• Tidak ada hasil yang ditemukan

Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi dan Ba

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Konsep Dasar Asuhan Neonatus Bayi dan Ba"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

Konsep Dasar Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Neonatus 2.1.1 Pengertian

Masa neonatal adalah masa sejak lahir sampai dengan 4 minggu (28 hari) sesudah kelahiran. Neonatus adalah bayi berumur 0 (baru lahir) sampai dengan usia 1 bulan sesudah lahir. Neonatus dini adalah bayi berusia 0-7 hari. Neonatus lanjut adalah bayi berusia 7-28 hari. (Wafi Nur Muslihatun, 2010)

Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir 2500 gram sampai 4000 gram.

Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat lahir antara 2500 – 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat

2.1.2 Manifestasi klinis neonatus normal

Menurut Sarwono Prawiroharjo tahun 2002 :

1) Bunyi jantung dalam menit pertama kira-kira 180/menit yang kemudian turun sampai 140/menit – 120/menit pada waktu bayi berumur 30 menit.

2) Pernapasan cepat pada menit-menit pertama (kira-kira 80/menit) disertai dengan pernapasan cuping hidung, retraksi suprastenal dan intercostals, serta rintihan hanya berlangsung 10 sampai 15 menit.

(2)

9) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.

10) Reflek moro sudah baik, apabila dikagetkan akan memperlihatkan gerakan memeluk.

11) Grasping reflek sudah baik, apabila diletakan suatu benda di atas telapak tangan, bayi akan mengengam.

12) iGenatalia : labia mayora sudah menutupi labia minora ( pada perempuan). 13) Testis sudah turun di scortum (pada laki-laki).

14) Eliminasi : baik urin, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama.mekonium bewarna coklat kehijauan.

15) Kesadaran

Enam keadaan tentang kesadaran pada bayi baru lahir : o Menangis

Keadaan menangis bayi mengeluarkan aktifitas motorik yang tidak jelas dan aktif menangis. Tangis yang normal adalah kuat dan keras/nyaring.

o Tidur nyenyak

Keadaan tidur tenang bayi jarang bergerak dan pernapasan lambat serta teratur. o Tidur dengan gerakan mata yang tepat (REM, rapid eye movement)

Keadaan tidur REM bayi bernafas tidak teratur dan meringis serta gerakan mata yang cepat.

o Aktif - sadar

Keadaan aktif-sadar, bayi memperlihatkan gerakan tubuh yang aktif dengan ekpresi wajah tenang atau meringis.

o Tenang - sadar

Keadaan sadar-tenang, bayi sadar tapi relaks. Mata terbuka dan terfokus. o Transisional

Keadaan transisional bayi mengalami dari satu keadaan sadar ke keadaan sadar lainnya.

Karakteristik Khusus Neonatus menurut Hamilton (2005 : 217-221) : a. Kepala

Kepala neonatus ¼ dari panjang tubuh keseluruhan. Lingkar kepala bayi berkisar 12 ½ inci – 4 inci (31-35,5 cm), pada tulang kepala dapat terjadi saling tindih yang disebut molding.

(3)

besar (bregma) tertutup sampai usia 18 bulan. Fontanela posterior tertutup bulan kedua pontanela anterior cekung menandakan dehidrasi, fontanel menonjol menunjukkan peningkatan tekanan intra kranial.

b. Kulit, kulit bayi sangat halus, merah kehitaman karena tipis dan lapisan lemak subkutan belum melapisi kapiler. Karakteristik pada kulit bayi berupa:

1) Vernik kaseosa

Berupa pasta seperti keju yang melindungi kulit selama kehidupan di intra uterin dalam cairan amnion, setelah lahir vernik kaseosa hilang dalam 2 atau 3 hari.

2) Milla

Bintik keputihan khas pada hidung, pipi dan dahi bayi baru lahir, milla bertahap hilang sekitar 2 minggu.

3) Lanugo

Adalah rambut halus yang terdapat pada bahu, bokong, dan extremitas dan menghilang selama minggu pertama kehidupan.

4) Eritema toksikum

Ini adalah jenis dari “alergi kemerahan” yang terlihat sebagai bercak-bercak kemerahan pada kulit bayi normal dan menghilang secara bertahap.

5) Bercak mongolian

Terkadang, terdapat area bercak lebar hitam berpigmen pada bokong atau bagian bawah bayi dengan warna kulit kuning, menghilang sekitar 1 atau 2 tahun pertama.

6) Tanda lahir (nevi)

Bersifat sementara dan permanen, akibat kelainan struktur pigmen, pembuluh darah rambut atau jaringan lainnya.

