• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan hukum pidana Islam terhadap hukuman mati bagi pengedar narkotika: studi direktori putusan Mahkamah Agung RI no 38/Pid.Sus/2011.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan hukum pidana Islam terhadap hukuman mati bagi pengedar narkotika: studi direktori putusan Mahkamah Agung RI no 38/Pid.Sus/2011."

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh :

MUHAMMAD YUNUS NIM. C03212021

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Syari’ah dan Hukum

Jurusan Hukum Publik Islam Prodi Jinayah

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Skripsi ini adalah hasil dari penelitian library research tentang “ Tinjauan

Hukum Pidana Islam Terhadap hukuman mati bagi pengedar narkotika (studi direktori putusan Mahkamah Agung RI No 38/pid.sus/2011)” Penelitian ini

bertujuan untuk menjawab pertanyaan: Bagaimana putusan hakim dalam hukuman matti bagi pengedar narkotika (studi direktori putusan Mahkamah Agung RI No 38/pid.sus/2011)?, bagaimana analisis hukum pidana islam terhadap hukuman mati bagi pengedar narkotika (studi direktori putusan Mahkamah Agung RI No 38/pid.sus/2011)?

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi dan kepustakaan. Maka penelitian ini dilakukan dengan cara mengumpulkan berbagai buku yang terkait dengan permasalahan yang diteliti,. Selanjutnya dianalisis dengan menggunakan metode deskriptif analisis yang menggambarkan atau menguraikan suatu hal menurut apa adanya. kemudian memilih secara mendalam sumber data kepustakaan yang relevan dengan masalah yang dibahas.

Penelitian ini menghasilkan bahwa terdakwa (Mayuran Sukarman) hanyalah sebagai perantara (alat) bagi Andrew Chan. Terdakwa disuruh oleh Andrew Chan untuk membawa heroin seberat 350gram dari Indonesia dan kemudian diekspor ke Australia, tetapi sebelum melakukan ekspor terdakwa sudah tertangkap di hotel Melasti Kuta karena terindikasi keterlibatan dalam usaha penyelundupan narkotika jenis heroin.

Dari hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan, hukum pidana putusan MA RI 38 Pidsus 2011 kurang sesuai dengan konsep takzir dalam hukum Islam karena dalam takzir ada teori terhapusnya hukuman, salahsatunya yakni pemaafan. Apabila pelaku telah menyadari perbuatannya dan sudah ada iktikad baik untuk memperbaiki diri sebagaimana yang dilakukan oleh terdakwa (Mayuran Sukarman).

(7)

xii

DAFTAR ISI

Halaman

SAMPUL DALAM ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... `vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TRANSLITASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 9

C. Rumusan Masalah ... 10

D. Kajian Pustaka ... 10

E. Tujuan Penelitian ... 13

F. Kegunaan Penelitian ... 13

G. Definisi Operasional ... 14

H. Metode Penelitian ... 15

I. Sistematika Pembahasan ... 18

(8)

xiii

A. PENGERTIAN TA’ZIR ... 20

1. Pengertian ... 20

2. Rukun Dasar Hukum Ta’zir ... 21

3. Unsur-unsur Ta’zir ... 22

4. Macam-macam Jerimah Ta’zir ... 23

5. Macam-macam Sanksi ... 26

6. Sebab-sebab Hapusnya Hukum Ta’zir ... 28

7. Tujuan dan Syarat-syarat Ta’zir ... 30

BAB III DIREKTORI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA ...32

A. Tentang Mahkamah Agung republik Indonesia ... 32

B. Kronologi Kasus ... 34

C. Alasan-alasan dan Pokok Peninjauan Kembaali ... 51

D. Putusan ... 53

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA ...56

A. Analisis Hukum Pidana Terhadap Pengedar Narkotika ... 56

B. Analisis Hukum Islam Terhadap Putusan Mahkamah Agung RI No. 38/PIDSUS/2011 ... 58

BAB V PENUTUP ...64

A. Kesimpulan ... 65

B. Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Narkotika adalah zat kimia atau obat yang biasanya mengandung candu

yang dapat menimbulkan rasa mengantuk atau tidur yang mendalam. Selain

itu, dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,

mengurangi sampai menhilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan

ketergantungan bagi pemakainya. Pengaturan narkotika berdasarkan

undang-undang nomor 35 tahun 2009 (UU No.35 tahun 2009), bertujuan untuk

menjamin ketersedian guna kepentingan kesehatan dan ilmu pengetahuan,

mencegah penyalahgunaan narkotika, serta pemberantasan peredaran gelap

narkotika. Dewasa ini penyebaran dan penggunaan narkotika tidak hanya di

lingkungan sosial saja, tetapi sudah merambah ke lingkungan pendidikan,

agama, bahkan ke lingkungan para penegak hukum. Yang menjadi sasaran dari

penyebaran Narkotika ini yakni, remaja, anak-anak sekolah baik SMP maupun

SMA, bahkan di lingkungan pesantren pun hampir sebagian para santri sudah

memakai dan menggunakan obat terlarang ini. Kondisi ini sungguh sangat

memprihatinkan sekali karna kalau tidak di atasi jelas akan merusak generasi

muda Indonesia, dan akan menjadi bahaya yang sangat besar bagi kehidupan

manusia, bangsa, dan negara.

Narkoba yang dikonsumsi akan masuk dalam peredaran darah,

kemudian mengganggu pusat syaraf dan otak. Narkoba potensial mengganggu

(10)

narkoba lama kelamaan akan mengalami perubahan kepribadian, sifat, tabiat,

karakter, dan tidak mampu lagi mempergunakan akal sehatnya. bisa dikatakan

para pemakai narkoba keluar dari kepribadian dirinya menuju kepribadian lain

yang menyimpang. Bukan hanya merugikan diri sendiri, para pemakai narkoba

juga bisa mengganggu masyarakat. Pemakai narkoba seringkali melakukan

tindak kejahatan dan kekerasan yang merugikan orang lain. para pemakai

narkoba seringkali membuat ulah, keributan, dan mengganggu masyarakat.1

Bali Nine adalah sebutan yang diberikan media massa kepada sembilan

orang Australia yang ditangkap pada 17 April 2005 di Bali, Indonesia dalam

usaha menyelundupkan heroin seberat 8,2 kg dari Indonesia ke Australia

Kesembilan orang tersebut adalah :

Andrew Chan - disebut pihak kepolisian sebagai "godfather" kelompok

ini, Myuran Sukumaran, Si Yi Chen, Michael Czugaj,Renae Lawrence, Tach

Duc Thanh Nguyen, Matthew Norman, Scott Rush, Martin Stephens

Empat dari sembilan orang tersebut, Czugaj, Rush, Stephens, dan

Lawrence ditangkap di Bandara Ngurah Rai saat sedang menaiki pesawat

tujuan Australia. Keempatnya ditemukan membawa heroin yang dipasang di

tubuh. Andrew Chan ditangkap di sebuah pesawat yang terpisah saat hendak

berangkat, namun pada dirinya tidak ditemukan obat terlarang. Empat orang

lainnya, Nguyen, Sukumaran, Chen dan Norman ditangkap di Hotel Melasti di

Kuta karena menyimpan heroin sejumlah 350g dan barang-barang lainnya

1 M. Arief Hakim, Bahaya Narkoba-Alkohol: Cara Islam Mengatasi, Mencegah dan Melawan,

(11)

yang mengindikasikan keterlibatan mereka dalam usaha penyelundupan

tersebut.

Orang tua Rush dan Lawrence kemudian mengkritik pihak kepolisian

Australia yang ternyata telah mengetahui rencana penyelundupan ini dan

memilih untuk mengabari Polri daripada menangkap mereka di Australia, di

mana tidak ada hukuman mati sehingga kesembilan orang tersebut dapat

menghindari ancaman tersebut.

Pada 13 Februari 2006, Pengadilan Negeri Denpasar memvonis

Lawrence dan Rush dengan hukuman penjara seumur hidup. Sehari kemudian,

Czugaj dan Stephens menerima vonis yang sama. Sukumaran dan Chan, dua

tokoh yang dianggap berperan penting, dihukum mati. Kemudian pada 15

Februari, Nguyen, Chen, dan Norman juga divonis penjara seumur hidup oleh

para hakim.

Pada 26 April 2006, hukuman Lawrence, Nguyen, Chen, Czugaj dan

Norman dikurangi menjadi 20 tahun penjara melalui banding, dan Norman

menjadi hukuman mati. Chan dan Sukumaran tetap dihukum mati, dan

Stephens tetap dihukum seumur hidup.

Pada 13 Januari 2011, diketahui bahwa Mahkamah Agung menolak

upaya hukuman luar biasa PK yang diajukan oleh Stephens, sehingga

keputusan dikembalikan kembali ke putusan Pengadilan Negeri Denpasar

yaitu hukuman seumur hidup.

