• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 MANAJEMEN RANTAI PASOK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1 MANAJEMEN RANTAI PASOK"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

II.1 MANAJEMEN RANTAI PASOK

Manajemen rantai pasok merupakan sebuah pola terpadu menyangkut proses aliran produk dari pemasok, manufaktur, pengecer hingga pada konsumen akhir. Setiap komponen tersebut tersusun dalam sebuah organisasi yang menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada pelanggan. Layaknya sebuah organisasi, setiap bagian di dalamnya akan saling berhubungan untuk mencapai satu tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan penyaluran barang (Indrajit dan Djokopranoto 2002).

Berdasarkan definisi tersebut, dapat dinyatakan bahwa rantai pasok adalah jaringan logistik. Pada hubungan ini, ada beberapa pemain utama yang merupakan perusahaan-perusahaan dengan kepentingan yang sama, yaitu pemasok, manufaktur, distributor, pengecer dan pelanggan. Rantai pasok pada hakikatnya adalah jaringan organisasi yang menyangkut hubungan ke hulu (upstream) dan hilir (downstream), dalam proses dan kegiatan yang berbeda dan menghasilkan nilai dalam bentuk barang dan jasa di tangan pelanggan akhir (Indrajit dan Djokopranoto 2002).

Prinsip utama dalam manajemen rantai pasok ialah mencipatakan sinkronisasi aktivitas yang beragam dan membutuhkan pendekatan holistik. Prinsip mengintegrasi aktivitas-aktivitas dalam rantai pasok ialah untuk menciptakan sebuah resultan besar bukan hanya untuk tiap anggota sistem tetapi untuk keseluruhan sistem. Kunci kesuksesan dalam pelaksanaan manajemen rantai pasok adalah adanya saling ketergantungan, kepercayaan, komunikasi yang terbuka, dan keuntungan bersama. Hal ini berkaitan dengan hubungan para pemain utama dengan pelaku lainnya yang dapat saling terhubung dari pemasok hingga konsumen akhir (Simchi et al. 2000).

Persaingan pasar yang ketat dapat dimenangkan bila rantai pasok sebuah perusahaan dapat menyediakan produk dengan harga murah, berkualitas, tepat waktu dan bervariasi. Hal ini berkaitan dalam upaya pemenuhan kepuasan konsumen. Konsumen akan loyal untuk menggunakan produk jika produk tersebut dapat memuaskan mereka, terutama dari hal harga, variasi dan kualitasnya. Ketiga hal ini juga tidak akan berpengaruh jika tidak dapat sampai ke tangan konsumen pada waktu yang tepat. Tujuan utama pelaksanaan manajemen rantai pasok adalah untuk mengantarkan produk dengan kualitas baik dan harga sesuai pada waktu yang tepat kepada konsumen. Manajemen rantai pasok juga ditujukan untuk mengefisienkan perjalanan logistik dari raw material sampai produk jadi agar biaya produksi dapat diminimasi (Pujawan 2005).

Prinsip dasar manajemen rantai pasok meliputi 5 hal, yaitu:

1. Prinsip integrasi; elemen yang terlibat dalam manajemen rantai pasok merupakan satu kesatuan.

2. Prinsip jejaring; semua elemen berada dalam hubungan kerja yang selaras. 3. Prinsip ujung ke ujung; proses produksinya mencakup elemen dari hulu ke hilir.

4. Prinsip saling tergantung; diperlukan kerjasama yang saling menguntungkan pada setiap elemen untuk mencapai manfaat.

5. Prinsip komunikasi; keakuratan data menjadi penting dalam jaringan untuk menjalin ketepatan informasi dan material

Manajemen rantai pasok yang terintegrasi harus memiliki semua prinsip di atas, sehingga aliran informasi dari satu elemen ke elemen lain tetap terjaga. Informasi merupakan bagian paling penting dalam pelaksanaan manajemen rantai pasok, semakin akurat informasi yang diperoleh maka semakin baik kinerja manajemen rantai pasok sebuah perusahaan. Informasi yang baik ini juga harus

(2)

didukung dengan ketergantungan antar elemen sehingga kerjasama terjalin baik (Said dan Ilham 2005).