7) Ikterik

Warna kuning pada kulit atau sklera mata disebabkan karena bilirubin berlebihan dalam darah dan jaringan, imaturitas hepar bayi baru lahir, menghilang sekitar hari ke tujuh yang biasa disebut ikterik neonatum.

c. Rambut dan kuku

Rambut bayi mungkin panjang dan tebal atau mungkin botak, bulu mata dan alis terdapat sejak lahir. Kuku jarinya mungkin panjang dan cukup tajam.

d. Payudara

(4)

Pada laki-laki testis normalnya turun selam kehidupan intrauterin dan telah berada pada kantung skrotum pada saat lahir. Pada bayi perempuan labia minora dan klitorisnya mungkin membengkak saat lahir akibat tingginya hormon wanita dalam darah ibu. Keluaran lendir putih pada vagina kadang dengan darah (perdarahan withdrawal). Reflek yang ditemukan pada neonatus yang normal menurut Ladewidg (2005 : 174) adalah sebagai berikut

Reflek normal pada bayi lahir, menurut Ladewidg (2005:174) : 1) Refleks moro

Didapat dengan cara memberikan isyarat (teriakan, gerakan mendadak) pada bayi. Respon bayi baru lahir berupa menghentakkan tangan dan kaki lurus kearah ke luar, lutut fleksi dan bayi mungkin menangis.

2) Refleks menggenggam

Didapat dengan cara menstimulasi telapak tangan bayi dengan sebuah obyek atau jari. Respon bayi berupa menggenggam dan memegang erat.

3) Refleks menghisap

Didapat saat sisi mulut bayi baru lahir atau dagu disentuh. Sebagai respon bayi akan menoleh dan membuka mulut untuk menghisap obyek.

4) Rotting refleks

Rooting reflex terjadi ketika pipi bayi diusap (dibelai) atau di sentuh bagian pinggir mulutnya. Sebagai respons, bayi itu memalingkan kepalanya ke arah benda yang menyentuhnya, dalam upaya menemukan sesuatu yang dapat dihisap. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankan hidup bagi bayi mamalia atau binatang menyusui yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibu untuk memperoleh makanan.

Reflek lain yang ditemukan menurut Bobak and Jensen (2000 : 575). 1) Refleks tonus leher

(5)

tangan yang berlawanan. Reflek ini tidak terlihat pada bayi usia 1 hari. Reflek ini dapat diamati sampai bayi berusia 3-4 bulan. Reflek yang terus menerus pada bayi yang melebihi usia 4 bulan menunjukkan adanya kelumpuhan pada otak.

2.1.3 Pemeriksaan fisik neonatus (Head to toe)

a. Kepala : Ubun-ubun besar, ubun-ubun kecil, sutura, moulase, caput succedaneum, cephal haetoma, hidrosefalus, rambut meliputi : jumlah, warna dan adanya lanugo pada bahu dan punggung.

b. Muka : Tanda-tanda paralisis

c. Mata : Ukuran, bentuk (strabismus, pelebaran epicanthus) dan kesimetrisan, kekeruhan kornea, katarak kongenital, trauma, keluar nanah, bengkak pada kelopak mata, perdarahan subkonjungtiva.

d. Telinga : Jumlah, bentuk, posisi, kesimetrisan letak, dihubungkan dengan mata dan kepala serta adanya gangguan pendengaran.

e. Hidung : Bentuk dan lebar hidung, pola pernafasan, kebersihan

f. Mulut : Kesimetrisan, mukosa mulut kering/basah, lidah, palatum, bercak putih pada gusi, refleks menghisap, labio skiziz/palatoskisis, trush, sianosis.

g. Leher : Kesimetrisan, pembengkakan, kelainan tiroid, hemangioma, tanda abnormalitas kromosom

h. Klavikula & lengan atas

: Fraktur klavikula, gerakan, jumlah jari

i. Dada : Bentuk dan kelainan bentuk dada, puting susu, gangguan pernafasan, auskultasi bunyi jantung dan pernafasan.

(6)

pembuluh darah pada tali pusat, dinding perut dan adanya benjolan, distensi, gastroskisis, omfalokel, kesimetrisan, palpasi hati dan ginjal.

k. Genetalia : Kelamin laki-laki : panjang testis, testis sudah turun berada dalam skrotum, orifisium uretra di ujung penis, kelainan(fimosis, hipospadia/epispadia). Kelamin perempuan : labia mayora dan labia minora, klitoris, orifisium vagina, orifisium uretra, sekret, dll.

l. Tungkai dan kaki : Gerakan, bentuk simetris/tidak, jumlah jari, pergerakan, pes equinovarus/pes equinovalgus.

m. Anus : Berlubang atau tidak, posisi, fungsi sfingter ani, adanya atresia ani, meconium plug syndrome, megacolon.

n. Punggung : Bayi tengkurap, raba kurvatula kolumna vertebralis, skoliosis, pembengkakan, spina bifida, meilomeningokel, lesung/bercak rambut, dll.

o.Pemeriksaan kulit

: Vernik caseosa, lanugo, warna, oedem, bercak, tanda lahir, memar.

2.1.4 Adaptasi bayi baru lahir

Adaptasi bayi baru lahir adalah proses penyesuaian fungsional neonatus dari kehidupan di dalam uterus ke kehidupan di luar uterus . Kemampuan adaptasi fisiologis ini disebut juga Homeostatis.

