• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TENTANG KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAJARAN SEJARAH KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MARTAPURA OKU TIMUR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TENTANG KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI PELAJARAN SEJARAH KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MARTAPURA OKU TIMUR"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

ABSTRAK

PENGARUH PENGGUNAAN FILM DOKUMENTER TENTANG KEHIDUPAN AWAL MANUSIA PURBA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA

MATERI PELAJARAN SEJARAH KELAS VII DI SMP NEGERI 1 MARTAPURA OKU TIMUR

Oleh :

Emilda Rani

Rumusan masalah dalam penelitian ini, apakah ada pengaruh dari penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur dan sejauh mana pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur ? Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah (a) Untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan menggunakan media pembelajaran berupa film dokumenter, (b) Untuk mengetahui pengaruh pada kelas yang diberikan perlakuan penggunaan film dokumenter khususnya kelas eksperimen dan kelas kontrol yang tidak mendapatkan perlakuan.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan teknik pengumpulan data Tes, Dokumentasi, dan Observasi. Sedangkan teknik analisis kuantitatif, yang digunakan untuk mengetahui hasil belajar sejarah siswa yang telah diterapkan pembelajaran Kooperatif, dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation dengan film dokumenter sebagai media pembelajarannya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, 1) Hasil belajar yang menggunakan film dokumenter kelas eksperimen berpengaruh terhadap hasil belajar dan memiliki rata – rata nilai posttest sebesar 82,42 sedangkan kelas kontrol dengan menggunakan media power point memiliki rata – rata nilai posttest sebesar 71,06. 2) Terdapat perbedaaan nilai rata–rata hasil belajar pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol, besarnya perbedaan adalah 11,36. 3) Penggunaan film dokumenter berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII1 SMP Negeri 1

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

DAFTAR ISI

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA 2.1. Tinjauan Pustaka ... 9

2.1.1. Konsep Pengaruh ... 9

2.1.2. Konsep Media Pembelajaran ... 10

2.1.3. Konsep Film sebagai Media Pembelajaran ... 11

2.1.4. Konsep Film Dokumenter ... 13

2.1.5. Konsep Media Berbasis Visual Berupa Power Point ... 16

2.1.6. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif ... 16

2.1.7. Konsep Pembelajaran IPS ... 21

(8)

2.2. Kerangka Pikir. ... 25

3.5. Variabel dan Definisi Operasional ... 34

3.5.1. Variabel Penelitian ... 34

3.5.2. Definisi Operasional ... 34

3.6. Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.7. Langkah-langkah Penelitian... 36

3.8. Instrumen Penelitian ... 37

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur ... 45

4.1.7. Jenis-jenis Kegiatan di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur 48

(9)

5.1. Kesimpulan………. ... 67 5.2. Saran ………. ... 68

(10)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan sarana yang dapat mempersatukan setiap warga

negara menjadi suatu bangsa. Melalui pendidikan, setiap peserta didik

difasilitasi, dibimbing dan dibina untuk menjadi warganegara yang

menyadari dan merealisasikan hak dan kewajibannya. Pendidikan juga

merupakan alat yang ampuh untuk menjadikan setiap peserta didik dapat

duduk sama rendah dan berdiri sama tinggi.

Pada pusat bahasa departemen pendidikan nasional bahwa: “pendidikan

adalah proses pengubahan sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan

pelatihan, proses, cara, perbuatan mendidik” (Pusat Bahasa Departemen

Pendidikan Nasional. 2002 : 263).

Di dalam dunia pendidikan guru memang bukan satu-satunya sumber

belajar, walaupun tugas, peranan dan fungsinya dalam proses belajar

mengajar sangat penting. Kalau dilihat dari sejarah perkembangan profesi

guru, tugas mengajar sebenarnya adalah pelimpahan dari tugas orang tua

karena tidak mampu lagi memberikan pengetahuan, keterampilan dan

(11)

berkembangnya ilmu pengetahuan, teknologi dan perkembangan

masyarakat serta budaya pada umumnya, berkembang pula tugas dan

peranan guru, seiring dengan berkembangnya jumlah anak yang

memerlukan pendidikan.

Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

yang dapat membantu siswa mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Tujuan pendidikan pada dasarnya mengarahkan para siswa menuju pada

perubahan tingkah laku baik intelektual maupun sosial agar dapat hidup

mandiri dan makhluk sosial. Dalam proses belajar mengajar tersebut

terjadi proses interaksi antara siswa dan guru, antara yang belajar dan

mengajar atau antara pembelajar dan pengajar. Melalui proses

pembelajaran siswa akan berkembang secara sempurna atau tercapai hasil

belajar yang optimal dengan didukung keaktifan dan motivasi belajar yang

tinggi (Nashar, 2004: 38).

Sekolah yang menjadi tempat penelitian ini adalah SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur, karena disekolah tersebut sudah tersedia media

berupa TV, VCD, LCD, OHP, Laptop yang dapat digunakan untuk

mendukung kegiatan belajar mengajar. Selain itu materi pembelajaran

dalam penyajiannya hanya menggunakan metode ceramah sehingga siswa

merasa bosan untuk belajar, khususnya pada mata pelajaran sejarah. Hal

ini diketahui peneliti melalui wawancara dengan beberapa orang siswa

kelas VII. Siswa jarang dilibatkan dan berlaku pasif artinya hanya

(12)

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang dilakukan peneliti di SMP

Negeri 1 Martapura OKU Timur, peneliti mengetahui bahwa rendahnya

kemampuan peserta didik dalam memahami materi yang diajarkan,

khususnya pada pelajaran IPS Sejarah disebabkan oleh beberapa hal.

Informasi yang dihimpun dari beberapa orang guru di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur diantaranya adalah kondisi guru yang memberikan

materi hanya dengan menggunakan metode ceramah, lalu kurang

beragamnya metode pembelajaran yang digunakan sehingga kegiatan

mengajar menjadi monoton, dan juga sekolah tersebut kurang

memanfaatkan media pembelajaran yang mereka miliki agar proses

pembelajaran lebih bervariasi.

Hamalik menyatakan “pada hal salah satu tolak ukur keberhasilan pembelajaran adalah daya serap atau hasil belajar yang dicapai siswa dalam belajar. Dimana daya serap berdasarkan hasil evaluasi belajar dan upaya dalam meningkatkan keberhasilan belajar siswa dapat dilakukan dengan perbaikan pada proses pembelajaran, baik metode dalam pencapaian materi maupun media yang digunakan dalam penyajian materi” (Hamalik : 2001, 87).

Serta menurut Nana Sudjana dan Ahmad Rivai bahwa: “salah satu cara

dalam meningkatkan motivasi dan daya serap siswa dalam belajar adalah

menggunakan media yang dapat membantu proses belajar mengajar.

Media pengajaran dapat mempertinggi proses belajar siswa dalam

pengajaran yang pada gilirannya diharapkan dapat mempertinggi hasil

belajar yang dicapainya” (Nana Sudjana dan Ahmad Rivai : 2001, 1).

Untuk mengatasi kebosanan siswa tersebut perlu menggunakan media

yang menyajikan audio visual dalam bentuk film yang berisikan materi

(13)

materi dengan jelas. Teknologi audio-visual cara menghasilkan atau

menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis dan

elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.

