• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran TIK di Smp Negeri 7 Salatiga Tahu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Reciprocal Teaching Untuk Meningkatkan Keaktifan Dan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII pada Mata Pelajaran TIK di Smp Negeri 7 Salatiga Tahu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Munifah (2010) tentang Penerapan Model

Reciprocal Teaching Sebagai Upaya Meningkatkan Pemahaman Konsep

Matematika Siswa. Selain itu penelitian juga dilakukan oleh Tri Widayati (2012)

tentang Pengaruh Strategi Pembelajaran Kooperatif Reciprocal Teaching

Terhadap Prestasi Belajar Biologi Siswa kelas VII SMP Negeri 1 Karanganyar.

Pada penelitian tersebut cukup mempunyai keunggulan dalam penerapan model

pembelajaran sebagai sarana, karena sudah mendukung proses pembelajaran

didalam kelas sehingga siswa tidak merasa bosan. Akan tetapi dalam penelitian itu

belum meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa dalam memahami materi

yang disampaikan oleh guru.

Berdasarkan penelitian yang sehubungan dengan model pembelajaran

tersebut, maka akan dilakukan penelitian yang membahas tentang model

pembelajaran kooperatif Reciprocal Teaching pada pembelajaran TIK untuk

sekolah menengah pertama (SMP) untuk siswa kelas VIII dengan menggunakan

teknologi multimedia. Model pembelajaran ini akan dibangun dengan

membagikan kelompok kepada siswa sesuai dengan urutan nomor yang sudah

ditentukan ini bertujuan untuk meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

kelas VIII.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan model pembelajaran TIK

yang baru dan menarik sehingga dapat mempermudah siswa dalam memahami

materi pembelajaran TIK. Selain itu, juga diharapkan penelitian ini dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran TIK dengan cara yang

mudah yaitu menerapkan model kooperatif tipe Reciprocal Teaching sebagai

media pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan dan hasil belajar siswa

kelas VIII.

(2)

2.2. Landasan Teori 2.2.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan proses kegiatan yang dapat membawa perubahan

individu. Dalam kenyataan belajar adalah perubahan individu dalam kebiasaan, pengetahuan, dan sikap. Hamalik (1983 : 28) mengatakan bahwa: “Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri seseorang yang dinyatakan

dalam cara-cara bertingkah laku baru berkat pengalaman dan latihan”.

Muhammad (1999 : 37) mengatakan bahwa belajar adalah pekerjaan yang harus

dikerjakan sendiri, diusahakan sendiri dan tidak dapat menugaskan orang lain

untuk mengerjakannya. Belajar merupakan jenis pekerjaan yang harus melibatkan

diri secara langsung kedalam pekerjaan itu.

Untuk proses pendidikan disekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan

yang fundamental. Yang berarti berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan

banyak bergantung pada proses belajar mengajar yang berlangsung. Pandangan

seseorang tentang belajar akan mempengaruhi tindakan-tindakan yang

berhubungan dengan belajar. Tiap orang memiliki pandangan yang berbeda-beda

tentang belajar. Menurut Gie (1982:39) “Belajar merupakan proses perubahan

tingkah laku seseorang melalui suatu aktivitas yang dilakukan secara terus

menerus dan berkesinambungan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar

adalah perubahan dalam diri seseorang yang bersifat kemajuan atau

penyempurnaan kepribadian. Kemajuan dan penyempurnaan tersebut

dimaksudkan untuk menghasilkan perubahan-perubahan positif dalam diri anak

didik yang sedang menuju kedewasaan. Perubahan yang terjadi pada diri anak didik tersebut banyak sekali, baik sifat maupun jenisnya. Oleh karena itu sudah

tentu tidak semua perubahan dalam diri anak didik merupakan perubahan dalam

arti belajar.

2.2.2. Pengertian Model Pembelajaran

Model pembelajaran pada dasamya merupakan suatu proses komunikasi

(3)

tatap muka maupun tidak langsung menggunakan media. Menurut R. Ibrahim,

(2002:85) model pembelajaran pada dasamya merupakan pengelolaan dan

pengembangan yang dilakukan terhadap komponen pembelajaran. Menurut Joice

dan Will (Winataputra, 2001:3) bahwa model pembelajaran diartikan sebagai

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematis yang

mengorganisasikan pengalaman belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman

bagi perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan' dan

melakukan aktivitas belajar.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah suatu pedoman atau salah satu alat yang digunakan oleh guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa dapat melaksanakan

kegiatan belajamya untuk mencapai tujuan dan proses belajar mengajar.

