• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sikap Kerja Keras

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Pengertian Sikap Kerja Keras"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Sikap Kerja Keras

a. Pengertian Sikap Kerja Keras

Kerja keras merupakan sikap pantang menyerah untuk melakukan suatu hal, tidak pernah mengeluh dan selalu berusaha walaupun banyak rintangan namun tetap berusaha untuk mencapainya. Kerja keras menurut Mustari (2014: 43) adalah sebagai berikut:

Kerja keras merupakan perilaku atau tindakan yang menunjukkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan guna menyelesaikan tugas (belajar atau pekerjaan) dengan sebaik-baiknya. Usaha pantang menyerah, yaitu tetap menjalankan tugas sekalipun menghadapi tantangan atau hambatan.

Pada pembelajaran siswa harus semangat dan pantang menyerah untuk menyelesaikan tugas dari guru. Yaumi (2016: 94) menjelaskan bahwa kerja keras adalah perilaku atau sikap yang memperlihatkan upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta menyelesaikan tugas sebaik-baiknya.

(2)

Kerja keras menurut Kesuma (2012: 17) adalah sebagai berikut:

Kerja keras merupakan suatu upaya yang terus dilakukan (tidak pernah menyerah) atau tindakan yang terus dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan menjadi tugasnya sampai tuntas. Seseorang yang bekerja keras pantang menyerah untuk mencapai hal yang diinginkan ataupun pantang

menyerah untuk mengerjakan tugasnya. Walaupun

menemukan rintangan ataupun hambatan di dalam

melakukannya.

Seorang individu yang menunjukkan adanya kesungguhan dan kemauan keras untuk berusaha dalam menyelesaikan pekerjaan merupakan ciri sikap kerja keras. Sikap kerja keras muncul sebagai wujud dorongan motivasi yang kuat serta orientasi depan yang jelas. Seseorang yang mempunyai sifat suka bekerja keras tentunya tidak mudah pantang menyerah dalam segala hal.

Kerja keras dalam perspektif islam yaitu bekerja dengan sungguh-sungguh untuk mencapai tujuan atau prestasi kemudian disertai dengan berserah diri (tawakkal) kepada Allah SWT baik untuk kepentingan dunia dan akhirat. Firman Allah SWT dalam surat Al-Qashash ayat ke 77 sebagai berikut:

(3)

Artinya: “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan

Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagiamu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di muka bumi. Sesunggahnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.”

Surat Al-Qashash ayat 77 menjelaskan bahwa sikap kerja keras dapat dilakukan dalam menuntut ilmu, mencari rezeki, dan menjalankan tugas sesuai dengan profesi masing-masing. Umat muslim harus bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya termasuk dalam beribadah mendekatkan diri kepada Allah SWT. Rasulullah SAW sejak kecil hingga akhir hayatnya telah bekerja keras seperti menggembala biri-biri, berniaga hingga ke negeri Syam dengan penuh semangat dan jujur. Abu bakar, Umar bin Khattab, Usman bin Affan memiliki semangat kerja keras yang tinggi baik dalam berusaha maupun berdakwah menegakkan agama Allah SWT. Ibadah khususnya shalat hendaknya kita beranggapan bahwa kita akan mati esok hari sehingga kita bisa beribadah dengan khusyu. Rasulullah SAW bersabda:

“ Bekerjalah untuk kepentingan duniamu seolah-olah engkau hidup

selama-lamanya dan bekerjalah untuk kepentingan akhiratmu seolah-olah engkau akan mati esok hari” (HR. Ibnu Asakir)

(4)

Pada sikap kerja keras harus selalu pantang menyerah dalam melakukan segala hal yang ingin dicapai. Ciri-ciri kerja keras menurut Mustari (2014: 43) sebagi berikut:

1) Menunjukkan kesungguhan dalam melakukan tugas. 2) Tetap bertahan pada tugas yang diterima walaupun

menghadapi kesulitan.

