• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA (HALUSINASI).docx

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "NASKAH ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA (HALUSINASI).docx"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH ROLEPLAY KEPERAWATAN JIWA

IMPLEMENTASI ASKEP PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA HALUSINASI: PENDENGARAN

Pada suatu hari di Rumah Sakit Jiwa Amino Gondohutomo tepatnya di Ruang Bougenville terdapat seorang pasien bernama Ni Made Wintari berumur 21 tahun akan dirawat dengan diagosa gangguan persepsi sensori: halusinasi (pendengaran). Beberapa menit kemudian, seorang perawat bernama Perawat Ilham menghampiri pasien tersebut yang tampak gelisah, sendiri, dan histeris. Perawat Ilham, pun langsung melakukan SP1 Pasien dimana salah satunya membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik halusinasi.

SP1 Pasien:

Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan menghardik

halusinasi.

Perawat : “Selamat pagi, Ibu. Saya Perawat dari Poltekkes Mataram yang akan merawat anda. Perkenalkan nama saya Perawat Ilham Haqiqi, senang dipanggil Perawat Ilham. Nama anda siapa? Senang di panggil apa?” Pasien : “Nama saya Ibu Wintari, senang dipanggil Ibu Wiwin”

Perawat : “Baiklah Ibu Wiwin. Bagaimana perasaannya hari ini? Apa ada keluhannya hari ini?”

Pasien : “Saya takut Pak. Dari tadi ada orang yang terus membisik-bisikan saya. Dia menyuruh saya bunuh diri. Saya takut Pak”

Perawat : “Tenang bu, tenang. Dimana orangnya bu, dimana?” Pasien : “Saya tidak tau Pak, tapi suara-suara itu terus saja datang!”

Perawat : “Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini Ibu Wiwi dengar, tetapi tidak tampak wujudnya?”

Pasien : “Iya Pak, baiklah.” Perawat : “Dimana kita duduk?”

(2)

Pasien : “Di sana Pak, di ruang tamu saja!”

Perawat : “Diruang tamu? Baiklah bu, ayo kita ke ruang tamu!” Pasien : “Ayo Pak, cepat.”

Perawat : “Kalau boleh tau kita bercakap-cakapnya berapa lama bu?” Pasien : “Tolong Pak, suara itu datang lagi Pak. Ayo pak tolong saya!” Perawat : “Baiklah bu bagaimana kalau 30 menit?”

Pasien : “Iya, ya. Ayo cepat!”

Perawat : “Baiklah bu, apakah Ibu Wiwin mendengar suara tanpa ada wujudnya?”

Pasien : “Iya, Pak! Dari tadi suara itu terus mengganggu saya! Tolong saya Pak!”

Perwat : “Kalau boleh tau bu, apa yang dikatakan suara itu?”

Pasien : “Mati Kamu, Mati! Begitu Pak yang saya dengar. Saya jadi takut Pak. Tolong saya!”

Perawat : “Ibu Wiwin? Apakah suara itu terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu?”

Pasien : “Suara itu sering datang mengganggu saya Pak. Saya jadi takut. Mati Kamu, Mati! Begitulah yang saya dengar Pak!”

Perawat : “Kapan Ibu Wiwin sering mendengar suara itu?” Pasien : “Suara itu sering datang ketika saya lagi sendiri Pak”

Perawat : “Biasanya berapa kali sehari Ibu Wiwin mendengar suara-suara itu?” Pasien : “Biasanya, sering Pak. Lebih dari lima kali”

Perawat : “Lebih dari lima kali sehari ya? Kalau begitu, pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?”

Pasien : “Iya Pak. Suara-suara itu datang pas saya lagi sendiri Pak, pas lagi sepi-sepinya suara itu juga pasti datang!”

Perawat : “Apa yang Ibu Wiwin rasakan pada saat mendengar suara itu?” Pasien : “Saya takut Pak, takut sekali!”

Perawat : “Apa yang Ibu Wiwin lakukan saat mendengar suara itu?”