Pengajaran melalui audio-visual adalah produksi dan penggunaan materi

yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak

seluruhnya tergantung kepada pamahaman atau simbol-simbol yang

serupa. Penerapan model teknologi audio-visual diduga dapat menjadi

solusi untuk mempengaruhi hasil belajar siswa tersebut. Namun demikian,

untuk menjawab dugaan tersebut tentunya perlu dilakukan penelitian

terlebih dahulu.

Dengan latar belakang di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

penelitian dengan judul “Pengaruh Penggunaan Film Dokumenter Tentang Kehidupan Awal Manusia Purba Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Pada Materi Pelajaran Sejarah di Kelas VII di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka identifikasi masalahnya

adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal

manusia purba terhadap aktivitas belajar IPS siswa pada materi

(14)

2. Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal

manusia purba terhadap motivasi belajar IPS siswa pada materi

pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

3. Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal

manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi pelajaran

sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

1.3. Pembatasan Masalah

Agar masalah dalam penelitian ini tidak terlalu luas, maka penulis

membatasi masalah pada “Pengaruh penggunaan film dokumenter tentang

kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada

materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU

Timur”.

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka masalah dalam penelitian

ini dirumuskan sebagai berikut:

a. Apakah ada pengaruh dari penggunaan film dokumenter tentang

kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada

materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU

Timur?

b. Sejauh mana pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan

awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada materi

(15)

1.5. Tujuan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti mempunyai beberapa tujuan, yaitu :

1. Mengetahui apakah ada pengaruh dari penggunaan film dokumenter

tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa

pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura

OKU Timur.

2. Mengetahui sejauh mana pengaruh penggunaan film dokumenter

tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa

pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura

OKU Timur.

1.6. Kegunaan Penelitian

Penelitian yang dilakukan diharapkan dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang membutuhkan :

1. Bagi sekolah, dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat bagi

sekolah dalam rangka mengembangkan proses belajar mengajar di

dalam kelas.

2. Bagi guru, dapat memberikan informasi tentang model dan metode

mengajar yang dapat diterapkan di dalam kelas untuk meningkatkan

pemahaman, aktivitas, dan hasil belajar siswa pada pembelajaran

sejarah

3. Bagi siswa, dengan menggunakan model pembelajaran dan metode

mengajar yang lebih bervariasi dapat memberikan suasana baru dalam

proses belajar di kelas sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas dan

(16)

4. Bagi peneliti, memberikan pengalaman yang berharga kepada peneliti

untuk mengetahui pengaruh penggunaan film dokumenter tentang

kehidupan awal manusia purba terhadap hasil belajar IPS siswa pada

materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU

Timur.

1.7. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini adalah ruang lingkup penelitian pendidikan,

khususnya pendidikan sejarah karena yang akan dilihat adalah hasil belajar

siswa pada materi pelajaran sejarah. Subjek dalam penelitian ini adalah

siswa kelas VII semester ganjil SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur

tahun ajaran 2013/2014. Siswa kelas VII1 terpilih sebagai sampel pada kelas eksperimen dan siswa kelas VII3 sebagai sampel pada kelas kontrol. Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah pengaruh penggunaan

film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba terhadap hasil

belajar ips siswa pada materi pelajaran sejarah kelas VII di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014.

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah hasil belajar pada

aspek kognitif siswa atau perbedaan hasil belajar siswa pada mata

pelajaran sejarah yang diajarkan dengan menggunakan film dokumenter

sebagai medianya pada kelas eksperimen dan menggunakan media power

point pada kelas kontrol. Indikator hasil belajar siswa diukur dari tes akhir

(posttest). Hasil belajar siswa dapat diketahui dari hasil tes formatif tipe

(17)

ditentukan selama proses pembelajaran berlangsung di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur. Materi ajar yang akan digunakan dalam penelitian

ini terdiri dari satu kompetensi dasar pada mata pelajaran sejarah kelas VII

tingkat SMP, dengan sub materi atau pokok bahasan tentang: “Zaman

Prasejarah” yang telah disesuaikan dengan KTSP dan buku belajar yang

(18)

REFERENSI

Depdiknas. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal. 263.

Drs. Nashar. 2004. Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan pembelajaran. Jakarta : Delia press. Hal. 38

Oemar Hamalik. 2001. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hal. 87.

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN PARADIGMA

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1. Konsep Pengaruh

Menurut KBBI, pengertian pengaruh yaitu daya yang ada atau timbul dari

sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau

perbuataan seseorang (Kamus besar bahasa Indonesia, 2002: 849).

Sedangkan pengertian pengaruh yang lain menurut Badudu dan Zain

adalah (1) daya yang menyebabkan sesuatu yang terjadi, (2) sesuatu yang

dapat membentuk atau mengubah sesuatu yang lain, dan (3) tunduk atau

mengikuti karena kuasa atau kekuasaan orang lain (Badudu dan Zain,

1994: 1031).

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu daya yang timbul

dari sesuatu dan dapat mengubah sesuatu yang lain tersebut. Maka, dalam

penelitian ini penulis membatasi pengaruh seberapa besar daya yang

ditimbulkan oleh model pembelajaran kooperatif dengan film dokumenter

sebagai medianya terhadap hasil belajar sejarah siswa. Sehingga media

pembelajaran film dokumenter tersebut dapat meningkatkan hasil belajar

(20)

2.1.2. Konsep Media Pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin yang mempunyai arti perantara atau

pengantar. Makna tersebut dapat diartikan sebagai alat komunikasi yang

digunakan untuk membawa suatu informasi dari suatu sumber kepada

penerima. Suatu pendapat menurut Gagne dalam buku Arif Sadiman

menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dalam

lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar (Gagne, 1970

dalam buku Arif Sadiman, dkk., 2005). Sementara itu Briggs berpendapat

lain dalam buku yang sama bahwa media adalah segala alat fisik yang

dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar. Contohnya

film, buku, kaset, tv dan lain-lain (Briggs, 1970 dalam buku Arif Sadiman,

dkk., 2005).

Dalam proses pembelajaran media meiliki kontribusi dalam meningkatkan mutu dan kualitas pengajaran. Arif Sadiman menjabarkan sejumlah kontribusi media dalam kegiatan pembelajaran adalah:

a. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

b. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, misalnya objek yang terlalu besar bisa digantikan dengan realita, film, gambar. c. Penggunaan media secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak didik, misalnya menimbulkan kegairahan belajar, menimbulkan interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungan.

(Arif Sadiman, dkk., 2005: 17)

Berdasarkan beberapa pengertian media diatas, dapat disimpulkan bahwa

media adalah segala sesuatu yang dapat dilihat oleh indra yang berfungsi

sebagai perantara, sarang, alat untuk proses komunikasi atau proses belajar

(21)

2.1.3. Konsep Film sebagai Media Pembelajaran

Film adalah salah satu jenis media audio visual. Menurut Azhar Arsyad,

film atau gambar hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup (Azhar Arsyad, 2011:49).

Menurut Yudhi Munadi jenis-jenis film yang baik untuk konteks pembelajaran adalah:

1. Film dokumenter

Film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta bukan fiksi dan bukan pula memfiksikan yang fakta. Pola penting dalam film ini menurutnya adalah menggambarkan permasalahan kehidupan manusia meliputi bidang ekonomi, budaya, hubungan antar manusia, etika dan lain sebagainya. Film dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia.