Homeostatis adalah kemampuan mempertahankan fungsi fungsi vital, bersifat dinamis, dipengaruhi oleh tahap pertumbuhan dan perkembangan, termasuk masa pertumbuhan dan perkembangan intrauterin (Muslihatun,2010).

(7)

Pernafasan pertama pada bayi baru lahir normal terjadi dalam 30 menit pertama sesudah lahir. Usaha bayi pertama kali untuk mempertahankan tekanan alveoli, selain adanya surfaktan yang dengan menarik nafas dan mengeluarkan nafas dengan merintih sehingga udara tertahan di dalam Respirasinya biasanya pernafasan diafragmatik dan abdominal.

b. Suhu Tubuh

Bayi baru lahir belum dapat mengatur suhu tubuhnya, sehingga akan mengalami stress dengan adanya perubahan lingkungan dari dalam rahim ibu ke lingkungan luar yang suhunya lebih tinggi. Suhu tubuh aksila pada bayi normal adalah 36,5 sampai 37,5 0C.

Gambar : Mekanisme Hilangnya panas pada bayi baru lahir

Terdapat empat kemungkin mekanisme yang dapat menyebabkan bayi kehilangan panas yaitu :

1. Konduksi

Konduksi adalah kehilangan panas dari objek hangat dalam kontak langsung dengan objek yang lebih dingin (Walsh, 2007).

Panas dihantarkan dari tubuh bayi ke benda di sekitarnya yang kontak langsung dengan tubuh bayi (pemindahan panas dari tubuh bayi ke objek lain melalui kontak langsung).

Sebagai contoh, konduksi bisa terjadi ketika menimbang bayi tanpa alas timbangan, memegang bayi saat tangan dingin, dan menggunakan stetoskop dingin untuk pemeriksaan bayi baru lahir (Dewi, 2010).

(8)

Kehilangan panas melalui radiasi terjadi ketika panas dipancarkan dari bayi baru lahir keluar dari tubuhnya ke lingkungan yang lebih dingin (pemindahan panas antara 2 objek yang mempunyai suhu berbeda).

Contohnya, membiarkan bayi baru lahir dalam ruangan ber AC tanpa pemanas, membiarkan bayi baru lahir dalam keadaan telanjang, atau menidurkan bayi baru lahir berdekatan dengan ruangan yang dingin (Dewi, 2010).

3. Konveksi

Konveksi terjadi saat panas hilang dari tubuh bayi ke udara di sekitarnya yang sedang bergerak (jumlah panas yang hilang bergantung pada kecepatan dan suhu udara).

Contohnya konveksi dapat terjadi ketika membiarkan atau menempatkan bayi baru lahir dekat jendela, atau membiarkan bayi baru lahir di ruangan yang terpasang kipas.

4. Evaporasi

Adalah jalan utama bayi kehilangan panas. jika saat lahir tubuh bayi tidak segera dikeringkan dapat terjadi kehilangan panas tubuh bayi sendiri. Kehilangan panas juga terjadi pada bayi yang terlalu cepat dimandikan dan tubuhnya tidak segera dikeringkan dan diselimuti.

Apabila bayi baru lahir diletakkan dalam suhu kamar 25°C, maka bayi akan kehilangan panas melalui konveksi, radiasi, dan evaporasi yang besarnya 200 kg/BB, sedangkan yang dibentuk hanya sepersepuluhnya saja (Dewi, 2010) c. Metabolisme

Luas permukaan tubuh nonatus, relatif lebih luas dari orang dewasa sehingga metabolisme basal per kg BB akan lebih besar. Bayi baru lahir harus menyesuaikan diri dengan lingkungan baru sehingga energi diperoleh dari metabolisme karbohidrat dan lemak.

(9)

Pada sistem peredaran darah, terjadi perubahan fisiologis pada bayi baru lahir, yaitu setelah bayi itu lahir akan terjadi proses penghantaran oksigen ke seluruh tubuh , maka terdapat perubahan, yaitu penutupan foramen ovale pada atrium jantung dan dan penutupan duktus arteriosus antara arteri paru dan aorta.

Perubahan ini terjadi akibat adanya tekanan pada seluruh sistem pembuluh darah, dimana oksigen dapat menyebabkan sistem pembuluh darah mengubah tenaga dengan cara meningkatkan atau mengurangi resistensi.

Perubahan tekanan sistem pembuluh darah dapat terjadi pada saat tali pusat dipotong, resistensinya kan meningkat dan tekanan atrium kanan akan menurun karena darah ke atrium berkurang yang dapan menyebabkan volume dan tekanan atrium kanan juga menurun. Proses tersebut membantu darah mengalami proses oksigenasi ulang, serta saat terjadi pernapasan pertama dapat menurunkan resistensi dan meningkatkan tekanan atrium kanan. Kemudian oksigen pada pernapasan pertama dapat menimbulkan relaksasi dan terbukanya sistem pembuluh darah paru yang dapat menurunkan resistensi pembuluh darah paru.

