BAB IV
HASIL DAN ANALISIS
4.1. Data keterlambatan proyek
Dalam pelaksanaannya, pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 mengalami
keterlambatan. Keterlambatan tersebut dapat diketahui dari hasil evaluasi data kurva S,
dimana terdapat penyimpangan cukup besar antara rencana dengan realisasi. Menurut
data kurva S rencana, sampai bulan Januari 2017, harusnya 75.80% pekerjaan
terselesaikan. Namun realisasinya, baru 20.07% pekerjaan yang terselesaikan. Maka,
dapat dihitung sampai bulan Januari 2017 progress pekerjaan minus 55.73%.
4.2. Kuesioner tahap pertama
Kuesioner tahap pertama adalah kuesioner validasi awal terhadap para pakar pada
Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Yang menjadi pakar
adalah para pimpinan atau senior Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1
Jakarta yang sudah terlibat di dunia konstruksi gedung. Tujuan dari pelaksanaan
kuesioner tahap pertama adalah untuk melihat tanggapan pakar mengenai variabel yang
ditemukan peneliti melalui studi literatur. Para pakar memberi komentar dan masukan
mengenai variabel dari literatur agar relevan dan dapat digunakan untuk penelitian yang
akan digunakan. Berikut ini adalah data pakar pada kuesioner tahap pertama:
Tabel 4.1 Data Pakar
No. Jabatan Pendidikan Terakhir Pengalaman Kerja
1 Project Manager S1 24 th
2 Structural Manager S1 26 th
3 MEP Manager S1 30 th
4 Planning and Method Engineer S2 4.5 th
5 Supervisor S1 5 th
Pada tahap ini para pakar memberikan tanggapan, perbaikan beserta masukan terhadap
9 variabel independen beserta 91 indikator penelitian yang diajukan oleh penulis.
Setelah kuesioner terkumpul, lalu dilakukan perbaikan atas yakni indikator maupun
variabel yang tidak disetujui oleh pakar akan dibuang dan tidak dipergunakan pada
pengumpulan data tahap kedua yaitu kuesioner tahap kedua kepada responden yakni
jajaran staff PT. Acset Indonusa, Tbk yang bekerja di proyek Pembangunan Gedung
Thamrin Nine Phase 1 Jakarta. Berikut adalah tabel validasi awal pakar penelitian
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X
Variabel Kode Indikator Pakar
1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan Faktor bahan (Material)
X11 Kekurangan bahan konstrusi √ x x √ x Tidak
X12 Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi √ x √ √ √ Ya
X13 Kualitas material yang digunakan tidak sesuai dengan spesifikasi x x x x x Tidak X14 Kesulitan dalam memperoleh harga resmi dari pemasok material x x x x x Tidak X15 Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan √ √ √ √ √ Ya
X16 Keterlambatan keluarnya hasil uji / test material x x √ √ x Tidak
X17 Keterlambatan pengiriman material x x x √ x Tidak
X18 Kerusakan material di tempat penyimpanan x x x x x Tidak
X19 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan x √ √ √ √ Ya
X110 Kelangkaan karena kekhususan x √ √ √ √ Ya
X111 Ketidaktepatan waktu pemesanan x √ √ √ √ Ya
X112 Kenaikan harga material x x x x x Tidak
X113 Terjadi pencurian material x x √ x x Tidak
X114 Kesulitan dalam pemasangan material tertentu x √ √ √ x Ya
Faktor tenaga kerja (Man Power)
X21 Kekurangan tenaga kerja √ √ x √ √ Ya
X22 Kemampuan tenaga kerja terkait produktivitas √ √ √ √ x Ya
X23 Kecelakaan kerja yang terjadi pada pekerja x x √ x x Tidak
X24 Kesukuan atau nasionalisme atau kultur tenaga kerja x x x x x Tidak
X25 Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam
proyek √ √ √ √ x Ya
X26 Pengalaman personel kontraktor yang tidak mencukupi √ √ √ x x Ya
X27 Kualifikasi personel tidak sesuai di bidangnya √ √ x x √ Ya
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)
Variabel Kode Indikator Pakar
1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan
X28 Instruksi kerja tidak jelas x √ x √ x Tidak
Faktor tenaga kerja (Man Power)
X29 Pemogokan x x x √ √ Tidak
X210 Kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi x √ √ √ √ Ya X211 Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menentukan atau
menerapkan metode pelaksanaan √ √ x √ √ Ya
X212 Kerja lembur yang berlebihan x x x x x Tidak
X213 Kurangnya program pelatihan yang berkaitan dengan bidang yang ditangani x √ √ √ x Ya Faktor peralatan
(Equipment)
X31 Kerusakan peralatan x x √ √ x Tidak
X32 Kekurangan peralatan √ √ √ √ √ Ya
X33 Kemampuan mandor atau operator yang kurang √ √ √ √ x Ya
X34 Keterlambatan pengiriman peralatan x x √ √ x Tidak
X35 kualitas peralatan yang digunakan x x √ √ x Tidak
X36 Penggunaan peralatan yang tidak efisien x √ √ √ √ Ya
X37 Kesalahan manajemen peralatan x x √ √ √ Ya
Faktor keuangan (Financing)
X41 Ketersedian keuangan selama pelaksanaan √ x x √ x Ya
X42 Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner √ x √ √ √ Ya
X43 Tidak adanya uang intensif untuk kontraktor, apabila waktu penyelesaian
lebih cepat dari jadwal x √ x x x Tidak
X44 Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat
alasan tertentu x x √ √ √ Ya
X45 Modal kontraktor tidak mencukupi √ x x x x Tidak
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)
Variabel Kode Indikator Pakar
1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan Faktor keuangan (Financing)
X46 Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga kerja,
sehingga mereka memilih untuk memutuskan hubungan kerja √ x √ √ √ Ya
X47 Situasi perekonomian nasional x x x x x Tidak
X48 Inflasi mata uang x x √ x x Tidak
X49 Fluktuasi harga barang atau material x x √ √ x Tidak
Faktor lingkungan (Environment)
X51 Faktor sosial dan budaya x x x x √ Tidak
X52 Praktik penipuan dan suap x x √ x √ Tidak
X53 Pengaruh udara panas pada aktivitas konstruksi x x √ x x Tidak
X54 Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi x x √ √ √ Ya
X55 Pengaruh keamanan lingkungan terhadap pembangunan proyek x x x x √ Tidak X56 Lokasi proyek yang sulit dijangkau (akses/jalan masuk ke lokasi) x x x x x Tidak
X57 Permasalahan dengan tetangga sekitar x x x √ x Tidak
Faktor perubahan (Change)
X61 Perubahan desain yang terlalu signifikan (perubahan lebih dari 50% dari
desain sebelumnya) √ √ √ √ x Ya
X62 Terjadi perubahan desain oleh Owner saat pelaksanaan √ √ √ √ √ Ya
X63 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana √ x √ √ √ Ya
X64 Ketidakmatangan desain dari Owner √ √ √ √ √ Ya
X65 Perubahan metode kerja oleh kontraktor x √ x x √ Tidak
X66 Kesalahan dalam penyelidikan tanah x x x x √ Tidak
X67 Kondisi permukaan air bawah tanah di lapangan x x x x √ Tidak
X68 Masalah geologi di lokasi x x x x √ Tidak
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)
Variabel Kode Indikator Pakar
1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan Faktor perubahan (Change)
X69 Kesalahan yang terjadi selama proses konstrusi oleh kontraktor yang
mengakibatkan perubahan desain x √ x x √ Tidak