2. Docudrama

Docudrama yaitu film dokumenter yang membutuhkan pengadeganan dimana pada beberapa bagian film disutradarai atau diatur terlebih dahulu dengan perencanaan yang detail. Kisah-kisah yang ada dalam docudrama adalah kisah yang diangkat dari kisah nyata dari kehidupan nyata, bisa diambil dari sejarah. Misalnya kisah teladan para nabi dan rasul.

3. Film Dama atau semi drama

Film drama atau semi drama keduanya melukiskan human relation. Tema-temanya bisa dari kisah nyata dan bisa juga tidak dari kisahnyata, yakni dari nilai-nilai kehidupan yang kemudian diramu menjadi sebuah cerita.

(Yudhi Munadi, 2010:88)

Dalam proses pembelajaran film mempunyai fungsi yang terkait dengan

tiga hal, yaitu untuk tujuan kognitif, psikomotor dan afektif. Dalam

hubungannya dengan tujuan kognitif film dapat digunakan untuk

mengajarkan pengenalan kembali atau perbedaan stimulasi gerak yang

relevan, seperti kecepatan objek yang bergerak, mengajarkan aturan dan

prinsip, memperlihatkan contoh model penampilan, terutama pada situasi

yang menunjukkan interaksi manusia. Dalam hubungannya dengan tujuan

(22)

secara visual menunjukkan tingkat kemampuan mereka dalam

mengerjakan keterampilan gerak, setelah beberapa waktu kemudian.

Selain itu berhubungan dengan tujuan afektif, dimana film dapat

mempengaruhi emosi dan sikap seseorang.

Dalam menilai baik tidaknya sebuah film, Oemar Hamalik mengemukakan bahwa film yang baik memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

1. Dapat menarik minat anak. 2. Benar dan autentik.

3. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungan. 4. Sesuai dengan tingkatan kematangan audien.

5. Pebendaharaan bahasa yang dipergunakan secara benar. 6. Kesatuan dan squnce-nya cukup teratur.

(Oemar Hamalik, 2002: 98)

Dibandingkan dengan media yang lain film mempunyai kelebihan sebagai

berikut:

a. Penerima pesan akan memperoleh tanggapan yang lebih jelas dan tidak

mudah dilupakan, karena antara melihat dan mendengar dapat

dikombinasikan menjadi satu.

b. Dapat menikmati kejadian dalam waktu yang lama pada suatu proses

atau peristiwa tertentu.

c. Dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.

d. Film lebih realitis, dapat diulang-ulang, dihentikan, dan sebagainya

sesuai kebutuhan.

e. Film dapat memikat perhatian anak.

f. Sangat kuat mempengaruhi emosi seseorang.

g. Film dapat menyampaikan suara seorang ahli sekaligus melihat

(23)

2.1.4. Konsep Film Dokumenter

Film dokumenter adalah film yang dibuat berdasarkan fakta, dimana pola

penting dari film ini adalah suatu gambaran tentang kehidupan manusia

dari berbagai aspek ekonomi, budaya, hubungan antar manusia dan film

dokumenter juga bisa menampilkan rekaman penting dari sejarah manusia

(Heinichi dkk,1985: 212). Selain itu ada beberapa para ahli yang

mendefinisikan mengenai film dokumenter salah satunya Steve Blandford

dan Jim Hillier bahwa pembuatan film yang subjeknya adalah masyarakat,

peristiwa atau suatu situasi yang benar-benar terjadi di dunia realita dan

diluar dunia sinema.

Berdasarkan beberapa definisi pengertian film dokumenter yang

dikemukakan oleh para ahli, dapat disimpulkan bahwa film dokumenter

adalah film yang dibuat berdasarkan fakta dan memang benar-benar

terjadi. Adapun beberapa keunggulan menggunakan film dokumenter

sebagai media pembelajaran adalah:

a. Film dokumenter dapat digunakan berulang kali.

b. Dapat digunakan hampir semua mata pelajaran baik dibidang IPA

ataupun IPS.

c. Peristiwa dan kejadian adalah kejadian yang sebenarnya tanpa rekayasa.

d. Penghematan biaya misalnya belajar tentang Negara Afrika Selatan,

tidak perlu kesana cukup dengan tayangan dokumenter.

e. Peserta didik dapat mengingat materi dengan baik, karena dalam film

(24)

Pokok Bahasan (film dokumenter tentang kehidupan awal manusia

purba).

Zaman batu tertua ini berlangsung kurang lebih 2500 juta tahun. Kulit

bumi masih sangat panas karena masih dalam proses pembentukan. Oleh

karena itu, pada zaman ini belum ada tanda-tanda kehidupan.

Manusia Purba adalah jenis manusia yang hidup jauh sebelum ditemukan

tulisan atau yang disebut masa Praaksara/Masa Prasejarah. Masa Praaksara

juga disebut zaman nirleka (nir = tidak ada / leka= tulisan/aksara).

Manusia Purba memiliki volume otak yang lebih kecil dari manusia

modern. Manusia yang hidup berkelompok dan mengandalkan makanan

dari buah-buahan dan binatang. Manusia yang hidupnya masih sederhana

dengan alat-alat yang sederhana pula Kehidupan manusia purba dapat

diketahui melalui peninggalan berupa: • Fosil, merupakan sisa tulang

belulang manusia, tumbuhan, hewan yang telah membatu. • Artefak,

merupakan peralatan dan perlengkapan kehidupan manusia sebagai hasil

dari kebudayaan.

Perkembangan budaya masyarakat awal zaman batu tua (Paleolitikum)

Zaman ini berlangsung kurang lebih 340 juta tahun yang lalu. Pada zaman

batu tua ini telah ditemukan manusia purba, seperti pitthecantrupous

erectus. Pada zaman batu tua ini kehidupan manusia masih sangat

sederhana. Mereka hidup berkelompok dengan jumlah anggota 10 sampai

(25)

dengan upaya mencari binatang buruan dan perubahan musim. Dan hidup

berpindah-pindah yang disebut dengan nomaden. Mereka mengumpulkan

makanan seperti buah-buahan dari lingkungan sekitarnya, serta berburu

binatang. Mereka memanfaatkan batu, kayu, tulang, dan tanduk rusa

sebagai alat berburu yang sangat sederhana.

Manusia yang hidup pada zaman batu tua ini telah memikirkan adanya

sesuatu yang lebih besar di alam semesta. Kegiatan berpikir ini telah

menghasilkan bahasa, norma, norma kehidupan, dan pemahaman tentang

kepercayaan dan agama. Hal ini misalnya terlihat pada situs di gua-gua.

Keanekaragaman budaya di zaman ini juga menunjukkan bahwa manusia

pada zaman ini telah beradaptasi dengan daerah yang didiami. Hal ini

dibuktikan dengan penggunaan api di daerah berhawa dingin.

Zaman Batu Madya (Mesolithikum)

Zaman ini berlangsung kurang lebih 140 juta tahun yang lalu. Peradaban

manusia pada zaman ini dikenal dengan peradaban abris sous roache.

Pada peradaban ini, manusia tinggal di gua-gua yang tidak jauh dari sungai

atau pantai. Dimana penghuni yang tinggal di gua tersebut berdiam dalam

kurun waktu yang sangat lama, hal ini menunjukkan bahwa masyarakat

zaman ini sudah mulai menetap. Mereka kembali berpindah-pindah

apabila tempat tersebut bahan makanan sudah mulai berkurang. Di

gua-gua inilah membuat alat-alat berupa kapak genggam yang terbuat dari

batu-batu. Serta batu penggiling yang digunakan untuk menghaluskan cat

(26)

untuk melukiskan pengalaman-pengalaman dan harapan penghuninya di

dinding gua-gua tempat tinggal mereka (Magdalia,2003: 112).

