• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rancang Bangun Aplikasi Geotagging Social Report Bencana Banjir

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rancang Bangun Aplikasi Geotagging Social Report Bencana Banjir"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Fakultas Ilmu Komputer

Universitas Brawijaya

2817

Rancang Bangun Aplikasi Geotagging Social Report Bencana Banjir

Wisnu Wijaya1, Herman Tolle2, Agi Putra Kharisma3

Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya Email: 1wijayawisnu@hotmail.com, 2emang@ub.ac.id, 3agi@ub.ac.id

Abstrak

Banjir merupakan bencana alam yang paling sering terjadi di Indonesia. Potensi bencana banjir di Indonesia mengharuskan penanganan bencana berubah ke arah pengurangan resiko bencana. Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan peta bencana yang dapat dijadikan rujukan dalam upaya penanganan pra bencana ataupun perencanaan pembangunan suatu daerah. Kemajuan teknologi dapat mempermudah upaya pembuatan peta bencana dengan memanfaatkan pelaporan dari masyarakat yang berperan aktif terhadap kejadian bencana yang terjadi di sekitarnya. Untuk mempermudah masyarakat dalam melakukan pelaporan bencana banjir tersebut teknologi geotagging dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat bergerak yang digunakan untuk melaporkan kejadian bencana banjir dengan menyimpan titik lokasi yang kemudian dikelola menjadi suatu data informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan sebuah peta kejadian bencana banjir. Aplikasi ini dikembangkan pada perangkat bergerak agar masyarakat lebih mudah dalam melakukan pelaporan bencana setiap saat. Berdasarkan pengujian validasi, keseluruhan kebutuhan fungsional dapat berjalan dengan baik dan sesuai dengan perancangan yang dibuat. Selain itu, pengujian usability yang meliputi usefulness, ease of use, ease of learning, dan satisfaction menghasilkan rata-rata sebesar 86,1%, sehingga dapat disimpulkan bahwa aplikasi geotagging social report bencana banjir dapat dengan mudah digunakan oleh masyarakat.

Kata kunci: banjir, bencana, geotagging, perangkat bergerak. Abstract

Flood is the most frequent disaster in Indonesia. The potential of flood disaster requires a change from disaster management should be changed to risk reduction. This can be done by making a map of disaster that can be used as a reference in the effort of pre-disaster handling or regional development planning. Technological advances can facilitate the creation of disaster maps by utilizing the role of the people who play an active role in reporting the incident of flood disaster that occurred arround them. To facilitate the public in reporting the flood disaster, geotagging technology can be used to develop a mobile applications that are used to report the incidence of floods by storing the location point which is then managed into a data information that can be used to development of a map of flood disaster. This app is developed on mobile devices to make it easier for people to report flood disaster at any time. Based on validation testing, the overall functional requirements can run well and in line with the design are made. In addition, usability testing that includes usefulness, ease of use, ease of learning, and satisfaction produces an average of 86.1%, so it can be concluded that the application of geotagging social report of flood disaster can easily be used by the public..

Keywords: flood, disaster, geotagging, mobile device

1. PENDAHULUAN

Indonesia memiliki potensi bencana banjir yang cukup besar jika dilihat dari topografi dataran rendah, cekungan dan sebagian besar wilayahnya adalah lautan. Curah hujan di daerah hulu dapat menyebabkan banjir di daerah hilir. Apalagi untuk daerah yang tinggi permukaan

tanahnya lebih rendah atau hanya beberapa meter di atas permukaan air laut (Suprapto, 2011). Berdasarkan data dan informasi bencana Indonesia yang dikelola oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), presentase bencana alam yang terjadi sejak tahun 2010 – 2016, bencana banjir menempati peringkat pertama dengan presentase mencapai 31.6 persen (BNPB, 2016). Tingginya presentase

(2)

kejadian bencana banjir tersebut menjadi permasalahan yang harus segera ditangani.