2.2.3. Pengertian Tipe RT (Reciprocal Teaching)

Model pembelajaran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) adalah suatu

model yang dapat mengasah kemampuan membaca siswa dan mengasah kemampuan siswa untuk menggali isi materi yang disampaikan guru seperti yang dikatakan oleh Pressly (1998) bahwa ”model pembelajaran Timbal Balik mendorong siswa untuk menjadi lebih aktif dalam perannya di kelompok, membantu siswa untuk lebih memahami arti bacaan / materi yang diberikan guru, dan dengan model ini dapat meningkatakan kognitif siswa”.

Keunggulan model pembelajaran Timbal Balik adalah faktor internal (biologis dan psikologis), faktor eksternal (lingkungan sekolah), faktor instrumental (fasilitas dan guru). Keunggulan model pembelajaran Timbal Balik mempengaruhi sebagian besar pada faktor hasil belajar. Walaupun tidak mempengaruhi keseluruhan faktor hasil belajar tetapi model pembelajaran Timbal Balik dapat membantu siswa untuk memperoleh hasil belajar yang baik (Puri, 2013).

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan pengertian tipe RT (Reciprocal

Teaching) adalah model pembelajaran Timbal Balik (Reciprocal Teaching) memilki

(4)

2.2.4. Langkah-Langkah Pembelajaran Kooperatif Tipe RT (Reciprocal Teaching)

Langkah-langkah pembelajaran dalam model Reciprocal Teaching yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut (Munifah, 2010) :

1. Mengelompokkan Siswa dan Diskusi Kelompok Siswa dikelompokkan

menjadi beberapa kelompok kecil. Pengelompokkan siswa didasarkan

pada kemampuan setiap siswa. Hal ini bertujuan agar kemampuan setiap

kelompok yang terbentuk hampir sama. Setelah kelompok terbentuk

mereka diminta untuk mendiskusikan student worksheet yang telah

diterima.

2. Membuat Pertanyaan (Question Generating) Siswa membuat

pertanyaan tentang materi yang dibahas kemudian menyampaikannya di

depan kelas.

3. Menyajikan Hasil Kerja Kelompok Guru menyuruh salah satu

kelompok untuk menjelaskan hasil temuannya didepan kelas, sedangkan

kelompok yang lain menanggapi atau bertanya tentang hasil temuan yang

disampaikan.

4. Mengklarifikasi Permasalahan (Clarifying) Siswa diberi kesempatan

untuk bertanya tentang materi yang dianggap sulit kepada guru. Guru

berusaha menjawab dengan memberi pertanyaan pancingan. Selain itu,

guru mengadakan tanya jawab terkait materi yang dipelajari untuk

mengetahui sejauh mana tingkat pemahaman konsep siswa.

5. Memberikan Soal Latihan yang Memuat Soal Pengembangan

(Predicting) siswa mendapat soal latihan dari guru untuk dikerjakan secara

individu. Soal ini memuat soal pengembangan dari materi yang akan dibahas. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat memprediksi materi apa

yang akan dibahas pada pertemuan selanjutnya.

6. Menyimpulkan Materi yang dipelajari (Summarizing) siswa diminta

(5)

2.2.5. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Isjoni (2009:16) mengemukakan bahwa, “Pembelajaran kooperatif adalah

suatu model pembelajaran yang saat ini banyak digunakan untuk mewujudkan

kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (Student Oriented), terutama

untuk mengatasipermasalahan yang ditemui guru dalam mengaktifkan siswa yang

tidak dapat bekerja sama dengan orang lain”.

Pembelajaran kooperatif dikenal dengan kelompok atau kerja kelompok.

Tetapi belajar kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kerja kelompok

karena dalam belajar kooperatif ada struktur dorongan atau tugas yang bersifat

kooperatif sehingga dapat memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan

hubungan yang bersifat interpendensi efektif diantar anggota kelompok

(Sugandi,2002:14).

Hubungan kerja seperti itu memungkinkan timbulnya persepsi yang positif

tentang apa yang bisa dilaksanakan siswa dapat mencapai keberhasilan belajar

bersama dalam kelompok. Untuk mencapai hasil yang maksimal, maka harus

diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong, yaitu :

a. Saling ketergantungan positif.

b. Tanggung jawab perseorangan.

c. Tatap muka.

d. Komunikasi antar anggota.

e. Evaluasi proses kelompok

Dari uraian diatas dapat disimpulkan pengertian Model pembelajaran

kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kelompok - kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

dirumuskan.

