• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PALMERAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN PALMERAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

ISSN (e) : 2527–564X / ISSN (p) 2621-0746 Website Journal : http://www.ejournal-academia.org/index.php/renaissance

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN DAN DISIPLIN

TERHADAP KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR KECAMATAN

PALMERAH KOTA ADMINISTRASI JAKARTA BARAT

Ahmad Syauqi

Universitas Pamulang, Tangerang Selatan email: ahmad.syauqi@hotmail.com

PENDAHULUAN Latar Belakang

Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD), termasuk kantor Kecamatan, memiliki wewenang tertentu untuk melaksanakan tugas dan fungsi organisasi. Stoner et.al. (1996:43) menjelaskan bahwa wewenang adalah salah satu bentuk kekuasaan. Wewenang formal adalah kekuasaan yang sah dan merupakan tipe kekuasaan yang dihubungkan dengan struktrur organisasi dan manajemen. Menurut Stoner et.al, terdapat dua pandangan mengenai wewenang formal dalam organisasi yaitu:

1. Pandangan klasik wewenang menunjukkan bahwa wewenang berasal dari tingkat yang amat tinggi, dan kemudian secara hukum diteruskan ke bawah melalui tingkat demi tingkat. 2. Pandangan penerimaan mengatakan

dasar wewenang terletak dalam diri

orang yang dipengaruhi bukannya orang yang mempengaruhi. Pandangan ini dimulai dengan pengamatan bahwa tidak semua hukum atau perintah yang sah dipatuhi dalam semua keadaan. Robbin (1994:275) mengartikan kewenangan sebagai hak untuk bertindak atau untuk memerintah orang lain untuk bertindak, ke arah pencapaian tujuan organisasi. Kaho (2002:218) mengatakan bahwa kewenangan atau wewenang dapat dirumuskan sebagai hak suatu unit atau satu satuan kerja atau seseorang untuk melakukan tindakan agar tugas atau pekerjaan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Menurut Manullang (1996:57), prinsip organisasi terdiri dari perumusan tujuan yang jelas, pembagian kerja, delegasi kekuasaan, rentang kekuasaan, tingkat-tingkat pengawasan, kesatuan perintah dan koordinasi.

ABSTRACT

The phenomenon that made the object of research is The Performance of Palmerah City District Administration Staff of West Jakarta. The objectives of the study were (1) To Discuss the influence of the influence of Leadership Style on the Performance of Employees at Palmerah Sub-district Office; (2) Discusses the influence of Discipline on Employee Performance at Palmerah Sub-district Office; And (3) Discusses the influence of Leadership and Discipline Style on Employee Performance at Palmerah Sub-district Office. The research method used is quantitative method. The data were collected by literature study, questionnaire and survey. The sample determination was 72 respondents using total sampling. Based on the discussion of the research results obtained conclusions, namely: (1) There is influence of leadership style on the performance Palmerah Subdistrict employees of 84.9 percent; (2) There is a discipline effect on Palmerah Subdistrict's performance of 78.8 percent; (3) There is influence of leadership style and discipline together to the performance of Palmerah sub-district employees with contribution of influence of leadership style 0,626 bigger than contribution influence of discipline 0,389 to performance of Palmerah Sub-district employees.

Keywords : leadership style, discipline and employee performance. Paper Accepted: 19 Maret 2019

Paper Reviewed: 21-28 Maret 2019 Paper Edited: 01-15 April 2019 Paper Approved: 25 April 2019

(2)

Dalam pandangan organisasi modern yang dikemukakan oleh Max Weber (dalam Sutarto, 1995:18), tipe ideal suatu organisasi ditandai oleh adanya hirarki atau pendelegasian wewenang, pembagian tugas yang jelas, aturan atau prosedur kerja serta kualifikasi personil. Hal ini tentu menjadi sangat penting bagi seluruh pemerintah Kecamatan yang ada di Indonesia, termasuk Kecamatan Palmerah yang merupakan salah satu Kecamatan yang ada di Kota Administrasi Jakarta Barat. Dengan luas wilayah 754,70 Ha, terdiri dari 6 Kelurahan, 61 RW dan 713 RT, Kecamatan Palmerah berpenduduk sebanyak 188.997 jiwa.