Aliran informasi dalam manajemen rantai pasok terbagi ke dalam tiga bagian, yaitu: 1) Aliran produk dan jasa (flow of products and service); 2) Aliran uang (flow of money); dan 3) Aliran dokumen (flow of document). Keseimbangan aliran ketiga informasi ini membuat rantai pasok berjalan dengan baik dan dapat memenuhi tujuan (Indrajit dan Djokopranoto 2002). Salah satu kegunaan dari adanya aliran informasi adalah untuk menentukan jumlah persediaan pada waktu tertentu untuk memenuhi permintaan konsumen. Manajemen persediaan menjawab pertanyaan berapa banyak persediaan yang perlu dicadangkan untuk mengatasi fluktuasi permintaan pelanggan dan pengiriman pemasok.

Ruang lingkup manajemen rantai pasok sangat luas, sehingga terbagi ke dalam 3 bagian besar, yaitu: 1) Supply Chain Upstream, mengatur manajemen pengadaan dari pemasok raw materials sampai ke manufaktur; 2) Manufacturing, aliran informasi di dalam industri. Mengatur semua aktivitas produksi dari bahan baku sampai produk jadi; 3) Supply Chain Downstream, mengatur manajemen distribusi dan transportasi, mulai dari produk keluar dari manufaktur sampai pengguna akhir, bagian ini mencakup manajemen pergudangan yang juga mengatur persediaan di dalam gudang (Waters, 2003).

Salah satu sistem yang dipakai dalam perencanaan distribusi adalah konsep Distribution

Requirements Planning (DRP), sistem ini mendorong persediaan dari pabrik ke gudang. Keputusan

penambahan kembali persediaan dilakukan di pabrik. Keuntungan dari sistem ini adalah tercapainya skala ekonomis pada manajemen gudang utama. DRP menentukan kebutuhan dari setiap gudang yang tersusun dalam struktur distribusi perusahaan, sehingga didapatkan total produk yang harus tersedia pada periode waktu tertentu di gudang utama. Penyusunan DRP harus dilengkapi dengan pembuatan

Bill of Distribution (BOD), sebuah metode untuk menggambarkan struktur distribusi perusahaan.

Disusun secara hirarkis, sehingga permintaan dari struktur terendah akan dipertimbangkan dalam struktur di atasnya (Waters 2003).

Perencanaan transportasi berhubungan langsung dengan perencanaan distribusi. Penelitian ini mencoba untuk menerapkan pola pengiriman satu truk menuju banyak tujuan dengan menggunakan metode Minimum Spanning Tree (MST). MST adalah sebuah pohon yang dapat didefinisikan dengan sebuah graf. Graf berarah dan graf tidak berarah adalah subgraf yang setiap node atau simpulnya terkoneksi satu sama lain. Sebuah graf, dapat memberikan pohon rentang yang berbeda. Pada setiap ruas (edge), akan diberikan bobot untuk menentukan nilai edge tersebut dibanding dengan yang lain. Setiap bobot edge dibandingkan dengan bobot edge yang lain untuk menentukan arah simpul berikutnya. Pemilihan simpul ini didasarkan pada jenis algoritma yang akan digunakan (Pettie dan Ramachandran 2001). Algoritma yang digunakan dalam penilitian ini adalah Prims Algorithm, salah satu algoritma dalam MST dengan mengambil satu titik terlebih dahulu sebagai titik awal keberangkatan. Prims cocok digunakan dalam perencanaan transportasi karena pasti titik awalnya adalah gudang pusat, dan kemudian menuju ke setiap gudang regional (Anonim, 2011).

1I.2 DATA MINING

Data dan informasi memiliki nilai dan pengertian yang berbeda. Data dikatakan sebagai bahan mentah dari informasi, sedangkan informasi adalah data yang sudah dikelola sedemikian rupa sehingga memiliki nilai tambah untuk mengambil keputusan. Sumber daya pada sebuah perusahaan terdiri dari lima, yaitu: material, manusia, mesin (fasilitas dan energi), uang, dan data atau informasi. Berbeda dengan empat sumber daya lainnya, data atau informasi sifatnya invisible. Tumpukan-tumpukan data yang dihasilkan oleh perusahaan saat beraktivitas dan bertransaksi lebih tidak terlihat

(3)

lagi, bahkan sering dianggap tidak ada nilainya. Pada bagian inilah penggalian data menjalankan perannya, membuat data yang sebelumnya dianggap tidak bernilai menjadi sangat berharga (Sulianta dan Juju 2010).

