• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam pelaksanaannya, pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 mengalami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Dalam pelaksanaannya, pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 mengalami"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

4.1. Data keterlambatan proyek

Dalam pelaksanaannya, pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 mengalami

keterlambatan. Keterlambatan tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi data kurva S,

dimana terdapat penyimpangan cukup besar antara rencana dengan realisasi. Menurut

data kurva S rencana, sampai bulan Januari 2017, harusnya 75.80% pekerjaan

terselesaikan. Namun realisasinya, baru 20.07% pekerjaan yang terselesaikan. Maka,

dapat dihitung sampai bulan Januari 2017 progress pekerjaan minus 55.73%.

4.2. Kuesioner tahap pertama

Kuesioner tahap pertama adalah kuesioner validasi awal terhadap para pakar pada

Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Yang menjadi pakar

adalah para pimpinan atau senior Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1

Jakarta yang sudah terlibat di dunia konstruksi gedung. Tujuan dari pelaksanaan

kuesioner tahap pertama adalah untuk melihat tanggapan pakar mengenai variabel yang

ditemukan peneliti melalui studi literatur. Para pakar memberi komentar dan masukan

mengenai variabel dari literatur agar relevan dan dapat digunakan untuk penelitian yang

akan digunakan. Berikut ini adalah data pakar pada kuesioner tahap pertama:

Tabel 4.1 Data Pakar

No. Jabatan Pendidikan Terakhir Pengalaman Kerja

1 Project Manager S1 24 th

2 Structural Manager S1 26 th

3 MEP Manager S1 30 th

4 Planning and Method Engineer S2 4.5 th

5 Supervisor S1 5 th

(2)

Pada tahap ini para pakar memberikan tanggapan, perbaikan beserta masukan terhadap

9 variabel independen beserta 91 indikator penelitian yang diajukan oleh penulis.

Setelah kuesioner terkumpul, lalu dilakukan perbaikan atas yakni indikator maupun

variabel yang tidak disetujui oleh pakar akan dibuang dan tidak dipergunakan pada

pengumpulan data tahap kedua yaitu kuesioner tahap kedua kepada responden yakni

jajaran staff PT. Acset Indonusa, Tbk yang bekerja di proyek Pembangunan Gedung

Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Berikut adalah tabel validasi awal pakar penelitian

(3)

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X

Variabel Kode Indikator Pakar

1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan Faktor bahan (Material)

X11 Kekurangan bahan konstrusi x x √ x Tidak

X12 Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi x Ya

X13 Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi x x x x x Tidak X14 Kesulitan dalam memperoleh harga resmi dari pemasok material x x x x x Tidak X15 Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan Ya

X16 Keterlambatan keluarnya hasil uji / test material x x √ √ x Tidak

X17 Keterlambatan pengiriman material x x x √ x Tidak

X18 Kerusakan material di tempat penyimpanan x x x x x Tidak

X19 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan x √ √ √ √ Ya

X110 Kelangkaan karena kekhususan x Ya

X111 Ketidaktepatan waktu pemesanan x √ √ √ √ Ya

X112 Kenaikan harga material x x x x x Tidak

X113 Terjadi pencurian material x x √ x x Tidak

X114 Kesulitan dalam pemasangan material tertentu x x Ya

Faktor tenaga kerja (Man Power)

X21 Kekurangan tenaga kerja x √ √ Ya

X22 Kemampuan tenaga kerja terkait produktivitas x Ya

X23 Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja x x √ x x Tidak

X24 Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja x x x x x Tidak

X25 Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam

proyek √ √ √ √ x Ya

X26 Pengalaman personel kontraktor yang tidak mencukupi x x Ya

X27 Kualifikasi personel tidak sesuai di bidangnya x x Ya

(4)

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)

Variabel Kode Indikator Pakar

1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan

X28 Instruksi kerja tidak jelas x √ x √ x Tidak

Faktor tenaga kerja (Man Power)

X29 Pemogokan x x x Tidak

X210 Kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi x √ √ √ √ Ya X211 Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menentukan atau

menerapkan metode pelaksanaan √ √ x √ √ Ya

X212 Kerja lembur yang berlebihan x x x x x Tidak

X213 Kurangnya program pelatihan yang berkaitan dengan bidang yang ditangani x √ √ √ x Ya Faktor peralatan

(Equipment)

X31 Kerusakan peralatan x x √ √ x Tidak

X32 Kekurangan peralatan Ya

X33 Kemampuan mandor atau operator yang kurang x Ya

X34 Keterlambatan pengiriman peralatan x x √ √ x Tidak

X35 kualitas peralatan yang digunakan x x √ √ x Tidak

X36 Penggunaan peralatan yang tidak efisien x √ √ √ √ Ya

X37 Kesalahan manajemen peralatan x x Ya

Faktor keuangan (Financing)

X41 Ketersedian keuangan selama pelaksanaan x x √ x Ya

X42 Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner x √ √ √ Ya

X43 Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian

lebih cepat dari jadwal x √ x x x Tidak

X44 Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat

alasan tertentu x x √ √ √ Ya

X45 Modal kontraktor tidak mencukupi x x x x Tidak

(5)

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)

Variabel Kode Indikator Pakar

1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan Faktor keuangan (Financing)

X46 Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja,

sehingga mereka memilih untuk memutuskan hubungan kerja √ x √ √ √ Ya

X47 Situasi perekonomian nasional x x x x x Tidak

X48 Inflasi mata uang x x √ x x Tidak

X49 Fluktuasi harga barang atau material x x √ √ x Tidak

Faktor lingkungan (Environment)

X51 Faktor sosial dan budaya x x x x √ Tidak

X52 Praktik penipuan dan suap x x √ x √ Tidak

X53 Pengaruh udara panas pada aktivitas konstruksi x x √ x x Tidak

X54 Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi x x √ √ √ Ya

X55 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek x x x x Tidak X56 Lokasi proyek yang sulit dijangkau (akses/jalan masuk ke lokasi) x x x x x Tidak

X57 Permasalahan dengan tetangga sekitar x x x √ x Tidak

Faktor perubahan (Change)

X61 Perubahan desain yang terlalu signifikan (perubahan lebih dari 50% dari

desain sebelumnya) √ √ √ √ x Ya

X62 Terjadi perubahan desain oleh Owner saat pelaksanaan Ya

X63 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana x √ √ √ Ya

X64 Ketidakmatangan desain dari Owner Ya

X65 Perubahan metode kerja oleh kontraktor x x x Tidak

X66 Kesalahan dalam penyelidikan tanah x x x x √ Tidak

X67 Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan x x x x √ Tidak

X68 Masalah geologi di lokasi x x x x √ Tidak

(6)