Potensi bencana banjir yang tinggi tersebut mengharuskan penanganan bencana berubah ke arah pengurangan resiko bencana (Suprapto, 2011). Hal tersebut dapat dilakukan dengan pembuatan peta bencana yang dapat dijadikan rujukan dalam upaya penanganan pra bencana ataupun perencanaan pembangunan suatu daerah. Dari data kejadian terdahulu akan memberikan pola untuk peramalan kejadian bencana banjir. Dengan demikian bencana banjir dapat diprediksi dan dicegah kejadiannya dengan perencanaan pembangunan suatu daerah yang merujuk dari peta bencana yang ada. Kemajuan teknologi dapat mempermudah upaya pembuatan peta bencana dengan memanfaatkan pelaporan dari masyarakat yang berperan aktif terhadap kejadian bencana yang terjadi di sekitarnya.

Geotagging diartikan sebagai menambahkan metadata geospasial untuk media digital seperti foto, video, pesan teks, tweets, dan halaman web (Holdener, 2011). Teknologi geotagging dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi perangkat bergerak yang digunakan untuk melaporkan kejadian bencana banjir dengan menyimpan titik lokasi yang kemudian dikelola menjadi suatu data informasi yang dapat digunakan untuk pembuatan sebuah peta kejadian bencana banjir. Pelaporan bencana banjir akan dilakukan oleh pengguna aplikasi dengan mengambil foto pada daerah kejadian banjir dan mengisi beberapa informasi terkait kejadian banjir yang sedang dilaporkan. Kemudian aplikasi akan secara otomatis menambahkan data lokasi saat laporan dibuat. Setelah informasi yang dilaporkan telah lengkap, maka data pelaporan tersebut akan dikirim ke server. Setelah data pelaporan berhasil diterima oleh server, seluruh data pelaporan bencana banjir tersebut akan dapat dilihat oleh seluruh pengguna aplikasi.

2. LANDASAN KEPUSTAKAAN 2.1 Geotagging

Geotagging merupakan proses penambahan

informasi geospasial pada berbagai media digital. Media yang telah mengalami proses geotagging akan memiliki informasi koordinat berupa longitude (bujur), latitude (lintang) dan

altitude (ketinggan). Hal tersebut

memungkinkan media dapat diposisikan secara tepat pada peta (Joshi, et al., 2010). Pada

penelitian ini metode Geotagging yang digunakan untuk melakukan penambahan informasi lokasi pada metadata foto adalah Geocoding manual. Algoritme penambahan ditulis di dalam script aplikasi dan otomatis akan berjalan saat pengguna mengunggah laporan. Lokasi yang ditambahkan merupakan lokasi pengguna yang didapatkan oleh aplikasi. 2.2 Hybrid Application

Teknik pengembangan aplikasi ini menggunakan teknik hybrid. Aplikasi hybrid dibangun dengan menggunakan bahasa HTML, CSS, dan Javascript. Aplikasi hybrid

memanfaatkan WebKit untuk membuat konten web dan proses kode javascript. Aplikasi

Hybrid, seperti aplikasi native pada umumnya,

berjalan dalam lingkungan native process. Aplikasi hybrid juga memanfaatkan bridge

layer yang dapat memungkinkan javascript

untuk mengakses banyak kemampuan spesifik perangkat dan native API yang umumnya tidak dapat diakses dari web browser (Gok & Khanna, 2013).

2.3 AngularJS

AngularJS merupakan sebuah framework

yang dibuat untuk pemrograman JavaScript. Framework AngularJS dibuat langsung oleh Google dan dikembangkan oleh komunitas pengembang dan perusahaan – perusahaan lainnya. Pemilihan AngularJS dikarenakan framework AngularJS dikembangkan untuk memperluas sintaks HTML agar penulisan kode lebih jelas dan ringkas, sehingga akan lebih mempermudah dalam proses pembuatan aplikasi yang dinamis (Angularjs, 2016).

