• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dimas Prihatno dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dimas Prihatno dkk /Jurnal Ilmiah Peternakan 2(1): , September 2014"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

277

PENGARUH PENGGUNAAN Azolla microphylla DAN Lemna polyrhizza DALAM PAKAN ITIK PEKING PADA BEDA LEVEL PROTEIN TERHADAP INCOME OVER FEED COST (IOFC) DAN BIAYA

PRODUKSI

(The use of Azolla Microphylla and Lemna Polyrhizza effect in Peking duck’s Feed to differentiation of Protein Level against Income Over Feed Cost IOFC and Production Cost)

Dimas Prihatno, Roesdiyanto, dan Krismiwati Muatip Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto

e-mail : The_dheemaz@yahoo.com ABSTRAK

Penelitian dilakukan untuk mengkaji penggunaan Azolla m. dan Lemna p. dengan level protein pakan itik Peking terhadap IOFC dan biaya produksi. Metode penelitian menggunakan metode eksperimental in vivo dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial (3x4) dengan tiga ulangan. Materi penelitian adalah itik Peking unsexed umur lima minggu sebanyak 108 ekor ditempatkan dalam 36 unit petak kandang. Pakan perlakuan terdiri atas: konsentrat, jagung giling, bekatul, ampas tahu, minyak sayur, mineral B12, limestone, Azolla m. dan Lemna p.. Level protein pakan yaitu P1=16%; P2=18%; P3=20%, masing-masing level protein dikombinasikan dengan Azolla m. dan Lemna p. 0% sebagai kontrol AL0, 15% Azolla m. 5% Lemna p. sebagai AL1, 10% Azolla m. 10% Lemna p. sebagai AL2, 5% Azolla m. 15% Lemna p. sebagai AL3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, interaksi penggunaan Azolla m. dan Lemna p. dengan level protein pakan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap IOFC tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap biaya produksi. Uji lanjut BNJ menunjukkan ada beda nyata antara P3AL1 dengan P3AL3 dan uji lanjut orthogonal polynomial mengikuti garis regresi Y= 412647,73-43597,983x + 1209,8750x2 dengan R2= 72,0606%. Level protein pakan berpengaruh tidak nyata (P>0,05) terhadap IOFC dan biaya produksi. Penggunaan Azolla m. dan Lemna p. berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap IOFC tetapi berpengaruh tidak nyata terhadap biaya produksi. Uji lanjut BNJ menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap IOFC. Disimpulkan bahwa, interaksi kombinasi level protein dan Azolla m. dan Lemna p. diperoleh IOFC sebesar Rp 80.800,- dengan biaya produksi Rp 49.350,- pada itik Peking umur 8 minggu (P3AL1).

Kata kunci : Itik Peking, IOFC, Biaya produksi ABSTRACT

The research was conducted to assess the use of Azolla m. and Lemna p. inPeking duck’s feed protein level on IOFC and production costs. The research methods used experimental methods by in vivo with completely randomized design (CRD), (3x4) factorial with three replications. The research materials were unsexed Peking duck five-week old 108 heads, and were placed in the cage plots of 36 units. The feed treatment consisted of: concentrate, milled co rn, bran, tofu, vegetable oils, mineral B12, limestone, Azolla m. and Lemna p.. Feed protein level is P1=16%, P2=18%, P3=20%, respectively for protein level combined with Azolla m. and Lemna p. 0% as AL0 control, 15% Azolla m. 5% Lemna p. as AL1, 10% Azolla m. 10% Lemna p. as AL2, 5% Azolla m. 15% Lemna p. as a AL3. The results showed that, the interaction with the use of Azolla m. and Lemna p. and feed protein level was highly significant (P<0.01) on IOFC but not significant on the cost of production. Further HSD test showed that there was no significant difference between P3AL1 with P3AL3 and further tests of following orthogonal polynomial showed a regression line Y=412647.73-43597.983x + 1209.8750x2 with R2=72.0606%. Feed protein level did not affect significantly (P>0.05) on IOFC and production costs. The use of Azolla m. and Lemna p. significantly affect (P<0.05) IOFC but not significant effect on the cost of production. Further HSD test showed

(2)

278

there was no significant affect on IOFC. It was concluded that the combination of the level of protein interaction and Azolla m. and Lemna p. obtained an IOFC of Rp 80,800,- with production costs of Rp 49,350,- at the age of 8 weeks Peking duck (P3AL1).