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)

Variabel Kode Indikator Pakar

1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan Faktor perubahan (Change)

X69 Kesalahan yang terjadi selama proses konstrusi oleh kontraktor yang

mengakibatkan perubahan desain x √ x x √ Tidak

X610 Perubahan atas pekerjaan yang telah selesai (rework) x Ya

Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation)

X71 Perolehan ijin dari Pemerintah x √ √ x Ya

X72 Peraturan baru yang membutuhkan waktu untuk diimplementasikan x x √ √ x Tidak

X73 Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek x x x Tidak

Faktor kontrak (Contractual Relationship)

X81 Kurangnya pemahaman isi kontrak x √ √ √ √ Ya

X82 Ketidaksepahaman aturan pembuatan kerja x x √ x x Tidak

X83 Perubahan lingkup kerja pada saar pelaksanaan x Ya

X84 Rendahnya pengontrolan dokumen x √ √ x x Tidak

X85 Konflik antara kontraktor dan konsultan x x √ √ x Tidak

X86 Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan Owner x √ √ Ya

X87 Keterlambatan Owner dalam pembuatan keputusan Ya

X88 Negosiasi dan perijinan pada kontrak x x √ √ x Tidak

X89 Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek x √ √ √ x Ya X810 Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan Ya X811 Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek x x x Tidak

X812 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan x √ x Ya

X813 Penyampaian informasi yang kurang lengkap x √ √ √ √ Ya

Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)

X91 Kontrol kontraktor utama terhadap subkontraktor dalam pelaksanaan

pekerjaan √ x x √ √ Ya

X92 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang

(7)

Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)

Variabel Kode Indikator Pakar

1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan

Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)

X93 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek x √ x Ya

X94 Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor x x Ya

X95 Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC Ya

X96 Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek x √ x x x Tidak X97 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan

konstruksi √ √ x √ √ Ya

X98 Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Utama (Pekerjaan

Penggalian/Penimbunan, Pekerjaan Pondasi) √ √ √ √ x Ya

X99 Teknologi yang tertinggal x x x x Tidak

X910 Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik x √ √ √ x Ya

X911 Adanya pekerjaan tambah Ya

X912 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek x x √ x Tidak

X913 Persiapan dan ijin Shop Drawing Ya

X914 Telatnya pengajuan perubahan desain x √ √ √ √ Ya

X915 Menunggu ijin untuk kontrol material x x x √ √ Tidak

(8)

Dari rekapitulasi tersebut terdapat 44 indikator yang dieliminasi menurut para pakar dan

tidak masuk dalam penyebaran kuesioner tahap dua, sehingga untuk selanjutnya

indikator yang dipakai ada 47 indikator untuk variabel independen (X), dengan kode

yang telah disesuaikan, serta ditambah 1 indikator untuk variabel dependen (Y).

Tabel 4.3 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel X

Kategori Kode Indikator

Faktor bahan (Material) X11 Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi

X12 Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan

digunakan

X13 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan

X14 Kelangkaan karena kekhususan

X15 Ketidaktepatan waktu pemesanan

X16 Kesulitan dalam pemasangan material tertentu

Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor

X21 Kekurangan tenaga kerja

X22 Kemampuan tenaga kerja terkait produktivitas

X23 Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat

di dalam proyek

X24 Pengalaman personel kontraktor yang tidak mencukupi

X25 Kualifikasi personel tidak sesuai di bidangnya

X26 Kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi

X27 Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menerapkan

metode pelaksanaan

X28 Kurangnya program pelatihan yang berkaitan dengan bidang yang

ditangani

X29 Kemampuan mandor atau operator yang kurang

X210 Penggunaan peralatan yang tidak efisien Faktor peralatan

(Equipment)

X31 Kekurangan peralatan

X32 Kesalahan manajemen peralatan

Faktor keuangan (Financing)

X41 Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner

X42 Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai

kontrak akibat alasan tertentu

X43 Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga

kerja, sehingga mereka memilih untuk memutuskan hubungan kerja

Faktor lingkungan (Environment)

X51 Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi

Faktor perubahan (Change) serta Design & Method

X61 Perubahan desain yang terlalu signifikan

X62 Terjadi perubahan desain oleh Owner saat pelaksanaan

X63 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana

X64 Ketidakmatangan desain dari Owner

(9)

Tabel 4.3 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel X (Lanjutan)

Kategori Kode Indikator

Faktor perubahan (Change) serta Design & Method

X65 Adanya rework

X66 Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik

X67 Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menentukan

metode pelaksanaan Faktor hubungan dengan

pemerintah (Government Relation)

X71 Perolehan ijin dari Pemerintah

Faktor kontrak (Contractual Relationship)

X81 Kurangnya pemahaman isi kontrak

X82 Perubahan lingkup kerja pada saat pelaksanaan

X83 Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan Owner X84 Keterlambatan Owner dalam pembuatan keputusan

X85 Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam

proyek

X86 Adanya pekerjaan tambah

X87 Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada

perencanaan

X88 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan

X89 Penyampaian informasi yang kurang lengkap

Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)

X91 Kontrol kontraktor utama terhadap subkontraktor dalam

pelaksanaan pekerjaan

X92 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi

sedang berjalan

X93 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek

X94 Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor

X95 Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC

X96 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung

pelaksanaan konstruksi

X97 Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan di Jalur Kritis (Pekerjaan

Penggalian/Penimbunan, Pekerjaan Pondasi) X98 Persiapan dan ijin Shop Drawing

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Tabel 4.4 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel Y

Kategori Kode Indikator

Keterlambatan Y1 Bagaimana kinerja waktu pekerjaan yang anda kerjakan?

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

4.3. Kuesioner tahap kedua

Setelah dilakukan penyesuaian dengan hasil validasi terhadap para pakar, maka

(10)

dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Kuesioner dapat

dilihat pada lampiran penelitian ini.

Responden dalam penelitian ini adalah staff yang bekerja di PT. Acset Indonusa, Tbk

selaku main contractor pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1

Jakarta. Responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai tingkat pengaruh suatu

peristiwa terhadap keterlambatan pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung

Thamrin Nine Phase 1, Jakarta. Sehingga dapat diperoleh bagaimana penilaian terhadap

penyebab terjadinya keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine

Phase 1 Jakarta. Penjelasan data responden akan disajikan sebagai berikut.

4.3.1. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden

Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran jenis kelamin dapat

dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.

Tabel 4.5 Distribusi Jenis Kelamin Responden

Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)

Laki-Laki (L) 42 84

Perempuan (P) 8 16

Jumlah 50 100

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berjenis

kelamin laki-laki dengan jumlah 42 orang atau sebesar 84%, sedangkan responden

paling sedikit berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang dengan prosentase sebesar

(11)

Laki-Laki (L) 84% Perempuan (P)

16%

JENIS KELAMIN

Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Data Jenis Kelamin Responden

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

4.3.2. Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok usia responden

Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran kelompok usia

responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.