Pasien : “Saya teriak Pak. “Tidak! Tidak! Saya Tidak Mau Mati!” Begitu saya bilang Pak”

(3)

Pasien : “Tidak Pak, suara-suara itu tetap saja saya dengar. Tolong saya Pak, apa yang harus saya lakukan, suara-suara itu terus saja datang!”

Perawat : “Baiklah bu, Ibu Wiwin harus tenang sekarang ya! Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul?”

Pasien : “Bagaimana caranya Pak?”

Perawat : “Begini Ibu Winin, ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang keempat minum obat dengan teratur.” Pasien : “Ada empat ya Pak?”

Perawat : “Iya bu. Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik. Caranya adalah saat suara-suara itu muncul, langsung Ibu Wiwin bilang, “Pergi! Saya tidak mau dengar! Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” sambil Ibu Wiwin menutup kedua telinganya, begitu diulang-ulang sampai suara itu tidak terdengar lagi. Coba Ibu Wiwin peragakan!”

Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar! Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!” Begitu ya Pak?”

Perawat : “Iya bu. Nah begitu… bagus! Coba lagi bu!”

Pasien : “(sambil menutup kedua telinganya) “Pergi! Saya tidak mau dengar! Saya tidak mau dengar, kamu suara palsu!”

Perawat : “Iya bagus, Ibu Wiwin sudah bisa!” Pasien : “Yeeeey. Saya bisa!”

Perawat : “Nah, bu, bagaimana perasaan Ibu Wiwin setelah memeragakan latihan tadi?”

Pasien : “Saya sudah lega. Dan saya sudah tidak takut lagi Pak”

Perawat : “Baguslah kalau begitu bu, nanti kalau suara-suara itu muncul lagi, silahkan coba cara tersebut ya bu!

Pasien : “Iya Pak, nanti saya coba lakukan”

Perawat : “Bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya? Apakah Ibu Wiwin mau”

(4)

Perawat : “Baiklah bu, maunya jam berapa saja latihannya bu? Pasien : “Mmmm, jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam saja!”

Perawat : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam pagi ya bu? (Memasukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian Ibu Wiwin)”

Pasien : “Iya Pak”

Perawat : “Baiklah bu, tempatnya mau di mana?” Pasien : “Di sini saja Pak!”

Perawat : “Baiklah bu, di sini ya bu!” Pasien : “Iya Pak!”

Perawat : “Kalau begitu bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang ke dua?”

Pasien : “Baik Pak!”

Perawat : “Pukul berapa maunya Ibu Wiwin?” Pasien : “Nanti saja, pukul.... pukul.... berapa ya?” Perawat : “Bagaimana kalau dua jam lagi?”

Pasien : “Baiklah Pak!” Perawat : “Dimana tempatnya?” Pasien : “Di sini saja Pak!”

Perawat : “Baiklah bu, kalau begitu saya permisi dulu. Sampai jumpa!” Pasien : “Dadah!”

Setelah Perawat Ilham selesai melakukan SP1 Pasien, Perawat Ilham pun mengontrak waktu dua jam kemudian untuk mengevaluasi apa yang telah dijelaskan pada pasien dan sekaligus melakukan SP2 Pasien yaitu melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.

SP 2 Pasien:

Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap bersama orang lain.

(5)

Pasien : “Pagi, Pak!”

Perawat : “Bagaimana perasaanya Ibu Wiwin siang hari ini?” Pasien : “Baik Pak!”

Perawat : “Apakah suara-suara itu masih muncul?” Pasein : “Masih Pak!”

Perawat : “Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih tadi itu bu?” Pasien : “Sudah Pak, tapi masih saja suara-suara itu datang Pak!” Perawat : “Apa berkurangkah suara-suaranya bu?”

Pasien : “Iya, Pak. Suara-suara itu agak berkurang!”

Perawat : “Bagus bu! Sesuai janji kita tadi, saya akan latih Ibu cara kedua mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau dimana kita latihannya bu? Disini saja?”

Pasien : “Iya Pak, di sini saja!”