Terjadinya peningkatan sirkulasi paru mengakibatkan peningkatan volume darah dan tekanan pada atrium kanan, dengan meningkatnya tekanan pada atrium kanan akan terjadi penurunan atrium kiri, foramen ovale akan menutup, atau dengan pernapasan kadar oksigen dalam darah akan meningkat yang dapat menyebabkan duktus arteriosus mengalami konstriksi dan menutup

Perubahan lain menutupnya vena umbilikus, duktus venosus, dan arteri hipogastrika dari tali pusat menutup secara fungsional dalam beberapa menit setelah tali pusat di klem dan penutupan jaringan fibrosa membutuhkan waktu sekitar 2-3 bulan ( Betz dan Sowden dalam Aziz, 2008).

e. Keseimbangan air dan fungsi ginjal

(10)

Pada waktu lahir, terjadi perubahan fisiologik yang menyebabkan berkurangnya cairan ekstraseluler. Dengan ginjal yang makin matur dan beradaptasi dengan kehidupan ekstrauterin, ekskresi urin bertambah mengakibatkan berkurangnya cairan ekstraseluler (sebagai salah satu penyebab turunnya berat badan bayi baru lahir pada minggu minggu permulaan) (Saifuddin, 2006).

f. Keseimbangan asam basa

Tingkat keasaman (PH) darah pada waktu lahir umumnya rendah karena glikolisis anaerobik. Namun, dalam waktu 24 jam, neonatus telah mengkompensasi asidosis ini (Dewi, 2010).

g. Warna kulit

Pada saat kelahiran tangan dan kaki warnanya akan kelihatan lebih gelap daripada bagian tubuh lainnya, tetapi dengan bertambahnya umur bagian ini akan lebih merah jambu.

2.1.5 Dasar asuhan bayi baru lahir

Menurut Depkes (2010; h. 10), dalam setiap persalinan, penatalaksanaan bayi baru lahir menganut beberapa prinsip yang penting diantaranya:

1) Jaga bayi tetap hangat

2) Isap lendir dari mulut dan hidung (bila perlu) 3) Keringkan

4) Pemantauan tanda bahaya

5) Klem, potong dan ikat tali pusat tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir

6) Lakukan inisiasi menyusui dini

7) Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral setelah inisiasi menyusu dini

8) Beri salep mata antibiotika pada kedua mata 9) Pemeriksaan fisik

10) Beri imunisasi hepatitis B 0,5 ml intramuskular, di paha kanan anterolateral, kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamn K1.

Dalam asuhan bayi baru lahir lakukan juga hal-hal sebagai berikut :

1. Teruskan menjaga kehangatan bayi dengan kontak kulit ibu bayi selama 1 jam pertama.

(11)

3. Jangan memberikan dot atau makanan apapun sebelum diberi ASI. Juga tidak dianjurkan untuk memberikan air, air gula, dan susu formula.

Lakukan pemantauan terhadap bayi yang diletakkan pada dada ibu setiap 15 menit setelah 1-2 jam pertama kehidupan, untuk hal-hal sebagai berikut :

1. Pernafasan : apakah merintih, terdapat retraksi dinding dada bawah/pernafasan cepat

Jika terdapat tanda kesulitan bernafas (merintih, retraksi dinding dada bawah atau nafas cepat) maka segera lakukan rujukan

2. Kehangatan : periksa apakah kaki teraba dingin

Jika kaki terbaa dingin, pastikan suhu ruangan hangat. Tempatkan atau lanjutkan bayi untuk kontak kulit ke kulit dengan ibunya, serta selimuti ibu dan bayi dengan selimut yang hangat.

Periksa kembali 1 jam kemudian. Bila tetap dingin, lakukan pengukuran suhu tubuh kurnag dari 36,5 0C, lakukan penatalaksanaan hipotermi.

Jika bayi lahir mati atau meninggal, lakukan berbagai upaya yang bertujuan untuk memberi dukungan pada ibu dan keluarganya.

(Depkes RI, 2008)

2.1.6 Rencana Asuhan bayi usia 2-6 hari

Perencanaan asuhan bayi usia 2-6 hari menurut Wafi Nur Muslihatun, 2010 adalah :

1. Minum bayi

Beri minum segera mungkin setelah lahir yaitu dalam waktu 30 menit atau dalam 3 jam setelah masuk rumah sakit, kecuali apabila pemberian minum harus ditunda karena masalah tertentu. Bila bayi di rawat dirumah sakit, upayakan ibu mendampingi dan tetap memberikan ASI.

2. BAB (Buang Air Besar)

(12)

waktu 24 jam menandakan anur bayi baru lahir telah berfungsi. Jika mekonium tidak keluar, kemungkinan adanya atresia ani dan megakolon.