Pada Februari-Maret 2015, mahkamah agung menolak peninjauan

(12)

Myuran Sukumaran akhirnya dibawa ke Nusakambangan untuk menjalani

eksekusi mati,

Kejahatan narkotika merupakan extra orginary crime. Adapun

pemaknaannya adalah sebagai suatu kejahatan yang berdampak besar dan

multi-dimensional terhadap sosial, budaya, ekonomi dan politik serta begitu

dahsyatnya dampak negatif yang ditimbulkan oleh kejahatan ini. Penegakan

hukum terhadap tindak pidana narkotika telah banyak dilakukan oleh aparat

penegakan hukum dan telah banyak mendapatkan putusan hakim di sidang

pengadilan. Penegakan hukum ini diharapkan mampu sebagai faktor

penangkal terhadap merebaknya peredaran perdagangan narkoba atau

narkotika, tapi dalam kenyataan justru semakin intensif dilakukan penegakan

hukum, semakin meningkat pula peredaran perdagangan narkotika tersebut.

Tindak pidana narkoba atau narkotika berdasarkan Undang-Undang nomor 35

tahun 2009 (UU No.35 tahun 2009, memberikan sangsi pidana cukup berat, di

samping dapat dikenakan hukuman badan dan juga dikenakan pidana denda,

tapi dalam kenyataanya para pelakunya justru semakin meningkat.

Peredaran narkoba, secara illegal di Indonesia telah cukup lama dan

semakin meningkat. Indonesia yang mulanya sebagai negara transit

perdagangan narkoba kini sudah di jadikan daerah tujuan operasi oleh jaringan

narkoba internasional. Penyalahgunaan narkoba telah berada pada tingkat

yang sangat membahayakan, selama masyarakat memandang bahwa

memerangi bahaya narkoba adalah tugas pemerintah semata-mata, maka

(13)

hanya dapat di perangi dan menangi bila semua memahami dan menyadarinya

serta memandang bahwa bahaya narkoba sebagai musuh bersama dan

mengambil peran aktif dalam upaya memeranginya, dalam hal ini selain

pemerintah dan masyarakat, organisasi berbasis keagamaan, pemerintah, LSM

(Lembaga Swadaya Masyarakat), lembaga hukum, bersama-sama

meningkatkan dan memberdayakan masyarakat menuju kehidupan yang sehat

baik dari aspek mental, jasmani, maupun spiritual.

Narkoba atau narkotika dalam konteks hukum Islam adalah termasuk

masalah ‘ijtihadi, karena narkoba tidak disebutkan secara langsung di dalam

Al Quran dan Sunnah, serta tidak di kenal pada masa Rasulullah SAW. Ketika

itu yang ada di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas peminum khamr.

Secara teoritis penelitian ini bisa menjadi bahan informasi bagi pembaca

dalam memahami masalah narkotika ini, kemudian secara praktis menjadi

bahan acuan bagi penegak hukum supaya lebih baik lagi dan lebih profesional

dalam melaksanakan serta mengimplemantasikan aturan-aturan yang ada

sangkut pautnya dengan permasalahan narkotika.

kita sebaiknya tidaklah mudah menentukan sikap untuk mendukung

atau menolak tanpa melihat dari sisi Islaminya, yaitu berpatokan dari

Al-Qur’an dan Hadist. Bagaimanakah sesungguhnya hukuman mati bagi bandar

atau pengedar narkoba jika ditinjau dari sudut pandang Islam?

Islam menggunakan Al-Qur’an dan Hadist sebagai dasar pedoman

hidup seluruh umatnya. Segala urusan, baik urusan yang kecil hingga urusan

(14)

penciptanya, bahkan hubungan manusia dengan makhluk lainnya telah diatur

didalam Al-Qur’an dan Hadist.

Masalah narkoba, walaupun tidak secara detail diatur dalam Al-Qur’an, tetapi

tetap diatur dalam hukum Islam berdasarkan kajian-kajian ulama besar Islam yang

memang mengerti dan memahami tata cara menentukan halal dan haram dengan

menyamakan atau menetapkan hukum suatu perkara yang baru, yang belum ada pada

masa sebelumnya namun memiliki kesamaan sebab, manfaat, bahaya dengan perkara

terdahulu sehingga dihukum sama (Qiyas). Para ulama sepakat haramnya

mengkonsumsi narkoba ketika bukan dalam keadaan darurat. Ibnu Taimiyah

rahimahullah berkata, “Narkoba sama halnya dengan zat yang memabukkan

diharamkan berdasarkan kesepakatan para ulama. Bahkan setiap zat yang dapat

menghilangkan akal, haram untuk dikonsumsi walau tidak memabukkan” (Majmu’ Al

Fatawa, 34: 204).

Para ulama dalam hal ini merujuk beberapa Surat yang terdapat dalam

Al-Qur’an dan Hadist yang berhubungan dengan khamr. Diantaranya adalah Surat

Al-Baqarah :195

 

Yang artinya: Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan

Dari Ummu Salamah, ia berkata:

Yang artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melarang dari segala yang memabukkan dan mufattir (yang membuat lemah)” (HR. Abu Daud no. 3686 dan Ahmad 6: 309. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini dho’if). Jika khomr itu haram, maka demikian pula dengan mufattir atau narkoba.

(15)

Yang artinya: “Tidak boleh memberikan dampak bahaya, tidak boleh memberikan dampak bahaya” (HR. Ibnu Majah no. 2340, Ad Daruquthni 3: 77, Al Baihaqi 6: 69, Hakim 2: 66. Kata Syaikh Al Albani hadits ini shahih). Dalam hadits ini dengan jelas terlarang memberi mudhorot pada orang lain dan narkoba termasuk dalam larangan ini.

Setelah membaca dan memahami ayat-ayat diatas, dapat disimpulkan

bahwa narkoba adalah sesuatu yang diharamkan dalam Islam, karena narkoba

dapat merusak fungsi organ tubuh penggunanya dan bahkan sudah banyak

remaja yang meninggal dunia di usia muda karena narkoba.

Presiden Joko Widodo mengatakan Indonesia saat ini tengah berada

dalam situasi darurat narkoba. Menurut dia, hampir 50 orang mati setiap hari

karena narkoba. “Bayangkan, setiap hari ada 50 generasi bangsa meninggal

karena narkoba. Dalam setahun sekitar 18 ribu orang meninggal,” ujarnya

dalam sambutan dalam Rapat Koordinasi Nasional Gerakan Nasional

Penanganan Ancaman Narkoba dalam Rangka Mewujudkan Indonesia Emas

2045 di Hotel Bidakara, Jakarta Selatan, Rabu, 4 Februari 2015. Jumlah

tersebut belum termasuk pengguna narkoba yang sedang menjalani

rehabilitasi. “Pengguna yang sedang menjalani rehabilitasi mencapai 4,2-4,5

juta, dan itu bukan angka yang kecil,” lanjutnya.

Setelah melihat begitu banyaknya korban yang meninggal dunia

akibat dari penyalahgunaan narkoba, maka sudah sepantasnya jika para

pengedar mendapatkan hukuman yang seberat-beratnya. Presiden Joko

Widodo dengan tegas mengatakan bahwa hukuman mati. Keputusan Presiden

(16)

dukungan sebesar 84,6% masyarakat (sumber: liputan6.com, 28 April 2015).

Ini membuktikan adanya kekhawatiran masyarakat terhadap bahaya narkoba

yang semakin hari semakin mengerikan.

Majelis Kibar Ulama (Kumpulan Ulama Besar Arab Saudi) telah

mengkaji perkara ini dan mendiskusikannya dari berbagai macam sudut

pandang pada beberapa kali pertemuan. Setelah diskusi yang panjang

tersebut, Majelis Kibar Ulama menetapkan penyelundup/bandar, hukumannya

adalah dibunuh karena perbuatannya menjadi penyelundup/bandar

pengedaran narkoba, menyebarkan obat terlarang ke dalam negara,

menyebabkan kerusakan yang besar, tidak hanya bagi bandarnya, namun

menjadi sebab masalah yang serius bagi seluruh umat. Termasuk bandar

narkoba adalah orang yang mendatangkan obat terlsarang ini dari luar,

kemudian ia distribusikan ke penjual secara langsung. Sedangkan untuk

pengedar, para ulama menegaskan bahwa hukuman bunuh termasuk bentuk

hukuman ta’zir (bentuk hukuman yang belum ditetapkan dalam syariat dan

diserahkan kepada pemerintah setempat) yang dibolehkan. Syaikhul Islam

Ibnu Taimiyah mengatakan, “Manusia yang kerusakannya tidak bisa

dihentikan kecuali dengan dibunuh boleh dihukum mati, sebagaimana hukum

bunuh untuk pemberontak, menyimpang dari persatuan kaum muslimin, atau

gembong perbuatan bid’ah dalam agama. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

(17)

nama beliau (dengan membuat Hadits palsu)”, (sumber: fsi-febui.com, 23

Maret 2015).

Tidak ada keraguan lagi bahwa narkoba adalah sesuatu yang

berbahaya, dan bahayanya lebih dari khamr. Oleh sebab itu, sudah

sepantasnya hukuman yang diterima untuk bandar dan pengedar narkoba itu

lebih berat. Hukuman mati ditetapkan dengan pertimbangan bahwa bandar

dan pengedar adalah orang yang menyebabkan kerusakan di muka bumi ini.

Semoga hukuman mati yang diterapkan saat ini bisa menimbulkan efek jera

bagi para badar dan pengedar lain yang belum tertangkap, sehingga di masa

yang akan datang tidak akan ada lagi orang yang menjadi korban dari

peredaran gelap narkoba.

