• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) "OTORITA JATILUHUR"

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUSAHAAN UMUM (PERUM) "OTORITA JATILUHUR""

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

NOMOR 4 2 TAHUN 1 9 9 0 TENTANG

PERUSAHAAN UMUM (PERUM) "OTORITA JATILUHUR"

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dengan diundangkannya Perat uran pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 t ent ang Tat a Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawat an (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM), dan Perusahaan Perseroan (PERSERO) sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983, maka pengat uran Perusahaan Umum (PERUM) "Ot orit a Jat iluhur" yang didirikan dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1970 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 35 Tahun 1980, perlu disesuaikan;

b. bahwa berhubung dengan hal t ersebut , dipandang perlu unt uk mengat ur kembah Perusahaan Umum (PERUM) t ersebut ;

Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) dan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945;

2. Undang-undang Nomor 19 Prp. Tahun 1960 t ent ang Perusahaan Negara (Lembaran Negara Tahun 1960 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1989);

3. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1969 t ent ang Penet apan Perat uran Pemerint ah Penggant i Undang-undang Nomor 1 Tahun 1969 t ent ang Bent uk-bent uk Usaha Negara (Lembaran Negara Tahun 1969 Nomor 16, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2890) menj adi Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1969 Nornor 40, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2904);

4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 t ent ang Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 65, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3046);

(2)

(Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3317);

6. Perat uran Pemerint ah Nomor 6 Tahun 1981 t ent ang Iuran Pembiayaan Eksploit asi dan Pemeliharaan Prasarana Pengairan (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3189);

7. Perat uran Pemerint ah Nomor 22 Tahun 1982 t ent ang Tat a Pengat uran Air (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3225);

8. Perat uran Pemerint ah Nomor 23 Tahun 1982 t ent ang Irigasi (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3226);

9. Perat uran Pemerint ah Nomor 3 Tahun 1983 t ent ang Tat a Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Jawat an (PERJAN), Perusahaan Umum (PERUM) dan Perusahaan Perseroan (PERSERO) (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3246) sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 28 Tahun 1983 (Lembaran Negara Tahun 1983 Nomor 37);

10. Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1989 t ent ang Penyediaan dan Pemanf aat an Tenaga List rik (Lembaran Negara Tahun 1989 Nomor 24, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3394);

MEMUTUSKAN :

(3)

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Perat uran Pemerint ah ini, yang dimaksud dengan:

1. Pemerint ah adalah Pemerint ah Republik Indonesia;

2. Presiden adalah Presiden Republik Indonesia;

3. Ment eri adalah Ment eri Pekerj aan Umum;

4. Direkt ur Jenderal adalah Direkt ur Jenderal yang bert anggung j awab di bidang pengairan;

5. Dewan Pengawas adalah Dewan Pengawas Perusahaan Umum (PERUM) "Ot orit a Jat iluhur";

6. Perusahaan adalah Perusahaan Umum (PERUM) "Ot orit a Jat iluhur";

7. Direksi adalah Direksi Perusahaan Umum (PERUM) "Ot orit a Jat iluhur";

8. Direkt ur Ut ama adalah Direkt ur Ut ama Perusahaan Umum (PERUM) ''Ot orit a Jat iluhur";

9. Pegawai adalah Pegawai pada Perusahaan Umum (PERUM) "Ot orit a Jat iluhur";

10. Pembinaan adalab kegiat an unt uk memberikan pedoman bagi Perusahaan Umum (PERUM) "Ot orit a Jat iluhur" dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian, dengan maksud agar Perusahaan dapat melaksanakan t ugas dan f ungsinya secara berdaya guna dan berhasil guna, sert a dapat berkembang dengan baik;

(4)

yang t elah dit et apkan;

12. Pemeriksaan adalah kegiat an unt uk menilai Perusahaan dengan cara membandingkan ant ara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya dilakukan, baik dalam bidang keuangan maupun dalam bidang t eknis operasional;

13. Pengelolaan Perusahaan adalah kegiat an perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian Perusahaan sesuai dengan pembinaan yang digariskan oleh Ment eri;

14. Ket enagalist rikan adalah segala sesuat u yang menyangkut penyediaan dan pemanf aat an t enaga list rik.

BAB II

PENDIRIAN PERUSAHAAN

Pasal 2

Perusahaan yang didirikan dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1970 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 35 Tahun 1980, dilanj ut kan berdirinya dan meneruskan usaha-usaha selanj ut nya berdasarkan ket ent uan-ket ent uan di dalam Perat uran Pemerint ah ini.

BAB III

ANGGARAN DASAR PERUSAHAAN

Bagian Kedua Umum

Pasal 3

(5)

sumber-sumber air, dan ket enagalist rikan.

(2) Perusahaan melakukan usaha-usahanya berdasarkan ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini dan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3) Dengan t idak mengurangi ket ent uan-ket ent uan dalam Perat uran Pemerint ah ini, t erhadap Perusahaan berlaku Hukum Indonesia.