2.1.5. Konsep Media Berbasis Visual berupa Power Point

Media berbasis visual (image atau perumpamaan) memegang peran yang

sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat memperlancar

pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktur dan organisasi) dan

memperkuat ingatan. Visual dapat pula menumbuhkan minat siswa dan

dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia

nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks

yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual (image) itu

untuk meyakinkan terjadinya proses informasi.

Bentuk visual bisa berupa (a) gambar reprentasi seperti gambar, lukisan

atau foto yang menunjukkan bagaimana tampaknya sesuatu benda; (b)

diagram yang melukiskan hubungan-hubungan konsep, organisasi, dan

struktur isi materi; (c) peta yang menunjukkan hubungan-hubungan ruang

antara unsur-unsur dalam isi materi; (d) grafik seperti table, grafik, dan

chart (bagan) yang menyajikan gambaran/kecenderungan data atau

angka-angka.

2.1.6. Konsep Model Pembelajaran Kooperatif

Menurut Sanjaya, model pembelajaran kooperatif (kelompok) adalah

rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam

kelompok-kelompok tertentu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah

(27)

Keunggulan pembelajaran kooperatif sebagai suatu strategi pembelajaran diantaranya:

a. Melalui pembelajaran kooperatif siswa tidak terlalu menggantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berpikir sendiri, menemukan informasi dari berbagai sumber, dan belajar dari siswa yang lain.

b. Pembelajaran kooperatif dapat mengembangkan kemampuan mengungkapkan ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

c. Pembelajaran kooperatif dapat membantu anak untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.Pembelajaran kooperatif dapat membantu memperdayaakan setiap siswa untuk bertanggung jawab dalam belajar.

(Sanjaya, 2006: 249-250).

A. Konsep Pembelajaran Model Group Investigation

Menurut Triyanto, model pembelajaran adalah suatu perencanaan

atau pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan

pembelajaran dikelas atau pembelajaran dalam tutorial (Triyanto,

2007: 5). Investigasi kelompok merupakan model pembelajaran

kooperatif. Dalam implementasi tipe pembelajaran group

investigasi, guru membagi kelas menjadi kelompok-kelompok

dengan anggota 5-6 siswa yang heterogen. Kelompok ini dapat

dibentuk dengan pertimbangan keakraban persahabatan atau minat

yang sama dengan topik tertentu. Selanjutnya siswa memilih topik

untuk diselidiki, dan melakukan penyelidikan yang mendalam atas

topik yang dipilih. Selanjutnya siswa menyiapkan dan

mempresentasikan hasil laporannya kepada seluruh kelas. Di

penghujung pertemuan sebelum siswa melakukan posttest, peneliti

memberikan penghargaan ucapan terimakasih kepada kelompok

(28)

menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama pada

pertemuan tersebut.

B. Langkah-langkah Pemanfaatan Media

Adapun langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan dalam

melaksanakan penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pelaksanaan pembelajaran media film dokumenter kelas

eksperimen

a. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Sebelum menghidupkan film guru hendaknya mengajak siswa

agar memperhatikan dulu materi yang akan dipelajari

c. Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan

d. Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari film pembelajaran

yang dimanfaatkan

e. Guru memberikan lembar diskusi siswa (LDS), masing-masing

kelompok

f. Mengoperasikan media film pembelajaran sesuai dengan

petunjuk teknis

g. Guru mengamati dan memantau kegiatan siswa selama

mengikuti penayangan film pembelajaran

h. Setiap kelompok melakukan penyelidikan terhadap topik yang

telah ditentukan

i. Melakukan penyelidikan tentang kehidupan awal manusia purba

(29)

madya mesolithikum di berbagai aspek kehidupan sosial

ekonomi, sosial budaya, teknologi

j. Informasi yang diperoleh dari film tersebut diringkas dan

disajikan dengan cara yang menarik dalam lembar diskusi siswa

(LDS) dan dipersentasekan di depan kelas

k. Memberi penguatan dan penegasan terhadap tayangan media

film pembelajaran

l. Memutar ulang film pembelajaran untuk memberikan penguatan

m. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

hal yang kurang jelas

n. Guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja

kelas sebagai suatu keseluruhan berupa penilaian kelompok o. Membuat kesimpulan materi dari isi program film yang

dimanfaatkan

p. Memberikan tes kepada siswa untuk melihat hasil belajar siswa

setelah diberi perlakuan

q. Menguji hipotesis

r. Membahas hasil analisis tes dan hasil uji hipotesis

s. Membuat kesimpulan

Pelaksanaan Pembelajaran media power point Kelas kontrol

a. Melaksanakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

b. Sebelum menghidupkan LCD guru hendaknya mengajak siswa

(30)

c. Mengoperasikan media LCD pembelajaran sesuai dengan

petunjuk teknis

d. Memberikan penjelasan terhadap materi yang diajarkan

e. Menjelaskan tujuan dan materi pokok dari media pembelajaran

yang dimanfaatkan

f. Guru memberikan lembar diskusi siswa (LDS) masing-masing

kelompok

g. Guru memberikan dan memantau masing-masing kelompok

h. Setiap kelompok mencatat dan merangkum topik yang

ditentukan oleh guru ke dalam lembar diskusi siswa (LDS)

i. Kemudian setiap masing-masing kelompok mengumpulkan hasil

diskusi tersebut

j. Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya mengenai

hal yang kurang jelas

k. Guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja

kelas sebagai suatu keseluruhan berupa penilaian kelompok

l. Guru membuat kesimpulan materi yang telah dibahas

m. Memberikan tes kepada siswa untuk melihat hasil belajar siswa

setelah diberikan perlakuan n. Menguji hipotesis

o. Membahas hasil analisis tes dan hasil uji hipotesis

(31)

2.1.7. Konsep Pembelajaran IPS

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang

diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS

mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang

berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SMP/MTs mata pelajaran IPS

memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, peserta didik diarahkan untuk dapat menjadi warga negara

Indonesia yang demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia

yang cinta damai.

Menurut Sapriya, Pendidikan IPS dalam sekolah adalah penyederhanaan

atau adaptasi dari disiplin ilmu-ilmu sosial dan humaniora, serta kegiatan

dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan

pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan (Sapriya, 2009:11). IPS

ditingkat sekolah pada dasarnya bertujuan untuk mempersiapkan para

peserta didik sebagai warga negara yang menguasai pengetahuan

(knowledge), keterampilan (skills), sikap dan nilai (attitude and values).

Yang dapat digunakan sebagai kemampuan untuk memecahkan masalah

pribadi atau masalah sosial serta kemampuan mengambil keputusan dan

berpartisipasi dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan agar menjadi

warga negara yang baik.

Di masa yang akan datang peserta didik akan menghadapi tantangan berat

karena kehidupan masyarakat global selalu mengalami perubahan setiap

(32)

pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap kondisi

sosial masyarakat dalam memasuki kehidupan bermasyarakat yang

dinamis. Tujuan utama Ilmu Pengetahuan Sosial ialah untuk

mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial

yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap

perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap

masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri

maupun yang menimpa masyarakat.