Oleh karena itu penulis ingin mengangkat dan meneliti sebagai karya

ilmiah dalam bentuk skripsi dengan judul “Tinjauan Hukum Pidana Islam

Terhadap Hukuman Mati Bagi Pengedar Narkotika (Studi Direktori Putusan

Mahkamah Agung Ri No 38 Ok/Pid.Sus/2011”

B.Identifikasi dan Batasan Masalah

Dari Permasalahan yang telah dijelaskan di atas, maka penulis

mengidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Mekanisme putusan hakim.

(18)

3. Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati bagi pengedar

narkotika

Agar pokok permasalahan diatas lebih terarah terhadap penerapan

standarisasi produk dalam UU No. 7 Tahun 2014, maka batasan masalah yang

akan dibahas pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bentuk penerapan hukuman mati menurut UU No 35 Tahun 2009

2. Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati bagi pengedar

narkotika

C.Rumusan Masalah

Pokok permasalahan pada penelitian ini agar lebih fokus dan

operasional, maka dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana Mekanisme putusan Hakim dalam Hukuman Mati Bagi

Pengedar Narkotika (Studi Direktori Putusan Mahkamah Agung Ri No 38

Ok/Pid.Sus/2011) ?

2. Bagaimana Analisis Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati Bagi

Pengedar Narkotika (Studi Direktori Putusan Mahkamah Agung Ri No 38

Ok/Pid.Sus/2011) ?

D.Kajian Pustaka

Kajian pustaka adalah deskripsi ringkas tentang kajian/penelitian yang

sudah pernah dilakukan seputar masalah yang akan diteliti sehingga terlihat

jelas bahwa kajian yang akan dilakukan ini tidak merupakan pengulangana

atau duplikasi dari kajian/penelitian yang telah ada.2 Dari hasil pencarian

(19)

penulis, masih sedikit penelitian yang mengangkat tema Tinjauan Hukum

Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati pengedar narkotika UU No 35 Tahun

2009. Berikut penelitian sebelumnya yang peneliti dapatkan:

1. Dalam perspektif Islam Masruhi Sudiro menulis bukunya yang berjudul

“Islam Melawan Narkotika”. Bahwa narkotika tidak terlepas dari

persoalan minuman keras (miras). Oleh karenanya para ulama

menentukan hukum terhadap pemakai narkotika dikiaskan pada peminum

minuman keras. Dalam tulisannya mengkonsumsi narkotika haram

hukumnya, haram menjualbelikannya dan haram pula menjadikannya

sebagai sumber nafkah atau penghasilan23. Dengan adanya pelarangan

terhadap perbuatan minuman keras, narkotika, dan obat-obatan yang

terlarang lainnya dalam hukum syari’ah Islam, maka tidak ada celah

untuk menghalalkannya.

2. Skripsi Mujiono NR (2100241), tahun 2007, Mahasiswa Institut Agama

IslamNegeri Walisongo Fakultas Syari’ah Jurusan Jinayah Siyasah, yang

berjudul “Menyuruhlakukan Tindak Pidana Narkotika Terhaddap Anak

Di Bawah Umur (Analisis Hukum Pidana Islam Terhaddap Pasal 87 UU

No. 22 Tahun 1997 tentang Narkotika)”. Reinterpretasi konsep

khamrdengan narkotika dalamhukum pidana Islam, yang mana dikaitkan

kondisi dan keadaansekarang dengan menggunakan metode tertentu.

Menurutnya dalam ketentuan jarimah kasus khamr masih terlalu ringan

(berupa dera 40-80 kali) karena masih mengatur sanksi hukum pada

(20)

tegas sanksi hukum kepada produsen danpengedar dalam cakupan wilayah

yang lebih besar. Dan juga membahas tentang bagaimana sanksi bagi

pelaku tindak pidana narkotika menyuruh lakukan anak-anak di bawah

umur.

3. Skripsi Tegar Djaya Rezeqi (072211005), tahun 2011, Mahasiswa Institut

Agama IslamNegeri Walisongo Fakultas Syari’ah Jurusan Jinayah

Siyasah berjudul “Pemidanaan Orang Tua atau Wali dari Pecandu

Narkotika di bawah umur (Analisis Pasal 128 ayat (1) Undang-undang

No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika)”. Skripsi ini membahas

pemidanaan bagi orang tua atau wali dari pecandu narkotika di bawah

umur dalam pasal 128 ayat (1) UU No. 35 tahun 2009 tentang Narkotika

menurut hukum pidana kaitannya dengan tujuan pemidanaan. Mengetahui

sanksi hukum terhadap tindak pidana bagi orang tua atau wali dari

pecandu narkotika di bawah umur dalam pasal 128 ayat (1) UU No. 35

tahun 2009 tentang Narkotika menurut hukum pidana Islam.

Sedangkan dalam skripsi ini penulis membahas tentang “Tinjauan

Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati Bagi Pengedar Narkotika

(Studi Direktori Putusan Mahkamah Agung Ri No 38 Ok/Pid.Sus/2011)”

adapun persamaannya dalam penelitian ini sama-sama membahas mengenai

narkotika sedangkan perbedaannya terletak pada teori yang digunakan dan

objeknya. Maka pembahasan ini berbeda dengan penelitian yang telah

(21)

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan peneliti dalam penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui bagaimana mekanisme Hakim dalam memutuskan

Hukuman Mati Bagi Pengedar Narkotika (Studi Direktori Putusan

Mahkamah Agung Ri No 38 Ok/Pid.Sus/2011

2. Untuk mengetahui Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman

Mati Bagi Pengedar Narkotika (Studi Direktori Putusan Mahkamah

Agung Ri No 38 Ok/Pid.Sus/2011)

F. Kegunaan Hasil Penelitian

Penulis berharap hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik secara

teoritis maupun praktis.

1. Secara Teoretis

a. Hasil pengetahuan ini dapat memberikan wawasan pengetahuan

dalam bidang pidana islam khususnya tentang penerapan Hukuman

Mati pengedar narkotika.

b. Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi yang

membutuhkan pustaka mengenai penerapan Hukuman Mati pengedar

narkotika.

2. Secara Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi atau

masukan yang penting bagi pembaca mengenai penerapan Hukuman

(22)

b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan pelengkap dan

penyempurnaan bagi peneliti selanjutnya.

G.Definisi Operasional

Untuk mempermudah dan menghindari kesalah pahaman dan perbedaan

persepsi pembaca dalam memahami arti dan judul ini, maka penulis

memandang perlu untuk menjabarkan secara jelas tentang maksud dari

istilah-istilah yang berkenaan dengan judul di atas, maksud dari judul tersebut

diantaranya :

1. Hukum Islam

Hukum pidana Islam adalah segala ketentuan hukum mengenai

tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang yang

dapat dibebani kewajiban, sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil

hukum yang terperinci dari Alquran dan hadis. Dalam penelitian ini

merupakan teori jarimah takzir. Yang mana orang yang terkena hukuman

ini tidak termasuk dalam kategori hukuman paling berat.

2. Pengedar Narkotika

Yaitu orang yang melakukan kegiatan penyaluran dan penyaluran

narkotika baik dalam rangka perdagangan maupun bukan .

Undang-Undang Yaitu ketetapan hukum yang telah disahkan oleh badan legislatif

(23)

H.Metode Penelitian

a. Data Yang Dikumpulkan

Penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library research).

Penelitian dilakukan terhadap buku-buku rujukan yang membicarakan

tentang Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap hukuman mati bagi

pengedar narkotika. (studi direktori putusan mahkamah agung RI no 38/

pidsus/ 2011.

Data yang terhimpun dari hasil penelitian ini, baik penelitian

kepustakaan maupun penelitian lapangan, dapat digolongkan dalam 2

(dua) jenis data yaitu :

a) Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari direktori

putusan Mahkamah Agung republic Indonesia no 38 pidsus/2011.

b) Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari studi kepustakaan

seperti peraturan perundang-undangan, karya tulis, buku-buku, dan

internet berupa materi-materi lain yang berkaitan dengan pembahasan

dalam proposal ini.

b. Sumber data

Sumber data, yakni sumber dari mana data akan digali, baik primer

maupun sekunder.3 Adapun sumber-sumber data tersebut adalah sebagai

berikut:

a) Sumber data primer

(24)

Sumber data primer merupakan putusan hakim atau dokumen

yang bersifat utama dan penting yang memungkinkan untuk mendapat

sejumlah informasi yang diperlukan dan berkaitan dengan penelitian

yaitu Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap hukuman mati bagi

pengedar narkotika. (studi direktori putusan mahkamah agung RI no

38/ pidsus/ 2011.

b) Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu sumber data yang diambil dan

diperoleh dari bahan pustaka dengan mencari data atau informasi

berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku literatur yang dipakai

sebagai berikut:

1) Wirdjono Prodjodikoro, Tindak-tindak Pidana Tertentu di

Indonesia.

2) Ahmad Wardi Muslich, Hukum Pidana Islam.

3) Ahmad Wardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam.