X610 Perubahan atas pekerjaan yang telah selesai (rework) √ √ √ √ x Ya
Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation)
X71 Perolehan ijin dari Pemerintah √ x √ √ x Ya
X72 Peraturan baru yang membutuhkan waktu untuk diimplementasikan x x √ √ x Tidak
X73 Birokrasi yang berbelit-belit dalam operasi proyek x √ x √ x Tidak
Faktor kontrak (Contractual Relationship)
X81 Kurangnya pemahaman isi kontrak x √ √ √ √ Ya
X82 Ketidaksepahaman aturan pembuatan kerja x x √ x x Tidak
X83 Perubahan lingkup kerja pada saar pelaksanaan √ √ √ √ x Ya
X84 Rendahnya pengontrolan dokumen x √ √ x x Tidak
X85 Konflik antara kontraktor dan konsultan x x √ √ x Tidak
X86 Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan Owner √ √ x √ √ Ya
X87 Keterlambatan Owner dalam pembuatan keputusan √ √ √ √ √ Ya
X88 Negosiasi dan perijinan pada kontrak x x √ √ x Tidak
X89 Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam proyek x √ √ √ x Ya X810 Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan √ √ √ √ √ Ya X811 Perbedaan jadwal sub-kontraktor dalam penyelesaian proyek x x √ x √ Tidak
X812 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan √ √ x √ x Ya
X813 Penyampaian informasi yang kurang lengkap x √ √ √ √ Ya
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
X91 Kontrol kontraktor utama terhadap subkontraktor dalam pelaksanaan
pekerjaan √ x x √ √ Ya
X92 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi sedang
Tabel 4.2 Hasil Kuesioner Tahap I Variabel X (Lanjutan)
Variabel Kode Indikator Pakar
1 Pakar 2 Pakar 3 Pakar 4 Pakar 5 Kesimpulan
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
X93 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek √ √ x √ x Ya
X94 Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor x √ x √ √ Ya
X95 Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC √ √ √ √ √ Ya
X96 Tanda-tanda pengontrolan praktisi pada pekerjaan dalam lokasi proyek x √ x x x Tidak X97 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung pelaksanaan
konstruksi √ √ x √ √ Ya
X98 Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Utama (Pekerjaan
Penggalian/Penimbunan, Pekerjaan Pondasi) √ √ √ √ x Ya
X99 Teknologi yang tertinggal x x √ x x Tidak
X910 Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik x √ √ √ x Ya
X911 Adanya pekerjaan tambah √ √ √ √ √ Ya
X912 Tidak memenuhi perencanaan awal proyek √ x x √ x Tidak
X913 Persiapan dan ijin Shop Drawing √ √ √ √ √ Ya
X914 Telatnya pengajuan perubahan desain x √ √ √ √ Ya
X915 Menunggu ijin untuk kontrol material x x x √ √ Tidak
Dari rekapitulasi tersebut terdapat 44 indikator yang dieliminasi menurut para pakar dan
tidak masuk dalam penyebaran kuesioner tahap dua, sehingga untuk selanjutnya
indikator yang dipakai ada 47 indikator untuk variabel independen (X), dengan kode
yang telah disesuaikan, serta ditambah 1 indikator untuk variabel dependen (Y).
Tabel 4.3 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel X
Kategori Kode Indikator
Faktor bahan (Material) X11 Perubahan material pada bentuk, fungsi, dan spesifikasi
X12 Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan
digunakan
X13 Keterlambatan pabrikasi khusus bahan bangunan
X14 Kelangkaan karena kekhususan
X15 Ketidaktepatan waktu pemesanan
X16 Kesulitan dalam pemasangan material tertentu
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
X21 Kekurangan tenaga kerja
X22 Kemampuan tenaga kerja terkait produktivitas
X23 Kurangnya komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat
di dalam proyek
X24 Pengalaman personel kontraktor yang tidak mencukupi
X25 Kualifikasi personel tidak sesuai di bidangnya
X26 Kesalahan dalam menginterpretasikan gambar dan spesifikasi
X27 Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menerapkan
metode pelaksanaan
X28 Kurangnya program pelatihan yang berkaitan dengan bidang yang
ditangani
X29 Kemampuan mandor atau operator yang kurang
X210 Penggunaan peralatan yang tidak efisien Faktor peralatan
(Equipment)
X31 Kekurangan peralatan
X32 Kesalahan manajemen peralatan
Faktor keuangan (Financing)
X41 Keterlambatan proses pembayaran oleh Owner
X42 Sistem pembayaran pemilik ke kontraktor yang tidak sesuai
kontrak akibat alasan tertentu
X43 Keterlambatan pembayaran kontraktor ke supplier dan tenaga
kerja, sehingga mereka memilih untuk memutuskan hubungan kerja
Faktor lingkungan (Environment)
X51 Pengaruh hujan pada aktivitas konstruksi
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
X61 Perubahan desain yang terlalu signifikan
X62 Terjadi perubahan desain oleh Owner saat pelaksanaan
X63 Kesalahan desain yang dibuat oleh perencana
X64 Ketidakmatangan desain dari Owner
Tabel 4.3 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel X (Lanjutan)
Kategori Kode Indikator
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
X65 Adanya rework
X66 Penerapan teknologi baru/khusus yang belum dikenal dengan baik
X67 Ketidakmampuan tim proyek kontraktor dalam menentukan
metode pelaksanaan Faktor hubungan dengan
pemerintah (Government Relation)
X71 Perolehan ijin dari Pemerintah
Faktor kontrak (Contractual Relationship)
X81 Kurangnya pemahaman isi kontrak
X82 Perubahan lingkup kerja pada saat pelaksanaan
X83 Tidak adanya kerja sama antara kontraktor dengan Owner X84 Keterlambatan Owner dalam pembuatan keputusan
X85 Perselisihan pekerjaan antara bagian-bagian yang berbeda dalam
proyek
X86 Adanya pekerjaan tambah
X87 Komunikasi yang kurang antara Owner dengan perencana pada
perencanaan
X88 Organisasi yang jelek pada kontraktor dan konsultan
X89 Penyampaian informasi yang kurang lengkap
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques)
X91 Kontrol kontraktor utama terhadap subkontraktor dalam
pelaksanaan pekerjaan
X92 Persiapan jadwal kerja dan revisi oleh konsultan ketika konstruksi
sedang berjalan
X93 Prosedur pemeriksaan dan pengetesan dalam proyek
X94 Perencanaan schedule pekerjaan yang kurang baik oleh kontraktor
X95 Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC
X96 Kekurangan tenaga dan manajemen terlatih untuk mendukung
pelaksanaan konstruksi
X97 Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan di Jalur Kritis (Pekerjaan
Penggalian/Penimbunan, Pekerjaan Pondasi) X98 Persiapan dan ijin Shop Drawing
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Tabel 4.4 Indikator yang Digunakan pada Kuesioner II Variabel Y
Kategori Kode Indikator
Keterlambatan Y1 Bagaimana kinerja waktu pekerjaan yang anda kerjakan?
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3. Kuesioner tahap kedua
Setelah dilakukan penyesuaian dengan hasil validasi terhadap para pakar, maka
dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 50 orang responden. Kuesioner dapat
dilihat pada lampiran penelitian ini.