3) Berusaha mencari pemecahan terhadap permasalahan. Pantang menyerah adalah salah satu tanda dari kerja yang keras, yaitu usaha yang menyelesaikan kegiatan atau tugas secara optimal. Mustari (2014: 44) Kerja keras ini dapat ditandai sebagai berikut:

1) Menyelesaikan tugas dalam batas waktu yang ditentukan 2) Menggunakan segala kemampuan atau daya untuk

mencapai sasaran

3) Berusaha mencari berbagai alternatif pemecahan ketika menemui hambatan

Pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kerja keras merupakan sikap yang dimiliki setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan. Kerja keras merupakan kegiatan yang dilakukan oleh setiap orang tanpa menyerah, walaupun menemukan hambatan atau rintangan tetap berusaha untuk menyelesaikan dan mengerjakannya dengan sungguh-sungguh.

b. Indikator Sikap Kerja Keras

Sikap kerja keras memiliki beberapa indikator menurut Kemendiknas (2010: 33) sebagai berikut:

(5)

Tabel 2.1 Indikator Sikap Kerja Keras

Indikator kelas 1 – 3 Indikator kelas 4 – 6

Mengerjakan semua tugas kelas dengan sungguh-sungguh

Mengerjakan tugas dengan teliti dan rapi

Mencari informasi dari sumber di luar buku pelajaran

Mencari informasi dari sumber-sumber di luar sekolah

Menyelesaikan PR pada

waktunya

Mengerjakan tugas-tugas dari guru pada waktunya

Menggunakan sebagaian besar waktu di kelas untuk belajar

Fokus pada tugas-tugas yang diberikan guru di kelas

Mencatat dengan

sungguh-sungguh sesuatu yang

ditugaskan guru

Mencatat dengan

sungguh-sungguh sesuatu yang dibaca, diamati, dan didengar untuk kegiatan kelas

Tabel 2.1 dapat disimpulkan bahwa indikator sikap kerja keras di kelas IV yaitu selalu pantang menyerah dalam menyelesaikan tugas, selalu mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. Siswa mengumpulkan tugas tepat waktu. Siswa bersungguh-sungguh untuk mengerjakan tugas dari guru, walaupun mengalami kesulitan di dalam mengerjakan tugas. Siswa mencatat materi yang disampaikan oleh guru.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Pelaksanaan proses pembelajaran di sekolah dasar tentunya memiliki tujuan yang akan dicapai. Tujuan dari proses pembelajaran yang dilaksanakan adalah adanya perolehan hasil pembelajaran. Prestasi belajar sebagai salah satu bentuk pencapaian tujuan dari terlaksananya proses pembelajaran. Prestasi belajar ini lebih mengarah kepada hasil pengukuran kemampuan belajar di ranah

(6)

kognitif. Arifin (2013: 12) menyatakan bahwa istilah prestasi belajar

(achievement) berbeda dengan hasil belajar (learning outcome).

Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan aspek kognitif atau pengetahuan, sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak siswa yaitu meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Hamdani (2011: 137) menyatakan bahwa prestasi belajar merupakan tingkat kemanusiaan yang dimiliki siswa dalam menerima, menolak, dan menilai informasi-informasi yang diperoleh dalam proses belajar mengajar.

Pengertian prestasi belajar menurut pendapat dua ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar berkenaan dengan pengetahuan (kognitif) manusia. Aspek tersebut dapat diukur dengan melakukan tes. Tes yang diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui seberapa jauh penguasaan materi yang diraih siswa. Hasil dari tes yang telah dilaksanakan itulah yang disebut sebagai hasil prestasi belajar yang diraih siswa.

Prestasi belajar memiliki banyak fungsi utama yang dirasa penting untuk dipertimbangkan. Beberapa fungsi utama dari prestasi belajar menurut Arifin (2013: 12) yaitu sebagai berikut:

1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai siswa.

2) Prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin tahu. Para ahli psikologi biasanya menyebut hal ini sebagai tedensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum manusia.

3) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat

(7)

dijadikan pendorong bagi siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan berperan sebagai umpan balik (feedback) dalam meningkatkan mutu pendidikan.

4) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. Indikator intern dalam arti bahwa prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat produktivitas suatu institusi pendidikan. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan dengan kebutuhan masyarakat dan anak didik. Indikator ekstern dalam arti bahwa tinggi rendahnya prestasi belajar dapat dijadikan indikator tingkat kesuksesan peserta didik di masyarakat. Asumsinya adalah kurikulum yang digunakan relevan pula dengan kebutuhan masyarakat. 5) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap

(kecerdasan) siswa. Proses pembelajaran siswa menjadi fokus utama yang harus diperhatikan, karena siswa yang diharapkan dapat menyerap seluruh materi pelajaran. Uraian fungsi utama prestasi belajar yang dijelaskan Arifin, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan salah satu indikator keberhasilan belajar siswa yang harus diperhatikan. Prestasi belajar sebagai hasil dari rasa ingin tahu siswa. Prestasi dapat mendorong siswa dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Metode Pembelajaran Index Card Match a. Pembelajaran Aktif

Pembelajaran aktif sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Hamruni dalam Suyadi (2013: 36) menjelaskan bahwa segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan siswa berperan aktif dalam proses pembelajaran, baik dalam bentuk interaksi antar siswa ataupun siswa dengan guru dalam proses pembelajaran. Zaini (2008: 1) menjelaskan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

(8)

pembelajaran yang mengajak siswa untuk belajar secara aktif. Siswa diajak untuk turut serta dalam semua proses pembelajaran.

Uraian pembelajaran aktif di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran aktif sangat diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang maksimal. Siswa yang pasif hanya menerima materi dari guru akan cenderung melupakan apa yang telah dipelajarinya. Siswa dapat merasakan suasana belajar yang menyenangkan sehingga hasil belajar siswa dapat dimaksimalkan. b. Pengertian Metode Pembelajaran Index Card Match

Metode pembelajaran Index Card Match adalah cara menyenangkan aktif untuk mengulang kembali materi pembelajaran. Metode pembelajaran Index Card Match memberi kesempatan pada siswa untuk berpasangan dan memainkan kuis kepada teman sekelas (Hamruni,2012: 162).

Metode pembelajaran Index Card Match dapat mengajak seluruh siswa untuk turut aktif dalam semua proses pembelajaran. Zaini (2008: 67) menyatakan bahwa metode pembelajaran Index

Card Match adalah strategi menyenangkan yang digunakan untuk

mengulang materi yang telah diberikan guru sebelumnya. Materi baru tetap bisa diajarkan dengan metode ini dengan catatan siswa diberi tugas mempelajari topik yang akan diajarkan terlebih dahulu, sehingga ketika masuk kelas mereka sudah memiliki bekal pengetahuan.

(9)

Pendapat ahli diatas, dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Index Card Match merupakan suatu metode pembelajaran yang mengajak siswa untuk ikut berperan aktif

berpasangan dalam melaksanakan pembelajaran. Metode

pembelajaran Index Card Match terdapat strategi dan teknik yang dapat menciptakan suasana belajar menjadi efektif, efisien dan menyenangkan.

c. Langkah- langkah Metode Pembelajaran Index Card Match

Terdapat langkah-langkah dalam metode pembelajaran Index

Card Match menurut Zaini (2008: 67) yaitu sebagai berikut:

1) Buatlah potongan-potongan kertas sejumlah siswa yang ada di dalam kelas.

2) Bagi jumlah kertas-kertas tersebut menjadi dua bagian yang sama.

3) Tulis pertanyaan tentang materi yang telah diberikan sebelumnya pada setengah bagian kertas yang telah disiapkan. Setiap kertas berisi satu pertanyaan.

