46
Bab 3
Metode Perancangan
3.1
Metode Perancangan Sistem
Pada bab ini akan memuat langkah-langkah yang akan dikerjakan untuk perancangan sistem sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan. Perancangan sistem menentukan bagaimana suatu sistem akan menyelesaikan apa yang mesti diselesaikan. Tahap ini menyangkut mengkonfigurasikan dari komponen-komponen perangkat lunak dan perangkat keras dari suatu sistem sehingga setelah instalasi dari sistem akan benar-benar memuaskan rancangan bangun yang telah ditetapkan pada akhir tahap analisa sistem. Perancangan sistem merupakan salah satu unsur atau tahapan dari keseluruhan pembangunan sistem. Tujuan dari perancangan sistem adalah mengetahui dan dapat memenuhi kebutuhan para pemakai sistem, untuk memberikan gambaran yang jelas dan rancangan sistem yang akan dibangun.
pengguna, disain, pengkodean, pengujian sampai pemeliharaan sistem setelah digunakan. Tujuan dari RPL yaitu untuk memperoleh biaya produksi perangkat lunak yang rendah, menghasilkan perangkat lunak yang kinerjanya tinggi dan tepat waktu, menghasilkan perangkat lunak yang dapat bekerja pada berbagai jenis platform dan menghasilkan perangkat lunak yang biaya perawatannya rendah.
3.2 Metode
Waterfall
Dalam pelaksanaan perancangan aplikasi sistem informasi pelayanan umum berbasis webGIS di Kabupaten Sumba Timur menggunakan model waterfall. Model waterfall melakukan pendekatan secara sistematis dan urut
mulai dari level kebutuhan sistem lalu menuju ke tahap analisis, desain, coding, testing/verification dan maintenance. Secara umum tahapan pada model waterfall (Roger S. Pressman, 2000) dapat dilihat pada gambar 3.1.
Metode ini memiliki tahapan-tahapan yaitu perencanaan, analisis, perancangan, implementasi, pengujian, dan pemeliharaan sistem.
3.2.1 Perencanaan.
Permodelan ini diawali dengan mencari kebutuhan dari keseluruhan sistem yang akan diaplikasikan ke dalam bentuk software. Hal ini sangat penting, mengingat software harus dapat berinteraksi dengan elemen-elemen yang lain seperti hardware, database, dan lain-lain. Tahap ini sering disebut dengan Project Definition. Pada perancangan aplikasi pemanfaatan teknologi SIG untuk informasi lokasi pelayanan umum berbasis WebGIS di Kabupaten Sumba Timur, data diperoleh dari dinas BAPPEDA berupa peta jaringan jalan serta peta dasar Kabupaten Sumba Timur.
3.2.2 Analisis.
Gambar 3.2 Diagram Proses
Pada gambar 3.2 dapat dilihat bahwa proses yang ada masih sangat sederhana, dimana peta dasar dibuat menjadi soft file melalui proses scan. Soft file yang telah dihasilkan
kemudian akan dicetak untuk digunakan sebagai sumber acuan bagi pengembangan wilayah. Peta yang telah dihasilkan hanya dapat dilihat dan user tidak dapat me-request informasi lainnya pada peta yang telah ada.
3.2.3 Perancangan
Dalam tahapan ini dilakukan perancangan terhadap sistem yang akan di buat. Hasil yang diperoleh dari tahap analisa akan menjadi bahan yang digunakan dalam tahap desain atau perancangan sistem sebagai cara untuk mendapatkan pemecahan masalah alternatif yang dapat diusulkan dalam pengembangan sistem. Tahapan ini terdiri dari perancangan kebutuhan hardware dan software, Data Flow Diagram (DFD), Flow Chart, Entity Relationship
Diagram (ERD), desain tabel dan desain antar muka yang
akan digunakan.
3.2.3.1 Kebutuhan Hardware dan Software
Dalam tahap ini dititik beratkan pada penggunaan hardware dan software. Untuk hardware, dibutuhkan komputer dengan spesifikasi minimum processor core2duo, hardisk 80GB, RAM 512,
sedangkan untuk kebutuhan pengolahan data yang berupa peta dasar yang berisi batas-batas wilayah, peta jaringan jalan, dan data-data lainnya yang berkaitan dengan aplikasi yang akan dibuat, menggunakan software paket MS4W, yang terdiri dari MapServer OpenSource, PHP, Mapscript dan ArcView.
3.2.2.2 Data Flow Diagram (DFD)
Data Flow Diagram (DFD) merupakan alat yang
dimana data tersebut mengalir ataupun lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan, Jogiyanto (2005).
DFD digunakan untuk memudahkan penggambaran suatu sistem yang ada atau sistem yang baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa memperhatikan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD pada sistem yang dibangun ini terdiri dari DFD level 0, dan DFD Level 1.