Perawat : “Baiklah bu, cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalu nanti Ibu Wiwin mulai mendengar suara-suara itu lagi, langsunga saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan Ibu Wiwin. Contohnya begini, “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!” Atau kalau ada orang dirumah, misalnya kakaknya Ibu Wiwin, katakan,”Kak, ayo ngobrol dengan Wiwin. Wiwin sedang mendengar suara-suara.” Begitu bu. Coba Ibu Wiwin lakukan seperti yang saya lakukan tadi!”

Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!” Perawat : “Iya, begitu. Bagus bu! Coba sekali lagi bu!”

Pasien : “Tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya!” Perawat : “Bagus! Nah, latih terus ya Ibu Wiwin!”

Pasien : “Iya Pak!”

Perawat : “Disini, Ibu Wiwin dapat mengajak perawat atau pasien lain untuk bercakap-cakap jika nanti suara-suara itu datang lagi. Apakah Ibu Wiwin mengerti?”

(6)

Perawat : “Baguslah kalau begitu bu. Nah sekarang bagaimana perasaan Ibu Wiwin setelah latihan ini?”

Pasien : “Saya merasa lega Pak!”

Perawat : “Baguslah bu. Jadi, sudah ada berapa cara yang Ibu Wiwin pelajari untuk mencegah suara-suara itu datang lagi?”

Pasien : “Sudah dua cara Pak!”

Perawat : “Bagus, cobalah kedua cara ini kalau nanti Ibu Wiwin mendengar suara-suara itu lagi. Bagaiman kalau kita masukkan dalam jadwal kegiaan harian Ibu Wiwin?”

Pasien : “Iya Pak”

Perawat : “Mau jam berapa kita latihan bercakap-cakapnya bu?” Pasien : “Jam 9 pagi, jam 3 sore sama jam 7 malam Pak!”

Perawat : “Wah bagus bu. Jadi, nanti Ibu Wiwin lakukan secara teratur jika sewaktu-waktu suara itu muncul lagi ya bu! Besok pagi saya akan kesini lagi.”

Pasien : “Iya Pak”

Perawat : “Bagimana kalau kita latih cara yang ketiga, yaitu melakukan aktifitas terjadwal?”

Pasien : “Iya Pak, boleh!”

Perawat : “Kira-kira maunya jam berapa bu?” Pasien : “Besok pagi-pagi Pak!”

Perawat : “Bagaimana kalau jam 10 pagi bu?” Pasien : “Iya Pak, boleh”

Perawat : “Mau dimana kita latihannya bu? Disini lagi?” Pasien : “Disini lagi Pak!”

Perawat : “Baiklah bu kalau begitu besok jam 10 pagi kita latihan disini ya bu. Sampai besok bu. Selamat siang!”

Pasien : “Siang Pak!”

Dua puluh menit kemudian Perawat Ilham selesai melakukan SP2 pasien dan telah memasukkan kegiatan yang telah dilakukan dalam jadwal kegiatan harian pasien. Perawat Ilham pun mengontrak waktu untuk besok pagi.

(7)

Keesokan harinya, sesuai dengan yang telah disepakati dengan pasien, Perawat Ilham pun kembali ke ruangan pasien Ibu Wiwin untuk mengevaluasi kegiatan yang telah dilakukan sebelumnya, sekaligus melakukan SP3 Pasien yaitu melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.

SP 3 Pasien:

Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan melaksanakan aktivitas terjadwal.

Perawat : “Selamat pagi Ibu Wiwin! Bagaimana perasaanya hari ini?” Pasien : “Pagi, baik Pak!”

Perawat : “Apakah Ibu Wiwin masih ingat dengan saya?” Pasien : “Masih Pak!”

Perawat : “Coba Ibu Wiwin sebutkan nama saya!” Pasien : “Nama bapak, Perawat Ilham!”

Perawat : “Wah, bagus bu. Ibu Wiwin masih mengingat nama saya dengan benar! Bagus bu!”

Pasien : “Hehehe”

Perawat : “Oh iya, Bu! Apakah suara-suaranya masih muncul bu?”