4) Todung Mulya Lubis dan Alexander Lay, kontroversi hukuman

mati

c. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

dan informasi adalah sebagai berikut:

a) Dokumentasi

yakni direktori putusan mahkamah agung republic Indonesia no 38

(25)

b) Kepustakaan (library Reseach)

yakni penelitian yang dilakukan dengan menelah buku-buku,

peraturan perundang undangan, karya tulis, serta data yang

diadapatkan dari penutisan melalui media internet atau media lain

yang ada hubungannya dengan penulisan proposal ini.

d. Teknik Pengolahan Data.

Untuk memudahkan analisis, maka diperlukan pengolahan data dengan

tahapan-tahapan sebagai berikut :

1) Organizing. Organizing adalah suatu proses yang sistematis dalam

pengumpulan, pencatatan, dan penyajian fakta untuk tujuan

penelitian.4 Yakni menyusun dan mensistematika data-data tentang

Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati pengedar

narkotika UU No 35 Tahun 2009.

2) Editing.

Editing adalah kegiatan pengeditan akan kebenaran dan ketetapan

data tersebut.5 Yakni memeriksa kembali data-data tentang penerapan

Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati pengedar

narkotika UU No 35 Tahun 2009.

4Sony Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004),89.

(26)

3) Coding.

Coding adalah kegiatan mengklafikasi dan memeriksa data yang

relevan dengan tema penelitian agar lebih fungsional.6 Yakni

mengklarifikasi dan memeriksa data kembali mengenai penerapan

Tinjauan Hukum Pidana Islam Terhadap Hukuman Mati pengedar

narkotika UU No 35 Tahun 2009.

I. Sistematika Pembahasan

Sistematika penulisan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai

hal yang akan penulis bahas dalam penulisan skripsi ini,yaitu:

Bab I Pendahuluan: Pada bab ini diuraikan mengenai latar belakang

permasalahan yang diangkat, permasalahan yang akan dibahas, tujuan

penelitian dan manfaat penulisan, telaah pustaka, metode yang digunakan

dalam penelitian, serta sistematika penulisan skripsi.

Bab II Landasan Teori: Bab kedua merupakan bagian landasan teori

Yang meliputi tinjauan Umum Tentang teori takzir meliputi definisi,

macam-macam, jenis-jenis, dan dasar hukumannya.

Bab III Pidana Mati Bagi Pengedar Narkotika Menurut UndangUndang:

Dalam bab ini akan menguraikan tentang putusan hakim terhadap hukuman

mati pengedar narkotika (directori putusan Mahkamah Agung RI no 38/

pidsus/ 2011) isi putusan, dasar, pertimbangan, putusan dan implikasi.

(27)

Bab IV Tinjauan Hukum Islam terhadap Sanksi Pidana Mati bagi

Pengedar Narkotika (Pasal 114 ayat 2 dan 119 ayat 2 Undang-Undang Nomor

35 tahun 2009 tentang Narkotika)

Bab V Penutup: Bab ini merupakan bab penutup, berisi simpulan dari

hasil pembahasan serta saran yang dapat diberikan dari hasil penelitian yang

(28)

20

BAB II

LANDASAN TEORI JARIMAH TA’ZIR

A. PENGERTIN TA’ZI>>>>>>>>>>>><R

1. Pengertian

Ta’zi<r merupakan salah satu bentuk hukuman yang diancam

kepada pelaku tindak kejahatan yang dijelaskan dalam fiqh jinayat. Ia

merupakan hukuman ketiga setelah hukuman qisas-diyat dan hukuman

hudud. Makna ta’z<ir juga bisa diartikan mengagungkan dan membantu,

seperti yang difirmankan Allah SWT:

Artinya: “.Supaya kamu sekalian beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, menguatkan (agama)Nya, membesarkan-Nya. dan bertasbih kepada-Nya di

waktu pagi dan petang.” (surah Al-Fath ayat 9).

Yang dimaksud dari kata ‘Tu’azziruuhu’ dalam ayat diatas adalah

mengagungkannya dan menolongnya. Ta’zi<r dalam bahas arab diartikan

juga sebagai penghinaan; dikatakan ‘Azzara Fulanun Fulaanan’ yang

artinya ialah bilamana polan yang pertama melakukan penghinaan

terhadap polan yang kedua dengan motivasi memberi peringatan dan

pelajaran kepadanya atas dosa yang telah dilakukan olehnya.1

Bagi jarimah ta’zi<r tidak diperlukan asas legalitas secara khusus,

seperti pada jarimah hudu<d dan qisa<s diyat. Yang artinya setiap jarimah

ta’zi<r tidak memerlukan ketentuan khusus satu per satu. Hal tersebut

(29)

memang sangat tidak mungkin, bukan saja karena jarimah ta’zi<r itu

banyak sehingga sulit dihitung, melainkan juga karena sifat jarimah

ta’zi<r itu sendiri yang labil dan fluktuatif, bisa berkurang atau

bertambah sesuai keperluan.

Oleh karena itu secara buku jenis-jenis jarimah ta’zi<r tidak efektif

sebab suatu saat akan berubah. Dalam jarimah ta’zi<r bisa saja satu asas

legalitas untuk beberapa jarimah atau untuk beberapa jarimah yang

memiliki kesamaan maka tidak diperlukan ketentuan khusus.2

Jika dilihat dari sumbernya ada dua bentuk jarimah ta’zi<r, yakni

jarimah ta’zi<r penguasa (ulil amri) dan jarimah ta’zi<r shara’. Kedua jenis

jarimah ta’zi<r tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Hakim dapat

menjatuhkan beberapa macam sanksi ta’zi<r kepada pelaku jarimah

berdasarkan pertimbangan-pertimbangannya.3

2. Dasar Hukum Ta’zir

Dasar hukum disyariatkan ta’zir terdapat dalam beberapa hadis

Nabi SAW. Dan tindakan sahabat. Hadis-hadis tersebut antara lain

sebagai berikut:

Hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Bahz ibn Hakim

نَع

(30)

Dari Bahz ibn hakim dari ayahnya dari kakeknya, bahwa Nabi

SAW menahan seseorang karena disangka melakukan kejahatan. (Hadis

diriwayatkan oleh Abu Dawud, Turmudzi, Nasa’i, dan baihaqi, serta

dishahihkan oleh Hakim)

Dasar hukum ta’zir adalah hukuan atas pelanggaran yang mana

hukumannya tidak ditetapkan dalam al-Qur’an dan Hadis, yang

bentuknya sebagai hukuman ringan. Ta’zir merupakan hukuman yang

lebih ringan yang kesemuanya diserahkan kepada pertimbangan hakim.

Menurut Syafi’i yang dikutib oleh sudarsono menyatakan, bahwa

hukuman ta’zir adalah sebanyak 39 kali hukuman cambuk untuk orang

yang merdeka, sedangkan untuk budak sebanyak 19 kali hukuman

cambuk.4 Ta’zir dishari’atkan terhadap segala kemaksiatan yang tidak

dikenakan had dan tidak kaffarat. Serendah-rendah batas ta’zir dilihat

kepada sebab-sebabnya ta’zir, boleh dita’zirkan lebih dari serendah

-rendahnya had, asalkan tidak sampai kepada setinggi-tingginya.

3. Unsur-unsur Ta’zir

Unsur-unsur dijatuhkannya hukuman ta’zi<r bagi pelaku jarimah,

antara lain:

a. Nas (al-Qur’an dan hadis yang melarang perbuatan dan

mengancamkan hukuman terhadapnya, dan unsur ini biasanya

disebut sebagai unsur formil (rukun syara’).

(31)

b. Adanya tingkah laku yang membentuk jarimah, baik berupa

perbuatan-perbuatan nyata ataupun sikaptidak berbuat. Dan unsur

ini biasanya disebut sebagai unsur materil.

c. Pelaku adalah orang mukallaf, yaitu orang yang dimintai

pertanggung jawabannya atas perbuatan jarimah tersebut. Dan

unsur ini biasanya disebut unsur moril.5

4. Macam-macam jarimah ta’zir

Dalam uraian yang lalu telah dijelaskan bahwa dilihat dari hak

yang dilanggar, jarimah ta’zir dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu:

1. Jarimah ta’zir yang menyinggung hak Allah.

2. Jarimah ta’zir yang menyinggung hak individu.

Dari segi sifatnya, jarimah ta’zir dapat dibagi menjadi tiga bagian,

yaitu:

a. Ta’zir karena melakukan perbuatan maksiat.

b. Ta’zir karena melakukan perbuatan yang membahayakan

kepentingan umum.

c. Ta’zir karena melakukan pelanggaran.

Disamping itu, dilihat dari segi dasar hukum (penetapannya),

ta’zir juga dapat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut:

(32)

1. Jarimah ta’zir yang berasal dari jarimah-jarimah hudud dan qishash,

tetapi syarat-syaratnya tidak terpenuhi, atau ada syubhat, seperti

pencurian yang tidak mencapai nishab, atau oleh keluarga sendiri.

2. Jarimah ta’zir yang jenisnya disebutkan dalam nas syara’ tetapi

hukumannya belum ditetapkan, seperti riba, suap, dan mengurangi

takaran dan timbangan.

3. Jarimah ta’zir yang baik jenis maupun sanksinya belum ditentukan

oleh syara’.