Warna feses akan berubah menjadi kuning pada saat bayi berumur 4-5 hari. Bayi yang diberi Asi feses menjadi lebih lembut, warna kuning terang, dan tidak berbau. Sedangkan bayi yang diberi susu formula, feses akan cenderung lebih pucat dan agak berbau. Warna feses akan cenderung kuning kecoklatan setelah bayi mendapatkan makanan. Frekuensi BAB bayi sedikitnya sekali dalam sehari. Pemberian ASI cenderung membuat frekuensi BAB bayi menjadi lebih sering. Pada hari ke 4-5 produksi ASI sudah banyak, apabila bayi diberi ASI cukup akan BAB 5 kali atau lebih dalam sehari. Pada saat bayi berumur 3-4 minggu, frekuensi BAB berkurang menjadi 1 kali dalam 2-3 hari. Bayi dengan pemberian susu formula akan lebih sering BAB, tetapi cendererung lebih sering mengalami konstipasi. Jika bayi tidak BAB atau feses tidak keluar, bidan atau petugas kesehatan harus mengkaji adanya distensi abdomen dan bising usus.

3. Buang air kecil (BAK)

Bayi lahir akan BAK dalam 24 jam setelah lahir. Selanjutnya, bayi akan BAK 6 kali/hari.

4. Tidur

Bayi pada kehidupan pertamanya akan menghapiskan waktunya untuk tidur. Macam tidur bayi adalah tidur aktif atau tidur ringan dan tidur lelap. Pda siang hari hanya 15 % waktu digunakan bayi dalam keadaaan terjaga, yaitu untuk menangis, gerakan motorik, sadar dan mengantuk. Sisa waktu yang 85% lainnya digunakan untuk tidur.

5. Kebersihan kulit

Kulit bayi sangat sensitif. Untuk mencegah terjadinya infeksi pada kulit bayi maka keutuhan kulit harus dijaga.Verniks caseosa bermanfaat untuk melindungi kulit bayi, sehingga jangan diberikan pada saat memandikan bayi.

Untuk memastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang digunakan untuk bayi selalu bersih dan kering. Memandikan bayi terlalu awal (dalam waktu 24 jam pertama) cenderung meningkatkan kejadian hipotermi, sebaiknya memandikan bayi setelah suhu tubuh bayi stabil (setelah 24 jam).

6. Perawatan tali pusat

(13)

pusat sejak manajemenaktif kala III pada saat menolong kelahiran bayi. Sisa tali pusat harus dipertahankan dalam keadaan terbuka dan ditutupi kain bersih dan longgar. Pemakaian popok sebaiknya popok dilipat dibawah tali pusat. Jika tali pusat terkena kotoran, maka tali pusat harus dicucui dengan sabun dan air bersih, kemudian dikeringkan.

Upaya untuk mencegah terjadnya infeksi pada tali pusat antara lain dengan cara sebagai berikut :

a. Mencucui tali pusat dengan bersih dan sabun b. Menghindari membungkus tali pusat

c. Melakukan skin to skin contact

d. Pemberian ASI dini dan sering memberikan antibodi pada bayi

2.1.7 Pemeriksaan Penunjang

Menurut Tucker et all (1998:883) pemeriksaan penunjang berupa:

1. Sample darah 2. Tali pusat

3. Pemeriksaan screening bayi baru lahir 4. Hematokrit.

2.1.8 Komplikasi

Masalah bayi baru lahir Menurut Saiffudin (2006 : 337) :

1. Asfiksia

2. Gangguan nafas 3. Hipotermi / hipertermi

4. BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) 5. Dehidrasi

6. Ikterus

7. Infeksi / sepsis 8. Tetanus neonatonum 9. Kejang

10. Cidera lahir

Tanda bahaya baru lahir menurut Depkes RI Tahun 2008 adalah : 1. Tidak dapat menyusu

2. Kejang

(14)

5. Merintih

6. Retraksi dinding dada bawah 7. Sianosis sentral

2.1.9 Penatalaksanaan

Penanganan Bayi Baru Lahir Normal menurut Mochtar, Rustam. 1998:

1. Mulai melakukan pembersihan lendir pada saat kepala keluar dengan pembersihan mulut, hidung, dan mata dengan kapas atau kasa steril.

2. Jam lahir dicatat dengan stop-watch.

3. Lendir dihisap sebersih mungkin sambil bayi ditidurkan dengan kepala lebih rendah dari kaki dalam posisi sedikit ekstensi, supaya lendir mudah keluar.

4. Tali pusat diikat dengan baik dan bekas luka diberi antiseptik kemudian dijepit dengan klem jepit plastik atau diikat dengan pita atau benang tali pusat.

5. Segera setelah lahir, bayi yang sehat akan menangis kuat, bernapas, serta menggerakkan tangan dan kakinya, kulit akan bewarna kemerahan.

6. Bayi dimandikan dan dibersihkan dengan air hangat-hangat kuku dari lumuran darah, air ketuban, mekonium, dan vernik kaseosa. Adapula yang membersihkannya dengan minyak kelapa atau minyak zaitun.

7. Jangan lupa menilai bayi dengan nilai Apgar.

8. Bayi ditimbang berat badanya dan diukur panjang badan lahirnya kemudian dicatat dalam status.

9. Perawatan mata bayi : mata bayi dibersihkan, kemudian diberikan obat untuk mencegah Blenorrhoe.

10. Diperiksa juga anus, genetalia eksterna, dan jenis kelamin pada bayi. Pada bayi laki-laki, periksa apakah ada femosis dan apakah descensus testiculorum telah lengkap. Di beberapa Negara barat, pada bayi laki-laki segera dilakukan sirkumsisi, apalagi jika terdapat fimosis.