4) Pada separuh kertas yang lain, tulis jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang tadi dibuat.

5) Kocoklah semua kertas sehingga akan tercampur antara soal dan jawaban.

6) Beri setiap siswa satu kertas. Jelaskan bahwa ini adalah aktivitas yang dilakukan berpasangan. Separuh siswa akan mendapatkan soal dan separuh yang lain akan mendapatkan jawaban.

7) Minta siswa untuk menemukan pasangannya. Jika ada yang sudah menemukan pasangan, minta siswa untuk duduk berdekatan. Terangkan juga agar siswa tidak memberitahu materi yang didapatkan kepada teman yang lain.

8) Setelah semua siswa menemukan pasangan dan duduk berdekatan, minta setiap pasangan secara bergantian untuk membacakan soal yang diperoleh dengan keras kepada teman-teman yang lain selanjutnya, soal tersebut dijawab oleh pasangan-pasangan yang lain.

(10)

9) Akhiri proses ini dengan membuat klarifikasi dan kesimpulan.

Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah metode Index Card Match adalah membuat kartu pertanyaan dan kartu jawaban yang harus didiskusikan, kocok kartu pertanyaan dan kartu jawaban sehingga tercampur semua. Separuh siswa mendapatkan pertanyaan dan separuh siswa mendapatkan jawaban. Siswa diminta untuk mencari pasangannya, setelah semua siswa berpasangan. Siswa mendiskusikan jawaban kemudian, siswa harus membacakan pertanyaan dan jawabannya. Kegiatan diakhiri dengan guru bersama siswa membuat klarifikasi dan kesimpulan.

d. Kelebihan Index Card Match

Lie (2008: 46) menyatakan bahwa kelebihan dan kelemahan pembelajaran kelompok berpasangan, yaitu sebagai berikut:

1) Meningkatkan partisipasi siswa 2) Cocok untuk tugas sederhana

3) Lebih banyak kesempatan untuk kontribusi masing-masing anggota kelompok

4) Interaksi lebih mudah

5) Lebih mudah dan cepat membentuk kelompok

Kelebihan metode pembelajaran Index Card Match dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match dapat meningkatkan partisipasi siswa, mudah digunakan pada tugas yang sederhana, memberi kesempatan untuk siswa bekerjasama dengan anggota pasangannya, memudahkan siswa berinteraksi antar pasangannya. Guru dan siswa menjadi lebih aktif sehingga

(11)

meningkatkan interaksi antar guru dan siswa untuk mengulang materi sebelumnya.

e. Kekurangan Index Card Match

Lie (2008: 46) menyatakan bahwa kelemahan pembelajaran kelompok berpasangan, yaitu sebagai berikut:

1) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor 2) Lebih sedikit ide yang muncul

3) Jika ada perselisihan tidak ada penengahnya

Kekurangan metode Index Card Match di atas, dapat disimpulkan bahwa metode Index Card Match memerlukan pengawasan dari guru karena banyak pasangan yang harus diperhatikan. Ide yang muncul untuk mengerjakan kartu soal hanya dari pasangan. Guru menjadi penengah ketika ada perselisihan antar siswa atau pasangan.

4. Media Gambar

a. Pengertian Media Gambar

Media dapat digunakan untuk mempermudah guru memberikan informasi dan menarik perhatian siswa sehingga proses pembelajaran dapat lebih bermakna. Sadiman (2008: 7) menjelaskan bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat serta perhatian siswa sehingga proses belajar terjadi.

Media pembelajaran menurut Arsyad (2009: 4) menyatakan bahwa media yang membawa pesan-pesan atau informasi yang

(12)

bertujuan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran. Anitah (2009: 2) menyatakan bahwa media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pembelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap.

Beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran sebagai segala sesuatu yang bertujuan untuk memberikan informasi atau pesan serta dapat mengefektifkan proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Media pembelajaran yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran banyak jenisnya, salah satunya adalah media visual (gambar).