2.1.8. Konsep Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki oleh siswa setelah belajar,

yang wujudnya berupa kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor.

Derajat kemampuan yang diperoleh siswa diwujudkan dalam bentuk nilai

hasil belajar IPS Sejarah. Pemberian indikator dalam pembelajaran

mengacu pada hasil belajar yang harus dikuasai siswa. Dalam pencapaian

hasil belajar siswa, guru dituntut untuk memadukan ranah kognitif, afektif,

dan psikomotor secara proposional yang terimplementasi dalam

keterampilan dan kebiasaan, pengetahuan dan pengertian, dan sikap dan

cita-cita. Masing-masing jenis belajar tersebut dapat diisi dengan bahan

yang telah ditetapkan dalam kurikulum ranah kognitif berkenaan dengan

hasil belajar intelektual terdiri dari enam pokok aspek, yakni pengetahuan

atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis sintesis, dan evaluasi. Ranah

afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek, yakni

penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian , organisasi, dan internalisasi.

(33)

kemampuan bertindak. Aspek ranah psikomotor adalah gerakan refleks,

keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan dan

ketepatan, gerakan keterampilan, gerakan ekspresif, dan interpretative.

Dalam kamus bahasa Indonesia, “hasil adalah sesuatu yang didapat dari

jerih payah”. Seseorang dikatakan berhasil apabila ia melakukan sesuatu,

dan ia mendapatkannya secara puas. Siswa dikatakan berhasil apabila ia

memperoleh prestasi yang bagus disekolahnya, tentu prestasi tersebut

diperoleh dengan belajar. Menurut Suryosubroto, hasil belajar adalah

penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa dalam segala hal yang

dipelajari disekolah yang menyangkut pengetahuan atau kecakapan atau

keterampilan yang dinyatakan sesudah penilaian (Suryosubroto, 1997: 2).

Sedangkan menurut Sudjana, hasil belajar sebagai

kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa tersebut menerima

pengalaman belajarnya (Nana Sudjana, 2001: 22). Hasil belajar sering

diwujudkan dalam bentuk perilaku dan perubahan pribadi seseorang

setelah proses pembelajaran berlangsung. Menurut Horward Kingsly

dalam Sudjana hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yaitu : (a)

keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, dan (c) sikap

dan cita-cita.

Faktor - faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa menurut Slameto, yaitu :

1) Faktor Intern yang terdiri dari :

a. Faktor jasmaniah yang terdiri dari kesehatan dan cacat tubuh b. Faktor psikologis seperti intelegensi, motivasi, kematangan, dan

kemantapan.

(34)

2) Faktor Ekstern yang terdiri dari : a. Faktor keluarga

b. Faktor sekolah c. Faktor masyarakat. (Slameto, 2003: 54)

Menurut As’ad, dalam pencapaian hasil belajar yang optimal ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi, antara lain :

1. Faktor psikologi, meliputi faktor yang berhubungan dengan anak yang meliputi minat, sikap, bakat dan keterampilan dalam belajar. 2. Faktor sosiologi, merupakan faktor yang berhubungan dengan

interaksi sosial baik antara sesama anak maupun orang lain.

3. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik lingkungan anak dan kondisi anak yang meliputi waktu belajar dan waktu istirahat, perlengkapan belajar, keadaan dan kondisi

ruangan, kondisi kesehatan dan sebagainya (As’ad, 1987: 17).

Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah nilai

yang menunjukkan hasil yang telah dicapai seseorang setelah mengikuti

proses pembelajaran dalam kurun waktu tertentu baik berupa angka-angka

yang didapat setelah kegiatan belajar mengajar dalam bentuk nilai (angka)

yang diperoleh dari hasil evaluasi siswa, maupun yang berbentuk

perubahan sikap dan keterampilan yang ada pada siswa

2.1.9. Konsep Sejarah

Menurut Tamburaka, sejarah adalah kejadian masa lampau yang

mengandung arti dan punya nilai ilmiah apabila peristiwa masa lampau

atau faktanya diberi ceritanya harus disusun dengan menggunakan

persyaratan ilmiah (Rustam, E Tamburaka, 1997: 2). Jadi tidak semua

peristiwa masa lampau dikatakan sejarah karena pada dasarnya yang

menjadi fokus sejarah adalah kegiatan manusia pada masa lampau.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa sejarah pada

(35)

yang menyangkut berbagai aspek kehidupan seperti politik, ekonomi,

sosial, budaya, agama, keyakinan. Oleh karena itu dalam memahami

sejarah haruslah menggunakan pendekatan multidimensional sehingga

dalam mengkaji suatu peristiwa sejarah haruslah dilihat dari berbagai

aspek.

2.2. Kerangka Pikir

Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat dilaksanakan adalah

model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan model group

investigation dengan film dokumenter sebagai medianya pembelajarannya

sifat belajarnya adalah berbentuk kelompok. Guru membagi kelas menjadi

beberapa kelompok dan film dokumenter sebagai media pembelajarannya.

Jika dikaji lebih jauh model group investigation dengan film dokumenter

sebagai medianya sangat relevan dengan tujuan pendidikan yang ingin

dicapai, apalagi kalau dikaitkan dengan berbagai kemampuan yang harus

dikuasai siswa. Hal tersebut dapat kita katakan bahwa dalam kecakapan

berpikir cepat, siswa dituntut memiliki kecakapan menggali dan

menemukan informasi, kecakapan mengolah informasi dan mengambil

keputusan serta kecakapan memecahkan masalah. Selain itu siswa pun

dituntut untuk memiliki kecakapan sosial, termasuk kecakapan

berkomunikasi dan bekerja sama. Disinilah pentingnya peranan Group

investigation. Dan dengan film dokumenter sebagai media

pembelajarannya ini dapat menarik minat siswanya, dari yang tidak

(36)

monoton, sehingga menjadi menarik dengan menggunakan media film

dokumenter.

Belajar group investigation merupakan pendekatan pembelajaran melalui

kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi

belajar dalam mencapai tujuan belajar. Dalam pembelajaran ini guru

menyampaikan materi yang akan disajikan dan guru membentuk

kelompok-kelompok dan memanggil masing-masing ketua kelompok

untuk memberikan penjelasan tentang materi. Setelah itu masing-masing

ketua kelompok kembali ke kelompoknya dan kemudian menjelaskan

materi yang disampaikan oleh guru ke teman kelompoknya. Selanjutnya

siswa memilih topik untuk diselidiki dan melakukan penyelidikan yang

mendalam atas topik yang dipilih. Selanjutnya dipersiapkan dan

dipersentasikan hasil laporannya kepada seluruh kelas. Dan di penghujung

pertemuan sebelum siswa melakukan posttest, peneliti memberikan

penghargaan ucapan terimakasih kepada kelompok yang telah

melaksanakan tugasnya dengan baik dalam hal menangani aspek yang

berbeda dari topik yang sama pada pertemuan tersebut.

Dengan penggunaan metode pembelajaran Group investigation dan film

dokumenter sebagai media pembelajarannya di dalam kelas pada proses

belajar mengajar dharapkan dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa

dalam mata pelajaran IPS terutama sejarah menjadi lebih baik. Variabel

bebas dalam penelitian ini adalah film dokumenter sebagai medianya.

(37)

sebagai media pembelajarannya. Sedangkan variabel terikat dalam

penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada pelajaran IPS khususnya

pelajaran Sejarah.