Dengan luas wilayah dan jumlah penduduk yang demikian itu, selaras dengan dinamika perubahan sosial dan perkembangan masyarakat setempat, kinerja Kecamatan Palmerah tentu semakin dituntut untuk mampu meningkatkan efektivitas pelaksanaan fungsi kelembagaan dalam melaksanakan berbagai kebijakan, program dan kegiatan pembangunan, pemberdayaan masyarakat dan pelayanan publik yang menjadi tugas Kecamatan. Dalam Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 248 Tahun 2014 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan dijelaskan bahwa Kecamatan mempunyai tugas melaksanakan penyelenggaraan urusan pemerintahan yang dilimpahkan Gubernur dan mengoordinasikan pelaksanaan pemerintahan daerah di wilayah Kecamatan. Untuk melaksanakan tugas sebagaimana, Kecamatan menyelenggarakan fungsi : a). Penyusunan rencana strategis dan rencana kerja dan anggaran Kecamatan; b). Pelaksanaan rencana strategis dan dokumen pelaksanaan anggaran Kecamatan; c). Pengoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat; d). Pengoordinasian upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; e). Pengoordinasian penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan daerah; f). Pengoordinasian pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; g). Pengoordinasian penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat Kecamatan; h). Pembinaan penyelenggaraan pemerintahan Kelurahan; i). Pelaksanaan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan Kelurahan; j). Pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi penyusunan rencana strategis dan rencana kerja anggaran satuan kerja sektor dan Kelurahan di wilayah Kecamatan; k). Pengoordinasian, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan operasional tugas satuan kerja sektor dan Kelurahan di wilayah Kecamatan; l). Penyediaan, pemeliharaan dan perawatan prasarana dan sarana umum; m). Penyediaan, penatausahaan, penggunaan, pemeliharaan dan

perawatan prasarana dan sarana kerja Kecamatan: n). Pengelolaan kepegawaian, keuangan, barang Kecamatan; o). Pengelolaan ketatausahaan dan kerumahtanggaan Kecamatan; p). Pengelolaan kearsipan, data dan informasi Kecamatan; dan q). Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi Kecamatan. Selain melaksanakan tugas dan fungsi sebagaimana dimaksud, Kecamatan melaksanakan tugas yang dilimpahkan oleh Gubernur untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah pada aspek koordinasi, pembinaan, pengawasan, penetapan dan penyelenggaraan.

Tidak mudah melaksanakan 17 fungsi Kecamatan tersebut secara efektif dan optimal, karena bisa saja terjadi berbagai masalah atau kendala dalam proses pelaksanaan fungsi tersebut. Oleh sebab itu, tentu sangat dibutuhkan dukungan kinerja yang optimal dari setiap individu dan dari setiap unit kerja organisasi Kecamatan. Dukungan kinerja yang optimal ini tentu dibutuhkan juga untuk mengefektifkan pelaksanaan perjanjian kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang dicanangkan dalam setiap tahun anggaran. Dalam hal ini terdapat beberapa faktor yang turut mempengaruhi kinerja pegawai kecamatan tersebut. Diantara sejumlah faktor atau variabel yang berpengaruh terhadap kinerja aparatur, penulis berasumsi bahwa terdapat dua variabel yang lebih signifikan berpengaruh terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah.

Adapun asumsi yang dikemukakan belum tentu benar. Karena itu, dipandang perlu melakukan suatu pendekatan penelitian. Selanjutnya, berdasarkan asumsi penulis terhadap fenomena belum optimalnya kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah, dipilih judul penelitian : “Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin Terhadap Kinerja Pegawai Pada Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat”

Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang diajukan, selanjutnya rumusan masalah sampaikan dengan pertanyaan sebagai berikut :

1)

Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah ?

2)

Seberapa besar pengaruh Disiplin terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah ?

3)

Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin secara

(3)

bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah ?

Tujuan Penelitian

Dengan pertanyaan penelitian tersebut, maka ditetapkan tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan

terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah.

2. Menganalisis pengaruh Disiplin terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah.

3. Menganalisis pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah.

TINJAUAN PUSTAKA

Teori Kepemimpinan

Menurut Thoha (1990:51-52), gaya kepemimpinan merupakan norma perilaku yang digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti yang ia lihat. Menurut Hersey dan Blanchard (dalam Nawawi, 2003:115), gaya kepemimpinan adalah pola perilaku pada saat seseorang mencoba mempengaruhi orang lain dan mereka menerimanya. Menurut Dharma (1994:87), gaya kepemimpinan adalah pola tingkah laku yang dipertunjukkan seseorang pada saat ia mencoba mempengaruhi orang lain. Dalam konteks ini, Colquitt et.al. (2009:478) mengatakan: Defining the style, with an autocratic style, the leader makes the decision alone without asking for the opinions of the employees in the work unit. The employees may provide information that the leader needs but are not asked to generate or evaluate potential solutions. In fact, they may not even be told about the decision that needs to be made, knowing only that the leader wants information for some reason.