11. Apgar Score

Merupakan alat untuk mengkaji kondisi bayi sesaat setelah lahir meliputi 5 variabel (pernafasan, frek. Jantung, warna, tonus otot & iritabilitas reflek). Ditemukan oleh Dr. Virginia Apgar (1950).

SKOR APGAR

No Kriteria 1 menit 5 menit 10 menit

(15)

TOTAL

Penilaian

 Nilai 7-10 menunjukkan bahwa bayi dlm keadaan baik

 Nilai 4 - 6 menunjukkan bayi mengalami depresi sedang & membutuhkan tindakan resusitasi

 Nilai 0 – 3 menunjukkan bayi mengalami depresi serius & membutuhkan resusitasi segera sampai ventilasi.

Sedangkan Penanganan bayi selama dalam perjalanan ke tempat rujukan(Depkes Ri, 2008) :

1. Menjaga bayi tetap hangat dengan melakukan kontak kulit bayi ke kulit ibu atau orang lain

2. Selimuti bayi dengan selimut dan kenakan topi pada kepala bayi 3. Lindungi bayi dari sinar matahari langsung

4. Mendorong ibu menyusui selama perjalanan

5. Jika bayi tidak mau menyusu dan perjalanan memakan waktu lenih dari 3 jam, mintalah ibu untuk memeras ASI dan memberikannya ke bayi dengan cangkir

2.2 Bayi

2.2.1 Pengertian

Bayi adalah seorang makhluk hidup yang belum lama lahir (Muchtar, 2002). Mnurut Soetjiningsih (2004), bayi adalah usia 0 bulan hingga 1 tahun, dengan pembagian sebagai berikut:

a. Masa neonatal, yaitu usia 0 – 28 hari 1)Masa neonatal dini, yaitu usia 0 – 7 hari 2)Masa neonatal lanjut, yaitu usia 8 – 28 hari

b. Masa pasca neonatal, yaitu usia 29 hari – 1 tahun.

Bayi merupakan manusia yang baru lahir sampai umur 1 tahun, namun tidak ada batasan yang pasti. Pada masa ini manusia sangat lucu dan menggemaskan tetapi juga rentan terhadap kematian.

2.2.2 Manifestasi klinis

1. Sistem Pernafasan

(16)

2. Sistem kardiovaskuler dan darah

Sirkulasi perifer berjalan lambar, ini akan mengakibatkan sianosis ringan pada tangan dan kaki serta perbedaan warna pada kulit.

3. Sistem Ginjal

Beban kerja ginajl dimulai sejak bayi lahir. Apabila intake cairan meningkat, kemungkinan air kemih bayi akan tampak keruh termasuk berwarna merah muda, disebabkan oleh kadar ureum yang tidak begitu berarti.

4. Sistem Gastrointestinal

Kapasitas lambung 15-30 ml dan akan meningkat dalam minggu-minggu pertama kehidupan. Sfingter kardiak lambung belum matang sehingga gumoh lazim terjadi. Pada saat lahir keasaman lambung tinggi namun pada hari ke-10 hampir tidak ada asam lambung oleh karena itu rentan terhadap terjadinya infeksi. Waktu pengosongan lambung adalah 2,5-3 jam. Jumlah enzim amilase dan lipase terdapat dalam jumlah yang tidak tercukupi sehingga bayi kesulitan dalam mencerna lemak dan karbohidrat. Pada saat makanan masuk segera terjadi peristaltik cepat sehingga masukan makanan sering disertai pengosongan lambung.

5. Pengaturan suhu

Bayi masih rentan terhadap hipotermi dikarenakan karena belum matangnya hipotalamus yang mengakibatkan tidak efisiennya pengaturan suhu tubuh bayi. Seorang bayi yang mengalami kedinginn membutuhkan kalori dan oksigen untuk meningkatkan suhu tubuhnya. Hipertermi rentan terjadi akibat berada dekat pada sumber radiasi panas, dapat juga diakibatkan karena terjadinya infeksi.

6. Adaptasi imunologi

Bayi baru lahir menunjukkan kerentanan tinggi terhadap infeksi terutama yang masuk melalui mukosa sistem pernafasan dan gastrointestinal. Kemampuan lokalisasi infeksi masih rendah sehingga infeksi ringan dapat dengan mudah berubah menjadi infeksi umum. Terdapat imunoglobin utama pada bayi, yaitu IgG, IgA dan IgM.

IgG melewati barier plasenta sehingga sama kadarnya pada saat lahir. IgA melindungi terhadap infeksi saluran pernafasan, gastrointestinal dan mata. Kadar igA mencapai kadar dewasa dalam waktu 2 bulan dan ditemukan dalam ASI. IgM mencapai kadar dewasa pada usia 2 tahun. ASI terutama kolostrum memberikan kekebalan pasif.

