• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP

PERILAKU KONSUMEN

THE IMPACT OF BEEF PRICE INCREASE TO CONSUMER BEHAVIOR Anggra Risha Frandhika

Universitas Padjadjaran

Fakultas Peternakan UNPAD Tahun 2015 e-mail : anggra299@gmail.com

DAMPAK KENAIKAN HARGA DAGING SAPI TERHADAP PERILAKU KONSUMEN

(Studi Kasus di Pasar Induk Kabupaten Cianjur)

Anggra Risha Frandhika ABSTRAK

Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014 di Pasar Induk Cianjur. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme kenaikan harga daging sapi dan perilaku konsumen sebagai dampak dari kenaikan harga daging sapi pada Tahun 2014. Objek yang diamati dalam penelitian ini adalah perilaku konsumen, subjek yang diamati dalam penelitian adalah pedagang daging sapi dan konsumen daging sapi yang membeli daging sapi di Pasar Induk Cianjur. Penelitian ini dilakukan dengan metode studi kasus kepada 7 orang pedagang daging sapi dan 7 orang konsumen yang membeli daging di Pasar Induk Cianjur. Operasional variabel yaitu mekanisme kenaikan harga daging sapi dan perilaku konsumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kenaikan harga daging sapi di Pasar Induk Cianjur berkaitan dengan 3 unsur yaitu sebagai akibat dari pembatasan kuota daging sapi impor, harga sapi lokal yang meningkat dan peringatan hari besar islam, sehingga harga daging di Kabupaten Cianjur naik.. Dampak kenaikan harga daging sapi terhadap perilaku konsumen bervariasi, diantaranya ada yang membeli dalam juamlah yang tetap sebelum dan sesudah kenaikan harga, ada yang mengurangi kuantitas pembeliannya dan ada juga yang beralih mengkonsumsi daging ayam.

(2)

THE IMPACT OF BEEF PRICE INCREASE TO CONSUMER BEHAVIOR (Case Studies in Pasar Induk Cianjur)

Risha Anggra Frandhika ABSTRACT

The study was conducted on Mei 2014. This study aims to determine the mechanism of the increase in the price of meat and consumer behavior as a result of the increase in the price of beef in 2014. Object that were observed in this study in consumer behavior, Subject which were observed in this study is the merchant of beef and beef consumers who buy beef in Pasar Induk Cianjur. This study was conducted using case studies to seven trade beef and seven the consumers who buy meat at Pasar Induk Cianjur. Operational variables are the mechanism beef prices rise and consumer behavior. The result showed that the increase in the price of beef in the wholesale market with regard to the three elements, namely as a result of quota restrictions on beef imports, local cattle prices which increased and Islamic holidays coming, so that the price of beef in Cianjur district increased. The impact of rising beef prices on consumer behavior are varies, among them there were bought in a fixed amount before and after the price increase, there are reducing the quantity of purchase and some are turning to chinken.

(3)

PENDAHULUAN

Keberadaan peternakan sapi potong di Indonesia sekarang ini mulai banyak dan cukup berkembang, tetapi untuk kebutuhan daging konsumsi di negara sendiri masih belum mencukupi terbukti dengan adanya daging impor dari negara-negara lain seperti Australia, Swiss dan Selandia Baru. Setiap tahunnya untuk konsumsi daging sapi cenderung meningkat seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk. Dengan adanya program pemerintah mengenai swasembada daging sapi Tahun 2014 diharapkan bisa memenuhi dan mencukupi kebutuhan daging sapi di Indonesia, karena untuk mencapai swasembada daging sapi Tahun 2014 kebutuhan impor daging sapi sebesar 10-15 persen sedangkan ketersediaan daging sapi Nasional masih mengalami kekurangan yang ditutup melalui impor sekitar 85-90 persen dari total kebutuhan daging sapi nasional (Direktorat Jenderal Peternakan, 2010). Hal ini tentunya menjadi tugas pemerintah untuk menemukan solusi yang tepat agar kebutuhan daging di negara Indonesia ini dapat terpenuhi tanpa adanya campur tangan negara lain.

