• Tidak ada hasil yang ditemukan

Jumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan 600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Jumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan 600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 50,000.00 100,000.00 150,000.00 200,000.00 250,000.00 300,000.00 350,000.00 400,000.00

AAC Block Tipe 600x200x75 mm AAC Block Tipe 600x200x100 mm

Jumlah Permintaan AAC Block Tipe 600x200x75 mm dan

600x200x100 mm Periode Juni - Desember 2013

(P

cs)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latarbelakang

Perkembangan teknologi industri yang pesat menjadi salah satu hal yang memacu perusahaan manufaktur terus–menerus meningkatkan hasil produksinya. Setiap perusahaan harus menyiapkan strategi agar memilki daya saing yang berkompeten, dengan cara memperhatikan berbagai aspek dalam proses bisnisnya. Salah satu aspeknya ialah meningkatkan kualitas yang menjadi hal terpenting dalam menghasilkan produk. Produk yang berkualitas merupakan produk yang memenuhi keinginan pelanggan dan sesuai dengan standar kualitas yang telah ditetapkan oleh perusahaan demi mencapai kepuasan dan kepercayaan customer (Wirakusumah, 2014)

PT. Beton Elemen Persada (BEP) merupakan perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur yang memproduksi beton ringan atau yang bisa dikenal dengan sebutan Leibel (Leicht Beton Element) dan biasa disebut juga AAC (Autoclaved Aerated Concrete) Block. Sejak periode awal PT Beton Elemen Persada memproduksi dua tipe AAC Block yang dibedakan berdasarkan ukurannya. AAC Block yang diproduksi adalah AAC Block tipe 600x200x100 mm dan 600x200x75 mm. Jumlah permintaan kedua tipe AAC Block di tampilkan pada gambar I.1

Gambar I. 1 Jumlah Permintaan AAC Block tipe 600x200x100mm dan 600x200x75mm (Sumber : PT. Beton Elemen Persda)

(2)

2

Berdasarkan gambar I.1 AAC Block tipe 600x200x100 mm merupakan AAC Block dengan jumlah permintaan paling banyak setiap bulannya. Hal tersebut disebabkan karena AAC Block tipe 600x200x100 mm lebih banyak digunakan pada penerapan konstruksi bangunan, seperti rumah dan gedung-gedung bertingkat lainnya. Oleh karena itu penelitian ini akan difokuskan pada AAC Block tipe 600x200x100 mm untuk menjadi objek penelitian.

Tabel I. 1 Data Produksi dan Data Permintaan AAC Block tipe 600x200x100 periode Juni – Desember 2013 Bulan Total Produksi Total Permintaan Presentase Ketercapaian Produksi Juni 45740 3315 1380% Juli 157119 167286 94% Agustus 61485 141650 43% September 199152 152988 130% Oktober 238896 283960 84% November 306808 357541 86% Desember 116532 336416 35%

Berdasarkan tabel I.1 menunjukkan bahwa tidak semua target permintaan dapat dipenuhi untuk setiap bulannya. Hal tersebut terjadi karena pada proses produksi pembuatan AAC Block ditemukan pemborosan (waste) yang dapat mempengaruhi tingkat pencapaian target produksi. Waste adalah segala sesuatu yang berlebih, diluar kebutuhan minimum atas peralatan, bahan, komponen, tempat dan waktu kerja yang mutlak diperlukan untuk proses pemberian nilai tambah kepada suatu produk (Ristono, 2010). Berdasarkan pengamatan langsung ke lapangan selama kurang lebih 1 bulan, salah satu jenis waste yang terjadi adalah waste defect. Waste defect merupakan kegiatan pemborosan yang berupa memproduksi barang atau komponen yang cacat atau memerlukan perbaikan atau pengerjaan ulang (rework) (Liker & Meier, 2007).

(3)

3

Tabel I. 2 Perbandingan Total Produksi dan Total Defect Produksi AAC Block Tipe 600x200x100 mm periode Juni – Desember 2013

Bulan Total Produksi (pcs) Total Defect (pcs) % Defect Juni 45,740 11,563 25.280% Juli 157,119 22,470 14.301% Agustus 61,485 13,018 21.173% September 199,152 27,335 13.726% Oktober 238,896 60,784 25.444% November 306,808 49,746 16.214% Desember 116,532 20,744 17.801% Rata - rata 19.134%

(Sumber: PT Beton Elemen Persada) Tabel I. 3 Jenis Defect Pada AAC Block No Jenis

