• Tidak ada hasil yang ditemukan

BERITA RESMI STATISTIK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BERITA RESMI STATISTIK"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

A. CABAI BESAR

 Produksi cabai besar segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 20,65 ribu ton. Dibandingkan tahun 2012, terjadi peningkatan poduksi sebesar 14,25 ribu ton (227,78 persen). Peningkatan ini disebabkan oleh kenaikan produktivitas sebesar 3,61 ton per hektar (136,42 persen) dan luas panen sebesar 884 hektar (136,42 persen) dibandingkan tahun 2013.

B. CABAI RAWIT

 Produksi cabai rawit segar dengan tangkai tahun 2014 sebesar 64,01 ribu ton. Dibandingkan tahun 2013, terjadi peningkatan produksi sebesar 35,09 ton (121,29 persen). Peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan produktivitas sebesar 5,85 ton per hektar (110,31 persen) dan peningkatan luas panen sebesar 285 hektar (5,22 persen) dibandingkan tahun 2013.

C. BAWANG MERAH

 Produksi umbi bawang merah dengan daun tahun 2014 sebesar 117,51 ribu ton. Dibandingkan tahun 2013, produksi meningkat sebesar 15.88 ton (13,52 persen). Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya luas panen sebesar 2.241 hektar (19,46 persen) meskipun produktivitas menurun sebesar 0,75 ton per hektar (7,33 persen) dibandingkan tahun 2013.

No. 54/08/52/Th.IX, 3 Agustus 2015

P

RODUKSI

C

ABAI

B

ESAR

,

C

ABAI

R

AWIT

,

DAN

B

AWANG

M

ERAH

T

AHUN

2014

PRODUKSI CABAI BESAR SEBESAR 20,65 RIBU TON, CABAI RAWIT SEBESAR 64,01 RIBU TON, DAN BAWANG MERAH SEBESAR 117,51 RIBU TON

1. PENDAHULUAN

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2010 tentang Hortikultura, pasal 1 menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan hortikultura adalah segala hal yang berkaitan dengan buah, sayuran, bahan obat nabati, dan florikultura (tanaman hias). Data produksi tanaman hortikultura yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini hanya mencakup produksi dari tiga komoditas strategis yaitu cabai besar, cabai rawit, dan bawang merah. Data produksi yang disajikan merupakan angka tetap yang dikumpulkan dari laporan per bulan dalam tahun

2014.

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

(2)

2. METODOLOGI PENGUMPULAN DATA HORTIKULTURA

Pengumpulan data produksi dan luas panen hortikultura dilakukan oleh Kepala Cabang Dinas (KCD)/Mantri Tani/Petugas Pengumpul Data Tingkat Kecamatan dengan metode perkiraan pengamatan lapang. Pengumpulan data menggunakan daftar register kecamatan dan daftar isian Statistik Pertanian Hortikultura (SPH). Daftar nama kecamatan yang digunakan keadaan pada bulan Desember 2013 dengan jumlah kecamatan sebanyak 116 kecamatan. Pemeriksaan kelengkapan dan kebenaran isian dokumen SPH dilakukan oleh Dinas Pertanian Kabupaten/Kota. Hasilnya diserahkan kepada BPS Kabupaten/Kota untuk diolah. Validasi data dilakukan dalam forum sinkronisasi hasil pencatatan dan pengolahan baik di tingkat kabupaten/kota, dan provinsi maupun tingkat nasional.

3. PRODUKSI CABAI BESAR

Produksi cabai besar Nusa Tenggara Barat tahun 2014 sebesar 20,65 ribu ton (Gambar 1), mengalami peningkatan sebesar 14,25 ribu ton (222,78 persen) dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi cabai besar tahun 2014 tersebut terjadi baik di Pulau Lombok maupun Pulau Sumbawa, masing-masing sebesar 0,58 ribu ton dan 0,31 ribu ton.