Dalam pandangan Colquitt et.al., mendefinisikan gaya, misalnya gaya otokratis, pemimpin membuat keputusan sendirian tanpa meminta pendapat dari karyawannya. Karyawan mungkin menyediakan keterangan yang diperlukan oleh pemimpin kecuali bukan diminta untuk menghasilkan atau mengevaluasi solusi potensial. Pada kenyataan, karyawan tidak dimungkinkan untuk mengatakan kebutuhan untuk keputusan itu dibuat, karyawan hanya tahu keterangan apa yang diinginkan pemimpin untuk beberapa alasan.

Untuk menjadi pemimpin yang efektif di tengah pesatnya perubahan dunia, Nanus

(1992:11) mengemukakan pandangan sebagai berikut : First, you must be able to relate skillfully to the managers and workers inside your organization who look to you for guidance, encouragement, and motivation. Second, you must be able to take full advantage of the external environment skillfully to people out-side your organization who are in a position to influence its success (such people may be investors, customers, or members of the board of directors). You must ensure that your organization is well positioned for the market conditions, legal constraints, and other circumstances that affect it. Third, you must be able to shape and influence all aspects of the present operations of your organization including the development of products and services, production processes, quality control systems, organizational structures, and information systems. Finally, you must be highly skilled in anticipating the future-that is, in assessing and preparing for developments, such as changes in customer tastes, technologies, or the global economy, that are likely to have critical implications for your organization in the coming decade.

Menurut pandangan Nanus itu, seorang pemimpin yang efektif tidak hanya harus pandai berhubungan namun harus pula pandai memberi bimbingan, dorongan dan motivasi. Seorang pemimpin dituntut untuk mampu mengambil keuntungan dari lingkungan eksternal organisasi, dan memastikan bahwa organisasi berada pada posisi yang baik dalam menyikapi kondisi lingkungan yang mempengaruhi organisasi. Seorang pemimpin dituntut untuk mampu mempengaruhi semua aspek operasional organisasi dalam mengembangkan produk dan layanan, proses produksi, sistem pengendalian mutu, struktur organisasi dan sistem informasi. Pada akhirnya, seorang pemimpin juga dituntut untuk mampu mengantisipasi tantangan masa depan yang berimplikasi pada organisasi.

Robbins (2003:70) berpendapat bahwa pemimpin yang efektif tidak menggunakan gaya tunggal apa pun. Mereka menyesuaikan gaya mereka pada situasi. Walaupun tidak disebut secara eksplisit dalam setiap teori yang kita sajikan, tentu saja budaya nasional merupakan suatu faktor situasional yang penting dalam menetapkan gaya kepemimpinan manakah yang paling efektif.

Nanus (1992:12) menunjukkan bahwa ada empat peran penting pemimpin untuk mengembangkan kepemimpinan visioner. Keempat peran tersebut adalah peran pemimpin sebagai juru bicara (Spokesperson), peran pemimpin sebagai penata arahan (Direction Setter), peran pemimpin sebagai pelatih (Coach)

(4)

dan peran pemimpin sebagai agen perubahan (Change Agent). Berdasarkan teori kepemimpinan visioner ini disusun definisi konspetual bahwa Kepemimpinan adalah proses interaksi sosial yang saling mempengaruhi di antara Kepala Kantor Kecamatan Palmerah dengan seluruh jajaran birokrasi yang berlangsung dalam rangka mewujudkan kinerja pegawai Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat, terungkap dari peran pemimpin sebagai juru bicara, peran pemimpin sebagai penata arahan, peran pemimpin sebagai pelatih dan peran pemimpin sebagai agen perubahan.

Teori Disiplin

Saydam (2000:30) mengatakan bahwa suatu lembaga yang tidak ditopang oleh tegaknya disiplin, terlihat dari gejala-gejala seperti tingkat kemangkiran tinggi; para pegawai tidak mempunyai semangat dan gairah kerja; prestasi menurun; dan tujuan yang telah ditetapkan tidak akan dapat tercapai.

Menurut Saydam (2000:30) faktor-faktor yang dapat mempengaruhi tegaknya suatu disiplin antara lain :

1. Pemberian tingkat kompensasi yang cukup memadai.

2. Adanya perhatian terhadap kesulitan para karyawan.

3. Adanya penghargaan pada prestasi. 4. Adanya keseragaman peraturan disiplin

yang berlaku untuk semua orang. 5. Adanya keteladanan pimpinan.

6. Penerapan disiplin yang bersifat mendidik.

7. Adanya keberanian untuk menindak yang melanggar disiplin.

Jadi, seseorang akan bersedia mematuhi semua peraturan serta melaksanakan tugas-tugasnya, baik secara sukarela maupun secara terpaksa. Kedisiplinan diartikan jika selalu datang dan pulang tepat pada waktunya, mengerjakan semua pekerjaannya dengan baik, mematuhi semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku. Mengapa dalam kedisiplinan diperlukan peraturan dan hukuman? Peraturan sangat diperlukan untuk memberikan bimbingan dan penyuluhan dalam menciptakan tata tertib yang baik di perusahaan. Dengan tata tertib yang baik, semangat kerja, moral kerja, efisiensi dan efektivitas kerja akan meningkat.