2.4 Ionic Framework

Aplikasi geotagging social report bencana banjir menggunakan ionic framework sebagai kerangka pembuatan UI aplikasi. Ionic Framework adalah sebuah framework aplikasi mobile yang digunakan untuk membuat aplikasi

mobile hybrid yang dibangun dengan

menggunakan AngularJS dan Apache Cordova. Ionic menyediakan banyak komponen, tools, dan fungsionalitas yang terdapat pada aplikasi

native. (Gupta & H, 2016) Tidak seperti responsive framework, ionic dilengkapi dengan

elemen UI mobile yang sangat mirip dengan gaya native ketika menggunakan SDK asli dari iOS atau Android. Ionic perlu membutuhkan

(3)

cordova untuk membungkus kode – kode HTML pada ionic.

2.5 NgCordova

Pengembangan aplikasi ini menggunakan

NgCordova, sebuah extension yang bertujuan

untuk mempermudah pembuatan aplikasi dalam mengakses fitur asli pada device. Dengan menggunakan NgCordova, pengaksesan

hardware native akan lebih mudah, hanya perlu

menginstall plugin sesuai dengan yang dibutuhkan dan melakukan pemanggilan fungsi untuk mengakses hardware native. NgCordova telah mendukung 77 plugin untuk membantu mengakses hardware native device (NgCordova, 2016).

2.6 Google Maps API

Google maps merupakan sebuah layanan peta dunia virtual yang disediakan oleh Google Inc. Google maps dapat dilekatkan sebagai elemen dalam tata letak antarmuka pengguna yang di rancang oleh pemrogram. Untuk menghubungkan aplikasi perangkat lunak dengan google maps diperlukan sebuah kunci yang diistilahkan sebagai API Key. Fitur Google Maps ini dapat digunakan secara embeded dalam beberapa bahasa pemrograman termasuk Android melalui sebuah jembatan aplikasi yang disebut Application Programming Interface(API). Google menyediakan API untuk

pengembang mengntegrasikan aplikasinya dengan fitur Google Maps. Dengan menggunakan Google Maps API, peta google akan dapat diintegrasikan dengan berbagai platform pemrograman, sehingga peta google dapat tampil di halaman aplikasi yang dibuat (Jonemaro & Hayuhardika, 2012).

2.7 Javascript Object Notation(JSON)

Javascript Object Notation(JSON) adalah

format pertukaran data yang ringan, mudah dibaca dan ditulis oleh manusia. Bisa juga diartikan dengan format sederhana untuk melakukan pertukaran data antara server dan klien (Kogent Solutions Inc, 2008). Data dengan format JSON juga mudah diuraikan dan diolah oleh klien. JSON merupakan bagian dari bahasa pemrograman Javascript. JSON merupakan format teks berbahasa independen, tetapi menggunakan konversi yang akrab bagi programmer dari keluarga besar bahasa C, seperti C, C++, C#, Java, Javascript, Perl, Python

dan sebagainya. Hal tersebut membuat JSON menjadi bahasa pertukaran data yang ideal (Ecma International, 2013). Dengan segala kemudahan yang ditawarkan oleh JSON tersebut, maka proses pertukaran data antara server dan klien pada aplikasi geotagging social report bencana banjir menggunakan JSON sebagai fomat pertukaran datanya.

3. METODOLOGI

Penelitian ini bertipe implementatif, karena mengimplementasikan perancangan yang telah dibuat menjadi sebuah aplikasi yang dapat digunakan. Metodologi penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan. Tahapan dalam penelitian diilustrasikan dengan diagram blok metodologi penelitian dalam Gambar 1. Tahapan penelitian dimulai pada tahap studi literatur untuk mencari literatur pendukung pengerjaan penelitian, kemudian dilanjutkan tahap analisis kebutuhan untuk menganalisis setiap kebutuhan yang dibutuhkan untuk mengerjakan penelitian, setelah itu tahap perancangan dan dilanjutkan pada implementasi sistem. Jika sistem telah selesai diinstalasi dan diuji, dari situlah dapat diambil kesimpulan dan saran terhadap penelitian yang telah dilakukan.