Responden dalam penelitian ini adalah staff yang bekerja di PT. Acset Indonusa, Tbk
selaku main contractor pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine Phase 1
Jakarta. Responden diminta untuk mengisi kuesioner mengenai tingkat pengaruh suatu
peristiwa terhadap keterlambatan pada pelaksanaan Proyek Pembangunan Gedung
Thamrin Nine Phase 1, Jakarta. Sehingga dapat diperoleh bagaimana penilaian terhadap
penyebab terjadinya keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gedung Thamrin Nine
Phase 1 Jakarta. Penjelasan data responden akan disajikan sebagai berikut.
4.3.1. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran jenis kelamin dapat
dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.
Tabel 4.5 Distribusi Jenis Kelamin Responden
Jenis Kelamin Frekuensi Prosentase (%)
Laki-Laki (L) 42 84
Perempuan (P) 8 16
Jumlah 50 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Berdasarkan tabel di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden berjenis
kelamin laki-laki dengan jumlah 42 orang atau sebesar 84%, sedangkan responden
paling sedikit berjenis kelamin perempuan sebanyak 8 orang dengan prosentase sebesar
Laki-Laki (L) 84% Perempuan (P)
16%
JENIS KELAMIN
Gambar 4.1 Pie Chart Distribusi Data Jenis Kelamin Responden
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.2. Distribusi frekuensi berdasarkan kelompok usia responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran kelompok usia
responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.
Tabel 4.6 Distribusi Kelompok Usia Responden
Kelompok Usia Frekuensi Prosentase (%)
≤ 20 th 1 2 21 - 25 th 21 42 26 - 30 th 11 22 31 - 35 th 4 8 36 - 40 th 5 10 41 - 45 th 2 4 46 - 50 th 5 10 > 50 th 1 2 Jumlah 50 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari tabel pengelompokan usia di atas, diperoleh hasil bahwa sebagian besar distribusi
responden berdasarkan usia berada pada usia 21-25 tahun yaitu sebanyak 21 orang
dengan prosentase 42%. Kemudian untuk usia 26-30 tahun ada sebanyak 11 orang
dengan prosentase 22%. Untuk usia 36-40 tahun dan 46-50 tahun, masing-masing
sebanyak 5 orang dengan prosentase 10%. Untuk usia 31-35 tahun ada sebanyak 4
≤ 20 th 2% 21 - 25 th 42% 26 - 30 th 22% 31 - 35 th 8% 36 - 40 th 10% 41 - 45 th 4% 46 - 50 th 10% > 50 th 2% KELOMPOK USIA
prosentase 4%. Dan jumlah paling sedikit sebanyak 1 orang adalah responden dengan
usia ≤ 20 th dan > 50 th dengan prosentase sebesar 2%. Berikut adalah distribusi
kelompok usia responden menggunakan gambar pie chart.
Gambar 4.2 Pie Chart Distribusi Data Kelompok Usia Responden
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.3. Distribusi Frekuensi berdasarkan pendidikan terakhir responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran pendidikan terakhir
responden dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.
Tabel 4.7 Distribusi Pendidikan Terakhir Responden
Pendidikan Frekuensi Prosentase (%)
SMK 10 20
D3 6 12
S1 31 62
S2 3 6
Jumlah 50 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden
berdasarkan pendidikan terakhirnya rata-rata berpendidikan S1 yaitu sebanyak 31 orang
dengan prosentase 62%. Sedangkan responden dengan pendidikan SMK, D3, dan S2
Berikut adalah distribusi pendidikan terakhir responden menggunakan gambar pie
chart.
Gambar 4.3 Pie Chart Distribusi Data Pendidikan Terakhir Responden
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.4. Distribusi frekuensi berdasarkan jabatan responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran jabatan responden dapat
dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.
Tabel 4.8 Distribusi Jabatan Responden
Jabatan Frekuensi Prosentase (%)
Cost Enginering 1 2 Drafter 7 14 Drawing Checker 4 8 Engineer 13 26 Kepala Logistik 1 2 Koordinator Drafter 1 2 MEP Manager 1 2
Planning & Method Engineer 3 6
Quality Control 6 12
Site Manager 5 10
Supervisor 8 16
Jumlah 50 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017) SMK 20% D3 12% S1 62% S2 6% PENDIDIKAN TERAKHIR
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden
berdasarkan jabatan responden berada pada posisi Engineer yaitu sebanyak 13 orang
dengan prosentase 26%. Berikut adalah distribusi jabatan responden dengan
menggunakan gambar bar chart.
Gambar 4.4 Bar Chart Distribusi Data Jabatan Responden
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.3.5. Distribusi frekuensi berdasarkan lama kerja responden
Untuk mengetahui lebih lanjut distribusi responden berdasaran lama kerja responden
dapat dilihat pada hasil frekuensi data responden sebagai berikut.
Tabel 4.9 Distribusi Lama Kerja Responden
Lama Kerja Frekuensi Prosentase (%) 1 s/d 5 th 32 64 6 s/d 10 th 5 10 11 s/d 15 th 4 8 16 s/d 20 th 3 6 21 s/d 25 th 3 6 26 s/d 30 th 3 6 Jumlah 50 100
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
0 2 4 6 8 10 12 14 JABATAN RESPONDEN
1 s/d 5 th 64% 6 s/d 10 th 10% 11 s/d 15 th 8% 16 s/d 20 th 6% 21 s/d 25 th 6% 26 s/d 30 th 6% LAMA KERJA
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar distribusi responden
berdasarkan lama kerja responden, paling banyak adalah pada rentang 1 s/d 5 tahun
yaitu dengan 32 orang dengan prosentase sebesar 64%.berada pada posisi Engineer
yaitu sebanyak 13 orang dengan prosentase 26%. Berikut adalah distribusi lama kerja
responden dengan menggunakan gambar pie chart.
Gambar 4.5 Bar Chart Distribusi Data Lama Kerja Responden
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
4.4. Analisis statistik deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya
tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi
(Sugiyono, 2009: 147 dalam Windyastuti, 2013).
Analisis ini memiliki kegunaan untuk menyajikan karakteristik tertentu suatu data dari
sampel tertentu. Analisis ini memungkinkan peneliti mengetahui secara tepat gambaran
sekilas dan ringkas dari data yang didapat (Galuh, 2011).
Dengan menggunakan program SPSS versi 24, didapat nilai sum, mean, median, mode,
sekilas mengenai sub faktor-faktor penyebab keterlambatan yang memiliki skala
tertinggi pada proyek yang dilihat dari skor total tertinggi pada masing-masing variabel.
Hasil analisis deskriptif akan disajikan dalam masing-masing variabel. Berikut ini
adalah tabulasi hasil analisis deskriptif variabel independen (X) dan variabel dependen
(Y) untuk faktor-faktor penyebab keterlambatan pada Proyek Pembangunan Gedung
Thamrin Nine Phase 1 Jakarta.
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel X dan Y
Variabel Indikator N Mean Median Mode Std.