Penggalian data atau data mining (DM) adalah serangkaian proses untuk menggali nilai tambah dari suatu kumpulan data berupa pengetahuan yang selama ini tidak diketahui secara manual. Sehingga dengan DM dapat mengungkapkan pola-pola tersembunyi dari sebuah data. Alasan utama untuk menggunakan DM adalah membantu dalam analisis koleksi pengamatan perilaku. DM merupakan pengambilan informasi yang tersembunyi, dimana informasi tersebur sebelumnya tidak dikenal dan berpotensi bermanfaat. Proses ini meliputi sejumlah pendekatan teknis yang berbeda anseperti clustering, data summarization, learning classification rules dan sebagainya (Han dan Kamber 2001).

Salah satu tuntutan dari DM adalah penerapan pada data berskala besar yang memerlukan metodologi sistematis, tidak hanya ketika melakukan analisa saja tetapi juga ketika mempersiapkan data dan juga melakukan interpretasi dari hasilnya sehingga dapat menjadi aksi ataupun keputusan yang bermanfaat. DM dipahami sebagai suatu proses yang memiliki tahapan-tahapan tertentu dan juga ada umpan balik dari setiap tahapan ke tahapan sebelumnya. Pada umumnya proses DM berjalan interaktif karena tidak jarang hasil DM pada awalnya tidak sesuai dengan harapan analisnya sehingga perlu dilakukan desain ulang proses. Berikut tahapan dalam DM:

1. Pembersihan data (untuk membuang data yang tidak konsisten dan noise) 2. Integrasi data (penggabungan dari beberapa sumber)

3. Transformasi data (data diubah menjadi bentuk yang sesuai untuk digali) 4. Aplikasi teknik Penggalian data

5. Evaluasi pada pola yang ditemukan (untuk menemukan yang menarik atau bernilai) 6. Presentasi pengetahuan (dengan teknik visualisasi)

Tar get Dat a Ba sis Dat a Ba sis Dat a Ba s is D a ta

Pembersihan dan Pengintegrasian Data

Data yang sudah ditransformasi Transformasi dan Seleksi Data

Penggalian Data

Pola

Pengetahuan Evaluasi dan Interpretasi

Sumber: Han dan Kamber (2001)

(4)

Beberapa teknik DM yang dapat digunakan untuk penentuan target pasar menurut Kusnawi (2007) adalah:

a) Klasifikasi

Suatu teknik dengan melihat pada kelakuan dan atribut dari kelompok yang telah didefinisikan. Teknik ini memberikan klasifikasi pada data baru dengan memanipulasi data yang ada dan telah diklasifikasi dan dengan menggunakan hasilnya untuk memberikan sejumlah aturan. Decision tree adalah salah satu teknik klasifikasi yang paling mudah untuk diinterpretasikan, yaitu struktur flowchart yang menyerupai pohon (tree), dimana setiap simpul internal menandakan suatu tes pada atribut, setiap cabang merepresentasikan kelas atau distribusi kelas. Alur pada decision tree ditelusuri dari simpul akar ke simpul daun yang memegang prediksi. Algoritma decision tree yang paling terkenal adalah C4.5, tetapi untuk penanganan data besar biasanya digunakan neural network, genetic algorithm, fuzzy,

case-based reasoning dan k-nearest reasoning.

b) Asosiasi

Digunakan untuk mengenali kelakuan dari kejadian-kejadian khusus atau proses dimana hubungan asosiasi muncul pada setiap kejadian. Contoh dari aturan asosiatif adalah dari analisa pembelian di pasar swalayan, dapat diketahui seberapa besar kemungkinan seorang pembeli membeli susu dan roti pada waktu yang bersamaan yang kemudian akan mempengaruhi desain tataletak pasar swalayan.

c) Penggerombolan

Berbeda dengan asosiasi dan klasifikasi dimana kelas data telah ditentukan sebelumnya, penggerombolan melakukan pengelompokan data tanpa berdasarkan kelas data tertentu. Bahkan penggerombolan dapat dipakai untuk memberikan label pada kelas data yang belum diketahui. Prinsip penggerombolan adalah memaksimalkan kesamaan antar anggota satu kelas dan meminimumkan kesamaan antar kelas..