(4)

4. PERANCANGAN

4.1 Deskripsi Singkat Perangkat Lunak Aplikasi geotagging social report bencana banjir adalah aplikasi yang bertujuan untuk memudahkan masyarakat melakukan pelaporan bencana banjir dengan menggunakan teknologi

geotagging yang dapat merekam data lokasi

pengguna aplikasi disaat melakukan pelaporan. Aplikasi tersebut terdiri dari aplikasi perangkat bergerak yang digunakan oleh masyarakat umum untuk melaporkan kejadian bencana banjir. Selain itu juga terdapat aplikasi website yang memvisualisasikan laporan-laporan yang telah dikirim oleh pengguna aplikasi. Pada sisi pengelola juga disediakan sistem yang digunakan untuk mengelola data-data hasil pelaporan yang dilakukan oleh pengguna aplikasi. Dalam sistem tersebut pengelola yang bertindak sebagai administrator dapat melakukan tindakan manajemen pengelolaan data dan menanggapi laporan dari pengguna aplikasi. Arsitektur aplikasi ditunjukkan pada Gambar 2.

Pengguna dapat melaporkan kejadian bencana banjir dan menggunakan beberapa fitur yang terdapat pada aplikasi seperti melihat laporan banjir, membagikan laporan banjir ke sosial media yang dimiliki, serta melihat peta persebaran laporan banjir yang telah diterima oleh server dalam rentang waktu 5 hari terakhir. Selain menyediakan informasi dalam aplikasi yang terdapat pada smartphone pengguna, visualisasi laporan banjir juga tersedia dalam website pelaporan banjir yang berbentuk peta persebaran lokasi-lokasi banjir.

Aplikasi Client Web Service Server Web Admin Pengguna Read Data Write data response request GoogleMap API Foto send request

Gambar 2. Arsitektur Aplikasi

Sistem client dibuat dengan bahasa HTML, CSS, dan Javascript dan dibangun dengan menggunakan Ionic Framework dan apache

cordova, dengan memanfaatkan AngularJS yang

dikembangkan oleh Google dan digabung dengan NgCordova, maka aplikasi akan dapat mengakses hardware native dari perangkat bergerak. Sedangkan untuk sistem server dibuat dengan mengunakan bahasa pemrograman PHP, HTML, CSS, dan Javascript dengan menggunakan Framework Panada.

4.2 Identifikasi Aktor

Pada tahap ini dilakukan identifikasi terhadap aktor yang berada pada lingkungan sistem. Detail identifikasi aktor dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Identifikasi Aktor

Aktor Deskripsi

Pengguna Pengguna yaitu masyarakat umum yang menggunakan aplikasi untuk membuat pelaporan banjir, melihat daftar laporan banjir dan detail informasi yang terdapat pada pelaporan tersebut.

Pengelola Pengelola yaitu pengguna aplikasi pada sisi server yang bertugas untuk melakukan tindakan verifikasi laporan dan mengelola informasi bencana yang telah dilaporkan.

4.3 Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah fitur-fitur yang dapat diakses oleh pengguna aplikasi secara langsung melalui antarmuka yang disediakan oleh sistem. Karena penjabaran kebutuhan fungsional yang banyak, maka pada jurnal ini hanya melampirkan usecase diagram yang akan menggambarkan perilaku aktor terhadap sistem yang ditunjukkan pada Gambar 3.

(5)

Fitur yang digambarkan pada Gambar 3 diantaranya, fitur registrasi yang digunakan untuk melakukan pendaftaran akun pengguna, mengirim laporan untuk mengirimkan laporan yang telah dibuat dengan fitur ambil gambar dan menentukan lokasi banjir, fitur melihat daftar laporan beserta detail laporan yang bisa dibagikan ke sosial media pengguna, fitur menampilkan map banjir yang digunakan untuk menampilkan peta persebaran lokasi banjir yang telah dilaporkan ke server.

