan meningkatkan ketrampilan yang berkaitan dengan mata kuliah TBT Hortikultura.

Buku Panduan Praktikum ini disusun berdasarkan teori yang diambil dan buku-buku serta jurnal Hortikultura yang ada agar praktikum dapat berjalan lancar sesuai dengan materi kegiatan dan selesai sesuai waktu yang sudah direncanakan dengan kalender akademik fakultas.

Didalam pengusunan Buku Penuntun Praktikum ini, Tim Penyusun berharap bahwa apa yang tertulis didalamnya dapat dipahami dan dikerjakan dengan baik oleh mahasiswa. Namun tiada gading yang tak retak, sebagai hasil karya manusia biasa tentunya mempunyai kelemahan. Oleh karena itu saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sejawat diharapkan untuk kesempurnaan buku penuntun praktikum ini.

Surabaya, Januari 2018

(4)

4

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...

i

DAFTAR ISI

...

ii

ACARA I.

PERSEMAIAN

DAN

PEMBIBITAN

TANAMAN

HORTIKULTURA ...

1

ACARA II.

PROPAGASI TANAMAN HIAS LANSKAP ...

4

ACARA III. SISTEM

PEMANGKASAN

TANAMAN

BUAH

(5)

5

I

PERSEMAIAN DAN PEMBIBITAN TANAMAN HORTIKULTURA

1. Pendahuluan

1.1. Latar Belakang

Dalam setiap usaha pertanian, bibit merupakan suatu titik awal kegiatan budidaya, sehingga kuliatas produk budidaya akan sangat tergantung pada kualitas benihnya. Bibit adalah simbol dari suatu permulaan, merupakan inti dari kehidupan tanaman. Bibit dituntut untuk bermutu tinggi, sebab bibit harus mampu menghasilkan tanaman yang berproduksi maksimum dengan sarana teknologi yang maju.

Pengertian bibit yang dimaksud adalah tanaman kecil (belum dewasa) yang berasal dari pembiakan generatif (dari biji), vegetatif, kultur jaringan dan perbanyakan lainnya. Selain itu bibit juga dapat diperoleh dari kombinasi cara-cara perbanyakan tersebut. Bibit yang diperoleh dengan beberapa sistem perbanyakan dapat pula dikembangkan untuk diambil atau untuk digunakan sebagai pohon induk. Pengertai bibit sering diterapkan pada tahaman buah tahunan. Pada buah tahunan “calon tanaman” dijual dalam bentuk bibit. Berikut ini adalah skema gambar sistem pengadaan bibit.

Gambar 1. Sistem Pengadaan Bibit

1.2. Tujuan

Praktikum bertujuan untuk memperkenalkan cara pembibitan untuk tanaman-tanaman hortikultura.

2. Bahan dan Metode a. Bahan

Tanaman buah-buahan (buah unggulan) dan tanaman obat-obatan (rimpang, daun, umbi, batang), media campuran (pasir, pupuk kandang, sekam).

Pohon induk

Bibit siap jual

Budidaya

Semai

Transplanting

Germinasi

(6)

6

b. Alat

Media semai, gelas aqua, cetok, hand sprayer.

c. Metode

1) Menyemaikan biji dalam wadah persemaian

 Untuk memudahkan perawatan biji disemaikan dalam wadah yang terbuat dari kotak kayu atau plastik dan polybag.

 Biasanya biji yang disemaikan dalam wadah adalah biji buah berukuran kecil seperti jambu air, sirsak, pepaya, belimbing, sawo dan lain-lain.  Media untuk persemaian harus emmpunyai aerasi baik, subur dan gembur,

misalnya campuran pasir, pupuk kandang dan sekam yang sudah disterilkan dengan perbandingan 1 : 1 : 1. Dengan media yang gembur, maka akar akan tumbuh lurus dan memudahkan pemindahan bibit ke polybag pembesaran.