Tabel 4.6 Distribusi Kelompok Usia Responden

Kelompok Usia Frekuensi Prosentase (%)

≤ 20 th 1 2 21 - 25 th 21 42 26 - 30 th 11 22 31 - 35 th 4 8 36 - 40 th 5 10 41 - 45 th 2 4 46 - 50 th 5 10 > 50 th 1 2 Jumlah 50 100

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari tabel pengelompokan usia di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar distribusi

responden berdasarkan usia berada pada usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 21 orang

dengan prosentase 42%. Kemudian untuk usia 26-30 tahun ada sebanyak 11 orang

dengan prosentase 22%. Untuk usia 36-40 tahun dan 46-50 tahun, masing-masing

sebanyak 5 orang dengan prosentase 10%. Untuk usia 31-35 tahun ada sebanyak 4

(12)

≤ 20 th 2% 21 - 25 th 42% 26 - 30 th 22% 31 - 35 th 8% 36 - 40 th 10% 41 - 45 th 4% 46 - 50 th 10% > 50 th 2% KELOMPOK USIA

prosentase 4%. Dan jumlah paling sedikit sebanyak 1 orang adalah responden dengan

usia ≤ 20 th dan > 50 th dengan prosentase sebesar 2%. Berikut adalah distribusi

kelompok usia responden menggunakan gambar pie chart.

Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Data Kelompok Usia Responden

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

4.3.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden

Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran pendidikan terakhir

responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.

Tabel 4.7 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden

Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)

SMK 10 20

D3 6 12

S1 31 62

S2 3 6

Jumlah 50 100

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden

berdasarkan pendidikan terakhirnya rata-rata berpendidikan S1 yaitu sebanyak 31 orang

dengan prosentase 62%. Sedangkan responden dengan pendidikan SMK, D3, dan S2

(13)

Berikut adalah distribusi pendidikan terakhir responden menggunakan gambar pie

chart.

Gambar 4.3 Pie Chart Distribusi Data Pendidikan Terakhir Responden

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

4.3.4. Distribusi frekuensi berdasarkan jabatan responden

Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran jabatan responden dapat

dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.

Tabel 4.8 Distribusi Jabatan Responden

Jabatan Frekuensi Prosentase (%)

Cost Enginering 1 2 Drafter 7 14 Drawing Checker 4 8 Engineer 13 26 Kepala Logistik 1 2 Koordinator Drafter 1 2 MEP Manager 1 2

Planning & Method Engineer 3 6

Quality Control 6 12

Site Manager 5 10

Supervisor 8 16

Jumlah 50 100

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017) SMK 20% D3 12% S1 62% S2 6% PENDIDIKAN TERAKHIR

(14)

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden

berdasarkan jabatan responden berada pada posisi Engineer yaitu sebanyak 13 orang

dengan prosentase 26%. Berikut adalah distribusi jabatan responden dengan

menggunakan gambar bar chart.

Gambar 4.4 Bar Chart Distribusi Data Jabatan Responden

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

4.3.5. Distribusi frekuensi berdasarkan lama kerja responden

Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran lama kerja responden

dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.

Tabel 4.9 Distribusi Lama Kerja Responden

Lama Kerja Frekuensi Prosentase (%) 1 s/d 5 th 32 64 6 s/d 10 th 5 10 11 s/d 15 th 4 8 16 s/d 20 th 3 6 21 s/d 25 th 3 6 26 s/d 30 th 3 6 Jumlah 50 100

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

0 2 4 6 8 10 12 14 JABATAN RESPONDEN

(15)

1 s/d 5 th 64% 6 s/d 10 th 10% 11 s/d 15 th 8% 16 s/d 20 th 6% 21 s/d 25 th 6% 26 s/d 30 th 6% LAMA KERJA

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden

berdasarkan lama kerja responden, paling banyak adalah pada rentang 1 s/d 5 tahun

yaitu dengan 32 orang dengan prosentase sebesar 64%.berada pada posisi Engineer

yaitu sebanyak 13 orang dengan prosentase 26%. Berikut adalah distribusi lama kerja

responden dengan menggunakan gambar pie chart.

Gambar 4.5 Bar Chart Distribusi Data Lama Kerja Responden

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

4.4. Analisis statistik deskriptif

Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara

mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya

tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi

(Sugiyono, 2009: 147 dalam Windyastuti, 2013).

Analisis ini memiliki kegunaan untuk menyajikan karakteristik tertentu suatu data dari

sampel tertentu. Analisis ini memungkinkan peneliti mengetahui secara tepat gambaran

sekilas dan ringkas dari data yang didapat (Galuh, 2011).

Dengan menggunakan program SPSS versi 24, didapat nilai sum, mean, median, mode,

(16)

sekilas mengenai sub faktor-faktor penyebab keterlambatan yang memiliki skala

tertinggi pada proyek yang dilihat dari skor total tertinggi pada masing-masing variabel.

Hasil analisis deskriptif akan disajikan dalam masing-masing variabel. Berikut ini

adalah tabulasi hasil analisis deskriptif variabel independen (X) dan variabel dependen

(Y) untuk faktor-faktor penyebab keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gedung

Thamrin Nine Phase 1 Jakarta.

Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel X dan Y

Variabel Indikator N Mean Median Mode Std.

Deviation Sum Valid Missing Faktor bahan (Material) X11 50 0 3.038 2.696 2.696 0.975 151.889 X12 50 0 3.521 3.447 3.063 0.942 176.027 X13 50 0 3.154 2.833 2.833 0.960 157.718 X14 50 0 3.155 3.234 3.234 0.956 157.729 X15 50 0 2.858 2.727 2.727 0.965 142.915 X16 50 0 3.400 3.030 3.030 0.945 169.995

Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor X21 50 0 3.421 3.158 3.158 0.960 171.067 X22 50 0 3.154 2.998 2.998 0.964 157.719 X23 50 0 3.667 3.641 4.706 0.930 183.344 X24 50 0 2.858 2.608 2.608 0.937 142.910 X25 50 0 3.154 2.781 2.781 0.962 157.722 X26 50 0 3.155 2.842 3.608 0.963 157.726 X27 50 0 3.154 2.891 2.891 0.944 157.709 X28 50 0 3.155 3.180 2.255 0.960 157.728 X29 50 0 3.421 3.160 3.160 0.960 171.058 X210 50 0 3.154 2.921 3.798 0.963 157.718 Faktor peralatan (Equipment) X31 50 0 2.590 2.616 2.616 0.966 129.504 X32 50 0 2.985 2.806 2.806 0.965 149.270 Faktor keuangan (Financing) X41 50 0 2.400 2.324 3.695 0.951 119.988 X42 50 0 3.521 3.476 3.063 0.946 176.040 X43 50 0 2.458 2.279 2.970 0.960 122.889 Faktor lingkungan (Environment) X51 50 0 2.985 3.217 2.291 0.956 149.268 Faktor perubahan