2.2.6. Karakteristik Pembelajaran Kooperatif

Karakteristik pembelajaran kooperatif diantaranya :

a. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk menguasai materi

(6)

b. Anggota-anggota dalam kelompok diatur terdiri dari siswa yang

berkemampuan rendah, sedang dan tinggi.

c. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif

berbeda suku, budaya, dan jenis kelamin.

d. Sistem penghargaan yang berorientasi kepada kelompok dari pada

individu.

Selain itu, terdapat empat tahapan keterampilan kooperatif yang harus ada

dalam model pembelajaran kooperatif yaitu :

a. Forming (pembentukan), yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

membentuk kelompok dan membentuk sikap yang sesuai dengan norma.

b. Functioniong (pengatur), yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

mengatur aktivitas kelompok dalam menyelesaikan tugas dan membina

kerja sama diantara anggota kelompok.

c. Formating (perumusan), yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

pembentukan pemahaman yang lebih dalam terhadap bahan-bahan yang

dipelajari, merangsang penggunaan tingkat berpikir yang lebih tinggi, dan

menekankan penguasaan serta pemahaman dari materi yang diberikan.

d. Fermenting (penyerapan), yaitu keterampilan yang dibutuhkan untuk

merangsang pemahaman konsep sebelum pembelajaran, konflik kognitif,

mencari lebih banyak informasi, dan mengkomunikasikan pemikiran untuk

memperoleh kesimpulan.

Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik dalam proses

pembelajaran kooperatif tipe reciprocal teaching memiliki tiga karakteristik

masing-masing saling berhubungan untuk melihat keaktifan siswa pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

2.2.7. Pengertian Keaktifan Siswa

Proses pembelajaran yang dilakukan dalam kelas merupakan aktivitas

menstransformasikan pengetahuan, sikap dan ketrampilan. Belajar menurut Dave

Meier yang dikutip Martinis Yamin (2007:75) adalah proses mengubah

pengalaman menjadi pengetahuan, pengetahuan menjadi pemahaman, pemahaman

(7)

Sedangkan menurut Sardiman (2001:98) menyatakan bahwa aktivitas

belajar adalah kegiatan yang bersifat fisik maupun mental, yaitu berbuat dan

berpikir sebagai suatu rangkaian yang tidak dapat dipisahkan. Dengan katalain,

bahwa dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas. Tanpa aktivitas, proses

belajar tidak mungkin berlangsung dengan baik.

Dari kedua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar aktif

bukan hanya melalui keaktifan siswa yang belajar secara fisik namun juga

keaktifan mental. Keaktifan (aktivitas) siswa dalam proses pembelajaran dapat

merangsang dan mengembangkan bakat yang dimilikinya, berfikir kritis, dan

dapat memecah permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari.

2.2.8. Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar merupakan bagian terpenting dalam pembelajaran. Nana

Sudjana (2009: 3) mendefinisikan hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah

perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian yang lebih luas

mencakup bidang kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dimyati dan Mudjiono

(2006: 3-4) juga menyebutkan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi

tindak belajar dan tindak mengajar.

Dari sisi guru, tindak mengajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil

belajar. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari

puncak proses belajar. Benjamin S. Bloom (Dimyati dan Mudjiono, 2006: 26 - 27)

menyebutkan enam jenis perilaku ranah kognitif, sebagai berikut:

a. Pengetahuan, mencapai kemampuan ingatan tentang hal yang telah

dipelajari dan tersimpan dalam ingatan. Pengetahuan itu berkenaan

dengan fakta, peristiwa, pengertian kaidah, teori, prinsip, atau metode.

b. Pemahaman, mencakup kemampuan menangkap arti dan makna tentang hal yang dipelajari.

c. Penerapan, mencakup kemampuan menerapkan metode dan kaidah

untuk menghadapi masalah yang nyata dan baru. Misalnya,

(8)

d. Analisis, mencakup kemampuan merinci suatu kesatuan ke dalam

bagian - bagian sehingga struktur keseluruhan dapat dipahami dengan

baik. Misalnya mengurangi masalah menjadi bagian yang telah kecil.

e. Sintesis, mencakup kemampuan membentuk suatu pola baru. Misalnya

kemampuan menyusun suatu program.

f. Evaluasi, mencakup kemampuan membentuk pendapat tentang

beberapa hal berdasarkan kriteria tertentu. misalnya, kemampuan

menilai hasil ulangan.

Berdasarkan pengertian hasil belajar di atas, disimpulkan bahwa hasil

belajar adalah kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima

pengalaman belajarnya. Kemampuan - kemampuan tersebut mencakup aspek

kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat dilihat melalui kegiatan

evaluasi yang bertujuan untuk mendapatkan data pembuktian yang akan

menunjukkan tingkat kemampuan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.

