• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lapres Elektrokimia 3

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Lapres Elektrokimia 3"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM DASAR TEKNIK KIMIA II

MATERI

ELEKTROKIMIA

Disusun Oleh :

Kelompok : VI / KAMIS SIANG

1. Rifqi Rakhmani Al Farisi 21030113130138

2. Febrina Faradhiba 21030113140190

3. Riski Amalia 21030113120103

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan resmi berjudul “ELEKTROKIMIA” yang disusun oleh : Kelompok : 6/Kamis siang

Anggota : 1. Rifqi Rakhmani Al Farisi 21030113130138 2. Febrina Faradhiba 21030113140190 3. Riski Amalia 21030113120103

telah diterima dan disetujui oleh David Pascal Jonathan selaku asisten Laboraturium Dasar Teknik Kimia II pengampu materi Elektrokimia pada :

Hari : Jumat Tanggal : 13 Juni 2014

Semarang, 13 Juni 2014 Asisten Pengampu

David Pascal Jonathan 21030111130124

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Resmi Praktikum Dasar Teknik Kimia II berjudul ELEKTROKIMIA dengan lancar dan sesuai dengan harapan penulis.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dan kerja sama dari berbagai pihak maka laporan resmi ini tidak akan dapat terselesaikan. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. David Pascal Jonathan Asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II selaku asisten pembimbing penyusunan laporan resmi materi Elektrokimia.

2. Segenap asisten Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro Semarang.

3. Bapak Rustam dan Ibu Dini selaku Laboran Laboratorium Dasar Teknik Kimia II Universitas Diponegoro Semarang.

Laporan resmi ini merupakan laporan resmi terbaik yang saat ini bisa penulis ajukan, namun penulis menyadari pasti ada kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan

Semarang,13 Juni 2014

(4)

INTISARI

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Tujuan percobaan ini adalah menemukan berat Cu yang menempel pada katoda dan menentukan kadar Cu2+ dalam larutan

sisa elektrolisis dengan metode titrasi iodometri. Sedangkan elektrolisa adalah proses peruraian elektrolit yang disebabkan adanya arus listrik searah.

Bahan percobaan ini adalah CuSO4.4H2O, KI, Amilum, Na2S2O3 dan aquadest. Sedangkan alatnya

adalah tangki elektrokimia, Batang Cu, Batang Fe, Voltmeter/Amperemeter, Adaptor dan magnetic stirrer. Langkah pertama adalah membuat larutan amilum dari pati dan membuat larutan CuSO4.4H2O, KI dan

Na2S2O3. Isi tangki elektrokimia dengan larutan CuSO4.4H2O, letakkan katoda dan anoda pada posisi

sejajar. Hubungkan anoda dengan kutub positif dan sebaliknya. Lakukan percobaan sesuai dengan variabel, ambil katoda dan timbang. Ambil larutan elektrolisa 5ml, tambahkan KI, titrasi dengan Na2S2O3,

tambah amilum dan titrasi kembali sampai warna putih susu.

Berdasarkan hasil percobaan yang kami lakukan, berat Cu berturut-turut dari variabel 1 hingga 5 adalah 4.011 gram, 9.970 gram, 8.69 gram, 6.889 gram dan 6.064 gram, sedangkan kadar Cu2+ pada

variabel 1 hingga 5 adalah 0.98N, 0.628N, 0.548N, 0.434N dan 0.382N. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konversi massa dan konversi volume dipengaruhi konsentrasi, arus listrik, besar pengadukan dan jenis katoda. Sebagai saran, sebaiknya amilum disimpan dalam tempat yang gelap dan pastikan anoda dan katoda dalam posisi sejajar. Setiap pergantian variabel sebaiknya katoda diamplas terlebih dahulu.

(5)

SUMMARY

Electrochemistry is a subject which study electronical aspect of chemical reaction. The aim of this experiment is to determine the weight of copper layer formed in the cathode and to measure the amount of Cu ions in the remaining electrolysis solution by iodometric titration method. Electrolysis is a process of dissociation of electrolyte caused by direct current.

Reagents used in this experiment are CuSO4.4H2O, KI, Amylum, Na2S2O3 and aquadest. Whereas

the instrument used are beaker glass, copper and iron rod, voltmeter/amperemeter, adaptor and magnetic stirrer. Firstly, prepare an amylum solution from starch followed by making CuSO4.4H2O, KI and Na2S2O3

solutions. Fill in the electrochemical tank with CuSO4.4H2O solution then place the cathode and anode

parallel to each other. Connect the anode with the positive electric charge and conversely for the cathode. Next, carry out the experiment according to the variable, after that remove the cathode and weigh it. Take 5 ml of electrolyte followed by adding KI then titrate using Na2S2O3 as the titrant. Lastly, add amylum to

the solution and titrate it once again till white-coloured solutions are formed.

Based on our results, weight of Cu from the first to fifth variable are 4.011 grams, 9.970 grams, 8.69 grams, 6.889 grams and 6.064 grams respectively, whereas the content of Cu2+ on variable 1 to 5 are 0.98N, 0.628N, 0.548N, 0.434N and 0.382N correspondingly. The conclusions are, mass and volume conversion are affected by electrolyte concentration, electric current, stirring speed and the type of cathode used. Our suggestions are, amylum should be placed in a dark area and make sure that the anode and cathode are placed in parallel. Lastly, always scrapped off the metal layer formed in the cathode before changing variable.

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR ... iii

INTISARI ... iv

SUMMARY ... v

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

BAB I ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan Percobaan ... 1 1.3. Manfaat Percobaan ... 1 BAB II ... 2 BAB III ... 5 3. 1. Rancangan Percobaan ... 5

3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan ... 7

3.3. Gambar Rangkaian Alat ... 7

3.4 Variabel Operasi ... 8 3.5 Prosedur Percobaan ... 8 BAB IV ... 11 4.1 Hasil Percobaan ... 11 4.2 Pembahasan... 12 BAB V ... 22 5.I Kesimpulan ... 22 5.2 Saran ... 22 DAFTAR PUSTAKA ... 23 DATA HASIL PERCOBAAN... A-1 LEMBAR PERHITUNGAN ... B-1 LEMBAR PERHITUNGAN GRAFIK ... C-1 LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN ... D-1 LEMBAR KUANTITAS REAGEN ... E-1

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 1 ……….. 9

Tabel 4.1.2 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 2 ……….. 9

Tabel 4.1.3 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 3 ……… 10

Tabel 4.1.4 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 4 ……… 10

Tabel 4.1.5 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 5 ……… 10

(8)

DAFTAR GAMBAR

Grafik 4.2.1.a Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 1 (0.2N) dengan Variabel

(0.45N) ……… 10

Grafik 4.2.1.b Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 2 (80mA) dengan Variabel 3 (40mA) ………. 11

Grafik 4.2.1.c Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 3 (300 rpm) dengan Variabel 4 (100 rpm) ……...……… 12

Grafik 4.2.1.d Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 2 (Cu) dengan Variabel 5 (Fe) ……….. 13

Grafik 4.2.2.a Perbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 1 (0,2 N) dengan variabel 2 (0,45N) ……… 14

Grafik 4.2.2.b Perbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 2 (80mA) dengan variabel 3 (40mA) ………...…. 14

Grafik 4.2.2.c Perbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 3 (300rpm) dengan variabel 4 (100rpm) ………...……… 15

Grafik 4.2.2.d Perbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 2 (Cu) dengan variabel 3 (Fe) ……….. 16

Grafik 4.2.3.a Perbandingan Massa Praktis vs Massa Teoritis pada Variabel 1 ………. 17

Grafik 4.2.3.b Perbandingan Massa Praktis vs Massa Teoritis pada Variabel 2 ………. 17

Grafik 4.2.3.c Perbandingan Massa Praktis vs Massa Teoritis pada Variabel 3 ………. 18

Grafik 4.2.3.d Perbandingan Massa Praktis vs Massa Teoritis pada Variabel 4 ………. 18

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Elektrokimia adalah ilmu yang mempelajari aspek elektronik dari suatu reaksi kimia.Elemen yang digunakan dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan dengan banyaknya elektron yang dimiliki. Elektrokimia secara umum terbagi menjadi 2 kelompok,yaitu sel galvani,san sel elektrolisis.Pada elektrolisis,energy listrik diubah menjadi energy kimia. Pada sel galvani terjadi sebaliknya yaitu energy kimia diubah menjadi menjad energy listrik. Elektrokimia memiliki banyak kegunaan yang penting untuk kehidupan sehari-hari. Diantaranya membuat senyawa lain, seperti unsur logam, halogen, gas hidrogen, dan gas oksigen. Contohnya pada elektrolisa larutan NaCl. Cara itu untuk mengetahui konsentrasi ion logam dalam larutan. Kegunaan lainnya yaitu melapisi permukaan suatu logam dengan logam yang lain.