DFD Level 0
Pada DFD level 0 yang dapat dilihat pada gambar 3.3 dibawah ini menunjukan bahwa konteks sistem dilihat dari entitas luar yang berhubungan dengan sistem.
Gambar 3.3 DFD Level 0
Mengacu pada Gambar 2, tugas admin adalah melakukan manajemen data peta yang akan menghasilkan data informasi lokasi pelayanan umum, sementara entitas luar yaitu user akan mendapatkan informasi berupa data lokasi pelayanan umum dari sistem.
DFD Level 1
aktifitas user dan admin. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.4 dibawah ini. User melakukan melakukan permintaan informasi dalam WebGIS Informasi lokasi pelayanan umum, dan oleh WebGIS akan diproses menjadi informasi sesuai kebutuhan user.
Gambar 3.4 DFD Level 1
langsung pada aplikasi. Sementara admin juga bisa melakukan proses-proses yang dilakukan oleh user serta bisa pula melakukan proses tambah data, melakukan proses simpan data, melakukan proses hapus data, serta melalukan proses update data. Dari proses yang dilakukan, admin sistem akan merespon aktifitas admin berupa hasil tambah data, hasil simpan data, hasil hapus data, dan hasil update data.
3.2.2.3 FlowChart
Sistem yang telah dibuat memiliki Flow Chart sebagai berikut:
Gambar 3.5 Flow Chart user
untuk dapat melakukan manipulasi data pada sistem maka harus terlebih dahulu memasukkan username dan password terlebih dahulu. Apabila username dan password yang dimasukkan sesuai, maka pengguna akan mendapatkan akses sebagai admin, apabila username dan password yang dimasukkan tidak sesuai maka akan muncul pemberitahuan kesalahan dalam inputan dan hanya akan mendapatkan akses sebagai user biasa. Hak akses sebagai admin dapat ditunjukkan pada gambar 3.6
Gambar 3.6 Flow Chart admin
3.2.2.4 Desain Tabel
Desain tabel berisi tabel-tabel yang digunakan dalam aplikasi, yang terdiri dari:
- Tabel Jenis Fasilitas
jenis fasilitas dengan type data integer, jenis dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45. Fungsi dari tabel ini adalah menampung data jenis fasilitas.
Tabel 3.1 Tabel Jenis Fasilitas
Nama Kolom Tipe Data Keterangan Kode INTEGER
Jenis VARCHAR (45)
- Tabel Kecamatan
Tabel 3.2 merupakan tabel kecamatan yang memiliki variable dan type data sebagai berikut: id kecamatan dengan type data integer, nama dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45. Yang terpilih menjadi primary_key adalah variable id kecamatan. Fungsi dari tabel ini adalah menampung data kecamatan.
Tabel 3.2 Tabel Kecamatan
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Id INTEGER Primary_Key
Nama VARCHAR (45)
- Tabel Kelurahan
kelurahan dengan type data integer, nama dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45, kecamatan dengan type data integer. Yang terpilih menjadi primary_key adalah variable id kelurahan. Fungsi dari tabel ini adalah menampung data kelurahan.
Tabel 3.3 Tabel Kelurahan
Nama Kolom Tipe Data Keterangan Id INTEGER
Nama VARCHAR (45)
Kecamatan INTEGER
- Tabel Lokasi Fasilitas Tabel 3.4 merupakan lokasi fasilitas yang memiliki variable dan type data sebagai berikut : kode fasilitas dengan type data integer, nama dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45,
jenis dengan type data integer, alamat dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 95.
koordinat x dengan type data decimal dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 10,6, koordinat y dengan type data decimal dan jumlah karakter yang disediakan
yaitu 10,6. foto fasilitas dengan type data varchar dan jumlah karakter yang di sediakan 45, telepon dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan
integer, jarak dengan type data decimal dan jumlah
karakter yang di sediakan 10,2. Yang terpilih menjadi primary_key adalah variable kode fasilitas. Fungsi dari
tabel ini adalah menampung data lokasi fasilitas. Tabel 3.4 Tabel Lokasi Fasilitas
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Kode INTEGER Primary_Key
Jenis VARCHAR (95)
Alamat VARCHAR (45)
Koordinat x DECIMAL (10,6) Koordinat y DECIMAL (10,6)
Foto VARCHAR (45)
Telepon VARCHAR (20)
Profil TEXT Kelurahan INTEGER
Jarak DECIMAL (10,2)
- Tabel Pengguna
Tabel 3.5 merupakan tabel pengguna yang memiliki variable dan type data sebagai berikut : username dengan type data varchar dan jumlah karakter
yang disediakan yaitu 20, password dengan type data varchar dan jumlah karakter yang disediakan yaitu 45.
