• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Abortus 1. Pengertian

Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Di bawah ini dikemukakan beberapa definisi para ahli tentang abortus. Menurut Eastman : Abortus adalah keadaan terputusnya suatu kehamilan dimana fetus belum sanggup hidup sendiri di luar uterus. Belum sanggup diartikan apabila fetus itu beratnya terletak antara 400-1000 gram, atau usia kehamilan kurang dari 20 minggu. Menurut Jeffcoa: Abortus adalah keluarnya hasil konsepsi sebelum usia kehamilan 20 minggu. Menurut Holmer : Abortus adalah terputusnya kehamilan sebelum minggu ke 16, dimana proses plasentasi belum selesai.6

2. Macam-macam Abortus

a. Abortus Provakatus ( Induced Abortion ).(6, 10)

Abortus Provakatus adalah abortus yang disengaja, baik dengan memakai obat-obatan maupun alat-alat. Abortus ini dibagi menjadi dua yaitu :

1) Abortus Medisinalis

Abortus Medisinalis adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat membahayakan jiwa ibu ( berdasarkan indikasi medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2-3 tim dokter ahli.

2) Abortus Kriminalis

Abortus Kriminalis adalah abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis.

(2)

Abortus Spontan adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului faktor mekanis ataupun medisinalis, semata-mata disebabkan oleh faktor-faktor alamiah.

Abortus Spontan dapat dibagi atas :

1) Abortus kompletus ( keguguran lengkap )

Artinya seluruh hasil konsepsi dikeluarkan (desidua dan fetus) sehingga rongga rahim kosong

2) Abortus Inkompletus ( keguguran bersisa )

Artinya hanya sebagian dari hasil konsepsi yang dikeluarkan, yang tertinggal adalah desidua dan plasenta

3) Abortus Insipiens ( keguguran sedang berlangsung )

Artinya abortus yang sedang berlangsung, dengan ostium sudah terbuka dan ketuban yang teraba, kehamilan tidak dapat dipertahankan lagi

4) Abortus Iminens ( keguguran membakat )

Artinya keguguran membakat dan akan terjadi, dalam hal ini keluarnya fetus masih dapat dicegah dengan memberikan obat-obat hormonal dan antispasmodika serta istirahat

5) Missed Abortion

Artinya keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalam rahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih.

Fetus yang meninggal ini ( a ) bisa keluar dengan sendirinya dalam 2-3 bulan sesudah fetus mati; ( b ) bisa diresorbsi kembali sehingga hilang; ( c ) bisa jadi mongering dan menipis yang disebut : fetus papyraceus ; atau ( d ) bisa jadi mola karnosa, dimana fetus yang sudah mati satu minggu akan mengalami degenerasi dan air ketubannya diresorbsi.

6) Abortus Habitualis ( keguguran berulang )

Artinya keadan dimana penderita mengalami keguguran berturut-turut 3 kali atau lebih

7) Abortus Infeksiosus dan abortus Septik

Abortus Infeksiosus adalah keguguran yang disertai infeksi genital, sedangkan abortus Septik adalah keguguran disertai infeksi berat dengan

(3)

penyebaran kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah atau peritoneum

3. Tanda dan Gejala

Tanda dan Gejala terjadi pada abortus adalah :11

a. Terlambat haid atau amenore kurang dari 20 minggu.

b. Pada pemeriksaan fisik : Keadaan umum tampak lemah atau kasadaran menurun, tekanan darah normal atau menurun, denyut nadi normal atau cepat dan kecil, suhu badan normal atau meningkat.

c. Perdarahan pervagina, mungkin disertai keluarnya jaringan hasil konsepsi. d. Rasa mulas atau keram perut di daerah atas simpisis, sering disertai nyeri

pinggang akibat kontraksi uterus. e. Pemeriksaan ginekologi :

1) Inspeksi vulva : Perdarahan pervagina, ada atau tidak jaringan hasil konsepsi, tercium atau tidak bau busuk dari vulva.

2) Inspekula : Osteum uteri terbuka atau sudah tertutup, ada atau tidak cairan atau jaringan berbau busuk dari ostium.

3) Colok Vagina : porsio masih terbuka atau sudah tertutup, besar uterus atau lebih kecil dari usia kehamilan, tidak nyeri saat porsio digoyang.

f. Plasenta sign (gejala plasenta) yaitu perdarahan dari pembuluh-pembuluh darah sekitar plasenta.

g. Pada pemeriksaan bimanual, uterus membesar, besar uterus sesuai dengan riwayat haid, tidak mendatar dan mempunyai konsistensi hamil normal.

B. Komplikasi Abortus.9 1. Perdarahan

Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu pemberian tranfusi darah. Kematian karena perdarahan dapat terjadi apabila pertolongan tidak diberikan pada waktunya.