Kedua media pembelajaran ini akan diuji cobakan kepada siswa kelas VII

SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. Sampel dalam penelitian ini terdiri

dari dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas

eksperimen akan diberikan perlakuan dengan diajarkan menggunakan film

dokumenter sebagai medianya. Sedangkan kelas kontrol diajarkan

(38)

2.3. Paradigma

Keterangan :

Garis kegiatan Garis pengaruh

2.4. Hipotesis

Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah suatu jawaban yang bersifat

sementara terhadap permasalahan penelitian seperti terbukti melalui data

yang terkumpul (Suharsimi Arikunto, 2002: 62). Sedangkan menurut

Sugiyono, hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan

sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta emperis yang diperoleh

melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2012: 83)

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Menggunakan model

pembelajaran film dokumenter

Menggunakan model

pembelajaran power point

(39)

Berdasarkan permasalahan, tinjauan pustaka dan kerangka pikir, maka

hipotesis atau pernyataan sementara yang dapat diambil adalah:

H0 : Tidak adanya pengaruh penggunaan film dokumenter tentang

kehidupan awal manusia purba sebagai media pembelajarannya

terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur.

H1 : Ada pengaruh penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal

manusia purba sebagai media pembelajarannya terhadap hasil belajar

sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur.

Ho: Tidak ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran film

dokumenter dengan tanpa media pembelajaran film dokumenter

terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1

Martapura OKU Timur.

H1 : Ada hubungan antara penggunaan media pembelajaran film

dokumenter dengan tanpa media pembelajaran film dokumenter

terhadap hasil belajar sejarah siswa kelas VII di SMP Negeri 1

(40)

REFERENSI

Depdiknas. 2002. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal. 849.

Badudu dan Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat Bahasa. Hal. 1031.

Arif Sadiman, dkk. 2005. Media Pendidikan Pengertian dan Pendidikannya. Jakarta : Gaung Persada Press. Hal. 70.

Ibid. Hal 17.

Azhar Asyad. 2011. Media Pembelajaran. Jakarta : PT Raja Gravindo Persada. Hal. 49

Yudhi Munadi. 2010. Media Pembelajaran. Jakarta ; Gaung Persada Press. Hal. 88.

Oemar Hamalik. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hal. 98.

Magdalia Alfian. 2003. Sejarah untuk SMP. Jakarta : PT Glora Aksara Pratama. Hal. 112.

Sanjaya. 2006. Strategi Pembelajaran. Jakarta : Prenada Media Group. Hal. 241.

Ibid. Hal. 249-250.

Triyanto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistis. Jakarta : Prestasi Belajar Publisher. Hal. 5.

Sapriya. 2009. Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran. Jakarta : PT Remaja Rosdakarya. Hal. 11.

(41)

Nana Sudjana. 2001. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algensindo. Hal. 22.

Slameto. 2003. Belajar dan Fakta-Fakta Yang Mempengaruhinya. Jakarta : PT. Renika Cipta. Hal. 54.

Rustam, E Tamburaka. 1997. Pengantar Ilmu Sejarah Teori Filsafat Sejarah dan Iptek. Jakarta :Pt. Rineka Cipta. Hal. 2.

Suharsimi Arikunto. 2011. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta. Hal. 62.

(42)

III. Metode Penelitian

3.1. Metode Yang Digunakan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.

Menurut Syaiful dan Aswan, metode ekperimen adalah cara penyajian

pelajaran, dimana siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan

membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari, yang bertujuan untuk

mengetahui apakah sesuatu metode, prosedur, sistem, proses, alat, dan

bahan, serta model efektif dan efisien jika diterapkan di suatu tempat

(Syaiful dan Aswan, 2006:95).

Di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang diberikan

kepada kelompok-kelompok tertentu, menurut Sugiyono metode penelitian

eksperimen adalah sebuah metode yang digunakan untuk mencari

pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin

diteliti dalam kondisi yang terkendalikan (Sugiyono, 2012:107). Adapun

tujuan dari penelitian eksperimen yaitu untuk menyelidiki ada tidaknya

hubungan sebab akibat serta berapa besar hubungan sebab akibat tersebut

dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa

(43)

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur pada

semester ganjil tahun ajaran 2013/2014. Kegiatan penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Oktober 2013.

3.3. Rancangan Penelitian

Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain.

Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain

penelitian dengan metode posttest-only control group design. Dalam

desain ini, Sugiyono menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang

masing-masing dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan

(X) dan kelompok lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut

kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut

kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:76).

Pengaruh adanya perlakuan (treatment) disimbolkan dengan (O2:O4)dan

selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasinya

adalah dengan analisis uji beda menggunakan statistik ttest. Jika terdapat

perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok

kontrol, maka perlakuan yang diberikan berpengaruh secara signifikan.

Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini, dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Keterangan:

R = kelompok dipilih secara random X = perlakuan atau sesuatu yang

diujikan

O2 = hasil posttest kelas eksperimen

O4 = hasil posttest kelas kontrol

R

X

O

2

(44)

3.4. Populasi dan Sampel 3.4.1. Populasi

Menurut Sugiyono, populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek, subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 117). Sedangkan menurut Suharsimi

Arikunto, populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian (Suharsimi

Arikunto, 2006: 130). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas

VII1 sampai VII8 di SMP Negri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 8 kelas.

Tabel 3.1 Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014

Kelas

Jumlah

Jumlah Siswa Laki-laki Perempuan

VII1 10 21 31

VII2 17 16 33

VII3 12 21 33

VII4 16 17 33

VII5 13 20 33

VII6 14 20 34

VII7 15 19 34

VII8 12 20 32

Total 109 154 263

Sumber data: Petugas TU SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur

Dari tabel di atas, diketahui jumlah siswa yang menjadi populasi dalam

penelitian ini terdiri dari 8 kelas dengan jumlah seluruh siswa 263 orang,

yang terdiri dari 109 orang siswa laki-laki dan 154 orang siswa

(45)

3.4.2. Teknik Pemilihan Sampel

Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik Purposive Sampling. Menurut Sugiyono, “Purposive Sampling

adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono,

2012: 85). Pemilihan kelas sebagai sampel dilakukan berdasarkan rata-rata

nilai ujian mid semester, dengan mengambil dua kelas yang memiliki

rata-rata nilai yang relatif sama. Hal ini dilakukan agar tidak terdapat

perbedaan kemampuan awal yang cukup signifikan pada kedua kelas

sampel. Setelah terpilih dua kelas sebagai sampel, satu kelas dipilih

sebagai kelas eksperimen yaitu kelas VII1dan kelas yang satunya dipilih sebagai kelas kontrol yaitu kelas VII3.

3.4.3. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang akan diteliti. Suharsimi

Arikunto menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi (Suharsimi Arikunto, 1998: 117). Sampel

dalam penelitian ini siswa kelas VII1 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan film dokumenter sebagai media pembelajarannya dan kelas

VII3 sebagai kelas kontrol dengan menggunakan power point dan LCD sebagai media pembelajarannya . Penentuan nya ini dipilih secara random.

Tabel 3.2 Data sampel siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU timur

Kelas

Jumlah

Jumlah Siswa Laki-Laki Perempuan

VII1 10 21 31

VII3 12 21 33

(46)

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Penelitian

Menurut Suharsimi Arikunto, variabel penelitian adalah objek penelitian

atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi Arikunto,

2006: 96). Sedangkan menurut Sugiyono, variabel penelitian adalah suatu

atribut atau sifat dari orang, objek atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk di pelajari dan kemudian di

tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2012: 38).