Deviation Sum Valid Missing Faktor bahan (Material) X11 50 0 3.038 2.696 2.696 0.975 151.889 X12 50 0 3.521 3.447 3.063 0.942 176.027 X13 50 0 3.154 2.833 2.833 0.960 157.718 X14 50 0 3.155 3.234 3.234 0.956 157.729 X15 50 0 2.858 2.727 2.727 0.965 142.915 X16 50 0 3.400 3.030 3.030 0.945 169.995
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor X21 50 0 3.421 3.158 3.158 0.960 171.067 X22 50 0 3.154 2.998 2.998 0.964 157.719 X23 50 0 3.667 3.641 4.706 0.930 183.344 X24 50 0 2.858 2.608 2.608 0.937 142.910 X25 50 0 3.154 2.781 2.781 0.962 157.722 X26 50 0 3.155 2.842 3.608 0.963 157.726 X27 50 0 3.154 2.891 2.891 0.944 157.709 X28 50 0 3.155 3.180 2.255 0.960 157.728 X29 50 0 3.421 3.160 3.160 0.960 171.058 X210 50 0 3.154 2.921 3.798 0.963 157.718 Faktor peralatan (Equipment) X31 50 0 2.590 2.616 2.616 0.966 129.504 X32 50 0 2.985 2.806 2.806 0.965 149.270 Faktor keuangan (Financing) X41 50 0 2.400 2.324 3.695 0.951 119.988 X42 50 0 3.521 3.476 3.063 0.946 176.040 X43 50 0 2.458 2.279 2.970 0.960 122.889 Faktor lingkungan (Environment) X51 50 0 2.985 3.217 2.291 0.956 149.268 Faktor perubahan
(Change) serta Design & Method X61 50 0 4.521 5.225 5.225 0.863 226.034 X62 50 0 3.667 3.956 3.956 0.947 183.355 X63 50 0 2.755 2.574 3.428 0.966 137.748 X64 50 0 3.755 3.858 3.858 0.939 187.746 X65 50 0 3.858 4.176 3.176a 0.943 192.916 X66 50 0 3.421 3.132 3.132 0.960 171.050 X67 50 0 2.985 2.854 2.854 0.965 149.260
Tabel 4.10 Analisis Deskriptif Variabel X dan Y (Lanjutan)
Variabel Indikator N Mean Median Mode Std.
Deviation Sum Valid Missing Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation) X71 50 0 2.521 2.957 2.957 0.955 126.049 Faktor kontrak (Contractual Relationship) X81 50 0 3.421 3.070 3.070 0.956 171.058 X82 50 0 2.458 2.614 2.614 0.961 122.884 X83 50 0 3.437 3.631 3.631 0.951 171.833 X84 50 0 3.858 3.782 4.824 0.922 192.919 X85 50 0 3.421 3.451 3.848 0.960 171.065 X86 50 0 3.590 3.796 3.017 0.942 179.487 X87 50 0 4.117 4.001 5.051 0.909 205.858 X88 50 0 3.154 2.895 3.769 0.962 157.709 X89 50 0 2.985 3.245 2.406 0.949 149.272
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques) X91 50 0 2.858 2.569 2.569 0.963 142.907 X92 50 0 3.154 3.257 4.272 0.948 157.723 X93 50 0 2.859 3.148 3.148 0.957 142.926 X94 50 0 3.154 3.257 4.272 0.947 157.716 X95 50 0 3.421 3.734 2.904 0.953 171.056 X96 50 0 2.858 3.116 4.061 0.955 142.922 X97 50 0 3.154 2.839 2.839 0.948 157.707 X98 50 0 3.154 2.973 2.973 0.964 157.713 Keterlambatan Y1 50 0 2.985 2.854 2.854 0.962 149.254
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari Tabel 4.10, masing-masing penjelasannya adalah sebagai berikut.
Untuk faktor bahan (material), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh
terhadap keterlambatan adalah indikator X12 yaitu “Keterlambatan pemutusan Owner
tentang material yang akan digunakan” dengan skor total 176.027, mean 3.521, median
3.447, dan mode 3.063.
Untuk Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor, sub faktor atau indikator yang
paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X23 yaitu “Kurangnya
komunikasi dan koordinasi antara pihak yang terlibat di dalam proyek” dengan skor
total 183.344, mean 3.667, median 3.641, dan mode 4.706.
terhadap keterlambatan adalah indikator X32 yaitu “Kesalahan manajemen peralatan”
dengan skor total 149.270, mean 2.985, median 2.806, dan mode 2.806.
Untuk Faktor keuangan (Financing), sub faktor atau indikator yang paling berpengaruh
terhadap keterlambatan adalah indikator X42 yaitu “Sistem pembayaran pemilik ke
kontraktor yang tidak sesuai kontrak akibat alasan tertentu” dengan skor total 176.040,
mean 3.521, median 3.476, dan mode 3063.
Untuk Faktor lingkungan (Environment), sub faktor atau indikator yang paling
berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X51 yaitu “Pengaruh hujan pada
aktivitas konstruksi” dengan skor total 149.268, mean 2.985, median 3.217, dan mode
2.291.
Untuk Faktor perubahan (Change) serta Design & Method, sub faktor atau indikator
yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X61 yaitu “Perubahan
desain yang terlalu signifikan” dengan skor total 226.034, mean 4.521, median 5.225,
dan mode 5.225.
Untuk Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation), sub faktor atau
indikator yang paling berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X71 yaitu
“Perolehan ijin dari Pemerintah” dengan skor total 126.049, mean 2.521, median 2.957,
dan mode 2.957.
Untuk Faktor kontrak (Contractual Relationship), sub faktor atau indikator yang paling
berpengaruh terhadap keterlambatan adalah indikator X87 yaitu “Komunikasi yang
kurang antara Owner dengan perencana pada perencanaan” dengan skor total 205.858,
mean 4.117, median 4.001, dan mode 5.051.
yaitu “Kurangnya komitmen akan komitmen QA/QC” dengan skor total 171.056, mean
3.421, median 3.734, dan mode 2.904.
4.5. Uji instrumen penelitian
Keabsahan atau kesahihan suatu hasil penelitian sangat ditentukan oleh alat ukur yang
digunakan. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan dua macam pengujian yaitu test of
validity (uji validitas atau kesahihan) dan test of reliability (uji kehandalan). Adapun uji
instrumen pada penelitian kali ini menggunakan SPSS Versi 24.
4.5.1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan suatu item dalam kuesioner atau
skala, apakah item-item pada kuesioner tersebut sudah tepat dalam mengukur apa yang
ingin diukur (Duwi, 2010). Dalam menentukan layak atau tidaknya suatu item yang
akan digunakan, biasanya dilakukan uji signifikasi koefisien korelasi pada taraf
signifikasi 0,05, artinya suatu item dianggap valid jika berkolerasi signifikan terhadap
skor total.
Pada software SPSS versi 24 teknik pengujian yang sering digunakan untuk uji validitas
adalah menggunakan korelasi Bivariate Pearson dan Corrected Item–Total Correlation.
Pada penelitian ini penulis menggunakan Teknik Corrected Item–Total Correlation.
Outputnya yaitu data dikatakan valid apabila nilai Corrected Item-Total Correlation
lebih besar dari r tabel. R tabel ada pada lampiran.
Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X11 150.84422 335.089 0.308 0.892 0.279 Valid X12 150.36146 334.200 0.347 0.892 0.279 Valid
Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X13 150.72764 331.886 0.407 0.891 0.279 Valid X14 150.72742 341.324 0.135 0.894 0.279 Tidak Valid X15 151.02370 326.132 0.573 0.888 0.279 Valid X16 150.48210 332.407 0.398 0.891 0.279 Valid X21 150.46066 335.031 0.315 0.892 0.279 Valid X22 150.72762 328.713 0.497 0.889 0.279 Valid X23 150.21512 336.358 0.287 0.892 0.279 Valid X24 151.02380 338.242 0.229 0.893 0.279 Tidak Valid X25 150.72756 331.546 0.416 0.891 0.279 Valid X26 150.72748 329.520 0.474 0.890 0.279 Valid X27 150.72782 327.363 0.549 0.889 0.279 Valid X28 150.72744 325.748 0.587 0.888 0.279 Valid X29 150.46084 332.675 0.383 0.891 0.279 Valid X210 150.72764 331.207 0.425 0.890 0.279 Valid X31 151.29192 341.082 0.140 0.894 0.279 Tidak Valid X32 150.89660 332.950 0.373 0.891 0.279 Valid X41 151.48224 340.050 0.173 0.894 0.279 Tidak Valid X42 150.36120 333.090 0.377 0.891 0.279 Valid X43 151.42422 338.041 0.228 0.893 0.279 Tidak Valid X51 150.89664 340.832 0.150 0.894 0.279 Tidak Valid X61 149.36132 332.758 0.430 0.891 0.279 Valid X62 150.21490 332.833 0.385 0.891 0.279 Valid X63 151.12704 330.008 0.458 0.890 0.279 Valid X64 150.12708 333.104 0.380 0.891 0.279 Valid X65 150.02368 332.690 0.391 0.891 0.279 Valid X66 150.46100 326.979 0.551 0.889 0.279 Valid X67 150.89680 339.610 0.182 0.894 0.279 Tidak Valid X71 151.36102 333.350 0.366 0.891 0.279 Valid X81 150.46084 333.765 0.353 0.891 0.279 Valid X82 151.42432 338.485 0.215 0.893 0.279 Tidak Valid X83 150.44534 335.074 0.317 0.892 0.279 Valid X84 150.02362 335.227 0.324 0.892 0.279 Valid X85 150.46070 333.398 0.362 0.891 0.279 Valid X86 150.29226 334.533 0.337 0.892 0.279 Valid X87 149.76484 335.137 0.332 0.892 0.279 Valid X88 150.72782 334.995 0.315 0.892 0.279 Valid X89 150.89656 334.334 0.339 0.892 0.279 Valid X91 151.02386 335.907 0.289 0.892 0.279 Valid
Tabel 4.11 Uji Validitas Instrumen (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X92 150.72754 330.832 0.444 0.890 0.279 Valid X93 151.02348 332.561 0.388 0.891 0.279 Valid X94 150.72768 333.504 0.365 0.891 0.279 Valid X95 150.46088 335.479 0.305 0.892 0.279 Valid X96 151.02356 335.221 0.311 0.892 0.279 Valid X97 150.72786 330.033 0.467 0.890 0.279 Valid X98 150.72774 324.840 0.612 0.888 0.279 Valid Y1 150.89692 328.351 0.509 0.889 0.279 Valid
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari tabel di atas didapat nilai rtabel pada 50 responden adalah 0,279. Berdasarkan hasil
output di atas, dapat dilihat bahwa terdapat 8 indikator variabel independen yaitu X14,
X24, X31, X41, X43, X51, X67, X82 yang memiliki nilai Corrected Item-Total
Correlation kurang dari nilai rtabel , maka dapat dikatakan jika kedelapan indikator
variabel independen tersebut tidak valid dan dapat dieliminasi.
Setelah indikator variabel yang tidak valid dieliminasi, maka dilakukan uji validitas
sekali lagi untuk data yang telah valid.
Tabel 4.12 Uji Validitas Instrumen Kedua
Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X11 128.95558 280.657 0.336 0.898 0.279 Valid X12 128.47282 280.048 0.370 0.897 0.279 Valid X13 128.83900 279.390 0.383 0.897 0.279 Valid X15 129.13506 273.947 0.555 0.894 0.279 Valid X16 128.59346 279.861 0.375 0.897 0.279 Valid X21 128.57202 280.499 0.348 0.897 0.279 Valid X22 128.83898 274.925 0.524 0.895 0.279 Valid X23 128.32648 281.895 0.315 0.898 0.279 Valid X25 128.83892 278.198 0.420 0.896 0.279 Valid X26 128.83884 276.837 0.463 0.896 0.279 Valid X27 128.83918 273.962 0.568 0.894 0.279 Valid X28 128.83880 273.357 0.577 0.894 0.279 Valid
Tabel 4.12 Uji Validitas Instrumen Kedua (Lanjutan) Scale Mean if Item Deleted Scale Variance if Item Deleted Corrected Item-Total Correlation Cronbach's Alpha if Item Deleted r Tabel Kesimpulan (N=50) X29 128.57220 278.732 0.404 0.897 0.279 Valid X210 128.83900 276.857 0.462 0.896 0.279 Valid X32 129.00796 280.218 0.355 0.897 0.279 Valid X42 128.47256 280.519 0.353 0.897 0.279 Valid X61 127.47268 280.657 0.387 0.897 0.279 Valid X62 128.32626 281.374 0.325 0.898 0.279 Valid X63 129.23840 276.423 0.474 0.896 0.279 Valid X64 128.23844 280.823 0.346 0.897 0.279 Valid X65 128.13504 278.839 0.408 0.897 0.279 Valid X66 128.57236 274.277 0.547 0.894 0.279 Valid X71 129.47238 280.444 0.351 0.897 0.279 Valid X81 128.57220 279.962 0.366 0.897 0.279 Valid X83 128.55670 280.805 0.342 0.897 0.279 Valid X84 128.13498 281.362 0.336 0.898 0.279 Valid X85 128.57206 279.908 0.367 0.897 0.279 Valid X86 128.40362 280.857 0.344 0.897 0.279 Valid X87 127.87620 280.025 0.386 0.897 0.279 Valid X88 128.83918 280.630 0.343 0.897 0.279 Valid X89 129.00792 281.284 0.327 0.898 0.279 Valid X91 129.13522 282.136 0.295 0.898 0.279 Valid X92 128.83890 277.395 0.453 0.896 0.279 Valid X93 129.13484 278.980 0.398 0.897 0.279 Valid X94 128.83904 280.856 0.342 0.897 0.279 Valid X95 128.57224 281.591 0.316 0.898 0.279 Valid X96 129.13492 282.560 0.284 0.898 0.279 Valid X97 128.83922 276.829 0.472 0.896 0.279 Valid X98 128.83910 271.455 0.636 0.893 0.279 Valid Y1 129.00828 275.489 0.507 0.895 0.279 Valid
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Berdasarkan hasil output di atas, dapat dilihat bahwa seluruh indikator memiliki nilai
Corrected Item-Total Correlation lebih dari nilai rtabel , maka dapat dikatakan jika
seluruh indikator valid dan tidak ada yang dieliminasi.
4.5.2. Uji reliabilitas
(Duwi Priyatno, 2010:97). Ada beberapa metode pengujian reliabilitas, salah satunya
yang akan dipakai pada penelitian ini adalah metode Cronbach’s Alpha. Menurut
Sekaran (1992) dalam Duwi (2010), reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik,
sedangkan 0,7 dapat diterima dan di atas 0,8 adalah baik.
Pada penelitian ini, setelah diuji validitasnya maka item-item yang gugur dibuang dan
item yang tidak gugur dimasukkan ke dalam uji reliabilitas. Maka yang akan dihitung
ada sebanyak 40 indikator (N of Item = 40), karena 8 indikator telah digugurkan. Hasil
uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.13 Uji Reliabilitas Instrumen
Cronbach's Alpha N of Items
0.899 40
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Hasil uji reliabilitas didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0.899. Karena nilai di atas
0,6 maka dapat disimpulkan bahwa instrumen dalam penelitian ini reliabel.