Bagian Kedua Tempat Kedudukan

Pasal 4

(1) Perusahaan bert empat kedudukan dan berkant or pusat di Jat iluhur.

(2) Perubahan t empat kedudukan dan kant or pusat Perusahaan dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri.

(3) Dalmn rangka pengembangan, Perusahaan dapat mengadakan sat uan organisasi pelaksana yang dit et apkan oleh Direksi dengan perset uj uan Ment eri.

Bagian Ket iga Sif at , Maksud dan Tuj uan

Pasal 5

(1) Sif at usaha dari Perusahaan adalah menyediakan pelayanan bagi kemanf aat an umum dan sekaligus memupuk keunt ungan berdasarkan prinsip pengelolaan Perusahaan.

(6)

Pemerint ah dalam pengelolaan daerah aliran sungai, yang meliput i ant ara lain perlindungan, pengembangan dan penggunaan sungai dan/ at au sumber-sumber air t ermasuk pemberian inf ormasi, rekomendasi, penyuluhan dan bimbingan.

(3) Tuj uan Perusahaan adalah t urut membangun ekonomi nasional dengan berperan sert a melaksanakan program pembangunan nasional di dalam bidang pengelolaan air, sumber-sumber air dan ket enagalist rikan.

Pasal 6

(1) Unt uk mencapai maksud dan t uj uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, Perusahaan melakukan j uga kegiat an rehabilit asi. (2) Besarnya biaya unt uk kegiat an rehabilit asi yang menj adi

t anggung j awab Perusahaan dit et apkan oleh Ment eri set elah mendapat perset uj uan Ment eri Keuangan.

Bagian Keempat Lapangan Usaha

Pasal 7

Dengan mengindahkan prinsip-prinsip ekonomi dan t erj aminnya keselamat an kekayaan Negara, Perusahaan menyelenggarakan usaha-usaha sebagai berikut :

a. penyediaan air baku unt uk perusahaan air minum, perusahaan list rik, perusahaan perkebunan, perusahaan perikanan, indust ri, pelabuhan, penggelont oran dan perusahaan lainnya yang memanf aat kan air.

b. usaha pembangkit an list rik t enaga air Ir. H. Juanda dan prasarananya.

(7)

dapat menunj ang t ercapainya t uj uan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (3) dengan perset uj uan Ment eri.

Pasal 8

(1) Perusahaan melaksanakan kegiat an-kegiat an usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, di Sungai Bekasi, Sungai Cikeas, Sungai Cikarang, Sungai Cibeet , Sungai Cipamingkis, Sungai Cigent is, Sungai Cit arum, Sungai Cikao, Sungai Ciherangharus, Sungai Cisomang, Sungai Ciherangnungali, Sungai Cilamaya, Sungai Cidengkol, Sungai Cileuleuy, Sungai Ciasem, Sungai Cigadung, Sungai Cipunegara, Sungai Cibodas, Sungai Cikandung, Sungai Cibeber, Sungai Cilalanang dan besert a anak-anak sungainya.

(2) Pengusahaan air dan sumber-sumber air di sungai lainnya oleh Perusahaan dit et apkan oleh Presiden at as usul Ment eri.

Bagian Kelima Modal

Pasal 9

(1) Modal Perusahaan adalah kekayaan Negara yang dipisahkan dari Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara dan t idak t erbagi at as saham-saham.

(2) Besarnya Modal Perusahaan adalah seluruh nilai kekayaan Negara yang t elah t ert anam dalam Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, kecuali waduk, Bendung, Tanggul dan Pelurusan Sungai yang nilainya dit et apkan Ment eri Keuangan sesuai dengan hasil perhit ungan yang dilakukan bersama oleh Depart emen Pekerj aan Umum dan Depart emen Keuangan.

(8)

(4) Perusahaan dapat menambah modalnya dengan dana yang dibent uk dan dipupuk secara int ern menurut ket ent uan dalam Pasal 55.

(5) Perusahaan t idak mengadakan cadangan diam at au cadangan rahasia.

(6) Semua alat -alat likuid (liquide) yang t idak segera diperlukan oleh Perusahaan disimpan dalam bank milik negara yang diset uj ui oleh Ment eri.

Pasal 10

(1) Pembelanj aan unt uk invest asi yang dilaksanakan Perusahaan dapat berasal dari:

a. dana int ern Perusahaan;

b. penyert aan modal Negara melalui Anggaran Pendapat an dan Belanj a Negara;

c. pinj aman dari dalam dan/ at au luar negeri;

d. sumber-sumber lainnya yang sah.

(2) Anggaran invest asi diaj ukan didalam anggaran Perusahaan, sedangkan apabila anggaran invest asi diaj ukan pada masa t ahun buku yang bersangkut an, maka anggaran invest asi diaj ukan bersamaan dengan anggaran t ahunan at au perubahan anggaran Perusahaan yang pengaj uannya dilakukan sesuai dengan t at a cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21.