Berdasarkan pengertian tersebut maka dalam penelitian ini terdapat dua

variabel, yaitu:

a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X dalam

penelitian ini variabel bebas adalah “penggunaan film dokumenter

sebagai media pembelajarannya”.

b. Variabel terikat yaitu variabel yang mempengaruhi atau yang disebut

variabel Y dalam hal ini variabel terikat adalah “hasil belajar sejarah”.

3.5.2. Definisi Operasional Variabel

Defenisi operasional variabel adalah defenisi yang akan dioperasionalkan

dan dapat diukur, setiap variabel akan dirumuskan dalam bentuk rumusan

tertentu berguna untuk membatasi ruang lingkup yang dimaksud dan

memudahkan pengukurannya, agar setiap variabel dalam penelitian ini dapat

diukur dan diamati, maka perumusan defenisi operasional variabel tersebut

(47)

a. Penggunaan media audio visual film dokumenter merupakan suatu model

pembelajaran kooperatif. Yang berisikan materi pelajaran tentang

kebudayaan awal manusia purba yang berbentuk film.

b. Hasil belajar sejarah adalah hasil yang diperoleh siswa setelah menerima

suatu pengetahuan yang diwujudkan dalam nilai setelah mengikuti tes

yang telah diselenggarakan.

3.6. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Soal posttest

Lembar soal posttest digunakan untuk mengambil data kemampuan

akhir siswa setelah diberi perlakuan.

2. Observasi

Sutrisno Hadi mengemukakan bahwa observasi merupakan suatu proses

yang kompleks, yaitu suatu proses yang tersusun dari berbagai proses

biologis dan psikologis (Sutrisno Hadi, 2001:85). Pada penelitian ini,

observasi yang dilakukan yaitu dengan cara proses belajar dan mengajar

pada kelas yang menjadi kelas eksperimen dan pada kelas yang menjadi

kelas kontrol.

3. Dokumentasi

Margono menyatakan bahwa cara mengumpulkan data melalui

peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip dan termasuk juga buku-buku

tentang pendapat, teori, dalil atau hukum-hukum, dan lain-lain yang

(48)

studi dokumenter (Margono, 2007:181). Dalam penelitian ini

dokumentasi digunakan untuk mendapatkan data kemampuan awal

siswa, guna tes kesamaan kemampuan awal sebelum dilakukan

perlakuan eksperimen. Dokumen yang akan dipakai adalah nilai Mid

Semester kelas VII semester genap.

4. Studi Kepustakaan

M. Nazir menyatakan bahwa studi kepustakaan adalah teknik

pengumpulan data dengan mengadakan studi penelaahan terhada

buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan, dan laporan-laporan yang ada

hubungannya dengan masalah yang dipecahkan (Nazir, 1988: 111).

Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan

dengan penulisan, yaitu teori yang mendukung seperti pengertian media

pembelajaran berbasis audio-visual berupa film dokumenter, hasil

belajar, dan definisi IPS dll.

3.7. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu prapenelitian dan pelaksanaan

penelitian. Langkah-langkah dari tahap tersebut sebagai berikut:

a. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian

seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi

mengajar.

b. Menentukan populasi dan sampel.

c. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan

(49)

d. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

e. Membuat instrumen tes penelitian.

f. Melakukan validasi instrumen.

g. Mengujicobakan instrumen.

h. Melakukan perbaikan instrumen tes.

i. Mengadakan kegiatan belajar mengajar dengan melakukan kelas

eksperimen dengan menggunakan media pembelajaran berbasis audio

visual berupa film dokumenter sedangakan untuk kelas kontrol dengan

menggunakan media pembelajaran visual berupa power point dan LCD

menjadi alat bantunya.

j. Menyusun soal posttest

k. Mengadakan tes pada siswa yang dijadikan sampel penelitian yaitu tes

formatif.

l. Menganalisis data.

m. Membuat kesimpulan.

3.8. Instrumen Penelitian

Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa (soal test essay) Standar

Kompetensi

Kompetensi Dasar

Indikator Nomor Item

(50)

Siswa dapat

Sumber: Buku IPS SMP kelas VII yang diterbitkan oleh PT.Erlangga sebagai bahan penunjang materi.

Agar mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan

benar. Oleh karena itu, dilakukan uji validitas, uji reliabilitas.

3.9. Uji Validatas dan Uji Reabilitas Alat Ukur 3.9.1. Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat valid dari

suatu instrumen. Suatu intrumen dikatakan valid apabila terdapat

kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang sesungguhnya

terjadi pada obyek yang diteliti. Instrumen yang valid berarti alat ukur

yang digunakan untuk mendapatkan data (mengukur) itu valid. Valid itu

berarti bahwa instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa

yang seharusnya diukur.

Penelitian ini digunakan disusun dan disesuaikan dengan materi dan tujuan

pembelajaran khusus (Suharsimi Arikunto 2002:144) .

∑ ∑ ∑

(51)

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara variabel x dan variabel y

x : Variabel x y : Variabel y x2 : Kuadrat dari x y2 : Kuadrat dari y

∑xy : Jumlah perkalian x dan y

n : Jumlah sampel

(Product Moment yang dikemukakan oleh Pearson dalam Suharsimi Arikunto, 2006:72)

Dengan kriteria pengujian jika korelasi antar butir dengan skor total lebih

dari 0,3 maka instrumen tersebut dinyatakan valid, atau sebaliknya jika

korelasi antar butir dengan skor total kurang dari 0,3 maka instrumen

tersebut dinyatakan tidak valid. Dan jika r hitung > r tabel dengan α = 0,05

maka koefisien korelasi tersebut signifikan.

Selain dengan uji statistik, uji validitas dalam penelitian ini dilakukan

dengan menggunakan program SPSS 17.0 dengan kriterium uji bila

correlated itemtotal correlation lebih besar dibandingkan dengan 0,3

maka data merupakan construct yang kuat (valid).

3.9.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan arti

kepercayaan. Suatu tes yang dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang

tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Reliabilitas

menurut Suharsimi Arikunto adalah ketetapan suatu tes yang dapat

diteskan pada objek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada

dasarnya harus melihat kesejajaran hasil (Suharsimi Arikunto, 2006: 86),

(52)

evaluasi yang menunjukkan ketetapan hasil yang sama (Oemar Hamalik,

2002:158).

Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya

dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada

situasi lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan

mendapat skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat

uji yang sama pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat

dikatakan reliabel ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji

coba terlebih dahulu.

Salah satu umus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes,

adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

(

)

Keterangan:

11

r : koefisien reliabilitas instrumen (tes) k : banyaknya item

2

b

 : jumlah varians dari tiap-tiap item tes

2

t

 : varians total

Uji reliabilitas merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana alat

pengukuran dapat dipercaya atau diandalkan. Reliabilitas instrumen

di-perlukan untuk mendapatkan data sesuai dengan tujuan pengukuran. Untuk

mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan

SPSS 17.0 dengan metode Alpha Cronbach’s yang diukur berdasarkan

(53)

Menurut Sayuti dalam Saputri, kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha, maka digunakan ukuran kemantapan alpha yang diinterprestasikan sebagai berikut:

a. Nilai Alpha Cronbach’s 0,00 sampai dengan 0,20 berarti kurang reliabel.

b. Nilai Alpha Cronbach’s 0,21 sampai dengan 0,40 berarti agak reliabel.

c. Nilai Alpha Cronbach’s 0,41 sampai dengan 0,60 berarti cukup reliabel.

d. Nilai Alpha Cronbach’s 0,61 sampai dengan 0,80 berarti reliabel. e. Nilai Alpha Cronbach’s 0,81 sampai dengan 1,00 berarti sangat

reliabel.