Daerah Cianjur pada Tahun 2012 “Kebutuhan konsumsi daging sapi hampir sebesar 515.542,51 kilogram baru terpenuhi sekitar 70%. Untuk menutupi kekurangan sebesar 30% masih mengandalkan pasokan dari luar daerah. (Kepala Seksi Kesehatan Hewan, Agung Rianto, 2013).

“Diperkirakan jumlah kebutuhan daging sapi Tahun 2013 mancapai 500 ribu ton naik dari kebutuhan daging sapi Tahun 2012 yaitu sekitar 484 ribu ton, hasil ini dihitung dari jumlah penduduk Indonesia dan rata-rata konsumsi daging sapi sekitar 2,2 kilogram per kapita per tahun”. (Menteri Pertanian, Suswono, 2014).

Dilihat dari kebutuhan daging sapi yang masih belum tercukupi Pemerintah seharusnya membuat ataupun memperbaiki program yang telah ada sehingga dapat memberikan manfaat untuk mengembangkan peternak sapi potong di Indonesia. Untuk mencapai sasaran tersebut berbagai program dilakukan oleh pemerintah yang bertujuan untuk meningkatkan populasi

(4)

sapi lokal sebagai sumber utama daging sapi. Program tersebut diantaranya adalah: (1) pengurangan pemotongan sapi lokal betina produktif dan (2) memperluas jangkauan program kawin silang sapi betina lokal dengan inseminasi buatan (Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan, 2010c).

Daerah Cianjur khususnya di Pasar Induk harga daging sapi sudah mencapai harga Rp.90.000/Kg pada Tahun 2013. “Harga ini jauh meningkat dari tahun-tahun sebelumnya yang pada Tahun 2012 harga daging sapi Rp.76.000-80.000/Kg, sedangkan untuk Tahun 2011 harga daging sapi hanya mencapai harga Rp.60.000/Kg, dan pada Tahun 2010 harganya berkisar Rp.55.000/Kg”. (Kepala Pusat Pelayanan Pasar Induk Cianjur, 2013).

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kenaikan harga daging sapi, pedagang sapi menduga bahwa para pengusaha peternakan sapi potong yang sengaja menyimpan cadangan sapi hidup mereka sehingga terjadi kelangkaan dan melonjaknya harga daging sapi. Sementara para pengusaha khususnya para importir sapi menduga hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah yang menurunkan jumlah kuota impor daging sapi. Sedangkan peternak lokal belum mampu mengantisipasi permintaan pasar, selain itu juga ada dugaan justru adanya permainan harga yang dilakukan oleh para importir daging sapi.

Kenaikan harga yang melambung tinggi berpengaruh kepada keputusan pembelian konsumen terhadap daging sapi. Bagi sebagian konsumen yang memiliki daya beli tinggi pada daging sapi mungkin tidak terlalu berpengaruh, tetapi untuk konsumen yang memiliki daya beli rendah terhadap daging sapi akan membuat konsumen berpikir kembali untuk membeli daging sapi yang mahal. Beberapa konsumen akan mengambil tindakan apakah akan mengurangi konsumsi daging sapi atau bahkan berpindah pada produk lain yaitu daging ayam atau daging kambing yang memiliki harga lebih murah dibandingkan harga daging sapi.

(5)

Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang dampak kenaikan harga daging sapi terhadap perilaku konsumen. Hal ini karena setiap individu memiliki karakter tersendiri dalam berperilaku mengkonsumsi daging sapi, sehingga hal ini perlu untuk diteliti.

OBJEK DAN SUBJEK METODE PENELITIAN

Objek dalam penelitian ini yaitu perilaku konsumen daging sapi terhadap kenaikan harga daging sapi, dan subjek penelitian ini yaitu pedagang daging sapi di Pasar Induk Cianjur dan konsumen daging sapi yang ada di daerah Kabupaten Cianjur.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Studi kasus adalah penelitian yang dilakukan secara intensif, terperinci, dan mendalam terhadap suatu organisme, lembaga atau gerak tertentu ditinjau dari wilayahnya, maka penelitian studi kasus hanya meliputi daerah atau subjek yang sangat sempit. Hasil penelitian studi kasus berorientasikan kepada pemaknaan (Meaning) tentang rasa kehidupan dan pengalaman serta strukturnya akan mendeskripsikan proses dan pemaknaan serta pemahaman yang berkelanjutan, (Munandar, 2004).

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdiri atas data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh langsung dari setiap keluarga atau konsumen yang tinggal di daerah Kabupaten Cianjur dan pedagang daging sapi di Pasar Induk Cianjur melalui teknik wawancara mendalam (indepth interview) dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah dipersiapkan. Data sekunder diperoleh dari hasil studi literatur serta dari berbagai instansi terkait yang mendukung pada penelitian ini.

Informan dalam penelitian ini meliputi konsumen daging sapi dan pedagang daging

sapi yang ada di Pasar Induk Cianjur. Jumlah informan yang diambil dalam penelitian ini

(6)

yang digunakan apabila anggota sampel dipilih secara khusus berdasarkan tujuan

penelitiannya (Usman dan Akbar, 1996). Informan yang diambil yaitu tujuh orang pedagang

daging sapi yang berjualan di Pasar Induk Cianjur dan tujuh orang konsumen daging sapi

yang membeli daging sapi di Pasar Induk Cianjur.

MEKANISME KENAIKAN HARGA DAGING SAPI A. Ketersediaan Daging Sapi di Pasar

Banyaknya daging sapi yang disiapkan oleh pedagang untuk dijual. Jika harga daging sapi tinggi maka permintaan pun akan menurun. Sebaliknya, jika harga daging sapi di pasaran rendah maka permintaan pun akan naik. Indikator yang diamati meliputi:

1. Jumlah daging sapi yang dijual

Banyaknya daging sapi yang tersedia di setiap pedagang daging sapi yang ada di Pasar Induk Cianjur.

2. Jumlah daging sapi yang tersisa (tidak terjual)

Banyaknya jumlah daging sapi yang ada dan tidak terjual serta tersedia pada pedagang daging sapi.

B. Permintaan Daging Sapi di Pasar

Sesuai dengan teori supply demand menurut (Arsyad, 2008). Berikut beberapa

idikator yang mempengaruhi permintaan daging sapi:

1. Jumlah konsumen

Banyaknya konsumen yang membeli daging sapi kepada pedagang di Pasar Induk Cianjur.

2. Daya beli konsumen

Kemampuan setiap konsumen dalam melakukan kegiatan pembelian terhadap daging sapi di Pasar Induk Cianjur.

(7)

3. Kebiasaan dalam pembelian konsumen

Suatu kebiasaan dalam pembelian konsumen dalam membeli daging sapi di Pasar Induk Cianjur secara berkala atau tidak.

Dampak Kenaikkan Harga Daging Sapi Terhadap Perilaku Konsumen A. Fakor Internal Dampak Kenaikan Harga Daging Sapi

Faktor internal bersifat individual, faktor-faktor yang terdapat dari dalam individu

tersebut, indikator yang diamati meliputi : persepsi, belajar dan ingatan, gaya hidup,

sikap, motivasi dan kepribadian.

B. Faktor Eksternal Dampak Kenaikan Harga Daging Sapi

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi konsumen

sebelum mengambil keputusan dalam melakukan proses pembelian yang berasal dari

lingkungan, indikator yang diamati meliputi : budaya Konsumen, kelas Sosial,

demografi (status sosial ekonomi), kelompok Sosial dan keluarga.

C. Pengambilan Keputusan Konsumen

Pengambilan keputusan konsumen berupa tindakan sebagai akibat naiknya harga

daging sapi. Indikatornya yaitu: pengenalan masalah, pencarian informasi, Evaluasi

alternatif, keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mekanisme Kenaikan Harga Daging Sapi

Mekanisme kenaikan harga daging sapi di Pasar Induk Cianjur ditandai dengan naiknya

harga daging sapi pada awal Tahun 2012 hingga akhir Tahun 2013, kenaikan harga terjadi

secara signifikan terutama pada bulan Juli sampai dengan bulan Agustus menjelang bulan

(8)

ada saat dimana kebutuhan bahan pokok meningkat seiring dengan permintaan masyarakat

ataupun dengan meningkatnya jumlah penduduk.

Berikut Grafik kenaikan harga daging sapi di Kabupaten Cianjur:

Perbandingan Harga Daging Sapi di Cianjur Tahun 2013

Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur (2013).

Ketersediaan Daging Sapi di Pasaran

A. Jumlah Daging Sapi yang Dijual

Para pedagang daging sapi di Pasar Induk Cianjur menyediakan stok daging sapi

selama satu hari untuk dijual dan jika stok tersebut tidak habis terjual para pedagang tersebut

akan menyimpan sisa daging yang tidak terjual di dalam freezeer untuk dijual keesokan

harinya. Setiap pedagang daging yang ada di Pasar Induk Cianjur menstok daging sapi

bermacam-macam tergantung dari jenis dan kemampuan para pedagang. Untuk pedagang

daging sapi besar impor dan lokal bisa menjual daging sapi sebanyak hampir 3 Kwintal per

hari, sedangkan untuk pejual pengecer daging sapi lokal biasa menjual daging sapi sebanyak

30-50 kg per hari. 80000 90000 100000 110000 Janu ari Febru ari Mare t April Mei Juni Ju li Agus tus Sept embe r Okto ber Nove mbe r Dese mbe r Harga Daging Harga Daging

(9)

B. Jumlah Daging Sapi yang Tersisa

Pedagang yang berjualan di Pasar Induk Cianjur biasa menjual daging sapi dalam

kondisi yang masih segar, diantaranya memiliki tempat pemotongan sendiri dan setelah

melakukan pemotongan daging-daging tersebut langsung dijual di Pasar Induk Cianjur. Tidak

semua daging habis terjual dalam 1 hari, menurut informan jika sedang ramai maka daging

yang dijual hanya tersisa sedikit dan akan disimpan untuk dijual keesokan harinya. Daging

sapi yang tersisa berbeda-beda tergantung tingkat usaha setiap pedagang yang berjualan dan

jumlahnya tidak selalu sama, dalam sehari rata-rata pedagang daging sapi lokal menjual

daging sapi sebanyak ±30-50kg per hari, jika sedang sepi pengunjung hanya setengah dari

jumlah tersebut yang terjual. Sedangkan untuk pedagang besar daging sapi impor dan lokal

(10)

Tabel Data Supply Demand Daging Sapi (dalam ekor) Di Kabupaten Cianjur Tahun 2013

Sumber: Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Cianjur (2013) Uraian

Januari – Desember 2013

Pra

Ramadhan Lebaran Idul Adha Natal Total Regular (36 Hari) (7 Hari) (6 Hari ) (12 Hari) 61 Hari Ekor Ton Ekor Ton Ekor Ton Ekor Ton Ekor Ton Ekor Ton A.Supply (Penyediaan) – Sapi/Daging (Lokal Jawa Barat) 1. Sapi Potong/Daging 8.934 1.321 876 130 176 26 147 22 192 43 1.491 220 2. Sapi Perah Afkir/Daging 147 22 36 5 7 1 6 1 12 2 61 9 3. Kerbau/Daging 1.975 246 182 23 37 5 31 4 61 8 311 39 B. Demand (Konsumsi) 1. Sapi/Daging 7.240 1.071 730 108 147 22 123 19 3 36 1.003 185 2. Kerbau/Daging 1.095 137 110 14 22 3 19 2 37 5 188 23 C. Selisih 1. Sapi/Daging 1.694 250 146 22 29 4 24 3 289 7 488 36 1. Kerbau/Daging 880 110 72 9 15 2 12 1 24 3 `123 15

(11)

Permintaan Daging Sapi di Pasar

A. Jumlah Konsumen

Konsumen yang membeli daging ke pedagang daging sapi di Pasar Induk Cianjur setiap

harinya tidak tentu, tetapi untuk konsumen langganan seperti konsumen pemilik rumah

makan dan pedagang pengecer biasa membeli setiap hari berkisar 7-9orang.

B. Daya Beli Konsumen

Kebanyakan konsumen yang membeli daging sapi di Pasar Induk Cianjur membeli

daging dengan alasan yang berbeda-beda, jika konsumen pemilik rumah makan membeli

daging setiap harinya walaupun harga daging sapi naik karena mementingkan kepuasan

pelanggannya dan untuk konsumen rumah tangga membeli dengan alasan untuk acara-acara

keagamaan. Maka dari itu daya beli untuk informan rumah tangga yang telah berlangganan

dan informan rumah makan tidak terlalu berpengaruh pada pembelian daging sapi dengan

kenaikan harga yang terjadi. Sedangkan untuk konsumen rumah tangga biasa hanya membeli

daging sapi hanya jika ingin saja, dalam sebulan hanya satu atau dua kali mengkonsumsi

daging sapi.

C. Kebiasaan dalam Pembelian Daging Sapi oleh Konsumen

Informan yang membeli daging sapi di Pasar Induk Cianjur yaitu konsumen rumah

tangga atau konsumen antara yang menjual kembali daging sapi diantaranya pemilik rumah

makan yang ada di daerah kota Cianjur, untuk konsumen rumah tangga pembelian pada

daging sapi biasanya hanya dilakukan jika konsumen ingin mengkongsumsi daging sapi saja.

Tetapi beberapa diantara konsumen memang ada yang rutin membeli daging sapi 2 kali

dalam seminggu. Selain itu juga untuk keperluan acara-acara keluarga ataupun keagamaan.

Sedangkan konsumen pemilik rumah tangga membeli daging sapi secara berkala untuk

(12)

Dampak Kenaikan Harga Daging Sapi Terhadap Perilaku Konsumen Informan 1

Informan 1 bernama Ibu Yanti berusia 42 tahun. Informan memiliki usaha Rumah

Makan Padang dengan pengalaman berjualan selama 10 tahun. Informan membeli daging

sapi sebanyak 5kg dalam satu atau dua hari dengan harga per-kg Rp. 85.000,-/kg.

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah informan menyatakan ada faktor yang mempengaruhi

pembelian daging yaitu dari kelompok sosial dimana biasanya ada beberapa dari anggota

masyarakat yang membeli daging dari rumah makan yang informan kelola dengan tujuan

tertentu, seperti untuk memenuhi kebutuhan katering dan juga untuk acara-acara keagamaan

umat islam yang biasanya merupakan budaya masyarakat daerah tersebut.

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi yaitu, informan memiliki persepsi bahwa membeli daging

sapi dengan tujuan untuk diolah dan dijual kembali, dengan pengetahuan mengenai harga

daging sapi di pasar informan tetap membeli daging sapi karena untuk tetap melanjutkan

usahanya harus tetap membei daging sapi walaupun tidak setuju dengan kenaikan harga

daging sapi yang terjadi.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

terhadap kenaikan harga daging sapi adalah tetap membeli daging sapi untuk dijual kembali

dalam bentuk masakan dan menaikkan harga untuk setiap porsi daging sapi yang dijual, guna

mengimbangi harga daging sapi dan memaksimalkan keuntungan yang didapat.