Siagian, (2000:308) mengatakan agar berbagai tujuan pendisiplinan tercapai, pendisiplinan harus diterapkan secara bertahap. Yang dimaksud secara bertahap adalah dengan mengambil berbagai langkah yang bersifat

pendisiplinan, mulai dari yang paling ringan hingga yang paling berat, misalnya dengan :

1. Peringatan lisan oleh penyelia;

2. Pernyataan tertulis ketidakpuasan oleh atasan langsung;

3. penundaan kenaikan gaji berkala; 4. penundaan kenaikan pangkat; 5. pembebasan dari jabatan; 6. pemberhentian sementara;

7. pemberhentian atas permintaan sendiri; 8. pemberhentian dengan hormat tidak

atas permintaan sendiri; dan 9. pemberhentian tidak dengan hormat. Urutan tindakan pendisiplinan tersebut disusun atas dasar tingkat berat atau kerasnya hukuman. Untuk pelanggaran-pelanggaran serius tertentu, seperti berkelahi atau mencuri, biasanya dikecualikan dari disiplin progresif. Seorang yang melakukan pelanggaran-pelanggaran itu bisa langsung dipecat. (Siagian, 2000:308).

Peran anggota organisasi sangat penting, maka perlu dibina dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karier dan sistem prestasi kerja. Pembinaan tersebut dilakukan supaya para pegawai mempunyai kedisiplinan kerja yang prima, atau dengan kata lain, disiplin pegawai sangat besar pengaruhnya terhadap efektivitas pelaksanaan program khususnya di bidang pelayanan dalam meraih keberhasilan melaksanakan tugas dan fungsinya. Kedisiplinan yang dimaksud tentu tidak terbatas hanya pada disiplin kerja saja. Faktor sikap mental para pegawai pun menjadi sangat penting untuk di optimalisasikan.

Berdasarkan teori Disiplin yang dikemukakan oleh Suradinata (1996:152) bahwa disiplin merupakan suatu bentuk ketaatan dan proses pengendalian yang berhubungan erat dengan rasionalitas, memiliki kesadaran yang tidak emosional serta mencakup empat aspek utama, yakni : (1) Merupakan sikap mental tertentu, untuk mematuhi dan mengikuti aturan; (2) Pengetahuan tentang aturan perilaku bagi kehidupan manusia, yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan; (3) Sikap gerakan yang teratur dan sikap tingkah laku yang menunjukkan kesungguhan yang diharapkan timbul dari dalam hatinya untuk melakukan secara sadar apa yang dilakukannya maupun yang diucapkannya; (4) Perpaduan antara sikap mental dengan nilai sosial baik kehidupan organisasi maupun kehidupan masyarakat.

Berdasarkan teori disiplin ini disusun definisi konseptual variabel bahwa Disiplin adalah ketaatan dan proses pengendalian diri pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah dalam

(5)

melaksanakan pekerjaan yang dinyatakan dengan kepatuhan, pengetahuan, sikap dan perilaku.

Teori Kinerja

Kinerja pegawai Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administasi Jakarta Barat dalam menyelenggarakan pelayanan publik semakin disorot oleh masyarakat penerima layanan. Dalam hal tersebut, Gordon (1993:14) yang mengatakan bahwa “Performance was a function of employee’s ability, acceptance of goals, level of the goals, and the interaction of the goal with their ability”. Dari pendapat Gordon ini diperoleh suatu pemahaman bahwa kinerja mengandung empat unsur yaitu : 1) Kemampuan 2) Penerimaan tujuan-tujuan organisasi 3) Tingkatan tujuan-tujuan yang dicapai 4) Interaksi antara tujuan dan kemampuan para anggota organisasi. Bagaimana hal-hal itu berlangsung sebagai suatu kinerja, Schermerhon et.al. (1991:59) mengatakan bahwa “Performance is formally defined as the quantity and quality of task accomplishment individual, group, or organizational”. Kinerja merupakan kuantitas dan kualitas pencapain tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun organisasi. Kinerja dapat diukur baik secara individu, kelompok ataupun organisasi. Tinggi atau rendahnya kinerja ini dapat dilihat dari kuantitas dan kualitas pencapaian tugasnya. Aspek kuantitas ini mengacu pada beban kerja yang telah ditetapkan, sedangkan kualitas kerja dapat dilihat dari rapi atau tidaknya pekerjaan yang telah dilaksanakan.