4.6. Uji asumsi klasik
Uji asumsi klasik dilakukan karena pada penelitian ini menggunakan alat analisis model
regresi berganda. Tujuan pengujian asumsi klasik adalah memberikan kepastian bahwa
persamaan regresi yang didapatkan memiliki ketepatan dalam estimasi, tidak bias, dan
konsisten. Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas data, uji multikolinieritas, dan uji
heteroskedastisitas.
4.6.1. Uji normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal atau tidak.
Dalam pembahasan ini, digunakan One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test. Data
dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 0,05. Hasil uji
Tabel 4.14 Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 50
Normal Parametersa,b
Mean 0.0000000 Std. Deviation 0.59939187 Most Extreme Differences Absolute 0.114 Positive 0.114 Negative -0.062 Test Statistic 0.114
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.102
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari output di atas, dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. (2 tailed) adalah sebesar
0.102. Karena signifikansi variabel lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa
data berdistribusi normal.
4.6.2. Uji multikolinearitas
Uji multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hubungan linear
antar variabel independen dalam model regresi. Pada pembahasan ini, dilakukan uji
multikolinearitas dengan melihat nilai Inflation Factor (VIF) pada model regresi.
Menurut Santoso (2001, dalam Duwi Priyatno, 2010:81), pada umumnya jika VIF lebih
besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan
variabel independen lainnya. Hasil uji normalitas dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas
Model
Collinearity
Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
1 (Constant)
Faktor bahan (Material) 0.429 2.331 Tidak ada Multikolinearitas Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff &
Labor 0.370 2.706 Tidak ada Multikolinearitas
Faktor peralatan (Equipment) 0.803 1.246 Tidak ada Multikolinearitas Faktor keuangan (Financing) 0.811 1.234 Tidak ada Multikolinearitas (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Tabel 4.15 Uji Multikolinearitas (Lanjutan)
Model
Collinearity
Statistics Kesimpulan
Tolerance VIF
1 Faktor perubahan (Change) serta Design &
Method 0.334 2.993 Tidak ada Multikolinearitas
Faktor hubungan dengan pemerintah
(Government Relation) 0.790 1.266 Tidak ada Multikolinearitas Faktor kontrak (Contractual Relationship) 0.499 2.002 Tidak ada Multikolinearitas Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and
Controlling techniques) 0.344 2.908 Tidak ada Multikolinearitas (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari output tersebut di atas, dapat diketahui bahwa nilai VIF untuk semua variabel
adalah kurang dari 5. Maka dapat disimpulkan bahwa pada model regresi tidak
ditemukan adanya masalah multikolinearitas.
4.6.3. Uji heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya ketidaksamaan
varian dari residual pada model regresi. Pada pembahasan ini dilakukan uji
heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Spearman’s rho, yaitu mengkorelasikan
nilai residual (Unstandardized residual) dengan masing-masing variabel independen.
Jika signifikansi korelasi kurang dari 0,05 maka pada model regresi terjadi masalah
heteroskedastisitas.
Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho
Variabel Unstandardized
Residual Kesimpulan
Faktor bahan (Material)
Correlation Coefficient -0.048
Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.743
N 50
Faktor tenaga kerja (Man Power): Staff & Labor
Correlation Coefficient -0.010
Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.947
N 50
Faktor peralatan (Equipment)
Correlation Coefficient 0.004
Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.978
N 50
Tabel 4.16 Uji Heteroskedastisitas Spearman’s rho (Lanjutkan)
Variabel Unstandardized
Residual Kesimpulan Faktor keuangan (Financing)
Correlation Coefficient 0.023
Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.875
N 50
Faktor perubahan (Change) serta Design & Method
Correlation Coefficient -0.062
Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.667
N 50
Faktor hubungan dengan
pemerintah (Government Relation)
Correlation Coefficient -0.024
Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.868
N 50
Faktor kontrak (Contractual Relationship) Correlation Coefficient -0.060 Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.679 N 50
Faktor waktu dan kontrol (Schedulling and Controlling techniques) Correlation Coefficient 0.010 Tidak ada Heteroskedastisitas Sig. (2-tailed) 0.943 N 50
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Dari hasil korelasi di atas, dapat diketahui korelasi antara masing-masing variabel
independen dengan Unstandardized residual menghasilkan nilai signifikansi korelasi
lebih dari 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak ditemukan adanya
masalah heteroskedastisitas.
4.7. Analisis regresi linier berganda
Analisis regresi linier berganda adalah hubungan secara linier antara dua atau lebih
variabel independen dengan variabel independen. Analisis ini digunakan dan
dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh variabel faktor penyebab keterlambatan
proyek: Faktor bahan, Faktor tenaga kerja, Faktor peralatan, Faktor keuangan, Faktor
perubahan, Faktor hubungan dengan pemerintah, Faktor kontrak, dan Faktor waktu dan
kontrol terhadap adanya Keterlambatan proyek. Hasil pengolahan data dengan
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Kesimpulan B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.333 0.767 -1.737 0.090
Faktor bahan (Material) 0.840 0.254 0.491 3.304 0.002 Berpengaruh signifikan Faktor tenaga kerja (Man
Power): Staff & Labor -0.373 0.279 -0.214 -1.338 0.188
Tidak berpengaruh signifikan Faktor peralatan (Equipment) 0.443 0.108 0.444 4.091 0.000 Berpengaruh signifikan Faktor keuangan (Financing) -0.032 0.110 -0.032 -0.294 0.770 Tidak berpengaruh signifikan Faktor perubahan
(Change) serta Design & Method
-0.121 0.313 -0.065 -0.387 0.700
Tidak berpengaruh
signifikan Faktor hubungan dengan
pemerintah (Government Relation) 0.282 0.110 0.280 2.556 0.014 Berpengaruh signifikan Faktor kontrak (Contractual Relationship) 0.790 0.268 0.405 2.945 0.005 Berpengaruh signifikan Faktor waktu dan kontrol
(Schedulling and Controlling techniques) -0.450 0.313 -0.238 -1.435 0.159 Tidak berpengaruh signifikan (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Hasil pengolahan data dengan menggunakan software SPSS 24 dapat disusun model
regresi sebagai berikut.
Y’ = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 ……...
(4.1)
Y’ = (-1.333) + 0.840 X1 + (-0.373) X2 + 0.443 X3 + (-0.032) X4 + (-0.121) X6 +
0.282 X7 + 0.790 X8 + (-0.450) X9
Keterangan:
Y’ = Variabel dependen (Keterlambatan pelaksanaan proyek)
a = konstanta
b1,b2,….., b9 = koefisien regresi (nilai peningkatan maupun penurunan)
X1, X2, …, X9 = Variabel independen (Faktor-Faktor keterlambatan pelaksanaan
4.8. Uji hipotesis
4.8.1. Koefisien determinasi (R2)
Analisis determinasi digunakan untuk mengetahui prosentase sumbangan pengaruh
variabel independen (X1, X2, …., Xn) secara serentak terhadap variabel dependen (Y).
R2 sama dengan 0, maka tidak ada sedikit pun prosentase sumbangan pengaruh yang
diberikan variabel independen terhadap variabel dependen, atau variasi variabel
independen yang digunakan dalam model tidak menjelaskan sedikit pun variasi variabel
dependen (Duwi Prayitno, 2010 : 66). Begitu pula sebaliknya apabila nilai R2 sama
dengan 1.
Hasil analisis determinasi dengan menggunakan software SPSS dapat dilihat pada
output Model Summary dari hasil analisis regresi linier berganda. Berikut hasil analisis
determinasi.
Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (R2)
Model R R Square Adjusted R
Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 0.782 0.612 0.536 0.65526 1.926
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Berdasarkan hasil di atas, diperoleh koefisien determinasi R2 (R Square) sebesar 0.612
atau 61.2%. Hal ini menunjukkan bahwa prosentase sumbangan pengaruh variabel
independen: Faktor bahan, Faktor tenaga kerja, Faktor peralatan, Faktor keuangan,
Faktor perubahan, Faktor hubungan dengan pemerintah, Faktor kontrak, dan Faktor
waktu dan kontrol terhadap variabel dependen (keterlambatan proyek) sebesar 61.2%.
sedangkan sisanya sebesar 38.8% dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain yang
Adjusted R Square adalah nilai R Square yang telah disesuaikan. Sedangkan Standard
Error of the Estimate adalah suatu ukuran banyaknya kesalahan model regresi dalam
memprediksikan nilai Y.
4.8.2. Uji koefisien regresi secara bersama-sama (Uji F)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen secara serentak atau
bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Hasil uji F dalam
software SPSS dapat dilihat pada output ANOVA dari hasil analisis regresi linier
berganda. Dikatakan signifikan apabila nilai probabilitas atau Sig. kurang dari 0.05 dan
nilai Fhitung lebih dari Ftabel. Hasil uji F dengan menggunakan SPSS 24 adalah sebagai
berikut.
Tabel 4.19 Uji F
Model Sum of Squares df Mean
Square F Sig. Kesimpulan
1 Regression 27.739 8 3.467 8.076 0.000 Berpengaruh signifikan Residual 17.604 41 0.429 Total 45.344 49
(Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Cara menentukan Ftabel adalah sebagai berikut: Dengan menggunakan tingkat keyakinan
95%, α = 5%, df1 adalah jumlah variabel dikurangi 1 atau 9-1=8, dan df2 adalah n-k-1 (n
adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen) atau 50-8-1=41, maka
hasil diperoleh untuk Ftabel sebesar 2.174 (Lihat pada lampiran). Atau dapat dicari di
Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =finv(0.005,8,41) lalu tekan enter
(Duwi, 2010).
Dari data di atas, diperoleh nilai Fhitung sebesar 8.076 > Ftabel sebesar 2.174 dengan
probabilitas sebesar 0.000 < 0.05. Artinya terdapat pengaruh signifikan yang sangat
kuat antara Faktor bahan (X1), Faktor tenaga kerja (X2), Faktor peralatan (X3), Faktor
Faktor kontrak (X7), dan Faktor waktu dan kontrol (X8) secara bersama-sama terhadap
Keterlambatan proyek (Y).
4.8.2. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t)
Uji t digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel independen
(X1, X2, …., Xn) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Pengujian koefisien Regresi secara Parsial diawali dengan menentukan hipotesis.
1. Untuk variabel bahan (material)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor bahan dengan keterlambatan
proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor bahan dengan keterlambatan proyek.
2. Untuk variabel tenaga kerja (man power)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor tenaga kerja dengan
keterlambatan proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor tenaga kerja dengan keterlambatan
proyek.
3. Untuk variabel peralatan (equipment)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor peralatan dengan keterlambatan
proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor peralatan dengan keterlambatan
proyek.
4. Untuk variabel keuangan (financing)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor keuangan dengan keterlambatan
proyek.
5. Untuk variabel perubahan (change) serta design and method
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor perubahan (change) serta design
and method dengan keterlambatan proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor perubahan (change) serta design and
method dengan keterlambatan proyek.
6. Untuk variabel hubungan dengan pemerintah (government relation)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor hubungan dengan pemerintah
dengan keterlambatan proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor hubungan dengan pemerintah dengan
keterlambatan proyek.
7. Untuk variabel kontrak (contractual relationship)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor kontrak dengan keterlambatan
proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor kontrak dengan keterlambatan proyek.
8. Untuk variabel waktu dan kontrol (scheduling and controlling techcniques)
H0 : secara parsial tidak ada pengaruh antara faktor waktu dan kontrol dengan
keterlambatan proyek.
Ha : secara parsial ada pengaruh antara faktor waktu dan kontrol dengan
keterlambatan proyek.
Kemudian menentukan t tabel dengan langkah sebagai berikut: tabel distribusi t dicari
pada α = 5% :2 = 2.5% (uji 2 sisi), dengan derajat kebebasan (df) n-k-1 = 50-8-1 = 41 (n
adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen). Dengan pengujian 2 sisi
(signifikansi 0.025) hasil diperoleh untuk t tabel sebesar 2.020 (Lihat pada lampiran) atau
dapat dicari di Microsoft Excel dengan cara pada cell kosong ketik =tinv(0.05,41) lalu
Kriteria pengujian adalah sebagai berikut:
- H0 diterima jika -t tabel ≤ t hitung ≤ t tabel
- H0 ditolak jika -t hitung < -t tabel atau t hitung > t tabel
Hasil perhitungan dengan software SPSS 24 diperoleh hasil seperti yang tertera pada
Tabel 4.17. Penjelasannya adalah sebagai berikut.
Faktor bahan (material) mempunyai nilai t hitung sebesar 3.304 > t tabel sebesar 2.020
dengan nilai probabilitas sebesar 0.002 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor
material berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana
semakin tinggi masalah material yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan
keterlambatan proyek tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor bahan
merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
Faktor tenaga kerja, dalam hal ini staff dan para pekerja mempunyai nilai t hitung sebesar
-1.338 > - t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.188 > 0.05, maka H0
diterima yang berarti faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap
Keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan tenaga kerja bukan merupakan faktor
yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek (bukan faktor yang
mempengaruhi).
Faktor Peralatan mempunyai nilai t hitung sebesar 4.091 > t tabel sebesar 2.020 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor peralatan
berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi
masalah yang berhubungan dengan peralatan yang dihadapi oleh kontraktor dapat
menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan
bahwa faktor peralatan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan
Faktor keuangan mempunyai nilai t hitung sebesar -0.294 > -t tabel sebesar -2.020 dengan
nilai probabilitas sebesar 0.770 > 0.05, maka H0 diterima yang berarti faktor keuangan
tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut
menunjukkan masalah keuangan bukan merupakan faktor yang penting dalam
meningkatkan keterlambatan proyek.
Faktor perubahan serta desain dan method mempunyai nilai t hitung sebesar -0.387 > -t
tabel sebesar 2.-020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.700 > 0.05, maka H0 diterima
yang berarti faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh signifikan
negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut menunjukkan masalah perubahan
serta desain dan method bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan
keterlambatan proyek.
Faktor hubungan dengan pemerintah mempunyai nilai t hitung sebesar 2.556 > t tabel
sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05, maka H0 ditolak yang
berarti faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh signifikan positif terhadap
keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah yang berhubungan dengan
pemerintah yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek
menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor hubungan dengan
pemerintah merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
Faktor kontrak mempunyai nilai t hitung sebesar 2.945 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.005 < 0.05, maka H0 ditolak yang berarti faktor kontrak
berpengaruh signifikan positif terhadap Keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi
masalah kontraktual yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan
proyek menjadi tinggi pula. Hal tersebut menunjukkan bahwa faktor kontrak merupakan
Faktor waktu dan kontrol mempunyai nilai t hitung sebesar -1.435 > -t tabel sebesar -2.020
dengan nilai probabilitas sebesar 0.159 > 0.05, maka H0 diterima yang berarti faktor
waktu dan kontrol tidak berpengaruh signifikan negatif terhadap Keterlambatan proyek.