Media visual (gambar) banyak digunakan dalam proses belajar mengajar karena dapat membangun ketertarikan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Arsyad (2009: 91) menyatakan bahwa media visual dapat memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Media visual dapat pula menumbuhkan minat belajar siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata.

Anitah (2009: 7) menyatakan bahwa media visual dapat dibedakan menjadi dua yaitu media visual yang tidak diproyesikan dan media visual yang diproyesikan. Gambar dapat memberikan gambaran dari waktu yang telah lalu atau potret (gambaran) masa yang akan datang sehingga proses belajar siswa akan konkrit.

(13)

Media gambar dapat disimpulkan sebagai media yang dapat membuat kegiatan belajar mengajar lebih efisien karena melalui media gambar proses pembelajaran dapat lebih konkrit sehingga memperlancar pemahaman dan memperkuat ingatan siswa. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media gambar yang tidak diproyeksikan dalam Liquid Crystal Display (LCD) dan gambar-gambar yang digunakan sebagai media diperoleh dari internet.

Gambar yang akan digunakan dicetak pada banner sebagai media pembelajaran kemudian didesain agar lebih menarik dengan dasar warna sekunder dan diberikan keterangan sesuai dengan gambar. Media gambar dicetak pada banner berukuran 100 x 75 cm dengan jumlah 4 banner. Media berisi gambar-gambar erosi, abrasi, longsor dan banjir serta pencegahannya. Gambar yang dicetak sesuai dengan indikator pembelajaran IPA materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan.

b. Manfaat Media Gambar

Media gambar mempunyai beberapa manfaat, adapun manfaat media gambar yang dikemukakan Anitah (2009: 9) yaitu sebagai berikut:

1) Menimbulkan daya tarik bagi pembelajar. Gambar dengan berbagai warna akan lebih menarik dan membangkitkan minat serta perhatian belajar.

2) Mempermudah pengertian belajar. Suatu penjelasan yang sifatnya abstrak dapat dibantu dengan gambar sehingga pembelajar lebih mudah memahami apa yang dimaksud.

(14)

3) Memperjelas bagian-bagian yang penting. Melalui gambar, dapat diperbesar bagian-bagian yang penting atau yang kecil sehingga dapat diamati lebih jelas.

4) Menyingkat suatu uraian panjang. Uraian tersebut mungkin dapat ditunjukkan dengan sebuah gambar saja. Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar mempunyai beberapa manfaat yaitu memperjelas dan memudahkan siswa dalam memahami materi perubahan lingkungan fisik terhadap daratan. Proses pembelajaran di kelas menjadi bersifat konkrit, menarik perhatian siswa untuk memperhatikan penjelasan guru mengenai materi pelajaran yang sedang disampaikan.

c. Kelebihan dan Kelemahan Media Gambar

Media gambar mempunyai kelebihan dan kelemahan. Beberapa kelebihan dan kelemahan media gambar yang di kemukakan Anitah (2009: 8-9). Kelebihan dan kelemahan media gambar diuraikan sebagai berikut:

1) Kelebihan Media Gambar

a) Dapat menerjemahkan ide-ide abstrak ke dalam bentuk yang lebih nyata

b) Banyak tersedia dalam buku-buku

c) Sangat mudah dipakai karena tidak membutuhkan peralatan

d) Harga relatif tidak mahal

e) Dapat dipakai untuk berbagai tingkat pelajaran dan bidang studi

2) Kelemahan Media Gambar

a) Kadang-kadang gambar terlalu kecil untuk ditunjukkan di kelas yang besar

b) Gambar mati adalah gambar dua dimensi. Untuk menunjukkan dimensi yang ketiga (kedalam benda), harus digunakan satu seri gambar dari objek yang sama tetapi dari sisi yang berbeda.