Menurut Gibson et.al dalam Sagala (2007: 180) mengatakan bahwa ada tiga perspektif kinerja, yaitu :

1. Kinerja individu, berupa kontribusi kerja karyawan sesuai status dan perannya dalam organisasi;

2. Kinerja tim (kelompok), berupa kontribusi yang diberikan oleh karyawan secara keseluruhan;

3. Kinerja organisasi, adalah kontribusi nyata dari kinerja individu dan secara keseluruhan.

Di antara kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja organisasi tentu terjalin suatu proses sinergitas yang saling mempengaruhi. Proses sinergitas inilah yang diperhitungkan dalam

manajemen kinerja. Karena itu, Gilley et.al (2000: 285) mengemukakan : “Every organization faces the performance challenge: to develop management systems that maximize employee performance while enhancing their growth and development. Successfully facing this challenge requires organizational design, development, and implementation of performance alignment. The process is intended to improve performance capacity, competitiveness readiness, and renewal. The performance alignment process addresses the performance challenge while simultaneously transforming the firm from the traditional to the developmental. Performance alignment must incorporate an organizationwide approach that combines the entire performance improvement process into one cohesive operating system. Further, organization wide performance alignment links performance to compensation and rewards, to the organization’s business goals and objectives, and to customer needs and expectations”.

Hal penting yang dikemukakan oleh Gilley adalah bahwa setiap organisasi menghadapi tantangan kinerja dalam mengembangkan sistem manajemen yang bisa memaksimalkan kinerja pegawai dan sekaligus meningkatkan pertumbuhan dan pembangunan. Sementara itu keberhasilan menghadapi tantangan tersebut, setiap organisasi membutuhkan disain organisasi, pengembangan kinerja dan penyelarasan kinerja. Pengembangan ini dimaksudkan untuk meningkatkan kapasitas kinerja, kesiapan daya saing dan pembaharuan.

Selanjutnya, berdasarkan teori kinerja dari Schermerhon et.al (1991:59) yang mengatakan bahwa: “Performance is formally defined as the quantity and quality of task accomplishment individual, group, or organizational”. Kinerja merupakan kuantitas dan kualitas pencapain tugas-tugas, baik yang dilakukan oleh individu, kelompok maupun organisasi, disusun definisi konspetual variabel. Berdasarkan teori kinerja ini disusun definisi konseptual variabel bahwa Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah adalah kuantitas dan kualitas pencapaian tugas-tugas yang dilakukan oleh para pegawai sesuai dengan bidang tugasnya yang terungkap dari kinerja individu, kinerja kelompok dan kinerja organisasi.

Kerangka Pemikiran

Selanjutnya, dengan rekonstruksi teori dan rekonseptualisasi variabel-variabel penelitian

disusun kerangka pemikiran untuk menggambarkan konsep gagasan sebagai berikut :

(6)

Gambar 1 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran yang tergambar menunjukkan konsep gagasan kajian hubungan kausalitas di antara Gaya Kepemimpinan dan Disiplin yang diposisikan sebagai variabel antecedent (yang mendahului, bebas) dengan Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat yang diposisikan sebagai variabel konsekuensi (fenomena, terikat).

Hipotesis

Dengan kerangka pemikiran yang tergambar penulis mengajukan HipotesisTeoritik (jawaban sementara) dengan pernyataan (statement) sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

2. Terdapat pengaruh Disiplin terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

3. Terdapat pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

METODOLOGI PENELITIAN Populasi dan Sampel Penelitian

Menurut Sugiyono (2005: 57) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Dengan demikian, maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kantor Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat sebanyak 72 orang.

Dengan total populasi tersebut, maka pengambilan sampel dari populasi penelitian menggunakan total sampling atau sensus. Dengan demikian maka yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 72 orang.

Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder dari berbagai buku dan dokumen serta data primer dari para responden penelitian yang menjadi sampel penelitian yaitu dengan menggunakan studi kepustakaan, observasi, kuesioner penelitian.

Teknik Analisis Data

Menurut Sudjana (1996:4), Data yang berbentuk bilangan disebut data kuantitatif, harganya berubah-ubah atau bersifat variabel. Dari nilainya dikenal dua golongan data kuantitatif ialah : Data dengan variabel diskrit atau singkatnya data diskrit dan data dengan variabel kontinu disingkatnya data kontinum.

Adapun rumus statistic yang digunakan dalam menganalisis data penelitian ini yaitu dengan menggunakan persamaan regresi sederhana, uji t, koefisien korelasi dan koefisien determinasi.