Keyword : Peking duck, IOFC, and Production costs PENDAHULUAN

Itik merupakan jenis unggas yang memiliki potensi dwiguna yaitu sebagai penghasil telur dan daging. Sifat lain yang dimiliki oleh itik pedaging ialah produksi telurnya cukup banyak, meski tidak sebanyak itik petelur. Ternak itik merupakan salah satu alternatif yang dapat digunakan untuk mendukung kebutuhan masyarakat akan pangan yang bergizi. Sumbangan daging asal ternak itik secara nasional masih sangat rendah, menurut Ditjenak (2004) peranan itik sebagai penghasil daging hanya 1,91% dari 1,16 juta ton produksi daging. Daging itik saat ini mulai banyak peminatnya, hal ini bisa dilihat dengan banyaknya rumah makan yang menyediakan menu daging itik. Sumber daging itik bisa berasal dari itik betina afkir atau itik jantan yang sengaja dibesarkan untuk pedaging. Untuk mencapai bobot badan antara 1100 – 1200 g diperlukan waktu 10 minggu dengan konversi pakan 4,19 – 6,02 (Sinurat, dkk., 1993; Iskandar, dkk., 1995).

Seiring dengan peningkatan kebutuhan dan permintaan masyarakat akan protein hewani, disamping peran yang dimainkan oleh unggas darat terutama ayam, unggas air juga memberikan sumbangan yang cukup besar. Akan tetapi dalam upaya peningkatannya terkendala oleh biaya pakan yang cukup tinggi. Hal ini cukup beralasan karena biaya pakan ternak merupakan biaya yang terbesar jika dibandingkan dengan biaya produksi lainnya, yaitu sekitar 60-70% (Muslim, 1992). Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk mencari sumber bahan baku yang lebih murah, mudah didapat, bergizi baik, tetapi tidak bersaing dengan kebutuhan manusia, yaitu Azolla sp. dan Lemna sp. Azolla microphylla adalah nama tumbuhan paku-pakuan akuatik yang mengapung di permukaan air. Tanaman Azolla memiliki kandungan protein yang cukup tinggi yaitu 28,12 % berat kering (Handajani, 2000). Azolla yang digunakan sebagai suplementasi bahan pakan kaya akan nutrisi dan selain tinggi protein yaitu sekitar 25-35 %, juga kaya asam amino esensial, vitamin (vitamin A, vitamin B12 dan beta karoten) juga mineral (Ca, P, Fe, dan Mg). Pada kondisi kering, Azolla mengandung 25-35% protein, 10-15% mineral, dan 7-10% asam amino. Karbohidrat dan lemak dari Azolla juga rendah, sehingga sangat baik sebagai pakan (Kamalasanana, 2005). Azolla dan Lemna adalah dua jenis tanaman air yang dapat tumbuh di mana saja. Pertumbuhannya yang sangat cepat yaitu hanya dalam waktu 3-4 hari dapat menjadi dua kali lipat dari jumlah semula, maka dianggap sebagai gulma. Kedua bahan tersebut memiliki ketersediaan yang cukup banyak dan dapat sebagai bahan pakan alternatif`

METODE

Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah itik Peking unsexed umur lima minggu sebanyak 108 ekor, kandang ukuran panjang 60 cm; lebar 60 cm; tinggi 50 cm sebanyak 36 petak kandang berkapasitas tiga ekor itik, tempat pakan dan minum lengkap sebanyak 36 buah. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pakan perlakuan yang terdiri atas: pakan konsentrat, jagung giling, bekatul, ampas tahu, minyak sayur, mineral B12, kapur/ limestone, Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza.