Gambar 1

Perkembangan Produksi Cabai Besar Menurut Wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Tahun 2012–2014 0 5 10 15 20 25

Pulau Lombok Pulau Sumbawa NTB

6,57 0,61 7,18 5,53 0,87 6,40 19,23 1,42 20,65 Produksi ( Rib u ton ) 2012 2013 2014

(3)

Persentase produksi cabai besar pada tahun 2014 menurut wilayah di Pulau Lombok sebesar 93,11 persen dan di Pulau Sumbawa sebesar 6,89 persen. Dalam periode 2012–2014 (Tabel 1), produksi tertinggi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terjadi pada tahun 2014 yaitu masing-masing sebesar 19,23 ribu ton dan 1,42 ribu ton. Luas panen tertinggi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terjadi pada tahun 2014, yaitu seluas 1.138 hektar dan 394 hektar. Produktivitas tertinggi untuk Pulau Lombok terjadi pada tahun 2014 sebesar 16,90 ton per hektar, sedangkan untuk produktivitas tertinggi di Pulau Sumbawa pada tahun 2013 sebesar 10,07 ton per hektar.

Kenaikan produksi cabai besar pada tahun 2014 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Lombok Timur mencapai 121,45 ribu ton. Sementara itu, penurunan produksi yang relatif besar terjadi di Kabupaten Sumbawa sebesar 1,03 ribu ton.

Perkembangan produksi cabai besar per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 disajikan pada Tabel 2. Pada periode tahun 2012-2014, peningkatan produksi cabai besar terjadi pada semua triwulan. Peningkatan pada triwulan I mencapai 45,45 persen, triwulan II mencapai 386,74 persen, triwulan III 383,82 persen dan triwulan IV mencapai 137,47 persen.

Tabel 1

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Pulau Lombok 6.572 5.532 19.229 (1041) (15,83) 13.697 247,59 Pulau Sumbawa 609 866 1.423 257 42,11 557 64,30

Nusa Tenggara Barat 7.183 6.398 20.652 (786) (10,94) 14.254 222,78 Luas Panen (ha)

Pulau Lombok 582 562 1.138 (20) (3,44) 576 102,49

Pulau Sumbawa 68 86 394 18 26,47 308 358,14

Nusa Tenggara Barat 650 648 1.532 (2) (0,31) 884 136,42 Produktivitas (ton/ha)

Pulau Lombok 11,29 9,84 16,90 (1,45) (12,84) 7,06 71,72

Pulau Sumbawa 8,96 10,07 3,61 1,11 12,37 (6,46) (64,14)

Nusa Tenggara Barat 11,05 9,87 13,48 (1,18) (10,68) 3,61 36,58 Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

(4)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2012 200 192 255 291 2013 194 168 239 330 2014 276 408 844 798 0 100 200 300 400 500 600 700 800 900 Luas Pa nen (hek ta r) Tabel 2

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Besar Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 1422 1277 1.857 (145) (10,21) 580 45,45 Triwulan II 1318 815 3.967 (503) (38,16) 3.152 386,74 Triwulan III 1866 1868 9.038 2 0,11 7.170 383,82 Triwulan IV 2575 2438 5.789 (138) (5,35) 3.351 137,47

Luas Panen (ha)

Triwulan I 200 194 276 (6) (3,00) 82 42,27 Triwulan II 192 168 408 (24) (12,50) 240 142,86 Triwulan III 255 239 844 (16) (6,27) 605 253,14 Triwulan IV 291 330 798 39 13,40 468 141,82 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 7,11 6,58 6,73 (0,53) (7,43) 0,51 2,28 Triwulan II 6,87 4,85 9,72 (2,01) (29,33) 4,87 100,47 Triwulan III 7,32 7,81 10,71 0,50 6,81 2,90 37,11 Triwulan IV 8,85 7,39 7,25 (1,46) (16,54) (0,14) (1,83)

Keterangan: - Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai

- Cabai besar terdiri dari cabai merah besar, cabai hijau besar, cabai merah keriting, dan cabai hijau keriting

Perkembangan luas panen cabai besar pada tahun 2012 dan 2013 (Gambar 2) menunjukkan pola yang menurun pada triwulan II dan meningkat pada triwulan selanjutnya. Sedangkan luas panen cabai besar pada tahun 2014 menunjukkan peningkatan pada triwulan I sampai III kemudian menurun pada triwulan IV.