Pasien : “Iya Pak, suaranya masih terus saja muncul, “Mati Kamu, Mati!” Itu-itu saja yang saya dengar Pak!”

Pasien : “Apakah sudah dipakai dua cara yang telah kita latih kemarin bu?” Pasien : “Iya Pak, saya sudah memakai dua cara yang sudah Bapak ajarkan

kemarin”

Perawat : “Bagaimana hasilnya bu?”

Pasien : “Begini Pak, suara-suaranya agak mulai berkurang. Lebih sedikit dari pada yang kemarin itu Pak!”

Perawat : “Wah bagus, bu. Ibu Wiwin sudah pintar menggunakan dua cara yang saya ajarkan kemarin, bagus bu! Kalau begitu sesuai janji kita kemarin, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal! Kalau begitu ibu maunya dimana kita bicara bu?”

(8)

Pasien : “Di ruang tamu saja Pak!”

Perawat : “Baik, kita duduk diruang tamu ya bu! Kira-kira berapa lama kita bicara bu?”

Pasien : “Iya Pak. Lama-lama juga boleh!” Perawat : “Bagaimana kalau 30 menit bu?” Pasien : “Iya Pak, boleh!”

Perawat : “Baiklah kalu begitu bu, ayo kita ke ruang tamu!” Pasien : “Ayo Pak!”

Perawat : “ Nah, kalau boleh tau apa saja yang biasa Ibu Wiwin lakukan?” Pasien : “Apa ya?! Banya Pak”

Perawat : “Oh, banyak ya bu? Kalu pagi-pagi apa kegiatannya?”

Pasien : “Kalau pagi-pagi, saya membersihkan tempat tidur, mandi, sarapan, senam, menyiram bunga, menonton tv, menyapu, sama apalagi ya? Banyak Pak!”

Perawat : “Wah bagus bu. Kegiatannya di pagi hari banyak juga ya! Terus jam berikutnya apa?”

Pasien : “Maksud Bapak, siang?”

Perawat : “Iya bu, kalau siang kegiatannya apa saja?”

Pasien : “Kalau siangnya, saya makan siang, menonton tv, menyapu, membersihkan jendela, dan tidur siang Pak!”

Perawat : “Kalau malamnya, apa saja kegiatannya bu?”

Pasien : “Kalau malam harinya, saya menonton tv, makan malam, mentup jendela, dan minum obat Pak!”

Perawat : “Wah banyak sekali kegiatannya ya bu! Kalau begitu bu, mari kita latih dua kegiatan hari ini yaitu, latihan menyapu dan membersihkan jendela. Bagaimana bu, apakah Ibu Wiwin mau?”

Pasien : “Mau Pak!”

Perawat : “Baiklah bu, coba sekarang Ibu Wiwin menyapu lantai di ruang tamu ini, apakah Ibu Wiwin bisa?”

Pasien : “Bisa Pak! (sambil menyapu lantai ruang tamu)”

Perawat : “Nah, bagaimana kalau sekarang Ibu Wiwin membersihkan jendela ruang tamu ini?”

(9)

Pasien : “Baik Pak! (sambil membersihkan jendela ruang tamu)”

Perawat : “Wah bagus sekali bu, Ibu Wiwin sudah menyapu dan membersihkan jendela dengan benar. Bagus sekali bu!”

Pasien : “Yeyyyy, bagus, bagus!”

Perawat : “Baik bu, kegiatan ini dapat Ibu Wiwin lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul kembali. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan, bagaimana bu apakah ibu bersedia?”

Pasien : “Iya Pak, saya bersedia!”

Perawat : “Nah, sekarang, bagaimana perasaan Ibu Wiwin setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara itu kembali lagi?” Pasien : “Saya merasa senang dan lega Pak!”

Perawat : “Bagus sekali bu! Coba Ibu Wiwin sekarang sebutkan tiga cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara itu muncul lagi bu!” Pasien : “Iya Pak. Yang pertama menghardik, yang kedua bercakap-cakap

dengan orang lain, dan yang ketiga dengan melakukan aktivitas terjadwal Pak”

Perawat : “Wah, bagus sekali bu. Nah sekarang mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian Ibu Wiwin.”