2. Perforasi : sering terjadi sewaktu dilatasi dan kuretase yang dilakukan oleh tenaga yang tidak ahli seperti bidan dan dukun. Perforasi uterus pada kerokan dapat

(4)

terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi. Jika terjadi peristiwa ini, penderita perlu diamati dengan teliti. Jika ada tanda bahaya, perlu segera dilakukan laparatomi, dan tergantung dari luass dan bentuk perforasi, penjahitan luka perforasi atau perlu histeroktomi. Perforasi uterus pada abortus yang dikerjakan oleh orang awam menimbulkan persoalan gawat karena perlukaan uterus biasanya luas, mungkin pula terjadi perlukaan pada kandung kemih atau usus. Dengan adanya dugaan atau kepastian terjadinya perforasi, laparatomi harus segera dilakukan untuk menentukan luasnya cedera, untuk selanjutnya mengambil tindakan-tindakan seperlunya guna mengatasi komplikasi.

3. Infeksi dan tetanus 4. Payah ginjal akut

5. Syok, pada abortus dapat disebabkan oleh : ( a ) perdarahan yang banyak disebut syok hemoragik; dan ( b ) infeksi berat atau sepsis disebut syok septic atau endoseptik

C. Hal-hal yang Menyebabkan Abortus.(9, 11) 1. Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi

Kelainan hasil konsepsi dapat menyebabkan kematian janin atau cacat. Kelainan berat biasanya menyebabkan kematian mudigah pada hamil muda. Faktor-faktor yang menyebabkan kelainan dalam pertumbuhan adalah sebagai berikut :

(5)

a. Kelainan kromosom

Kelainan yang sering ditemukan pada abortus spontan adalah trisomi, poliploidi, dan kemungkinan pula kelainan kromosom seks.

b. Lingkungan kurang sempurna

Bila lingkungan di endometrium disekitar tempat implantasi kurang sempurna sehingga pemberian zat-zat makanan pada hasil konsepsi terganggu.

c. Pengaruh dari luar

Radiasi, virus, obat-obat dan sebagainya dapat mempengaruhi baik hasil konsepsi maupun lingkungan hidupnya dalam uterus. Pengaruh ini umumnya dinamakan pengaruh teratogen.

2. Kelainan pada plasenta

Endarteritis dapat terjadi dalam villi koriales dan menyebabkan oksigenisasi plasenta terganggu, sehingga menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kematian janin. Keadaan ini bisa terjadi sejak kehamilan muda misalnya karena hipertensi menahun.

3. Penyakit Ibu

Penyakit mendadak, seperti pneumonia, tifus abdominalis, malaria, dan lain-lain dapat menyebabkan abortus. Toksin, bakteri, virus atau plasmodium dapat melalui plasenta masuk ke janin, sehingga menyebabkan kematian janin dan kemudian terjadilah abortus. Anemia berat, keracunan, peristonitis umum, dan penyakit menahun seperti mononukleosis infeksiosa, toksoplasmosis juga dapat menyebabkan abortus walaupun lebih jarang.

4. Kelainan traktus genitalis

Retroversio uteri, miomata uteri atau kelainan bawaan uterus dapat menyebabkan abortus. Tetapi, harus dapat diingat bahwa hanya retroversio uteri gravidi inkarserata atau mioma submukosa yang memegang peranan penting, sebab lain abortus dalam trimester ke-2 adalah serviks. Inkompeten yang dapat disebabkan oleh kelemahan-kelemahan pada serviks, dilatasi serviks berlebihan, amputasi, atau robekan serviks luas yang tidak dijahit.

D. Pengobatan

Proses dari keguguran atau abortus kadang-kadang tidak sempurna adanya, sebagian dari plasenta mungkin masih tertinggal di uterus dan perdarahanpun tidak

(6)

berhenti sampai bagian-bagian yang tertinggal itu sudah dikeluarkan. Karena sebab ini maka operasi untuk mengeluarkan bagian-bagian yang tertinggal ini harus segera dilaksanakan, yaitu dengan membedah rongga rahim secara keseluruhan. Operasi kecil ini harus dilakukan di Rumah Sakit, dalam kasus lain semua kandungan keluar pada saat keguguran dan pada umumnya akan diberikan obat-obat seperti ergotrate, yang akan membuat uterus berkonsentrasi sehingga tidak perlu kekurangan darah secara berlebihan.11

E. Faktor yang mendorong abortus:

Faktor yang mendorong abortus meliputi beberapa permasalahan : 1. Dampak ekonomi :

a) anak terlalu banyak, penghasilan suami terbatas dan sebagainya. (khususnya untuk ibu-ibu peserta KB yang mengalami kegagalan kontrasepsi )

b) PHK ( misal: Pekerja Pabrik atau Perusahaan, Bank Swasta ) c) Belum bekerja

2. Dampak sosial :

a) Putus sekolah atau kuliah b) Malu pada tetangga

c) Masa depan keluarga suram d) Dan sebagainya.

Dari semua dampak tersebut diatas bisa menimbulkan ibu rumah tangga menjadi strees. Untuk itu sebagai kepala keluarga berusaha untuk mencari atau membuka lapangan kerja baru guna mendapatkan pendapatan atau hasil yang memadai agar bisa menjangkau kebutuhan keluarga, yang mana keluarga tersebut bisa mengubah ekonomi lemah menjadi ekonomi yang lebih tinggi atau cukup .