Pasal 11

(9)

(2) Pengeluaran obligasi at au alat -alat yang sah lainnya sebagaimana dimaksud dalarn ayat (1), t ermasuk ket ent uan-ket ent uan yang berhubungan dengan it u, diat ur dengan Perat uran Pemerint ah.

Pasal 12

Set iap kegiat an penyerahan, pemindaht anganan, pembebanan, penghapusan akt iva t et ap, penerimaan pinj aman j angka menengah/ panj ang, pemberian pinj aman dalam bent uk dan cara apapun, t idak menagih lagi, menghapuskan dari pembukuan piut ang dan persediaan barang dapat dilakukan oleh Direksi at as izin Ment eri, set elah Ment eri mendapat perset uj uan t erlebih dahulu dari Ment eri Keuangan.

Pasal 13

Pembebanan t ugas t ambahan kepada Perusahaan di luar t ugas pokoknya yang menimbulkan akibat keuangan t erhadap anggaran Perusahaan dit et apkan oleh Ment eri set elah mendapat perset uj uan dari Ment eri Keuangan.

Bagian Keenam

Pimpinan, Pembinaan dan Pengelolaan

Pasal 14

Perusahaan dipimpin dan dikelola olch Direksi yang t erdiri dari seorang Direkt ur Ut ama dan sebanyak-banyaknya 4 (empat ) orang Direkt ur sesuai dengan bidang usahanya.

Pasal 15

(10)

berdasarkan ket ent uan yang dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri.

(2) Direksi at au Direkt ur Ut ama unt uk dan at as nama Direksi menerima pet unj uk-pet unj uk dari dan bert anggung j awab kepada Ment eri t ent ang kebij aksanaan umum unt uk menj alankan t ugas-t ugas pokok Perusahaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

(3) Pelaksanaan t anggung j awab administ rat if f ungsional Perusahaan sebagai Badan Usaha Milik Negara t erhadap Pemerint ah, dalam hal ini Ment eri dan Ment eri Keuangan, dilakukan oleh Direkt ur Ut ama at as nama Direksi.

Pasal 16

Tugas dan wewenang Direksi adalah sebagai berikut :

a. memimpin, mengurus, dan mengelola Perusahaan sesuai dengan maksud dan t uj uan dengan senant iasa berusaha meningkat kan daya guna dan hasil guna dari Perusahaan;

b. menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perusahaan;

c. mewakili Perusahaan di dalam dan di luar pengadilan;

d. melaksanakan kebij aksanaan umum dalam mengurus Perusahaan yang t elah digariskan oleh Ment eri;

e. menet apkan kebij aksanaan Perusahaan sesuai dengan kebij aksanaan umum yang dit et apkan oleh Ment eri;

f . menyiapkan pada wakt unya rencana kerj a t ahunan Perusahaan lengkap dengan anggaran keuangan;

g. mengadakan dan memelihara t at a buku dan administ rasi Perusahaan sesuai dengan kelaziman yang berlaku bagi suat u Perusahaan;

(11)

perincian t ugasnya;

i. mengangkat dan memberhent ikan pegawai sesuai dengan perat uran kepegawaian yang berlaku bagi Perusahaan;

j . menet apkan gaj i, pensiun/ j aminan hari t ua dan penghasilan lain bagi Pegawai sert a mengat ur semua hal kepegawaian lainnya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

k. memberikan segala ket erangan t ent ang keadaan dan j alannya Perusahaan baik dalat n bent uk laporan t ahunan, maupun laporan berkala menurut cara dan wakt u yang dit ent ukan dalam Perat uran Pemerint ah ini sert a set iap kali dimint a oleh Ment eri;

l. menj alankan kewaj iban-kewaj iban lainnya berdasarkan pet unj uk Ment eri.

Pasal 17

(1) Dalam menj alankan t ugas-t ugas pokok Perusahaan:

a. Direkt ur Ut ama berhak dan berwenang bert indak at as nama Direksi;

b. Para Direkt ur berhak dan berwenang bert indak at as nama Direksi masing-masing unt uk bidangnya dalam bat as-bat as yang dit ent ukan dalam perat uran t at a t ert ib dan t at a cara menj alankan pekej aan Direksi.

(12)

wewenang Direkt ur Ut ama.

(3) Apabila semua anggot a Direksi berhalangan t et ap menj alankan pekerj aannya at au j abat an Direksi t erluang seluruhnya dan belum diangkat penggant inya at au belum memangku j abat annya, maka unt uk sement ara wakt u pimpinan dan pengurusan Perusahaan dij alankan oleh seorang Pej abat Direksi yang dit unj uk oleh Ment eri.

(4) Dalam menj alankan t ugas dan wewenang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 huruf c, Direksi dapat melaksanakannya sendiri at au menyerahkan kekuasaan t ersebut kepada:

a. Seorang at au beberapa orang anggot a Direksi, at au;

b. Seorang at au beberapa orang Pegawai baik sendiri maupun bersama-sama, at au;

c. Orang at au badan lain, yang khusus dit unj uk unt uk hal t ersebut .