Gambar 4. Diagram ER

Perancangan basis data diperlukan sebagai gambaran bagaimana data yang diperlukan akan disimpan pada aplikasi geotagging social report bencana banjir. Pada penelitian ini perancangan basis data direpresentasikan dalam bentuk ERD(Entity Relational Diagram) yang terdapat pada Gambar 4

.

4.4 Kebutuhan Non-Fungsional

Yang termasuk dalam kebutuhan nonfungsional adalah kebutuhan-kebutuhan yang terkait dengan kualitas dan batasan sistem. Dalam sistem yang dikembangkan nantinya kebutuhan non-fungsional yang harus dipenuhi ditunjukkan pada Tabel 2 berikut.

Tabel 2. Kebutuhan Non-Fungsional

Parameter Deskripsi Kebutuhan

Usability

Aplikasi dapat memenuhi faktor-faktor pendukung usability yaitu learnability,

efficiency, memorability, errors dan satisfication dengan target lebih dari

sama dengan 80% (Mohamed, 2013).

5. IMPLEMENTASI

Pada tahap implementasi, proses instalasi dan pengujian perangkat lunak menggunakan

smartphone android versi 4.3(jelly bean).

5.1 Implementasi Antarmuka

Implementasi antarmuka menjelaskan mengenai berbagai implementasi antarmuka pengguna berdasarkan perancangan antarmuka yang telah dilakukan. Hasil implementasi yang dijelaskan beberapa diantaranya yaitu implementasi halaman tulis laporan, melihat peta banjir, dan melihat data laporan banjir. Berikut adalah implementasi antarmuka dari aplikasi yang ditunjukkan pada Gambar 5 sampai dengan Gambar 9.

Gambar 5. Antarmuka Mengirim Laporan

(6)

Gambar 6. Antarmuka Melihat Peta Banjir

Gambar 7. Antarmuka Melihat Data Laporan Banjir

Gambar 8. Antarmuka Melihat Detail Laporan

Gambar 9. Antarmuka Membagikan Laporan Banjir

6. PENGUJIAN DAN ANALISIS

Pengujian dan analisis membahas mengenai tahapan pengujian dan analisis aplikasi geotagging social report bencana banjir yang telah diimplementasikan sebelumnya. Proses pengujian dilakukan dengan melalui dua tipe pengujian yaitu, pengujian validasi dan pengujian usability.

6.1 Pengujian Validasi

Pengujian validasi digunakan unuk mengetahui bahwa aplikasi yang dibangun sudah sesuai dengan kebutuhan yang telah dirancang pada bab analisis dan perancangan. Hasil analisis kebutuhan fungsional dijadikan sebagai acuan untuk melakukan pengujian validasi. Pengujian validasi menggunakan metode blackbox karena pengujian pada aplikasi geotagging social report bencana banjir lebih ditekankan untuk menemukan kesalahan antara kinerja aplikasi dengan daftar analisis kebutuhan.

Hasil pengujian validasi diambil berdasarkan pada pengujian yang telah dilakukan, sehingga diperoleh hasil yang ditampilkan pada Tabel 3.

Tabel 3. Hasil Pengujian Validasi

Nomor Kasus

Uji

Hasil Pengujian Status

V-01 Aplikasi berhasil mengirim data registrasi akun pengguna ke server dan disimpan ke database server.

Valid

V-02 Aplikasi dapat mengakses kamera dan berhasil mengambil foto

(7)

V-03 Aplikasi berhasil mengambil data lokasi(latitude, longitude, alamat) yang diatur oleh pengguna aplikasi.

Valid

V-04 Aplikasi berhasil mengirim laporan banjir ke server dan disimpan ke database server.

Valid

V-05 Aplikasi berhasil menampilkan daftar laporan banjir yang diterima oleh server.

Valid

V-06 Aplikasi berhasil menampilkan informasi detail pelaporan banjir yang dipilih oleh pengguna.