Gambar 2

(5)

4. PRODUKSI CABAI RAWIT

Produksi cabai rawit tahun 2014 (Gambar 3) sebesar 64,01 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 35,09 ribu ton (121,29 persen) dibandingkan tahun 2013. Kenaikan produksi cabai rawit dari tahun 2013 ke tahun 2014 terjadi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa yaitu sebesar sebesar 35 ribu ton (150,95 persen) dan 0,082 ribu ton (1,43 persen).

Persentase produksi cabai rawit tahun 2014 sebesar 90,91 persen di Pulau Lombok dan 9,09 persen di Pulau Sumbawa. Hal ini menunjukkan bahwa sejak tahun 2012–2013, Pulau Lombok masih menjadi sentra produksi cabai rawit Nusa Tenggara Barat (Tabel 3). Produksi cabai rawit tertinggi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 58,20 ribu ton dan 5,82 ribu ton. Luas panen tertinggi di Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa terjadi pada tahun 2014 yaitu seluas 5,32 ribu hektar dan 425 hektar. Produktivitas tertinggi di Pulau Lombok terjadi pada tahun 2014 yaitu sebesar 10,94 ton per hektar, sedangkan produktivitas tertinggi di Pulau Sumbawa terjadi pada tahun 2013 yaitu sebesar 14,31 ton per hektar.

Gambar 3

Perkembangan Produksi Cabai Rawit Menurut Wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Tahun 2012–2014

Kenaikan produksi cabai rawit pada tahun 2014 yang relatif besar terjadi di Kabupaten Lombok Timur mencapai 31,27 ribu ton. Sementara penurunan produksi cabai rawit yang relatif besar pada tahun 2014 terjadi di Kabupaten Sumbawa mencapai 0,34 ribu ton.

0 10 20 30 40 50 60 70

Pulau Lombok Pulau Sumbawa NTB

23,19 5,74 28,93 23,19 5,74 28,93 58,20 5,82 64,01 Produksi (Ribu to n) 2012 2013 2014

(6)

Tabel 3

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Pulau Lombok 26.810 23.190 58.195 (3.620) (13,50) 35.005 150,95 Pulau Sumbawa 2.890 5.737 5.819 2.847 98,49 82 1,43 NTB 29.700 28.927 64.014 (773) (2,60) 35.987 121,29

Luas Panen (ha)

Pulau Lombok 4.266 5.057 5.318 791 18,54 261 5,16 Pulau Sumbawa 331 401 425 70 21,15 24 5,99 NTB 4.597 5.458 5.743 861 18,73 285 5,22 Produktivitas (ton/ha) Pulau Lombok 6,28 4,59 10,94 (1,70) (27,03) 6,35 138,41 Pulau Sumbawa 8,73 14,31 13,69 5,57 63,84 (0,62) (4,32) NTB 6,46 5,30 11,15 (1,16) (17,96) 5,85 110,31

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

Tabel 4

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Cabai Rawit Menurut Triwulan, Tahun 2012-2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2014 2013-2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 3.832 2.925 6.136 (907) (23,66) 3.211 83,79 Triwulan II 7.657 2.763 5.127 (4.894) (63,91) 2.454 32,05 Triwulan III 8.653 11.739 26.704 3.086 35,66 14.965 172,94 Triwulan IV 9.559 11.500 25.958 1.941 20,31 14.458 151,24

Luas Panen (ha)