(5) Tat a t ert ib dan t at a cara menj alankan pekerj aan Direksi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), diat ur dalam perat uran yang dit et apkan oleh Direksi dengan perset uj uan Ment eri.

(6) Gaj i, t unj angan, emolumen dan penghasilan lain dari para anggot a Direksi, dit et apkan oleh Ment eri, dengan memperhat ikan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku.

Pasal 18

(1) Anggot a Direksi diangkat dan diberhent ikan oleh Presiden at as usul Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Keuangan.

(2) Anggot a Direksi diangkat unt uk masa 5 (lima) t ahun dan set elah masa j abat annya berakhir dapat diangkat kembali.

(13)

Direksi meskipun masa j abat annya sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) belum berakhir karena:

a. mut asi j abat an unt uk kepent ingan Perusahaan dan Negara;

b. at as permint aan sendiri;

c. melakukan perbuat an at au sikap yang merugikan Perusahaan;

d. melakukan t indakan at au sikap yang bert ent angan dengan kepent ingan Negara;

e. cacat f isik at au ment al yang mengakibat kan t idak dapat melaksanakan t ugasnya;

f . meninggal dunia;

g. t idak cukup cakap at au t ernyat a t idak melaksanakan t ugasnya dengan baik;

h. t idak melaksanakan ket ent uan-ket ent uan dalam anggaran dasar Perusahaan.

(4) Pemberhent ian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) huruf c dan huruf d, j ika merupakan suat u pelanggaran t erhadap perat uran hukum pidana, merupakan pemberhent ian t idak dengan hormat .

(5) Sebelum pemberhent ian karena alasan sebagaimana dimaksud dalam ayat

(3) huruf c dan huruf d dilakukan, kepada anggot a Direksi yang bersangkut an diberi kesempat an unt uk membela diri secara t ert ulis yang dit uj ukan kepada Ment eri, yang harus dilaksanakan dalam wakt u 1 (sat u) bulan set elah anggot a Direksi yang bersangkut an diberit ahukan oleh Ment eri t ent ang rencana pemberhent ian it u.

(14)

(7) Jika dalam wakt u 2 (dua) bulan set elah memberhent ikan anggot a Direksi yang bersangkut an berdasarkan ket ent uan ayat (4) belum diperoleh keput usan mengenai pemberhent ian anggot a Direksi t ersebut , maka pemberhent ian sement ara it u menj adi bat al dan anggot a Direksi yang bersangkut an dapat segera menj alankan j abat annya lagi, kecuali bilamana unt uk keput usan pemberhent ian t ersebut diperlukan keput usan pengadilan dan hal it u harus diberit ahukan kepada yang bersangkut an.

Pasal 19

(1) Anggot a Direksi adalah Warga Negara Indonesia.

(2) Anggot a Direksi diangkat berdasarkan syarat -syarat kemampuan dan keahlian dalam bidang pengelolaan Perusahaan, memiliki penget ahuan dan pengalaman yang diperlukan unt uk memimpin suat u Perusahaan yang bergerak dalam bidang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, mempunyai akhlak dan moral yang baik sert a memenuhi syarat -syarat lainnya yang diperlukan unt uk menunj ang kemaj uan Perusahaan yang dipimpinnya.

(3) Direksi mencurahkan pengabdian dan kemampuannya secara penuh pada t ugas, kewaj iban dan pencapaian t uj uan diadakannya Perusahaan.

Pasal 20

(1) Ant ara para anggot a Direksi t idak boleh ada hubungan keluarga sampai deraj at ket iga baik menurut garis lurus maupun garis ke samping t ermasuk menant u dan ipar, kecuali j ika diizinkan Presiden.

(15)

(3) Anggot a Direksi t idak boleh mempunyai kepent ingan pribadi, baik langsung maupun t idak langsung dalam suat u perkumpulan/ Perusahaan lain yang berusaha/ bert uj uan mencari laba.

(4) Anggot a Direksi t idak dibenarkan memangku j abat an rangkap sebagaimana t ersebut di bawah ini:

a. Direkt ur Ut ama at au Direkt ur pada badan usaha milik negara lainnya at au perusahaan swast a, at au j abat an lain yang berhubungan dengan pengelolaan Perusahaan;

b. Jabat an st rukt ural dan f ungsional lainnya dalam Inst ansi/ Lembaga Pemerint ah Pusat / Daerah;

c. Jabat an-j abat an lainnya, berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Bagian Ket uj uh

Rencana Kerj a dan Anggaran Perusahaan

Pasal 21

(1) Selambat -lambat nya 3 (t iga) bulan sebelum t ahun buku mulai berlaku, Direksi mengirimkan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan yang meliput i anggaran invest asi dan anggaran eksploit asi kepada Ment eri unt uk memperoleh pengesahannya berdasarkan penilaian bersama oleh Ment eri dan Ment eri Keuangan.