(3)

279

Adapun komposisi nutrien pakan percobaan tersaji pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Nutrien Pakan

Bahan Pakan BK (%) EM (Kkal/kg) Protein (%) Lemak (%) Serat (%) Ca (%) P (%)

Jagung** 86 3400 8,6 2,4 3,5 0,02 0,27 Bekatul** 86 2500 14,0 12,4 6,0 0,05 1,48 Konsentrat 87 2195 38 4,0 6,0 0,8 0,35 Ampas Tahu** 11,43 2500 25,6 12,5 27,1 0,94 0,9 Minyak Sayur - 8600 - - - - -Mineral B12 100 - - - - 49 14 Limestone** 100 - - - - 40 -Azolla microphylla* 90,8 2000 23,28 3,3 15,25 0,45 0,16 Lemna polyrrhiza* 86 1363 13,2 5,38 11,49 0,142 0,266

Keterangan : * Hasil analisis lab. IBMT, lab. INMT dan lab. Holtikultura (2012) ** Hartadi, dkk (1990)

HASIL DAN PEMBAHASAN Income Over Feed Cost (IOFC)

Income Over Feed Cost (IOFC) adalah selisih dari total pendapatan dengan total biaya pakan digunakan selama usaha ternak. Income Over Feed Cost (IOFC) diperoleh dengan menghitung penerimaan dikurangi total biaya pakan. Hasil perhitungan IOFC Itik Peking dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Nilai Income Over Feed Cost Itik Peking

Perlakuan Total Perlakuan Rataan ± Standar Deviasi

P1AL0 Rp 67.070 Rp 22.357 ± 1001,07 P1AL1 Rp 64.231 Rp 21.410 ± 2803,47 P1AL2 Rp 74.424 Rp 24.808 ± 1838,84 P1AL3 Rp 73.061 Rp 24.354 ± 4200,26 P2AL0 Rp 75.339 Rp 25.113 ± 1302,20 P2AL1 Rp 74.988 Rp 23.787 ± 1210,07 P2AL2 Rp 59.651 Rp 19.884 ± 1645,01 P2AL3 Rp 63.376 Rp 21.125 ± 1130,02 P3AL0 Rp 73.031 Rp 24.344 ± 1854,90 P3AL1 Rp 80.800 Rp 26.933 ± 1699,24 P3AL2 Rp 73.914 Rp 24.638 ± 1732,58 P3AL3 Rp 57.206 Rp 19.069 ± 1330,71 Total Rp 837.091 Rp 23.152 ± 2419,06

Pada Tabel 2 dapat dilihat bahwa, rataan IOFC itik Peking umur 8 minggu sebesar Rp 23.152 ± 2419,06 per ekor. IOFC terendah ada pada perlakuan P3AL3 yaitu sebesar Rp 57.206,-, sedangkan IOFC tertinggi ada pada perlakuan P3AL1 yaitu sebesar Rp 80.800,-.

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap IOFC maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 3.

(4)

280 Tabel 3. Analisis Keragaman

Sumber

Keragaman JK DB KT F-Hitung 0,05 F-Tabel 0,01

Perlakuan 1.844854E+08 11 1.677140E+07

Faktor A 9.771807E+06 2 4.885904E+06 1.2182 3,40 5,61

Faktor B 3.682612E+07 3 1.227537E+07 3.0606 * 3,01 4,72

Interaksi A*B 1.378875E+08 6 2.298125E+07 5.7299 ** 2,51 3,67

Galat 9.625775E+07 24 4.010740E+06

Total 2.807432E+08 35

Keterangan :

** : Sangat nyata

* : Nyata

Faktor A : Level Protein

Faktor B : Kombinasi Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza

Hasil perhitungan analisis keragaman menunjukkan bahwa, pemberian ransum dengan penambahan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza berpengaruh nyata pada Income Over Feed Cost itik peking umur 8 minggu (P<0,05), sehingga dilakukan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ). Uji Beda Nyata Jujur sering juga disebut uji Tukey (Honestly Significant Difference = HSD). Uji ini adalah uji lanjutan dari uji analisis keragaman yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti dan digunakan untuk membandingkan semua pasangan perlakuan yang ada. Hasil uji BNJ 5% terhadap IOFC dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Uji BNJ Taraf 5%

Perlakuan Rataan

AL0 23937,81a

AL1 24043,83a

AL2 23109,87a

AL3 21515,80a

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa, dengan notasi yang sama menunjukkan penambahan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza pada masing-masing perlakuan tidak berbeda nyata (P>0,05) terhadap IOFC. Namun, pada perlakuan AL1 yaitu Azolla microphylla 15% dan Lemna

polyrhizza 5% relatif lebih tinggi yaitu sebesar Rp 24.043,83 dibandingkan perlakuan lainnya.