Fungsi dari tabel ini adalah menampung data pengguna. Tabel 3.5 Tabel Pengguna
Nama Kolom Tipe Data Keterangan
Username VARCHAR (20) Primary_Key
Password VARCHAR (45)
3.2.2.5 ERD (Entity Relationship Diagram)
Entity Relationship Diagram adalah representasi
logika dari sebuah model proses bisnis. Di dalam ERD terdapat himpunan entitas yang saling berhubungan satu sama lain. Setiap entitas yang terhubung memiliki garis yang mencerminkan kardinalitas relasi. Kardinalitas relasi merupakan bentuk asosiasi setiap entitas. Gambar
Gambar 3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)
dimiliki oleh satu kecamatan saja, sedangkan satu kecamatan bisa memiliki banyak layanan fasilitas. Entitas kecamatan memiliki relasi dengan kelurahan. Relasi yang dimiliki adalah satu ke banyak, artinya satu kelurahan bisa memiliki banyak kecamatan, sedangkan satu kecamatan hanya dimiliki oleh satu kelurahan saja.
3.2.2.6 Desain Antarmuka
Pada desain tampilan web untuk Pemanfaatan Teknologi SIG Untuk Informasi Lokasi Pelayanan Umum Berbasis WebGIS di Kabupaten Sumba Timur terdapat empat komponen utama yaitu : peta, pencaharian, navigasi, dan informasi. Peta merupakan tempat interaksi yang digunakan oleh user dalam mendapatkan informasi mengenai lokasi pelayanan umum dan merupakan tempat menampilkan hasil pencaharian yang dilakukan oleh user. Pencaharian, merupakan tempat dimana user mengisi kata kunci, berdasarkan kata kunci maka WebGIS akan menampilkan informasi yang dibutuhkan oleh user pada peta. Navigasi, merupakan panduan penampilan informasi bagi user, seperti Home, Halaman Sekilas Kabupaten Sumba Timur, Informasi pelayanan umum, dan Login untuk admin.
Halaman Utama
dapat ditunjukkan dalam gambar 3.9.
Gambar 3.8 Desain Halaman Utama
Gambar 3.7 Menunjukkan halaman home dimana user akan dapat melihat fitur-fitur apa saja yang ada
didalam website, sekilas tentang Kabupaten Sumba Timur. Form Login pada Aplikasi berfungsi untuk menampung data akses login ke dalam sistem. Tombol Login digunakan untuk melakukan login ke dalam
sistem. Setelah melakukan proses login, yang merupakan security dalam pengaksesan data. Admin dapat
melakukan hak aksesnya untuk memanipulasi data. Desain Halaman Aplikasi
Gambar 3.9 Desain Halaman Sistem Informasi Lokasi
Pelayanan Umum
Gambar 3.8 menunjukkan Peta dan Halaman Informasi lokasi pelayanan umum dimana user akan mendapatkan informasi-informasi tentang lokasi pelayanan umum yang ada di Kabupaten Sumba Timur.
Desain Halaman Admin
Setelah melakukan proses Login, Admin dapat langsung menggunakan hak aksesnya sebagai Admin. Desain Halaman Admin yang akan diperlihatkan dalam rancangan Aplikasi ditunjukkan oleh Gambar 3.10
Gambar 3.10 Desain Halaman Admin
keluar dari sistem setelah melakukan proses login. Admin dapat melakukan hak aksesnya yaitu Input, Hapus, Edit untuk memanipulasi data dan memasukkan semua kebutuhan data informasi yang ada. Setelah itu admin dapat langsung menyimpan data informasi
tersebut dengan memilih tombol simpan. Desain Halaman Help
Desain Halaman Help yang akan diperlihatkan dalam rancangan aplikasi ditunjukkan oleh Gambar 3.11.
Gambar 3.11 Desain Halaman Help
Gambar 3.10 menunjukkan Halaman Help yang berisikan bantuan tentang penggunaan aplikasi Pemanfaatan Teknologi SIG Untuk Informasi Lokasi Pelayanan Umum Berbasis WebGIS di Kabupaten Sumba Timur.
3.2.4 Implementasi
permasalahan pengolahan data spasial yang ada di Kabupaten Sumba Timur. Proses pengolahan data spasial menjadi lebih efisien karena lebih mudah untuk dilakukan manipulasi data sehingga dapat dihasilkan informasi spasial yang up to date.
3.2.5 Pengujian
Pada tahap ini dilakukan pengujian terhadap aplikasi yang sudah dibuat dengan tujuan menguji apakah masih terdapat error atau kesalahan-kesalahan pada aplikasi yang sudah dibuat. Pengujian dilakukan dengan menggunakan metode pengujian black-box, yaitu menguji sistem yang telah dibuat dengan tujuan untuk mengetahui apakah aplikasi yang telah dibuat berjalan dengan baik atau seperti yang diharapkan. Pedoman yang digunakan adalah uji validasi yaitu menguji validitas proses kerja aplikasi.
3.2.6 Pemeliharaan
Proses pemeliharaan suatu software sangat diperlukan termasuk di dalamnya adalah pengembangannya karena software yang dibuat tidak selamanya hanya seperti itu.