Teknik penggalian data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik klasifikasi, digunakan untuk mendapatkan pola perencanaan transportasi dalam perusahaan. Data diambil dari setiap transaksi pengiriman produk ke masing-masing distributor. Data pengiriman ini mencakup tempat tujuan, jumlah produk yang dikirim, kendaraan yang digunakan, kapasitas kendaraan, jarak tempuh, dan biaya angkut. Total biaya angkut akan menjadi fungsi tujuan (goal) dan faktor lainnya sebagai atribut. Permasalahan ini akan diselesaikan dengan menggunakan algoritma decision tree,

Konsep algoritma decision tree adalah mengubah data menjadi pohon keputusan (decision

tree) dan aturan-aturan keputusan (rules). Data yang dapat diolah menggunakan algoritma ini adalah

yang bersifat biner atau diskret. Data dinyatakan dalam bentuk tabel dengan atribut dan record. Atribut menyatakan suatu parameter yang dibuat sebagai kriterian dalam pembentukan tree. Salah satu atribut merupakan atribut yang menyatakan data solusi per item data yang disebut dengan target atribut. Data tersebut akan mengalami tiga tahapan sebelum dinyatakan sebagai decision tree (Rokach dan Maimon, 2008). Pertama data akan diubah menjadi bentuk tree, lalu setelah tree terbentuk diubah menjadi aturan-aturan (rules), kemudian terakhir akan disederhanakan.

Penggunaan algoritma decision tree memiliki beberapa keunggulan dibanding teknik lainnya, yaitu: Berguna dalam mengeksplorasi data, sehingga data yang tersembunyi dapat diolah dan dikembangkan lagi; Dapat menjabarkan dengan lebih sederhana proses pengambilan keputusan yang kompleks sehingga pengambilan keputusan akan lebih menginterpretasikan solusi dari permasalahan; Dapat dijadikan tool pengambilan keputusan terakhir; dan Mengubah keputusan yang kompleks menjadi lebih sederhana, spesifik, dan mudah (Sulianta dan Juju, 2010).

(5)

II.3 SISTEM INFORMASI

Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sistem informasi merupakan suatu kombinasi yang terorganisasi antara perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam suatu organisasi. Sistem informasi juga terdiri dari input (data, perintah) dan output (laporan, kalkulasi). Sistem akan memproses input tersebut yang menghasilkan output. Output akan digunaan oleh pengguna atau didistribusikan ke sistem lain (O'Brien 2008).

Perencanaan distribusi dan transportasi dengan menggunakan teknik penggalian data dalam penelitian ini juga akan dirancang sistem informasinya. Sehingga pengguna dapat menerapkan metode dengan lebih mudah dan akurat. Adanya sistem informasi membantu perencanaan dan pembentukan

rules dari decision tree dengan lebih cepat.

Data adalah fakta-fakta yang belum diolah atau gambaran-gambaran lebih lanjut dari benda-benda, kejadian-kejadian, kegiatan-kegiatan dan transaksi-transaksi yang ditangkap, direkam, disimpan, dan diklasifikasikan, tetapi tidak disusun untuk menyampaikan arti khusus lainnya (Turban 2001). Data dalam sebuah basis data hirarki diorganisasikan dalam struktur pohon dengan hubungan satu ke satu atau satu ke banyak, atau banyak ke banyak. Sistem basis data adalah sekumpulan data yang dapat digunakan bersama-sama dan saling berhubungan secara logika, deskripsi, serta dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi yang diperlukan sebuah organisasi. Penggunaan sistem basis data juga bertujuan agar data dapat diakses lebih mudah, cepat, dan akurat (McLeod 2001). Hal ini diterapkan dalam sistem informasi sehingga secara mudah informasi didapat.

II.4 UNIFIED MODELING LANGUAGE

Unified Modeling Language (UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar

dalam perancangan perangkat lunak. UML berfungsi untuk visualisasi, merancang, dan mendokumentasikan sistem perangkat lunak. Adanya UML akan memudahkan perancangan sistem dan pengembangan sistem (Dharwiyanti and Wahono, 2003). UML mendefinisikan notasi dan

syntax/semantic. Notasi UML merupakan sekumpulan bentuk khusus untuk menggambarkan berbagai

diagram piranti lunak. Setiap bentuk memiliki makna tertentu, dan UML syntax mendefinisikan bagaimana bentuk-bentuk tersebut dapat dikombinasikan. Notasi UML terutama diturunkan dari 3 notasi yang telah ada sebeumnya: Grady Booch OOD (Object Oriented Design), Jim Rumbaugh OMT (Object Modeling Technique), dan Ivar Jacobson OOSE (Object-Oriented Software Engineering).