(Change) serta Design & Method X61 50 0 4.521 5.225 5.225 0.863 226.034 X62 50 0 3.667 3.956 3.956 0.947 183.355 X63 50 0 2.755 2.574 3.428 0.966 137.748 X64 50 0 3.755 3.858 3.858 0.939 187.746 X65 50 0 3.858 4.176 3.176a 0.943 192.916 X66 50 0 3.421 3.132 3.132 0.960 171.050 X67 50 0 2.985 2.854 2.854 0.965 149.260

(17)

Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel X dan Y (Lanjutan)

Variabel Indikator N Mean Median Mode Std.

Deviation Sum Valid Missing Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) X71 50 0 2.521 2.957 2.957 0.955 126.049 Faktor kontrak (Contractual Relationship) X81 50 0 3.421 3.070 3.070 0.956 171.058 X82 50 0 2.458 2.614 2.614 0.961 122.884 X83 50 0 3.437 3.631 3.631 0.951 171.833 X84 50 0 3.858 3.782 4.824 0.922 192.919 X85 50 0 3.421 3.451 3.848 0.960 171.065 X86 50 0 3.590 3.796 3.017 0.942 179.487 X87 50 0 4.117 4.001 5.051 0.909 205.858 X88 50 0 3.154 2.895 3.769 0.962 157.709 X89 50 0 2.985 3.245 2.406 0.949 149.272

Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques) X91 50 0 2.858 2.569 2.569 0.963 142.907 X92 50 0 3.154 3.257 4.272 0.948 157.723 X93 50 0 2.859 3.148 3.148 0.957 142.926 X94 50 0 3.154 3.257 4.272 0.947 157.716 X95 50 0 3.421 3.734 2.904 0.953 171.056 X96 50 0 2.858 3.116 4.061 0.955 142.922 X97 50 0 3.154 2.839 2.839 0.948 157.707 X98 50 0 3.154 2.973 2.973 0.964 157.713 Keterlambatan Y1 50 0 2.985 2.854 2.854 0.962 149.254

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari Tabel 4.10, masing-masing penjelasannya adalah sebagai berikut.

Untuk faktor bahan (material), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh

terhadap keterlambatan adalah indikator X12 yaitu “Keterlambatan pemutusan Owner

tentang material yang akan digunakan” dengan skor total 176.027, mean 3.521, median

3.447, dan mode 3.063.

Untuk Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor, sub faktor atau indikator yang

paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X23 yaitu “Kurangnya

komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam proyek” dengan skor

total 183.344, mean 3.667, median 3.641, dan mode 4.706.

(18)

terhadap keterlambatan adalah indikator X32 yaitu “Kesalahan manajemen peralatan”

dengan skor total 149.270, mean 2.985, median 2.806, dan mode 2.806.

Untuk Faktor keuangan (Financing), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh

terhadap keterlambatan adalah indikator X42 yaitu “Sistem pembayaran pemilik ke

kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat alasan tertentu” dengan skor total 176.040,

mean 3.521, median 3.476, dan mode 3063.

Untuk Faktor lingkungan (Environment), sub faktor atau indikator yang paling

berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X51 yaitu “Pengaruh hujan pada

aktivitas konstruksi” dengan skor total 149.268, mean 2.985, median 3.217, dan mode

2.291.

Untuk Faktor perubahan (Change) serta Design & Method, sub faktor atau indikator

yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X61 yaitu “Perubahan

desain yang terlalu signifikan” dengan skor total 226.034, mean 4.521, median 5.225,

dan mode 5.225.

Untuk Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation), sub faktor atau

indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X71 yaitu

“Perolehan ijin dari Pemerintah” dengan skor total 126.049, mean 2.521, median 2.957,

dan mode 2.957.

Untuk Faktor kontrak (Contractual Relationship), sub faktor atau indikator yang paling

berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X87 yaitu “Komunikasi yang

kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan” dengan skor total 205.858,

mean 4.117, median 4.001, dan mode 5.051.

(19)

yaitu “Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC” dengan skor total 171.056, mean

3.421, median 3.734, dan mode 2.904.

4.5. Uji instrumen penelitian

Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang

digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian yaitu test of

validity (uji validitas atau kesahihan) dan test of reliability (uji kehandalan). Adapun uji

instrumen pada penelitian kali ini menggunakan SPSS Versi 24.

4.5.1. Uji validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau

skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang

ingin diukur (Duwi, 2010). Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang

akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf

signifikasi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkolerasi signifikan terhadap

skor total.

Pada software SPSS versi 24 teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas

adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item–Total Correlation.

Pada penelitian ini penulis menggunakan Teknik Corrected Item–Total Correlation.

Outputnya yaitu data dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation

lebih besar dari r tabel. R tabel ada pada lampiran.

Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X11 150.84422 335.089 0.308 0.892 0.279 Valid X12 150.36146 334.200 0.347 0.892 0.279 Valid

(20)

Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X13 150.72764 331.886 0.407 0.891 0.279 Valid X14 150.72742 341.324 0.135 0.894 0.279 Tidak Valid X15 151.02370 326.132 0.573 0.888 0.279 Valid X16 150.48210 332.407 0.398 0.891 0.279 Valid X21 150.46066 335.031 0.315 0.892 0.279 Valid X22 150.72762 328.713 0.497 0.889 0.279 Valid X23 150.21512 336.358 0.287 0.892 0.279 Valid X24 151.02380 338.242 0.229 0.893 0.279 Tidak Valid X25 150.72756 331.546 0.416 0.891 0.279 Valid X26 150.72748 329.520 0.474 0.890 0.279 Valid X27 150.72782 327.363 0.549 0.889 0.279 Valid X28 150.72744 325.748 0.587 0.888 0.279 Valid X29 150.46084 332.675 0.383 0.891 0.279 Valid X210 150.72764 331.207 0.425 0.890 0.279 Valid X31 151.29192 341.082 0.140 0.894 0.279 Tidak Valid X32 150.89660 332.950 0.373 0.891 0.279 Valid X41 151.48224 340.050 0.173 0.894 0.279 Tidak Valid X42 150.36120 333.090 0.377 0.891 0.279 Valid X43 151.42422 338.041 0.228 0.893 0.279 Tidak Valid X51 150.89664 340.832 0.150 0.894 0.279 Tidak Valid X61 149.36132 332.758 0.430 0.891 0.279 Valid X62 150.21490 332.833 0.385 0.891 0.279 Valid X63 151.12704 330.008 0.458 0.890 0.279 Valid X64 150.12708 333.104 0.380 0.891 0.279 Valid X65 150.02368 332.690 0.391 0.891 0.279 Valid X66 150.46100 326.979 0.551 0.889 0.279 Valid X67 150.89680 339.610 0.182 0.894 0.279 Tidak Valid X71 151.36102 333.350 0.366 0.891 0.279 Valid X81 150.46084 333.765 0.353 0.891 0.279 Valid X82 151.42432 338.485 0.215 0.893 0.279 Tidak Valid X83 150.44534 335.074 0.317 0.892 0.279 Valid X84 150.02362 335.227 0.324 0.892 0.279 Valid X85 150.46070 333.398 0.362 0.891 0.279 Valid X86 150.29226 334.533 0.337 0.892 0.279 Valid X87 149.76484 335.137 0.332 0.892 0.279 Valid X88 150.72782 334.995 0.315 0.892 0.279 Valid X89 150.89656 334.334 0.339 0.892 0.279 Valid X91 151.02386 335.907 0.289 0.892 0.279 Valid

(21)

Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X92 150.72754 330.832 0.444 0.890 0.279 Valid X93 151.02348 332.561 0.388 0.891 0.279 Valid X94 150.72768 333.504 0.365 0.891 0.279 Valid X95 150.46088 335.479 0.305 0.892 0.279 Valid X96 151.02356 335.221 0.311 0.892 0.279 Valid X97 150.72786 330.033 0.467 0.890 0.279 Valid X98 150.72774 324.840 0.612 0.888 0.279 Valid Y1 150.89692 328.351 0.509 0.889 0.279 Valid

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari tabel di atas didapat nilai rtabel pada 50 responden adalah 0,279. Berdasarkan hasil

output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 8 indikator variabel independen yaitu X14,

X24, X31, X41, X43, X51, X67, X82 yang memiliki nilai Corrected Item-Total

Correlation kurang dari nilai rtabel , maka dapat dikatakan jika kedelapan indikator

variabel independen tersebut tidak valid dan dapat dieliminasi.

Setelah indikator variabel yang tidak valid dieliminasi, maka dilakukan uji validitas

sekali lagi untuk data yang telah valid.

Tabel 4.12 Uji Validitas Instrumen Kedua

Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X11 128.95558 280.657 0.336 0.898 0.279 Valid X12 128.47282 280.048 0.370 0.897 0.279 Valid X13 128.83900 279.390 0.383 0.897 0.279 Valid X15 129.13506 273.947 0.555 0.894 0.279 Valid X16 128.59346 279.861 0.375 0.897 0.279 Valid X21 128.57202 280.499 0.348 0.897 0.279 Valid X22 128.83898 274.925 0.524 0.895 0.279 Valid X23 128.32648 281.895 0.315 0.898 0.279 Valid X25 128.83892 278.198 0.420 0.896 0.279 Valid X26 128.83884 276.837 0.463 0.896 0.279 Valid X27 128.83918 273.962 0.568 0.894 0.279 Valid X28 128.83880 273.357 0.577 0.894 0.279 Valid

(22)

Tabel 4.12 Uji Validitas Instrumen Kedua (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X29 128.57220 278.732 0.404 0.897 0.279 Valid X210 128.83900 276.857 0.462 0.896 0.279 Valid X32 129.00796 280.218 0.355 0.897 0.279 Valid X42 128.47256 280.519 0.353 0.897 0.279 Valid X61 127.47268 280.657 0.387 0.897 0.279 Valid X62 128.32626 281.374 0.325 0.898 0.279 Valid X63 129.23840 276.423 0.474 0.896 0.279 Valid X64 128.23844 280.823 0.346 0.897 0.279 Valid X65 128.13504 278.839 0.408 0.897 0.279 Valid X66 128.57236 274.277 0.547 0.894 0.279 Valid X71 129.47238 280.444 0.351 0.897 0.279 Valid X81 128.57220 279.962 0.366 0.897 0.279 Valid X83 128.55670 280.805 0.342 0.897 0.279 Valid X84 128.13498 281.362 0.336 0.898 0.279 Valid X85 128.57206 279.908 0.367 0.897 0.279 Valid X86 128.40362 280.857 0.344 0.897 0.279 Valid X87 127.87620 280.025 0.386 0.897 0.279 Valid X88 128.83918 280.630 0.343 0.897 0.279 Valid X89 129.00792 281.284 0.327 0.898 0.279 Valid X91 129.13522 282.136 0.295 0.898 0.279 Valid X92 128.83890 277.395 0.453 0.896 0.279 Valid X93 129.13484 278.980 0.398 0.897 0.279 Valid X94 128.83904 280.856 0.342 0.897 0.279 Valid X95 128.57224 281.591 0.316 0.898 0.279 Valid X96 129.13492 282.560 0.284 0.898 0.279 Valid X97 128.83922 276.829 0.472 0.896 0.279 Valid X98 128.83910 271.455 0.636 0.893 0.279 Valid Y1 129.00828 275.489 0.507 0.895 0.279 Valid

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Berdasarkan hasil output di atas, dapat dilihat bahwa seluruh indikator memiliki nilai

Corrected Item-Total Correlation lebih dari nilai rtabel , maka dapat dikatakan jika

seluruh indikator valid dan tidak ada yang dieliminasi.

4.5.2. Uji reliabilitas

(23)

(Duwi Priyatno, 2010:97). Ada beberapa metode pengujian reliabilitas, salah satunya

yang akan dipakai pada penelitian ini adalah metode Cronbach’s Alpha. Menurut

Sekaran (1992) dalam Duwi (2010), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,

sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.

Pada penelitian ini, setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur dibuang dan

item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji reliabilitas. Maka yang akan dihitung

ada sebanyak 40 indikator (N of Item = 40), karena 8 indikator telah digugurkan. Hasil

uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Instrumen

Cronbach's Alpha N of Items

0.899 40

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Hasil uji reliabilitas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.899. Karena nilai di atas

0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel.

4.6. Uji asumsi klasik

Uji asumsi klasik dilakukan karena pada penelitian ini menggunakan alat analisis model

regresi berganda. Tujuan pengujian asumsi klasik adalah memberikan kepastian bahwa

persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias, dan

konsisten. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinieritas, dan uji

heteroskedastisitas.