(17)

Anak laki-laki menghasilkan sperma setelah memasuki masa pubertas. Anak perempuan sudah mempunyai ovum dalam sel telur sejak masa bayi. Bayi perempuan dapat mengalami (pseudo) menstruasi atau pembesaran payudara, kadang disertai oleh sekresi cairan dari puting pada hari ke 4 atau ke 5 setelah kelahiran. Hal ini hanya berlangsung sebentar.

8. Sistem muskuloskeletal

Ubun-ubun kecil dan fontanel posterior bayi akan menutup pada usia 6-8 minggu.

9. Sistem neurologi

Sistem neurologi pada bayi relatif belum matang setelah lahir. Keberadaan refleks fisiologis pada bayi dapat menunjukkan keadaan normal dari integritas sistem saraf dan sistem muskuluskeletal.

10. Panca Indra a. Indra penglihatan

Bayi sensitif terhadap cahaya terang dan dapat mengenali pola hitam-putih yang tercetak tebal dalam bentuk muka manusia. Jarak fokus adalah 15-20 cm yang memungkinkan seorang bayi dapat melihat wajah ibunya pada saat menyusui. Pada usia 2 minggu bayi dapat membedakan muka ibunya dari muka yang tidak dikenal. Perhatian pada warna, vaariasi dan kompleksitas pola berkembang dalam 2 bulan pertama kehidupan bayi.

b. Indra penciuman

Bayi dapat membedakan bau menyengat, menyukai pada bau susu terutama ASI. Dalam beberapa hari bayi sudah dapat membedakan bau susu ibu dengan bau susu orang lain.

c. Indra pengecapan

Bayi bereaksi secara kuat terhadap berbagai rasa dan memperlihatkan kesukaan yang kuat pada rasa manis.

d. Indra pendengaran

Bayi mempunyai pendengaran yang tajam dan dapat melokalisasi suara dalam lingkungan sekitar, serta mampu membedakan berbagai suara. Pada akhir bulan pertama, bayi baru lahir lebih menyukai suara ibunya dari pada orang lain dengan merasa tenang dengan suara-suara bernada rendah.

e. Indra peraba/sentuhan

(18)

dan gerak ayun. Bayi bereaksi terhadap sentuhan dan adanya refleks gemgam untuk memperkuat hubungan.

2.2.3 Rencana asuhan pada bayi

Secara umum, WHO merekomendasikan bahwa, kesehatan bayi baru lahir sangat ditentukan pelayanan kesehatan dengan prinsip sebagai berikut :

1. Persalinan bersih dan aman 2. Mulai pernafasan spontan

3. Mempertahankan suhu tubuh dengan mencegah hipotermi 4. Menyusui segera setelah lahir

5. Pencegahan dari keadaan sakit dan penyakit

Sedangkan menurut Wafi Nur Muslihatun tahun 2010, rencana disusun dan dilaksanakanberdasarkan hasil interpretasi data yang tertulis di assasment. Dalam pemberian asuhan primer pada bayi, bidan harus melakukan beberapa pendidikan kesehatan melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), serta konseling. Bidan perlu memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang perawatan bayi, antara lain :

1. Pemilihan tempat tidur yang tepat

tempat tidur bayi harus hangat, diletakkan di dekat tempat tidur ibu. Tempat tidur bayi dan ibu yang bersamaan atau bayi dan ibu tidur pada satu tempat yang sama, dapat menyebabkan kematian bayi yang tidak disengaja. Ruang perawatan bayi di bagian kebidanan di sebuah rumah sakit atau institusi pelayanan kesehatan, adalah tempat untuk merawat bayi bermasalah, dan bukan tempat yang tepat bagi bayi sehat.

2. Memandikan bayi

Bayi lebih baik dimandikan setelah minggu pertama yang bertujuan untuk mempertahankan verniks caseosa dalam tubuh bayi yang berguna stabilisasi suhu tubuh. Bayi harus tetap di jaga kebersihannya dengan menyekanya secara lembut dan memperhatikan lipatan kulitnya. Sabun dengan kandungan cholorophene tidak dianjurkan karena diserap kulit dan menyebabkan racun bagi sistem saraf bayi.

3. Mengenakan pakaian bayi

(19)

karena bisa mengakibatkan gesekan yang mengganggu. Selama musim panas bayi membutuhkan pakaian dalam dan popok.

4. Perawatan tali pusat

Perawatan tali pusat yang benar dengan tidak membubuhkan sesuatu pada pusar bayi. Menjaga pusar bayi agar tetap kering. Puntung bayi akan segera lepas pada minggu pertama.

5. Perawatan hidung

Kotoran bayi akan membuat hidung bayi tersumbat dan sulit bernafas. hindari memasukkan gumpalan kapas ke dalam hidung bayi.

6. Perawatan mata dan telinga

Telinga harus dibersihkan setiap kali sehabis mandi. Jangan membiasakan menuangkan minyak hangat ke dalam kanal/lubang telinga karena akan lebih menambah kotoran dalam telinga.

7. Perawatan kuku

Jaga kuku bayi agar tetap pendek. Kuku dipotong setiap tiga atau empat hari sekali. kuku yang panjang akan mengakibatkan luka pada mulut atau lecet pada kulit bayi.