Mahasiswa teknik kimia harus memahami teori yang berkaitan dengan proseses elektrolisis. Banyak aplikasi elektrolisis seperti elektroplating, elektrorefining, dan juga elektrowinning. Oleh karena itu, mahasiswa teknik kimia perlu melakukan percobaan elektrolisi, seperti menentukan berat Cu yang menempel pada katoda setelah proses elektrolisis dengan menguunakan larutan CuSO4

1.2. Tujuan Percobaan

1. Menentukan berat Cu yang menempel pada katoda setelah proses elektrolisis.

2. Menentukan kadar Cu2+ dalam larutan sisa elektrolisis dengan menggunakan metode titrasi iodometri.

1.3. Manfaat Percobaan

1. Mahasiswa mampu menentukan berat Cu yang menempel pada katoda setelah proses elektrolisis.

2. Mahasiswa mampu menentukan kadar Cu2+ dalam larutan sisa elektrolisis dengan menggunakan metode titrasi iodometri.

(10)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Elektrolisa adalah proses peruraian suatu elektrolit yang disebabkan oleh adanya arus listrik searah. Dalam percobaan ini digunakan larutan CuSO4.5H2O sebagai elektrolitnya. Pada larutan CuSO4.5H2O tidak terbentuk endapan tembaga sulfit sehingga proses ini menunjukan proses pengolahan yang bersih, sederhana dan sangat baik untukmengambil kembali tembaga yang mempunyai kemurnian tinggi yaitu sekitar 99% (Brady dan Humitson,1975).

Pada sel elektrolisa terjadi proses pelucutan ion-ion bermuatan. Selama proses berlangsung, arus listrik mengalir melalui elektrolit, memberikan energi yang cukup untuk menjalankan reaksi oksidasi dan reduksi. Ion-ion yang bermuatan bergerak, setelah arus listrik mengalir dalam elektrolit. Ion positif bergerak ke elektroda negatif (katoda) dan ion negatif bergerak ke elektroda positif (anoda). Saat ion-ion bermuatan saling bersinggungan dengan elektroda akan terjadi reaksi elektrokimia. Pada elektroda positif, ion negatif melepaskan elektron dan teroksidasi. Pada elektroda negatif, ion positif menangkap elektron dan tereduksi.

Reaksi pada proses Elektrolisis

Reaksi reaksi pada proses elektrolisis merupakan reaksi reversibel dan merupakan reaksi redoks. Pada katoda berlangsung reaksi reduksi dan pada anoda berlangsung reaksi oksidasi. Pada percobaan ini, sebagai katoda digunakan batang tembaga dan sebagai anoda digunakan grafit. Elektrolitnya adalah larutan CuSO4.5H2O.

Reaksi yang terjadi:

CuSO4 ↔ Cu2+ + SO42- 2H2O ↔ 2H+ + 2OH- Anoda 2OH- H2O + ½ O2 +2e- Katoda Cu2+ + 2e- Cu

(11)

Berdasarkanpersamaan reaksi diatas, pada larutan akan tinggal asam sulfat, pada anoda akan terbentuk gas O2 dan logam Cu akan menempel pada katoda,.

Untuk analisa larutan sisa elektrokimia digunakan metode titrasi iodometri. Metode ini dilakukan untuk mengetahui kadar Cu2+ yang masih tersisa dalam larutan.

Reaksi :

2 Cu2+ + 4I- → 2 CuI +I2 I2 + S2O32- → 2 I- + S4O62-

I2 + I- → I3-

Amilum (A) + I3- → AI3- (Biru)

Faktor - faktor yang mempengaruhi proses elektrokimia

 Arus listrik

Semakin besar arus listrik maka elektrokimia akan berlangsung lebih cepat karena proses penghantaran ion-ion dalam larutan ke katoda lebih cepat.

 Konsentrasi larutan

Konsentrasi larutan akan mempengaruhi jumlah ion-ion yang terdapat dalam larutan, sehingga konsentrasi yang semakin tinggi akan mempercepat proses elektrokimia

 Pengadukan

Pengadukan akan membantu mengarahkan kation-kation dalam melapisi katoda, sehingga pengadukan akan mempercepat proses elektrokimia

 Waktu

Semakin lama waktu untuk melakukan proses elektrokimia maka semakin banyak pula kation yang akan tereduksi dan menempel pada katoda.

(12)

Aplikasi Proses Elektrokimia

 Elektroplating

Yaitu proses pelapisan suatu logam dengan logam lain dengan cara elektrolisis

Prinsipnya:

1. Katoda sebagai logam yang dilapisi 2. Anoda sebagai logam pelapis

3. Menggunakan elektrolit garam dari logam anoda

 Elektrorefining

Yaitu cara mendapatkan logam dengan kemurnian yang tinggidari bijih logam dengan kemurnian yang sudah cukup tinggi.

 Elektrowinning

Yaitu unutk mendapatkan logam dengan kemurnian yang tinggi dari logam yang kadarnya rendah.

2.7. Aplikasi Electrorefining

Elektrorefining adalah proses elektrolitik yang dilakukan untuk pemurnian logam yang biasanya telah mengalami pemurnian dengan cara lain dengan harapan mencapai kemurnian setinggi-tingginya. Aplikasi elektrorefining dalam industry adalah dalam pemurnian tembaga (Cu).

Tembaga memiliki banyak kegunaan. Salah satu aplikasi penting dalam penggunaan tembaga adalah sebagai konduktor listrik seperti kabel listrik. Konduktivitas listrik tembaga sangat berpengaruh dengan adanya impuritas seperti perak, platinum dan emas. Oleh karena itu tembaga harus dimurnikan terlebih dahulu sebelum digunakan. Hal ini dilakukan dengan proses elektrorefining.

Proses elektrorefning tembaga adalah proses pemurnian tembaga menggunakan prinsip elektrolisa yang bertujuan untuk meningkatkan kadar Cu hingga 99.9%. Proses elektrorefining tembaga ini menggunakan Cu blister sebagai anodanya sedangkan katodanya menggunakan Cu murni dan Stainless Steel (SS) Blank dengan CuSO4 – H2SO4 sebagai elektrolitnya. Elektrolit pada proses ini menggunakan aliran listrik searah.

(13)

BAB III

METODA PERCOBAAN

3. 1. Rancangan Percobaan

Preparasi Sampel dan Reagen :

Sampel (CuSO4.5H2O):

1. Siapkan Larutan CuSO4.5H2O 0.4N 500 ml dan 0.2N CuSO4.5H2O.

2. Untuk mendapatkan CuSO4.5H2O 0.4N dapat dilakukan dengan menimbang 24.955gram CuSO4.5H2O kemudian melarutkannya ke dalam 500ml aquadest.

3. Untuk mendapatkan CuSO4.5H2O 0.2N dapat dilakukan dengan cara mengambil 75 ml larutan CuSO4.5H2O 0.4N. Reagen (KI&Na2S2O3.5H2O):

1. Siapkan Larutan Na2S2O3.5H2O 0.1N 250ml dengan cara menimbang 3.1gram Na2S2O3.5H2O kemudian melarutkan ke dalam 250ml aquadest

2. Untuk Larutan KI 10%W 50ml dengan cara menimbang 5.365 gram kemudian melarutkannya ke dalam 50ml aquadest.

Pembuatan Amilum :

1. Untuk Amilum di buat dengan cara menimbang 3 gram kanji dan melarutkannya ke dalam 100ml aquades ke dalam beaker glass, kemudian di panaskan sambil di aduk sampai suhu 40 derajat celcius kemudian diamkan dan panaskan hingga 60 derajat celcius.

2. Setelah itu angkat amilum yang berada di aquadest tutup dengan kantong plastik hitam dan taruh di tempat yang tidak terkena sinar matahari. Diamkan hingga terbentuk 3 lapisan.

(14)

Cara Kerja :

1. Isi tangki elektrolisis(beaker glass) dengan 500 ml CuSO4.5H2O kemudian letakan anoda dan katoda pada posisi yang sama. 2. Lalu Alirkan Arus sesuai dengan variable arus (30mA & 80 mA)

lalu nyalakan dan atur pengadukan sesuai variable pengadukan (100rpm & 250 rpm). Setelah itu hentikan proses elektrolisis sesuai dengan variable waktu (0,1,6,11 Menit).