Hal tersebut menunjukkan masalah waktu dan kontrol tidak dianggap sebagai faktor
penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
4.8.3. Uji koefisien regresi secara parsial (Uji t) kedua (Trial)
Uji t kedua ini dilakukan untuk melihat konsistensi dari variabel independen yang
berpengaruh signifikan pada variabel dependennya. Adapun hasil selengkapnya sebagai
berikut.
Tabel 4.20 Hasil Perhitungan Uji t Kedua (Trial)
Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Kesimpulan B Std. Error Beta 1 (Constant) -1.823 0.778 -2.343 0.024
Faktor bahan (Material) 0.601 0.218 0.351 2.759 0.008 Berpengaruh signifikan Faktor peralatan
(Equipment) 0.325 0.106 0.326 3.070 0.004
Berpengaruh signifikan Faktor hubungan dengan
pemerintah (Government Relation) 0.190 0.112 0.188 1.692 0.097 Tidak berpengaruh signifikan Faktor kontrak (Contractual Relationship) 0.412 0.234 0.211 1.758 0.086 Tidak berpengaruh signifikan (Sumber: Hasil Olahan Penulis, 2017)
Hasil pengujian Uji t pada tahap kedua ini menunjukkan bahwa keempat variabel bebas
yang sebelumnya berpengaruh signifikan terhadap keterlambatan proyek, hanya dua
variabel bebas yang bersifat konsisten, yaitu faktor bahan (material) dan faktor
peralatan (equipment), sedangkan variabel bebas yang lain tidak menunjukkan
konsistensinya. Hasil perhitungan uji t menunjukkan bahwa pada tahap kedua ini tidak
4.9. Pembahasan hasil penelitian
Dari analisis data, diperoleh hasil sebagai berikut.
1. Faktor bahan berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan berpengaruh signifikan positif
terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung
sebesar 3.304 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.002 < 0.05,
yang berarti faktor bahan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan
proyek, di mana semakin tinggi masalah kesulitan bahan yang dihadapi oleh
kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor bahan merupakan faktor yang
penting yang mempengaruhi adanya keterlambatan proyek.
2. Faktor tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja tidak berpengaruh
signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari
perolehan nilai t hitung sebesar -1.338 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.188 > 0.05, yang berarti faktor tenaga kerja tidak berpengaruh signifikan
negatif terhadap keterlambatan proyek.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor tenaga kerja bukan merupakan
faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
3. Faktor peralatan berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan berpengaruh signifikan positif
terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung
sebesar 4.091 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.000 < 0.05,
yang berarti faktor peralatan berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan
peralatan yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek
menjadi tinggi pula.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan merupakan faktor yang
penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
4. Faktor keuangan tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keuangan tidak berpengaruh signifikan
negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai
t hitung sebesar -0.294 >- t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.770 >
0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah keuangan bukan merupakan faktor yang
penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor keuangan bukan merupakan
faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
5. Faktor perubahan serta desain dan method tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perubahan serta desain dan method tidak
berpengaruh signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat
dilihat dari perolehan nilai t hitung sebesar -0.387 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai
probabilitas sebesar 0.700 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah perubahan
serta desain dan method bukan merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan
keterlambatan proyek.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor perubahan serta desain dan
method bukan merupakan faktor yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
6. Faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh terhadap keterlambatan proyek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor peralatan berpengaruh signifikan positif
sebesar 2.556 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.014 < 0.05,
yang berarti faktor hubungan dengan pemerintah berpengaruh signifikan positif
terhadap keterlambatan proyek, di mana semakin tinggi masalah hubungan dengan
pemerintah yang dihadapi oleh kontraktor dapat menyebabkan keterlambatan proyek
menjadi tinggi pula.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor hubungan dengan pemerintah
merupakan faktor yang penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
7. Faktor kontrak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontrak berpengaruh signifikan positif
terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari perolehan nilai t hitung
sebesar 2.945 > t tabel sebesar 2.020 dengan nilai probabilitas sebesar 0.005 < 0.05,
yang berarti faktor kontraktual berpengaruh signifikan positif terhadap keterlambatan
proyek, di mana semakin tinggi masalah kontraktual yang dihadapi oleh kontraktor
dapat menyebabkan keterlambatan proyek menjadi tinggi pula.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kontrak merupakan faktor yang
penting yang menyebabkan adanya keterlambatan proyek.
8. Faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh terhadap keterlambatan proyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor waktu dan kontrol tidak berpengaruh
signifikan negatif terhadap keterlambatan proyek. Hal tersebut dapat dilihat dari
perolehan nilai t hitung sebesar -1.435 > -t tabel sebesar -2.020 dengan nilai probabilitas
sebesar 0.159 > 0.05. Hal tersebut menunjukkan masalah waktu dan kontrol bukan
merupakan faktor yang penting dalam meningkatkan keterlambatan proyek.
Temuan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor waktu dan kontrol bukan
4.10. Validasi akhir pakar hasil penelitian
Validasi akhir pakar hasil penelitian digunakan untuk mengetahui bagaimana pendapat
dan tanggapan para pakar mengenai variabel yang diperoleh. Hasil penelitian mengenai
penyebab keterlambatan pada proyek Thamrin Nine Phase 1 dikembalikan lagi kepada
5 responden pakar untuk dimintai pendapatnya. Berikut ini tabulasi dari pendapat para
pakar perihal variabel-variabel penyebab keterlambatan proyek pembangunan Gedung
Tabel 4.21 Validasi Akhir Pakar Hasil Penelitian
Variabel Faktor bahan (Material)
Faktor kontrak (Contractual
Relationship)
Faktor peralatan (Equipment)
Faktor hubungan dengan pemerintah (Government Relation)
Sub Variabel / Indikator
Keterlambatan pemutusan Owner tentang material yang akan digunakan
Komunikasi yang kurang antara
Owner dengan perencana pada perencanaan
Kesalahan manajemen peralatan Perolehan ijin dari pemerintah
Pakar 1 Sangat lumrah terjadi dikarenakan
kurang spesifiknya / kurang
matangnya perencanaan dan biasanya terkait dengan harga dan ketersediaan bahan/material di pasaran sehingga mencari alternatif material lain, yang mengakibatkan terhambatnya pekerjaan karena belum ada kepastian mengenai material yang akan digunakan tersebut.
Salah satu faktor yang menghambat peroses pelaksanaan di lapangan adalah kurangnya komunikasi antara
owner dengan perencana, yang mengakibatkan desain pekerjaan yang berubah-ubah, dan mengakibatkan terlambatnya pekerjaan. Apalagi jika suatu desain sudah dilaksanakan di lapangan dan tiba-tiba owner tidak setuju atau berubah pikiran, terpaksa harus membongkarnya
Kesalahan manajemen peralatan terjadi karena berbagai hal, diantaranya adalah kurang tepatnya penggunaan peralatan yang digunakan terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan. Hal ini mengakibatkan terlambatnya pekerjaan karena alat tidak sesuai dengan kapasitas yang dibutuhkan di lapangan.
Proses perijinan untuk hal- hal tertentu pada pemerintah cenderung membutuhkan waktu yang lumayan lama karena pelayanan perijinan tidak hanya melayani satu pihak, tp juga melayani bermacam-macam perijinan dari masyarakat. Baiknya pengajuan ijin dilakukan tidak secara mendadak.