HASIL PENELITIAN

Pengaruh Gaya Kepemimpinan terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat

Dengan menggunakan persamaan regresi, diperoleh hasil regresi sederhana data variabel Gaya Kepemimpinan atas Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat, yang menunjukan arah regresi atau koefisien regresi (b) sebesar 0,930 dan konstanta (a) sebesar 2,525. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan oleh persamaan regresi Ŷ = 2,525 + 0,930X1. Dengan demikian regresi ini mengandung arti bahwa apabila Gaya Kepemimpinan ditingkatkan maka akan diikuti dengan peningkatan Kinerja Pegawai.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, di peroleh hasil t hitung sebesar 19,832. Karena thitung > ttabel (19,83.2 > 2,000), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian teruji Variabel Terikat (Y) KINERJA PEGAWAI KANTOR KECAMATAN PALMERAH Variabel Bebas (X1) GAYA KEPEMIMPINAN KEPEMIMPINAN Variabel Bebas (X2) DISPLIN

(7)

terdapat pengaruh yang positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai kecamatan palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Adapun hubungan antara variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan variabel kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi (rx3y) sebesar 0,921, besarnya hubungan tersebut jika di konsultasikan pada tabel intrepetasi koefisien korelasi, menunjukan bahwa antara gaya kepemimpinan dengan kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat terjalin suatu hubungan yang positif dan kuat. Sedangkan koefisien determinasi (kontribusi) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi antara variabel gaya kepemimpinan (X1) dengan kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat (Y) dan hasil yang diperoleh sebesar = r2 X 100% atau 0,9212 X 100% = 89,9 persen, artinya kontribusi gaya kepemimpinan terhadap meningkat atau menurunnya kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat adalah sebesar 89,9 persen, sedangkan sisanya 10,1 persen ditentukan oleh epsilon/variabel lain yang yang dalam penelitian ini tidak dilibatkan.

Pengaruh Disiplin terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat

Dengan menggunakan persamaan regresi, diperoleh hasil regresi sederhana data variabel disiplin atas kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat, yang menunjukan arah regresi atau koefisien regresi (b) sebesar 0,466 dan konstanta (a) sebesar 0,827. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan oleh persamaan regresi Ŷ = 0,827 + 0,466 X2. Dengan demikian regresi ini mengandung arti bahwa apabila displin ditingkatkan maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t, di peroleh hasil t hitung sebesar 16,130. Karena thitung > ttabel (16,130 > 2,000), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian teruji terdapat pengaruh yang positif dan signifikan pengawasan terhadap akuntabilitas kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Adapun hubungan antara variabel disiplin (X2) dengan variabel kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat (Y) ditunjukkan oleh koefisien korelasi (rx3y) sebesar 0,888, besarnya hubungan tersebut jika di konsultasikan pada tabel intrepetasi koefisien

korelasi, menunjukan bahwa antara disiplin dengan kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat terjalin suatu hubungan yang positif dan kuat. Sedangkan koefisien determinasi (kontribusi) merupakan kuadrat dari koefisien korelasi antara variabel disiplin (X2) dengan kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat (Y) dan hasil yang diperoleh sebesar = r2 X 100% atau 0,8882 X 100% = 78,8 persen, artinya kontribusi disiplin terhadap meningkat atau menurunnya kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat adalah sebesar 78,8 persen, sedangkan sisanya 21,2 persen ditentukan oleh epsilon/variabel lain yang yang dalam penelitian ini tidak dilibatkan.

Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat

Dengan menggunakan persamaan regresi, diperoleh hasil regresi ganda data variabel gaya kepemimpinan dan disiplin atas kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat, yang menunjukan arah regresi atau koefisien regresi (b1) sebesar 0,626, (b2) sebesar 0,389 dan konstanta (a) sebesar 1,200. Dengan demikian bentuk hubungan antara kedua variabel tersebut dapat digambarkan oleh persamaan regresi Ŷ = 1,200 + 0,626 X1 + 0,389 X2. Dengan demikian regresi ini mengandung arti bahwa apabila gaya kepemimpinan dan disiplin ditingkatkan maka akan diikuti dengan peningkatan kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Penggujian hipotesis dengan menggunakan uji F. dengan demikian nilai Fhitung yang diperoleh dalam analisa data pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Disiplin secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat adalah 243,258. Nilai Ftabel dengan taraf tingkat signifikansi alpha 5% (α= 0,05) dan v1= k=2, v2 = n-k-1 = 72-2-1= 69 adalah 3,13. Karena Fhitung > Ftabel (243,258 > 3,13), maka H0 ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian teruji terdapat pengaruh yang positif dan signifikan Gaya Kepemimpinan dan Disiplin secara bersama-sama terhadap Kinerja Pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

(8)

1.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat. Dari pengukuran Koefisen determinasi diketahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja pegawai sebesar 84,9 persen. Pengaruh ini menunjukkan bahwa di antara gaya kepemimpinan dan Kinerja Pegawai terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas atau hubungan sebab-akibat.