UML merupakan bahasa standar yang digunakan untuk menjelaskan dan memvisualisasikan artifak dari proses analisa dan desain berorientasi objek. UML menjadi bahasa yang dapat digunakan untuk berkomunikasi dalam perspektif objek antara pengguna dengan developer, developer dengan

developer design, dan developer pemprograman. Pemodelan visual membantu untuk menangkap

struktur dan kekuatan dari objek, mempermudah penggambaran interaksi antara elemen dalam sistem, dan mempertahankan konsistensi antara desain dan implementasi dalam pemprograman (Munawar, 2005).

Pada dasarnya UML memiliki beberapa jenis diagram, yaitu: 1. Use case diagram (diagram kasus)

2. Class diagram (diagram kelas) 3. Object diagram (diagram objek) 4. Statechart diagram (diagram keadaan) 5. Activity diagram (diagram aktivitas) 6. Sequence diagram (diagram urutan)

(6)

7. Component diagram (diagram komponen) 8. Deployment diagram (diagram penyebaran) 9. Collaboration diagram (diagram kolaborasi) Konsepsi dasar diagram-diagram di atas adalah:

Tabel 1. Konsepsi Dasar Diagram UML

Area Utama Tampilan Diagram Konsep Utama

Struktural

Statis Kelas Kelas, Asosiasi, Generalisasi, Ketergantungan, Realisasi, Tampilan Antarmuka

Kasus Kasus Kasus, Aktor, Asosiasi, Perpanjangan, Keanggotaan, Generalisasi Kasus

Implementasi Komponen Komponen, Tampilan Antarmuka, Ketergantungan, RealisasiRealisasi

Penyebaran Penyebaran Node, Komponen, Ketergantungan, Lokasi

Dinamis

Keadaan

Sitem Keadaan Keadaan, Kejadian, Transisi, Aksi

Aktivitas Aktivitas Keadaan, Aktivitas, Kelengkapan Transisi, Penggabungan

Interaksi Urutan Interaksi, Objek, Pesan, Aktivasi

Kolaborai Kolaborasi, Interaksi, Aturan Kolaborasi, Pesan Manajemen

Model

Manajemen

Model Kelas Paket, Sub sitem, Model Perpanjangan Semua

tampilan

Semua

diagram Kendala, Stereotipe, nilai tag Sumber: Munawar (2005)

Namun dalam prakteknya tidak semua diagram harus dibuat, tergantung pada kompleksitas perangkat lunak yang akan dibuat (Dharwiyanti dan Wahono 2003).

II.5 BAN

Ban merupakan produk olahan karet alam yang digunakan sebagai bantalan antara kendaraan dan jalanan. Kegunaan ban adalah untuk memperkecil gesekan antara velg dan jalanan, menjaga kendaraan untuk tetap bisa berjalan dalam keadaan basah, bersalju, ataupun kering. Ban akan menciptakan keseimbangan lateral pada kendaraan sehingga dapat berjalan dengan baik. Ban yang diproduksi oleh PT. Goodyear Indonesia memiliki beberapa keunggulan, yaitu: Gesekan yang sangat kecil dengan jalan sehingga mengurangi abrasi pada ban, tahan lama, berjalan stabil pada kondisi jalan yang tidak teratur, mendukung steering response, memiliki resistensi rendah, dan terasa empuk saat dikendarai.

Pembuatan ban mobil ini menggunakan bahan baku karet alam, karet sintetis, carbon black, minyak, bahan kimia, bead wire, dan tire cord. Tahap pertama karet alam, karet sintetis, minyak, carbon black, dan campuran bahan kimia akan dimasak dalam suhu tinggi agar meleleh dan langsung dibentuk lembaran. Lembaran karet tersebut akan dipotong sesuai dengan ukuran ban yang diinginkan. Sebagian hasil pelelehan karet ini digunakan untuk melapisi tire cord, dan akan menjadi tapak ban paling luar.

Hasil potongan kemudian disusun berlapis, dengan kerangka bead wire di kanan kirinya. Hasil dari pelapisan ini dinamakan green tires, sebuah ban yang masih polos tidak memiliki mal apapun di sisi luar. Tahap terakhir, ban akan dicetak sesuai mal, menggunakan alat boom press.