3. Setelah elektrolisis selesai, timbang Cu yang berada pada katoda dan hitung kadar Cu2+ sisa di dalam larutan dengan cara mengambil 5ml larutan sisa elektrolisis kemudian tambahkan 3 ml KI 10%w dan diamkan selama 5 menit dengan menutup mulut Erlenmeyer dengan gelas arloji. Setelah 5 menit, titrasi larutan campuran tersebut dengan Na2S2O3.5H2O 0.1N sampai warna larutan berubah menjadi warna kuning, kemudian tambahkan 3 tetes indikator amilum lalu titrasi lagi dengan Na2S2O3.5H2O 0.1N sampai warna larutan berubah menjadi putih susu.

4. Hitung Kadar Cu dan Cu2+ dalam larutan sisa untuk mendapatkan Xm dan Xv.

(15)

3.2. Bahan dan Alat yang Digunakan III.1.1 Bahan: 1. CuSO4.5H2O 0.45 N ; 500 ml 0.2 N ; 150 ml 2. KI 10% W ; 50 ml 3. Na2S2O3 0.1 N ; 250 ml 4. Amilum 5. Aquadest 3.1.2 Alat: 1. Tangki elektrokimia 2. Batang tembaga 3. Besi 4. Voltmeter/ Amperemeter 5. Adaptor 6. Magnetic stirrer 3.3. Gambar Rangkaian Alat

Gambar Rangkaian Alat Elektrolisis

Keterangan :

1. Tangki elektrolisis

2.Katoda (batang tembaga/besi) 3.Anoda (tembaga)

(16)

4.Adaptor,amperemeter,voltmeter

Gambar Rangkaian Alat Titrasi

Data Yang Diperlukan

1. Konsentrasi larutan CuSO4.5H2O

2. Volume titran Na2S2O3 sebelum dan sesudah proses elektrolisa 3. Berat katoda sebelum dan sesudah proses elektrolisa

3.4 Variabel Operasi

5. K = Cu ; A = Cu ; 0.2 N ; 80 mA ; 300 rpm 0 menit; 5 menit ;10 menit 6. K = Cu ; A = Cu ; 0.45 N ; 80 mA ; 300 rpm 0 menit; 5 menit ;10 menit 7. K = Cu ; A = Cu ; 0.45 N ; 40 mA ; 300 rpm 0 menit; 5 menit ;10 menit 8. K = Cu ; A = Cu ; 0.45 N ; 80 mA ; 100 rpm 0 menit; 5 menit ;10 menit 9. K = Fe ; A = Cu ; 0.45 N ; 80 mA ; 300 rpm 0 menit; 5 menit ;10 menit 3.5 Prosedur Percobaan

1. Ambil 3 gram kanji masukkan kedalam beaker glass 250 ml,masukkan air 100 cc lalu panaskan hingga ± 40º sambil diaduk

2. Setelah mencapai ± 40º hentikan pengadukan hingga suhu mencapai ± 60º. 3. Lalu tutup beaker glass tersebut dengan kain hitam dan simpan di tempat gelap.

Keterangan : 1. Klem 2. Statif 3. Buret 4. Erlenmeyer

(17)

4. Isi tangki elektrolisis dengan 500 ml larutan CuSO4.5H2O 0.2 N untuk variabel 1 dan larutan CuSO4.5H2O 0.45 N untuk variabel 2.

5. Letakkan katoda dan anoda pada tangki dengan posisi yang permanen. Hubungkan anoda dengan kutub positif dan katoda dengan kutub negatif penyearah arus

6. Alirkan arus bertegangan rendah (40 mA atau 8 mA) dan jalankan pengadukan dengan perlahan-lahan.

7. Ketika mencapai waktu yang telah ditentukan (0 menit,5menit,10 menit) hentikan pengadukan dan arus listrik, ambil katoda. Selanjutnya cuci katoda, keringkan dan timbang. Analisa cairan sisa elektrolisa dengan metode titrasi iodometri untuk mengetahui kandungan Cu2+ yang masih tersisa.

3.6 Analisa Hasil

Ambil 5 ml cairan sisa hasil elektrolisis, masukkan dalam erlenmeyer dan selanjutnya tambahkan 3 ml larutan KI 10% berat. Tutup mulut labu erlenmeyer dengan gelas arloji kecil dan biarkan selama 5 menit di tempat yang gelap agar reaksi berlangsung dengan sempurna. Selanjutnya cuci tutup gelas arloji dengan aquadest dan masukkan air cucian dalam erlenmeyer, kemudian titrasi larutan tersebut dengan larutan Na2S2O3 0.1 N sampai warna larutan berubah menjadi kuning. Selanjutnya tambahkan 3 tetes indikator amilum ke dalam campuran dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0.1 N sampai warna biru tepat hilang (putih susu)

Cara Perhitungan

1. 𝑋𝑚 =𝑀−𝑀0 𝑀𝐶𝑢 Keterangan :

Xm = konversi massa

M = berat katoda setelah proses elektrolisa

M0 = berat katoda sebelum proses elektrolisa

(18)

2. 𝑋𝑣 = 𝑉0.𝑁−𝑉.𝑁 𝑉0.𝑁 = 𝑉0−𝑉 𝑉0 Keterangan : Xv = konversi Volume

V0 = volume larutan Na2S2O3 sebelum dielektrolisis

V = volume larutan Na2S2O3 setelah dielektrolisis

(19)

BAB IV

HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Percobaan 1 (K = Cu ; A = Cu ; 0.2 N ; 80 mA ; 300 rpm )

Tabel 4.1.1 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 1

Waktu (menit) Massa katoda (gram) Volume total (ml) Xm Xv

0 6.145 19.0 0 0

5 6.154 17.2 0.00221 0.1

10 6.174 15.5 0.00761 0.184

4.1.2 Percobaan 2 (K = Cu ; A = Cu ; 0.45 N ; 80 mA ; 300 rpm )

Tabel 4.1.2 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 2

Waktu (menit) Massa katoda (gram) Volume total (ml) Xm Xv

0 6.156 31.4 0 0

5 6.164 21.7 0.000802 -0.00955

10 6.167 27.4 0.00110 0.127

4.1.3 Percobaan 3 (K = Cu ; A = Cu ; 0.45 N ; 40 mA ; 300 rpm )

Tabel 4.1.3 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 3

Waktu (menit) Massa katoda (gram) Volume total (ml) Xm Xv

0 6.156 27.4 0 0

5 6.164 29.8 0.00092 -0.0876

(20)

4.1.4 Percobaan 4 (K = Cu ; A = Cu ; 0.45 N ; 80 mA ; 100 rpm )

Tabel 4.1.4 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 4

Waktu (menit) Massa katoda (gram) Volume total (ml) Xm Xv

0 6.153 21.7 0 0

5 6.162 20.5 0.00130 0.0553

10 6.172 19.1 0.00276 0.1198

4.1.5 Percobaan 5 (K = Fe ; A = Cu ; 0.45 N ; 80 mA ; 300 rpm )

Tabel 4.1.5 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 5

Waktu (menit) Massa katoda (gram) Volume total (ml) Xm Xv

0 10.902 19.1 0 0

5 10.920 24.3 0.00297 -0.272

10 10.936 28.1 0.0056 -0.471

4.2 Pembahasan

4.2.1 Hubungan Fraksi Massa Terhadap Waktu

a) Variabel Konsentrasi antara Variable 1 (0.2 N) dengan Variable 2 (0.45N)

0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0.007 0.008 0 5 10 15

FR

AK

SI

MAS

SA

WAKTU

Grafik 4.2.1.a Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 1 (0.2N) dengan Variabel (0.45N)

0.2 N 0.45 N

(21)

Berdasarkan grafik 4.2.1.a dapat menunjukkan konversi massa pada variabel 1 (0.2 N ) lebih besar dibandingkan variabel 2 (0.4 N).Seharusnya konversi massa variabel 1 (0.2 N) lebih kecil daripada variabel 2 ( 0.45 N) karena konsentrasi larutan yang besar menunjukkan semakin banyak ion – ion yang terdapat dalam larutan,sehingga ion – ion yang menempel pada katoda pun semakin banyak,dan meyebabkan konversi massa lebih besar.Namun pada percobaan kami terjadi hal sebaliknya.Sesuai dengan reaksi :