(Saputri, 2010: 30)

Setelah instrumen valid dan reliabel, kemudian disebarkan pada sampel

yang sesungguhnya. Skor total setiap siswa diperoleh dengan menjumlah

kan skor setiap nomor soal.

3.10. Teknik Analisis Data

Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analis data untuk

melakukan hasil belajar siswa. Dalam penelitian ini teknik analisis data

yang digunakan adalah teknik analisis data kuantitatif karena penelitian ini

merupakan penelitian eksperimen dan dengan menggunakan program

SPSS versi 17. Adapun prosedur pengolahan data sebagai berikut.

3.10.1.Uji Normalitas

Untuk mengetahui apakah data yang diambil dari sampel penelitian yang

terpilih mempresentasikan populasinya, maka biasanya dilakukan uji

normalitas terhadap data tersebut. Uji normalitas yang digunakan dalam

penelitian ini adalah dengan menggunakan uji Chi-Kuadrat menurut

Sudjana (2005: 273). Langkah-langkah uji normalitasnya adalah sebagai

(54)

b. Taraf Signifikansi

Taraf signifikansi yang digunakan

K = banyaknya pengamatan

d. Keputusan Uji

Tolak H0 jika dengan taraf  = taraf nyata untuk

pengujian. Dalam hal lainnya H0 diterima.

Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 17.0 dengan metode Kolmogorov – Smirnov. Dengan

ketentuan jika signifikansi lebih besar dari 0.05 maka dapat disimpulkan

bahwa data berdistribusi normal.

3.10.2.Uji Homogenitas

Uji homogenitas yang digunakan uji levene untuk mengetahui apakah data

berasal dari populasi yang homogen atau tidak.

H0 : Varians sampel homogen

(55)

Ketentuan pengambilan keputusan adalah jika nilai probabilitas atau nilai

signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan sebaliknya.

3.10.3.Uji Hipotesis

Setelah data penelitian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data untuk

mengetahui hasil belajar siswa dari penelitian yang telah dilakukan.

Analisis yang digunakan adalah statistic parametric ataupun statistic

nonparametric. Statistik Parametrik digunakan untuk data-data yang

memiliki sebaran normal dan homogen. Misalnya: korelasi Pearson,

Anova dan lain-lain pada program SPSS versi 17. Dengan menggunakan

uji statistik fhitung atau anova bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh

penggunaan media pembelajaran berbasis audio visual berupa film

dokumenter dengan media pembelajaran berbasis visual berupa LCD dan

power point.

Setelah data penelitian diperoleh, untuk menganalisis data dan untuk

menjawab hipotesis mengenai apakah adanya pengaruh penggunaan film

dokumenter terhadap hasil belajar siswa. Anova atau analysis of variance

(anova) adalah tergolong analisis kompratif lebih dari dua varibel atau

lebih dari dua rata-rata. Tujuannya ialah untuk membandingkan lebih dari

dua rata-rata. Gunanya untuk menguji kemampuan generalisasi artinya

data sampel dianggap dapat mewakili populasi.

Anova lebih dikenal dengan Uji – F (Fisher Test), sedangkan arti variansi

atau varians itu asal usulnya dari pengertian konsep “Mean Square” atau

(56)

Dimana :

JK = Jumlah Kuadrat (some of square) dk = Derajad Kebebasan (degree of freedom)

Menghitung nilai anova atau Fhitung dengan rumus :

Varians dalam group dapat disebut varians vesalahan (varians galat). Lebih

lanjut dapat dirumuskan :

∑ ∑

∑ ∑ ∑

N = Jumlah Keseluruhan sampel (jumlah kasus dalam penelitian)

(57)

REFERENSI

Syaiful dan Aswan. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta. Hal.95.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta. Hal. 107.

Ibid. Hal. 76.

Ibid. Hal. 117.

Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 130.

Sugiyono. Op Cit. Hal. 85.

Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 117.

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Hal. 96.

Sugiyono. Op Cit. Hal. 38.

Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. Hal.85.

Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta : Rineka Cipta. Hal.181.

M. Nazir. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Hal. 111.

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Hal. 72.

Suharsimi Arikunto. Op Cit. Hal. 86.

Oemar Hamalik. 2002. Proses Belajar Mengajar. Bandung : Bumi Aksara. Hal. 158.

(58)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh

penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba masa

prasejaraha terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas

VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur, diperoleh beberapa

kesimpulan, sebagai berikut:

1. Penggunaan media film dokumenter berpengaruh signifikan terhadap

hasil belajar sejarah siswa kelas VII1 SMP Negeri 1 Martapura OKU

Timur.

2. Metode eksperimen dengan penggunaan media film dokumenter

berpengaruh terhadap hasil belajar dan memiliki rata – rata nilai post

test sebesar 82,42 sedangkan kelas kontrol dengan penggunaan media

power point memiliki rata – rata nilai post test sebesar 71,06.

Berdasarkan kesimpulan di atas peneliti menyatakan bahwa pengaruh

penggunaan film dokumenter tentang kehidupan awal manusia purba masa

prasejaraha terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran sejarah kelas

VII di SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur. Model pembelajaran film

dokumenter sebagai medianya sangat baik dan dapat dipergunakan pada

Gambar

Tabel 3.1 Data populasi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU Timur tahun ajaran 2013/2014
Tabel 3.2 Data sampel siswa kelas VII SMP Negeri 1 Martapura OKU timur
Tabel 3.3 Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa (soal test essay)
Tabel harga kritis dari product moment
+5

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap 92 responden keluarga miskin di Desa Sumbergondo Kecamatan Glenmore Kabupaten Banyuwangi dengan menggunakan

Kepuasan merupakan salah satu kunci keberhasilan perusahaan, yang berarti perusahaan tersebut telah memberikan kualitasnya secara baik sehingga konsumen merasa puas atas produk

Prasarana kantor digunakan manusia untuk membimbing orang-orang sesuai dengan aturan yang berlaku seperti SOP (Standar Operasional Operasional). Hubungan antara sarana dan

Berdasarkan hasil penelitian ini tentang hubungan aktivitas fisik dengan kejdian gagal jantung hasil yang diperoleh yaitu orang yang beraktivitas fisik baik lebih tidak

Proses pirolisis sangat banyak digunakan di industri kimia, misalnya, untuk menghasilkan arang, karbon aktif, metanol, dan bahan kimia lainnya dari kayu, untuk

Sebagai informasi dan bahan pertimbangan bagi pihak pengelola Dinas Kehutanan Kabupaten Tapanuli Utara dalam memelihara vegetasi hutan yang berfungsi sebagai

ramah lingkungan dengan tetap menjaga kualitas produknya sehingga tahu tetap dapat. menjadi alternatif bahan pangan yang bernilai gizi tinggi namun

Nilai signifikansi Beban kerja dan lingkungan kerja kurang dari 0,05, dapat disimpulkan bahwa beban kerja dan lingkungan kerja berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja