• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

ANALISIS ISU–ISU STRATEGIS

4.1. Isu di Bidang Sumber Daya Manusia

Rendahnya kualitas sumber daya manusia yang dapat dilihat dari rendahnya angka Indek Pembangunan Manusia (IPM), terutama yang berhubungan dengan derajat pendidikan dan kesehatan. Ketimpangan distribusi penduduk ditunjukkan dengan terkonsentrasinya penduduk di Kecamatan Sungai Raya dan kecamatan sekitar Kota Pontianak. Kecenderungan pola distribusi penduduk ini dapat menimbulkan implikasi sosial dan lingkungan yang serius, dan tumbuhnya pemukiman kumuh.

4.2. Isu di Bidang Ekonomi

Pembangunan ekonomi yang belum seimbang, tidak merata, dan kurang menyentuh pada kebutuhan dasar masyakat, yaitu penyediaan kebutuhan pakaian, pangan, dan perumahan, serta kebutuhan energy, selain itu kurangnya lapangan pekerjaan, tingginya tingkat pengangguran, kemiskinan dan rendahnya investasi, serta belum optimalnya pengembangan sektor-sektor yang berpotensi bagi perkembangan perkonomian daerah, seperti sektor pariwisata dan pertambangan, menurunnya sektor industri perkayuan, yang dulunya menjadi sektor andalan penghasil devisa dan penyerapan tenaga kerja.

Pengembangan ekonomi daerah melalui pengembangan kawasan cepat tumbuh dengan pendekatan sektor unggulan komparatif per satuan wilayah pembangunan. Program-program tersebut diharapkan dapat mendongkrak pembangunan ekonomi berbasis potensi kewilayahan, model pembangunan yang dikembangkan dalam pembangunan kewilayahan dijabarkan dalam beberapa Satuan Wilayah Pembangunan (SWP) dengan kegiatan utama pembangunan sesuai kemampuan ekonomi dan sumber daya lokal antara lain :

(2)

a. Pembangunan Kawasan Usaha Agribisnis Terpadu (KUAT), yang rencananya terkonsentrasi di Kecamatan Sungai Kakap, yang merupakan sentra tanaman pangan, hortikultura,peternakan dan perikanan. Pembanguan kawasan ini diharapakan dapat memberikan nilai tambah bagi petani dan pelaku-pelaku agribisnis.

b. Pembangunan Kota Terpadu Mandiri (KTM) yaitu pembangunan kawasan transmigrasi yang merupakan kawasan potensial unggulan sesuai dengan basis ekonomi daerah. Berdasarkan rancangannya, KTM ini dapat menjadi pusat pertumbuhan industri-pertanian unggulan yang dikaitkan dengan upaya peningkatan kapasitas masyarakat sekaligus meningkatkan kesejahteraa. Berkembangnya KTM ini akan menjadi daya tarik dan terbuka. Pembangunan Kawasan ini telah didukung oleh Pemerintah Pusat melalui Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi dan direncanakan dilaksanakan di wilayah Kecamatan Rasau Jaya, Kecamatan Terentang.

c. Pembangunan Kawasan Industri Terpadu yang direncanakan di Kecamatan Sungai Ambawang dan Kecamatan Batu Ampar, dengan harapan menjadi sentra industri hulu maupun hilir yang terpadu dan terkonsentrasi pada suatu wilayah sekaligus dapat meminimalisir dampak lingkungan hidup, melakukan pengembangan wilayah dan menyerap tenaga kerja, serta memudahkan dalam pembinaan dan pengawasan industri.

4.3. Isu di Bidang Infrastruktur

Isu di bidang infrastruktur adalah selain belum meratanya sarana infrastruktur, juga tingginya kerusakan berbagai infrastruktur dasar yang sangat penting peningkatan kesejahteraan masyarakat seperti penyediaan fasilitas, sarana dan prasarana transportasi darat dan air antara lain ; pembangunan jalan, jembatan, sarana irigasi dan berbagai sarana umum lainnya. Disamping itu karena kondisi alamnya, masih banyak terdapatnya daerah-daerah sungai, rawa, gambut, kepulauan dan terpencil masih sulit dijangkau yang belum tersentuh pembangunan (tertinggal/terisolir).

(3)

Salah satu isu infrastruktur dasar yang penting adalah sarana dan prasarana transportasi yang merupakan pendorong percepatan aktifitas perekonomian yang direncanakan pengembangan kawasan dan prasarana transportasi terpadu yaitu :

a. Pembangunan Teriminal Antar Negara, yang sudah dalam proses pembangunan berlokasi di Kecamatan Sungai Ambawang.

b. Pembangunan Pelabuhan Laut Regional, yang merupakan konsep pengembangan prasarana transportasi dalam jangka panjang di lokasi Telok Air Kecamatan Batu Ampar, mengingat letak geografis yang strategis dalam jalur perhubungan sungai dan laut.

c. Penataan Kawasan Bandara Supadio (Aero City), keberadaan bandara ini merupakan suatu keunggulan komparatif yang dimiliki Kabupaten Kubu Raya yang tidak dimiliki oleh kabupaten lain di Propinsi Kalimantan Barat, bandara supadio adalah pintu gerbang Kalimantan Barat, dari dan ke luar Propinsi Kalimantan Barat melalui jalur udara, hal ini tentu saja memberikan nilai tambah ekonomi dan multiplier effect yang signifikan.

d. Penataan kawasan yang akan terkena dampak pengembangan kawasan Pontianak Metropolitan Area yang memberikan tekanan keruangan dan lingkungan hidup terutama pada Kecamatan Sungai Raya, Sungai Kakap dan Sungai Ambawang. Penataan kawasan tersebut meliputi beberapa aspek antara lain adalah :

1). Penataan kawasan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Regional ; 2). Penataan kawasan pemukiman ;

3). Penataan kawasan perdagangan dan jasa ;

4). Penataan kawasan terminal antar kota/transportasi darat ; 5). Penataan ruang terbuka hijau. (hutan kota, taman dsb). 6). Penataan dan penyediaan air bersih dan listrik ;

e. Keseimbangan dinamika ekonomi regional melalui penanganan keseimbangan dan interdependensi sistem perkotaan dan pedesaan untuk menjaga mutu lingkungan hidup dan ketersediaan sumber daya alam. Pemilihan lokasi pusat pertumbuhan dan pembentukan jejaring pusat pertumbuhan secara hirarkis tercermin dari penetapan zonasi atau satuan

(4)

wilayah pembangunan yang terstruktur yang tergambar mata rantai pembangunan berbasis pemanfaatan alam (sector primer) sebagai hinterland dan daerah yang menjadi pemanfaat (‘konsumen’ atau sektor sekunder dan tersier).

4.4. Isu di Bidang Pemerintahan

Isu di bidang Pemerintahan sebagai daerah pemekaran baru adalah kurangnya sumber daya aparatur yang berkualitas, terbatasnya sarana dan prasarana pemerintahan serta belum optimalnya penataan kelembagaan dan sistem pemerintahan (capacity building). Pengembangan lebih maksimal dalam menerapkan sistem good governance dan pelayanan publik prima, sehingga terwujud pemerintahan yang responsif, kreatif, inovatif, memiliki dedikasi terhadap pekerjaan, bertanggung jawab, serta mengutamakan kepentingan masyarakat..

Penetapan lokasi pembangunan pusat pemerintahan yang akan menentukan arah perkembangan Kabupaten Kubu Raya ke depan, tentunya penetapan lokasi ini diharapkan memperhatikan aspek-aspek antara lain:

a. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten ;

b. Arah Strategis Pengembangan Ibukota Kabupaten dan Kecamatan ; c. Interdependensi Antar Wilayah dan Kawasan Khusus ;

d. Kondisi fisiografis wilayah rencana lokasi pusat pemerintahan mengingat kondisi wilayah Kabupaten Kubu Raya yang didominasi oleh daerah rawa gambut ;

e. Implikasi Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) ; f. Implikasi perkembangan Pontianak Metropolitan Area.

Isu bidang Pemerintahan lainnya adalah Pembangunan Desa Mandiri, paradigma pembangunan lama menempatkan desa hanya sebagai sub struktur dari pemerintahan desa dan pusat pembangunan hanya berpusat di Ibukota Pemerintahan. Paradigma tersebut harus dirubah dengan menjadi desa sebagai stakeholder utama pembangunan daerah, karena sebagian besar masyarakat di

(5)

desa, untuk itu kebijakan harus berorientasi untuk pembangunan desa yang mandiri.

4.5. Isu di Bidang Lingkungan Hidup

Jasa lingkungan dan sumber daya alam dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat dengan tetap memperhatikan kelestarian fungsi lingkungan hidup. Sumber daya alam memiliki peran ganda, yaitu sebagai modal pertumbuhan ekonomi (resource based economy) dan sekaligus sebagai penopang sistem kehidupan (life support system). Hal ini sangat tepat bagi Kabupaten Kubu Raya yang lingkungan fisik alaminya merupakan bentang alam dataran rendah dan delta yang tertutup oleh sabuk mangrove dan lapisan tanah gambut.

Perlunya memahami, merespon isu-isu lingkungan hidup, dan menetapkan program kepentingan pemeliharaan dan peningkatan kualitas lingkungan hidup dengan mengakomodir sistem keberlanjutan dan menjaga konsistensi kebijakan, rencana dan program dengan Rencana Tata Ruang Wilayah, maupun implikasi keterkaitan sistemik kebijakan pembangunan lainnya hingga terintegrasi dalam pembangunan berkelanjutan.

Beberapa indikasi berkaitan dengan isu lingkungan hidup yang perlu menjadi perhatian antara lain :

a. Adanya kecenderungan investasi/ekspansi perkebunan dalam skala luas yang sangat potensial untuk merubah fungsi lahan dan juga struktur serta kandungan fisik tanah. Pada umumnya tanah didominasi oleh jenis organosol/tanah gambut. Implikasi Pengembangan pertanian dan perkebunan terhadap ekosistem gambut dan ekosistem mangrove akan mengakibatkan perubahan struktur tanah dan keseimbangan air tanah.

b. Rencana pengembangan tata ruang dan prasarana wilayah akan menimbulkan implikasi terhadap ketersediaan tanah dan perubahan/alih fungsi lahan.

(6)

c. Implikasi pengembangan Kota Pusat Pemerintahan akan mendorong perubahan penggunaan tanah dan berpotensi terjadinya konflik penggunaan tanah.

d. Rencana pengembangan Kota Terpadu Mandiri Rasau Jaya berikut kegiatan ekspansi pertanian yang progresif akan menimbulkan implikasi penting terhadap lingkungan fisik Kimia, hayati, sosial ekonomi, dan sosial budaya. e. Pembangunan fisik dan peningkatan aktifitas perkotaan (Ibukota Kabupaten

/Pusat pemerintahan), serta dampak dari perkembangan Pontianak Metropolitan Area, akan menimbulkan dampak kumulatif jangka panjang. f. Kebakaran hutan dan lahan yang masih sering terjadi, yang menimbulkan

dampak tidak hanya mengganggu aktivitas perekonomian, sosial dan kesehatan juga menjadi permasalahan nasional bahkan internasional.

g. Penebangan hutan, pembakaran ladang, perubahan penggunaan tanah akan mengakibatkan penurunan keaneka-ragaman hayati.

h. Adanya penetapan Kawasan Keselamatan Operasional Penerbangan (KKOP) Bandara Supadio akan memberikan batasan dalam penetapan tata ruang Kabupaten Kubu Raya.