4.6.1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.

Dalam pembahasan ini, digunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data

dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji

(24)

Tabel 4.14 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 50

Normal Parametersa,b

Mean 0.0000000 Std. Deviation 0.59939187 Most Extreme Differences Absolute 0.114 Positive 0.114 Negative -0.062 Test Statistic 0.114

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.102

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2 tailed) adalah sebesar

0.102. Karena signifikansi variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa

data berdistribusi normal.

4.6.2. Uji multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear

antar variabel independen dalam model regresi. Pada pembahasan ini, dilakukan uji

multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi.

Menurut Santoso (2001, dalam Duwi Priyatno, 2010:81), pada umumnya jika VIF lebih

besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan

variabel independen lainnya. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas

Model

Collinearity

Statistics Kesimpulan

Tolerance VIF

1 (Constant)

Faktor bahan (Material) 0.429 2.331 Tidak ada Multikolinearitas Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff &

Labor 0.370 2.706 Tidak ada Multikolinearitas

Faktor peralatan (Equipment) 0.803 1.246 Tidak ada Multikolinearitas Faktor keuangan (Financing) 0.811 1.234 Tidak ada Multikolinearitas (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

(25)

Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas (Lanjutan)

Model

Collinearity

Statistics Kesimpulan

Tolerance VIF

1 Faktor perubahan (Change) serta Design &

Method 0.334 2.993 Tidak ada Multikolinearitas

Faktor hubungan dengan pemerintah

(Government Relation) 0.790 1.266 Tidak ada Multikolinearitas Faktor kontrak (Contractual Relationship) 0.499 2.002 Tidak ada Multikolinearitas Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and

Controlling techniques) 0.344 2.908 Tidak ada Multikolinearitas (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari output tersebut di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua variabel

adalah kurang dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak

ditemukan adanya masalah multikolinearitas.

4.6.3. Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan

varian dari residual pada model regresi. Pada pembahasan ini dilakukan uji

heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Spearman’s rho, yaitu mengkorelasikan

nilai residual (Unstandardized residual) dengan masing-masing variabel independen.

Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho

Variabel Unstandardized

Residual Kesimpulan

Faktor bahan (Material)

Correlation Coefficient -0.048

Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.743

N 50

Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor

Correlation Coefficient -0.010

Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.947

N 50

Faktor peralatan (Equipment)

Correlation Coefficient 0.004

Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.978

N 50

(26)

Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho (Lanjutkan)

Variabel Unstandardized

Residual Kesimpulan Faktor keuangan (Financing)

Correlation Coefficient 0.023

Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.875

N 50

Faktor perubahan (Change) serta Design & Method

Correlation Coefficient -0.062

Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.667

N 50

Faktor hubungan dengan

pemerintah (Government Relation)

Correlation Coefficient -0.024

Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.868

N 50

Faktor kontrak (Contractual Relationship) Correlation Coefficient -0.060 Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.679 N 50

Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques) Correlation Coefficient 0.010 Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.943 N 50

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Dari hasil korelasi di atas, dapat diketahui korelasi antara masing-masing variabel

independen dengan Unstandardized residual menghasilkan nilai signifikansi korelasi

lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ditemukan adanya

masalah heteroskedastisitas.

4.7. Analisis regresi linier berganda

Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih

variabel independen dengan variabel independen. Analisis ini digunakan dan

dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel faktor penyebab keterlambatan

proyek: Faktor bahan, Faktor tenaga kerja, Faktor peralatan, Faktor keuangan, Faktor

perubahan, Faktor hubungan dengan pemerintah, Faktor kontrak, dan Faktor waktu dan

kontrol terhadap adanya Keterlambatan proyek. Hasil pengolahan data dengan

(27)

Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Kesimpulan B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.333 0.767 -1.737 0.090

Faktor bahan (Material) 0.840 0.254 0.491 3.304 0.002 Berpengaruh signifikan Faktor tenaga kerja (Man

Power): Staff & Labor -0.373 0.279 -0.214 -1.338 0.188

Tidak berpengaruh signifikan Faktor peralatan (Equipment) 0.443 0.108 0.444 4.091 0.000 Berpengaruh signifikan Faktor keuangan (Financing) -0.032 0.110 -0.032 -0.294 0.770 Tidak berpengaruh signifikan Faktor perubahan

(Change) serta Design & Method

-0.121 0.313 -0.065 -0.387 0.700

Tidak berpengaruh

signifikan Faktor hubungan dengan

pemerintah (Government Relation) 0.282 0.110 0.280 2.556 0.014 Berpengaruh signifikan Faktor kontrak (Contractual Relationship) 0.790 0.268 0.405 2.945 0.005 Berpengaruh signifikan Faktor waktu dan kontrol

(Schedulling and Controlling techniques) -0.450 0.313 -0.238 -1.435 0.159 Tidak berpengaruh signifikan (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 24 dapat disusun model

regresi sebagai berikut.

Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 ……...

(4.1)

Y’ = (-1.333) + 0.840 X1 + (-0.373) X2 + 0.443 X3 + (-0.032) X4 + (-0.121) X6 +

0.282 X7 + 0.790 X8 + (-0.450) X9

Keterangan:

Y’ = Variabel dependen (Keterlambatan pelaksanaan proyek)

a = konstanta

b1,b2,….., b9 = koefisien regresi (nilai peningkatan maupun penurunan)

X1, X2, …, X9 = Variabel independen (Faktor-Faktor keterlambatan pelaksanaan

(28)

4.8. Uji hipotesis

4.8.1. Koefisien determinasi (R2)

Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh

variabel independen (X1, X2, …., Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).

R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun prosentase sumbangan pengaruh yang

diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel

independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel

dependen (Duwi Prayitno, 2010 : 66). Begitu pula sebaliknya apabila nilai R2 sama

dengan 1.

Hasil analisis determinasi dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat pada

output Model Summary dari hasil analisis regresi linier berganda. Berikut hasil analisis

determinasi.

Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (R2)

Model R R Square Adjusted R

Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0.782 0.612 0.536 0.65526 1.926

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Berdasarkan hasil di atas, diperoleh koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 0.612

atau 61.2%. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel

independen: Faktor bahan, Faktor tenaga kerja, Faktor peralatan, Faktor keuangan,

Faktor perubahan, Faktor hubungan dengan pemerintah, Faktor kontrak, dan Faktor

waktu dan kontrol terhadap variabel dependen (keterlambatan proyek) sebesar 61.2%.

sedangkan sisanya sebesar 38.8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang

(29)

Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. Sedangkan Standard

Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam

memprediksikan nilai Y.