 Biji yang akan disemaikan ditabur merata diatas media, lalu ditutup lagi dengan media setebal 1-2 cm dan disiram dengan gembor sampai basah.  Persemaian perlu dinaungi agar tidak terkena sinar matahari langsung dan

derasnya air hujan. Penyiraman cukup dilakukan satu kali sehari yaitu pada waktu pagi atau sore hari, agar tidak kekeringan. Kemudian wadahnya ditaruh ditempat yang terlindungi dari gangguan unggas dan serangga.

2) Menyemaikan biji dalam bedeng persemaian

 Biji buah yang besar seperti mangga, durian, alpukat, nangka dan lain-lain sebaiknya disemaikan dalam bedengan dilapang.

 Bedengan disiapkandengan menggemburkan tanah menggunakan cangkul sedalam 25-30 cm, kemudian tanah dihaluskan.

 Setelah bedengan persemaian siap, maka selanjutnya adalah menyemaikan biji dalam bedengan dengan arah memotong bedengan (lebar bedengan) dibuat larikan sedalam 7,5 cm dengan jarak larikan 7,5 – 10 cm. Setelah itu biji yang berukuran tadi ditanamkan dalam larikan dengan jarak 5 – 7,5 cm ataupun tanpa jarak (berdempetan), kemudian ditutup kembali dengan media disekitar larikan.

 Waktu menanam biji harus diperhatikan agar peletakkan bijinya jangan terbalik. Untuk mangga bagian perutnya (bagian biji yang melengkung) menghadap kebawah, sedangkan untuk durian, alpukat, kemang dan nangka bagian sisi dimana embrio (bakal tunas dan akar) berada di bagian bawah. Bila letaknya terbalik, maka pertumbuhan akar dan batangnya akan membongkok dan akan memngganggu pertumbuhan bibit selanjutnya.

 Untuk menghindari derasnya air hujan dan teriknya sinar matahari, bedengan diberi naungan dengan paranet tipe 55%, 65% atau dapat dibuat juga naungan individu untuk tiap bedengan dengan menggunakan atap dari jerami, anyaman bambu atau daun kelapa. Jika yang digunakan atap bukan dari paranet, maka tinggi tiang disebelah timur sekitar 120 cm, sedangkan tinggi tiang disebelah barat 100 cm diatas permukaan tanah.  Setelah biji berkecambah dapat langsung dipindah ke polybag ukuran 15 x

20cm atau 20 x 25cm, setelah berumur 3-4 bulan, biji sudah dapat disambung pucuk ataupun okulasi.

(7)

7 3) Pemeliharaan Bibit

 Lakukan pemeliharaan dan pemeriksaan bibit setiap hari

 Siram dengan air bersih jika media mulai mengering (tidak perlu setiap hari, tergantung kebutuhan tanaman).

 Jika bibit telah mulai tumbuh daun dan tunas baru, dapat dilakukan pemupukan dengan menyemprotkan pupuk daun.

3. Tugas Praktikum

a. Setiap mahasiswa memperbanyak masing-masing 2 buah dari satu jenis tanaman buah dan tanaman obat-obatan.

b. Mahasiswa melakukan pemeliharaan pada bibit tanaman hasil propagasi. c. Mengamati prosentase tumbuh bibit.

d. Melaporkan hasil kegiatan praktikum.

4. Pustaka

Downey, W.D. dan S.P. Ericson,1989. Manajemen Agrobisnis. Airlangga. Jakarta. Haryono, 1983. Agribisnis Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Kester, H., 1983. Plant Propagation. Prentice Hall. New Jersey.

Setiawan, A., 1998. Kiat Memilih Bibit Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta. Sunarjono, H., 1990. Ilmu Produksi Tanaman Buah-buahan. Sinar Baru. Bandung. Wightman, K.E., Good Tree Nursery Practices. ICRA.

Wijaya, 1994. Pengelolaan Usaha Pembibitan Tanaman Buah. Penebar Swadaya. Jakarta.

(8)

8

II

PROPAGASI TANAMAN HIAS LANSKAP

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Tanaman mempunyai peranan penting sebagai penyusun lanskap, baik lanskap secara mikro (tanam) ataupun lanskap secara makro (bentang alam). Tanaman tidak hanya berfungsi untuk memperindah tatanan lanskap, namun juga terbukti dapat meningkatkan kualitas lingkungan, memperbaiki iklim mikro dan memberi rasa nyaman.

Setiap tanaman mempunyai karakter tersendiri, yang meliputi morfologi, anatomi, fisiologi, sifat tumbuh dan cara perbanyakan. Perbanyakan tanaman atau propagasi tanaman dilakukan dalam rangka penyediaan bahan tanaman atau bibit untuk kepentingan tertentu, atau dengan tujuan untuk pelestarian plasma nuftah. Propagasi tanaman dapat terjadi secara alami atau dilakukan oleh manusia. Propagasi yang sengaja dilakukan oleh manusia, berupa perbanyakan vegetatif dan perbanyakan generatif.

Tanaman hias lanskap dapat diperbanyak secara generatif maupun vegetatif, sesuai dengan karakternya. Masing-masing metode perbanyakan memiliki keuntungan dan keunggulan, tergantung tujuan perbanyakan. Perbanyakan tanaman hias lanskap secara vegetatif biasanya dilakukan dengan metode stek (cutting), cangkok (layering), pisahan anakan, okulasi dan kultur jaringan in vitro.

1.2. Tujuan

Praktikum bertujuan untuk mempelajari beberapa cara propagasi tanaman hias lanskap dalam rangka penyediaan bahan tanaman untuk penataan lanskap skaa taman.

2. Bahan dan Metode 2.1. Bahan

 Tanaman induk atau bibit tanaman hias lanskap (lihat daftar)  Hormon atau ZPT perangsang pertumbuhan akar

 Pisau atau gunting stek  Poybag dan pot tanaman  Tanah taman

 Campuran media tanam (arang sekam, sekam, pakis, dll).  Pupuk daun dan kompos

2.2. Metode

1) Propagasi dengan cara stek batang

 Sediakan bahan tanaman yang akan diperbanyak dengan stek

 Potong batang tanaman sepanjang ± 10-20 cm dengan menggunakan pisau atau gunting stek yang bersih (steri).

 Olesi, celupkan atau rendam potongan (stek) dengan ZPT

 Siapkan media tanam berupa campuran tanah taman, kompos dan media tanam lain dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dalam pot kecil atau polybag.

(9)

9  Tanamn bahan stek, siram dengan air secukupnya, dan tempatkan pada

tempat yang teduh.

2) Propagasi dengan pemisahan anakan

 Sediakan tanaman induk yang sudah beranak atau tumbuh merumpun  Pisahkan secara hati-hati setiap individu anakan dari induknya, dengan

menggunakan pisau yang bersih atau dengan menggunakan tangan.  Usahakan agar setiap anakan telah memiliki tunas dan akar yang utuh.  Siapkan media tanam berupa campuran tanah taman, kompos dan media

tanam lain dengan perbandingan 1 : 1 : 1 dalam pot kecil atau polybag.  Tanam anakan, siram dengan air secukupnya, dan tempatkan pada tempat

yang teduh. 3) Pemeliharaan bibit

 Lakukan pemeliharaan dan pemeriksaan bibit setiap hari.

 Siram dengan air bersih jika media mulai mengering (tidak perlu setiap hari, tergantung kebutuhan tanaman).

 Jika bibit telah mulai tumbuh daun dan tunas baru, dapat dilakukan pemupukan dengan menyemprotkan pupuk daun.

3. Tugas Praktikum

a. Setiap mahasiswa memperbanyak 1 atau 2 jenis tanaman hias lanskap dengan metode perbanyakan stek dan pemisahan anakan.

b. Mahasiswa melakukan pemeliharaan pada bibit tanaman hasil propagasi sehingga pada akhir praktikum dihasilkan sedikitnya 20 pot dari masing-masing metode (stek maupun anakan).

c. Mengamati prosentase tumbuh bibit. d. Melaporkan hasil kegiatan praktikum.

4. Pustaka

Nugrahani, Pangesti, 2010. Bahan Ajar Tanaman Lanskap Jalan. Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian UPN “Veteran” Jatim, Surabaya. ISBN 987-602-8915-02-1.

Nurisjah, Siti, 2002. Seleksi Tanaman Untuk Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Pelatihan Ruang Terbuka Hijau Kota. Studio Arsitektur Lanskap, Jurusan Budidaya Pertanian, IPB Bogor.

Puspa, Ira Kencana. 2008. Galeri Tanaman Hias Lanskap. Jakarta.

Ratnasari, Juwita, 2007. Galeri Tanaman Hias Bunga. Penebar Swadaya. Jakarta. Sulistyantoro, Bambang, 1999. Taman Rumah Tinggal. Penebar Swadaya. Jakarta.

(10)

10

Daftar Tanaman

No Nama Tanaman Nama Latin Metode Propagasi

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Lili Paris Miana Sambang Darah Ophiogon Palisota Rowelia Bawang Brojol Podokarpus Puring Mini Kemuning Mini Daun Pilo Nanas-nanasan Bungur Jepang Drasena Chlorophytum Coleus Iresine herbsii Ophiogon Palisota barteri Ruellia malacosperma Zephyrantes Podocarpus nerifalius Codiaeum Muraya paniculata Philodendron Bromelia Lagerstoemia Dracaena Anakan

Stek pucuk, stek batang Stek pucuk

Anakan Biji, Anakan Biji, Anakan Anakan, Umbi

Stek Batang, Cangkok Stek Batang

Stek Batang

Stek Batang, Anakan Anakan, Tunas lateral Stek Batang, Cangkok Stek Batang

(11)

11

III

SISTEM PEMANGKASAN TANAMAN BUAH TAHUNAN

1. Pendahuluan 1.1. Latar Belakang

Input teknologi untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas buah-buahan tahunan sangat dibutuhkan. Sementara itu hampir kebanyakan tanaman buah tahunan bersifat “alternate bearing/bearing”, yaitu pohon buah-buahan setelah tahun ini berbuah lebat maka tahun berikutnya tidak ada atau sedikit buahnya, atau ada panen raya dan tahun berikutnya adalah panen sedikit. Untuk mengatasi hal tersebut maka perlu dilakukan pangkas produksi agar produktivitas setiap tahun stabil.

Selain pangkas produksi, tanaman buah tahunan biasanya ditanam di halaman pekarangan. Oleh karena itu perlu dilakukan pemangkasan bentuk agar kanopinya memperlihatkan bentuk yang simetri dan indah.

Pemangkasan dilakukan bertujuan untuk meningkatkan jumlah cabang produktif dan membentuk tajuk tanaman yang ideal yakni kondisi percabangan yang teratur, kompak, kokoh dan merata ke segala arah (simetri). Pemangkasan terdiri dari pangkas bentuk dan pangkas pemeliharaan. Tujuannya adalah untuk meningkatkan produktivitas tanaman jarak pagar terutama sebagai upaya untuk mendukung peningkatan produktivitas tanaman jarak.

Pemangkasan bentuk adalah memotong bagian ujung tanaman jarak pagar dengan maksud memperbanyak tumbuhnya cabang sekunder dan tertier agar diperoleh bentuk pohon jarak pagar dan kokoh dengan cabang dan kanopi yang simetri sehingga mampu mendukung tingginya buah yang dihasilkan. Sedangkan pangkas pemeliharaan adalah pemangkasan yang bertujuan untuk mengatur agar produktivitas pohon dalam menghasilkan buah jarak pagar dari tahun ke tahun mengalami peningkatan produktivitas sesuai potensi genetiknya.

Pangkas bentuk terhadap pohon buah-buahan dilakukan dengan tujuan memperbaiki bentuk kanopi pohon. Masing-maisng komoditi tanaman buah membunyai karakter bentuk, sehingga sistem pangkas bentuknya juga akan berbeda. Sebagai contoh : tanaman mangga dan jeruk mempunyai bentuk dengan cabang yang diharapkan dengan sistem 1 : 3 : 9 : 27. Dengan pangkas bentuk dmeikian diharapkan pohon mangga dan jeruk setelah dewasa akan bagus dan simetri serta memberi kerimbunan terhadap lahan dibawahnya.

1.2. Tujuan

Untuk mendapatkan bentuk pohon buah-buahan yang simetri dengan produktivitas yang stabil setiap tahun.

2. Bahan dan Metode 2.1. Bahan

Bahan : Tanaman mangga dewasa dan telah berproduksi. Alat : Gunting pangkas dan pisau

2.2. Metode

(12)

12 1. Pemangkasan Pertama

Pemangkasan pertama dilakukan sejak tahun pertama pertumbuhannya yaitu pad atanaman umur 4 – 5 bulan mencapai tinggi 1 meter. Pemangkasan ini dimaksudkan untuk membentuk tanaman. Pemangkasan dilakukan pada batang pokok, tepat pada batas bidang hijau dan coklat atau pada ketinggian 70-80 cm. Tempat pemangkasan kira-kira 1 cm diatas ruas. Biasanya setelah dipangkas, tanaman akan menumbuhkan percabangan hingga 5-6 buah. Sebaiknya cabang lain dipangkas dan ditinggalkan maksima 3 cabang yang tampak sehat, kuat, tidak bersilangan dan membentuk sudut 90 - 120° satu dengan yang lain. Dan terletak pada ketinggian yang berbeda, dan cabang lain dipangkas atau dibuang. Tunas lemah dan tunas yang tumbuh pada batang dibawah pangkas harus dibuang. Pemangkasan batang pokok harus diulang jika bidang pangkasan hanya memunculkan satu cabang saja.

Gambar 2. Pemangkasan Pertama

2. Pemangkasan Kedua

Pemangkasan berikutnya dilakukan pada setiap cabang yang dipelihara, jika cabang telah mencapai panjang sekitar 1 meter atau pada 3 – 6 bulan setelah pemangkasan pertama. Pemangkasan ini dimaksudkan untuk memunculkan batang sekunder. Syarat dan tata cara pemangkasannya sama dengan pemangkasan pertama, namun cukup tiga cabang sekunder saja yang dipelihara disetiap cabang primer, agar tanaman tidak terlalu rimbun oleh cabang.

(13)

13 Gambar 3. Pemangkasan Kedua

3. Pemangkasan Ketiga

Pemangkasan ketiga ini dilakukan pada masing-masing cabang sekunder untuk menghasilkan cabang tersier. Caranya sama dengan pemangkasan pertama dan kedua. Dari cabang tersier dipelihara tiga ranting tempat munculnya buah. Demikian pada awal tahun ke-4 sudah terbentuk percabangan yang kompak dan terdapat 81 ranting yang siap berbunga dan berbuah dengan cabang tersier.

Gambar 4. Pemangkasan Ketiga

4. Pemangkasan pada Tanaman yang Sudah Menghasilkan (Pemangkasan Pemeliharaan dan Produksi)

Pemangkasan dilakukan dengan membuang cabang-cabang atau tunas liar yang tumbuh tidak pada tempatnya, misalnya dibawah percabangan pertama. Tunas-tunas air, cabang bersudut kecil, cabang dan ranting yang mati

(14)

14 atau terserang hama dan penyakit juga harus dibuang, karena hanya akan menambah kesan rimbunnya tanaman sehingga menghalangi sinar matahari menembus kedalam lingkungan daun. Saat yang tepat untuk melakukan pemangkasan pemeliharaan adalah pada musim hujan atau awal musim kemarau. Pada saat itu biasanya banyak bermunculan tunas-tunas negatif yang dapat menguras nutrisi yang seharusnya ditujukan untuk cabang produktif, selain itu pemangkasan juga diperlukan setelah masa pemanenan, sebab biasanya ada cabang atau ranting yang rusak pada saat panen. Dengan membuang cabang-cabang yang tidak berguna biasanya akan tercipta keseimbangan C/N ratio, sehingga tanaman dapat berbunga dan berbuah maksimal.