Jenis ketiganya ini sepenuhnya diserahkan kepada ulil amri, seperti

pelanggaran disiplin pegawai pemerintah.

Abdul Aziz Amir membagi jarimah ta’zir secara rinci dibagi

menjadi beberapa bagian, yaitu:

1. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan pembunuhan

Pembunuhan diancam dengan hukuman mati. Apabila hukuman mati

(qishash) dimaafkan maka hukumnya diganti dengan diat. Apabila

hukuman diat dimaafkan juga maka ulil amri berhak menjatuhkan

hukuman ta’zir apabila hal iti dipandang lebih maslahat.

2. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan pelukaan

Menurut Imam Malik, hukuman ta’zir dapat digabungkan dengan

qishash dalam jarimah pelukaan, karena qishash merupakan hak

adami, sedangkan ta’zir sebagai imbalan atas hak masyarakat.

(33)

pelukaan apabila qishashnya dimaafkan atau tidak bisa dilaksanakan

karena suatu sebab yang dibenarkan oleh syara’.

3. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan kejahatan terhadap kehormatan

dan kerusakan akhlak

Jarimah ta’zir macam yang ketiga ini berkaitan dengan jarimah zina,

menuduh zina, dan penghinaan. Diantara kasus perzinaan yang

diancam dengan ta’zir adalah perzinaan yang tidak memenuhi syarat

untuk dikenakan hukuman had, atau terdapat syubhat dalam

pelakunya, perbuatannya, atau tempat (objeknya).

4. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan harta

Jarimah yang berkaitan dengan harta adalah jarimah pencurian dan

perampokan. Apabila kedua jarimah tersebut syarat-syaratnya telah

dipenuhi maka pelaku dikenakan hukuman had. Akan tetapi, apabila

syarat untuk dikenakannya hukuman had tidak terpenuhi maka

pelaku tidak dikenakan hukuman had, melainkan hukuman ta’zir.

5. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan kemaslahatan individu

Jarimah ta’zir yang termasuk dalam kelompok ini, antara lain seperti

saksi palsu, berbohong (tidak memberikan keterangan yang benar) di

depan sidang pengadilan, menyakiti hewan, melanggar hak privacy

orang lain (misalnya masuk rumah orang lain tanpa izin).

6. Jarimah ta’zir yang berkaitan dengan keamanan umum

Jarimah ta’zir yang termasuk dalam kelompok ini adalah:

(34)

b. Suap

c. Tindakan melampaui batas dari pegawai atau pejabat yang lalai

dalam menjalankan kewajiban.

d. Pelayanan yang buruk dari aparatur pemerintah terhadap

masyarakat.

e. Melawan petugas pemerintah dan membangkang terhadap

peraturan, seperti melawan petugas pajak, penghinaan terhadap

pengadilan, dan menganiaya polisi.

f. Melepaskan narapidana dan menyembunyikan buronan

(penjahat).

g. Pemalsuan tanda tangan dan stempel.

h. Kejahatan yang berkaitan dengan ekonomi, seperti penimbunan

bahan-bahan pokok, mengurangi timbangan dan takaran, dan

menaikkan harga dengan semena-mena.6

5. Macam-macam sanksi

1. Sanksi ta’zi<r yang berkaitan dengan badan, dibedakan menjadi dua,

yakni hukuman mati dan hukuman cambuk.

a. Hukuman mati, merupakan sanksi ta’zi<r tertinggi. Sanksi ini

dapat diberlakukan terhadap mata-mata dan orang yang

melakukan kerusakan di muka bumi

b. Hukuman cambuk, hukuman cambuk cukup efektif dalam

menjerahkan pelaku jarimah ta’zi<r. Hukuman ini dalam jarimah

(35)

hudud telah jelas jumlahnya bagi pelaku zina ghairu muhsan

dan jarimah qadaf. Namun dalam jarimah ta’zi<r, hakim

diberikan kewenangan untuk menentukan jumlah cambukan.

Yang mana jumlah cambukan ini disesuaikan dengan kondisi

pelaku, situasi dan tempat kejahatan.

2. Sanksi ta’zi<r yang berkaitan dengan kemerdekaan seseorang

Memgenai hal ini, ada dua jenis hukuman yakni : hukuman

penjara dan hukuman pengasingan.

a. Hukuman penjara, ada dua macam untuk istilah hukuman

penjara, yakni al-habsu dan al-sijnu yang mana keduanya

memiliki makna al-man’u. Yaitu mencegah (menahan).

Hukuman penjara ini dapat menjadi hukuman pokok dan dapat

juga menjadi hukuman tambahan. Apabila hukuman pokok

yang berupa hukuman cambuk tidak membawa dampak jera

bagi terhukum.

b. Hukuman pengasingan, hukuman pengasingan merupakan

hukuman had namun dalam pokoknya hukuman pengasingan ini

juga diterapkan sebagai hukuman ta’zi<r. Diantara jarimah ta’zi<r

yang dikenakan hukuman pengasingan ini adalah orang yang

berperilaku mukhannas (waria).

(36)

Sanksi ta’zi<r dengan mengambil harta bukan berarti

mengambil harta pelaku untuk diri hakim atau kas Negara.

Melainkan menahannya untuk sementara waktu. Adapun jika pelaku

tidak dapat diharapkan bertaubat, maka hakim dapat menyerahkan

harta tersebut untuk kepentingan yang mengandung maslahat.7

6. Sebab-Sebab Hapusnya Hukuman Ta’zir

Faktor yang menyababkan hapusnya hukuman ta’zir itu banyak

sekali dan berbeda-beda sesuai dengan jenis hukumannya. Diantaranya

adalah meninggalnya si pelaku, pemaafan dari korban, tobatnya si

pelaku dan kadaluarsa.8

1. Meninggalnya si pelaku

Meninggalnya si pelaku jarimah ta’zir merupakan salah satu

sebab hapusnya sanksi ta’zir meskipun tidak menghapuskan

seluruhnya.

2. Pemaafan

Pemaafan adalah salah satu sebab hapusnya hukuman ta’zir,

tetapi tidak menghapuskan seluruhnya.

Para fuqaha memberikan dahlil tentang kebolehan pemaafan

dalam kasus ta’zir antara lain sabda Rasulullah SAW:

هلَب ق

(37)

Terimalah kebaikannya dan maafkanlah kejelekannya.(HR Muslim).

Dalil di atas meskipun dijadikan dalil oleh fuqaha, akan tetapi

tampaknya untuk pemaafan ini perlu dibedakan antara jarimah yang

berkaitan dengan hak Allah atau hak masyarakat dan jarimah yang

berkaitan dengan hak perorangan. Dalam ta’zir yang berkaitan

dengan hak perorangan pemaafan itu dapat menghapus hukuman,

bahkan bila pemaafan itu diberikan sebelum pengajuan

penggugatan,

3. Tobat

Tobat bisa menghapuskan sanksi ta’zir apabila jarimah yang

dilakukan oleh si pelaku itu adalah jarimah yang berhubungan

dengan hak Allah/hak jamaah, tobat menunjukkan adanya

penyesalan terhadap perbuatan jarimah yang telah dilakukan,

menjauhkan diri darinya, dan adanya niat dan rencana yang kuat

untuk tidak kembali melakukannya sedangkan bila berkaitan dengan

hak Adami harus ditambah dengan satu indikator lagi, yaitu

melepaskan kezaliman yang dalam hal ini adalah minta maaf kepada

korban.

4. Kadaluwarsa

Yang dimaksud dengan kadaluwarsa dala fiqh jinayah adalah

lewatnya waktu tertentu setelah terjadinya kejahatan atau setelah

(38)

Apabila pembuktiannya demgan dengan pengakuan, maka

tidak berlaku kadaluwarsa, karena dalam pengakuan itu orang yang

mengakui tidak dapat dicurigai, atau ditekan atau permusuhan.

7. Tujuan dan Syarat-Syarat Sanksi Ta’zir

Di bawah ini tujuan dari diberlakukannya sanksi ta’zir, yaitu

sebagai berikut.9

1. Preventif (pencegahan). Ditujukan bagi orang lain yang belum

melakukan jarimah.

2. Represif (membuat pelaku jera). Dimaksudkan agar pelaku tidak

mengulangi perbuatan jarimah di kemudian hari.

3. Kuratif (islah). Ta’zir harus mampu membawa perbaikan perilaku

terpidana di kemudian hari.

4. Edukatif (pendidikan). Diharapkan dapat mengubah pola hidupnya

ke arah yang lebih baik.

Syara’ tidak menentukaan macam-macam hukuman untuk setiap

jarimah ta’zir; tetapi hanya menyebutkan sekumpulan hukuman, dari

yang paling ringan sampai yang paling berat. Hakim diberi kebebasan

unyuk memilih hukuman mana yang sesuai. Dengan demikian, sanksi

ta’zir tidak mempunyai batas tertentu

(39)

Ta’zir berlaku atas semua orang yang melakukan kejahatan.