Defect

Ciri-ciri Keterangan Gambar

1 Retak AAC Block terbelah

Adanya retak pada sisi AAC Block

yang membuat AAC Block

terbelah 2 Gompal AAC Block

terekah

Adanya gompalan pada sisi AAC

Block 3 Undersize Ukuran AAC Block Mengecil Terjadi penurunan ukuran AAC Block, baik ukuran panjang, lebar, dan tinggi

Berdasarkan tabel I.2 dapat dilihat hubungan antara total produksi, total defect, sehingga menghasilkan presentase defect pada produksi AAC Block Tipe 600x200x100 mm yang direkap setiap bulannya di PT Beton Elemen Persada (BEP). Presentase rata-rata defect yang terjadi adalah 19,134% dengan nilai defect tertinggi sebesar 25,444% pada bulan Oktober 2013 dan nilai defect terendah

(4)

4

sebesar 13.726% pada bulan September 2013, sedangkan batas toleransi defect yang ditetapkan di PT. Beton Elemen Persada adalah sebesar 5%. Berdasarkan Tabel I.3 menjelaskan jenis-jenis defect yang terjadi pada proses produksi AAC Block Tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada. Jenis-jenis defect yang terjadi berupa defect retak, defect gompal, dan defect undersize. PT. Beton Elemen Persada telah melakukan beberapa usaha dalam menangani terjadinya produk defect, usaha yang telah dilakukan oleh manajemen PT. Beton Elemen Persada dapat dilihat pada tabel I.4

Tabel I. 4 Usaha yang telah dilakukan manajemen PT. Beton Elemen Persada No. Faktor

Penyebab

Defect

Penyebab Defect Usaha yang Telah Dilakukan Perusahaan

1 Cara Kerja (Method)

Pada departemen packing, operator kurang berhati hati

saat memisahkan (mengetuk) AAC

Block

Adanya pertemuan (briefing) manager produksi, supervisor produksi dan operator terkait untuk membahas kesalahan yang

bisa menyebabkan cacat pada AAC Block 2 Faktor Mesin (Machine) Pada departemen mixing, terdapat kebocoran mould saat proses pouring

Saat terjadi kebocoran mould, mould yang bocor di tambal menggunakan gypsum dan scrap

hasil dari proses cutting Pada departemen

cutting, ada pisau pada mesin cutting

yang mengeruk terlalu dalam

Melakukan pengaturan ulang mata pisau agar saat pemotongan

ukuran kembali presisi

Pada departemen cutting, ada cutting

wire yang melengkung di mesin

cutting

Melakukan pengaturan ulang cutting wire agar cutting wire

kembali menjadi tegang

Pengait hoist.02 tidak sejajar saat memindahkan mould dari departemen steam ke departemen cutting Memberitahu ke bagian maintenanceagar hoist.02 berada

(5)

5

Tabel I. 5 Usaha yang telah dilakukan manajemen PT. Beton Elemen Persada No. Faktor

Penyebab

Defect

Penyebab Defect Usaha yang Telah Dilakukan Perusahaan 3 Faktor Bahan Baku (Material) Pada departemen steam, greencake mengalami penyusutan ukuran

Menentukan ulang komposisi formula (trial and erorr)

Pada departemen steam, greencake tidak mengembang

Daya serap kapur terhadap air rendah

Pada departemen mixing, residu slury di atas standar yang telah di tentukan

Penambahan grinding ball pada mesin ballmill

Pada departemen mixing, formula slury

(Pasir silika, air, dan gypsum) tidak stabil

Menguji bahan baku yang datang di laboratorium sebelum diproses Pada departemen cutting, greencake melengket pada mould

Penambahan jumlah oli pada proses pengolesan mould

Usaha yang telah dilakukan oleh perusahaan kenyataannya belum optimal untuk meminimalisir defect rate yang terjadi di PT. Beton Elemen Persada. Berdasarkan masalah yang terjadi, maka akan dihasilkan suatu usulan perbaikan dengan menggunakan konsep Lean Manufacturing. Konsep Lean Manufacturing bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengeliminasi waste defect pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm yang dapat membantu meningkatkan produktivitas, efisiensi dan memenuhi target produksi perusahaan.

I.2 Perumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apa akar penyebab terjadinya waste defect dominan pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada ?

(6)

6

2. Bagaimana usulan perbaikan yang dirancang dalam upaya meminimalisir akar penyebab terjadinya waste defect dominan pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 di PT. Beton Elemen Persada ?

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi akar penyebab terjadinya waste defect dominan pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada.

2. Menghasilkan usulan perbaikan yang dirancang dalam upaya meminimalisir akar penyebab terjadinya waste defect dominan pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada. I.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian menggunakan data historis yang digunakan adalah data bulan Juni - Desember 2013

2. Penelitian yang dilakukan hanya sampai pada tahap perancangan strategi perbaikan usulan.

I.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Penelitian dapat memberikan informasi kepada perusahaan mengenai penyebab terjadinya waste defect pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada.