(7)

Bentuk mal menentukan pada jalanan seperti apa ban dapat berjalan dengan baik (Saloka, 2011). Pengelompokkan ban berdasarkan kegunaannya adalah sebagai berikut:

Tabel 2. Pengelompokkan Ban berdasarkan Kegunaan

Sumber: PT. Goodyear Indonesia, Tbk (2010)

Perusahaan ini juga sudah memberikan identitas pada setiap produk yang diproduksi. Pemberian identitas berguna untuk menelusuri produk jika sudah sampai ke luar pabrik. . Identitas ini terukir langsung pada bagian side wall dari sebuah ban yang terdiri atas:

Tire Width adalah lebar penamapang dari ban yang bersentuhan dengan jalan

Height Ratio, merupakan perbandingan antara tire width dan section height atau dikenal dengan lebar ban dari velg sampai ke atas

Tire Construction, menunjukkan jenis ban tersebut, radial atau ligh truck Rim Diameter, diameter velg yang harus digunakan untuk ban tersebut

Load Index, mernunnjukkan berat maksimum yang diperkenankan untuk ban tersebut misal:

load index (89) maka setiap ban hanya dapat menopang berat 580 kg

Speed Index, menunjukkan kecepatan maksimum yang mampu dilakukan oleh ban. Misal:

speed index (H) maka kecepatan maksimumnya hanya 210 km/jam.

Selain itu, setiap ban akan memiliki tag tersendiri, yang menunjukkan kapan ban diproduksi, yang disebut dengan serial week. Ban meskipun seperti terlihat benda kuat yang dapat tersimpan lama, namun ban juga harus sudah dipakai oleh konsumen sebelum berumur 2 tahun. Ban dengan umur lebih dari 2 tahun, akan retak-retak bagian telapaknya dan merembet kelapisan di bawahnya, dan sudah termasuk barang rusak yang tidak bisa dijual. Oleh karena itu prinsip first in first out (FIFO) harus tetap dijalankan pada industri ban (Saloka 2011).

Proses pembuatan ban secara sederhana dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Pencampuran Ban

Pembuatan ban radial dimulai dengan mempersiapkan berbagai jenis bahan mentah, seperti pigmen, zat-zat kimia, kurang lebih 30 jenis karet berbeda, benang-benang, kawat bermanik-manik (bead wire), dan sebagainya. Proses lalu dimulai dengan mencampurkan bahan-bahan dasar karet dengan oli proses, karbon hitam, pigmen, anti oksidan, akselerator, dan berbagai zat tambahan lainnya. Masing-masing dari bahan ini menambahkan sifat tertentu dari campuran (compound) ini. Semua bahan ini diaduk dalam mesin mixer yang dinamakan banbury. Mesin ini bekerja dengan suhu yang tinggi. Bahan campuran yang panas, hitam, dan lembek ini diproses berulang kali.

Segmentasi Konstruksi Kategori Aplikasi Umum

Passenger Radial Sedan, Van

High Performance (HP) Sedan

Ultra High Performance (UHP) Sedan

Ultra Light Truck (ULT) Radial Minivan

Light Truck (LT) Radial Jeep

ULT Bias Angkot

LT Bias Truk Sedang

Bias Medium/Medium Commercial

Truck (MCT) Truk Besar

Off The Road (OTR) Alat Berat

Farm Tire Traktor

Radial MCT Radial Trailer, Bus

Commercial Bias

Radial Consumer

(8)

2. Pencetakan Ban

Setelah itu karet ini didinginkan ke dalam beberapa bentuk. Biasanya diproses menjadi lembaran-lembaran, lalu dibawa ke mesin ekstruder. Kilang ini memasukkan karet diantara pasangan penggulung (roller) yang berulang-ulang sehingga menjadi komponen-komponen ban. Mereka lalu dibawa dengan ban berjalan lalau menjadi dinding samping, telapak, ataupun bagian lain dari ban.