Syaratnya adalah berakal sehat. Tidak ada perbedaan, baik laki-laki

maupun perempuan, dewasa maupun anak-anak, atau kafir maupun

muslim. Setiap orang yang melakukan kemungkaran atau mengganggu

pihak lain dengan alasan yang tidak dibenarkan baik dengan perbuatan,

ucapan, atau isyarat perlu diberi sanksi ta’zir agar tidak mengulangi

(40)

32 BAB III

DIREKTORI PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA

P U T U S AN

No. 38 PK/PID.SUS/2011

A. Tentang Mahkama Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung adalah sebuah lembaga Negara yang berwenang

mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan perundang-undangan di

bawah undang-undang terhadap undang-undang, dan mempunyai wewenang

lainnya yang diberikan oleh undang-undang. Mahkamah Agung (disingkat

MA) adalah lembaga tinggi negara dalam sistem ketatanegaraan Indonesia

yang merupakan pemegang kekuasaan kehakiman bersama-sama dengan

Mahkamah Konstitusi. Mahkamah Agung dipimpin oleh seorang ketua. Ketua

Mahkamah Agung dipilih dari dan oleh hakim agung, dan diangkat oleh

Presiden. Hakim Agung dipilih dari hakim karier dan Non karier, profesional

atau akademisi. Mahkamah Agung memiliki hakim agung sebanyak maksimal

60 orang. Hakim agung dapat berasal dari sistem karier (hakim), atau tidak

berdasarkan sistem karier dari kalangan profesi atau akademisi. Tugas Hakim

Agung adalah Mengadili dan memutus perkara pada tingkat Kasasi dan

Peninjauan Kembali (PK).

Menurut Undang-Undang Dasar 1945, kewajiban dan wewenang MA

adalah:

1. Berwenang mengadili pada tingkat kasasi, menguji peraturan

perundang-undangan di bawah Undang-Undang, dan mempunyai

(41)

2. Mengajukan 3 orang anggota Hakim Konstitusi.

3. Memberikan pertimbangan dalam hal Presiden memberi grasi dan

rehabilitasi.

Melihat peran Mahkamah Agung dan tugas serta tanggungjawabnya,

maka dapat dikatakan bahwa Mahkamah Agung adalah lembaga peradilan

tertinggi dalam upaya penegakkan hukum di Indonesia. Perannya dapat

menjadi kekuatan bagi seluruh masyarakat Indonesia yang membutuhkan

keadilan dalam penegakkan hukum. Mahkamah Agung dapat memeriksa dan

dapat memberikan sanksi kode etik kepada hakim yang melakukan

pelanggaran kode etik perilaku hakim, misalnya terhadap proses peradilan

yang diindikasikan sarat dengan muatan korupsi, kolusi dan nepotisme

(KKN).

Dalam konteks penegakan hukum dan keadilan di Indonesia, hakim

agung memiliki tugas mulia sebagai pengawas internal tugas hakim dalam

pengadilan. Hal ini mengingat hakim agung yang berada dalam institusi

Mahkamah Agung adalah juga seorang hakim, maka menurut undang-undang,

hakim agung berhak melakukan pengawasan terhadap kinerja hakim dalam

proses pengadilan, demi hukum dan keadilan. Mengapa perlu adanya

pengawasan tugas hakim? Karena hakim sering lalai dalam menjalankan

kemandirian kekuasaannya. Kelalaian ini sering disebabkan oleh berbagai

faktor, misalnya adanya pihak-pihak lain di luar kekuasaan kehakiman seperti

birokrat, TNI, maupun pengadilan atasan. Akibat dari kelalaian ini, hakim

(42)

keberpihakan pada salah satu pihak yang berperkara pasti tak terhindarkan.

Hal ini bukan hanya sebuah hipotesa, namun merupakan fakta hukum yang

terjadi. Banyak warga masyarakat sudah tidak begitu percaya dengan hakim

dan penegakkan hukum yang selama ini dijalankan di pengadilan negeri.

Mahkamah Agung juga mempunyai fungsi atau wewenang Mahkamah

Agung sebagai sebuah lembaga kehakiman Negara menurut Undang-undang

adalah untuk: Memeriksa dan memutus permohonan kasasi, Sengketa tentang

kewenangan mengadili, Permohonan peninjauan kembali putusan pengadilan

yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, dan memutus permohonan

kasasi terhadap putusan pengadilan Tingkat Banding atau Tingkat Akhir dari

semua Lingkungan Peradilan; Dalam tingkat kasasi, MA membatalkan

putusan atau penetapan pengadilan-pengadilan dari semua Lingkungan

Peradilan; Melakukan pengawasan tertinggi terhadap penyelengaraan

peradilan di semua lingkungan peradilan dalam menjalankan kekuasaan

kehakiman.

B. Kronologi Kasus

Bahwa ia Terdakwa Myuran Sukumaran alias Mark secara

bersama-sama dengan Terdakwa Andrew Chan, Renae Lawrence, Scoth Anthony Rush,

Michael William Czugaj, Matthew James Norman, Martin Erick Stephens,

Tan Duc Thanh Nguyen, Si Yi Chen (Para Terdakwa dalam berkas tersendiri),

Cerry Likit Bannakonr alias Pina (belum tertangkap) atau bertindak untuk

(43)

Wita, atau setidak-tidaknya disatu waktu dalam tahun 2005 bertempat di Pos

Imigrasi Terminal Keberangkatan Bandara Internasional Ngurah Rai Tuban

Denpasar Bali, Hotel Adi Darma kamar 124 dan kamar 105 Kuta Badung dan

Hotel Melasti Kuta Beach & Spa kamar 136 Jalan Dewi Sartika Kuta

Kabupaten Badung atau setidak-tidaknya disatu tempat yang masih termasuk

dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Denpasar, secara tanpa hak dan

melawan hukum mengekspor, menawarkan untuk dijual, menyalurkan,

menjual, membeli, menyerahkan, menerima,

Menjadi perantara dalam jual beli atau menukar narkotika golongan I

jenis heroin seberat kurang lebih 8.202,11 gram netto yang dilakukan secara

terorganisasi, perbuatan mana dilakukan Terdakwa dengan cara-cara sebagai

berikut :

Pada tanggal 30 Maret 2005, bertempat di Rose Land Shopping Center

Sidney-Australia, Terdakwa bersama Andrew Chan telah melakukan

pertemuan dengan Renae Lawrence, Martin Erick Stephens, Si Yi Chen,

Matthew James Norman untuk merencanakan pengiriman paket heroin dari

Bali menuju Australia, pada saat itu Andrew Chan memberikan Renae

Lawrence uang sebesar AUS$ 2080 untuk biaya transportasi dan akomodasi

selama di Bali,

Ditempat terpisah pada tanggal 5 April 2005 bertempat di Parkir Mobil

diantara KFC dan Formula 1 Hotel; Terdakwa untuk keperluan pengiriman

(44)

sebesar AUS$ 500, serta serta HP merk Nokia 1100 warna abu-abu

kombinasi,

Pada tanggal 6 April 2005, bertempat di Spanish In Sidney-Australia

untuk keperluan biaya akomodasi dan transportasi di Bali dalam rangka

pengiriman paket heroin yang sama seperti tersebut di atas Terdakwa

memberikan uang kepada Tan Duc Tanh Nguyen, Scott Anthony Rush dan

Michael William Czugajsebesar AUS$ 3000. Masih di Spanish In

Sidney-Australia pada tanggal 7 April 2005, Terdakwa untuk keperluan pengiriman

heroin yang sama telah memberikan uang kepada Scott Anthony Rush dan

Michael William Czugaj masing-masing sebesar AUS$ 500

Sedangkan pacar Andrew Chan yang bernama Grace pada tanggal 5

April 2005bertempat di Hotel Formula 1, memasukkan barang-barang ke

dalam koper milik Renae Lawrence dan Martin Eric Stephens berupa celana

pendek ketat merk Adidas, plaster, stagen sedangkan barang-barang yang ada

di koper dikeluarkan.

untuk menjaga kerahasiaan pelaksanaan kegiatan pengiriman

heroinTerdakwa secara tertib dan rapi telah membagi keberangkatan

kelompoknya untuk datang ke Bali, masing-masing Renae Lawrence, Si Yi

Chen, Martin Eric Stephens dan Mattew James Norman menggunakan Agent

Qantas Holiday, sedangkan Scott Anthony Rush, Tan Duc Tanh Nguyen,

Michael William Czugaj menggunakan agent Fligh Center di Sidney dan

mereka mulai melaksanakan kegiatan-kegiatan kelompoknya, yaitu untuk

(45)

dengan menggunakan pesawat Australian Airlines Andrew Chan terlebih

dahulu datang ke Bali, dan kemudian menginap di Hotel Hard Rock Kuta

kamar 5314, kemudian mempelajari situasi dan menyiapkan penginapan bagi

kelompoknya yaitu masing-masing:

1. Disiapkan Hotel White Rose kamar 1022 untuk Si Yi Chen dan Mattew

James Norman,

2. Hotel Kuta Lagoon kamar 126 untuk Renae Lawrence dan Martin Eric

Stephen.

3. Sedangkan Terdakwa menyiapkan Hotel Aneka Kuta untuk Scott

Anthony Rush, Michael William Czugaj.

4. Hotel Hard Rock Kuta untuk Terdakwa Myuran Sukumaran dan Tan Duc

Thanh Nguyen.