CuSO4 + H2O Cu + 2H+ +SO42- + ½ O2

Berdasarkan reaksi diatas,pada larutan akan tinggal asam sulfat.Sifat asam sulfat yang reaktif terhadap logam menyebabkan asam sulfat dalam lerutan berikatan kembali dengan Cu.Sehingga Cu yang harusnya menempel justru menjadi sedikit,sehingga berat Cu pada konsetrasi 0.45 N lebih sedikit dibandingkan pada variabel 1 (0.2 N)

(Topayung,2011) (Wikipedia,2014)

b) Variabel Arus antara Variabel 2 (80 mA) dengan Variabel 3 (40 mA)

Berdasarkan grafik 4.2.1.b diatas,hasil fraksi massa pada variabel 2 (80mA) lebih kecil daripada variabel 3 (40 mA).Seharusnya fenomena ini menyebabkan fraksi masa pada variabel 2 lebih besar daripada variabel 3,karena arus listrik pada varibel 2 lebih besar. Semakin besar arus listrik maka elektrolisis akan berlangsung lebih cepat,karena proses

0 0.0002 0.0004 0.0006 0.0008 0.001 0.0012 0.0014 0 5 10 15 FRAK SI M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.1.b Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 2 (80mA) dengan Variabel 3 (40mA)

80 mA 40 mA

(22)

penghantaran ion – ion dalam katoda lebih cepat,sehingga berat Cu2+ semakin besar.Namun pada percobaan ini,hal ini terbalik karena variabel 3 (40 mA) dilakukan setelah variabel 2 (80 mA). Hal ini menyebabkan kadar Cu2 + pada varibael 3 sudah berkurang,volume titran yang dibutuhkan pun lebih sedikit yaitu 27.4 ml dibanding pada variabel 2 ( 31.4 ml).Volume titran Na2S2O3 ini pun mempengaruhi massa Cu yang harusnya terbentuk sehinnga massa Cu pada katoda variabel 3 (40 mA) lebih kecil dan menyebabkan fraksi molnya lebih besar.

(Abdillah,2010)

c) Variabel Pengadukan antara Variabel 3 (300 rpm) dengan Variabel 4 (100 rpm)

Berdasarkan grafik 4.2.1.c diatas,hasil fraksi massa pada variabel 3 (300 rpm) lebih kecil daripada variabel 4 (100 rpm).Seharusnya fraksi massa pada variabel 3 lebih besar karena dengan adanya pengadukan akan memudahkan ion –ion untuk mendekat ke katoda sehingga mempercepat proses elektrolisis.Namun pada percobaan kami,hal ini terbalik.Hal tersebut dikarenakan belum sempurnanya proses reduksi pada katoda sehingga Cuyang menempel pada elektrolit sedikit saat pengadukan 300 rpm.Hal inilah yang menyebabkan fraksi massanya kecil.

(Abdillah.2010) 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0 5 10 15 FRAK SI M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.1.c Perbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 3 (300 rpm) dengan Variabel 4 (100 rpm)

300 rpm 100 rpm

(23)

d) Variabel Jenis Katoda antara Variabel 2 (Cu) dengan Variabel 5 (Fe)

Berdasarkan grafik 4.2.1.d diatas,menunjukkan konversi massa pada variabel 2 (kadar Cu) lebih kecil dibandingkan variabel 5 (katoda Fe).Hal ini dikarenakan penggunaan katoda yang berbeda pada variabel 2 dengan variabel 5.Pada variabel 2 digunakna katoda Cu ,dimana sesuai deret volta.Cu berada disebelah kanan Fe.

Seperti berikut ini :

Li K Ba Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Ag

Sehingga Fe bersifat mereduksi Cu. Oleh karena itu, pada katoda Cu hanya terjadi reaksi oksidasi yang sedikit menjadi Cu2+ sehingga pada katoda Cu memiliki konversi massa yang lebih rendah dibandingkan katoda Fe.

(Abdillah,2010) (Wikipedia, 2010) 4.2.2 Hubungan fraksi volume terhadap waktu

a. Variabel konsentrasi antara variabel 1(0,2 N) dengan variabel 2 (0,45N) 0 0.001 0.002 0.003 0.004 0.005 0.006 0 2 4 6 8 10 12 FRAK SI M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.1.dPerbandingan Fraksi Massa Terhadap Waktu Variabel 2 (Cu) dengan Variabel 5 (Fe)

Cu Fe

(24)

Berdasarkan grafik 4.2.2.a diatas menunjukkan fraksi volume pada variabel 1 lebih besar daripada variabel 2. Hal ini disebabkan karena pada variabel 1 ion-ion Cu lebih sedikit yang menempel pada katoda dibandingkan pada variabel 2 karena konsentrasi larutan mempengaruhi kecepatan daya hantar ion-ion Cu pada katoda. Dengan sedikitnya Cu yang menempel pada katoda, menyebabkan ion-ion yang tersisa pada variabel 1 lebih banyak. Sehingga saat dititrasi volume titran yang dibutuhkan banyak dan menyebabkan fraksi volume pada variabel 1 lebih besar dibanding variabel 2.

(Abdillah,2010) b. Variabel arus antara variabel 2 (80 mA) dengan variabel 3(40mA)

R² = 0.9975 R² = 0.6939 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0 5 10 15 FRAK SI VOL UM E WAKTU

Grafik 4.2.2.aPerbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 1(0,2 N) dengan variabel 2 (0,45N)

0.2 N 0.45 N Linear (0.2 N) Linear (0.45 N) R² = 0.6939 R² = 0.4848 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0 5 10 15 FRAK SI VOL UM E WAKTU

Grafik 4.2.2.bPerbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 2 (80mA) dengan variabel 3 (40mA)

80 mA 40 mA Linear (80 mA) Linear (40 mA)

(25)

Berdasarkan grafik 4.2.2.b diatas menunjukkan konversi volume pada variabel 2 maupun variabel 3 cenderung menurun kemudian naik kembali. Pada variabel 80 mA menyebabkan Cu2+ semakin banyak yang menempel pada elektroda, sehingga ion Cu2+ dalam larutan semakin sedikit sehingga volume titran yang dibutuhkan semakin sedikit. Hal ini menyebabkan fraksi volume pada arus 80 mA lebih besar daripada saat arus 40 mA. Kedua variabel mengalami fluktuatif sehingga bernilai negative. Hal ini terjadi karena titran Na2S2O3 pada buret rusak karena adanya cahaya dengan reaksi sebagai berikut

S2O32- + H+ → HSO3 + S

Natrium, tiosulfat adalah larutan standar sekunder yang tidak stabil dalam jangka waktu lama. Rusaknya larutan Na2S2O3 ini menyebabkan normalitas Na2S2O3 berkurang sehingga titran yang dibutuhkan untuk menitrasi sisa Cu2+ semakin banyak sedangkan pada waktu 10 menit, fraksi volume naik karena volume titran yang dibutuhkan semakin sedikit karena Cu2+ dalam larutan semakin sedikit. Hal ini dikarenakan Cu semakin banyak yang menempel pada elektroda.

(Topayung, 2011) c. Variabel pengadukan antara variabel 3 (300rpm) dengan variabel 4(100rpm)

Berdasarkan grafik 4.2.2.c di atas menunjukkan konversi volume antara variabel 3 dengan variabel 4. Pada variabel 3, konversi volume cenderung mengalami kenaikan yang cukup konstan karena total volume titran yang dibutuhkan semakin sedikit dengan

R² = 0.4848 R² = 0.998 -0.15 -0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15 0.2 0.25 0 5 10 15 FRAK SI VOL UM E WAKTU

Grafik 4.2.2.cPerbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 3 (300rpm) dengan variabel 4 (100rpm)

300 rpm 100 rpm Linear (300 rpm) Linear (100 rpm)

(26)

bertambahnya waktu. Sedangkan pada variabel 4 grafik menunjukkan fluktuatif, hal ini dikarenakan faktor kinerja indicator yang kami gunakan cenderung menurun

2 Cu2+ +4I- → 2 CuI +I2 I2 + S2O32- → 2I- +S2O6 2-I2 + I- → I3

-I3- + Amilum (A) → AI3- (biru)

Indicator yang kami gunakan adalah amilum. Sedangkan yang kita ketahui, indicator amilum mudah rusak bila terkena paparan sinar matahari. Sehingga kinerja indicator amilum ini mempengaruhi volume titran yang kita butuhkan sehingga berpengaruh pada konversi volume.