Valid

V-07 Aplikasi berhasil membagikan informasi pelaporan bencana melalui sosial media yang disediakan oleh aplikasi.

Valid

V-08 Aplikasi berhasil menampilkan peta dan pin lokasi persebaran bencana banjir.

Valid

6.2 Pengujian Usability

Pengujian usability digunakan untuk mengkaji tingkat kepuasan dan kemudahan aplikasi geotagging social report bencana banjir ketika digunakan oleh masyarakat umum. Pengujian dilakukan dengan cara menyebar kuisioner USE yang berisi pernyataan tertentu kepada masyarakat umum sebagai responden pengguna aplikasi. Pernyataan yang disebutkan dalam kuisioner mencakup pada parameter daya guna aplikasi(usefulness), kemudahan penggunaan aplikasi(ease of use), kemudahan dalam mempelajari aplikasi(ease of learning), dan tingkat kepuasan pengguna dalam menggunakan aplikasi(satisfaction). Responden akan memberikan jawaban menggunakan skala likert dengan gradasi antara sangat setuju sampai sangat tidak setuju pada setiap pernyataan yang diajukan dalam kuesioner. Pernyataan yang dibuat pada kuesioner dibuat berdasarkan referensi dari jurnal penelitian tentang pengukuran usability sistem menggunakan USE

Questionnaire pada aplikasi android (Rahadi,

2014).

Tabel 4. Hasil Status Pengujian Usability

Aspek Penilaian

Rata-rata presentase(%)

Status

Usefulness 89 Sangat setuju

Satisfaction 82 Sangat setuju

Ease of use 86,5 Sangat setuju

Ease of learn 86,8 Sangat setuju

Perhitungan presentase rata-rata semua kriteria =jumlah total presentase(%) / jumlah kriteria =(89+82+86,5+86,8)/4

=344,3/4 =86,075 =86,1 % 6.3 Analisis

Analisis dilakukan untuk mengetahui hasil dari pengujian perangkat bergerak sehingga akan didapatkan kesimpulan dari pengembangan perangkat bergerak yang dilakukan. Dari hasil pengujian validasi didapat hasil bahwa aplikasi

geotagging social report bencana banjir telah

memenuhi analisis dan perancangan dari kebutuhan fungsional aplikasi. Hasil pengujian

usability menunjukkan tingkat usability aplikasi

mencapai rata-rata 86,1%. Hal ini menunjukkan bahwa aplikasi telah memenuhi aspek usability. 7. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian rancang bangun aplikasi

geotagging social report bencana banjir yang

telah dilakukan setelah melalui tahapan analisis kebutuhan, perancangan, implementasi, dan pengujian, maka dapat diambil kesimpulan bahwa rancangan dan implementasi aplikasi geotagging social report bencana banjir yang meliputi fitur registrasi, mengambil gambar, mengambil lokasi, mengirim laporan, melihat peta banjir, melihat daftar laporan, dan melihat detail laporan banjir telah valid serta sesuai dengan spesifikasi kebutuhan yang telah dianalisis. Aplikasi geotagging social report bencana banjir telah terbukti memudahkan pengguna dalam proses pelaporan bencana banjir berdasarkan pengujian usability yang telah dilakukan pada aspek usefulness, satisfaction, ease of use, ease of learn

menunjukkan rata-rata hasil pengujian sebesar 86,1%.

Untuk pengembangan aplikasi selanjutnya diharapkan dapat melibatkan kerjasama dengan pemerintah ataupun badan penanggulangan bencana terkait banjir ini, aplikasi dapat dikembangkan untuk penambahan fitur yang memungkinkan pengguna mengetahui tanggapan atau tindak lanjut dari pemerintah terkait bencana banjir yang telah dilaporkan. Sehingga adanya interaksi antara pengguna yang melaporkan kejadian bencana banjir dan perwakilan pemerintah terkait penanggulangan yang telah dilakukan terhadap laporan tersebut. Selain itu pengembangan fitur social sharing

(8)

agar memungkinkan pengguna membagikan laporan ke media sosial yang sedang tren saat penelitian ini dikembangkan pada penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Angularjs, 2016. Introduction. [Online] Available at: http://www.angularjs.org [Diakses 12 July 2017].