(2) Kecuali apabila Ment eri secara t ert ulis mengemukakan keberat an at au menolak kegiat an yang dimuat dat a rencana kerj a dan anggaran Perusahaan sebelum menginj ak t ahun buku baru, maka anggaran t ersebut berlaku sepenuhnya.

(16)

harus diaj ukan t erlebih dahulu kepada Ment eri menurut cara dan wakt u yang dit et apkan oleh Ment eri, unt uk memperoleh pengesahannya berdasarkan penilaian bersama oleh Ment eri dan Ment eri Keuangan.

(4) Apabila dalam wakt u 3 (t iga) bulan sesudah permint aan perset uj uan sebagaimana dimaksud dat a ayat (3) diaj ukan, oleh Ment eri t idak diberikan keberat an secara t ert ulis, maka perubahan rencana kerj a dan anggaran t ersebut dianggap t elah disahkan.

(5) Rencana kerj a dan/ at au anggaran Perusahaan yang t elah disahkan merupakan landasan kerj a dan menj adi t ugas bagi Direksi unt uk melaksanakan kegiat an yang t ercant um di dalamnya.

Pasal 22

(1) Semua pembiayaan dalani rangka pelaksanaan t ugas Sat uan Pengawasan Int ern, Dewan Pengawas sert a t enaga ahli, dibebankan kepada Perusahaan dan secara j elas dianggarkan dalam anggaran Perusahaan.

(2) Perusahaan dilarang membiayai pengeluaran yang dilakukan oleh Depart emen/ Inst ansi yang membina dan mengawasi Perusahaan dat a rangka pembinaan dan pengawasan Perusahaan.

Bagian Kedelapan Iuran

Pasal 23

(17)

Perusahaan unt uk menut up biaya pengusahaan yang dit et apkan dengan keput usan Ment eri at as usul Direksi, set elah mendapat pert imbangan Ment eri Keuangan.

Bagian Kesembilan Sist em Akunt ansi

Pasal 24

Tahun Buku Perusahaan adalah t ahun t akwim, kecuali j ika dit et apkan lain oleh Ment eri.

Pasal 25

(1) Set iap perubahan baik yang diakibat kan oleh t ransaksi maupun oleh kej adian lain dalam Perusahaan yang mempengaruhi akt iva, hut ang, modal, biaya dan pendapat an harus dibukukan at as dasar sat u sist em akunt ansi yang dapat dipert anggungj awabkan.

(2) Sist em akunt ansi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) disusun dan dilaksanakan oleh Direksi agar dapat berj alan dengan baik berdasarkan prinsip-prinsip pengendalian int ern, t erut ama pemisahan f ungsi pengurusan, pencat at an, penyimpanan dan pengawasan.

(18)

Bagian Kesepuluh Pengawasan

Pasal 26

(1) Ment eri melakukan pengawasan umum at as j alannya Perusahaan.

(2) Pada Perusahaan dibent uk Dewan Pengawas yang bert anggung j awab kepada Ment eri.

(3) Dewan Pengawas bert ugas unt uk melaksanakan pengawasan t erhadap pengelolaan Perusahaan t ermasuk pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan.

(4) Dewan Pengawas melaksanakan t ugas, wewenang dan t anggung j awabnya sesuai dengan ket ent uan-ket ent uan yang berlaku t erhadap Perusahaan dan menj alankan keput usan-keput usan dan pet unj uk-pet unj uk dari Ment eri.

Pasal 27

Dewan Pengawas dalam melaksanakan t ugasnya berkewaj iban:

a. memberikan pendapat dan saran kepada Ment eri melalui Direkt ur Jenderal mengenai rancangan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan, sert a perubahan/ t ambahannya, laporan-laporan lainnya dari Direksi;

b. mengawasi pelaksanaan rencana kerj a dan anggaran Perusahaan sert a menyampaikan hasil penilaiannya kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direksi dan Direkt ur Jenderal;

(19)

d. memberikan pendapat dan saran kepada Ment eri dengan t embusan kepada Direkt ur Jenderal dan kepada Direksi mengenai set iap masalah lainnya yang dianggap pent ing bagi pengelolaan Perusahaan;

e. memberikan laporan kepada Ment eri dan Ment eri Keuangan secara berkala (t riwulan dan t abunan) sert a pada set iap wakt u yang diperlukan mengenai perkembangan Perusahaan dan hasil pelaksanaan t ugas Dewan Pengawas;

f . melakukan t ugas-t ugas pengawasan lain yang dit ent ukan oleh Ment eri.

Pasal 28

Dalam pelaksanaan t ugas pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26, Dewan Pengawas waj ib memperhat ikan:

a. pedoman dan pet unj uk-pet unj uk Ment eri dengan senant iasa memperhat ikan ef isiensi Perusahaan;

b. ket ent uan dalam perat uran pendirian Perusahaan sert a ket ent uan perat uran perundang-undangan yang berlaku;

c. pemisahan t ugas pengawasan dengan t ugas pengurusan Perusahaan yang merupakan t ugas dan t anggung j awab Direksi.