(Underwood, 257) d. Variabel katoda antara variabel 2 (Cu) dengan varibel 5 (Fe)

Berdasarkan grafik 4.2.2.d diatas menunjukkan konversi volume pada variabel 5 mengalami penurunan. Sedangkan pada variabel 2 cenderung turun, kemudian naik kembali.Pada katoda Fe,hal tersebut dikarenakan adanya faktor terjadinya korosi.Korosi ini menyebabkan ion –ion Cu yang menempel pada katoda Fe terlarut kembali ke dalam larutan CuSO4.5H2O.Ion Cu yang terlarut kembali menyebabkan volume titran yang dibutuhkan saat titrasi menjadi meningkat.Sehinnga,konversi volume pada katoda Fe semakin kecil,Hal ini sesuai dengan persamaan :

Xv = Vo−V R² = 0.9975 R² = 0.9921 -0.6 -0.5 -0.4 -0.3 -0.2 -0.1 0 0.1 0.2 0.3 0 5 10 15 FRAK SI VOL UM E WAKTU

Grafik 4.2.2.d Perbandingan fraksi volume terhadap waktu variabel 2 (Cu) dengan variabel 3 (Fe)

Cu Fe

Linear (Cu) Linear (Fe)

(27)

(Underwood,334)

4.2.3 Perbandingan Massa Teoritis dan Massa Praktis

0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0 5 10 15 M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.3.a Perbandingan Massa Praktis vs

Massa Teoritis pada Variabel 1

MASSA PRAKTIS MASSA TEORITIS 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0 5 10 15 M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.3.b Perbandingan Massa Praktis vs

Massa Teoritis pada Variabel 2

MASSA PRAKTIS MASSA TEORITIS

(28)

0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0 5 10 15 M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.3.c Perbandingan Massa Praktis vs

Massa Teoritis pada Variabel 3

MASSA PRAKTIS MASSA TEORITIS 0 0.002 0.004 0.006 0.008 0.01 0.012 0.014 0.016 0.018 0.02 0 5 10 15 M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.3.d Perbandingan Massa Praktis vs

Massa Teoritis pada Variabel 4

MASSA PRAKTIS MASSA TEORITIS

(29)

Berdasarkan perhitungan massa praktis dan massa teoritis,dapat dilihat bahwa massa praktis cenderung lebih besar dibandingkan massa teoritis.Hal ini dikarenakan adanya faktor pengadukan pada percobaan kami.Sehinnga,dengan adanya pengadukan,tembaga yang menempel pada katoda akan lebih banyak dibandingkan pada massa teoritis.Hal inilah yang menyebabkan massa praktis lebih besar dibandingkan massa teoritis.

(Abdillah,2010) 0 0.005 0.01 0.015 0.02 0.025 0.03 0.035 0.04 0 5 10 15 M A SS A WAKTU

Grafik 4.2.3.e Perbandingan Massa Praktis vs

Massa Teoritis pada Variabel 5

MASSA PRAKTIS MASSA TEORITIS

(30)

BAB V

PENUTUP

5.I Kesimpulan

1. Berat Cu pada variabel 1 sebesar 4,071 gram Berat Cu pada variabel 2 sebesar 9,970 gram Berat Cu pada variabel 3 sebesar 8.690 gram Berat Cu pada variabel 4 sebesar 6.889 gram Berat Cu pada variabel 5 sebesar 6.064 gram 2. Kadar Cu2+ pada variabel 1 sebesar 0.380 N Kadar Cu2+ pada variabel 2 sebesar 0.638 N Kadar Cu2+ pada variabel 3 sebesar 0.548 N Kadar Cu2+ pada variabel 4 sebesar 0.434 N Kadar Cu2+ pada variabel 5 sebesar 0.382 N

5.2 Saran

1. Sebelum digunakan,anoda dan katoda sebaiknya diamplas terlebih dahulu agar logam yang menempel benar – benar logam hasil elektrolisis.

2. Simpan amilum dalam tempat yang gelap atau minim cahaya. 3. Tutup wadah berisi Na2S2O3 supaya Na2S2O3 tidak mudah rusak. 4. Pastikan kedua elektroda berada pada posisi standart

(31)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah,Sahila.2010.http://ww.febriyanti.com/2010/06/pembahasan-elektrokimia.html.Diakses tanngal 12 Mei 2014.

Anonim.2014.http://id.wikipedia.org/wiki/Deret-elektrokimia.Diakses tanggal 15 Mei 2014.

Anonim.2014. .http://id.wikipedia.org/wiki/asam-boraks.Diakses tanggal 15 Mei 2014.

Badger, W.Z. dan Bachero, J.F., ”Introduction to chemical Engineering”,International student

edition, Mc Graw Hill Book Co., Kogakusha, Tokyo.

Daniels, F.,1961, “Experimental Physical Chemistry”,6thed., Mc Graw Hill book., Kogakusha,

Tokyo.

Topayung, Daud.Tanpa Tahun.Pengaruh arus listrik dan waktu proses terhadap ketebalan dan

massa lapisan yang terbentuk pada proses electroplating pelat baja.Diakses tanggal 12

(32)

DATA HASIL PERCOBAAN

LABORATORIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

MATERI : ELEKTROKIMIA

I. VARIABEL

1. K=Cu ; A=Cu ; 0,20N ; 80mA ; 300 rpm 2. K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 300 rpm 3. K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 40mA ; 300 rpm 4. K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 100 rpm 5. K=Fe ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 300 rpm

II. BAHAN DAN ALAT

BAHAN 1. CuSO4.5H2O 0,45 N ; 500 ml 0,20 N ; 150 ml 2. KI 10% W ; 50 ml 3. Na2S2O3 0,1 N ; 250 ml 4. Amilum 5. Aquadest ALAT 1. Tangki elektrokimia 2. Batang tembaga 3. Besi 4. Voltmeter/ Amperemeter 5. Adaptor 6. Magnetic stirrer

(33)

III. CARA KERJA

PROSEDUR PERCOBAAN

1. Ambil 3 gram kanji masukkan kedalam beaker glass 250 ml,masukkan air 100 cc lalu panaskan hingga ± 40º sambil diaduk

2. Setelah mencapai ± 40º hentikan pengadukan hingga suhu mencapai ± 60º. 3. Lalu tutup beaker glass tersebut dengan kain hitam dan simpan di tempat gelap. 4. Isi tangki elektrolisis dengan 500 ml larutan CuSO4.5H2O 0.2 N untuk variabel 1 dan

larutan CuSO4.5H2O 0.45 N untuk variabel 2.

5. Letakkan katoda dan anoda pada tangki dengan posisi yang permanen. Hubungkan anoda dengan kutub positif dan katoda dengan kutub negatif penyearah arus

6. Alirkan arus bertegangan rendah (40 mA atau 8 mA) dan jalankan pengadukan dengan perlahan-lahan.

7. Ketika mencapai waktu yang telah ditentukan (0 menit,5menit,10 menit) hentikan pengadukan dan arus listrik, ambil katoda. Selanjutnya cuci katoda, keringkan dan timbang. Analisa cairan sisa elektrolisa dengan metode titrasi iodometri untuk mengetahui kandungan Cu2+ yang masih tersisa.

ANALISA HASIL

1. Ambil 5 ml cairan sisa hasil elektrolisis, masukkan dalam erlenmeyer.

2. Tambahkan 3 ml larutan KI 10% berat. Tutup mulut labu erlenmeyer dengan gelas arloji kecil.

3. Biarkan selama 5 menit di tempat yang gelap agar reaksi berlangsung dengan sempurna.

4. Selanjutnya cuci tutup gelas arloji dengan aquadest dan masukkan air cucian dalam erlenmeyer.

5. Kemudian titrasi larutan tersebut dengan larutan Na2S2O3 0.1 N sampai warna larutan berubah menjadi kuning.

6. Selanjutnya tambahkan 3 tetes indikator amilum ke dalam campuran dan dititrasi lagi dengan Na2S2O3 0.1 N sampai warna biru tepat hilang (putih susu).

(34)

CARA PERHITUNGAN

1.

𝑋

𝑚

=

𝑀 − 𝑀0 𝑀𝐶𝑢

Keterangan :

Xm = konversi massa

M = berat katoda setelah proses elektrolisa M0 = berat katoda sebelum proses elektrolisa MCu = berat tembaga dalam cairan mula mula

2.