(15)

d) Pembelajaran tidak selalu mengetahui bagaimana membaca (menginterpretasi) gambar.

Kelebihan dan kelemahan media gambar di atas, dapat diatasi dengan menggunakan media gambar yang dicetak menggunakan

banner berukuran 100 x 75 cm sehingga dapat digunakan di dalam

kelas yang besar. Media gambar membuat pembelajaran menjadi lebih konkrit karena siswa mempunyai gambaran tentang materi yang telah dijelaskan menggunakan media gambar. Siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan oleh guru.

5. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar a. Pengertian Ilmu Pengetahuan Alam

IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari di sekolah dasar. Mata pelajaran IPA memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan gejala alam dan mengembangkan kemampuan siswa untuk memecahkan permasalahan yang ada di lingkungan sekitar. Susanto (2015: 167) mengatakan bahwa IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang telah dilakukan tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan.

Pembelajaran IPA dapat disimpulkan berdasarkan pendapat di atas sebagai suatu kegiatan belajar IPA yang telah direncanakan secara sistematik. Pembelajaran yang dilakukan berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman konsep IPA terhadap gejala alam. IPA

(16)

adalah suatu disiplin ilmu yang diterapkan melalui pendidikan, salah satunya adalah sekolah dasar. IPA memiliki ciri khusus atau karakteristik yang merupakan himpunan fakta yang disusun secara sistematis. Karakteristik IPA menurut Jacobsan & Bergman (Susanto, 2015: 170) adalah sebagai berikut:

1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.

2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta

mencermati fenomena alam, termasuk juga

penerapannya.

3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam menyingkap rahasia alam.

4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian atau beberapa saja.

5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang bersifat objektif.

Pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa karakteristik IPA proses ilmiah yang dapat dipelajari dari fenomena alam yang terjadi di muka bumi. Ilmu Pengetahuan Alam dapat menumbuhkan sikap cinta tanah air, tanggung jawab, keingintahuan, dan ketekunan di dalam diri seseorang.

b. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran sains merupakan pembelajaran berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep IPA (Susanto, 2015: 170). Pembelajaran sains di sekolah dasar dikenal dengan pembelajaran ilmu pengetahuan alam (IPA). Adapun tujuan pembelajaran IPA di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan 2006 (Susanto, 2015: 171), yaitu sebagai berikut:

(17)

1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keterampilan aturan alam cipta-Nya.

2) Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

4) Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam.

6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.

7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep, dan

keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP.

Uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa ilmu pengetahuan alam memiliki peranan penting untuk diajarkan di sekolah dasar. Ilmu pengetahuan alam dapat digunakan untuk menanamkan karakter kepada siswa melalui fenomena alam. Ilmu pengethauan alam mengajarkan kepada siswa untuk menghargai dan mencintai alam sebagai tempat hidup manusia.

B. Penelitian yang Relevan

Terdapat beberapa penelitian relevan yang digunakan dalam penelitian ini. Penelitian relevan yang dimaksud yaitu hasil penelitian yang berhubungan dengan metode Index Card Match sebagai berikut:

1. Prawira, dkk (2014) yang diambil dari jurnal dengan judul Pengaruh Penerapan Strategi Pembelajaran Aktif Tipe Index Card Match terhadap

(18)

Hasil Belajar IPS Siswa SD hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran Index Card Match untuk pembelajaran IPS siswa kelas V semester I dapat dilaksanakan dengan efektif. Penelitian ini terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPS antara siswa yang belajar melalui strategi pembelajaran Index Card Match dengan siswa yang belajar melalui pembelajaran konvensional. Strategi pembelajaran aktif Index Card Match dapat melatih pola pikir siswa karena dengan strategi ini siswa dilatih memahami dan mempelajari suatu konsep atau topik melalui pencarian kartu jawaban atau soal, siswa lebih bersemangat dan dapat menguasai materi dengan baik. Siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran menemukan konsep atau prinsip materi pembelajaran. Siswa juga dapat mengembangkan kemampuan berpikir dan kreatifitas ilmiah secara optimal karena siswa diberi kesempatan mengalami sendiri kegiatan pembelajaran. Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa strategi pembelajaran aktif Index Card Match berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas V Gugus III Mengwi, Bandung Tahun Pelajaran 2013/2014.