Pasien : “Iya Pak!”

Perawat : “Nah, nanti Ibu Wiwin bisa mencoba melakukan latihan-latihan yang sudah kita lakukan itu sesuai jadwal ya!”

Pasien : “Iya, baik Pak!”

Perawat : “Kalau begitu bagaimana bu kalau menjelang malam nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta kegunaan obat?”

Pasien : “Iya Pak, boleh!”

Perawat : “Maunya jam berapa bu?” Pasien : “Siang aja Pak!”

Perawat : “Bagaimana kalau jam 12 bu?” Pasien : “Boleh Pak!”

Perawat : “Ibu Wiwin maunya di tempat biasa atau dimana?” Pasien : “Di ruang makan saja Pak!”

(10)

Perawat : “Baiklah bu, diruang makan ya! Kalau begitu saya pamit dulu bu. Sapai jumpa!”

Pasien : “Sampai jumpa!”

Perawat Ilham pun selesai melakukan SP2 Pasien dan tak lupa juga perawat mengontrak waktu pada pukul 12 siang untuk melakukan SP4 Pasien.

Setelah pukul 12 siang, perawat pun datang sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat dengan pasien. Dan setelah itu, perawat pun melakukan SP4 Pasien yaitu melatih pasien minum obat secara teratur.

SP 4 Pasien:

Melatih pasien minum obat secara teratur.

Perawat : “Selamat siang Ibu Wiwin! Bagaimana perasaannya siang ini?” Pasien : “Siang Pak. Saya baik Pak!”

Perawat : “Apakah suara-suaranya masih muncul bu?” Pasien : “Masih Pak, tapi sedikit!”

Perawat : “Apakah sudah digunakan tiga cara yang sudah kita latih kemarin itu bu?”

Pasien : “Sudah Pak!”

Perawat : “Apakan jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan bu?” Pasien : “Sudah Pak!”

Perawat : “Apakah pagi tadi sudah minum obat bu?” Pasien : “Sudah Pak!”

Perawat : “Baik. Siang hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang Ibu Wiwin minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Disini saja ya Ibu Wiwin?.”

Pasien : “Iya Pak, disini saja sambil menunggu makan siang. Saya sudah lapar soalnya!”

Perawat : “Kalau boleh tau Ibu Wiwin, adakah bedanya setelah minum obat secara teratur?”

Pasien : “Kalau saya minum obat secara teratur, saya merasa tenang, lega dan ringan Pak!”

(11)

Pasien : “Tetap saja suara-suara itu muncul Pak, walaupun saya sudah eminum obat yang diberikan! Kenapa begitu Pak? Padahal setiap hari saya selalu meminum obat saya secara teratur!”

Perawat : “Begini Ibu Wiwin, minum obat itu sangat penting agar suara-suara yang Ibu Wiwin dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Nah, kalau boleh tahu berapa macam obat yang Ibu Wiwin minum?”

Pasien : “Banyak Pak!”

Perawat : “(Perawat menyiapkan obat pasien). Jadi bu, ini yang warna orange (chlorpromazine, CPZ) gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Obat yang warna putih (tpyhexilpendil, THP) gunanya agar Ibu Wiwin merasa rilex dan tidak kaku, sedangkan yang merah jambu (haloperidol, HIP) berfungsi untuk menenangkan pikiran dan menghilangkan suara-suara. Semua obat ini diminum 3 kali sehari, tiap pukul 7 pagi, 1 siang, dan 7 malam. Apakah Ibu Wiwin mengingat fungsi obat-obat ini? Coba diulangi bu!”

Pasien : “Baik Pak. Kalau yang berwarna oranye untuk menghilangkan suara-suara, yang berwarna putih agar merasa rilex, dan yang merah jambu untuk menenangkan pikiran!”