Berdasarkan hasil analisis keragaman pada Lampiran 4 bahwa, pengaruh level protein terhadap IOFC tidak berbeda nyata (P>0,05). Hal ini berarti penggunaan level protein dan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza sebagai campuran pakan itik peking dari 16 % sampai dengan 20 % memberikan pengaruh yang sama terhadap IOFC.

Hasil analisis interaksi level protein dengan penggunaan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza terhadap IOFC yang menunjukkan pengaruh yang sangat nyata (P<0,01), sehingga dilakukan uji lanjut beda nyata jujur (BNJ). Hasil uji BNJ 1% terhadap IOFC dapat dilihat pada Tabel 5.

(5)

281 Tabel 5. Uji BNJ Taraf 1%

Perlakuan Rataan P1AL0 22356,63 abc P1AL1 21410,27 abc P1AL2 24808,00 abc P1AL3 24353,50 abc P2AL0 25112.97 ab P2AL1 23787,73 abc P2AL2 19883.53 bc P2AL3 21125.37 abc P3AL0 24343.83 abc P3AL1 26933,50 a P3AL2 24638.07 abc P3AL3 19068.53 c

Keterangan : Superskrip yang beda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata (P<0,05)

Berdasarkan Tabel 5 bahwa, interaksi pada perlakuan P3AL1 dan P3AL3 menunjukkan pengaruh yang nyata. Interaksi antara penambahan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza dengan pemberian level protein yang berbeda dengan rataan IOFC yang terbesar ada pada perlakuan P3AL1 dan rataan IOFC yang terkecil ada pada perlakuan P3AL3, maka dalam penelitian ini perlakuan yang terbaik adalah perlakuan P3AL1 dengan nilai rataan Rp 26.933,50. Uji Ortogonal Polinomial bertujuan untuk menguji kecenderungan hubungan fungsional antara perlakuan-perlakuan dan pengaruhnya terhadap peubah yang dikaji. Pengujian dengan metode Ortogonal Polinomial terhadap interaksi Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza pada level protein yang berbeda dengan taraf nyata 1% ditunjukkan pada Ilustrasi 1.

Ilustrasi 1. Hubungan Penggunaan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza dalam Pakan pada Beda Level Protein terhadap IOFC

Keterangan : A1 = P1AL1;P2AL1; P3AL1, A2 = P1AL2; P2AL2; P3AL2 , A3 = P1AL3; P2AL3;P3AL3

Ilustrasi 1 menunjukkan bahwa, ada interaksi hubungan penggunaan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza dalam pakan pada beda level protein terhadap IOFC, A1 pada protein 16% sampai 20% mengalami kenaikan, A2 pada protein 16% sampai 20% sempat turun pada level protein 18%, sedangkan A3 pada protein 16% sampai 20% mengalami penurunan. Perlakuan yang terbaik adalah P3AL1 pada protein 20%, namun interaksi terjadi pada level protein 16,98% dengan IOFC sebesar Rp 23.000. 15000 17000 19000 21000 23000 25000 27000 29000 14 16 18 20 22 IO FC Pakan Protein (%) A 1 Y= 412647,73 - 43597,983x + 1209,8750x2 R2= 72,0606%

(6)

282 Biaya Produksi

Biaya Tetap

Biaya tetap adalah biaya yang tidak habis pemanfaatannya dalam satu periode, namun dapat menyusut nilainya. Biaya tetap yang dikeluarkan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Biaya Tetap

Biaya Tetap

Sewa tempat dan Biaya listrik Rp 360.000

Tempat Pakan Rp 108.000

Sewa Tempat Minum Rp 36.000

Sewa alat-alat kelistrikan Rp 350.000

Pembuatan kandang Rp 564.000

TOTAL Rp 1.418.000

Berdasarkan Tabel 6 bahwa, biaya listrik sudah disatukan dengan biaya sewa tempat selama pemeliharaan Itik Peking sampai umur 8 minggu sebesar Rp 360.000 dan untuk tempat pakan sebanyak 36 buah dengan harga Rp 3.000/buah. Pembuatan kandang unit percobaan dilakukan di kandang “J”, Experimental Farm, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman.

Biaya Tidak Tetap

Biaya tidak tetap (Variabel) adalah biaya yang dikeluarkan berdasarkan banyaknya barang yang digunakan dalam sebuah proses produksi. Biaya tidak tetap untuk penelitian ini meliputi biaya pembelian DOD, pakan, obat dan jerami padi. Biaya Tidak Tetap yang dikeluarkan selama penelitian dapat dilihat pada Tabel .7

Tabel 7. Biaya Tidak Tetap

Biaya Tidak Tetap

Bibit (DOD) Rp 993.000

Pakan Rp 2.009.100

Obat Rp 13.200

Jerami Rp 100.000

TOTAL Rp 3.115.900

Bibit DOD itik Peking didapatkan dari Jawa Timur. Harga DOD itik Peking adalah Rp 9200/ekor dikalikan jumlah itik Peking semua percobaan yaitu 108 ekor, sehingga total biaya untuk pembelian bibit DOD itik Peking adalah sebesar Rp 993.000,-. Pada penelitian ini menggunakan ransum basal yang terdiri atas: campuran kosentrat, jagung giling, bekatul, ampas tahu, minyak sayur, mineral B12 dan kapur. Harga pakan 1 Kg ransum basal adalah sebesar Rp 4.447,-.

Penyakit snot yang menyerang itik diobati dengan obat Sulfamix, Sulfamix adalah sejenis obat sulfa.Obat ini dapat digunakan untuk mengobati Coccidiosis (penyakit berak darah), Pullorum (berak kapur), Coryza (snot, pilek, muka bengkak), berak hijau (Acute kolera), dan CRD (batuk, ngorok).

Jerami digunakan sebagai alas kandang dengan tujuan untuk mengurangi bau yang ditimbulkan dari feses itik peking. Pada setiap petak kandang dialasi dengan jerami. Jerami juga dapat sebagai penghangat alami kandang serta sebagai penyerap kotoran.

(7)

283

Berdasarkan Tabel 9 dan Tabel 10 bahwa total biaya produksi yang dikeluarkan selama penelitian adalah sebesar Rp 4.533.300,-. Biaya variable merupakan biaya terbesar dari biaya produksi jika dibandingkan dengan biaya tetap.

Untuk mengetahui pengaruh perlakuan terhadap Biaya produksi maka dilakukan analisis keragaman yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Analisis Keragaman Biaya Produksi Sumber

Variasi Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah Hitung F 0.05 F Tabel 0.01

Perlakuan 11 A 2 10.359.802.222 5.179.901.111 0.576 3.4 5.61 B 3 9.975.485.556 3.325.161.852 0.3697 3.01 4.72 A x B 6 43.593.877.778 7.265.646.296 0.8079 2.51 3.67 Error 24 215.845.553.333 8.993.564.722 Total 35 279.774.718.889

Keterangan : Faktor A : Level Protein, Faktor B : Kombinasi Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza

Hasil analisis keragaman pada Tabel 9 menunjukkan bahwa, pemberian ransum dengan penambahan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza berpengaruh tidak nyata terhadap biaya produksi itik peking umur 8 minggu (P>0,05). Level protein berpengaruh tidak nyata terhadap biaya produksi (P>0,05). Hasil analisis interaksi level protein dengan penggunaan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza menunjukkan berpengaruh tidak nyata terhadap biaya produksi (P>0,05). Hal ini diduga karena tingkat konsumsi masing-masing itik Peking relatif sama sehingga biaya yang dikeluarkan pun hampir seimbang. Biaya produksi terendah terdapat pada perlakuan P2AL2 sebesar Rp 45.354,-, namun tidak diimbangi dengan pencapaian bobot badan yang optimal sedangkan yang tertinggi terdapat pada perlakuan P3AL1 sebesar Rp 49.350,- yang diimbangi dengan pencapaian bobot badan yang optimal. Hasil perhitungan biaya produksi dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9. Biaya produksi