2. Penelitian dapat memberikan rancangan strategi perbaikan untuk meminimalisir waste defect pada proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada.

3. Penelitian dapat mengoptimalkan proses produksi AAC Block tipe 600x200x100 mm di PT. Beton Elemen Persada.

(7)

7 I.6 Sistematika Penulisan

Bab I Pendahuluan

Pada bab ini akan dipaparkan mengenai latar belakang permasalahan penelitian, rumusan masalah, tujuan, batasan, manfaat dan sistematika penulisan penelitian.

Bab II Landasan Teori

Pada bab ini berisi uraian tentang teori-teori maupun metode-metode yang berkaitan dengan permaslahan selama proses penelitian yang digunakan sebagai landasan penyusunan penelitian. Bab III Metodologi Penelitian

Pada bab ini menjelaskan tentang langkah-langkah konseptual dan tahapan pemecahan masalah yang dilakukan dalam melaksanakan penelitian.

Bab IV Pengumpulan dan Pengolahan Data

Pada bab ini akan dipaparkan data-data perusahaan secara umum dan data pendukung lainnya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah sesuai dengan konsep lean manufacturing. Data yang dikumpulkan bersumber dari hasil wawancara, observasi dan data lainnya yang dimiliki perusahaan. Selanjutnya data-data tersebut akan diolah berdasarkan metodologi penelitian pada Bab III dan dianalisis untuk menghasilkan perbaikan.

Bab V Analisis

Pada bab ini akan menjelaskan tentang analisis dari rancangan usulan perbaikan yang dilakukan untuk menyelesaikan masalah yang terjadi. Hasil dari perbaikan serta solusi yang didapatkan adalah hasil dari analisis dan pengolahan data menggunakan konsep lean manufacturing.

Bab VI Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini berisi kesimpulan dari hasil pengolahan data dan rancangan usulan perbaikan yang menjelaskan tujuan penelitian ini. Bab ini juga berisi saran bagi PT Beton Elemen Persada dan penelitian selanjutnya.

Gambar

Gambar I. 1 Jumlah Permintaan AAC Block tipe 600x200x100mm dan  600x200x75mm (Sumber : PT
Tabel I.  1 Data Produksi dan Data Permintaan AAC Block tipe 600x200x100 periode Juni –  Desember 2013  Bulan  Total  Produksi  Total  Permintaan  Presentase  Ketercapaian  Produksi  Juni  45740  3315  1380%  Juli  157119  167286  94%  Agustus  61485  1416
Tabel I.  2 Perbandingan Total Produksi dan Total Defect Produksi AAC Block Tipe 600x200x100  mm periode Juni – Desember 2013
Tabel I.  4 Usaha yang telah dilakukan manajemen PT. Beton Elemen Persada
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hipotesis penelitian yang menyatakan Pelayanan Penerangan Jalan Umum (PJU) yang dilaksanakan oleh Bidang Penerangan Jalan Umum Dinas Perhubungan Kota Tangerang berdasarkan

Infeksi candida dapat terjadi pada penderita Diabetes Mellitus (DM) karena kadar gula yang tinggi pada cairan rongga mulut dan penurunan

 Dipercayai Hukum Kanun Melaka (HKM) atau Undang-undang Melaka yang tertua, lebih tua daripada Undang-undang Laut Melaka dan Undang-undang Pahang. Acuan bagi membuat

Karakteristik pergerakan pejalan kaki eksisting di Kawasan Pasar Gede Surakarta dapat diketahui dari nilai arus, kecepatan, kepadatan yang terbesar hasil survei pada interval

Dari hasil pengujian sistem dan analisa pada software MATLAB, dapat simpulkan bahwa Pada teknik reduksi SLM yang dikombinasikan dengan Teknik Predistorsi pemodelan HPA Hammerstein

Dijumpai kelompokan seperti granuloma kohesif dari sel-sel epiteloid di dalam nekrosis dan pewarnaan dengan AFB perlu dilakukan pada semua kasus limfadenitis granulomatosa.. AFB

Penelitian ini dilakukan untuk meningkatkan ketetapan hasil perhitungan balas jasa dalam pembayaran gaji yang sesuai pada PT. Varia Usaha Beton. Metode analisis

“Efektivitas Komite Audit Terhadap Ketepatan Waktu Pelaporan Keuangan (Studi Empiris Pada Perusahaan Publik Yang Terindikasi Kesulitan Keuangan Tahun 2010- 2012).”