Perawat : “Wah, Ibu Wiwin pintar sekali. Bagus sekali Ibu Wiwin mengingat fungsi obat-obatnya. Baiklah bu nanti kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh dihentikan ya.”

Pasien : “Iya Pak”

Perawat : “Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, Ibu Wiwin akan kambuh dan sulit sembuh seperti keadaan semula. Dan kalau obatnya habis, Ibu Wiwin bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. Apakah Ibu Wiwin mengerti?”

Pasien : “Iya Pak, saya mengerti!”

Perawat : “Baiklah. Ibu Wiwin juga harus teliti saat minum obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya Ibu Wiwin harus memastikan bahwa itu benar-benar obat punya Ibu Wiwin. Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama kenasannya. Pastikan obat diminum pada

(12)

waktunya, dengan cara yang benar, yaitu diminum sesudah makan da tepat jamnya ya bu ya!”

Pasien : “Iya Pak!”

Perawat : “Ibu Wiwin juga harus memperhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan Ibu Wiwin juga harus cukup minum 10 gelas per hari. Bagaimana bu, apakah Ibu Wiwin mengerti?”

Pasien : “Iya, ya saya mengerti Pak!”

Perawat : “Baiklah kalau begitu. Nah, sekarang bagaimana perasaan Ibu Wiwin setalah kita bercakap-cakap mengenai obat?”

Pasien : “Saya merasa lega, bahagia, dan saya sudah mengerti tentang apa yang Bpak Ilham katakan.”

Perawat : “Wah bagus bu. Nah sekarang coba sebutkan sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara, coba sebutkan bu!”

Pasien : “Sudah empat cara Pak, yang pertama menghardik, yang kedua bercakap-cakap dengan orang lain, yang ketiga melakukan aktivitas yang terjadwal dan yang keempat minum obat Pak!”

Perawat : “Bagus! Ibu Wiwin sudah menyebutkan empat cara yang sudah kita latih dengan benar. Bagus sekali bu! Kalau begitu mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan harian Ibu Wiwin!” Pasien : “Yeyyy, bagus... bagus...!”

Perawat : “Oh iya bu, jangan lupa pada waktunya minum obat, minta obatnya pada perawat atau pada keluarga Ibu Wiwin kalau dirumah ya bu ya!” Pasien : “Iya Pak”

Perawat : “Nah, makanan Ibu Wiwin sudah datang! Kalau begitu, kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara-suara muncul yang telah kita bicarakan. Bagaimana kalau minggu depan?”

Pasien : “Iya Pak, boleh!”

Perawat : “Ibu Wiwin maunya pukul berapa?” Pasien : “Seperti tadi itu Pak!”

Perawat : “Bagaiman kalau pukul 10 pagi?” Pasien : “Baik Pak”

(13)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada perawat dalam memberikan pelayanan yang baik kepada pasien halusinasi bukan hanya pada saat pasien datang ke

10 menit kemudian Perawat primer pergi ke ruangan kelas III tepatnya di bed pasien dan bertemu perawat Associate yang sudah di dalam sebelumnya untuk memastikan apakah sudah

Setelah perawat selesai melatih pasien, maka perawat kembali menemui keluarga (pelaku rawat) dan melatih keluarga (pelaku rawat) untuk merawat pasien, serta

pasien berpenampilan sesuai dengan orang normal, pasien tidak memiliki masalah dalam pembicaraan, pasien terlihat gelisah dan mengatakan takut suara itu datang

perkembangannya dengan cara latih berbicara dengan orang lain sehingga menghilangkan halusinasinya dan untuk pendokumentasian Setelah ...x pertemuan, pasien mampu :

“Cara kedua untuk mencegah/ mengontrol halusinasi adalah dengan bercakap– cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara–suara itu muncul, bapak

10 menit kemudian Perawat primer pergi ke ruangan kelas III tepatnya di bed pasien dan bertemu perawat Associate yang sudah di dalam sebelumnya untuk memastikan apakah sudah

Analisa yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi dan  persentase dari variabel independen (tingkat kecemasan keluarga) dan variabel dependen (kemampuan