Lampiran 1
Bank Pemerintah dan Bank Asing di Indonesia yang Dipublikasikan dari 2006-2013 Berdasarkan Laporan Keuangan Bank
Bank Pemerintah 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013
Rasio NPL Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
2.09 2.03 0.25 2.39 1.47 1.63 1.02 1.18
Rata-rata 6.93 6.15 4.34 5.30 3.30 2.86 2.20 2.22
Tertinggi 17.08 9.29 10.49 15.84 7.15 7.87 4.87 4.71
Rasio CAR Bank Pemerintah dan Bank Asing 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
34.94 36.19 36.37 39.31 34.79 39.96 57.64 75.04 Rata-rata 20.55 19.96 18.04 20.6 18.44 19.4 22.81 24.75 Tertinggi 34.94 36.19 36.37 39.31 34.79 39.96 57.64 75.04
Terendah 15.06 13.34 12 11.9 13.19 14.1 15.48 14.49
Rasio LDR Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
131,74 116,19 178,44 162,58 171,49 231,38 250,4 282,9 Rata-rata 77,2 73,67 89,93 87,27 91,78 98,2 106,77 116,15 Tertinggi 131,74 116,19 178,44 162,58 171,49 231,38 250,4 282,9
Rasio NIM Bank Pemerintah dan Bank Asing 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
4,33 3,89 3,77 0,87 0,7 3,08 2,56 2,6
Rata-rata 6,58 6,52 6,55 5,34 5,32 5,5 5,16 5,06
Tertinggi 11,16 10,86 10,18 9,14 10,77 9,58 8,42 8,55
Terendah 4,33 3,71 3,77 0,87 0,7 3,08 2,56 2,6
Rasio KAP Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
1,41 1,27 0,2 1,7 0,52 0,83 0,8 0,66
Rata-rata 3,5 3,05 3 3,6 2,1 1,82 1,63 1,48
Tertinggi 8,25 4,62 4,61 7,04 4,4 4,53 3,84 3,31
Rasio BOPO Bank Pemerintah dan Bank Asing 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
54,1 59,1 58,61 85,87 88,16 77,72 75,92 62,57 Rata-rata 68,7 69,4 71,5 79,1 78,32 75,93 72,94 75,11 Tertinggi 87,56 93 90,2 88,29 88,64 81,75 81,98 97,55 Terendah 48,9 46,7 42,3 65,21 66,43 66,69 59,93 60,58
Rasio SIZE Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
7,27 7,31 7,48 7,52 7,59 7,72 7,8 8
Rata-rata 7,75 7,82 7,93 7,95 8,01 8,1 8,15 8,24
Tertinggi 8,43 8,5 8,55 8,6 8,65 8,74 8,8 8,86
Rasio ROE Bank Pemerintah dan Bank Asing 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
Perkembangan Inflasi dari Tahun 2006-2013
Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data
Hasil Independent Sample t-test
t-test for Equality of Means
2. Uji Chow Test
3. Uji F (F-Test)
4. Uji t (t-Test)
DAFTAR PUSTAKA
Buku :
Ajija, Shochrul R, Dyah W. Sari, Rahmat H. Setianto, dan Martha R. Primanti, 2011. Cara Cerdas Menguasai Eviews, Salemba Empat, Jakarta.
Abror, Ompusunggu dan Frianto Pandia, 2005. Lembaga Keuangan, Rineka Cipta, Jakarta.
Dendawijaya, Lukman, 2001. Manajemen Perbankan, Penerbit Ghalia Indonesia, Jakarta.
Darmawi, Herman, 2012. Manajemen Perbankan, Cetakan Kedua, Bumi Aksara, Jakarta.
Erlina, Sri Mulyani, 2007. Metodologi Penelitian Bisnis: Untuk Akuntansi dan
Manajemen, Cetakan Pertama, USU Press, Medan.
Gregory Mankiw, N. 2006. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Ketiga, Salemba Empat, Jakarta.
Gujarati, Damodar N dan Porter Dawn C, 2012. Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi 5, Buku 2, Salemba Empat, Jakarta.
Hasibuan, Malayu S.P. 2011. Dasar-Dasar Perbankan, Cetakan Kesembilan, PT. Bumi aksara, Jakarta.
Hidayat, Wahyu Ario Pratomo, 2010. Pedoman Praktis Penggunaan Eviews dalam Ekonometrika, Edisi Kedua, USU Press : Medan.
Irmayanto, Juli , 2009. Bank dan Lembaga Keuangan, Cetakan Ketujuh, Penerbit Universitas Trisakti, Jakarta.
Kasmir, 2008. Manajemen Perbankan, Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Lufti, Syafrizal Helmi Situmorang, 2012. Analisis Data : untuk Riset Manajemen dan Bisnis, Edisi kedua, USU Press : Medan.
Putong, Nuring Dyah Andjaswati, 2010. Pengantar Ekonomi Makro, Edisi Kedua, Mitra Wacana Media, Jakarta.
Permata, Sarwono, Sofyan dan Veithzal Rivai, H. 2013. Commercial Bank Management, Edisi Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Riyadi, Selamet, 2004. Banking Assets and Liability Management, Edisi Kedua, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta
Rosyidi, Suherman, 2006. Pengantar Teori Ekonomi : Pendekatan Kepada Teori Ekonomi dan Makro, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Redaksi Sinar Grafika, 2004. Himpunan Peraturan Bank Indonesia, Cetakan Pertama, Sinar Grafika, Jakarta.
Diana, Rakhmat dan Syahrir Hakim Nasution, 2010. Pengantar Ekonomi Makro, USU Press : Medan.
Siamat, Dahlan, 2005. Manajemen Lembaga Keuangan, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta.
Sufren, Yonathan Natanael, 2013. Mahir Menggunakan SPSS secara Otodidak, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Kelima Belas, Alfabeta, Bandung.
Sanusi, 2013. Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Ketiga, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Trihendradi, C., 2013. Langkah Praktis Menguasai Statistik untuk Ilmu Sosial Kesehatan: Konsep & Penerapannya Menggunakan SPSS, Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Triandaru, Totok Budisantoso, 2006. Bank dan Lembaga Keuangan, Cetakan Keempat, Penerbit Salemba Empat: Jakarta.
Veithzal, Idroes dan Veithzal Rivai, H. 2007. Bank Institution Management Conventional & Sharia System, Edisi Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Widarjono, Agus, 2007. Ekonometrika: Teori dan Aplikasi untuk Ekonomi dan Bisnis, Ekonisia, Yogyakarta.
Jurnal :
Sukrishnalall, Tarron Khemraj, 2005. “The Determinants of Non-Performing Loans : an Econometric Case Study of Guyana”, Economics Paper, Florida. Page 17-18.
Nir Klein, 2013. “Non-Perfoming Loans in CESEE : Determinants and Macroeconomic Performance”, IMF Working Paper, European Department, Central, Eastern and South-Eastern Europe (CESEE). Page 5-11.
Dhal, Rajiv Ranjan, 2003. “Non-Performing Loan and Terms of Credit of Public Sector Banks in India : An Emperical Assessment”, Reserve Bank of India Occasional Papers, Volume 24 Number 3 page 107.
Dhal, B M Misra, 2010. Pro-cyclical Management of Banks’ Non-Performing Loans, the Indian Public Sector Banks, Mumbai. Page 8.
Grosvenor, Tifanny, 2010. “Forcasting Non Performing Loan in Barbados”, Journal of Busniess, Finance & Economics in Emerging Economics, Volume 5 Number 1 page 96.
Shingjergji, Ali, 2013. “The Impact of Bank Specific Variables on the Non Performing Loans Ratio in the Albanian Banking System”, Research Journal of Finance and Accounting, Volume 4 Number 7 page 151.
Skripsi:
Soebagio, Hermawan, 2005. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Non-Performing Loan (NPL) pada Bank Umum Konvensional. TESIS Program Pascasarjana Magister Manajemen UNDIP.
Adisaputra, Iksan, 2012. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi - Non-Performing Loan pada PT. Bank Mandiri. SKRIPSI Program Strata Satu Manajemen UNHAS.
Rizal, M. A. R. 2013. Pengaruh SIZE, LDR, CAR, BOPO, Portofolio Kredit, dan Tingkat Bunga Kredit Terhadao NPL (Studi pada Bank Umum Konvensional yang go public Tahun 2008-2011). SKRIPSI Program Strata Satu Ekonomika dan BisnisUNDIP.
Internet :
Direktori Perbankan Indonesia. 2014. Bank Persero
Direktori Perbankan Indonesia. 2014. Kantor Cabang Bank Asing.
Mar.
2014).
Laporan Tahunan Bank Indonesia. Data Inflasi.
Laporan Badan Pusat Statistik. Laju Pertumbuhan Kumulatif Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2008-2013 (Persen).
Statistik Perbankan Indonesia. 2012. Aktiva Produktif Bank Persero.
2014).
Statistik Perbankan Indonesia. 2012. Aktiva Produktif Bank Asing.
2014).
Statistik Perbankan Indonesia. 2012. Kinerja Bank Persero.
2014).
Statistik Perbankan Indonesia. 2012. Kinerja Bank Asing.
2014).
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Financial Report - Quarterly Published. Quartal 4 2013.
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Financial Report - Quarterly Published. Quartal 4 2012.
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Annual Reports 2012.
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Annual Reports 2011. 2014).
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Annual Reports 2009. 2014).
a73576a08d6a97d2/Citibank+Indonesia+Annual+Report+2009.6.pdf?MOD =AJPERES&CACHEID=ee27c0ae-23b6-4e28-a735-76a08d6a
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Annual Reports 2007. 2014).
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Financial Statements. 2009. 2014).
Citibank Indonesia. 2014. Informasi. Financial Statements. 2011. Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2013. Mei. 2014).
Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2012.
Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2011.
(18
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2010. Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2009. Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2008. Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2007. Mei. 2014).
Standar Chartered Bank. 2013. Informasi Keuangan. Quartal 4 2006. Mei. 2014).
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report. Financial Statement 2013.
Mei. 2014).
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report. Financial Statement 2012.
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report. Financial Statement 2011.
Mei. 2014).
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report.
Financial Statement 2010.
Mei. 2014).
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report.
Financial Statement 2009.
Mei. 2014).
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report.
Financial Statement 2008.
Mei. 2014).
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report.
Financial Statement 2007.
Mei. 2014).
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report.
Financial Statement 2006.
Mei. 2014).
(18
Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD. 2014. About Us. Financial Report. Audited
Financial Reports 2013.
Mei. 2014).
HSBC. 2014. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2013.http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/pdf/Fa-LK_HSBC_Des2013_06.pdf (18
HSBC. 2014. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2012.
Mei 2014).
http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/content_en/PDF/LK_HSBC_DES_2012_fin al.pdf (18
HSBC. 2014. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2011.
Mei 2014).
http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/content_en/PDF/Published_Report_HSBC_ DES_2011_FINAL.pdf (18
HSBC. 2010. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2013.
Mei 2014).
http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/content_en/PDF/Published_Report_HSBC_ DES_2010_FINAL.pdf (18
HSBC. 2009. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2013.
Mei 2014).
http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/content_en/PDF/Published_Report_HSBC_ DES_2009_FINAL.pdf (18
HSBC. 2008. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2013.
Mei 2014).
http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/content_en/PDF/Published_Report_Dec08% 20.pdf (18
HSBC. 2007. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2013.
Mei 2014).
http://www.hsbc.co.id/1/PA_ES_Content_Mgmt/content/indo nesia/about_us/financial_report/content_en/PDF/Laporan%20Keuangan%20 Publikasi%202007.pdf (18
HSBC. 2006. Tentang HSBC. Laporan Keuangan HSBC. Laporan Keuangan Publikasi2013.
Mei 2014).
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif dan bersifat
komparatif. Penelitian kuantitatif ialah penelitian yang menggunakan data yang
berbentuk angka atau data yang diangkakan. Pendekatan kuantitatif bertujuan
untuk menguji teori, membangun fakta, menunjukkan hubungan antar variabel,
memberikan deskripsi statistik, dan meramalkan hasilnya. Sedangkan penelitian
bersifat komparatif adalah penelitian yang bersifat membandingkan. Penelitian ini
membandingkan pengaruh Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposits
Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Bank Size, Return on
Equity (ROE) yang signifikan terhadap Non Performing Loan (NPL) antara bank
pemerintah dengan bank asing Indonesia selama periode tahun 2006 sampai
dengan tahun 2013.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bank Indonesia melalui media internet dengan
menggunakan situs www.bi.go.id serta website bank yang dijadikan objek dalam
penelitian yaitu Bank Pemerintah dan Bank Asing, penelitian terdahulu dan
jurnal-jurnal lainnya. Waktu pelaksanaan penelitian dari bulan februari 2014
sampai dengan Juni 2014.
3.3 Batasan Operasional
1. Variabel – variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu :
a. Variabel Terikat, yaitu Non Performing Loan (NPL)
b. Variabel Bebas, yaitu CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, Bank Size, ROE, GDP
dan Tingkat Inflasi
2. Data yang digunakan adalah data sekunder berupa laporan keuangan Bank
Pemerintah dan Bank Asing periode 2006-2013.
3.4 Definisi Operasional Variabel
Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Variabel Terikat (variable dependen)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Non Performing Loan. Non
Performing Loan adalah rasio untuk mengukur risiko kredit. Risiko kredit yang
dihadapi oleh bank merupakan salah satu risiko usaha bank, yang diakibatkan dari
tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan oleh pihak bank kepada debitur.
Adapun rumus untuk menghitung Non Performing Loan (NPL) adalah :
NPL = ����������������
������������������������ ×100%
Nilai NPL diperoleh dari hasil pembagian antara Kredit Bermasalah pertahun
(yang terdiri dari kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan dan macet)
dengan Total kredit yang diberikan yang merupakan penjumlahan seluruh kredit
pertahun selama periode penelitian (2006-2013) dan dikalikan dengan 100%
untuk memperoleh nilai dalam bentuk persen.
b. Variabel Bebas (Variabel Independen)
Variabel independen merupakan yang tidak terikat yang dapat mempengaruhi
1. Capital Adequacy Ratio (X1)
Capital Adequacy Ratio (CAR) merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kecukupan modal. Dalam rasio permodalan CAR dapat menjelaskan
kemampuan suatu bank untuk mengatasi penurunan nilai aktiva sebagai akibat
dari kerugian – kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva – aktiva berisiko.
Adapun rumus yang di gunakan untuk menghitung CAR adalah sebagai berikut:
CAR = ������������ (���������+��������������)
���� (������������ + ������������������)
×
���
%
2. Loan to Deposit Ratio (X2)
Loan to Deposit Ratio (LDR) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
likuiditas bank. Rasio LDR menjelaskan seberapa jauh kredit yang disalurkan
kepada nasabah dapat mengimbangi kewajiban bank untuk segera memenuhi
permintaan deposan yang ingin menarik kembali uangnya yang telah digunakan
oleh bank untuk memberikan kredit. Adapun rumus yang di gunakan untuk
menghitung LDR adalah sebagai berikut:
Loan to Deposit Ratio (LDR) = �������������������������
��������������������
×
���
%
3. Net Interest Margin (X3)
Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menggambarkan penghasilan
bunga bank dari aktiva produktif. Adapun rumus yang di gunakan untuk
menghitung NIM adalah sebagai berikut:
NIM = ���������������� (���������������−����������)
4. Kualitas Aktiva Produktif (X4)
Kualitas aktiva produktif (KAP) adalah rasio yang menunjukkan seberapa
besar aktiva produktif yang bermasalah. Aktiva produktif yang bermasalah adalah
aktiva produktif dengan tingkat tagihan (kolektibiltas) tergolong kurang lancar,
diragukan dan macet. Adapun rumus yang di gunakan untuk menghitung KAP
adalah sebagai berikut:
KAP = ������������
��������� × 100%
5. Biaya Operasional Pendapatan Operasional (X5)
BOPO adalah rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegitan operasinya. Adapun rumus yang di
gunakan untuk menghitung BOPO adalah sebagai berikut:
BOPO = ����� (�����) �����������
��������������������
×
���
%
6. Bank Size (X6)
Bank size merupakan rasio besar kecilnya bank yang ditentukan oleh total
asset dan kepemilikan modal sendiri. Adapun rumus yang di gunakan untuk
menghitung Bank Size adalah sebagai berikut:
Bank Size = Ln of Total Assets
Bank Size diperoleh dari hasil logaritma Total Asset (Total Aktiva) bank
pertahun selama periode penelitian (2006-2013).
7. Return On Equity (X7)
Return On Equity (ROE) adalah rasio yang menunjukkan kemampuan modal
seberapa baik produktivitas modal sendiri dalam meraih laba. Adapun rumus yang
di gunakan untuk menghitung ROE adalah sebagai berikut:
Return On Equity (ROE) = ����������������
������������
×
���
%
8. Gross Domestic Product (X8)
Pendapatan domestik bruto (gross domestic product) merupakan ukuran
semua barang-barang dan jasa yang diproduksi dalam sebuah negara
(perekonomian) pada suatu periode. Tingkat pertumbuhan ekonomi dapat diukur
melalui indikator perkembangan GDP dari tahun ke tahun. Laju pertumbuhan
ekonomi ditentukan oleh Badan Pusat Statistik.
9. Tingkat Inflasi (X9)
Inflasi adalah situasi yang menggambarkan kenaikan harga barang secara
umum yang berlangsung secara terus menerus. Inflasi dapat diukur berdasarkan
nilai IHK (indeks harga konsumen). IHK adalah biaya keseluruhan barang dan
jasa yang dibeli oleh rata-rata konsumen. Nilai indeks harga konsumen (IHK)
ditentukan oleh Bank Indonesia. dengan total kredit yang diberikan yang diberikan terhadap total dana pihak ketiga (DPK)
�������������������������
Lanjutan Tabel 3.1
Ln of TotalAssets Rasio
ROE
Laju pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh Badan Pusat Statistik. Rasio
Tingkat Inflasi
(X9)
Perkembangan IHK dari
tahun ke tahun. Nilai Indeks Harga Konsumen (IHK)
yang ditentukan oleh Bank Indonesia. Rasio
Sumber : Berbagai buku dan penelitian terdahulu
3.5 Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh kumpulan elemen yang menunjukkan ciri-ciri
tertentu yang dapat digunakan untuk membuat kesimpulan (Sanusi, 2013 : 87).
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Pemerintah dan Bank Asing yang
berjumlah 14 bank.
Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
penelitian ini adalah Bank Pemerintah dan Bank Asing yang dipilih berdasarkan
metode purposive sampling. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel
dengan pertimbangan atau kriteria-kriteria tertentu. Adapun kriteria-kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Sampel Berdasarkan Kriteria Penarikan Sampel
No. Karakteristik Perusahaan Jumlah Perusahaan
1. Jumlah Bank Pemerintah 4
2. Jumlah Bank Asing 10
3. Bank Asing yang tidak mempublikasikan laporan keuangan pertahun secara lengkap selama tahun 2006-2013
(6)
4. Jumlah Bank Asing 4
5. Jumlah Sampel (1+4) 8
Sumber : Website Bank Pemerintah dan Bank Asing
Dengan demikian diperoleh 8 sampel data dengan jumlah observasi adalah
64 yang diperoleh dari 8 x 8 (perkalian jumlah sampel dengan periode). Adapun
nama-nama bank yang dijadikan objek penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3
7. Standard Chartered Bank
8. The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD Sumber: Website Bank Pemerintah dan Bank Asing
3.6 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari
pemerintah dan bank asing di Indonesia, surat kabar, literatur jurnal lainnya yang
berkaitan dengan topik pembahasan ini.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
metode dokumentasi. Pada penelitian ini data diambil melalui dokumentasi yaitu
laporan-laporan yang dipublikasi Bank Indonesia untuk mendapatkan masalah
yang diteliti, Badan Pusat Statistik dan Bank Pemerintah dan Bank Asing yang
ada di Indonesia.
3.8 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan untuk menganalisis data-data yang
telah dikumpulkan dalam penelitian ini adalah:
3.8.1Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dengan menggunakan data-data
yang dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif
sehingga memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas.
Hasil dari analisis biasanya berupa grafik atau tabel yang kemudian akan
dijabarkan secara deskriptif.
3.8.2Analisis Statistik
3.8.2.1Analisis Statistik Hipotesis Pertama
Teknik analisis data hipotesis satu menggunakan uji independent sample
t-test untuk menguji beda dua buah sampel yang independen. Penelitian ini
menggunakan program software SPSS (Statistic Product & Service Solution) for
3.8.2.2Analisis Statistik Hipotesis Kedua
Teknik analisis data hipotesis dua menggunakan analisis regresi linier data
panel. Penelitian ini menggunakan program software EVIEWSuntuk membantu
mengolah data dan menyelesaikan penelitian ini. Analisis regresi linier data panel
digunakan untuk menguji pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Menurut Pratomo (2010 : 167), data panel merupakan gabungan antara data
berkala (time series) dan data individual (cross section).
Kelebihan data panel dibandingkan dengan data berkala dan data
individual yaitu (Gujarati dan Dawn, 2012:237) :
1. Data panel berhubungan dengan individu, perusahaan, negara, propinsi, dan
lain-lain selama beberapa waktu dengan batasan heterogenitas dalam setiap
unitnya.
2. Dengan mengombinasikan data berkala dan data individual, data panel
memberikan data yang lebih informatif, lebih variatif, kurang korelasi antar
variabelnya, lebih banyak derajat kebebasannya, dan lebih efisien.
3. Lebih sesuai untuk mempelajari perubahan secara dinamis, misalnya untuk
mempelajari pengangguran, perpindahan pekerjaan, atau mobilitas tenaga
kerja.
4. Data panel dapat mendeteksi dan mengukur efek suatu data yang tidak dapat
diukur oleh data berkala dan data individual, misalnya pengukuran efek
undang-undang upah minimum regional dapat dipelajari dengan lebih baik jika
kita mengikutkan variabel gelombang kenaikan upah minimum regional dalam
5. Data panel juga dapat digunakan untuk mempelajari model-model perilaku,
misalnya pembelajaran fenomena perubahan skala ekonomi dan teknologi
dapat dilakukan dengan lebih baik oleh data panel daripada data berkala atau
data individual.
6. Dengan membuat data untuk beberapa ribu unit, data panel dapat
meminimalkan bias yang mungkin terjadi apabila membahasnya dalam bentuk
agregat.
Adanya keunggulan-keunggulan tersebut memiliki implikasi pada tidak harus
dilakukan pengujian asumsi klasik dalam model data panel, karena penelitian
yang menggunakan data panel memperbolehkan identifikasi parameter tertentu
tanpa perlu membuat asumsi yang ketat atau tidak mengharuskan terpenuhinya
semua asumsi klasik regresi linier seperti pada Ordinary Least Square (OLS)
(Ajija, 2011:52). Adapun model persamaan regresi linier data panel yang
digunakan adalah:
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 +b5 X5 + b6 X6 + b7 X7 + b8X8 + b9 X9 + e
Keterangan:
Y = Non Performing Loan (NPL) X1 = Capital Adequacy Ratio (CAR)
X2= Loan To Deposit Ratio (LDR)
X3 = Net Interest Margin (NIM)
X4 = Kualitas Aktiva Produktif (KAP)
X5 = Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)
X6 = Bank Size
X7 = Return on Equity (ROE)
X8 = Gross Domestic Product (GDP)
X9 = Tingkat Inflasi a = konstanta
b1, b2, b3, b4, b5, b6, b7, b8, b9 = koefisien regresi
3.9 Pengujian Hipotesis
3.9.1Pengujian Hipotesis Pertama
Pengujian hipotesis satu dengan menggunakan independent sample t-test
merupakan test membandingkan rata-rata dari dua sampel independen
(Trihendradi, 2012 : 96). Menurut Priyatno (2011 : 166), pengujian independent
sample t-test terdiri dari :
1. Uji levene’s (uji homogenitas) dengan F test, artinya jika varian sama maka uji
t menggunakan output equal variances assumed (diasumsikan varian sama) dan
jika varian berbeda menggunakan output equal variances not assumed
(diasumsikan varian berbeda).
Langkah-langkah uji F sebagai berikut :
a. Menentukan hipotesis
Ho : Kedua varian adalah sama (varian Capital Adequacy Ratio (CAR),
Loan to Deposits Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Kualitas
Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), Bank Size, Return on Equity (ROE) dan Non
Performing Loan (NPL) bank pemerintah dan bank asing adalah sama)
Ha : Kedua varian adalah berbeda (varian Capital Adequacy Ratio (CAR),
Loan to Deposits Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Kualitas
Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan
Operasional (BOPO), Bank Size, Return on Equity (ROE) dan Non
Performing Loan (NPL) bank pemerintah dan bank asing adalah
b. Kriteria pengujian (berdasarkan signifikansi)
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0.05
2. Uji t sampel bebas.
Langkah-langkahnya adalah :
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposits
Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Kualitas Aktiva Produktif
(KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
Bank Size, Return on Equity (ROE) dan Non Performing Loan (NPL)
antara bank pemerintah dengan bank asing.
Ha : Ada perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposits
Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Kualitas Aktiva Produktif
(KAP), Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO),
Bank Size, Return on Equity (ROE) dan Non Performing Loan (NPL)
antara bank pemerintah dengan bank asing.
b. Kriteria pengujian
Ho diterima jika – t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel pada α = 2,5%
Ho ditolak jika – t hitung < - t tabel atau t hitung > t tabel pada α = 2,5%
3. Uji Signifikansi
a. Menentukan Hipotesis
Ho : Tidak ada perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposits
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Bank Size,
Return on Equity (ROE) dan Non Performing Loan (NPL) antara bank
pemerintah dengan bank asing.
Ha : Ada perbedaan Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposits
Ratio (LDR), Net Interest Margin (NIM), Kualitas Aktiva Produktif (KAP),
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Bank Size,
Return on Equity (ROE) dan Non Performing Loan (NPL) antara bank
pemerintah dengan bank asing.
b. Kriteria pengujian
Ho diterima jika signifikansi > 0,05
Ho ditolak jika signifikansi < 0.05
3.9.2Pengujian Hipotesis Kedua
3.9.2.1Pengujian Model Data Panel
Widarjono (2007 : 231), mengemukakan bahwa terdapat tiga metode yang
digunakan untuk mengestimasi model regresi data panel yaitu :
1. Koefisien tetap Antar Waktu dan Individu (common effect). Metode yang
hanya menggabungkan data tanpa melihat perbedaan antar waktu dan
individu, diasumsikan bahwa perilaku data antar perusahaan sama dalam
berbagai kurun waktu.
2. Slope Konstan Tetapi Intersep Berbeda Antar Individu (fixed effect). Teknik
model fixed effect adalah teknik mengestimasi data panel dengan
menggunakan variabel dummy untuk menangkap adanya perbedaan intersep.
perusahaan, namun intersepnya sama antar waktu (time invariant). Model ini
mengasumsikan bahwa koefisien regresi (slope) tetap antar perusahaan dan
antar waktu.
3. Estimasi Dengan Pendekatan Random Effects. Metode yang akan
mengestimasi data panel di mana variabel gangguan mungkin saling
berhubungan antar waktu dan antar individu.
Dalam menentukan metode yang paling sesuai untuk data panel maka
diperlukan pembuktian melalui Chow Test dan Hausman Test. Adapun pemilihan
model yang dipilih yaitu:
1. Uji Chow
Chow test bertujuan untuk membandingkan antara metode Ordinary Least
Square (OLS) dan metode Fixed Effect Method (FEM). Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Chi Square statistik uji Chow. Apabila nilai Chi Square
statistik pada uji Chow signifikan berarti model dapat diestimasi dengan model
Fixed Effect Method (FEM) dan melanjutkan ke uji Hausman. Sedangkan jika
nilai Chi Square statistik pada uji Chow tidak signifikan berarti model dapat
diestimasi dengan model Ordinary Least Square (OLS) dan pengujian model
cukup sampai disini tanpa perlu melakukan uji Hausman.
2. Uji Hausman
Hausman test bertujuan untuk membandingkan antara metode Random Effect
Method (REM) dan metode Fixed Effect Method (FEM). Uji ini dilakukan dengan
membandingkan nilai Chi Square statistik uji Hausman. Apabila nilai Chi Square
model Fixed Effect Method (FEM). Sedangkan jika nilai Chi Square statistik
pada uji Chow tidak signifikan berarti model dapat diestimasi dengan model
Random Effect Method (REM).
Sedangkan menurut Pratomo (2010 : 168), beberapa pakar ekonometrika
membuat pembuktian untuk menentukan metode apa yang paling sesuai untuk
digunakan dalam data panel. Adapun kesimpulan dari pembuktian tersebut :
1. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih besar dibandingkan jumlah
individu, maka disarankan untuk menggunakan metode FEM.
2. Jika pada data panel, jumlah runtun waktu lebih sedikit dibandingkan jumlah
individu, maka disarankan untuk menggunakan metode REM.
3.9.2.2Pengujian Hipotesis secara serempak/simultan (Uji-F)
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel bebas yaitu CAR,
LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP dan INFLASI yang dimasukkan
dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat
yaitu Non Performing Loan (NPL). Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
a. H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = b9 = 0
Artinya : CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP dan INFLASI
secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap Non Performing Loan
bank pemerintah dan bank asing di Indonesia.
b. H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ b5≠ b6≠ b7≠ b8≠ b9≠ 0
Artinya : CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP dan INFLASI
secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan bank
Pengujian ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Membandingkan antara F tabel dan F hitung
Bila F hitung ≤ F tabel atau nilai sig. F > 0,05, maka H0 diterima yang berarti
bahwa CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP, dan INFLASI
secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap Non Performing Loan
bank pemerintah dan bank asing di Indonesia. Sebaliknya, jika F hitung > F
tabel atau sig. F ≤ 0,05, maka H0 ditolak yang berarti bahwa CAR, LDR, NIM,
KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP, dan INFLASI secara serempak berpengaruh
signifikan terhadap Non Performing Loan bank pemerintah dan bank asing di
Indonesia.
2. Berdasarkan probabilitas
Dalam skala probabilitas lima persen, jika probabilitas (signifikansi) lebih
besar dari α (5%), maka CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP,
dan INFLASI secara serempak berpengaruh tidak signifikan terhadap Non
Performing Loan bank pemerintah dan bank asing di Indonesia. Sebaliknya,
jika lebih kecil dari α (5%), maka CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE,
GDP, dan INFLASI secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Non
Performing Loan bank pemerintah dan bank asing di Indonesia.
Kriteria penilaian hipotesis pada uji- F :
1. Ho diterima (Ha ditolak) jika Fhitung ≤ Ftabel pada α = 5%
3.9.2.3 Pengujian Hipotesis secara parsial (Uji T)
Uji t dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas, yaitu CAR, LDR,
NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP, dan INFLASI secara parsial berpengaruh
signifikan terhadap variabel terikat, yaitu Non Performing Loan (NPL). Pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Bentuk pengujiannya adalah:
H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = b5 = b6 = b7 = b8 = b9 = 0
Artinya : CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP, dan INFLASI
secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap Non Performing Loan bank
pemerintah dan bank asing di Indonesia.
H1 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4≠ b5≠ b6≠ b7≠ b8≠ b9≠ 0
Artinya : CAR, LDR, NIM, KAP, BOPO, SIZE, ROE, GDP, dan INFLASI
secara parsial berpengaruh signifikan terhadap Non Performing Loan bank
pemerintah dan bank asing di Indonesia.
Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05, H0
diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t ≤ 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh
yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga
dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu:
1. H0 tidak ditolak jika ttabel < thitung < ttabel pada α = 5%
3.9.2.4 Uji Koefisien Determinasi (R2)
Menurut Helmi (2012 : 154), koefisien determinasi mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen atau
predictornya. Range nilai R2 adalah 0 - 1. 0 ≤ R2 ≤ 1. Semakin mendekati nol
berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas,
sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik. Kelemahan mendasar
dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel
independent. Semakin banyak variabel independent ditambahkan ke dalam model
maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak berpengaruh secara
signifikan kedalam model. Fungsi dari adjusted R square adalah mengurangi
keraguan tersebut. Oleh karena itu banyak peneliti yang menganjurkan untuk
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum
4.1.1 PT BANK MANDIRI (Persero) Tbk
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai bagian dari program
restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah Indonesia. Pada
bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya, Bank Dagang
Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia dilebur
menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks memainkan
peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia. Sampai
dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140 tahun
memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan proses konsolidasi
secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor cabang yang saling
berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah gabungan 26.600
menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua jaringan dan
seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Selain itu, Bank Mandiri
berhasil mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi
menggantikan core banking system legacy yang terpisah.
Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus meningkat terlihat dari laba
yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun 2000 hingga mencapai Rp 5,3
dengan melakukan penawaran saham perdana pada 14 Juli 2003 sebesar 20% atau
ekuivalen dengan 4 Milliar lembar saham.
Visi:
Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling dikagumi dan selalu
progresif
Misi:
1. Berorientasi pada pemenuhan kebutuhan pasar
2. Mengembangkan sumber daya manusia professional
3. Memberi keuntungan yang maksimal bagi stakeholder
4. Melaksanakan manajemen terbuka
5. Peduli terhadap kepentingan masyarakat dan lingkungan
4.1.2 PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk
Berdiri sejak 1946, BNI yang dahulu dikenal sebagai Bank Negara Indonesia,
merupakan bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh Pemerintah Indonesia.
Bank Negara Indonesia mulai mengedarkan alat pembayaran resmi pertama yang
dikeluarkan Pemerintah Indonesia, yakni ORI atau Obligasi Republik Indonesia, pada
malam menjelang tanggal 30 Oktober 1946, hanya beberapa bulan sejak
pembentukannya. Hingga kini, tanggal tersebut diperingati sebagai Hari Keuangan
Nasional, sementara hari pendiriannya yang jatuh pada tanggal 5 Juli ditetapkan
sebagai Hari Bank Nasional.
Sehubungan dengan penambahan modal pada tahun 1955, status Bank
Negara Indonesia diubah menjadi bank komersial milik pemerintah. Perubahan ini
melandasi pelayanan yang lebih baik dan tuas bagi sektor usaha nasional. Sejalan
perusahaan, nama Bank Negara Indonesia 1946 resmi digunakan mulai akhir
tahun 1968. Perubahan ini menjadikan Bank Negara Indonesia lebih dikenal
sebagai 'BNI 46'. Penggunaan nama panggilan yang lebih mudah diingat - 'Bank
BNI' - ditetapkan bersamaan dengan perubahaan identitas perusahaan tahun 1988.
Tahun 1992, status hukum dan nama BNI berubah menjadi PT Bank Negara
Indonesia (Persero), sementara keputusan untuk menjadi perusahaan publik
diwujudkan melalui penawaran saham perdana di pasar modal pada tahun 1996.
Pada tahun 2004, identitas perusahaan yang diperbaharui mulai digunakan untuk
menggambarkan prospek masa depan yang lebih baik, setelah keberhasilan
mengarungi masa-masa yang sulit. Sebutan 'Bank BNI' dipersingkat menjadi
'BNI', sedangkan tahun pendirian - '46' - digunakan dalam logo perusahaan untuk
meneguhkan kebanggaan sebagai bank nasional pertama yang lahir pada era
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Berangkat dari semangat perjuangan yang
berakar pada sejarahnya, BNI bertekad untuk memberikan pelayanan yang terbaik
bagi negeri, serta senantiasa menjadi kebanggaan negara.
Visi
Menjadi Bank kebanggaan nasional, yang menawarkan layanan terbaik
dengan harga kompetitif kepada segmen pasar korporasi, komersial dan
consumer.
Misi BNI
1. Memberikan layanan prima dan solusi yang bernilai tambah kepada seluruh
nasabah, dan selaku mitra pillihan utama (the bank choice).
3. Menciptakan kondisi terbaik sebagai tempat kebanggaan untuk berkarya dan
berprestasi.
4. Meningkatkan kepedulian dan tanggung jawab terhadap lingkungan sosial.
5. Menjadi acuan pelaksanaan kepatuhan dan tata kelola perusahaan yang baik.
4.1.3 PT BANK TABUNGAN NEGARA (Persero), Tbk
BTN lahir pada masa yang cukup sulit. Lahirnya BTN juga mempunyai
sejarah yang cukup panjang dalam memperjuangkan keberadaanya. Perjuangan
BTN telah dimulai sejak Belanda menginjakkan kakinya pertama kali di
Indonesia. Puncak dari perjuangan itu adalah pada tahun 1897, dimana pada saat
itu dikenal sebagai masa keramat. Para pelaku dalam pengembangan BTN pada
saat itu yakin bahwa tahun itulah sebagai puncak daripada cikal bakal pendirian
BTN. Hal ini didasari oleh adanya Koninklijk Besluit No. 27 di Hindia Belanda
atau dalam istilah Indonesia istilah ini lebih familiar dikenal dengan nama surat
keputusan yang menyatakan adanya pendirian POSTSPAARBANK.
Visi
Menjadi bank yang terkemuka dalam pembiayaan perumahan
Misi
1. Memberikan pelayanan unggul dalam pembiayaan perumahan dan industri
terkait, pembiayaan konsumsi dan usaha kecil menengah.
2. Meningkatkan keunggulan kompetitif melalui inovasi pengembangan produk,
jasa dan jaringan strategis berbasis teknologi terkini.
3. Menyiapkan dan mengembangkan Human Capital yang berkualitas, profesional
4. Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip kehati-hatian
dan good corporate governance untuk meningkatkan Shareholder Value.
5. Mempedulikan kepentingan masyarakat dan lingkungannya.
4.1.4 PT BANK RAKYAT INDONESIA, Tbk
Pada awalnya Bank Rakyat Indonesia (BRI) didirikan di Purwokerto, Jawa
Tengah oleh Raden Aria Wirjaatmadja dengan nama Hulp-en Spaarbank der
Inlandsche Bestuurs Ambtenaren atau Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum
Priyayi yang berkebangsaan Indonesia (pribumi). Berdiri tanggal 16 Desember 1895,
yang kemudian dijadikan sebagai hari kelahiran BRI. Berdasarkan Undang-Undang
No. 14 tahun 1967 tentang Undangundang Pokok Perbankan dan Undang-undang No.
13 tahun 1968 tentang Undang-undang Bank Sentral, yang intinya mengembalikan
fungsi Bank Indonesia sebagai Bank Sentral dan Bank Negara Indonesia Unit II
Bidang Rular dan Ekspor Impor dipisahkan masing-masing menjadi dua Bank yaitu
Bank Rakyat Indonesia dan Bank Ekspor Impor Indonesia. Selanjutnya berdasarkan
Undang-undang No. 21 tahun 1968 menetapkan kembali tugastugas pokok BRI
sebagai Bank Umum. Sejak 1 Agustus 1992 berdasarkan Undang-undang Perbankan
No. 7 tahun 1992 dan Peraturan Pemerintah RI No. 21 tahun 1992 status BRI berubah
menjadi PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) yang kepemilikannya masih 100% di
tangan Pemerintah.
PT. BRI (Persero) yang didirikan sejak tahun 1895 didasarkan pelayanan
pada masyarakat kecil sampai sekarang tetap konsisten, yaitu dengan focus pada
Visi
Menjadi bank komersial terkemuka yang selalu mengutamakan kepuasan
nasabah.
Misi
1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan
kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi
masyarakat.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang tersebar
luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang profesional dengan
melaksanakan praktek good corporate governance.
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
4.1.5 Citibank,N.A
Citibank Indonesia (“Bank”) didirikan dengan Surat Keputusan Menteri
Keuangan No. D.15.6.1.4.23 tanggal 14 Juni 1968 untuk melakukan kegiatan
bank umum dan aktivitas devisa. Bank merupakan cabang dari dan dimiliki
sepenuhnya oleh Citigroup, Inc. – New York, USA. Pada tanggal 1 Juli 1976
melalui Surat Bank Indonesia No. 9/376/UPPB/PBD, diperoleh persetujuan untuk
mengubah nama dari First National City Bank, Jakarta Branch menjadi Citibank,
National Association (Citibank, N.A.) Jakarta Branch.
Sejak saat itu, Bank telah mendirikan beberapa kantor cabang di kota-kota
besar di Indonesia. Kantor Cabang yang pertama dibuka di Jalan Gatot Subroto di
membuka kantor kas di Jalan Jend Sudirman Kav. 1 pada tahun 1986 yang
kemudian berubah menjadi kantor cabang pada tahun 2009. Kantor cabang
Surabaya dibuka di Jalan Dr. Soetomo pada bulan Desember 1989. Kantor cabang
Bandung dibuka di Jalan Ir. H. Juanda pada bulan Agustus 1994, dan kantor
cabang Medan dibuka di Jalan Imam Bonjol No. 23 pada bulan Maret 2001.
Kantor Cabang Semarang dibuka di Jalan Pahlawan No. 5 pada bulan November
2002, diikuti dengan kantor cabang Denpasar yang dibuka pada bulan Mei 2004
di Jalan Teuku Umar 208-210. Beberapa tahun terakhir ini, Citi membuka
beberapa kantor kas di ibukota Jakarta.
Misi global Citi adalah untuk bekerja tanpa kenal lelah untuk melayani
individu, masyarakat, lembaga dan negara. Dengan 200 tahun pengalaman
menghadapi tantangan terberat di dunia dan memanfaatkan peluang yang tersedia,
kami berusaha untuk menciptakan hasil terbaik bagi nasabah kami dengan solusi
finansial yang sederhana, kreatif dan bertanggung jawab. Sebuah lembaga yang
menghubungkan lebih dari 1.000 kota, 160 negara dan jutaan orang, kami adalah
bank global Anda, kami adalah Citi.
Visi Citi di Indonesia adalah untuk menjadi Bank yang Paling Dikagumi
dan menjadi Corporate Citizen di negara ini dengan memberikan solusi yang
inovatif, bertanggung jawab dan terfokus kepada klien dengan tim terbaik di
industri.
4.1.6 HSBC
Sebagai pelopor perbankan modern terutama di negara-negara Asia, HSBC
Corporation Limited) memiliki sejarah yang panjang di Indonesia. Sejak HSBC
membuka kantor Indonesia pertamanya di Jakarta (yang dikenal sebagai Batavia)
pada tahun 1884, HSBC telah menyediakan berbagai jenis layanan dan produk
perbankan kepada para nasabah Indonesia dengan harapan dapat mengembangkan
peluang perdagangan dan investasi. Pada awalnya, layanan perbankan hanya
diberikan kepada perdagangan gula yang merupakan perdagangan yang sangat
penting pada saat itu dan kemudian operasinya diperluas ke Surabaya pada tahun
1896. Kemudian pada tahun 1994, HSBC meningkatkan keagenannya di
Semarang yang telah beroperasi sejak tahun 1878 menjadi Kantor Cabang.
Selama masa-masa yang penuh tantangan di pasar Indonesia dimana Bank
dipaksa untuk menutup kegiatannya selama Perang Dunia Kedua, dan
pertengahan tahun 1960-an, ketahanan HSBC benar-benar diuji. Setelah berusaha
membuka kembali kegiatannya di Indonesia setelah Perang Dunia Kedua dan
begitu pula setelah penutupan usahanya pada pertengahan tahun 1960-an, Bank
mendapat ijin perbankan baru pada tahun 1968 dimana Bank menjadi semakin
kokoh sejak saat itu dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu bank asing
terbesar yang beroperasi di Indonesia.
Saat ini, HSBC Indonesia menawarkan layanan perbankan dan keuangan
dengan jangkauan yang luas yang disesuaikan untuk memenuhi berbagai
kebutuhan, dari apa yang dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan multinasional
hingga usaha-usaha setempat dan kebutuhan-kebutuhan perorangan bagi
masyarakat Indonesia, seperti Korporasi dan Perbankan, Treasury, dan HSBC
Installment Loan, Kartu Kredit), kredit korporasi (kredit modal kerja, kredit
investasi), dana pihak ketiga (rekening giro, tabungan, deposito) dan layanan
lainnya seperti Wealth Management, Cash Management, Kustodian, Transaksi
Ekspor Impor, Remittance (pembayaran), Bank Garansi, dan transaksi derivatif.
Operasi Bank dilakukan di Kantor Cabang Utama di Jakarta dan Kantor – Kantor
Cabang Pembantu di Surabaya, Bandung, Batam, Semarang dan Medan.
Visi Grup HSBC
“menjadi lembaga pemberi layanan keuangan terbaik di dunia”
Misi Grup HSBC
“Kami telah menyusun tujuh prinsip global – tindakan yang akan kami
lakukan untuk membangun perusahaan pemberi layanan finansial berdasarkan
konsep rekomendasi baik sebagai tempat terbaik untuk bekerja maupun
melakukan kegiatan usaha.
1. Nasabah Kami – Layanan Unggul
Kami akan meningkatkan kepuasan nasabah dengan menghayati nilai-nilai
brand kami, sehingga nasabah merasakan bahwa HSBC adalah bank pilihan
terbaik.
2. Brand Kami – Bank Dunia Bertradisi Anda
Kami ingin menjadi lembaga keuangan terbaik di dunia. Pemahaman yang
lebih luas terhadap HSBC dimata para pemegang saham adalah prioritas utama
kami dan pada akhirnya akan meningkatkan kepemilikan saham HSBC di wilayah
yang lebih luas. Kami akan terus menitik beratkan pada kualitas etika bisnis kami
3. Budaya Kerja – Tempat Kerja Terbaik
Agar dapat dikenal sebagai pemberi kerja / lembaga jasa keuangan universal
yang paling disegani di dunia serta berorientasi pada nasabah, HSBC akan bersifat
progresif, perseptif, responsif, disegani dan adil dalam penerapan jenjang karir,
remunerasi dan pengelolaan kinerja, keberagaman, masa kerja dan keterlibatan di
masyarakat. Remunerasi akan dikaitkan langsung dengan tingkat keterlibatan
pegawai yang diperoleh dari perubahan ini.
4. Jaringan Global – Keunggulan Global
Kami harus bergabung dengan lebih baik, berdasarkan negara, saluran
distribusi dan kelompok nasabah dan untuk mencapai hal ini, kita akan
mendapatkan keuntungan baik secara langsung dan tidak langsung.
5. Bisnis Kami – Membangun Pertumbuhan Yang Berkelanjutan:
Kami akan terus berusaha untuk menjadi perusahaan yang berkembang
dengan fokus pada dana masyarakat dan meningkatnya kualitas aktiva tertimbang
menurut risiko yang terkendali. Hal ini didukung oleh sekuritisasi yang dijamin
oleh permodalan sendiri. Prioritas terhadap lokasi geografis dan segmen bisnis
akan didefinisikan dengan jelas, dengan tambahan penekanan pada bisnis asuransi
dan dana pensiun.
6. Teknologi Dan Proses – Mempersatukan Perusahaan:
Kegiatan usaha akan terus disempurnakan melalui sistem otomasi yang lebih
canggih pada produk-produk utama, pengurangan jumlah produk yang volumenya
agar lebih memenuhi kebutuhan nasabah. Selain itu, kami juga akan menyediakan
akses yang lebih leluasa.
7. Organisasi Kami – Mengarahkan dengan Bijaksana dan Mendelegasikan
dengan Kepercayaan:
Kantor Pusat akan menjadi centre of excellence yang didukung oleh komposisi
pegawai yang mencerminkan keragaman HSBC. Kantor Pusat harus menunjukkan
manfaat dan biaya yang jelas di negara tempatnya beroperasi. Country Manager
bertanggung jawab terhadap neraca yang dikelolanya dan akan mendapatkan
imbalan atas kegiatan usaha yang berhasil dijalankannya baik di dalam maupun
luar negeri, dengan bekerjasama untuk memberikan layanan yang terbaik bagi
nasabah melalui bisnis global kami di bidang Korporasi, Global Markets, Private
Banking dan Asuransi.
4.1.7 Standard Chartered Bank
Standard Chartered Bank beraspirasi untuk menjadi bank internasional
terbaik di dunia. Dengan dukungan lebih dari 75.000 karyawan yang terdiri atas
115 kebangsaan di lebih dari 70 negara, kami memiliki posisi solid untuk
mencapai pertumbuhan melalui berbagai kesempatan di berbagai pasar terbaik
dan penuh keragaman di dunia. Standard Chartered Bank memimpin dalam hal:
a. Perkembangan pasar yang dinamis
b. Produk dan layanan yang inovatif
c. Tim yang multikultural dan berprestasi
Standard Chartered Bank memiliki jaringan internasional yang meliputi
lebih dari 1.700 cabang dan lebih dari 5.800 ATM yang tersebar di wilayah Asia,
Afrika dan Timur Tengah. Kami hadir di lebih dari 70 negara di benua Asia
Pasifik, Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Inggris Raya dan Amerika. Saat
ini, Indonesia merupakan kontributor keenam terbesar dalam jaringan global
Standard Chartered Bank. Sebagai salah satu bank tertua di Indonesia, Standard
Chartered Bank telah hadir di Indonesia selama 150 tahun, sejak tahun 1863.
Pada saat ini Standard Chartered mempekerjakan lebih dari 2200 karyawan
dan secara konsisten memberikan lebih dari 100 peluang kerja baru setiap
tahunnya, selama 3 tahun terakhir. Selain itu, saat ini juga terdapat lebih dari 100
orang Indonesia yang berkarir di berbagai jaringan global Standard Chartered di
seluruh dunia. Saat ini, Standard Chartered Bank merupakan salah satu dari 5
bank internasional terdepan dengan jejak geografis terbesar di Indonesia yang
mencakup 27 kantor cabang di 8 kota dengan dukungan lebih dari 49.000 ATM
Bersama. Pada tahun 2006, bersama mitra strategis kami yaitu PT Astra
Internasional, kami menginvestasikan hampir USD 200 juta dan mengakuisisi
89% kepemilikan saham di Permata Bank, yang merupakan bank kedelapan
terbesar di Indonesia. Keberhasilan ini memposisikan Standard Chartered Bank
sebagai investor asal negara Inggris terbesar di industri perbankan Indonesia.
Selain itu, melalui akuisisi yang dilakukan oleh Group Standard Chartered Bank
atas American Express Bank pada awal tahun 2008, kini terdapat kesempatan
besar untuk semakin memperluas layanan di pasar yang lebih spesifik, yaitu
4.1.8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi UFJ LTD
Di Indonesia, BTMU merupakan salah satu bank asing terbesar. Kantor
cabang BTMU di Indonesia berlokasi di Jakarta, yang memiliki 2 anak cabang di
Surabaya dan Bandung serta beberapa kantor pelayanan (service point).
Bank ini berasal dari 4 bank berikut:
1. Bank of
2.
Mitsubishi-3. Sanwa
4. Tokai Lippo Bank
Bank of Tokyo dan Mitsubishi Bank memulai operasi menjadi Bank of
Tokyo Mitsubishi Bank pada
UFJ Indonesia pada
Lebih dari 50 tahun menjadi mitra dalam dunia usaha antara Indonesia dan
Jepang, The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd., Cabang Jakarta menjalankan
perannya sebagai perantara dalam perekonomian Indonesia. The Bank of
Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd., Cabang Jakarta (“Bank”) merupakan kantor cabang yang
berkantor Pusat di Tokyo, Jepang yang berlokasi di Gedung Midplaza I Lt. 1-3, Jl.
Jend. Sudirman Kav. 10- 11, Jakarta 10220, dengan 100% kepemilikan sahamnya
oleh Mitsubishi UFJ Financial Group, Inc. (MUFG). MUFG merupakan
perusahaan terbuka dimana sahamnya diperdagangkan di bursa saham Tokyo,
Osaka, Nagoya dan New York. Jumlah Modal Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
Ltd, cabang Jakarta per posisi 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp 32.852
Financial Group, Inc. (MUFG), dan sebagai cabang dari The Bank of
Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd. The Bank of Tokyo Tokyo-Mitsubishi UFJ Ltd, cabang Jakarta
(Bank) mendukung misi kelompok usaha “Untuk menjadi dasar dari kekuatan,
berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan nasabah, melayani masyarakat, serta
mendorong pertumbuhan bersama dan berkelanjutan untuk dunia yang lebih
baik”.
Untuk mewujudkan Visi Perusahaan kami yaitu "Menjadi kelompok
keuangan paling terpercaya di dunia," kami menekankan 3 (tiga) visi.
Visi-visi Bank adalah sebagai berikut:
1. Bekerja sama untuk melebihi harapan nasabah
a. Berusaha untuk memahami dan menanggapi kebutuhan nasabah yang
beragam.
b. Memelihara dan mengharapkan tingkat profesionalisme dan keahlian
tertinggi, yang didukung oleh kekuatan konsolidasi kami.
2. Memberikan dukungan yang handal dan konstan kepada nasabah
a. Memberikan prioritas tertinggi untuk melindungi
b. kepentingan nasabah.
c. Mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang
d. sehat dan berkelanjutan.
e. Mempertahankan sebuah organisasi solid yang
f. efektif, profesional, dan responsif.
a. Meningkatkan kekuatan dan kemampuan untuk menarik basis nasabah
global yang setia.
b. Beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dalam ekonomi global dan
dampaknya terhadap kebutuhan nasabah.
4.2 Hasil Penelitian
4.2.1Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dimana data-data yang
dikumpulkan, diklasifikasikan, dan diinterpretasikan secara objektif sehingga
memberikan informasi dan gambaran mengenai topik yang dibahas. Deskriptif
variabel dependen yaitu Non Performing Loan (NPL) dan variabel independen
yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposits Ratio (LDR), Net Interest
Margin (NIM), Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Biaya Operasional terhadap
Pendapatan Operasional (BOPO), Bank Size, Return on Equity (ROE), Gross
Domestic Product (GDP) dan Inflasi.
1. Non Performing Loan (NPL)
Perkembangan rasio NPL pada bank pemerintah dan bank asing pada periode
Tabel 4.1
Rasio NPL Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
2.09 2.03 0.25 2.39 1.47 1.63 1.02 1.18
Rata-rata 6.93 6.15 4.34 5.30 3.30 2.86 2.20 2.22
Tertinggi 17.08 9.29 10.49 15.84 7.15 7.87 4.87 4.71
Terendah 2.09 2.03 0.25 1.52 1.47 1.12 0.53 0.69
Sumber: website Bank pemerintah dan Bank Asing (data diolah)
Tabel 4.1 menunjukkan rata-rata rasio NPL bank pemerintah dan bank asing
pada tahun 2006. 2007. 2008. 2009. 2010. 2011. 2012 dan 2013 adalah 6.93%.
6.15%. 4.34%. 5.30%. 3.30%. 2.86%. 2.20% dan 2.22%. Tahun 2006, rasio NPL
tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu sebesar 17.08%.
sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
LTD yaitu sebesar 2.09%. Tahun 2007, rasio NPL tertinggi dimiliki oleh HSBC
yaitu sebesar 9.29%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh The Bank of
Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 2.03%.
Tahun 2008, rasio NPL tertinggi dimiliki oleh HSBC yaitu sebesar 10.49%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
LTD yaitu sebesar 0.25%. Tahun 2009, rasio NPL tertinggi dimiliki oleh HSBC
yaitu sebesar 15.84%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh Citibank. N.A
Chartered Bank yaitu sebesar 7.15%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 1.47%.
Tahun 2011, rasio NPL tertinggi dimiliki oleh Standard Chartered Bank yaitu
sebesar 7.87%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh HSBC yaitu sebesar 1.12%. Tahun 2012, rasio NPL tertinggi dimiliki oleh Standard Chartered Bank
yaitu sebesar 4.87%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh HSBC yaitu sebesar 0.53%. Tahun 2013, rasio NPL tertinggi dimiliki oleh Standard Chartered
Bank yaitu sebesar 4.71%. sedangkan rasio NPL terendah dimiliki oleh HSBC
yaitu sebesar 0.69%.
2. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Perbandingan Capital Adequacy Ratio (CAR) pada bank pemerintah dan bank
asing dapat dilihat pada Tabel 4.2 sebagai berikut:
Tabel 4.2
Rasio CAR Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
34.94 36.19 36.37 39.31 34.79 39.96 57.64 75.04 Rata-rata 20.55 19.96 18.04 20.6 18.44 19.4 22.81 24.75 Tertinggi 34.94 36.19 36.37 39.31 34.79 39.96 57.64 75.04
Terendah 15.06 13.34 12 11.9 13.19 14.1 15.48 14.49
Sumber: website Bank pemerintah dan Bank Asing (data diolah)
Tabel 4.2 menunjukkan rata-rata rasio CAR bank pemerintah dan bank asing
19.96%. 18.04%. 20.6%. 18.44%. 19.4%. 22.81% dan 24.75%. Tahun 2006, rasio
CAR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD Tbk yaitu
sebesar 34.94%. sedangkan rasio CAR terendah dimiliki oleh HSBC yaitu
sebesar 15.06%. Tahun 2007, rasio CAR tertinggi dimiliki oleh The Bank of
Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 36.19%. sedangkan rasio CAR terendah
dimiliki oleh Standard Chartered Bank yaitu sebesar 13.34%.
Tahun 2008, rasio CAR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi
UFJ LTD yaitu sebesar 36.37%. sedangkan rasio CAR terendah dimiliki oleh
HSBC yaitu sebesar 12%. Tahun 2009, rasio CAR tertinggi dimiliki oleh The
Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 39.31%. sedangkan rasio CAR
terendah dimiliki oleh Standard Chartered Bank yaitu sebesar 11.9%. Tahun
2010, rasio CAR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD
yaitu sebesar 34.79%. sedangkan rasio CAR terendah dimiliki oleh HSBC yaitu
sebesar 13.19%.
Tahun 2011, rasio CAR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi
UFJ LTD yaitu sebesar 39.96%. sedangkan rasio CAR terendah dimiliki oleh
Standard Chartered Bank yaitu sebesar 14.1%. Tahun 2012, rasio CAR tertinggi
dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 57.64%.
sedangkan rasio CAR terendah dimiliki oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
yaitu sebesar 15.48%. Tahun 2013, rasio CAR tertinggi dimiliki oleh The Bank of
Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 75.04%. sedangkan rasio CAR terendah
3. Loan to Deposits Ratio (LDR)
Perbandingan Loan to Deposits Ratio (LDR) pada bank pemerintah dan bank
asing dapat dilihat pada Tabel 4.3 sebagai berikut:
Tabel 4.3
Rasio LDR Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
131,74 116,19 178,44 162,58 171,49 231,38 250,4 282,9 Rata-rata 77,2 73,67 89,93 87,27 91,78 98,2 106,77 116,15 Tertinggi 131,74 116,19 178,44 162,58 171,49 231,38 250,4 282,9
Terendah 49 54,3 59,2 59,15 65,44 66,65 71,35 82,97
Sumber: website Bank pemerintah dan Bank Asing (data diolah)
Tabel 4.3 menunjukkan rata-rata rasio LDR bank pemerintah dan bank asing
pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 adalah 77,2%,
73,67, 89,93%, 87,27%, 91,78%, 98,2%, 106,77%, dan 116,77%. Tahun 2006,
rasio LDR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD Tbk
yaitu sebesar 131,74%, sedangkan rasio LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank
Negara Indonesia Tbk yaitu sebesar 49%. Tahun 2007, rasio LDR tertinggi
dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 116,19%,
sedangkan rasio LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk
yaitu sebesar 54,3%,
Tahun 2008, rasio LDR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi
Bank Mandiri (Persero) Tbk yaitu sebesar 59,2%. Tahun 2009, rasio LDR
tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar
162,58%, sedangkan rasio LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk yaitu sebesar 59,15%. Tahun 2010, rasio LDR tertinggi dimiliki
oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 171,49%, sedangkan
rasio LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Mandiri (Persero) yaitu sebesar
65,44%,
Tahun 2011, rasio LDR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi
UFJ LTD yaitu sebesar 231,38%, sedangkan rasio LDR terendah dimiliki oleh
Citibank,N.A yaitu sebesar 66,5%, Tahun 2012, rasio LDR tertinggi dimiliki oleh
The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 250,4%, sedangkan rasio
LDR terendah dimiliki oleh Citibank,N.A yaitu sebesar 71,35%, Tahun 2013,
rasio LDR tertinggi dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu
sebesar 282.9%, sedangkan rasio LDR terendah dimiliki oleh PT. Bank Mandiri
(Persero) yaitu sebesar 82,97%.
4. Net Interest Margin (NIM)
Perbandingan Net Interest Margin (NIM) pada bank pemerintah dan bank
Tabel 4.4
Rasio NIM Bank Pemerintah dan Bank Asing Tahun 2006-2013 8 The Bank of Tokyo- Mitsubishi
UFJ LTD
4,33 3,89 3,77 0,87 0,7 3,08 2,56 2,6
Rata-rata 6,58 6,52 6,55 5,34 5,32 5,5 5,16 5,06
Tertinggi 11,16 10,86 10,18 9,14 10,77 9,58 8,42 8,55
Terendah 4,33 3,71 3,77 0,87 0,7 3,08 2,56 2,6
Sumber: website Bank pemerintah dan Bank Asing (data diolah)
Tabel 4.4 menunjukkan rata-rata rasio NIM bank pemerintah dan bank asing
pada tahun 2006, 2007, 2008, 2009, 2010, 2011, 2012 dan 2013 adalah 6,58%,
6,52%, 6,55%, 5,34%, 5,32%, 5,5%, 5,16%, dan 5,06%. Tahun 2006, rasio NIM
tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar 11,16%,
sedangkan rasio NIM terendah dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ
LTD yaitu sebesar 4,33%. Tahun 2007, rasio NIM tertinggi dimiliki oleh PT.
Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar 10,86%, sedangkan rasio NIM terendah
dimiliki oleh Standard Chartered Bank yaitu sebesar 3,71%,
Tahun 2008, rasio NIM tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia
Tbk yaitu sebesar 10,18%, sedangkan rasio NIM terendah dimiliki oleh The Bank
of Tokyo-Mitsubishi UFJ LTD yaitu sebesar 3,77%. Tahun 2009, rasio NIM
tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Rakyat Indonesia Tbk yaitu sebesar 9,14%,
sedangkan rasio NIM terendah dimiliki oleh The Bank of Tokyo-Mitsubishi UFJ