Informan 2

Informan 2 bernama Bapak Iwan berusia 38 tahun. Informan memiliki usaha Rumah

(13)

sebanyak 8-10kg/hari di Pasar Induk Cianjur/Rumah Potong Hewan dengan jenis daging

yang biasa dibeli yaitu bagian Gandik.

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah tidak adanya faktor ekternal yang mempengaruhi

pembelian konsumen terhadap daging sapi, karena informan sudah mematok jumlah daging

sapi yang akan di beli antara 8-10kg/hari dan minimal 2kg/hari.

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi. Pada dasarnya Rumah Makan Ampera ini sudah mematok

jumlah daging yang dibeli dan bukan hanya olahan daging sapi yang dijual di rumah makan

tersebut, tidak ada faktor internal yang terlalu mempengaruhi pembelian daging sapi.

Walaupun harga daging sapi yang dibeli mengalami kenaian, akan tetapi untuk memenuhi

kebutuhan rumah makan informan tetap membelinya.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

terhadap kenaikan harga daging sapi adalah tetap membeli daging sapi dengan tujuan untuk

memenuhi kepuasan konsumen yang makan di rumah makan tersebut.

Informan 3

Informan 3 bernama Ibu Euis berusia 55 tahun. Informan merupakan konsumen

tetap/konsumen langganan yang sering membeli daging sapi ke pedagang daging sapi di

Pasar Induk Cianjur. Informan biasa membeli daging sapi 2-3 kali dalam satu minggu

sebanyak ½ kg.

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah keluarga, karena pada dasarnya informan membeli

daging sapi merupakan pembantu rumah tangga yang di tugaskan untuk membeli daging sapi

untuk kebutuhan konsumsi sehari-hari untuk keluarga tersebut. Pada dasarnya dalam satu

(14)

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi yaitu gaya hidup informan yang sudah terbiasa

mengkonsumsi daging sapi. Biasanya informan akan menyediakan hasil olahan dari daging

sapi untuk keluarga di setiap minggu, maka dari itu informan menjadi langganan pedagang

daging sapi di Pasar Induk Cianjur dan membeli daging sapi setiap minggunya.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

terhadap kenaikan harga daging sapi adalah informan tetap membeli daging sapi walaupun

dengan kenaikan harga daging yang terjadi, informan masih membeli daging sapi untuk

dikonsumsi hanya saja informan membeli daging lebih sedikit/lebih jarang jika harga daging

sudah mahal.

Informan 4

Informan 4 bernama Bapak Ucup berusia 42 Tahun. Informan merupakan konsumen

antara yang membeli daging sapi untuk dijual kembali. Dalam satu hari informan biasanya

membeli daging sapi sebanyak 55kg/hari.

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah tidak adanya faktor yang mempengaruhi kegiatan

pembelian konsumen pada daging sapi karena pada dasarnya informan membeli daging sapi

untuk dijual kembali.

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi yaitu informan mempunyai persepsi bahwa dengan naiknya

harga daging sapi akan tetap membelinya dan akan menjualnya dengan menaikkan harga

daging, sikap dari informan juga tidak setuju dengan naiknya harga daging karena

menyebabkan omset penjualannya menurun.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

(15)

dengan kenaikan harga daging yang terjadi dengan tujuan utama yaitu menjualnya kembali,

selain untuk dijual kembali biasanya informan sengaja membeli untuk kebutuhan sehari-hari.

Berdasarkan konsep Kotler (2001) mengenai tujuan yang ingin dicapai dalam penentuan

harga, beberapa tujuan yang dicapai informan untuk tetap berjualan dengan menaikkan harga

daging sapi diantaranya yang pertama adalah untuk bertahan hidup., berjualan daging sapi

merupakan mata pencaharian pokok informan.