2.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan disiplin terhadap kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat. Dari pengukuran Koefisen determinasi diketahui pengaruh disiplin terhadap kinerja pegawai sebesar 78,8 persen. Pengaruh ini menunjukkan bahwa di antara disiplin dan kinerja pegawai terjalin suatu mekanisme hubungan kausalitas atau hubungan sebab-akibat.

3.

Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan dan disiplin secara bersama-sama terhadap kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat. Kontribusi pengaruh gaya kepemimpinan (0,626) lebih besar dari kontribusi pengaruh disiplin (0,389) terhadap kinerja pegawai Kecamatan Palmerah Kota Administrasi Jakarta Barat.

Saran

Dengan kesimpulan yang diperoleh selanjutnya saran yang disampaikan adalah sebagai berikut :

1. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah, disarankan kepada agar dilakukan upaya peningkatan gaya kepemimpinan visioner yang berlangsung di antara Camat dengan Perangkat Kecamatan dalam melaksanakan berbagai kebijakan dan kegiatan kecamatan yang terungkap dari pemimpin sebagai juru bicara, pemimpin sebagai penata arahan, pemimpin sebagai pelatih, dan pemimpin sebagai agen perubahan;

2. Dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah, disarankan agar dilakukan upaya peningkatan disiplin yang mengarah pada ketaatan dan proses pengendalian diri pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah dalam melaksanakan pekerjaan yang dinyatakan dengan kepatuhan, pengetahuan, sikap, dan perilaku. Dari definisi diturunkan empat dimensi kajian.

3. Mengingat bahwa kontribusi pengaruh gaya kepemimpinan lebih besar dari kontribusi pengaruh disiplin, maka peningkatan kinerja pegawai pada Kantor Kecamatan Palmerah dapat diprioritaskan pada peningkatan gaya kepemimpinan visoner yang berlangsung di antara Camat dengan Perangkat Kecamatan dalam melaksanakan berbagai kebijakan dan kegiatan kecamatan yang terungkap dari pemimpin sebagai juru bicara, pemimpin sebagai penata arahan, pemimpin sebagai pelatih, dan pemimpin sebagai agen perubahan.

DAFTAR PUSTAKA

Cahayani, Ati, 2005, Strategi Dan Kebijakan Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT Indeks.

Colquitt, Jones A, Jeffery A. Lepine, Michael J. Wesson, 2009, Organizational Behavior: Improving Performance and Commitmen in the Workplace. Texas A&M University : McGraw-Hill.

Davis, Keith dan John W., Newstorm.1992 Perilaku Dalam Organisasi, Alih Bahasa Agus Dharma, Erlangga, Jakarta.

Dessler, Garry. 2008. Human Resource management, fourth edition, New Jersey, Prentice Hall Internasional.

Dessler, Gary, 1997, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta, Prenhallindo. Edisi Kedelapan, Jakarta : PT INDEKS Kelompok Gramedia .

Elan, Triwandha, 2015, Tesis, Pengaruh Kompetensi dan Insentif Terhadap Kinerja Karyawan Pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor Provinsi Jawa Barat, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

George Jennifer, M. and Gareth R. Jones, 2005, Understanding and Managing Organizational Behaviour Fourth Edition, New Jersey : Pearson Prentice Hall Pearson Education International.

Gilley, J.W.and Eggland, S.A. 2000, Principle of Human Resources Development, Massachusetts : Addison-Wesley Publication Company.

Gordon, Judit R, 1993, A Diagnostic Approach to Organizational Behavior, Boston : Allyn and Bacon.

Gumelar, Elva Adhyaksani, 2015, Tesis, Pengaruh Disiplin Kerja dan Motivasi Terhadap Kinerja Petugas Kesehatan di Instalasi Rawat Inap pada Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bogor Provinsi Jawa

(9)

Barat Tahun 2015, Universitas Muhammadiyah Jakarta.

Handoko, Hani, 1998, Metode-metode Penilaian Kinerja, Yogyakarta : BPFE-Yogyakarta.

Hasibuan, M.S,P, 2008, Manajemen Sumber

Daya Manusia, Jakarta: Bumi Aksara.

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu, 2000, Evaluasi kinerja Sumber Daya Manusia,

Bandung : PT. Rafika Aditama.

Mantra, Ida Bagoes,1993, Demografi Umum, Pustaka Pelajar : Yogyakarta.

Mathis, Robert L. dan John H. Jackson, 2002, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Pertama Salemba Empat, Jakarta.

Nanus, Burt. 1992, Visionary Leadership, San Fransisco : Jossey-Bass Publishers.

Nawawi, Hadari, 2003, Perencanaan SDM, Yogyakarta, Gajah Mada University Press. Osborne, David and Peter Plastrick, 1997,

Banishing Bureaucracy, USA : Addison Wesley Publishing Company.

Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor

248 Tahun 2014 tentang Organisasi Tata Kerja Kecamatan.

Prawirosentono, Suyadi, 1997, Kebijakan Kinerja Karyawan Yogyakarta : BPFE.

Prijodarminto, Sugeng, 1992, Disiplin Kiat Menuju Sukses, Jakarta : PT. Pradnya Paramita.

Rasyid, Muhammad Ryaas, 2000, Makna Pemerintahan – Tinjauan dari segi Etika dan Kepemimpinan, Jakarta : PT. Mutiara Sumber Widya.

Rivai, Veithzal dan Ahmad Fawzi Mohd Basri, 2005, Performance Appraisal, Cetakan Pertama, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta. Robbins, Stephen, P. 1998. Organizational

Behavior Concepts Controversies Applications Eighth Edition, Prentice-Hall International, Inc, Upper Saddle River, New Jersey.

_______. 2002, Prinsip-prinsip Perlaku Organisasi, Edisi kelima, Jakarta : Penerbit Erlangga.

_______, 2003. Organization Theory; Structure, Design, and Application, Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, NJ.

Saefullah, A Djadja. 2008. Pemikiran Kontemporer Administrasi Publik. Prespektif Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Era Desentralisasi. Bandung : LP3AN.

Sagala, Syaiful, 2007, Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu Pendidikan, Bandung : Alfabeta.

Sastrohadiwiryo, Siswanto, 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Jakarta: PT Bumi Aksara.

Schermerhorn, J., J. Hunt, & R. Osborn 1991, Managing Organizational Behavior, 4th. Ed. John Wiley & Sons.

Sedarmayanti, 2004, Pengembangan Kepribadian Pegawai, Penerbit Mandar Maju, Bandung. Siagian, Sondang. P, 1995, Teori Motivasi dan

Aplikasinya, Jakarta: Rineka Cipta.

_______, 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta : PT. Bumi Aksara.

_______, 2002, Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja, Jakarta : Rineka Cipta.

_______, 2004, Filsafat Administrasi, Edisi Revisi, Jakarta : Bumi Aksara.

Sluyter, Gary V, 1998, Improving Organizational Performance. A Practical Guidebook for The Human Service Field, Sage Publications, London.

Soerjono, Soekanto, 2002, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Steers, R.M and Porter, R. W (1983). Motivation and Work Behavior, New York.

Sujatno, Adi, 2009, Aspek Kepribadian dan Karakter Kepemimpinan Mahasiswa menjawab tantangan zaman, Jakarta : Team 7AS.

Sulistiyani, Ambar T. dan Rosidah, 2003, Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu. Yogyakarta. Suradinata, Ermaya, 1996, Organisasi dan

Manajemen Pemerintahan dalam Kondisi Era Globalisasi, Bandung: Ramadhan.

Sutermeister, Robert A. (1976), People And Productivity, 3rdEdition, Usa: Mc. Graw Hill Inc.

Syadam, Gauzali., 2000, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta Gunung Agung. Thoha, Miftah, 1990, Dimensi-Dimensi Prima

Administrasi Negara, Yogyakarta : Fisipol UGM.

Yaslis, Ilyas, 2002, Kinerja : Teori, Penilaian, Dan Penelitian. Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI.

Gambar

Gambar 1  Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait

When input “A” is high, transistors Q1 and Q3 are turned on and current flows from the positive supply, through Q1, through the motor winding, through Q3, and to ground.. When “A”

Berdasarkan hasil Uji Friedman tersebut direkomendasikan untuk tidak menggunakan 4 skema dengan rerata peringkat terendah (F1, F8, F5, dan F6), sebaliknya

Berdasarkan observasi pada kegiatan bimbingan klasikal yang dilakukan di SMK Negeri 2 Depok, khususnya pada kelas X A TKJ (Teknik Komputer Jaringan) pada bulan

Sripsi dengan judul “Pengaruh Pendekatan Direct Instruction Terhadap Hasil Belajar. Siswa Pada Pokok Bahasan Simetri Lipat di Kelas IV SDN 2

Hasil analisis menunjukkan bahwa galur terung yang memiliki potensi hasil yang paling tinggi adalah galur ‘Bandung’, kandungan vitamin C buah tertinggi pada galur

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa akkattere adalah suatu acara adat yang laksanakan dengan berniat kepada Turiek Akrakna dengan melakukan prosesi katto

(3) Apabila  dalam  jangka  waktu  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat  (2)  Menteri  tidak  memberikan keputusan  terhadap  permohonan  sebagaimana  dimaksud  pada  ayat 

Indikator Pencapaian Kompetensi Penilaian Alokasi Waktu dan Sumber Belajar Karakter bangsa Teknik Instrumen Bentuk Instrumen Contoh?. Standar Kompetensi