Berkaitan dengan hal-hal tersebut di atas, maka ada beberapa isu bidang lingkungan hidup, antara lain :

a. Menurunnya luas dan kondisi hutan lindung ;

b. Kerusakan DAS Kapuas dan sistem sungai lain dalam wilayah Kabupaten Kubu Raya ;

c. Rusaknya habitat ekosistem pesisir, delta dan laut dangkal ;

d. Citra pertambangan rakyat yang merusak lingkungan (Pertambangan Emas Tanpa Izin (PETI) ;

e. Tingginya ancaman kerusakan keanekaragaman hayati (biodiversity) ;

f. Peningkatan bahan-bahan pencemar pada perairan umum (sungai, danau, parit, dan lain-lain) ;

g. Sistem pengelolaan hutan secara berkelanjutan belum dilaksanakan secara optimal ;

(7)

h. Lemahnya penegakan hukum terhadap pembalakan liar (illegal logging) dan penyeludupan kayu ;

i. Belum berkembangnya pemanfaatan hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan. Hasil hutan non kayu dan jasa lingkungan dari ekosistem hutan, seperti nilai hutan sebagai sumber air, keanekaragaman hayati, udara bersih, keseimbangan iklim, keindahan alam, dan kapasitas asimilasi lingkungan yang memiliki manfaat besar sebagai penyangga sistem kehidupan, dan memiliki potensi ekonomi, belum berkembang seperti yang diharapkan. Berdasarkan hasil penelitian, nilai jasa ekosistem hutan jauh lebih besar dari nilai produk kayunya ;

j. Potensi perairan laut belum didayagunakan secara optimal ; k. Pengelolaan pulau-pulau kecil belum dilaksanakan ;

l. Sistem mitigasi bencana alam belum dikembangkan ;

m. Masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk memelihara lingkungan hidup.

4.6. Isu di Bidang Sosial Budaya

Kabupaten Kubu Raya memiliki jumlah penduduk dan luas wilayah administrasi yang lebih besar dan luas dibandingkan dengan Kabupaten Pontianak (Kabupaten Induk). Heterogenitas masyarakatnya cukup beragam (multi etnis) dan unik, juga sebagai daerah penempatan transmigrasi dan eks kerusuhan sambas (relokasi pengungsi Sambas). Sebagai daerah yang terbuka disamping yang berpotensi pengembangan pengembangan wilayah dan perekonomian daerah, juga berpotensi konflik sosial (SARA). Isu bidang sosial budaya yang lain diantaranya :

a. Tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran ; b. Rendahnya tingkat pendidikan ;

c. Rendahnya derajad kesehatan masyarakat ;

(8)

Tabel 4.1

ANALISIS SWOT KABUPATEN KUBU RAYA

SWOT

Strengths (S):

1. Besarnya Jumlah Penduduk;

2. Tingginya heterogenitas masyarakat

3. Tersedianya SDM terdidik 4. Potensi SDA yang tinggi

5. Letak geografis yang strategis.

6. Terdapatnya Bandara Supadio.

7. Tersedianya Terminal Antar Negara (Internasional).

Weaknesess (W): 1. Masih terbatasnya PAD. 2. Rendahnya kualitas SDM. 3. Kondisi ekonomi masyarakat

masih rendah.

4. Pembangunan ekonomi yang belum merata

5. Kurangnya lapangan kerja 6. Iklim investasi belum

memadai.

7. Lambatnya pertumbuhan ekonomi daerah.

8. Masih banyaknya infrastruktur yang masih

belum tersedia.

9. Kondisi geografis yang luas dan masih terisolir.

10. Tingginya tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Opportunities (O):

1. APBN 20% untuk Pendidikan. 2. Program Pengembangan SDM

melalui bantuan/pembiayaan Luar Negeri.

3. Kebijakan pusat di bidang infrastruktur dan kebijakan lainnya yang berbasis daerah. 4. Kebijakan pusat terhadap

daerah pemekaran/perbatasan

5. Program pemeliharaan lingkungan dari LN yang berkelanjutan (sustainable environmental program).

S + O

1. Dengan besarnya penduduk Kabupaten Kubu Raya dan potensi SDA berupaya mengoptimalkan program kebijakan pusat di segala bidang.