Informan 5

Informan 5 bernama Bapak Dasep berusia 26 Tahun. Informan merupakan konsumen

antara yang menjual kembali daging sapi yang telah dibeli, biasanya informan mengambil

stok daging sapi dari bandar yang telah menjadi langganannya. Dalam satu hari informan

membeli daging sapi sebanyak 30-50 kg/hari dengan harga per-kg Rp. 85.000,-/kg.

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah tidak ada faktor ekternal yang mempengaruhi kegiatan

pembelian konsumen pada daging sapi walaupun harga daging sapi naik informan membeli

untuk dijual kembali.

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi yaitu sikap informan yang tidak setuju dengan naiknya harga

daging sapi. Naiknya harga daging sapi menyebabkan pembeli berkurang dan beralih ke

produk lain yang lebih murah, seperti daging ayam, sehingga mengalami kerugian karena

sepinya pembeli daging sapi yang informan jual tidak habis sementara Informan sudah

membeli daging sapi yang informan ambil dari bandar.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

terhadap kenaikan harga daging sapi adalah Informan tetapmembeli daging sapi karena

(16)

sapi yang informan beli pada bandar langgananny, informan menjualnya kembali dengan

harga yang lebih tinggi guna mendapatkan keuntungan.

Informan 6

Informan 6 bernama Bapak Ebah berusia 42 Tahun. Informan merupakan konsumen

rumah tangga dan biasa membeli daging sapi untuk keperluan pribadi atau untuk acara-acara

keluarga. Informan membeli daging sapi untuk dikonsumsi sebanyak 1/2kg untuk dikonsumsi

dan sebanyak 6kg untuk keperluan acara-acara keluarga.

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah gaya hidup informan yang biasanya membeli daging

sapi setiap minggunya, informan biasa membeli daging sapi untuk dikonsumsi. Budaya juga

mempengaruhi kegiatan pembelian konsumen pada daging sapi, karena dengan adanya acara

seperti hajatan ataupun pengajian informan membeli daging sapi untuk sajiannya.

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi yaitu sikap informan yang tidak setuju terhadap kenaikan

harga daging sapi. Naiknya harga daging sapi dianggap memberatkan konsumen khususnya

infoman karena naiknya harga daging sapi dianggap terlalu mahal yang tidak sesuai dengan

daya beli masyarakat.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

terhadap kenaikan harga daging sapi adalah tetap membeli daging sapi dengan alasan untuk

keperluan acara-acara keluarga seperti hajatan, tetapi untuk keperluan pribadi informan

membeli daging ayam sebagai pengganti untuk dikonsumsi.

Informan 7

Informan 7 bernama Bapak Wahyu berusia 46 Tahun. Informan memiliki usaha Rumah

Makan Ampera dengan pengalaman berjualan selama 2 tahun. Informan membeli daging sapi

(17)

Dari faktor eksternal, yaitu faktor dari luar/lingkungan yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi adalah tidak adanya faktor ekternal yang mempengaruhi

pembelian konsumen terhadap daging sapi, karena informan sudah mematok jumlah daging

sapi yang akan di beli antara 5-10kg/hari dan minimal 2kg/hari. Hanya saja informan akan

membeli daging sapi lebih banyak jika sedang ada hari libur, karena lebih banyak pengunjng

yang datang ke rumah makan tersebut.

Dari faktor internal, yaitu faktor dalam diri individu yang mempengaruhi pembelian

konsumen terhadap daging sapi. Pada dasarnya Rumah Makan Saung Aki Nini ini sudah

mematok jumlah daging yang dibeli dan bukan hanya olahan daging sapi yang dijual di

rumah makan tersebut, tidak ada faktor internal yang terlalu mempengaruhi pembelian daging

sapi. Walaupun harga daging sapi yang dibeli mengalami kenaian, akan tetapi untuk

memenuhi kebutuhan rumah makan informan tetap membelinya.