BNPB, 2016. Badan Nasional Bencana Banjir. [Online]

Available at: http://dibi.bnpb.go.id/ [Diakses 3 November 2016].

Ecma International, 2013. Introducing JSON. [Online]

Available at: http://www.json.org. [Diakses 16 November 2015].

Gok, N. & Khanna, N., 2013. Building Hybrid

Android Apps with Java and JavaScript: Applying Native Device APIs (Japplying Native Device Apis). United States of

America: O'Reilly Media, Inc..

Gupta, A. & H, A. G., 2016. Hybrid Application Development using Ionic Framework & AngularJS. International Journal of

Innovative Research in Computer Science & Technology, 4(2), pp.

2347-5552.

Holdener, A. T., 2011. HTML 5 Geolocation. s.l.:O’Reilly Media.

Jonemaro, E. M. A. & Hayuhardika, W., 2012.

Pemrograman Perangkat Mobile.

s.l.:Teknik Informatika-PTIIK.

Joshi, D., Gallagher, A., Yu, J. & Luo, J., 2010.

Exploring User Image Tags for Geo- Location Inference. s.l.:s.n.

Kogent Solutions Inc, 2008. Ajax Black Book,

New Edition. New Delhi: Dreamtech

Press.

Mohamed, H. J. A. Y. R., 2013. Usability of Educational Computer Game (UsaECG): A Quantitative Approach.

Pertanika J. Sci. & Technol, Volume

247 – 260.

NgCordova, 2016. NgCordova. [Online] Available at: http://ngcordova.com [Diakses 2 December 2016].

Rahadi, D. R., 2014. PENGUKURAN

USABILITY SISTEM

MENGGUNAKAN USE

QUESTIONNAIRE PADA APLIKASI ANDROID. Jurnal Sistem Informasi, 6(1).

Suprapto, 2011. Statistik Pemodelan Bencana Banjir Indonesia. Penanggulangan Bencana Volume 2 Nomer 2, Volume 2,

Gambar

Gambar 1. Diagram Blok Metodologi Penelitian
Tabel 1. Identifikasi Aktor  Aktor  Deskripsi
Gambar 5. Antarmuka Mengirim Laporan Usernameid_lapor
Gambar 8. Antarmuka Melihat Detail Laporan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Ada hubungan antara pola asah orangtua dengan perilaku verbal abuse pada anak usia sekolah di SDN 2 Pojok

el principio foral como modo de realizarla El tópico más repetido en las intervenciones de Cánovas y de los diputa- dos de la mayoría y de la minoría de la Comisión de Fueros, fue el

Pertama , Panduan Umum yang memuat ketentuan umum pengembangan kurikulum yang dapat diterapkan pada satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Kompetensi

Dari Penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa masyarakat Tugutil telah memanfaatkan sumber plasma nutfah pertanian yang dimanfaatkan untuk berbagai keperluan baik

Ketakutan-ketakutan akan ancaman ilmu hitam yang dimiliki oleh orang suku laut membuat orang melayu sebisa mungkin menghindari kontak langsung dengan orang suku laut untuk

sf dan ketika arus ini mengalir pada masing – masing fasa di belitan rotor, akan memberikan reaksi medan magnet. Biasanya medan magnet pada rotor akan menghasilkan

Simon thought of Leah’s hand on his face and hoped fervently that Alin was right.. “We talked about going to Kortan,” Alin continued, “but it’s far enough away that we’re not

Pendapatan diakui setelah penyediaan jasa dan penyerahan barang benar terjadi. Namun dalam beberapa kasus, transaksi yang berhubungan dengan upaya untuk memperoleh pendapatan