2. Dengan SDM terdidik dan besarnya jumlah penduduk, berupaya mengoptimalkan bantuan/pembiayaan Luar Negeri di bidang pengembangan SDM dan pengelolaan SDA. W + O 1. Membangun perekonomian dan infrastruktur daerah dengan mengoptimalkan program pusat dan bantuan pembiayaan Luar Negeri. 2. Mengoptimalkan program

pusat mengenai pendidikan untuk mengatasi rendahnya SDM.

3. Mengoptimalkan program pusat dan bantuan pembiayaan Luar Negeri mengenai kesehatan guna mengatasi rendahnya infrastruktur di bidang kesehatan.

Threats (T):

1. Infiltrasi Budaya Negatif Global. 2. Pertumbuhan ekonomi melambat

baik nasional maupun internasional (krisis ekonomi global).

3. Situasi politik nasional yang belum pasti.

4. Tingginya Inflasi.

S + T

1. Dengan tersedianya SDM yang terdidik, potensi SDA yang tinggi dan letak geografis yang strategis berupaya mengatasi dampak krisis ekonomi dan menetralsisir masuknya

W + T

1. Mengoptimalkan sumber daya yang ada secara efesien dan efektif guna meminimalisir dampak krisis ekonomi global, tingginya inflasi serta mengawasi peredaran produk-produk Luar Negeri.

(9)

5. Perubahan iklim (Global warming).

6. Persaingan tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing.

7. Masuknya produk-produk luar negeri ke pasar lokal.

produk-produk Luar Negeri ke pasar lokal.

2. Dengan tersedianya SDM terdidik dan tingginya hoterogenitas yang tinggi berupaya mengelola kondisi politik dan ekonomi yang kondusif.

3. Dengan SDM terdidik dan tersedianya SDA yang tinggi berupaya mengembangkan sistem pembangunan yang berwawasan lingkungan. 4. Dengan SDM yang terdidik,

potensi SDA dan letak geografis yang strategis mengupayakan sinegisitas tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja asing.

2. Mencipatakan iklim investasi yang kondusif dalam memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha untuk meminimalisir dampak krisis ekonomi global.

3. Menciptakan tenaga kerja lokal yang handal dan berupaya mensinergikan dengan tenaga kerja asing. 4. Mengupayakan

pembangunan yang berwawasan lingkungan untuk mengatasi dampak kerusakan lingkungan.

5. Membangun jati diri masyarakat melalui pendidikan agama dan wawasan kebangsaan guna mengatasi dampak negative dari infiltrasi budaya global dan krisis moral.

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penyesuaian diri siswa “F” terhadap perubahan kondisi keluarga dapat ditingkatkan melalui proses konseling realitas yang

Soetomo Surabaya merupakan Rumah Sakit Kelas A, Rumah Sakit Pendidikan dan Rumah Sakit Rujukan tertinggi untuk wilayah Indonesia Bagian Timur dipandang perlu untuk meningkatkan

Untuk memastikan kondisi tersebut, maka ditambahkan stopping rule sehingga rule yang baru hanya dipenuhi oleh kasus yang bersesuaian dan tidak oleh kasus lainnya, kecuali bila

Sistem kemudian melakukan pembacaan terhadap seluruh file untuk mengambil data huruf Katakana, menyimpan hasil pembacaan dalam struktur data, dan kemudian melakukan

Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.26/KMK.017/1998 tanggal 28 Januari 1998 dinyatakan bahwa Pemerintah menjamin kewajiban bank meliputi giro,

(2) Hak dan kewajiban Karyawan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris berdasarkan kemampuan Perseroan Terbatas dan

#da bebera4a ma6am 6ara 4embuatan brem 4adat. Pada fermentasi ketan men9adi ta4e, berlangsung akti=itas en/im yang dikeluarkan oleh ka4ang dan khamir. !n/im tersebut

Didasarkan pada kenyataan bahwa seorang pegawai akan membutuhkan serangkaian pengetahuan, keahlian dan kemampuan yang berkembang untuk bekerja dengan baik dan suksesi posisi