Pada hasil belajar yang diteliti dalam penelitian ini adalah hasil belajar TIK yang

mencakup dua tingkatan yaitu keaktifan dan hasil belajar siswa.

2.2.9. Kerangka Berpikir

Pada penelitian ini kerangka berpikir sangat dibutuhkan karena dengan adanya

kerangka berpikir, dapat memberi kemudahan dalam melakukan penelitian dengan

langkah-langkah yang sudah dibuat sesuai dengan apa yang akan dilakukan dalam

(9)

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Keterangan :

a) Mengumpulkan Data : Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data, hal ini bertujuan agar data yang diperoleh dapat mengetahui

masalah yang terjadi pada siswa kelas VIII pada saat mengikuti proses belajar

mengajar dikelas khususnya mata pelajaran TIK. Mengumpulkan Data

Mengidentifikasi Masalah

Merancang model pembelajaran

kooperatif tipe Reciprocal Teaching

Menerapkankan pada Kelas Eksperimen

menggunakan model kooperatif tipe

Reciprocal Teaching Dan Kelas Kontrol menggunakan model Sebelumnya.

Hasil Dari Proses

Pembelajaran

(10)

b) Mengidentifikasi Masalah : Langkah kedua setelah mengumpulkan data adalah mengidentifikasi masalah tujuannya supaya mempermudah dalam

penerapan model kooperatif tipe Reciprocal Teaching pada saat proses

pembelajaran didalam kelas.

c) Merancang Model Pembelajaran Tipe Reciprocal Teaching: Langkah ketiga setelah mengindentifikasi masalah adalah merancang model pembelajaran

tipe Reciprocal Teaching ini bertujuan untuk mempermudah pada saat proses

pembelajaran berlangsung.

d) Menerapkan pada Kelas Eksperimen menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Reciprocal Teaching Dan Kelas Kontrol menggunakan model Sebelumnya ( ceramah) :

Langkah keempat setelah merancang model model pembelajaran tipe Reciprocal

Teaching adalah menerapkan pada kelas eksperimen menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe Reciprocal Teaching dan kelas kontrol

menggunakan model sebelumnya (ceramah) ini bertujuan untuk melihat

perbedaan nilai keaktifan dan hasil belajar siswa kelas eksperimen dan kelas

kontrol.

e) Hasil Dari Proses Pembelajaran : Langkah kelima Setelah menerapkan pada kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe

Reciprocal Teaching dan kelas kontrol menggunakan model sebelumnya

(ceramah) adalah melihat hasil dari proses pembelajaran tujuannya untuk

mengetahui hasil nilai keaktifan dan hasil belajar siswa.

f) Analisis : Langkah keenam setelah melihat hasil dari proses pembelajaran mengajar dikelas adalah melakukan analisis / evaluasi tujuannya supaya dapat

diketahui apakah ada perbedaan dari hasil keaktifan belajar siswa dikelas eksperimen dan kelas kontrol.

g) Kesimpulan : Setelah melakukan analisis / evaluasi yang terakhir adalah menyimpulkan tentang model pembelajaran pada kelas eksperimen dengan

menerapkan model kooperatif tipe reciprocal teaching dan dikelas kontrol

(11)

apakah dengan menggunakan model kooperatif tipe reciprocal teaching sebagai

model pembelajaran dikelas dapat meningkatkan hasil belajar atau tidak.

Gambar

Gambar 1. Bagan Kerangka Berpikir

Referensi

Dokumen terkait

selisih mean rank post test antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol sebesar 8.00, sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan

Pengujian antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dilakukan dengan menggunakan pre test dan post test pada masing-masing kelompok untuk mengetahui apakah ada perbedaan

telah dilakukan, yang berarti ada perbedaan hasil belajar yang signifikan antara kelas eksperimen yang model pembelajarannya memanfaatkan aplikasi excelpedia dan

diterima, dengan demikian diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered

Metodologi Penelitian Ekonomi, Edisi I, Cetakan Pertama, Penerbit-PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.. Bandung : Jurusan Kurikulum Dan Teknologi Pendidikan

memahami materi yang disampaikan oleh guru, karena model kooperatif reciprocal. teaching ini digunakan sebagai model yang mempermudahkan dan

Ini terbukti dengan adanya peningkatan dari indikator keaktifan siswa yang dapat dicapai pada siklus 2 sebesar 30,26masuk dalam kategori aktif.Penerapan model Blended

Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan rata-rata (mean) antara kelompok kontrol dan kelompok eksperirnen yang signifikan setelah dilakukan