8. Kapan membawa bayi ke luar rumah

Di bawa keluar selama satu atau dua jam sehari. 9. Imunisasi

Pada 6 minggu pertama, pastikan bayi telah mendapatkan beberapa imunisasi dasar. Imunisasi BCG harus diberikan sebelum bayi berusia 2 bulan. Imunisasi hepatitis B1 sudah diberikan segera setelah bayi lahir. Imunisasi hepatitis B2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi hepatitis B1, yaitu pada usia 1 bulan. Imunisasi polio oral dosis awal telah diberikan setelah lahir, sebelum bayi pulang dari rumah sakit. Imunisasi oral ke 2 diberikan dengan interval minimal 4 minggu setelah imunisasi polio oral pertama yaitu 1 bulan. Apabila imunisasi polio diberikan dengan innactivated polio vaccine (IPV), maka diberikan pada saat bayi berusia dua bulan nanti.

10. Pemeriksaan

Selama 1 tahun pertama bayi dianjurkan melakukan pemeriksaan rutin. 11. Perawatan intensif

Bayi pada usia 6 minggu pertama yang mengalami komplikasi atau permasalahan membutuhkan perawatan intensif sesuai dengan komplikasi/masalah yang menyertai bayi.

(20)

Perawatan lain yakni perawatan kulit, kebutuhan bermain dan pemantauan berat badan. Bayi yang sehat akan mengalami penambahan berat badan setiap bulan.

2.3 Balita 2.3.1 Pengertian

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006). Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun).

2.3.2 Pemeriksaan Fisik 1. Keadaaan umum

a. Kesadaran : composmetis, apatis, somnolen,sopor, koma, delirium b. Tanda Vital : TD: normal balita : 99/65 mmHg

N : 105-110 x/menit S : 36-37,50C RR: 30-50 x/menit

2.Pemeriksaan kulit, kuku,rambut dan kelenjar getah bening

Pemeriksaan kulit : menilai pigmentasi, sianosis, ikterus, ekzema, pucat,dll Pemeriksaan kuku : warna, bentuk, keadaan

Pemeriksaan rambut : menilai warna, kelebatan, distribusi, dll

Pemeriksaan kelenjar getah bening : palpasi daerah leher atau inguinal. 3.Pemeriksaan kepala dan leher

a. Kepala : lingkar kepala dan ubun-ubun

b. Wajah : kesimetrisan, paralisis wajah, pembengkakan

c. Mata : menilai visus, palpebra, kelenjar lakrimalis, sklera, kornea d. Telinga : bentuk, besar dan posisi, membran tympani, serta fungsi e. Hidung : menilai kelainan bentuk, adanya epistaksis

f. Mulut : trismus, halitosis, edema, peradangan gusi, kelainan lidah g. Faring : hiperemia, edema, abses dan adanya suara sesak

h. Laring : obstruksi laring disertai stridor, batuk dan suara sesak i. Leher : Tekanan vena jungularis, massa pada leher

4.Pemeriksaan dada

a. Payudara : kelainan payudara, ginekomastia patologis, galaktore b. Paru : Kesimetrisan, suara nafas

(21)

e. Genetalia : Laki : bentuk dan ukuran penis, testis, kelainan, perdangan testis dan skrotum. Perempuan : epispadia, tanda seks sekunder, pengeluaran caiaran.

Referensi

Dokumen terkait

Modul ini berguna untuk membuat atau melihat kembali slip gaji untuk tanggal 1. User akan memasukkan bulan dan tahun slip gaji. Sistem akan mengecek apakah gaji untuk bulan dan

sebesar 0,5830 yang juga menunjukkan besarnya kontribusi iklim organisasi dan kompetensi pegawai terhadap kinerja pegawai dalam mewujudkan mutu pelayanan kesehatan

Şekil 6 da frekans değiştiricinin tahrik makinesi olarak WARD- LEONARD sisteminin kullanıldığı büyük güçlü bir senkron değiştiricinin üç fazlı asenkron

Tidak efektifnya pola nafas yang berhubungan dengan ketidaksamaan nafas bayi dan ventilator, tidak berfungsinya ventilator dan posisi bantuan ventilator yang kurang

bahwa berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 60 Tahun 2013 tentang Kebijakan Pengawasan atas Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Tahun 2014, perlu menetapkan Peraturan

Setelah Melihat serta memperhatiakan kondisi yang diinginkan pengunjung kemudian penulis melakukan proses desain dengan memanfaatkan ornamen jepara sebagai bentuk

1 STARS : MERUPAKAN SBU YANG LEADING DIDALAM PORTFOLIO SUATU ORGANISASI, DIMANA RELATIF PANGSA PASARNYA TINGGI JUGA PERTUMBUHAN INDUSTRINYA TINGGI., DALAM BAHASA SWOT, MEMILIKI

Tujuan Penelitian, Data Dasar, Sumber Data, Metode Analisis dan Output yang Diharapkan untuk Menganalisis dan Memetakan Hubungan Fungsional Kinerja Pembangunan dan Pola