Selain terhadap tanaman mudan dan produktif, pemangkasan dapat dilakukan terhadap tanaman tua yang tidakproduktif lagi. Pemangkasan tanaman tua dimaksudkan untuk meremajakan tanpa harus menggantinya dengan tanaman baru. Untuk itu tanaman dipangkas berat menyisakan tanggul tanaman setinggi 1 – 1,5m saja dari permukaan tanah, namun dibarengi dengan pemupukan dan pengairan yang cukup. Tanaman yang dipangkas berat tersebut biasanya akan memunculkan tunas-tunas baru. Selanjutnya tunas-tunas baru tersebut dipelihara seperti tanaman muda yang baru ditanam.

Gambar 5. Jenis Cabang pada Tanaman

Keterangan :

A : cabang atau ranting mati dan lemah serta yang diserang penyakit B : tunas air

C : cabang yang melebar

D : cabang yang rapat, bersilang atau terlindung E : tajuk.

(15)

15 Gambar 6. Daerah yang Dipangkas pada Tanaman

Keterangan :

A : pemangkasan pucuk rapat ke pangkal cabang dengan tujuan untuk mengurangi kerimbunan kanopi

B : pemangkasan pucuk yang berbuah pada musim sekarang untuk meningkatkan pertumbuhan pucuk yang berdekatan (1 dan 2) agar berbunga pada musim berikutnya.

3. Tugas Praktikum

1) Amati hasil pemangkasan setiap minggu perkembangannya sampai 2 minggu sebelum UAS.

2) Melaporkan hasil kegiatan praktikum.

4. Pustaka

Ashari, S., 1995. Hortikultura Aspek Budidaya. Universitas Indonesia. Jakarta.

Gambar

Gambar 1. Sistem Pengadaan Bibit   1.2.  Tujuan
Gambar 2. Pemangkasan Pertama
Gambar 4. Pemangkasan Ketiga
Gambar 5. Jenis Cabang pada Tanaman

Referensi

Dokumen terkait

MODEL SOAPS1 ISOTERWll PANILI BATANI; DENGAN CAAA DESORPSI. Oleh VIVA SATRIANA

2 Perjanjian Pengadaan Batubara Untuk Pembangkit Listrik Tenaga Gas Batubara (Pltgb) Sangatta dengan Kapasitas 9 MW Di Kabo Jaya, Sangatta, Kabupaten Kutai Timur antara PT.

 Kebijakan Umar bin Abdul Aziz di Bidang Politik dan Pemerintahan Saat Menjadi Khalifah di Dinasti Umayyah. Sebelum membahas mengenai kebijakan Umar bin Abdul Aziz di

Hasil yang di harapkan penelitian ini adalah berupa sistem pendukung keputusan pemilihan bidan delima pada wilayah cileungsi untuk memudahkan user di wilayah cileungsi

Hasil sidik ragam menunjukkan penambahan Aclinop dalam ransum dan penaburan zeolit pada litter serta interaksi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot

– jumlah manfaat dari rugi pajak yang tidak diakui sebelumnya, kredit pajak, atau perbedaan temporer periode sebelumnya yang digunakan untuk mengurangi beban pajak tangguhan;.

Tujuan yang hendak dicapai dalam misi 2 ini adalah a) Untuk Meningkatkan Produktivitas dan kesempatan kerja bagi Tenaga Kerja dan calon tenaga kerja, b) Menyediakan Infrastruktur

Penulis memilih SDN 10 Sungai Limau ini sebagai tempat penelitian dengan pertimbangan bahwa: (1) peneliti menjabat sebagai kepala sekolah di sekolah ini (2)