Triwulan I 1.148 1.781 1.612 633 55,14 (169) (14,72) Triwulan II 926 1.593 1.820 667 72,03 227 24,51 Triwulan III 3.015 3.094 3.164 79 2,62 70 2,32 Triwulan IV 2.950 3.181 3.196 231 7,83 15 0,51 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 3,34 1,64 3,81 (1,70) (50,79) 2,17 64,86 Triwulan II 8,27 1,73 2,87 (6,53) (79,02) 1,14 13,74 Triwulan III 2,87 3,79 8,44 0,92 32,20 4,65 162,01 Triwulan IV 3,24 3,62 8,12 0,37 11,57 4.50 138,95

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Cabai rawit terdiri dari cabai rawit merah dan cabai rawit hijau

(7)

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV 2012 1 148 926 3 015 2 950 2013 1 781 1 593 3 094 3 181 2014 1 612 1 820 3 164 3 196 0 500 1 000 1 500 2 000 2 500 3 000 3 500 Lu as Pa nen (hekta r)

Perkembangan produksi cabai rawit per triwulan dari tahun 2011 ke tahun 2013 disajikan pada Tabel 4. Pada periode tahun 2012-2013, penurunan terjadi pada triwulan I sebesar 907 ton (23,66 persen) dan pada triwulan II turun sebesar 4,89 ribu ton (63,91 persen). Akan tetapi, pada triwulan III dan IV mengalami peningkatan masing-masing sebesar 3,09 ribu ton (35,66 persen) dan 1,94 ribu ton (20,31 persen).

Gambar 4 menunjukkan bahwa luas panen cabai rawit selama periode 2011 mengalami peningkatan dari triwulan ke triwulan berikutnya. Sedangkan pada tahun 2012, pola luas panen cabai rawit menunjukkan penurunan pada triwulan II dan triwulan IV, sementara luas tanam pada triwulan III meningkat. Pola luas panen pada tahun 2013 dan 2014 mengalami peningkatan hampir pada setiap triwualn kecuali pada triwulan II tahun 2013 yang menunjukkan penurunan pada triwulan II dan peningkatan pada triwulan-triwulan berikutnya.

Gambar 4

Pola Luas Panen Cabai Rawit, 2012–2014

5. PRODUKSI BAWANG MERAH

Produksi bawang merah tahun 2014 sebesar 117,51 ribu ton, mengalami peningkatan sebanyak 15,88 ribu ton (13,52 persen) dibandingkan pada tahun 2013. Peningkatan produksi terjadi di Pulau Sumbawa sebesar 14,72 ribu ton atau sebesar 13,57 persen sedangkan di Pulau Lombok mengalami penurunan sebesar 1,17 ribu ton atau sebesar 12,88 persen (Gambar 5).

Persentase produksi bawang merah Nusa Tenggara Barat tahun 2014 menurut wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa masing-masing sebesar 7,77 persen dan 92,23 persen. Produksi dan luas panen tertinggi di Pulau Lombok dicapai pada tahun 2012, dimana produksi mencapai 9,83 ribu ton dan luas panen mencapai 1,36 ribu hektar. Luas panen tertinggi di Pulau

(8)

Sumbawa dicapai pada tahun 2012 seluas 1,35 ribu hektar, sedangkan luas panen tertinggi dicapai pada tahun 2012 yaitu seluas 10,98 ribu hektar. Sementara produktivitas tertinggi untuk Pulau Lombok yaitu sebesar 7,52 ton per hektar, sedangkan Pulau Sumbawa sebesar 11,39 ton per hektar dicapai pada tahun 2013 (Tabel 5).

Gambar 5

Perkembangan Produksi Bawang Merah Menurut Wilayah Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa, Tahun 2012–2014

Produksi bawang merah mengalami peningkatan di semua kabupaten/kota. Kenaikan produksi bawang merah pada tahun 2013 yang tertinggi terjadi di Kabupaten Bima .

Perkembangan produksi bawang merah per triwulan dari tahun 2012 ke tahun 2014 ditunjukkan pada Tabel 6. Pada periode 2013-2014, peningkatan produksi terjadi pada triwulan I sebesar 3,08 ribu ton (78,03 persen), triwulan III sebesar 2,66 ribu ton (5,92 persen) dan triwulan IV sebesar 22,08 ribu ton (123,86 persen). Sementara itu, penurunan produksi terjadi pada triwulan II sebesar 11,92 ribu ton (34,05 persen).

0 20 40 60 80 100 120

Pulau Lombok Pulau Sumbawa NTB

9,83 91,16 100,99 7,91 93,72 101,63 9,08 108,44 117,51 Produksi (Ribu to n) 2012 2013 2014

(9)

Tabel 5

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Wilayah Pulau Jawa dan Luar Pulau Jawa, Tahun 2012–2014

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Pulau Lombok 9.826 7.908 9.077 (1.919) (19,53) 1.169 12,88 Pulau Sumbawa 91.165 93.721 108.436 2.556 2,80 14.715 13,57 NTB 100.990 101.628 117.513 638 0,63 15.885 13,52

Luas Panen (ha)

Pulau Lombok 1.354 1.052 1.218 (302) (22,30) 166 13,63 Pulau Sumbawa 10.979 8.225 10.300 (2.754) (25,08) 2.075 20,15 NTB 12.333 9.277 11.518 (3.056) (24,78) 2.241 19,46 Produktivitas (ton/ha) Pulau Lombok 7,26 7,52 7,45 0,26 3.58 (0,07) (0,91) Pulau Sumbawa 8,30 11,39 10,53 3,09 37,24 (0,86) (8,19) NTB 8,19 10,95 10,20 2,76 33,70 (0,75) (7,33)

Keterangan: Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun

Tabel 6

Perkembangan Produksi, Luas Panen, dan Produktivitas Bawang Merah Menurut Triwulan, Tahun 2011–2013

Uraian 2012 2013 2014 Perkembangan 2012−2013 2013−2014 Absolut % Absolut % (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) Produksi (ton) Triwulan I 7.607 3.931 6998 (3.676) (48,32) 3.067 78,03 Triwulan II 18.282 35.002 23.083 16.720 91,45 (11.919) (34,05) Triwulan III 32.827 44.870 47.528 12.044 36,69 2.658 5,92 Triwulan IV 42.275 17.825 39.904 (24.450) (57,84) 22.079 123,86

Luas Panen (ha)

Triwulan I 1.030 470 842 (560) (54,37) 372 79,15 Triwulan II 2.839 3.459 2.520 620 21,84 (939) (27,15) Triwulan III 4.603 3.785 4.593 (818) (17,77) 808 21,35 Triwulan IV 3.861 1.563 3.563 (2.298) (59,52) 2000 127,96 Produktivitas (ton/ha) Triwulan I 7,39 8,36 8,31 0,98 13,25 (0,05) (0,58) Triwulan II 6,44 10,12 9,16 3,68 57,14 (0,96) (9,49) Triwulan III 7,13 11,85 10,35 4,72 66,23 (1,50) (12,68) Triwulan IV 10,95 11,40 11,20 0,45 4,11 (0,20) (1,76)

(10)

Perkembangan luas panen bawang merah pada tahun 2012 terus meningkat pada setiap triwulan. Pola luas panen pada tahun 2013 dan 2014 menunjukkan peningkatan dari triwulan I sampai triwulan III kemudian mengalami penurunan pada triwulan IV. Sedangkan pola luas panen pada tahun 2014 (Gambar 6).