Pada tanggal 6 April 2005 dengan menggunakan pesawat Australian

Airlines dengan nomor penerbangan AO 7829, Renae Lawrence, Mattew

James Norman dan Si Yi Chen, Martin Eric Stephen berangkat ke Bali dalam

satu pesawat, dan meskipun mereka saling kenal untuk menjaga kerahasiaan,

Terdakwa bersama Andrew Chan melarang untuk saling bercakap-cakap dan

tiba di Bali pukul 14.30 Wita dan selanjutnya langsung menuju ke Hotel yang

telah disiapkan sebelumnya.

Pada tanggal 8 April 2005 dengan menggunakan pesawat Australian

Airlines Terdakwa dengan Tan Duc Thanh Nguyen berangkat menuju Bali,

(46)

Michael William Czugaj, dan setelah mereka tiba di Bali sekitar pukul 14.000

Wita, mereka langsung menuju hotel yang telah disiapkan.

Terdakwa bersama dengan Andrew Chan untuk mengatur

kelompoknya agar dapat bekerja dengan tertib, rapi dan rahasia di Bali, maka

mereka mulai melakukan kegiatan sebagai suatu jaringan nasional dengan

pertama-tama melakukan pertemuan-pertemuan yaitu :

1. Pada tanggal 8 April 2005 bertempat di Center Stage Hotel Hard

Rock Kuta Terdakwa bersama dengan Andrew Chan melakukan

pertemuan dengan Renae Lawrence, Martin Eric Stephen, Mattew

James Norman dan Si Yi Chen, dimana dalam pertemuan tersebut

Andrew Chan memberi arahan tentang tugas-tugas yang harus

dilaksanakan selama di Bali.

2. Pada tanggal 8 April 2005 bertempat di Hotel Kuta Sea View,

Andrew Chan melakukan pertemuan dengan Cerry Likit Banakhorn

(belum tertangkap), dan kemudian Andrew Chan mengambil satu

buah koper warna silver berisi heroin.

3. Pada tanggal 8 April 2005 Terdakwa bertemu dengan Andrew Chan,

Scott Anthony Rush, Tan Duc Thanh Nguyen dan Michael William

Czugaj membicarakan pelaksanaan pengiriman narkotika dari Bali ke

Australia.

Sebagai suatu rangkaian perencanaan yang telah disusun secara tertib

rapi dan rahasia pada tanggal 11 April 2005, bertempat di Jalan Legian Kuta

(47)

yang ukurannya agak longgar kepada renae Laurence, martin eric Stephen,

dan mattew james norman

Pada tanggal 12 April 2005 bertempat di Hard Rock Bar Kuta

Terdakwa bersama Andrew Chan kembali melakukan pertemuan dengan

Michael William Czugaj, Scott Anthony Rush, dan Tan Duc Thanh Nguyen

untuk membicarakan pelaksanaan tugas masing-masing, pada saat itu pula Tan

Duc Thanh Nguyenmemberitahu Michael William Czugaj dan Scott Anthony

Rush untuk membuka paket heroin ke Australia serta memberikan sim card

untuk dipasangkan pada hp milik Michael William Czugaj dan Scott Anthony

Rush. Oleh karena heroin yang hendak dibawa oleh kelompoknya ternyata

kurang kemudian Andrew Chan mengirimkan sms kepada Renae Lawrence

yang isinya mengenai penundaan keberangkatan tanggal 14 April 2005,

sampai menunggu heroin yang dibawa oleh Cerry Likit Banakorn.

Pada tanggal 15 April 2005 bertempat di Hotel Grand Bali Beach

Terdakwa bersama-sama dengan Scott Anthony Rush, Tan Duc Thanh

Nguyen diberitahu oleh Andrew Chan, bahwa terjadi penundaan

keberangkatan diakibatkan oleh karena heroin yang hendak dibawa masih

kurang.

Pada tanggal 15 April 2005 bertempat di Hotel Kuta Sea View,

Andrew Chan bertemu kembali dengan Cerry Likit Banakhorn yang ketika itu

memberikan Terdakwa satu koper warna hitam berisi heroin.

Masih disekitar bulan April 2005, Andrew Chan bersama dengan

(48)

membeli dua buah patung kayu dan satu buah kotak perhiasan dari kayu di

sekitar Jalan Legian Kuta.

Oleh karena terjadi penundaan keberangkatan, kemudian pada tanggal

16 April 2005 Terdakwa bersama-sama dengan Andrew Chan memindahkan

tempat menginap kamar nomor 105, sedangkan Renae Lawrence dan Martin

Eric Stephen pada tanggal 14 April 2005 dipindahkan dari Hotel Kuta Lagoon

ke Hotel Adi Darma kamar nomor 124, selanjutnya Terdakwa bersama dengan

Andrew Chan membayar seluruh biaya hotel.

Pagi hari Andrew Chan pergi ke Yan’s Beach Bungalow dengan

mengaku bernama David Yu, selanjutnya Andrew Chan check in dan

menempati kamar nomor C05, dengan membawa koper warna silver dan

abu-abu (biru kehitaman).

Pada hari yang sama tanggal 17 April 2005 bertempat di Hotel Adi

Dharma kamar nomor 124, Terdakwa dan Andrew Chan dengan membawa

dua buah koper masing-masing berwarna abu-abu dan silver berisikan heroin

serta satu buah tas jinjing yang berisikan gunting, plaster, stagen, merica, dan

selanjutnya Terdakwa serta Andrew Chan mulai menempelkan paket-paket

heroin itu masing-masing:

Terdakwa bersama Andrew Chan menempelkan plastik bening warna

putih yang berisi heroin pada anggota tubuh Renae Lawrence masing-masing :

pada paha kiri Andrew Chan menempelkan 1 (satu) bungkus plastik

warna bening yang dililit dengan plaster verban warna putih yang didalamnya

(49)

heroin pada paha kanan 2 (dua) bungkus plastik warna bening yang

bertuliskan Foodsaver Roolls By Tilia yang ditaburi dengan serbuk merica

yang dililiti dengan isolasi warna bening yang didalamnya berisi heroin,

kemudian dililiti lagi dengan plaster verban warna coklat dengan berat

keseluruhan 668,29 gram netto.

Dilanjutkan ke punggung Renae Lawrence ditempelkan 2 (dua)

bungkus plastic warna bening yang bertuliskan Foodsaver Roolls By Tilia

yang ditaburi dengan serbuk merica yang dililiti dengan isolasi warna bening

yang didalamnya berisi heroin, kemudian dililiti lagi dengan plaster verban

warna coklat dengan berat keseluruhan 693,41 gram netto, yang dilakukan

oleh Myuran Sukumaran.

berdasarkan hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik

Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Denpasar No. 173/KNF/2005

yang menyimpulkan bahwa barang bukti yang ditemukan pada tubuh/badan

Renae Lawrence adalah benar positif mengandung Narkotika jenis heroin.

Terdakwa dan Andrew Chan menempelkan plastik bening warna putih

yang berisi heroin pada anggota tubuh Martin Eric Stephen, pada punggung

ditempelkan 1 (satu) bungkus plastik warna bening yang dililit dengan plaster

verban warna putih yang didalamnya berisi heroin seberat 890,84 gram netto.

pada paha kiri ditempelkan 2 (dua) bungkus plastik warna bening yang

bertuliskan Foodsaver Roolls By Tilia yang ditaburi dengan serbuk merica

(50)

kemudian dililiti lagi dengan plaster verban warna coklat dengan berat 717,62

gram netto.

Pada paha kanan ditempelkan 2 (dua) bungkus plastik warna bening

yang bertuliskan Foodsaver Roolls By Tilia yang ditaburi dengan serbuk

merica yang dililiti dengan isolasi warna bening yang didalamnya berisi

heroin, kemudian dililiti lagi dengan plaster verban warna coklat dengan berat

keseluruhan 733,28 gram netto.

berdasarkan hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik

Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Denpasar No. 172/KNF/2005

yang menyimpulkan bahwa barang bukti yang ditemukan pada tubuh/badan

Martin Eric Stephen adalah benar positif mengandung Narkotika jenis heroin.

Bertempat di Hotel Adi Dharma kamar nomor 105 Terdakwa dan

Andrew Chan menempelkan plastik bening warna putih yang berisi heroin

pada anggota tubuh Michael William Czugaj :

pada paha kiri ditempelkan 1 (satu) bungkus plastik warna bening yang

dililit dengan plaster perban warna putih yang didalamnya berisi heroin

seberat 956,59 gram netto.

pada paha kanan ditempelkan1 (satu) bungkus plastik warna bening

yang dibungkus dengan plastik warna bening bertuliskan Foodsaver Roolls By

Tilia didalamnya berisi heroin seberat 400,97 gram netto.

pada punggung ditempelkan 1 (satu) bungkus plastik warna bening

yang dibungkus dengan plastik warna bening bertuliskan Foodsaver Roolls By

(51)

Bahwa berdasarkan hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik

Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Denpasar No. 174/KNF/2005

yang menyimpulkan bahwa barang bukti yang ditemukan pada tubuh/badan

Michael William Czugaj adalah benar positif mengandung Narkotika jenis

heroin.