𝑋

𝑣

=

𝑉0.𝑁 − 𝑉.𝑁 𝑉0.𝑁

=

𝑉0 − 𝑉 𝑉0 Keterangan : Xv = konversi Volume

V0 = volume larutan Na2S2O3 sebelum dielektrolisis V = volume larutan Na2S2O3 setelah dielektrolisis N = Normalitas larutan Na2S2O3

IV. HASIL PERCOBAAN

 Variabel 1 (K=Cu ; A=Cu ; 0,20N ; 80mA ; 300 rpm) T m (gram) V1 (ml) V2 (ml) Vtotal (ml)

0 6,145 7,4 11,6 19

5 6,154 7,1 10,1 17,2

10 6,176 5,7 9,8 15,5

 Variabel 2 (K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 300 rpm) T m (gram) V1 (ml) V2 (ml) Vtotal (ml)

0 6,156 17,2 14,2 31,4

5 6,164 17,8 13,9 31,7

(35)

 Variabel 3 (K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 40mA ; 300 rpm) T m (gram) V1 (ml) V2 (ml) Vtotal (ml)

0 6,156 11,1 16,3 27,4

5 6,164 14,7 15,1 29,8

10 6,167 6,8 14,9 21,3

 Variabel 4 (K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 100 rpm) T m (gram) V1 (ml) V2 (ml) Vtotal (ml)

0 6,153 6,8 14,9 21,7

5 6,162 6,2 14,3 24,3

10 6,172 8,8 10,3 19,1

 Variabel 5 (K=Fe ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 300 rpm) T m (gram) V1 (ml) V2 (ml) Vtotal (ml)

0 10,902 8,8 10,3 19,1

5 10,920 9,2 15,1 24,3

10 10,936 10,9 17,2 28,1

PRAKTIKAN

(FEBRINA FARADHIBA)(RISKI AMALIA)(RIFQI RAKHMANI)

MENGETAHUI, ASISTEN

(36)

LEMBAR PERHITUNGAN

1. VARIABEL 1 ( K=Cu ; A=Cu ; 0,2N 80mA ; 300rpm)  Massa Cu Volume Na2S2O3 = 19 ml Volume CuSO4.5H2O = 5 ml (VxN) 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = (VxN) 𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 19 x 0,1 = 5 x N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,38 = N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,38 = gr Mrx 1000 ml x ek x fp gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,38x 150 1000x 150 66,67x 249,5 2 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 15,998 gram gr𝐶𝑢 = 𝐵𝑀 𝐶𝑢 𝐵𝑀𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑥 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 gr𝐶𝑢 = 63,5 249,5 𝑥 15,998 gram gr𝐶𝑢 = 4,071 gram  Waktu 0 menit 𝑋𝑚0 = 6,145−6,145 4,071 = 0 𝑉𝑚0 = 19,00−19,00 19,00 = 0  Waktu 5 menit 𝑋𝑚5 = 6,154−6,145 4,071 = 0,00221 𝑉𝑚5 = 19,00−17,20 19,00 = 0,1  Waktu 10 menit 𝑋𝑚10 = 6,176−6,145 4,071 = 0,00761 𝑉𝑚10 = 19,00−15,50 19,00 = 0,184 2. VARIABEL 2 ( K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 300rpm)  Massa Cu Volume Na2S2O3 = 31,4 ml Volume CuSO4.5H2O = 5 ml (VxN) 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = (VxN) 𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 31,4 x 0,1 = 5 x N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,628 = N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,628 = gr Mrx 1000 ml x ek x fp gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,628x 500 1000x 249,5 2 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 39,172 gram gr𝐶𝑢 = 𝐵𝑀 𝐶𝑢 𝐵𝑀𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑥 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 gr𝐶𝑢 = 63,5 249,5 𝑥 39,172 gram gr𝐶𝑢 = 9,970 gram  Waktu 0 menit 𝑋𝑚0 = 6,156−6,156 9,970 = 0 𝑉𝑚0 = 31,40−31,40 31,40 = 0  Waktu 5 menit 𝑋𝑚5 = 6,164−6,156 9,970 = 0,000802 𝑉𝑚5 = 31,40−31,70 31,40 = -0,00955  Waktu 10 menit 𝑋𝑚10 = 6,167−6,156 9,970 = 0,00110 𝑉𝑚10 = 31,40−27,40 31,40 = 0,127

(37)

3. VARIABEL 3 ( K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 40mA ; 300rpm)  Massa Cu Volume Na2S2O3 = 27,4 ml Volume CuSO4.5H2O = 5 ml (VxN) 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = (VxN) 𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 27,4 x 0,1 = 5 x N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,548 = N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,548 = gr Mrx 1000 ml x ek x fp gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,548 x 500 1000x 249,5 2 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 34,182 gram gr𝐶𝑢 = 𝐵𝑀 𝐶𝑢 𝐵𝑀𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑥 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 gr𝐶𝑢 = 63,5 249,5 𝑥 34,182 gram gr𝐶𝑢 = 8,69 gram  Waktu 0 menit 𝑋𝑚0 = 6,156−6,156 8,69 = 0 𝑉𝑚0 = 27,40−27,40 27,40 = 0  Waktu 5 menit 𝑋𝑚5 = 6,164−6,156 8,69 = 0,00092 𝑉𝑚5 = 27,40−29,80 27,40 = -0,0876  Waktu 10 menit 𝑋𝑚10 = 6,167−6,156 8,69 = 0,00127 𝑉𝑚10 = 27,40−21,30 27,40 = 0,223 1. VARIABEL 4 ( K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 100rpm)  Massa Cu Volume Na2S2O3 = 21,7 ml Volume CuSO4.5H2O = 5 ml (VxN) 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = (VxN) 𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 21,7 x 0,1 = 5 x N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,434 = N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,434 = gr Mrx 1000 ml x ek x fp gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,434 x 500 1000x 249,5 2 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 27,070 gram gr𝐶𝑢 = 𝐵𝑀 𝐶𝑢 𝐵𝑀𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑥 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 gr𝐶𝑢 = 63,5 249,5 𝑥 27,070 gram gr𝐶𝑢 = 6,889 gram  Waktu 0 menit 𝑋𝑚0 = 6,889 −6,153 6,889 = 0 𝑉𝑚0 = 21,70−21,70 21,70 = 0  Waktu 5 menit 𝑋𝑚5 = 6,162−6,153 6,889 = 0,00130 𝑉𝑚5 = 21,70−20,50 21,70 = 0,0553  Waktu 10 menit 𝑋𝑚10 = 6,172−6,153 6,889 = 0,00276 𝑉𝑚10 = 21,70−19,10 21,70 = 0,1198

(38)

5. VARIABEL 5 ( K=Fe ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 300rpm)  Massa Cu Volume Na2S2O3 = 19,10 ml Volume CuSO4.5H2O = 5 ml (VxN) 𝑁𝑎2𝑆2𝑂3 = (VxN) 𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 19,1 x 0,1 = 5 x N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,382 = N𝐶𝑢𝑆𝑂4.5𝐻2𝑂 0,382 = gr Mrx 1000 ml x ek x fp gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 0,382 x 500 1000x 249,5 2 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 = 23,827 gram gr𝐶𝑢 = 𝐵𝑀 𝐶𝑢 𝐵𝑀𝐶𝑢𝑆𝑂4 𝑥 gr𝐶𝑢𝑆𝑂4 gr𝐶𝑢 = 63,5 249,5 𝑥 23,827 gram gr𝐶𝑢 = 6,064 gram  Waktu 0 menit 𝑋𝑚0 = 10,902−10,902 6,064 = 0 𝑉𝑚0 = 19,10 −19,10 19,10 = 0  Waktu 5 menit 𝑋𝑚5 = 10,920−10,902 6,064 = 0,00092 𝑉𝑚5 = 19,10 −24,30 19,10 = -0,272  Waktu 10 menit 𝑋𝑚10 = 10,936−10,902 6,064 = 0,0056 𝑉𝑚10 = 19,10 −28,10 19,10 = -0,471

(39)

LEMBAR PERHITUNGAN GRAFIK

1. MASSA PRAKTIS  Variabel 1 K=Cu ; A=Cu ; 0,2N 80mA ; 300rpm  t = 0 menit 𝑤0 = 𝑤0− 𝑤0 𝑤0 = 6,145 – 6,145 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 𝑤5− 𝑤0 𝑤5 = 6,154 – 6,145 = 0,009 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 𝑤10− 𝑤0 𝑤10 = 6,176 – 6,145 = 0,031 gr  Variabel 2 K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 300rpm  t = 0 menit 𝑤0 = 𝑤0− 𝑤0 𝑤0 = 6,156 – 6,156 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 𝑤5− 𝑤0 𝑤5 = 6,164 – 6,156 = 0,008 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 𝑤10− 𝑤0 𝑤10 = 6,167 – 6,156 = 0,011 gr  Variabel 3 K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 40mA ; 300rpm  t = 0 menit 𝑤0 = 𝑤0− 𝑤0 𝑤0 = 6,156 – 6,156 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 𝑤5− 𝑤0 𝑤5 = 6,164 – 6,156 = 0,008 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 𝑤10− 𝑤0 𝑤10 = 6,167 – 6,156 = 0,011 gr  Variabel 4 K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 100rpm  t = 0 menit 𝑤0 = 𝑤0− 𝑤0 𝑤0 = 6,153 – 6,153 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 𝑤5− 𝑤0 𝑤5 = 6,162 – 6,153 = 0,009 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 𝑤10− 𝑤0 𝑤10 = 6,172 – 6,153= 0,019 gr