4.8.2. Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak atau

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam

software SPSS dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier

berganda. Dikatakan signifikan apabila nilai probabilitas atau Sig. kurang dari 0.05 dan

nilai Fhitung lebih dari Ftabel. Hasil uji F dengan menggunakan SPSS 24 adalah sebagai

berikut.

Tabel 4.19 Uji F

Model Sum of Squares df Mean

Square F Sig. Kesimpulan

1 Regression 27.739 8 3.467 8.076 0.000 Berpengaruh signifikan Residual 17.604 41 0.429 Total 45.344 49

(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Cara menentukan Ftabel adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan tingkat keyakinan

95%, α = 5%, df1 adalah jumlah variabel dikurangi 1 atau 9-1=8, dan df2 adalah n-k-1 (n

adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen) atau 50-8-1=41, maka

hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 2.174 (Lihat pada lampiran). Atau dapat dicari di

Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0.005,8,41) lalu tekan enter

(Duwi, 2010).

Dari data di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 8.076 > Ftabel sebesar 2.174 dengan

probabilitas sebesar 0.000 < 0.05. Artinya terdapat pengaruh signifikan yang sangat

kuat antara Faktor bahan (X1), Faktor tenaga kerja (X2), Faktor peralatan (X3), Faktor

(30)

Faktor kontrak (X7), dan Faktor waktu dan kontrol (X8) secara bersama-sama terhadap

Keterlambatan proyek (Y).

4.8.2. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)

Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen

(X1, X2, …., Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).

Pengujian koefisien Regresi secara Parsial diawali dengan menentukan hipotesis.

1. Untuk variabel bahan (material)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor bahan dengan keterlambatan

proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor bahan dengan keterlambatan proyek.

2. Untuk variabel tenaga kerja (man power)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor tenaga kerja dengan

keterlambatan proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor tenaga kerja dengan keterlambatan

proyek.

3. Untuk variabel peralatan (equipment)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor peralatan dengan keterlambatan

proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor peralatan dengan keterlambatan

proyek.

4. Untuk variabel keuangan (financing)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor keuangan dengan keterlambatan

proyek.

(31)

5. Untuk variabel perubahan (change) serta design and method

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor perubahan (change) serta design

and method dengan keterlambatan proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor perubahan (change) serta design and

method dengan keterlambatan proyek.

6. Untuk variabel hubungan dengan pemerintah (government relation)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor hubungan dengan pemerintah

dengan keterlambatan proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor hubungan dengan pemerintah dengan

keterlambatan proyek.

7. Untuk variabel kontrak (contractual relationship)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor kontrak dengan keterlambatan

proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor kontrak dengan keterlambatan proyek.

8. Untuk variabel waktu dan kontrol (scheduling and controlling techcniques)

H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor waktu dan kontrol dengan

keterlambatan proyek.

Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor waktu dan kontrol dengan

keterlambatan proyek.

Kemudian menentukan t tabel dengan langkah sebagai berikut: tabel distribusi t dicari

pada α = 5% :2 = 2.5% (uji 2 sisi), dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 50-8-1 = 41 (n

adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi

(signifikansi 0.025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.020 (Lihat pada lampiran) atau

dapat dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,41) lalu

(32)

Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:

- H0 diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel

- H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel

Hasil perhitungan dengan software SPSS 24 diperoleh hasil seperti yang tertera pada

Tabel 4.17. Penjelasannya adalah sebagai berikut.

Faktor bahan (material) mempunyai nilai t hitung sebesar 3.304 > t tabel sebesar 2.020

dengan nilai probabilitas sebesar 0.002 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor

material berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana

semakin tinggi masalah material yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan

keterlambatan proyek tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor bahan

merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.

Faktor tenaga kerja, dalam hal ini staff dan para pekerja mempunyai nilai t hitung sebesar

-1.338 > - t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.188 > 0.05, maka H0

diterima yang berarti faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap

Keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan tenaga kerja bukan merupakan faktor

yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek (bukan faktor yang

mempengaruhi).

Faktor Peralatan mempunyai nilai t hitung sebesar 4.091 > t tabel sebesar 2.020 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor peralatan

berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi

masalah yang berhubungan dengan peralatan yang dihadapi oleh kontraktor dapat

menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan

bahwa faktor peralatan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan

(33)

Faktor keuangan mempunyai nilai t hitung sebesar -0.294 > -t tabel sebesar -2.020 dengan

nilai probabilitas sebesar 0.770 > 0.05, maka H0 diterima yang berarti faktor keuangan

tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut

menunjukkan masalah keuangan bukan merupakan faktor yang penting dalam

meningkatkan keterlambatan proyek.

Faktor perubahan serta desain dan method mempunyai nilai t hitung sebesar -0.387 > -t

tabel sebesar 2.-020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.700 > 0.05, maka H0 diterima

yang berarti faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh signifikan

negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan masalah perubahan

serta desain dan method bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan

keterlambatan proyek.

Faktor hubungan dengan pemerintah mempunyai nilai t hitung sebesar 2.556 > t tabel

sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05, maka H0 ditolak yang

berarti faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap

keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah yang berhubungan dengan

pemerintah yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek

menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor hubungan dengan

pemerintah merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.

Faktor kontrak mempunyai nilai t hitung sebesar 2.945 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.005 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor kontrak

berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi

masalah kontraktual yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan

proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor kontrak merupakan

(34)

Faktor waktu dan kontrol mempunyai nilai t hitung sebesar -1.435 > -t tabel sebesar -2.020

dengan nilai probabilitas sebesar 0.159 > 0.05, maka H0 diterima yang berarti faktor

waktu dan kontrol tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap Keterlambatan proyek.

Hal tersebut menunjukkan masalah waktu dan kontrol tidak dianggap sebagai faktor

penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.

4.8.3. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) kedua (Trial)

Uji t kedua ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari variabel independen yang

berpengaruh signifikan pada variabel dependennya. Adapun hasil selengkapnya sebagai

berikut.

Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Uji t Kedua (Trial)

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Kesimpulan B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.823 0.778 -2.343 0.024

Faktor bahan (Material) 0.601 0.218 0.351 2.759 0.008 Berpengaruh signifikan Faktor peralatan

(Equipment) 0.325 0.106 0.326 3.070 0.004

Berpengaruh signifikan Faktor hubungan dengan

pemerintah (Government Relation) 0.190 0.112 0.188 1.692 0.097 Tidak berpengaruh signifikan Faktor kontrak (Contractual Relationship) 0.412 0.234 0.211 1.758 0.086 Tidak berpengaruh signifikan (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)

Hasil pengujian Uji t pada tahap kedua ini menunjukkan bahwa keempat variabel bebas

yang sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan proyek, hanya dua

variabel bebas yang bersifat konsisten, yaitu faktor bahan (material) dan faktor

peralatan (equipment), sedangkan variabel bebas yang lain tidak menunjukkan

konsistensinya. Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa pada tahap kedua ini tidak

(35)

4.9. Pembahasan hasil penelitian

Dari analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Faktor bahan berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan berpengaruh signifikan positif

terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung

sebesar 3.304 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.002 < 0.05,

yang berarti faktor bahan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan

proyek, di mana semakin tinggi masalah kesulitan bahan yang dihadapi oleh

kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan merupakan faktor yang

penting yang mempengaruhi adanya keterlambatan proyek.

2. Faktor tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja tidak berpengaruh

signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari

perolehan nilai t hitung sebesar -1.338 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.188 > 0.05, yang berarti faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan

negatif terhadap keterlambatan proyek.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja bukan merupakan

faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.

3. Faktor peralatan berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan berpengaruh signifikan positif

terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung

sebesar 4.091 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05,

yang berarti faktor peralatan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan

(36)

peralatan yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek

menjadi tinggi pula.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan merupakan faktor yang

penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.

4. Faktor keuangan tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keuangan tidak berpengaruh signifikan

negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai

t hitung sebesar -0.294 >- t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.770 >

0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah keuangan bukan merupakan faktor yang

penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keuangan bukan merupakan

faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.

5. Faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perubahan serta desain dan method tidak

berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat

dilihat dari perolehan nilai t hitung sebesar -0.387 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai

probabilitas sebesar 0.700 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah perubahan

serta desain dan method bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan

keterlambatan proyek.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perubahan serta desain dan

method bukan merupakan faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.

6. Faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan berpengaruh signifikan positif

(37)

sebesar 2.556 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05,

yang berarti faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh signifikan positif

terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah hubungan dengan

pemerintah yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek

menjadi tinggi pula.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor hubungan dengan pemerintah

merupakan faktor yang penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.

7. Faktor kontrak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontrak berpengaruh signifikan positif

terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung

sebesar 2.945 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.005 < 0.05,

yang berarti faktor kontraktual berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan

proyek, di mana semakin tinggi masalah kontraktual yang dihadapi oleh kontraktor

dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontrak merupakan faktor yang

penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.

8. Faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh

signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari

perolehan nilai t hitung sebesar -1.435 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas

sebesar 0.159 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah waktu dan kontrol bukan

merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.

Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor waktu dan kontrol bukan

(38)

4.10. Validasi akhir pakar hasil penelitian

Validasi akhir pakar hasil penelitian digunakan untuk mengetahui bagaimana pendapat

dan tanggapan para pakar mengenai variabel yang diperoleh. Hasil penelitian mengenai

penyebab keterlambatan pada proyek Thamrin Nine Phase 1 dikembalikan lagi kepada

5 responden pakar untuk dimintai pendapatnya. Berikut ini tabulasi dari pendapat para

pakar perihal variabel-variabel penyebab keterlambatan proyek pembangunan Gedung

(39)

Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian

Variabel Faktor bahan (Material)

Faktor kontrak (Contractual

Relationship)

Faktor peralatan (Equipment)

Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation)

Sub Variabel / Indikator

Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan

Komunikasi yang kurang antara

Owner dengan perencana pada perencanaan

Kesalahan manajemen peralatan Perolehan ijin dari pemerintah

Pakar 1 Sangat lumrah terjadi dikarenakan

kurang spesifiknya / kurang

matangnya perencanaan dan biasanya terkait dengan harga dan ketersediaan bahan/material di pasaran sehingga mencari alternatif material lain, yang mengakibatkan terhambatnya pekerjaan karena belum ada kepastian mengenai material yang akan digunakan tersebut.

Salah satu faktor yang menghambat peroses pelaksanaan di lapangan adalah kurangnya komunikasi antara

owner dengan perencana, yang mengakibatkan desain pekerjaan yang berubah-ubah, dan mengakibatkan terlambatnya pekerjaan. Apalagi jika suatu desain sudah dilaksanakan di lapangan dan tiba-tiba owner tidak setuju atau berubah pikiran, terpaksa harus membongkarnya

Kesalahan manajemen peralatan terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah kurang tepatnya penggunaan peralatan yang digunakan terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Hal ini mengakibatkan terlambatnya pekerjaan karena alat tidak sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan di lapangan.

Proses perijinan untuk hal- hal tertentu pada pemerintah cenderung membutuhkan waktu yang lumayan lama karena pelayanan perijinan tidak hanya melayani satu pihak, tp juga melayani bermacam-macam perijinan dari masyarakat. Baiknya pengajuan ijin dilakukan tidak secara mendadak.

Gambar

Tabel 4.1 Data Pakar
Tabel 4.5 Distribusi Jenis Kelamin Responden  Jenis Kelamin  Frekuensi  Prosentase (%)
Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Data Jenis Kelamin Responden
Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Data Kelompok Usia Responden
+7

Referensi

Dokumen terkait

Karena itu, efisiensi dapat diukur sebagai ratio atau sumber yang diperlukan oleh organisasi untuk menghasilkan satu satuan output dengan menggunakan input atau masukan yang

Turunnya Nilai Tukar Petani subsektor Tanaman Pangan pada bulan ini disebabkan penurunan Indeks yang Diterima Petani (It) sebesar 1,05 persen sedangkan Indeks yang Dibayar

Beredar foto Gunung Fuji yang diunggah akun Twitter yang menarasikan di atas gunung, tampak cincin awan bertumpuk yang membentuk formasi seperti piramida.. &#34;Amazing cloud

diberikan. 2) Akomodasi : Suatu usaha harus dilakukan untuk memahami ciri kepribadian pasien yang dapat mempengaruhi kepatuhan. Pasien yang mandiri harus dilibatkan

(4) Petugas yang berwenang sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) pasal ini, dalam melaksanakan tugasnya berwenang untuk menahan atau menghentikan peredaran kulit ke

 Ruang gerak aktivitas bagi pasien saat menggunakan meja racik, lemari kabinet atas dan bawah, serta kompor ditunjukkan oleh warna kuning. Menurut analisis, lebar

1) Miniatur crane 1-lengan berhasil dibuat sesuai dengan rancangan dan dapat berfungsi sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya. 2) Motor yang

Teori ini menjelaskan bahwa perilaku seseorang ditentukan oleh dua buah cognition yaitu values (nilai) dan intentions (tujuan). Umumnya, manajer menerima penetapan tujuan