2. Mustolikh (2016) yang diambil dari jurnal dengan judul The

Improvement of Students Understanding About Sociology Material by Using Index Card Match Strategi hasil penelitian menunjukkan bahwa

penggunaan strategi Index Card Match untuk Pendidikan Geografi di Universitas Muhammadiyah Purwokerto tahun akademik 2008-2009

(19)

dengan 23 siswa semester II kelas A. Strategi Index Card Match yang direncanakan dengan baik dan diterapkan dengan baik dapat meningkatkan pemahaman siswa. Strategi Index Card Match dapat

meningkatkan pemahaman mahasiswa karena mengembangkan

hubungan yang harmonis antar dosen dengan mahasiswa didorong untuk menciptakan suasana belajar yang efektif, efisien dan menyenangkan. Strategi Index Card Match telah sesuai untuk mendapatkan individu yang baik dan partisipasi kelas. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih aktif di dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa kelas A semester II dalam Pendidikan Geografi tentang bahan Sosiologi dapat ditingkatkan menggunakan strategi Index Card Match.

3. Astriyanti dan Anwar (2016) yang diambil dari jurnal dengan judul

Improving Students Ability In Vocabulary Mastery Throught Index Card Match hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan Index Card Match di MTS Hidayatus Shibyan dapat meningkatkan penguasaan kosa

kata dan membuat siswa menjadi lebih termotivasi untuk meningkatkan kosa kata yang dimiliki karena strategi Index Card Match dapat membuat siswa lebih aktif dalam proses belajar mengajar. Index Card Match juga dapat meningkatkan ejaan siswa dalam menggunakan kata. Siswa lebih aktif dan nyaman dalam pembelajaran kosa kata di kelas. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kemampuan penguasaan kosa kata dapat meningkat menggunakan strategi Index Card Match.

(20)

Persamaan antara penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu menggunakan metode pembelajaran Index Card Match. Perbedaannya adalah pada penelitian relevan tidak menggunakan media gambar dalam proses pembelajarannya, sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan menggunakan media gambar yang dicetak pada banner dengan sikap yang akan ditingkatkan yaitu kerja keras siswa kelas IV SD Negeri Karanglo.

C. Kerangka Pikir

Kondisi awal pada saat dilakukan observasi Magang 3 pada kelas IV SD Negeri Karanglo terdapat permasalahan yaitu siswa kurang berperan aktif dalam pembelajaran dan prestasi belajar siswa yang masih rendah. Hasil wawancara dengan guru menjelaskan bahwa antar siswa kurang memiliki sikap kerja keras. Siswa kurang memiliki sikap kerja keras khususnya dalam pembelajaran di kelas, siswa cenderung hanya mengandalkan siswa yang pandai untuk menyelesaikan tugas. Siswa kurang berani menyampaikan pendapat dan tanggapan di depan kelas. Siswa yang lain kurang berpartisipasi aktif di dalam kelompok tersebut. Siswa mudah menyerah untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru. Beberapa siswa masih ada yang tidak mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Siswa dalam mengerjakan tugas tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan.