Pasal 29

Dalam melaksanakan t ugas dan kewaj iban Dewan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. melihat buku-buku dan surat -surat sert a dokumen-dokumen lainnya, memeriksa keadaan kas (unt uk keperluan verif ikasi) dan memeriksa kekayaan Perusahaan;

(20)

kant or-kant or yang dipergunakan oleh Perusahaan;

c. memint a penj elasan-penj elasan dari pimpinan Perusahaan mengenai persoalan yang menyangkut pengelolaan Perusahaan;

d. memint a Direksi dan/ at au pej abat lainnya dengan sepenget ahuan Direksi unt uk menghadiri rapat Dewan Pengawas;

e. menghadiri rapat Direksi dan memberikan pandangan-pandangan t erhadap hal-hal yang dibicarakan;

f . melakukan hal-hal lain yang dianggap perlu sebagaimana diat ur dalam perat uran pendirian Perusahaan.

Pasal 30

(1) Dewan Pengawas mengadakan rapat sekurang-kurangnya 3 (t iga) bulan sekali dan sewakt u-wakt u apabila diperlukan.

(2) Dalam rapat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dibicarakan hal-hal yang berhubungan dengan Perusahaan sesuai dengan t ugas pokok, f ungsi, dan hak sert a kewaj ibannya.

(3) Keput usan rapat Dewan Pengawas diambil at as dasar musyawarah unt uk muf akat .

(4) Unt uk set iap rapat dibuat risalah rapat .

Pasal 31

Unt uk membant u kelancaran pelaksanaan t ugas Dewan Pengawas, Ment eri dapat mengangkat seorang Sekret aris at as beban Perusahaan.

Pasal 32

(21)

kegiat annya berhubungan dengan Perusahaan at au Pej abat lain yang diusulkan oleh Ment eri dengan memperhat ikan pert imbangan Ment eri Keuangan.

(2) Salah seorang anggot a Dewan Pengawas diangkat sebagai Ket ua Dewan t ersebut .

Pasal 33

(1) Anggot a Dewan Pengawas diangkat dari t enaga yang mempunyai dedikasi, dipandang cakap, dan mempunyai kemampuan unt uk menj alankan kebij aksanaan Ment eri mengenai pembinaan dan pengawasan Perusahaan.

(2) Disamping syarat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) anggot a Dewan Pengawas t idak dibenarkan memiliki kepent ingan yang bert ent angan dengan at au mengganggu kepent ingan Perusahaan.

Pasal 34

(1) Anggot a Dewan Pengawas berj umlah sekurang-kurangnya 2 (dua) orang dan sebanyak-banyaknya 5 (l ima) orang yang t erdiri dari Ket ua dan anggot a Dewan.

(2) Ket ua Dewan Pengawas yang mengkoordinasikan anggot a Dewan Pengawas bert anggung j awab at as pelaksanaan pengawasan kepada Ment eri dan/ at au Ment eri Keuangan.

Pasal 35

(1) Masa j abat an Ket ua dan anggot a Dewan Pengawas ialah 3 (t iga) t ahun.

(22)

dalam Pasal 33.

Pasal 36

(1) Pengangkat an dan pemberhent ian anggot a Dewan Pengawas dilakukan oleh Presiden at as usul Ment eri set elah mendengar pert imbangan Ment eri Keuangan.

(2) Apabila Ment eri berpendapat bahwa anggot a-anggot a at au salah seorang anggot a Dewan Pengawas set elah menj abat beberapa wakt u t ernyat a t idak at au t idak dapat menj alankan t ugasnya dengan baik, maka Ment eri dapat mengusulkan pemberhent iannya kepada Presiden.

Pasal 37

Jika dianggap perlu Dewan Pengawas dalam melaksanakan t ugasnya dapat memperoleh bant uan t enaga ahli.

Pasal 38

Anggot a Dewan Pengawas t idak dibenarkan merangkap j abat an lain pada badan usaha swast a yang dapat menimbulkan pert ent angan kepent ingan secara langsung maupun t idak langsung dengan kepent ingan Perusahaan.

Pasal 39

(1) Pengawasan Int ern Perusahaan dilakukan oleh Sat uan Pengawasan Int ern.

(23)

Pasal 40

(1) Sat uan Pengawasan Int ern bert ugas membant u Direkt ur Ut ama dalam mengadakan penilaian at as sist em pengendalian pengelolaan (manaj emen) dan pelaksanaannya pada Perusahaan dan memberikan saran-saran perbaikannya.

(2) Direksi menggunakan pendapat dan saran Sat uan Pengawasan Int ern sebagai bahan unt uk melaksanakan penyempumaan pengelolaan (manaj emen) Perusahaan yang baik dan dapat dipert anggungj awabkan.

Pasal 41

Dalam pelaksanaan t ugasnya, Sat uan Pengawasan Int ern waj ib menj aga kelancaran pelaksanaan t ugas sat uan organisasi lainnya dalam Perusahaan sesuai dengan t ugas dan t anggung j awab masing-masing.

Pasal 42

Sat uan Pengawasan Int ern dapat memperoleh bant uan t enaga ahli.

Pasal 43

Pimpinan Sat uan Pengawasan Int ern harus memiliki pendidikan dan/ at au keahlian yang cukup memenuhi persyarat an sebagai pengawas int ern, obyekt if dan berdedikasi t inggi.

Pasal 44

(24)

Pasal 45

(1) Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan melakukan pemeriksaan akunt ansi at as laporan keuangan t ahunan Perusahaan.

(2) Pemeriksaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat j uga dilakukan oleh Akunt an Publik dengan ket ent uan bahwa hasil pemeriksaannya, diset uj ui Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan.

(3) Dalam melaksanakan ket ent uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat pula dilakukan pemeriksaan operasional t erhadap Perusahaan.

Pasal 46

Hasil pemeriksaan t ugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 45 disampaikan pula kepada Ment eri, Ment eri Keuangan, Direksi dan Dewan Pengawas.

Pasal 47

Dengan t idak mengurangi wewenang pengawasan sebagaimana dimaksud dalam pasal-pasal pada Bagian ini, set iap Kepala Unit Organisasi dalam Perusahaan bert anggung j awab melakukan pengawasan melekat dalam lingkungan t ugasnya masing-masing.

Bagian Kesebelas Kepegawaian

Pasal 48

(25)

Perusahaan dengan memberikan penghargaan yang layak kepada semua Pegawai sesuai dengan prest asinya.

(2) Kedudukan hukum, susunan j abat an, kepangkat an, pemberhent ian, gaj i, pensiun, dan t unj angan bagi Pegawai diat ur berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

(3) Penghasilan-penghasilan lain Pegawai diat ur t ersendiri oleh Direksi set elah mendapat kan perset uj uan Ment eri.

Pasal 49

Direksi mengangkat dan memberhent ikan Pegawai/ pekerj a Perusahaan berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 50

(1) Kepada Pegawai diberikan pensiun berdasarkan perat uran perundang-undangan yang berlaku bagi Pegawai.

(2) Di samping pensiun kepada Pegawai dapat diberikan j aminan hari t ua lainnya yang diat ur oleh Direksi set elah mendapat perset uj uan Ment eri.

Bagian Keduabelas

Tanggungj awab Pegawai dan Tunt ut an Gant i Rugi

Pasal 51

(26)

Perusahaan, diwaj ibkan menggant i kerugian t ersebut .

(2) Ket ent uan-ket ent uan t ent ang gant i rugi t erhadap Pegawai Negeri berlaku sepenuhnya t erhadap Pegawai.

(3) Semua Pegawai yang dibebani t ugas penyimpanan, pembayaran at au penyerahan uang dan surat -surat berharga milik Perusahaan dan barang-barang persediaan milik Perusahaan yang disimpan dalam gudang at au t empat penyimpanan yang khusus dan semat a-mat a digunakan unt uk keperluan it u, bert anggung j awab t ent ang pelaksanaan t ugasnya kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

(4) Pegawai sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) t idak perlu mengirimkan pert anggungj awaban mengenai cara mengurusnya kepada Badan Pemeriksa Keuangan.

(5) Tunt ut an t erhadap Pegawai t ersebut dilakukan menurut ket ent uan yang dit et apkan bagi bendaharawan yang oleh Badan Pemeriksa Keuangan dibebaskan dari kewaj iban pert anggungj awaban mengenai cara pengurusannya.

(6) Semua surat bukt i dan surat lainnya bagaimanapun sif at nya, yang t ermasuk bilangan t at a buku dan administ rasi Perusahaan, disimpan di t empat Perusahaan at au t empat lain yang dit unj uk oleh Ment eri, kecuali j ika unt uk sement ara dipindahkan ke Badan Pemeriksa Keuangan dalam hal dianggapnya perlu unt uk kepent ingan sesuat u pemeriksaan.

(27)

Bagian Ket igabelas Pelaporan

Pasal 52

(1) Unt uk t iap t ahun buku oleh Direksi disusun perhit ungan t ahunan yang t erdiri dari neraca dan perhit ungan laba rugi.

(2) Neraca dan perhit ungan laba rugi sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dikirimkan kepada Ment eri dengan t embusan kepada Ment eri Keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan, Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan, Direkt ur Jenderal dan Dewan Pengawas selambat -lambat nya 6 (enam) bulan sesudah t ahun buku menurut cara yang dit et apkan oleh Ment eri.

(3) Cara penilaian pos dalam perhit ungan t ahunan harus disebut kan.

(4) Jika dalam wakt u 3 (t iga) bulan sesudah menerima perhit ungan t ahunan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) oleh Ment eri t idak diaj ukan keberat an t ert ulis, maka perhit ungan t ahunan it u dianggap t elah disahkan.

(5) Perhit ungan t ahunan disahkan oleh Ment eri set elah dinilai bersama oleh Ment eri dan Ment eri Keuangan berdasarkan hasil pemeriksaan Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan at au Badan yang dit unj uknya.