Ada beberapa jenis karet yang melapisi rajutan benang yang akan menjadi badan dari ban. Rajutan ini datang dalam rol-rol yang besar dan mereka juga sama pentingnya dengan campuran karet yang dipakai. Berbagai jenis benang dipakai, setiap benang memiliki fungsi yang berbeda-beda terutama dalam hal kekuatannya. Benang yang sering digunakan adalah polyester, rayon, atau nylon. Ban dengan jenis penggunaan kendaraan penumpang terbuat dari benang polyester. 3. Kawat Pengikat

Bead merupakan sebuah komponen berbenuk gulungan yang terbentuk dari kawat baja.

Komponen ini terdiri dari kawat baja high-tensile yang berfungsi sebagai tulang ban yang akan menempel pada pinggiran velg mobil. Kawat baja tersebut diselaraskan dengan pita yang dilapis dengan karet untuk pelekat, kemudian digulung dan diikat untuk selanjutnya disatukan dengan bagian ban lainnya.Ban-ban radial dibuat menggunakan satu atau dua mesin ban. Di bagian dalam sekali dari ban ada dua lapis karet lembek sintetis yang disebut innerliner. Lapisan-lapisan inin akan mengurung udara dan membuat ban menjadi tubeless.

4. Lapisan

Kemudian ada dua lapisan rajutan ply. Dua strip yang dinamakan apex membuat kaku area di atas bead, lalu ditambahkan sepasang strip chafer, dinamakan demikian karena keduanya mencegah kerusakan yang disebabkan oleh gesekan velg terhadap ban. Mesin perakit ban membentuk ban-ban radial menjadi bentuk yang sudah sangat dekat dengan dimensi final untuk memastikan bahwa semua komponen yang berjumlah banyak itu berada dalam posisi yang tepat sebelum ban masuk ke mesin pencetak.

5. Telapak Ban

Ban kemudian ditambahnkan sabuk baja yang digunakan untuk kebocoran dan menekan telapak ban ke permukaan jalan. Telapak ban adalah bagian terkahir yang dipasang, setelah sebuah pemutar otomatis menjepit semua komponen menjadi satu bagian yang saling menempel kuat maka ban sudah disebut sebagai green tire.

6. Pematangan atau Pemasakan Ban

Alat penekan curing memberi bentuk final ban serta pola telapaknya. Alat yang digunakan

untuk mencetak bentuk telapak ban ini disebut mold. Cetakan ini dilengkapi dengan pola telapak, kode-kode di dinding samping sebagaimana diwajibkan oleh peraturan yang belaku. Ban dipanaskan dalam temperatur lebih dari 300 derajat selama 12-25 menit tergantung ukurannya. Begitu mesin cetak terbuka, ban akan keluar dari cetakannya dan langsung jatuh ke ban berjalan yang akan membawanya ke bagian fininsh dan inspeksi terakhir.

7. Pemeriksaan

Pemeriksaan dilakukan untuk memeriksa ban yang memiliki kecacatan, walaupun hanya cacat sedikit, ban langsung ditolah (reject). Sebagian dari cacat bisa dideteksi hanya dengan mata dan tangan pemeriksa yang sudah terlatih, sebagian lagi baru bisa ditemukan menggunakan mesin-mesin khusus.

Inspeksi tidak hanya dilakukan pada permukaan saja, ada ban yang ditarik dari lini produksi dan diperiksa denan X-ray untuk mendeteksi kelemahan-kelemahan yang tersembunyi atau kerusakan-kerusakan internal. Di samping itu, para teknisi pengendalian mutu secara rutin

(9)

membongkar ban yang diambil secara acak untuk mempelajari setiap detail dari konstruksinya yang mempengaruhi performa, kenyamanan, dan keselamatan produksi. Tahapan lengkap proses produksi ban di PT. Goodyear Indonesia, Tbk dapat dilihat pada Lampiran 1.

II.6 PENELITIAN TERDAHULU

Perencanaan distribusi dan transportasi merupakan salah satu aspek yang diharapkan berkerja efektif dan efisien. Biaya yang harus dikeluarkan untuk proses tersebut tidak murah, bahkan mengambil 30% dari harga produk yang dibebankan ke konsumen. Semakin biaya distribusi dan transportasi dapat ditekan, maka harga produk juga akan turun. Miwa (2006), mencoba membuat pemodelan proses perencanaan pengiriman antara distribution center dan pengecer, menggunakan

vehicle routing problem dan modified saving method dengan beberapa kendala, seperti: bobot produk

yang dibawa; kapasitas kendaraan; dan jam kerja yang dipakai oleh pengecer untuk melakukan pengiriman akhir. Teknik ini dipakai untuk menentukan jumlah truk yang digunakan dan rute paling optimal yang harus dilalui truk tersebut. Modified saving method mencoba untuk mencari rute terbaik menggunakan satu atau banyak truk tetapi tidak melalui rute yang sama lebih dari satu kali, teknik tidak akan selalu memberikan rute paling optimal, karena rute yang bisa dilalui sudah terbentuk di awal. Penggunaan teknik penggalian data (data mining) dapat melengkapi dan memperbaiki metode tersebut agar rute yang lebih optimal dapat diperoleh.