Bertempat di Hotel Adi Dharma kamar nomor 105 Terdakwa dan

Andrew Chan menempelkan plastik bening warna putih yang berisi heroin

pada anggota tubuh Scott Anthony Rush :

Pada pinggang bagian belakang badan ditempelkan plastik bening

berisi heroin seberat 888 gram netto yang dililitkan dengan plaster warna

coklat dan stagen warna coklat muda yang berlapiskan kain warna biru merk

Futoro.

Paha kaki kanan ditempelkan plastik bening berisi heroin seberat

414,37 gram netto yang dililitkan dengan plaster warna coklat.

Paha kaki kiri ditempelkan plastik bening berisi heroin seberat 389,90

gram netto yang dililitkan dengan plaster warna coklat.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik

Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Denpasar No. 171/KNF/2005

yang menyimpulkan bahwa barang bukti yang ditemukan pada tubuh/badan

Scott Anthony Rush adalah benar positif mengandung Narkotika jenis heroin

Sebelum berangkat isi koper yang dibawa oleh Renae Lawrence

dikeluarkan dan kemudian diisi dengan dua buah patung kayu dan satu

(52)

petugas, untuk tidak tertuju pada badan mereka akan tetapi beralih untuk

memeriksa isi koper yang dibawa.

Sisa heroin yang telah dipasang, beserta sisa barang-barang yang

dipergunakan untuk menempelkan pada anggota tubuh dari Renae Lawrence,

Martin Eric Stephen, Scott Anthony Rush dan Michael William Czugaj,

dibawaoleh anggota organisasi yang lainnya yaitu Terdakwa bersama-sama

dengan Tan Duc Thanh Nguyen, Si Yi Chen, dan Matthew James Norman,

dan pada hari dan tanggal yang sama sekitar jam 21.30 Wita Terdakwa

bersama temannya chek out dari Hotel Adi Darma menuju ke Hotel Melasti

Kuta Beach Bungalow & Spadengan menempati kamar nomor 136, dan ketika

polisi melakukan penangkapan serta penggeledahan telah ditemukan barang

berupa 1 (satu) tas koper warna coklat didalamnya berisi 1 (satu) tas gendong

warna biru kombinasi hitam di dalamnya berisi satu bungkus kertas koran di

dalamnya berisi 2 (dua) buah kantong plastik heroin seberat 334,26 gram netto

dan 1 (satu) tas kantong plastic berisi serbuk merica warna coklat.

Setelah pemasangan paket heroin pada anggota tubuh Renae

Lawrence, Scott Anthony Rush, Michael William Czugaj dan Martin Eric

Stephen, kemudian mereka berangkat ke Bandara Ngurah Rai untuk

membawa heroin tersebut dengan tujuan Australia dan diinstruksikan

Terdakwa untuk diberikan kepada orang yang dikenalnya bernama Pinoccio,

setibanya di Bandara Ngurah Rai mereka langsung check in dan kemudian

(53)

penjagaan imigrasi. Scott Anthony Rush, Renae Lawrence, Michael William

Czugaj dan Martin Eric Stephen ditangkap oleh petugas yang berwajib.

Ketika Andrew Chan yang mengawasi perjalanan teman-temannya

kemudian ditangkap petugas ke Hotel Yans Beach Bungalow kamar C05

ditemukan 2 (dua) buah koper warna abu-abu dan silver yang diberikan oleh

Cerry Likit Banakorn, dan kemudian disita sebagai barang bukti.

Sebagai perbuatan terorganisisir dan mempunyai jaringan internasional

telah pula dilakukan pemeriksaan laboratorium terhadap barang-barang bukti

yang telah disita dan ditemukan hasil sebagai berikut,

Ketika barang bukti berupa satu buah koper warna hitam merk

Giogracia dalam keadaan retak berisi dua buah pipa aluminium (keadaannya

terbuka) diperiksa/dibuka oleh petugas Laboratorium Forensik Polri Cabang

Denpasar ternyata didalamnya terdapat serbuk putih seberat 0,0100 gram netto

lalu dilakukan pemeriksaan terhadap serbuk putih tersebut ternyata positif

mengandung sediaan Narkotika (Heroin). Berdasarkan hasil pemeriksaan dari

Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang

Denpasar No. Lab. 183/KNF/2005 tanggal 10 bulan Mei 2005.

Barang bukti berupa 1 (satu) bungkus plastik warna bening yang dililit

dengan plaster verban warna putih yang didalamnya berisi heroin seberat

807,27 gram netto, 2 (dua) bungkus plastik warna bening yang bertuliskan

Foodsever Rolls By Tilia yang ditaburi dengan serbuk merica yang dililiti

dengan isolasi warna bening yang didalamnya berisi heroin, kemudian dililit

(54)

gram netto dan 2 (dua) bungkus plastik warna bening yang bertuliskan

Foodsever Rolls By Tilia yang dtiaburi dengan serbuk merica yang dililiti

dengan isolasi warna bening yang didalamnya berisi heroin, kemudian dililit

lagi dengan plaster verban warna coklat dengan berat keseluruhan 693,41

gram netto yang disita dari Renae Lawrence setelah dilakukan pemeriksaan

oleh petugas Laboratorium Forensik Polri Cabang Denpasar positif

mengandung sediaan Narkotika (Heroin) berdasarkan hasil pemeriksaan dari

Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang

Denpasar No. Lab. 173/KNF/2005.

Barang bukti berupa 1 (satu) bungkus plastik warna bening yang dililit

dengan plaster verban warna putih yang didalamnya berisi heroin seberat

800,84 gram netto, 2 (dua) bungkus plastik warna bening bertuliskan

Foodsever Rolls By Tilia yang ditaburi dengan serbuk merica yang dililiti

dengan isolasi warnabening yang didalamnya berisi heroin kemudian dililiti

lagi dengan plaster verban warna coklat dengan berat keseluruhan 733,28

gram netto, 2 (dua) bungkus plastik warna bening bertuliskan Foodsever Rolls

By Tilia yang ditaburi dengan serbuk merica yang dililiti dengan isolasi warna

bening yang didalamnya berisi heroin kemudian dililiti lagi dengan plaster

verban warna coklat dengan berat keseluruhan 717,62 gram netto yang disita

dari MARTIN ERIC STEPHENS setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas

Laboratorium Forensik Polri Cabang Denpasar positif mengandung sediaan

(55)

Forensik Bareskrim Polri Laboratorium Forensik Cabang Denpasar No. Lab.

172/KNF/2005.

(satu) bungkus plastik warna bening yang dililit dengan plaster perban

warna putih didalamnya berisi Heroin seberat 956,59 gram netto, 1 (satu)

bungkus plastik warna bening yang dibungkus dengan plastik warna bening

bertuliskan Foodsaver Rolls By Tilia didalamnya berisi Heroin seberat 400,97

gram netto dan 1 (satu) bungkus plastik warna bening yang dibungkus dengan

plastik warna bening bertuliskan Food Saver Rolls By Tilia didalamnya berisi

Heroin seberat 397,21 gram netto yang disita dari Michael William Czugaj

setelah dilakukan pemeriksaan oleh petugas Laboratorium Forensik Polri

Cabang Denpasar positif mengandung sediaan Narkotika (Heroin),

berdasarkan hasil pemeriksaan dari Pusat Laboratorium Forensik Bareskrim

Polri Laboratorium Forensik Cabang Denpasar No. Lab.174/KNF/2005.

Barang bukti berupa 3 (tiga) bungkus plastik serbuk Heroin berisi

masingmasing: Pada pinggang bagian belakang badan 888 gram Netto yang

dililitkan dengan plaster warna coklat dan stagen warna coklat muda yang

berlapiskan kain warna biru merk Futoro.

Paha kaki kanan seberat 444,99 gram Brutto atau 414,37 gram Netto

yang dililitkan dengan plaster warna coklat.

Paha kaki kiri seberat 389,90 gram Netto yang dililitkan dengan plaster

warna coklat. Yang disita dari Scott Anthony Rush setelah dilakukan

pemeriksaan oleh petugas Laboratorium Forensik Polri Cabang Denpasar

Referensi

Dokumen terkait

Dari penjelasan tersebut, maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa analisis yuridis Peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2012 tentang Penyesuaian Batasan Tindak

Colombo No.1 Yogyakarta 55281 Telepon : 0274-586168.

Sistem pengawasan pasar merupakan sistem yang dibuat oleh bursa efek dengan tujuan agar sistem tersebut dapat memberikan optimalisasi keamanan transaksi dari praktek penipuan,

Di Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Asas-asas GCG yaitu transparansi, akuntabilitas, responsibilitas, independensi serta kesetaraan dan kewajaran belum diterapkan

Rumah sakit merupakan salah satu sarana kesehatan yang digunakan sebagai upaya penyelenggaraan dan pembangunan kesehatan dituntut untuk terus meningkatkan dan

Bank Syariah Mandiri Cabang Malang ”, dari prosedur pengajuan hingga pelunasan serta untuk mengetahui apa saja yang menjadi hambatan dalam pemberian pembiayaan dan

3) Siswa diarahkan untuk melakukan diskusi dengan kelompoknya untuk merumuskan permasalahan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam LKPD 3 untuk

Atas karunia yang Allah berikan penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini dengan judul: “Asuhan Keperawatan Pada Tn.S Dengan Sistem Gangguan Persyarafan :