(6) Pengesahan sebagaimana dimaksud dalam ayat (5) memberi pembebasan kepada Direksi t erhadap segala sesuat unya yang t ermuat dalam perhit ungan t ahunan t ersebut .

(28)

Pasal 53

Hasil penilaian at as laporan keuangan t riwulanan dan t ahunan sert a laporan lainnya dari Perusahaan yang dilakukan oleh Direkt ur Jenderal disampaikan kepada Ment eri dan Ment eri Keuangan dalam bat as wakt u selambat -lambat nya 2 (dua) bulan set elah menerima laporan dari Direkt ur Ut ama.

Pasal 54

(1) Laporan-laporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 52 dan Pasal 53 disampaikan t epat pada wakt unya.

(2) Bent uk laporan pelaksanaan t ugas sebagaimana dimaksud dalam ayat

(1) dit et apkan oleh Ment eri Keuangan set elah menaengar pert imbangan Ment eri.

Bagian Keempat belas Penggunaan Laba

Pasal 55

(1) Dari laba bersih yang t elah disahkan menurut Pasal 52 disisihkan unt uk

a. Dana Pembangunan Semest a sebesar 55% (lima puluh lima persen);

b. Cadahgan Umum sebesar 20% (dua puluh persen), hingga cadangan umum t ersebut mencapai j umlah dua kali modal Perusahaan;

c. Cadangan t uj uan sebesar 5% (lima persen);

(29)

pensiun yang perincian perbandingan pembagiannya dit et apkan lebih lanj ut oleh Ment eri.

(2) Apabila j umlah cadangan umum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b t elah t ercapai, j umlah dari bagian laba bersih yang diperunt ukkan unt uk pemupukan cadangan umum t ersebut , selanj ut nya dapat dipergunakan unt uk pemupukan dana bagi pembelanj aan perluasan kapasit as Perusahaan.

(3) Sebelum cadangan umum t ersebut mencapai j umlah 2 (dua) kali modal Perusahaan, dengan perset uj uan Ment eri Keuangan at as usul Ment eri, Direksi dapat menggunakan dana cadangan umum t ersebut unt uk kepent ingan pembelanj aan perluasan kepasit as Perusahaan.

(4) Cadangan t uj uan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c ant ara lain dipergunakan unt uk pemupukan dana bagi pembelanj aan perluasan kapasit as Perusahaan.

Bagian Kelimabelas Pembubaran Perusahaan

Pasal 56

(1) Pembubaran Perusahaan dan penunj ukan likuidat urnya dit et apkan dengan Perat uran Pemerint ah.

(2) Semua kekayaan Perusahaan set elah diadakan likuidasi menj adi milik Negara.

(30)

BAB IV

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 57

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka ket ent uan-ket ent uan pelaksanaan yang t elah dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1970 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 35 Tahun 1980, masih t et ap berlaku sepanj ang t idak bert ent angan dan belum digant i dengan ket ent uan baru yang dikeluarkan berdasarkan Perat uran Pemerint ah ini.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 58

Dengan berlakunya Perat uran Pemerint ah ini, maka Perat uran Pemerint ah Nomor 20 Tahun 1970 sebagaimana t elah diubah dengan Perat uran Pemerint ah Nomor 35 Tahun 1980 dinyat akan t idak berlaku lagi.

Pasal 59

Perat uran Pemerint ah ini mulai berlaku pada t anggal diundangkan.

(31)

Dit et apkan di Jakart a

pada t anggal 23 Agust us 1990

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

t t d

SOEHARTO

Diundangkan di Jakart a pada t anggal 23 Agust us 1990

MENTERI/ SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

t t d

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga dapat diketahui bahwa penanaman modal memiliki pengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap ketimpangan pembangunan wilayah dan dapat disimpulkan

Berdasarkan pertimbangan hakim tersebut,maka hakim memutuskan dalam amar putusannya pada poin ke-2 “menyatakan tanah sengketa adalah milik penggugat yang tidak

Sebagai contoh itik gembala yang dipelillara di sawah dengan sistem perkandangan yang terbuat dari anyaman bambu dan sebagian ditutup dengan atap jerami untuk bertelur masih

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, p enulis dapat menyelesaikan Skripsi dengan judul “ Sistem Informasi T ata

Kesimpulan : Riwayat atopi keluarga dan paparan asap rokok lingkungan merupakan faktor risiko yang dominan terhadap kejadian dermatitis atopik anak.. Kata kunci : dermatitis

Dengan mengetahui jenis umpan yang digunakan untuk menangkap kepiting diharapkan melalui penelitian ini akan diketahui jenis umpan yang lebih disukai oleh kepiting untuk

Page 1 zuhdan@uny.ac.id..

Dilihat dari faktor daya tahan, roti yang berkualitas mampu bertahan hingga 2 haritanpa bahan pengawet, hal ini karena roti yang bagus memiliki kelembaban yang baik.Kualitas