F. Diagnosa Banding Abortus

Meskipun gambaran klinik dari abortus pada umumnya mudah dikenali tetapi kadang-kadang masih terdapat kesalahan dalam mendiagnosis. Oleh karena itu dalam mendiagnosis suatu kasus abortus, perlu pertimbangan diagnosis banding abortus.(11,

13)

(7)

1. Kehamilan ektopik terganggu

Pada kehamilan ektopik ditemukan amenorea disertai perdarahan pervaginam, rasa nyeri di perut bagian bawah, tumor dibelakang uterus dan tes kehamilan selalu bereaksi positif kuat karena kadar HCG yang tinggi.

2. Mola hidatidosa

Pada Mola hidatidosa tinggi fundus uteri umumnya lebih besar dari lama kehamilan. Amenorea dan perdarahannya bisa lebih banyak dan kadang-kadang pada darah yang keluar terdapat gelembung Mola didalamnya dan reaksi kehamilan negatif.

3. Kehamilan dengan kelainan pada serviks

Polip uteri, mioma uteri dan karsinoma servisis uteri. 4. Perdarahan implantasi

Dapat timbul sekitar saat haid yang di perkirakan. Biasanya jumlahnya lebih dari darah haid hari pertama siklus yang normal, tidak ada nyeri atau nyeri pinggang penyerta.

G. Trauma

Trauma dapat di bagi menjadi 2 yaitu : (10, 14) 1. Trauma langsung

Lokal injuri terhadap yang hamil khususnya penetrasi benda tajam. 2. Trauma tak langsung

(8)

H. Keluarga Berencana

Menurut WHO definisi Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan suami istri untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mendapatkan kelahiran yang memang diinginkan, menentukan jumlah anak dalam keluarga, mengontrol waktu kehamilan dalam hubungan dengan umur suami istri.17

Sedangkan menurut UU RI No. 10 tahun 1992, Keluarga Berencana adalah upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan usia perkawinan, pengaturan kelahiran, pembinaan katahanan keluarga, peningkatan kesejahteraan keluarga untuk mewujudkan keluarga kecil bahagia dan sejahtera.17

Adapun ciri-ciri akseptor serta perkembanganya dapat digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan program telah cukup merata yang berarti telah mencakup seluruh golongan masyarakat dan apakah pelaksanaan program telah mencapai sasaran program, misalnya : Program telah mencapai wanita-wanita yang tergolong umur muda, program telah mencapai wanita-wanita yang berpendidikan rendah, miskin dan di daerah pedesaan.17

I. Kerangka teori

Dengan melihat teori-teori di atas maka dapat digambarkan secara skematis sebagai berikut :

Kehamilan anggur Kehamilan diluar rahim Pemakaian kontrasepsi. Trauma Penyebab : - Kelainan pertumbuhan hasil konsepsi. - Kelainan pada plasenta. - Penyakit ibu. - Kelainan traktus genitalis. Kehamilan yang tidak diinginkan Kejadian abortus pada akseptor KB. Sosial ekonomi - Pendapatan perkapita - Jumlah anak

(9)

J. Kerangka Konsep

Variabel bebas Variabel terikat

Jumlah anak Pendapatan perkapita. - Frekuensi abortus pada akseptor KB. K. Hipotesa

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ada hubungan antara jumlah anak dengan frekuensi abortus pada akseptor KB yang dilayani di Puskesmas Mijen.

b. Ada hubungan antara pendapatan perkapita dengan frekuensi abortus pada akseptor KB yang dilayani di Puskesmas Mijen.

Referensi

Dokumen terkait

R-Square Adjusted -0,011 Nilai koefisien regresi atas pengaruh langsung antara variabel struktur modal dan variabel penghindaran pajak sebesar -0,172 menunjukkan

Beberapa survei dan penelitian menguatkan bahwa betapa penting kemampuan untuk bisa mendengar, bahkan banyak penelitian yang menyimpulkan bahwa kemampuan seseorang untuk

Secara tidak langsung juga kita telah lihat bahwa olimpiade fisika telah memberikan dampak bagi yang besar bagi bangsa Indonesia bukan hanya karena siswa-siswa yang menang bisa

terhadap praktik manajemen laba,akan tetapi sampel yang digunakan adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan hasil menunjukan bahwa

matematika anak melalui permainan harta karun geometri pada setiap butir amatan; (5) mengkonversi skor ke dalam pedoman penilaian berstandar 100; (6) menentukan status

Peserta mengikuti interview tentang pengembangan usaha yang mereka miliki, dalam hal ini tenant wajib membuat business plan yang harus di presentasikan di depan seluruh

kelas V.A SD Negeri 002 Muara Lembu. Aktivitas guru pada pertemuan pertama siklus I sebesar 64.2% sedangkankan pada pertemuan kedua meningkat menjadi 75%. Siklus II

Sujiono (2005:1.5) menjelaskan beberapa peran motorik halus pada perkembangan anak, antara lain: a) pembiasaan anak untuk senang bergerak akan semakin baik dilakukan