(40)

 Variabel 5 K=Fe ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 100rpm  t = 0 menit 𝑤0 = 𝑤0− 𝑤0 𝑤0 = 10,902 – 10,902 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 𝑤5− 𝑤0 𝑤5 = 10,920– 10,902= 0,018 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 𝑤10− 𝑤0 𝑤10 = 10,936– 10,902 = 0,034 gr 2. MASSA TEORITIS  Variabel 1 K=Cu ; A=Cu ; 0,2N 80mA ; 300rpm w = 𝐴𝑟 𝐶𝑢 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑖 .𝑡 96500  t = 0 menit 𝑤0 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 0 96500 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 300 96500 = 0,0079 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 600 96500 = 0,0158 gr  Variabel 2 K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 300rpm w = 𝐴𝑟 𝐶𝑢 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑖 .𝑡 96500  t = 0 menit 𝑤0 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 0 96500 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 300 96500 = 0,0079 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 600 96500 = 0,0158 gr  Variabel 3 K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 40mA ; 300rpm w = 𝐴𝑟 𝐶𝑢 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑖 .𝑡 96500  t = 0 menit 𝑤0 = 63,5 2 𝑥 0,04 . 0 96500 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 63,5 2 𝑥 0,04 . 300 96500 = 0,0039 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 63,5 2 𝑥 0,04 . 600 96500 = 0,0079 gr

(41)

 Variabel 4 K=Cu ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 1300rpm w = 𝐴𝑟 𝐶𝑢 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑖 .𝑡 96500  t = 0 menit 𝑤0 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 0 96500 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 300 96500 = 0,0079 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 63,5 2 𝑥 0,08 . 600 96500 = 0,0158 gr  Variabel 5 K=Fe ; A=Cu ; 0,45N 80mA ; 1300rpm w = 𝐴𝑟 𝐶𝑢 𝑣𝑎𝑙𝑒𝑛𝑠𝑖 𝑥 𝑖 .𝑡 96500  t = 0 menit 𝑤0 = 56 2 𝑥 0,08 . 0 96500 = 0 gr  t = 5 menit 𝑤5 = 56 2 𝑥 0,08 . 300 96500 = 0,0069 gr  t = 10 menit 𝑤10 = 56 2 𝑥 0,08 . 600 96500 = 0,0139 gr 3. GRAFIK t vs Xm DAN t vs Xv  Variabel 1 t vs Xm t (x) Xm (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,00221 0,0111 25 10 0,00761 0,0761 100 15 0,00982 0,0872 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (0,08715) − (15) (0,00982) 3 (125)− (15)2 m = 7,61 . 10−4  c = 𝛴𝑥2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,00982) − (15) (0,08715) 3 (125)− (15)2 c = −5,3167 . 10−4  y = mx + c y = 7,61. 10−4𝑥 − 5,3167. 10−4 t vs Xv t (x) Xv (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,1 0,5 25 10 0,184 1,84 100 15 0,284 2,34 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (2,34) − (15) (0,284) 3 (125)− (15)2 m = 0,0184

(42)

 c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,284) − (15) (2,34) 3 (125)− (15)2 c = 2,667 . 10−3  y = mx + c y = 0,0184𝑥 + 2,667 . 10−3  Variabel 2 t vs Xm t (x) Xm (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,000802 0,00401 25 10 0,00110 0,0110 100 15 0,001902 0,01501 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (0,01501) − (15) (0,001902) 3 (125)− (15)2 m = 1, 1 . 10−4  c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,001902) − (15) (0,01501) 3 (125)− (15)2 c = 8,4 . 10−5  y = mx + c y = 1,1. 10−4𝑥 + 8,4 . 10−5 t vs Xv T (x) Xv (y) Xy X2 0 0 0 0 5 -0,0096 -0,048 25 10 0,127 1,27 100  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (1,222) − (15) (0,1174) 3 (125)− (15)2 m = 0,0127  c = 𝛴𝑥2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,1174) − (15) (1,222) 3 (125)− (15)2 c = −0,0243  y = mx + c y = 0,0127𝑥 − 0,0243  Variabel 3 t vs Xm t (x) Xm (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,00092 0,0046 25 10 0,00127 0,0127 100 15 0,00219 0,0173 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (0,0173) − (15) (0,00219) 3 (125)− (15)2 m = 1,27 . 10−4  c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,00219) − (15) (0,0173) 3 (125)− (15)2 c = 9,5 . 10−5  y = mx + c y = 1,27. 10−4𝑥 + 9,5. 10−5

(43)

15 0,1174 1,222 125 t vs Xv t (x) Xv (y) xy x2 0 0 0 0 5 -0,0876 -0,438 25 10 0,223 2,23 100 15 0,1354 1,792 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (1,792) − (15) (0,1354) 3 (125)− (15)2 m = 0,0223  c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,1354) − (15) (1,792) 3 (125)− (15)2 c = 0,0949  y = mx + c y = 0,0223𝑥 + 0,0949  Variabel 4 t vs Xm t (x) Xm (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,00130221 0,0065 25 10 0,00276 0,0276 100 15 0,00406 0,0341 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (0,0341) − (15) (0,00406) 3 (125)− (15)2 m = 2,76 . 10−4  c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2  y = mx + c y = 2,76 . 10−4𝑥 − 2, 67. 10−5 t vs Xv t (x) Xv (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,0553 0,2765 25 10 0,1198 1,1980 100 15 0,1751 1,4745 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (1,4745) − (15) (0,1751) 3 (125)− (15)2 m = 0,01198  c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,1751) − (15) (1,4745) 3 (125)− (15)2 c = 1,53 . 10−3  y = mx + c y = 0,01198𝑥 + 1,53.10−3  Variabel 5 t vs Xm t (x) Xm (y) xy x2 0 0 0 0 5 0,00297 0,0149 25 10 0,0056 0,056 100 15 0,00857 0,0709 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (0,0709) − (15) (0,00857) 3 (125)− (15)2

(44)

c = (125) (0,00406) − (15) (0,0341) 3 (125)− (15)2 c = −2, 67 . 10−5  c = 𝛴𝑥 2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (0,00857) − (15) (0,0709) 3 (125)− (15)2 c = 5,167 . 10−5  y = mx + c y = 5,61 . 10−4𝑥 + 5,167. 10−5 t vs Xv t (x) Xv (y) xy x2 0 0 0 0 5 -0,272 -1,36 25 10 -0,471 -4,71 100 15 -0,743 -6,07 125  m = 𝑛.𝛴𝑥𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 m = 3 (−6,07) − (15) (−0,743) 3 (125)− (15)2 m = −0,0471  c = 𝛴𝑥2 𝛴𝑦− 𝛴𝑥𝛴𝑥𝑦 𝑛.𝛴𝑥2− (𝛴𝑥)2 c = (125) (−0,743) − (15) (−6,07) 3 (125)− (15)2 c = −0,0122  y = mx + c y = −0,0471𝑥 − 0,0122 m = 5,61 . 10−4

(45)

LEMBAR PERHITUNGAN REAGEN

1. CuSO4.5H2O 0,45 N ; 500ml N = gram Mr

x

1000 V

x valensi

0,45 = gram 249,55

x

1000 500

x 2

gram = 28,074 gram CuSO4.5H2O 0,2 N ; 150 ml 0,45N x volume = 0,2N x 150 ml volume = 0,2 N x 150 ml 0,45 N volume = 66,67 ml 2. Na2S2O3.5H2O 0,1 N ; 250 ml N = gram Mr

x

1000 V

x valensi

0,1 = gram 248

x

1000 250

x 2

gram = 3,1 gram 3. KI 10%w ; 50 ml

Vtotal = Vsolute + Vsolvent

50 ml = 10 100w 3,13cm3gr + 90 100w 1cm3gr 50 ml = 0,1w + 0,9(3,13)w 3,13gramcm3 156,5 = 2,917w w = 53,65 gram Vaquades = 90 100𝑤 𝜌.𝑎𝑞𝑢𝑎𝑑𝑒𝑠 Vaquades = 90 100 𝑥 53,65 1𝑔𝑟 𝑐𝑚3 Vaquades = 48,286 ml w. KI = 10% w w. KI = 0,1 x 53,65 w. KI = 5,365 gram