Metode pembelajaran Index Card Match merupakan salah satu model pembelajaran inovatif dalam proses pembelajaran. Metode Index Card Match memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling menemukan pasangan

(21)

melalui kartu pertanyaan ataupun kartu jawaban. Hal tersebut dapat meningkatkan semangat kerja keras siswa dalam kelompok karena siswa dituntut untuk memahami materi yang telah diajarkan oleh guru. Metode pembelajaran Index Card Match melibatkan partisipasi siswa secara langsung dalam proses pembelajaran, sehingga potensi siswa akan berkembang serta dapat menumbuhkan sikap percaya diri. Metode pembelajaran Index Card

Match diharapkan dapat mengembangkan potensi-potensi siswa secara

optimal. Berkembangnya potensi yang dimiliki siswa dalam pembelajaran akan berdampak baik bagi pencapaian prestasi belajar siswa yang maksimal.

(22)

Metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan kerja keras dan prestasi belajar siswa, seperti yang tergambar pada gambar 2.1 berikut.

Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Kondisi Awal

1. Prestasi Belajar mata pelajaran IPA dilihat dari nilai UH semester I tahun pelajaran

2016//2017

2. Kurangnya kerja keras siswa

Dilakukan upaya perbaikan

melalui PTK dengan

metode pembelajaran Index

Card Match berbantu media

gambar

Pelaksanaan siklus I dilakukan pembelajaran

menggunakan metode

Index Card Match

berbantu media gambar sebanyak 2x pertemuan Observasi/Evaluasi

Kerja keras dan prestasi belajar siswa siklus I Hasil Refleksi Siklus I Siswa mengalami peningkatan kerja keras dan prestasi

belajar mata pelajaran IPA namun belum optimal Pelaksanaan siklus II dilakukan metode pembelajaran Index Card Match berbantu

media gambar

sebanyak 2x

pertemuan

Observasi/Evaluasi kerja keras dan prestasi belajar siklus II

Hasil siklus II Siswa lebih memiliki sikap kerja keras dalam belajar mata pelajaran IPA

sehingga berpengaruh pada

peningkatan prestasi belajar secara optimal

HASIL AKHIR

Kerja keras dan prestasi belajar

siswa dapat meningkat

menggunakan metode

pembelajaran Index Card Match berbantu media gambar

(23)

D. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kerangka berpikir di atas maka hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Penerapan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan sikap kerja keras siswa di kelas IV SD Negeri Karanglo.

2. Penerapan metode pembelajaran Index Card Match dapat meningkatkan prestasi belajar IPA di kelas IV SD Negeri Karanglo.

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Sikap Kerja Keras
Gambar 2.1 Bagan Kerangka Pikir Penelitian Kondisi Awal

Referensi

Dokumen terkait

Data primer dalam penelitian ini, yaitu hasil wawancara tentang peran penyidik dalam pembelian terselubung ( under cover ) sebagai upaya mengungkap tindak pidana narkotika

Karakteristik substrat maupun sedimennya pada Kawasan Pantai Ujong Pancu sendiri memiliki karateristik sedimen yang didominasi oleh pasir halus dimana pada

tahunan merupakan suatu informasi yang penting bagi investor, dimana dengan. adanya voluntary disclosure , investor bisa mengetahui lebih banyak

Saldh satu melod€ yng baik 'alah n€tode Hidd€n Mdkov Models ydg popder dipal€i utuk p..s€mlu pola slastil karem kemmpm.ya nenasani vdiabiliirs dtr deEu pada dala. Pada

Kelompok, zat aktif dan jenis obat otot skelet dan sendi yang digunakan pada terapi kasus hipertensi primer tingkat II usia lanjut di Instalasi Rawat Inap RSUP

mengoptimalkan hal tersebut, pemerintah Jateng dapat mengawinkan tren pariwisata syari’ah dengan basis pariwisata religi.. Namun realitasnya, walaupun kuantitas okupasi

Menurut Indra Lesmana Karim, upaya penanggulangan terhadap pengulangan tindak pidana penyalahgunaan narkotika oleh anak adalah melalui lingkungan yang terkecil

Kepuasan responden di Instalasi Rawat Inap RSUD Tugurejo Semarang kategori tinggi adalah 38 responden ( 38 % ) dan kategori sedang 62 responden ( 62 % ), dengan