Perlakuan Bobot Badan (Kg) Total Perlakuan Standar Deviasi

Total Biaya Produksi per Perlakuan 1 2 3 P1AL0 1,524 1,556 1,595 1,558.33 35.56 Rp 48.949 P1AL1 1,418 1,577 1,426 1,473.67 89.58 Rp 46.987 P1AL2 1,718 1,609 1,611 1,646.00 62.36 Rp 49.217 P1AL3 1,538 1,469 1,801 1,602.67 175.19 Rp 48.727 P2AL0 1,616 1,668 1,734 1,672.67 59.14 Rp 48.398 P2AL1 1,573 1,560 1,639 1,590.67 42.36 Rp 48.844 P2AL2 1,545 1,393 1,363 1,433.67 97.58 Rp 45.354 P2AL3 1,497 1,487 1,484 1,489.33 6.81 Rp 46.392 P3AL0 1,545 1,646 1,614 1,601.67 51.62 Rp 47.774 P3AL1 1,733 1,650 1,791 1,724.67 70.87 Rp 49.350 P3AL2 1,589 1,523 1,609 1,573.67 45.00 Rp 48.715 P3AL3 1,449 1,428 1,367 1,414.67 42.59 Rp 46.431

(8)

284

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, interaksi kombinasi level protein dan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza diperoleh IOFC sebesar Rp 80.800,- dengan biaya produksi Rp 49.350,- pada itik Peking yang dipelihara sampai umur 8 minggu (P3AL1).

DAFTAR PUSTAKA

Ditjenak. 2004. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Bina Produksi Peternakan. Departemen Pertanian RI. Jakarta.

Handajani, H. 2000. Peningkatan Kadar Protein Tanaman Azolla microphylla dengan Mikrombision Anabaena azollae dalam berbagai konsentrasi N dan P yang berbeda pada media tumbuh. IPB. Bogor

Iskandar, S., D. Zainuddin, T. Susanti., A.R. Setioko dan U. Hidayat. 1995. Kinerja anak itik jantan Mojosari diberi pakan yang disimpan dengan tepung zeolit atau arang tempurung kelapa. Jurnal Ilmu Peternakan. 8(2):32 – 37. Balai penelitian Ternak Ciawi, Bogor.

Kamalasanana, P. P. 2005. Azolla: A sustainable feed for livestock. http://www. acres-wild. com/The%20Farm. shtml. Diakses pada 2 September 2012.

Muslim, D.A. 1992. Budidaya Mina Itik. Kanisius. Yogyakarta.

Sinurat, A. P., Miftah dan T. Pasaribu, 2000. Pengaruh Sumber dan Tingkat Energi Ransum terhadap Penampilan Itik Lokal. Balai Penelitian Ternak. Bogor.

Gambar

Tabel 2. Nilai Income Over Feed Cost Itik Peking
Tabel 4. Uji BNJ Taraf 5%
Ilustrasi 1. Hubungan Penggunaan Azolla microphylla dan Lemna polyrhizza dalam Pakan pada                           Beda Level Protein terhadap IOFC
Tabel 7. Biaya Tidak Tetap
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil koefisien korelasi (r) pada Lampiran 4 dapat diketahui nilai korelasi sebesar 0,37 sehingga diketahui bahwa terdapat hubungan yang positif antara variabel

Hasil penelitian menunjukan adanya kesesuaian dengan hipotesis yaitu “ada hubungan yang positif antara antara konsep diri dengan motivasi membeli produk

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa mean akhlak siswa terhadap sesama manusia program Fullday School di kelas XI SMA IT Abu Bakar

137 5 Device Databases and Classes: Get with the group 151 6 Build a Mobile Web App Using a Framework: The Tartanator 217 7 Mobile Web Apps in the Real World: Super mobile web

dan sesuai dengan persyaratan mutu bahan yang ditetapkan dalam Rencana.. Pengendalian yang diterapkan dalam proyek. pembangunan Gedung Convenience Store &amp; Office

Kesinambungan antara program diklat, buku kurikulum RBPMD, RPMD, buku soal dan buku studi kasus2. Kerapihan dan

Dari struktur ongkos yang mencerminkan dampak langsung perubahan harga BBM terhadap ongkos produksi usaha industri pascapanen dan pengolahan hasil pertanian

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana mengetahui user experiences terhadap produk iDigital Museum, dengan studi kasus Aplikasi Interaktif dengan tema