(46)

LEMBAR KUANTITAS REAGEN

LABORATURIUM DASAR TEKNIK KIMIA II

JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS DIPONEGORO

PRAKTIKUM KE : 5

MATERI : ELEKTROKIMIA

HARI/TANGGAL : SELASA / 6 MEI 2014

KELOMPOK : VI / KAMIS SIANG

NAMA : 1. RIFQI RAKHMANI AL FARISI

2. FEBRINA FARADHIBA 3. RISKI AMALIA

ASISTEN : DAVID PASCAL JONATHAN

KUANTITAS REAGEN

NO JENIS REAGEN KUANTITAS

1. CuSO4 . 5H2O 0,45N ; 500 ml 0,20N ; 150 ml 2. Na2S2O3 0,10N ; 250 ml 3. KI 10% w 4. Amilum secukupnya 5. Aquadest secukupnya TUGAS TAMBAHAN : CATATAN :

Cari referensi aplikasi elektrorefining buat resume saat P0.

1. K=Cu ; A=Cu ; 0,20N ; 80mA ; 300 rpm 2. K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 300 rpm 3. K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 40mA ; 300 rpm 4. K=Cu ; A=Cu ; 0,45N ; 80mA ; 100 rpm

SEMARANG, 13 MEI 2014

ASISTEN

(47)

REFERENSI

 Hubungan Variabel v dan vi (Perbandingan Arus)

Tampak bahwa Xv beratambah seiring berjalannya waktu. Hal ini dikarenakan terjadi reduksi Cu 2+ menjadi Cu pada katoda. Terjadinya reduksi cu pada larutan CusO4.5H2O mengakibatkan kandungan Cu di dalkamnya menjadi lebih sedikit berkurang sehingga v titiran Na2S2O3 yang dibutuhkan juga menjadi berkurang (V lebih banyak dibandingkan variabel v. Hal ini disebabkjan perbedaan besar arus. Variabel vi mempunyai arus yang lebih besar dibandingkan pada variabel v. Sesuai rumus hukum faraday 1

W =e.i.c/96500

Jadi endapan Cu yang dihasilkan pada arus 70mA lebih banyak dibandingkan endapan Cu yang dihasilkan pada arus 50mA. Banyaknya endapan Cu pada katoda menyebabkan kandungan Cu pada larutan Cuso4.5H2O berkurang sehingga kandungan Cu pada larutan Cuso4.5H2O 70mA lebih sedikit dibandingkan pad 50mA. Hal ini mengakibatkan v titran yang dibutuhkan pada 70mA mengalami penurunan lebih besar daripada saat 50mA. Sesuai perhitungan rumus:

XV=V0-V/V0

Dimana Xv berbanding lurus dengan (V-V0) penurunan volume titran. Sehingga didapt grafik waktu terhadap konversi volume pada 70 mA lebih tinggi dibandingkan pada 50 mA.

Reff: www. Chem-is-try.org

 Hubungan variabel iii dan iv (perbandingan katoda)

Tampak bahwa Xv beratambah seiring berjalannya waktu. Hal ini dikarenakan terjadi reduksi Cu 2+ menjadi Cu pada katoda. sehingga kandungan Cu di dalamnya menjadi lebih sedikit berkurang. Pengurangan v titran pada katoda Cu lebih sedikit dibandingkan pada katoda C. Sebab pada variabel iv terjadi keseimbangan reaksi redoks(E sel=0). Berkurangnya kandungan Cu2+ yang terdapt pada larutan CuSO4.5H2O setelah direduksi menjadi endapan CU, diimbangi dengan anoda CU yang teroksidasi menjadi Cu 2+.

Hal ini menyebabkan kandungan Cu 2+ berkurang sedikit. Sehingga volum titran yang digunakan pada saat sebelum dan sesudah elektrolisis kecil.

XV=V0-V/V0

Xv berbanding lurus dengan V0-V. Karena V0-V pada variabel iv lebih kecil daripada iii, maka Xv variabel iv lebih kecil daripada variabel iv

(48)

Deret elektrokimia

Deret elektrokimia atau deret Volta adalah urutan logam-logam (ditambah hidrogen) berdasarkan kenaikan potensial elektrode standarnya.

Umumnya deret volta yang sering dipakai adalah adalah:

Li K Ba Sr Ca Na Mg Al Mn Zn Cr Fe Cd Co Ni Sn Pb H Sb Bi Cu Hg Ag Pt Au

Pada Deret Volta, unsur logam dengan potensial elektrode lebih negatif ditempatkan di bagian kiri, sedangkan unsur dengan potensial elektrode yang lebih positif ditempatkan di bagian kanan.

Semakin ke kiri kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka

 Logam semakin reaktif (semakin mudah melepas elektron)

 Logam merupakan reduktor yang semakin kuat (semakin mudah mengalami oksidasi) Sebaliknya, semakin ke kanan kedudukan suatu logam dalam deret tersebut, maka

 Logam semakin kurang reaktif (semakin sulit melepas elektron)

 Logam merupakan oksidator yang semakin kuat (semakin mudah mengalami reduksi) Salah satu metode untuk mencegah korosi antara lain dengan menghubungkan logam (misalnya besi) dengan logam yang letaknya lebih kiri dari logam tersebut dalam deret volta (misalnya magnesium) sehingga logam yang mempunyai potensial elektrode yang lebih negatif lah yang akan mengalami oksidasi. Metode pencegahan karat seperti ini disebut perlindungan katodik. Contoh lain dari perlindungan katodik adalah pipa besi, tiang telepon, dan berbagai barang lain yang dilapisi dengan zink, atau disebut Galvanisasi. Zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Oleh karena potensial reduksi besi lebih positif daripada zink (posisinya dalam deret Volta lebih ke kanan), maka besi yang kontak dengan zink akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Dengan demikian besi terlindungi dan zink yang mengalami oksidasi. Badan mobil-mobil baru pada umumnya telah digalvanisasi, sehingga tahan karat.Larutan garam suatu logam yang berada di bagian kiri dapat bereaksi dengan logam yang berada di bagian kanan. Contohnya larutan FeCl3 (feri chloride) boleh mengikis Cu (copper / tembaga).

(49)

DIPERIKSA

KETERANGAN TANDA TANGAN

NO TANGGAL

1 9 Juni 2014 - Lihat Format

- Referensi no footer and header - Daftar tabel dan Gambar

Gambar

Gambar Rangkaian Alat Elektrolisis  Keterangan :
Tabel 4.1.2 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 2
Tabel 4.1.5 Hasil Percobaan Elektrokimia Variabel 5
Grafik 4.2.1.b Perbandingan Fraksi Massa Terhadap  Waktu Variabel 2 (80mA) dengan Variabel 3 (40mA)
+7

Referensi

Dokumen terkait

2 Wakil Dekan Bidang I SALINAN TERKENDALI 02 3 Wakil Dekan Bidang II SALINAN TERKENDALI 03 4 Manajer Pendidikan SALINAN TERKENDALI 04 5 Manajer Riset dan Pengabdian

Trichoderma yang dikultur dapat tumbuh cepat pada suhu 25-30 °C, namun pada suhu 35 °C cendawan ini tidak dapat tumbuh.. Perbedaan suhu mempengaruhi produksi beberapa enzim

Pengawasan kualitas merupakan alat bagi manajemen untuk memperbaiki kualitas produk bila dipergunakan, mempertahankan kualitas produk yang sudah tinggi dan

Para PNS lingkungan Kecamatan dan Kelurahan wajib apel pagi setiap hari senin di Halaman Kantor Kecamatan Kebayoran Baru, dan akan diberikan teguran kepada yang tidak ikut apel

Profitabilitas dan Struktur Modal Terhadap Harga Saham pada Perusahaan Subsektor Coal Mining yang Terdaftar di BEI”. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1

penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal. d) Apakah anggota keluarga ada yang mengalami gangguan jiwa. e)

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode latihan berstruktur yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa mengikuti langkah-langkah sebagai berikut (1) guru

Tujuan dan manfaat desain adalah melestarikan nilai-nilai budaya yang terkandung dalam cerita nusantara serta menyajikan cerita rakyat Jaka Tarub dan 7 Bidadari