Pengambilan Keputusan Pembelian Konsumen, tindakan yang informan lakukan

terhadap kenaikan harga daging sapi adalah tetap membeli daging sapi dengan tujuan untuk

memenuhi kepuasan konsumen yang makan di rumah makan tersebut.

Kesimpulan

Mekanisme kenaikan harga daging sapi di Kabupaten Cianjur berkaitan dengan 3 unsur yaitu supply, demand dan peristiwa hari besar keagamaan. Kenaikan harga terjadi bersamaan dengan pembatasan kuota daging sapi impor, harga sapi local meningkat dan adanya peringatan hari besar islam yang secara otomatis terjadi peningkatan permintaan daging, sehingga harga daging di Kabupaten Cianjur naik.

Dampak kenaikan harga daging sapi terhadap perilaku konsumen bervariasi, diantarannya dalam pembelian daging sapi ada yang tetap membeli dengan jumlah yang sama sebelum dan sesudah kenaikan harga, ada yang mengurangi kuantitas pembeliannya dan ada juga yang beralih mengkonsumsi daging ayam

(18)

Daftar Pustaka

Az, Nasution. 2001. Hukum Perlindungan Konsumen Suatu Pengantar. Diadit. Media, Jakarta. 13.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 1998. Buku Statistik Peternakan. Direktorat Jenderal Peternakan dengan Asosiasi Obat Hewan, Jakarta.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010a. Pedoman Umum Program Swasembada Daging Sapi 2014. Jakarta : Direktorat Jenderal Peternakan Kementerian Pertanian.

Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2010c. Pedoman Teknis Kegiatan Operasional PSDS 2014. Jakarta : Direktorat Jenderal Peternakan, Kementan RI. Dwiastuti, R. A. Shinta. dan R, Isaskar. 2012. Ilmu Perilaku Konsumen. UB Press, Malang. Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran. Penerbit Airlangga, Jakarta.

Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran, PT. Prenhallindo, Jakarta.

_______. 2001. Manajemen Pemasaran. Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian, Edisi ke 9. Prenhalindo, Jakarta.

_______. 2002. Manajemen Pemasaran, Analisa perencanaan, Implementasi dan control, Edisi Kesembilan, Jilid 1 dan jilid 2, Jakarta.

Munandar, S. 2004. Disain Penelitian Pendekatan Kualitatif. Laboratorium Sosiologi Penyuluhan. Fapet Unpad, Sumedang.

Usman, Husaini dan Purnomo, Setiady. Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial. Edisi Kedua. Bumi Aksara, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Quantum Teaching adalah usaha maksimal yang dilakukan oleh warga belajar untuk meningkatkan pengalaman dan

Berdasarkan wawancara yang saya lakukan terhadap 10 orang, didapati dari 7 mahasiswa yang memiliki pengetahuan yang cukup mengenai investasi pasar modal, 4 orang memiliki minat

Gambar 2.2 DFD Leve menjelaskan tentang proses melakukan kegiatan input data taksiran data gadai yang akan database dan kemudian mela transaksi pembayaran dan melewati

Industri Agro Azahra pada tahun-tahun sebelumnya hanya mempunyai satu jenis kemasan produk bawang goreng. Namun, dikarenakan permintaan terhadap produk bawang goreng semakin

Menurut Ronald (1998:71), rumah bagi keluarga Jawa mempunyai nilai tersendiri, yaitu sebagai suatu bentuk pengakuan umum bahwa keluarga tersebut telah mantap

membantu dalam hal ekonomi. selain itu dengan metode kedok Pemilik dan penggaap mempunyai hak dan kewajiban yang berbeda. Pemilik mempunyai hak diantaranya adalah

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara persepsi lansia tentang peran kader dengan intensitas kunjungan ke posyandu lansia di Dusun

Bahwa dalam pasal 87 ayat (1) menyebutkan, setiap penanggung jawab usaha/atau kegiatan yang melakukan perbuatan melanggar hukum berupa pencemaran dan/atau perusakan