Upaya untuk mengoptimalkan sistem distribusi dan transportasi juga dilakukan oleh Erlebacher dan Meller (2000). Erlebacher dan Meller mencoba untuk mencari interaksi antar lokasi dan jumlah persediaan produk untuk membuat sistem distribusi. Sistem distribusi yang dimaksud adalah berapa jumlah distribution center (DC), lokasi pendirian DC, dan berapa jumlah konsumen yang dapat ditangani oleh setiap DC. Kendala yang diperhitungankan adalah biaya tetap pengoperasian DC, biaya penyimpanan produk, serta biaya transportasi antara pabrik dan DC, atau DC dengan konsumen. Beberapa kendala yang harus diperhitungkan lagi untuk penentuan DC adalah kapasitas dari DC, aturan pengelolaan persediaan yang berbeda, dan perhitungan untuk beberapa produk berbeda.

Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pengelolaan jaringan distribusi juga merupakan kompenen penting untuk mendapatkan aliran komunikasi dengan cepat dan tepat. Sagbansua dan Alabay (2010) membentuk sistem distribusi yang dapat meningkatkan sensitivitas pada pasar, menyederhanakan sistem distribusi, meningkatkan jumlah DC, meningkatkan jumlah pasar, menggunakan e-commerce sebagai upaya pemasaran, mempermudah komunikasi secara internasional dan mudah memasuki pasar global, atau mengubah lokasi distribusi dalam waktu singkat.

Penelitian ini mencoba untuk menggunakan teknik klasifikasi sebagai salah satu teknik penggalian data, dan kemudian mencoba mempertimbangkan kondisi pada setiap DC ataupi gudang pusat di industri. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi mempermudah implementasi sistem seperti yang diutarakan oleh Sagbansua dan Alabay (2010), sehingga pada penelitian ini juga akan dibuat sebuah sistem informasi untuk mengimplemetasikan teknik yang dipakai.

Gambar

Gambar 1. Tahapan Pengolahan Data untuk Penggalian data
Tabel 1. Konsepsi Dasar Diagram UML
Tabel 2. Pengelompokkan Ban berdasarkan Kegunaan

Referensi

Dokumen terkait

Menendang bola merupakan teknik dasar yang pertama kali harus dikuasai dalam bermain sepak bola. Teknik ini dapat dikonversi menjadi berbagai bentuk arah dan

Kebijakan blokade tersebut merupakan salah satu bentuk nyata dari gejolak perpolitikan yang kerap kali terjadi di Timur Tengah, Abdullah Baabood, seorang guru

Sebagai salah satu program studi di lingkungan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Muhammadiyah Gorontalo, prodi ini berusaha menyediakan Jurnal Ilmiah bagi semua pihak

Kesimpula n ya ng diperoleh da la m penelitian metode Weighted product (WP) da pa t membantu da la m menga mbil keputusa n da la m pemilihan pega wa i terba ik di

kasus ini berdasarkan fakta yang terungkap dipersidangan hampir seluruh wilayah Tim- Tim yang terdiri atas 13 kabupaten terjadi kekerasan, pembunuhan, penganiayaan terhadap

Model yang dibuat terdiri dari model perhitungan kebutuhan bahan, model penugasan mesin, dan model penjadwalan untuk semua workstation yang ada, sedang pengujian

Kontraktor Bumiputera tempatan Kelas II dan I yang telah memperolehi kerja elektrik di dalam projek Program PIA dan PIAS tidak dibenarkan melaksanakan kerja elektrik

Berupa kuesioner data demografi yang mencakup data mengenai Usia Pasien, Jenis kelamin Pasien,Suku Pasien, Agama Pasien, Pendidikan Pasien, Pekerjaan Pasien,