Gambar 6

Pola Luas Panen Bawang Merah, Tahun 2012–2014

Triwulan I Triwulan II Triwulan III Triwulan IV

2012 1 030 2 839 4 603 3 861 2013 470 3 459 3 785 1 563 2014 842 2 520 4 593 3 563 0 500 1 000 1 500 2 000 2 500 3 000 3 500 4 000 4 500 5 000 Lu as Pa nen (hekta r)

(11)

Tabel 7

Perkembangan Produksi Cabai Besar, Cabai Rawit, dan Bawang Merah Menurut Provinsi Tahun 2013-2014 (Ton)

Keterangan: Bentuk hasil produksi cabai besar adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi cabai rawit adalah buah segar dengan tangkai Bentuk hasil produksi bawang merah adalah umbi kering panen dengan daun Kabupaten/Kota

CabaiBesar CabaiRawit BawangMerah

2013 2014 2013-2014 2013 2014 2013-2014 2013 2014 2012-2013

Absolut (%) Absolut (%) Absolut (%)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) 1 LOMBOK BARAT 120 4.594 3.391 281,88 555 18.408 12.858 231,68 30 2.033 1.735 85,34 2 LOMBOK TENGAH 165 13.573 11.924 723,10 433 25.795 21.467 496,00 0 350 350 100,00 3 LOMBOK TIMUR 5.240 173.843 121.448 231,79 22.068 533.416 312.735 141,71 7.823 87.446 9.216 10,54 4 SUMBAWA 220 1.170 -1.034 -46,91 1.620 12.793 -3.408 -21,04 11.885 176.415 57.570 32,63 5 DOMPU 47 6.984 6.519 1.401,94 127 2.509 1.241 97,87 1.583 16.732 903 5,40 6 BIMA 518 6.039 863 16,67 3.782 42.275 4.456 11,78 80.218 890.763 88.582 9,94 7 SUMBAWA BARAT 81 6 -808 -99,26 135 296 -1.058 -78,14 0 0 0 8 LOMBOK UTARA 0 201 201 67 2.667 1.999 299,25 55 942 395 41,93 9 MATARAM 7 76 7 10,14 67 1.664 994 148,36 0 0 0 10 KOTA BIMA 0 29 29 73 317 -413 -56,58 35 450 100 22,22 PULAU LOMBOK 5.532 19.229 13.697 247,59 23.190 58.195 35.005 150,95 7.908 9.077 1.169 12,88 PULAU SUMBAWA 866 1.423 557 64,30 5.737 5.819 82 1,43 93.721 108.436 14.715 13,57 NUSA TENGGARA BARAT 6.398 20.652 14.254 222,78 28.927 64.014 35.087 121,29 101.628 117.513 15.885 13,52

Gambar

Gambar  4  menunjukkan  bahwa  luas  panen  cabai  rawit  selama  periode  2011  mengalami  peningkatan dari triwulan ke triwulan berikutnya

Referensi

Dokumen terkait

3) Membantu siswa memahami diri dengan tuntutan lingkungannya dan menjauhi melakukan hal-hal yang dilarang oleh sekolah. 4) Siswa belajar hidup dengan kebiasaan-

Untuk mengetahui potensi minyak atsiri daun kayu manis sebagai insektisida nabati pada penelitian ini, dilakukan uji aktivitas insektisida yang meliputi uji mortalitas dan

Di Indonesia lebih dari 4000 jenis tumbuhan yang sangat berguna, baik sebagai penghasil kayu maupun sebagai penghasil non kayu seperti minyak atsiri yang sangat potensial

Meyakini bahwa seorang pemimpin atau Imam adalah terpelihara dan terbebas dari salah dan dosa (ma'shum) serta wajib diikuti dalam situasi dan kondisi apapun merupakan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengelolaan anggaran bantuan keuangan partai politik DPD PDI Perjuangan Provinsi Sumatera Selatan dalam pelaksanaannya, anggaran yang

Agar dapat mengajar dengan efektif, guru harus meningkatkan kesempatan belajar bagi siswa baik kualitas maupun kuantitas. Kesempatan belajar siswa dapat ditingkatkan

Mampu mengelola riset yang hasilnya berpotensi untuk diaplikasikan untuk menyelesaikan permasalahan manusia (khususnya permasalahan perkotaan) dengan menggunakan

b) Calon Peserta Didik yang mendaftar melalui jalur prestasi di dalam wilayah zonasi, tidak dapat melakukan pendaftaran melalui jalur zonasi, dan dapat mendaftar melalui jalur